BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Perlindungan hak-hak konsumen terhadap pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan bagian dari perangkat kerja sistem sosial. Fungsi

  sistem sosial ini adalah untuk mengintegrasikan kepentingan anggota masyarakat sehingga tercipta suatu keadaan tertib. Bahwa tujuan pokok hukum adalah menciptakan suatu tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Disamping itu, menurut Soejono sebagaimana yang dikutip oleh Ishaq dalam buku Dasar-dasar Ilmu Hukum, menyatakan bahwa hukum diadakan atau dibentuk dengan membawa misi tertentu, yaitu keinsafan masyarakat yang dituangkan dalam hukum sebagai sarana pengendali dan pengubah agar terciptanya kedamaian, ketentraman serta kesejahteraan masyarakat.

  Fungsi hukum menurut Muchtar Kusumaatmadja, seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto, yakni sebagai berikut:

  ”Di Indonesia fungsi hukum di dalam pembangunan sebagai sarana pembangunan masyarakat. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa ketertiban dalam pembanguanan merupakan suatu yg dianggap penting dan sangat diperlukan. Di samping itu, hukum sebagai tata kaedah dapat berfungsi untuk menyalurkan arah kegiatan warga masyarakat ke tujuan yang dikehendaki oleh perubahan tersebut. Sudah tentu bahwa fungsi hukum dia atas seyogyanya dilakukan, disamping fungsi hukum sebagai sistem pengendali sosial.” Bahwa Indonesia sebagai negara hukum, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, guna membentuk suatu Pemerintahan

  Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta dalam usaha melaksanakan ketertiban dunia dengan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial disusunlah suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia yang berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial yang menjadi landasan guna terciptanya sebuah negara hukum diantaranya meliputi pembangunan nasional di segala bidang, bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat di semua bidang baik materiil maupun spirituil. Oleh karenanya pembangunan mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat dan untuk seluruh masyarakat dimanapun ia berada, maka sebagai negara yang taat hukum, pembangunan negara Indonesia meliputi setiap sektor-sektor yang pada hakikatnya harus dilaksanakan secara serempak, serasi dan penuh keseimbangan guna mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.

  Terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan dasar (basic needs) manusia dapat dijadikan tolok ukur terhadap tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Abraham H. Maslow sebagaimana dikutip oleh T. Sumartono Nugroho memberikan rincian mengenai apa yang menjadi kebutuhan dasar manusia yang meliputi : a.

  Kebutuhan Fisik; b.

  Kebutuhan rasa aman; c. Kebutuhan akan rasa kasih sayang; d.

  Kebutuhan penghargaan; e. Kebutuhan mengaktualisasi diri dan bertumbuh (T. Sumartono Nugroho,

  1982:6 ) Tanpa mengurangi arti penting kebutuhan dasar lainnya, kebutuhan fisik adalah kebutuhan paling utama diantara kebutuhan lainnya. Hal-hal yang tergolong kebutuhan fisik antara lain udara, air, makan, pakaian, tempat tinggal, listrik. Udara dan air contohnya, merupakan fluida atau zat alir ini sangat vital bagi kehidupan manusia, tetapi nilai vitalnya menjadi berbeda karena udara yang tersedia di muka bumi ini hampir tak terbatas menopang kehidupan di bumi.

  Akan halnya air, ketersediannya di planet bumi ini sejumlah 40 juta mil kubik yang tersebar di permukaan bumi maupun di perut bumi ternyata hanya 0,5% atau 0,2 juta mil kubik yang secara langsung dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Selebihnya 97% berupa air laut/ air yang berkadar garam tinggi dan 2,5% berbentuk salju dan es abadi (Unus Suriawira, 1996 : 4)

  Manusia sabagai insan yang sangat bergantung pada air. Begitu pentingnya air dalam kehidupan manusia, maka tanpa air hidup manusia hanya bertahan dalam beberapa hari saja. Karena manusia sebagai makhluk hidup, demi keberlangsungan hidupnya membutuhkan air. Zat cair yang bukan hasil rekayasa manusia ini merupakan anugerah Tuhan, maka dapat dikatakan air sebagai ”milik bersama” bagi umat manusia di dunia. Sebagai konsekuensinya manusia dpat memanfaatkan tetapi tidak dapat memiliki.

  Dewasa ini pemerintah Indonesia dalam konteks kebijakan tentang air sudah digagas oleh pendiri negara ini. Sebagai suatu kebijakan, hal itu didasarkan pada kebaikan publik yang berupa nilai-nilai keamanan, ketertiban, keadilan, kebebasan dan kesejahteraan. Hasil formulasi dari gagasan ini adalah disahkannya UUD 1945, pada ketentuan Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi: ”Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” dalam rangka amandemen ke-4 terhadap UUD 1945 ini ditambahkan pada ayat ke (5) bahwa ”ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.” dari ketentuan di atas sudah jelas bahwa di sini negara adalah sebagai penguasa. Arti hak menguasai negara atas air ini dirinci lebih lanjut dalam Pasal 3 UU No. 11/ 1974 yang meliputi: a.

  Mengelola serta mengambangkan kemanfaatan air dan atau sumber-sumber air: b.

  Menyusun, mengesahkan, dan atau memberikan izin berdasarkan perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan tata pengairan: c.

  Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan, penggunaan, penyediaan air, dan atau sumber air: d.

  Mengatur, mengesahkan, dan atau memberi izin pengusahaan air, dan atau sumber-sumber air: e.

  Menentukan dan mengatur perbuatan-perbuatan hukum dan hubungan- hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum yang terkait dengan air dan sumber-sumber air.

  Sehubungan dengan hak menguasai oleh negara, negara (pemerintah) mempunyai wewenang dan tanggung jawab meliputi antara lain: a.

  Menetapkan kebijakan nasional Sumber Daya Air: b.

  Menetapkan rencana, pola, pengelolaan, Sumber Daya Air dan melaksanakan pola pengelolaan Sumber Daya Air; c.

  Menetapkan, mengelola kawasan lindung Sumber Daya Air; d.

  Mengatur, menetapkan penyediaan, peruntukkan, penggunaan dan pengusahaan Sumber Daya Air; e.

  Membentuk Dewan Nasional Sumber Daya Air; f. Memfasilitasi penyelesaian sengketa Sumber Daya Air antar propinsi; g.

  Menetapkan norma, standard, criteria dan pedoman pengelolaan Sumber Daya Air; h. Menjaga efektifitas, efisiensi, kualitas ketertiban pengelolaan Sumber Daya

  Air; i. Memberi bantuan teknis dalam pengelolaan Sumber aya Air kepada pemerintah bawahan.

  Dalam rangka diberlakukannya otonomi daerah dewasa ini, pemerintah melihat sisi urgensi air yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia guna tercipta suatu manajemen (pengelolaan) yang baik dalam hal pengelolaan sumber daya air kepada Pemerintah Daerah. Bentuk BUMD yang memiliki wewenang mengelola sumber daya air yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dilihat banyaknya potensi yang dapat dikembangkan sehingga menjadi tambahan pendapatan daerah apabila sumber daya air itu sendiri dapat dikelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini adalah PDAM. Peranan PDAM sangatlah penting terhadap pelayanan kebutuhan air minum konsumen PDAM terutama pada masyarakat perkotaan dimana adanya air minnum yang memenuhi standard kualitas air minum sudah sangat langka.

  Adanya kebutuhan air minum para konsumen PDAM, konsumen itu sendiri mempunyai hak-hak sebagai berikut: a.

  Mendapat perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif dalam memperoleh kebutuhan air untuk hidupnya; b.

  Memperoleh perlindungan hukum yang memadai; c. Membentuk perserikatan kepentingan yakni perserikatan pemakai air; d.

  Ikut terlibat dalm formulasi dan evaluasi atas kebijakan pengelolaan Sumber Daya Air; e. Memelihara dan mempertahankan keberadaan masyarakat hukum dan nilai- nilai kearifannya;

  Akan tetapi dalam praktek di lapangan, masih banyak ditemukan pelanggaran hak-hak konsumen PDAM. Pelanggaran tersebut antara lain sulitnya mendapatkan air yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan lain sebagainya. Hal ini dialami oleh Bapak Sarwoko yang beralamat di Jalan Tejosari Nomor 3 Serengan, Surakarta. Selain itu, konsumen juga mengeluhkan pembengkakan rekening air yang diakibatkan oleh kesalahan petugas pembaca stand meter air maupun karena ketidakvalidan stan meter air. Kerugian yang diderita pada umumnya relatif kecil secara nominal. Akan tetapi hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja mengingat bahwa kerugian semacam seluruh kerugian yang ditanggung masyarakat konsumen PDAM menjadi tidak sedikit. Dengan demikian hal ini patut mendapatkan perhatian khusus serta penanganan yang serius, guna menanggulangi kejadian-kejadian yang serupa kelak nantinya.

  Beberapa pelanggaran yang sampai saat ini masih terjadi di dalam pelayanan atas hak-hak konsumen PDAM, pada akhirnya menimbulkan kerugian yang dialami masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen sebagai pihak yang lemah dalam suatu kegiatan usaha perlu mendapatkan perhatian khusus, oleh karenanya merupakan suatu keharusan dibentuk peraturan yang berisi mengenai perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen dengan harapan dapat meminimalisir kerugian yang sering dialami oleh konsumen.

  Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi para konsumen yang dalam hal ini adalah konsumen PDAM untuk menuntut tanggung jawab pelaku usaha (PDAM) yang melakukan pelanggaran terhadap kepentingan mereka selaku konsumen. Atas pelanggaran-pelanggaran yang merugikan konsumen maka UU Perlindungan Konsumen mengatur mengenai prosedur hukum yang dapat ditempuh. Hal ini tentu saja dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan hukum dari pemerintah kepada konsumen dan untuk menindak para pelaku usaha khususnya PDAM yang tidak mengindahkan kepentingan-kepentingan konsumen atau secara nyata telah merugikan konsumen PDAM.

  Menilik dari wacana di atas, melalui penelitian dengan judul

  

”PERLINDUNGAN HAK-HAK KONSUMEN TERHADAP

PELAYANAN PDAM KABUPATEN KLATEN”, penulis mencoba

  mengangkat wacana ini sebagai penulisan hukum.

B. Perumusan Masalah

  Agar tujuan penelitian dapat tercapai dan permasalahan yang dibahas akan diteliti dan dibahas. Adapun penelitian ini berdasarkan perumusan masalah sebagai berikut :

  a.

   Bagaimanakah bentuk atau tindakan PDAM Kabupaten Klaten dalam

  memenuhi kewajibannya sebagai pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ? b.

   Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan PDAM Kabupaten

  Klaten dalam rangka pemenuhan perlindungan terhadap hak-hak konsumen, baik itu faktor pendukung maupun faktor penghambat ?

C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Obyektif a.

  Untuk mengetahui bentuk-bentuk atau tindakan PDAM Kabupaten Klaten dalam memberikan pelayanan yang baik sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

  b.

  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan PDAM Kabupaten Klaten dalam rangka pemenuhan perlindungan terhadap hak-hak konsumen.

  2. Tujuan Subyektif a.

  Untuk memperoleh data yang lebih lengkap sebagai bahan utama dalam penyusunan penulisan hukum (skripsi) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  b.

  Untuk mengembangkan pengetahuan yang didapat penulis selama kuliah dan memperdalam pengetahuan penulis mengenai Hukum Administrasi Negara yang berhubungan dengan Hukum Perlindungan Konsumen.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a.

  Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian.

  b.

  Untuk membandingkan kebenaran pengetahuan yang diperoleh di lapangan sehingga mengetahui perbedaan dan persamaan yang jelas antara teori yang ada dengan praktek pelaksanaannya yang selanjutnya dapat dikemdikembangkan guna memperoleh pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi usaha perlindungan konsumen pemakai jasa Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Klaten.

  2. Manfaat Praktis a.

  Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam usaha pelaksanaan perlindungan konsumen atas pelayanan yang dilakukan oleh PDAM kabupaten Klaten.

  b.

  Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak PDAM Kabupaten Klaten sebagai pelaku usaha dalam pelaksanaan upaya perlindungan konsumen dalam rangka memberikan pelayanan jasa air minum daerah bagi konsumen.

E. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Sesuai dengan judul dan permasalahan yang akan diteliti maka penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan Normatif yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif (Jhonny Ibrahim, 2008:295)

  Hal ini sesuai dengan pandangan Soerjono Soekanto bahwa penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data hukum kepustakaan.penelitian hukum normatif atau kepustakaan tersebut mencakup: 1)

  Penelitian terhadap asas- asas hukum 2)

  Penelitian terhadap sistematik hukum 3) penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal 4)

  Penelitian terhadap perbandingan hukum 5)

  Penelitian terhadap sejarah hukum (Soerjono Soekanto 2001:13-14)

  2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang mendasari dalam tulisan ini, menurut penulis termasuk dalam penelitian Preskriptif atau terapan. Hal tersebut merujuk pada teori Peter Mahmud Marzuki, yakni ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai preskriptif,ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai- nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam aturan hukum. (Peter Mahmud Marzuki, 2006: 41)

  Dalam penelitian ini akan mengulas lebih jauh mengenai sejauh mana perlindungan hukum yang diberikan oleh PDAM atas hak-hak konsumen, berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

  3. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Perundang- undangan. Suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian (Jhonny Ibrahim, 2008: 302-303)

  Untuk itu menurut Haryono sebagaimana dikutip oleh Jhonny Ibrahim, penelitian harus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1)

  Comprehensive artinya norma-norma hukum yang ada di dalamnya terkait antara satu dengan yang lain secara logis. 2)

  All-inclusive bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada, sehingga tidak akan ada kekurangan hukum. 3) Systematic bahwa disamping bertautan satu dengan yang lain, norma- norma hukum tersebut juga tersusun secara hierarkis

  4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditetapkan dengan tujuan agar ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti lebih sempit dan terfokus, sehingga yang dilakukan lebih terarah

  Penenlitian ini mengambil lokasi di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Klaten dengan mengingat bahwa PDAM Kabupaten Klaten sebagai peraih penghargaan atas manajemen terbaek seIndonesia. Oleh karenanya diharapkan lokasi tersebut dapat merepresentasikan pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun yang mendorong untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah: a. Alasan Teoritis

  1) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam mengelola penyediaan air minum bagi para konsumen pelanggan air minum berdasarkan peraturan daerah (PERDA)

  2) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan badan hukum perdata terhadap konsumen berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkannya. 3)

  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dapat memberikan data dan informasi yang akurat berkaitan dengan masalah perlindungan terhadap konsumen Pelanggan Air Minum.

  b.

  Alasan Praktis 1)

  Keluhan dan konsumen Pelanggan Air Minum sangat jarang sekali. 2) PDAM Klaten telah meraih beberapa penghargaan diantaranya sebagai Perusahaan Daerah Air Minum terbaek se Indonesia dalam lingkungan PDAM sedang.

  5. Jenis Data Secara umum data diartikan sebagai fakta atau keterangan dari suatu obyek yang akan diteliti yang berupa satu atau lebih dari fakta dapat berupa gejala atau keterangan baik yang lisan maupun tulisan yang dapat mendukung untuk memberikan gambaran mengenai suatu obyek tertentu.

  Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli, yang memuat informasi atau data tersebut. Data sekunder ini mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku literatur lainnya, surat kabar, peraturan perundang-undangan dan internet.

  6. Sumber Data Sumber data merupakan tempat dimana, dapat ditemukannya data-data untuk menjawab dari obyek penelitian. Sumber data dari penelitian ini adalah:

  Sumber Data Sekunder

  Dalam penelitian ini, sumber data sekunder adalah sejumlah data-data keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung melalui studi pustaka yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber data sekunder dibidang hukum dapat diperoleh dari bahan-bahan hukum yang dibedakan menjadi: 1)

  Bahan Hukum Primer Merupakan bahan hukum yang utama dalam penelitian ini meliputi:

  a) Peraturan dasar UUD 1945

  b) Undang-undang Nomor Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

  2) Bahan Hukum Sekunder

  Merupakan bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu memahami dan menganalisa bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder meliputi:

  a) Buku-buku ilmiah di bidang hukum

  b) Makalah dan hasil-hasil karya ilmiah para sarjana

  3) Bahan Hukum Tersier

  Merupakan bahan hukum yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier dalam penelitian ini meliputi:

  a) Surat Kabar

  b) Internet

  7. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian data ini, digunakan teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan atau dokumentasi. Studi dokumentasi ini sebagai metode pengumpulan data yang utama dan dokumen-dokumen tersebut diharapkan dapat menjadi nara sumber yang dapat memecahkan permasalahan penelitian. Di dalam melakukan metode dokumentasi, penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol (Arikunto, 1998: 149-150).

  8. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, akan dianalisis dengan logika deduktif.

  Menurut Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapat Philipus M. Hadjon menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis mayor (pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (bersifat khusus), dari kedua premis itu ditarik suatu kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2008:47). Pada logika silogistik untuk penalaran hukum yang bersifat premis mayor adalah aturan hukum sedangkan premis minornya adalah fakta hukum. Sedangakan menurut Jhonny Ibrahim, yang mengutip pendapat Bernard Arief Shiharta,logika deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (Jhonny Ibrahim, 2008:249)

  Dalam hal ini, data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan melakukan inventarisasi sekaligus mengkaji dari penelitian studi kepustakaan aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen yang dapat membantu menafsirkan norma terkait, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari data yang diolah, sehingga pada akhirnya dapat diketahui sebarapa jauh PDAM menerapkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, dalam usahanya memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen PDAM.

F. Sistematika Penulisan Hukum

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi penulisan hukum ini maka perlu disajikan sistematika skripsi sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis berusaha menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yamg digunakan dalam penelitian ini dan sistematika penulisan hukum

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kerangka teorotik dan kerangka pemikiran dan permasalahan ini. Kerangka teoritik berisikan beberapa tinjauan yaitu: tinjauan umum tentang hukum, tinjauan umum mengenai Negara hukum, tinjauan umum mengenai arti penting kesejahteraan masyarakat dalam lingkup Negara hukum, tinjauan umum mengenai perlindungan konsumen yang meliputi: pengertian hukum perlindungan konsumen, tinjauan tentang sejarah hukum perlindungan konsumen, tinjauan tentang aspek perdata dalam hukum perlindungan konsumen. Tinjauan umum tentang konsumen, tinjauan tentang hak dan kewajiban konsumen, tinjauan tentang pengertian pelaku usaha, tinjauan tentang hak dan kewajiban pelaku usaha. Kemudian kerangka pemikiran yang disampaikan dalam bentuk naratif. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya yang berisikan tentang bagaimana bentuk-bentuk atau tindakan PDAM Kabupaten Klaten dalam memberikan pelayanan yang baik sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan PDAM Kabupaten Klaten dalam rangka pemenuhan perlindungan terhadap hak-hak konsumen.

  BAB IV : PENUTUP Bab ini menerangkan dari keseluruhan uraian yang telah dipaparkan kedalam bentuk kesimpulan dan juga memuat saran – saran apa yan sesuai dengan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN