LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN P
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Masalah Keperawatan
Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami kemunduran atau bahkan
dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang sangat utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan
pada saluran pernapasan.
B. Pengertian
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen
ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan
hematologi (Wartonah & Tarwoto 2006).
Oksigen
merupakan
kebutuhan
dasar
manusia
yang
digunakan
untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan aktivitas berbagai organ atau sel (
Carpenito, 2006).
C. Gejala dan Tanda ( Data Mayor dan Minor )
1. Ketidakefektifan Kebersihan Jalan Napas
Batas Karakteristik
Mayor :
a. Batuk tak efektif atau tidak mampu batuk
b. Ketidakmampuan mengeluarkan secret dari jalan napas
c. Sputum berlebih
d. Mengi, wheezing dan/ ronkhi kering
Minor :
a. Dispnea
b. Sulit bicara
c. Ortopnea
d. Gelisah
e. Sianosis
f. Bunyi nafas abnormal
g. Frekuensi , irama, kedalaman pernafasan abnormal
2. Ketidakefektifan Pola Jalan Napas
Batas Karakteristik
Mayor:
a. Dispnea
b. Penggunaan otot bantu pernapasan
c. Fase ekspirasi memanjang
d. Perubahan frekuensi atau pola pernafasan ( dari nilai dasar )
e. Perubahan nadi ( frekuensi, irama, kualitas )
Minor :
a. Ortopnea
b. Pernapasan cuping hidung
c. Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
d. Tekanan ekspirasi menurun
e. Tekanan inspirasi menurun
f. Pernafasan sukar / berhati – hati
D. Pohon Masalah
Kebiasaan merokok , polusi udara, paparan debu, asap dan gas – gas kimiawi, akibat kerja, infeksi saluran
pernafasan akibat jamur; bakteri;virus;dan protozoa, dan yang bersifat genetik.
Masuk ke dalam tubuh
melalui
sistem
pernafasan
Masuk ke alveoli melalui
pembuluh darah
Eksudat dan
serous masuk
alveoli melalui
pembuluh darah
Eksudat dan
serous masuk
alveoli melalui
pembuluh darah
Eksudat dan
serous mengisi
alveoli
Eksudat dan
serous masuk
alveoli melalui
Lekosit dan fibrin
mengalami
konsolidasi dalam
paru
Lekosit dan fibrin
mengalami
konsolidasi dalam
paru
Konsolidasi
jaringan paru
Konsolidasi
jaringan
paru
Kompliance
paru turun
Ketidakefektifa
n pola
pernafasan
Konsolidasi di
dalam jaringan
paru meningkat
Traksi otot dada,
sputum
mengental dan
meningkat, batuk
produktif
Kebersihan jalan napas
tidak efektif
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dari oksigenasi
pernafasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostic meliputi:
1. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri,
oksimetri serta pemeriksaan darah lengkap.
2. Tes struktur sistem pernafasan : sinar-x dada , bronkoskopi , scan paru
3. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan: kultur kerongkongan,
sputum , uji kulit, torakentesis.
F. Pelaksanaan Medis
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3)Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisoterapi dada
Penatalaksanaan keperawatan
1) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a) Pembersihan jalan nafas
b) Latihan batuk efektif
c) Pengisafan lender
d) Jalan nafas buatan
2) Pola Nafas Tidak Efektif
a) Atur posisi pasien ( semi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Teknik bernafas dan relaksasi
G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar harus mencakupi data yang
dikumpulkan dari sumber – sumber berikut:
Riwayat keperawatan fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi
kardiopulmonal saat ini, kerusakan fungsi sirkulasi dan fungsi pernafasan
pada masa lalu, serta tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan
oksigenasi.
Peneriksaan fisik status kardiopulmonal klien, termasuk inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
Peninjauman
kembali
hasil
pemerikasaan
laboratorium
dan
hasil
pemerikasaan diagnostic, termasuk perhitungan darah lengkap, EKG, dan
pemerikasaan fungsi pulmonary, sputum,serta oksigenasi seperti arteri gas
darah ( AGD ) atau oksimetri nadi.
a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi jantung yang meliputi : nyeri dan
karakteristik nyeri, dispenea (tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan
sesak nafas) , keletihan (kehilangan daya tahan tubuh ), sirkulasi ferifer, faktor
risisko penyakit jantung, dan adanya kondisi – kondisi jantung pada masa lalu dan
kondisi jantung yang menyertai. Riwayat keperawatan mengenai fungsi jantung
meliputi pengkajian adanya batuk, sesak nafas, mengi ( bunyi, musik bernada
tinggi , yang disebabkan gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas
yang sempit ) , nyeri, pemaparan lingkungan, frekuensi infeksi saluran
pernafasan, faktor risiko pulmonary, masalah pernafasan yang lalu, penggunaan
obat – obatan saat ini, dan riwayat merokok atau terpapar asap rokok.
b. Pemerikasaan Fisik
c. Pemerikasaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien
yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar. Teknik inspeksi ,
palpasi , auskultasi, dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.
Inspeksi, saat melakukan teknik inpeksi, perawat melakukan observasi
dari kepala sanpai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membrane
mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sistemik, pola
pernafasan dan gerakan dinding dada.
Palpasi, dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan palpasi , jenis
dan jumlah kerja thoraks , daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat
mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada ( thrill ) , angkatan dada
( heaves ) dan titik implus jantung maksimal. Palpasi juga memungkinkan untuk
meraba adanya massa atau tonkolan diaksila dan jaringan payudara. Palpasi pada
ekstremitas menghasilkan data tentang sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperatr kulit, warna dan pengisian kapiler.
Perkusi, tindakan mengetuk – ngetuk suatu objek untuk mengetahui
adanya udara, cairan atau benda padat yang berada di bawah jaringan tersebut.
Perkusi menimbulkan getaran dari daerah di bawah area yang diketuk dengan
kedalaman 4-6 cm. lima nada perkusi yaitu, resonansi, hiperesonansi, redup datar
dan timpani.
Auskultasi, untuk mengidentifikasi bunyi paru, dan jantung yang normal
maupun tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskuler harus meliputi
pengkajian, dalam menditeksi bunyi, S1 dan S2 normal, menditeksi adanya suara
S3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, pemeriksaan
harus mengidentifikasi lokasi, radiasi, intensitas, nada, dan kualitas bunyi
murmur. Auskultasi bunyi paru dilakukan untuk mendengarkan gerakan udara di
sepanjang lapangan paru. Suara nafas tambahan, terdapatnya cairan di suatu
lapangan paru, atau terjadinya obstruksi. Auskultasi juga untuk mengevaluasi
meningkatnya status pernafasan.
H. Daftar Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Pola Nafas
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat
Berhubungan dengan :
-
Ansietas
-
Posisi tubuh
-
Deformitas tulang
-
Keletihan
-
Hiperventilasi
-
Sindrom hipoventilasi
-
Gangguan muskulus skeletal
-
Kerusakan neurologis
-
Imaturitas neurologis
-
Disfungsi neuromuscular
-
Obesitas
-
Nyeri
-
Keletihan otit pernafasan
-
Cedera medula spinalis
Ditandai dengan :
-
Perubahan kedalaman pernafasan
-
Perubahan ekskursi dada
-
Mengambil posisi tiga titik
-
Bradipnea
-
Penurunan tekanan ekspirasi
-
Penurunan tekana inspirasi
-
Penurunan ventilasi semenit
-
Penurunan kapasitas vital
-
Dispnea
-
Peningkatan diameter anterior – posterior
-
Pernafasab cuping hidung
-
Ortopenea
-
Fase ekspirasi memanjang
-
Takipnea
-
Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Berhubungan dengan :
Lingkungan
-
Perokok pasif
-
Mengisap rokok
-
Merokok
Obstruksi Jalan Nafas
-
Spasme jalan nafas
-
Mukus dalam jumlah berlebihan
-
Eksudat dalam alveoli
-
Materi asing dalam jalan nafas
-
Adanya nafas buatan
-
Sekresi yang tertahan/ sisa sekresi
-
Sekresi dalam bronki
Fisiologis
-
Jalan nafas alergik
-
Asma
-
Penyakit paru obstruksi kronis
-
Hyperplasia dinding bronchial
-
Infeksi
-
Disfungsi neuromuskular
Ditandai dengan :
-
Tidak ada batuk
-
Suara nafas bertambah
-
Perubahan frekuensi napas
-
Sianosis
-
Kesulitan berbicara/ mengeluarkan suara
-
Penurunan bunyi nafas
-
Dispensia
-
Sputum dalam jumlah yang berlebih
-
Batuk yang tidak efektif
-
Ortopnea
-
Gelisah
-
Mata terbuka lebar.
I. Intervensi Keperawatan
N
Diagnosa
Tujuan/
o.
Keperawatan yang hasil
Kriteria Intervensi
Rasional
mungkin muncul
1
Kebersihan
jalan Setelah
diberikan Intervensi NIC
napas tidak efektif asuhan keperawatan
berhubungan
dengan
ditandai
………….
……………x24 jam
…….. diharapkan bersihan
dengan jalan
napas
efektif
klien
dengan
1).Pemantauan
pernapasan
, kepatenan jalan napas
mengumpulkan
dan dan pertukaran gas
menganalisis
data yang adekuat
2).Memfasilitasi
2).Manajemen
-Menunjukan
pembersihan jalan napas
efektif
pasien
pasien ( tanda vital )
kriteria hasil :
napas
1).Untuk memastikan
yang
,
yang
dibuktikan
oleh
pencegahan
3).Berikan
jalan kepatenan jalan napas
3)Membantu
jalan
napas
udara/oksigen
4).Untuk
4).Pengaturan
posisi, memfasilitasi
aspirasi,;
status mengubah posisi pasien kesejahteraan
pernapasan
:
fisiologis
kepatenan
jalan
psikososial,
napas,; dan status
pernapasan:
memudahkan
dan
serta
ventilasi
tidak
mengeluarkan skeret
terganggu.
-Menunjukan status
: 5).Lakukan dan bantu
pernapasan
kepatenan
jalan dalam terapi nebulizer
napas
yang
,
dibuktikan
5).Mengencerkan
secret
,
mempermudah
pernapasan
oleh
indicator:
-Kemudahan
6).Instrusikan
bernapas
-Frekuensi
dan
irama
pernapasan baik
kepada 6).Memudahkan
pasien tentang batuk pengeluaran sekret
dan teknik nafas dalam
7).Pengisapan
jalan
-Pergerakan sputum napas ( suction )
7).Untuk
menghilangkan secret
keluar dari jalan
napas
8).Untuk
8).Kolaborasi
-Pergerakan
perawatan
paru
sumbatan keluar pemberian obat
dari jalan napas
Intervensi NIC
2
Pola
napas
tidak Setelah
diberikan
efektif
asuhan keperawatan
berhubungan
……………x24 jam
dengan
diharapkan
…………..ditandai
napas klien efektif
dengan ……….
dengan
1).Manajemen
jalan
napas
kepatenan jalan napas
pola
kriteria
2).Pemantauan
tanda 2).Untuk menentukan
vital
dan
hasil :
mencegah
komplikasi
3).Pantau
Hasil NOC
pernapasan
-Menunjukan
1).memfasilitasi
pola
pernapasan efektif ,
auskultasi
napas
pola
,
suara
3).Mengetahui
tindakan selanjutnya
yang akan dilakukan
serta
mengetahui
yang
dibuktikan
oleh
status
adanya
tambahan
pernapasan ; status
pentilasi pernapasan 4).Ajarkan
tidak terganggu ,
kepatenan
napas,
ada
penyimpangan
tanda
vital
dari
memperbaiki
pola
5).Ajarkan teknik batuk
efektif
5).Mengeluarkan
sekret
terapi
ultrasonik
6).Untuk
membantu
pola pernapasan
: dan udara atau oksigen
ventilasi
tidak
terganggu
yang
dibuktikan oleh :
7).Mengoptimalkan
7).Atur posisi pasien
pernapasan
kedalaman ( fowler)
a.
inspirasi
dan
kemudahan nafas
ekspansi
dada
8).Mengoptimalkan
8).Kolaborasi
pemberian obat
simetris
-Menunjukan
tidak
ada gangguan status
pernapasan ;
a.penggunaan
otot
aksesorius
b.
4).Untuk
pernapasan
status nebulizer
pernapasan
b.
relaksasi
6).Berikan
rentang normal.
-Perubahan
teknik
jalan
tidak
suara
suara
napas
tambahan
c. pendek napas
DAFTAR PUSTAKA
pola pernapasan
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC
Nanda.2012-2014.Panduan Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:
EGC
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson,Judith
M.2011.Buku
Saku
Dignosis
Keperawatan,
NANDA,Intervensi NIC ,Kreteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC
Diagnosis
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Masalah Keperawatan
Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami kemunduran atau bahkan
dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang sangat utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan
pada saluran pernapasan.
B. Pengertian
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen
ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan
hematologi (Wartonah & Tarwoto 2006).
Oksigen
merupakan
kebutuhan
dasar
manusia
yang
digunakan
untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan aktivitas berbagai organ atau sel (
Carpenito, 2006).
C. Gejala dan Tanda ( Data Mayor dan Minor )
1. Ketidakefektifan Kebersihan Jalan Napas
Batas Karakteristik
Mayor :
a. Batuk tak efektif atau tidak mampu batuk
b. Ketidakmampuan mengeluarkan secret dari jalan napas
c. Sputum berlebih
d. Mengi, wheezing dan/ ronkhi kering
Minor :
a. Dispnea
b. Sulit bicara
c. Ortopnea
d. Gelisah
e. Sianosis
f. Bunyi nafas abnormal
g. Frekuensi , irama, kedalaman pernafasan abnormal
2. Ketidakefektifan Pola Jalan Napas
Batas Karakteristik
Mayor:
a. Dispnea
b. Penggunaan otot bantu pernapasan
c. Fase ekspirasi memanjang
d. Perubahan frekuensi atau pola pernafasan ( dari nilai dasar )
e. Perubahan nadi ( frekuensi, irama, kualitas )
Minor :
a. Ortopnea
b. Pernapasan cuping hidung
c. Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
d. Tekanan ekspirasi menurun
e. Tekanan inspirasi menurun
f. Pernafasan sukar / berhati – hati
D. Pohon Masalah
Kebiasaan merokok , polusi udara, paparan debu, asap dan gas – gas kimiawi, akibat kerja, infeksi saluran
pernafasan akibat jamur; bakteri;virus;dan protozoa, dan yang bersifat genetik.
Masuk ke dalam tubuh
melalui
sistem
pernafasan
Masuk ke alveoli melalui
pembuluh darah
Eksudat dan
serous masuk
alveoli melalui
pembuluh darah
Eksudat dan
serous masuk
alveoli melalui
pembuluh darah
Eksudat dan
serous mengisi
alveoli
Eksudat dan
serous masuk
alveoli melalui
Lekosit dan fibrin
mengalami
konsolidasi dalam
paru
Lekosit dan fibrin
mengalami
konsolidasi dalam
paru
Konsolidasi
jaringan paru
Konsolidasi
jaringan
paru
Kompliance
paru turun
Ketidakefektifa
n pola
pernafasan
Konsolidasi di
dalam jaringan
paru meningkat
Traksi otot dada,
sputum
mengental dan
meningkat, batuk
produktif
Kebersihan jalan napas
tidak efektif
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dari oksigenasi
pernafasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostic meliputi:
1. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri,
oksimetri serta pemeriksaan darah lengkap.
2. Tes struktur sistem pernafasan : sinar-x dada , bronkoskopi , scan paru
3. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan: kultur kerongkongan,
sputum , uji kulit, torakentesis.
F. Pelaksanaan Medis
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3)Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisoterapi dada
Penatalaksanaan keperawatan
1) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a) Pembersihan jalan nafas
b) Latihan batuk efektif
c) Pengisafan lender
d) Jalan nafas buatan
2) Pola Nafas Tidak Efektif
a) Atur posisi pasien ( semi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Teknik bernafas dan relaksasi
G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar harus mencakupi data yang
dikumpulkan dari sumber – sumber berikut:
Riwayat keperawatan fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi
kardiopulmonal saat ini, kerusakan fungsi sirkulasi dan fungsi pernafasan
pada masa lalu, serta tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan
oksigenasi.
Peneriksaan fisik status kardiopulmonal klien, termasuk inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
Peninjauman
kembali
hasil
pemerikasaan
laboratorium
dan
hasil
pemerikasaan diagnostic, termasuk perhitungan darah lengkap, EKG, dan
pemerikasaan fungsi pulmonary, sputum,serta oksigenasi seperti arteri gas
darah ( AGD ) atau oksimetri nadi.
a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi jantung yang meliputi : nyeri dan
karakteristik nyeri, dispenea (tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan
sesak nafas) , keletihan (kehilangan daya tahan tubuh ), sirkulasi ferifer, faktor
risisko penyakit jantung, dan adanya kondisi – kondisi jantung pada masa lalu dan
kondisi jantung yang menyertai. Riwayat keperawatan mengenai fungsi jantung
meliputi pengkajian adanya batuk, sesak nafas, mengi ( bunyi, musik bernada
tinggi , yang disebabkan gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas
yang sempit ) , nyeri, pemaparan lingkungan, frekuensi infeksi saluran
pernafasan, faktor risiko pulmonary, masalah pernafasan yang lalu, penggunaan
obat – obatan saat ini, dan riwayat merokok atau terpapar asap rokok.
b. Pemerikasaan Fisik
c. Pemerikasaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien
yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar. Teknik inspeksi ,
palpasi , auskultasi, dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.
Inspeksi, saat melakukan teknik inpeksi, perawat melakukan observasi
dari kepala sanpai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membrane
mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sistemik, pola
pernafasan dan gerakan dinding dada.
Palpasi, dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan palpasi , jenis
dan jumlah kerja thoraks , daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat
mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada ( thrill ) , angkatan dada
( heaves ) dan titik implus jantung maksimal. Palpasi juga memungkinkan untuk
meraba adanya massa atau tonkolan diaksila dan jaringan payudara. Palpasi pada
ekstremitas menghasilkan data tentang sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperatr kulit, warna dan pengisian kapiler.
Perkusi, tindakan mengetuk – ngetuk suatu objek untuk mengetahui
adanya udara, cairan atau benda padat yang berada di bawah jaringan tersebut.
Perkusi menimbulkan getaran dari daerah di bawah area yang diketuk dengan
kedalaman 4-6 cm. lima nada perkusi yaitu, resonansi, hiperesonansi, redup datar
dan timpani.
Auskultasi, untuk mengidentifikasi bunyi paru, dan jantung yang normal
maupun tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskuler harus meliputi
pengkajian, dalam menditeksi bunyi, S1 dan S2 normal, menditeksi adanya suara
S3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, pemeriksaan
harus mengidentifikasi lokasi, radiasi, intensitas, nada, dan kualitas bunyi
murmur. Auskultasi bunyi paru dilakukan untuk mendengarkan gerakan udara di
sepanjang lapangan paru. Suara nafas tambahan, terdapatnya cairan di suatu
lapangan paru, atau terjadinya obstruksi. Auskultasi juga untuk mengevaluasi
meningkatnya status pernafasan.
H. Daftar Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Pola Nafas
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat
Berhubungan dengan :
-
Ansietas
-
Posisi tubuh
-
Deformitas tulang
-
Keletihan
-
Hiperventilasi
-
Sindrom hipoventilasi
-
Gangguan muskulus skeletal
-
Kerusakan neurologis
-
Imaturitas neurologis
-
Disfungsi neuromuscular
-
Obesitas
-
Nyeri
-
Keletihan otit pernafasan
-
Cedera medula spinalis
Ditandai dengan :
-
Perubahan kedalaman pernafasan
-
Perubahan ekskursi dada
-
Mengambil posisi tiga titik
-
Bradipnea
-
Penurunan tekanan ekspirasi
-
Penurunan tekana inspirasi
-
Penurunan ventilasi semenit
-
Penurunan kapasitas vital
-
Dispnea
-
Peningkatan diameter anterior – posterior
-
Pernafasab cuping hidung
-
Ortopenea
-
Fase ekspirasi memanjang
-
Takipnea
-
Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Berhubungan dengan :
Lingkungan
-
Perokok pasif
-
Mengisap rokok
-
Merokok
Obstruksi Jalan Nafas
-
Spasme jalan nafas
-
Mukus dalam jumlah berlebihan
-
Eksudat dalam alveoli
-
Materi asing dalam jalan nafas
-
Adanya nafas buatan
-
Sekresi yang tertahan/ sisa sekresi
-
Sekresi dalam bronki
Fisiologis
-
Jalan nafas alergik
-
Asma
-
Penyakit paru obstruksi kronis
-
Hyperplasia dinding bronchial
-
Infeksi
-
Disfungsi neuromuskular
Ditandai dengan :
-
Tidak ada batuk
-
Suara nafas bertambah
-
Perubahan frekuensi napas
-
Sianosis
-
Kesulitan berbicara/ mengeluarkan suara
-
Penurunan bunyi nafas
-
Dispensia
-
Sputum dalam jumlah yang berlebih
-
Batuk yang tidak efektif
-
Ortopnea
-
Gelisah
-
Mata terbuka lebar.
I. Intervensi Keperawatan
N
Diagnosa
Tujuan/
o.
Keperawatan yang hasil
Kriteria Intervensi
Rasional
mungkin muncul
1
Kebersihan
jalan Setelah
diberikan Intervensi NIC
napas tidak efektif asuhan keperawatan
berhubungan
dengan
ditandai
………….
……………x24 jam
…….. diharapkan bersihan
dengan jalan
napas
efektif
klien
dengan
1).Pemantauan
pernapasan
, kepatenan jalan napas
mengumpulkan
dan dan pertukaran gas
menganalisis
data yang adekuat
2).Memfasilitasi
2).Manajemen
-Menunjukan
pembersihan jalan napas
efektif
pasien
pasien ( tanda vital )
kriteria hasil :
napas
1).Untuk memastikan
yang
,
yang
dibuktikan
oleh
pencegahan
3).Berikan
jalan kepatenan jalan napas
3)Membantu
jalan
napas
udara/oksigen
4).Untuk
4).Pengaturan
posisi, memfasilitasi
aspirasi,;
status mengubah posisi pasien kesejahteraan
pernapasan
:
fisiologis
kepatenan
jalan
psikososial,
napas,; dan status
pernapasan:
memudahkan
dan
serta
ventilasi
tidak
mengeluarkan skeret
terganggu.
-Menunjukan status
: 5).Lakukan dan bantu
pernapasan
kepatenan
jalan dalam terapi nebulizer
napas
yang
,
dibuktikan
5).Mengencerkan
secret
,
mempermudah
pernapasan
oleh
indicator:
-Kemudahan
6).Instrusikan
bernapas
-Frekuensi
dan
irama
pernapasan baik
kepada 6).Memudahkan
pasien tentang batuk pengeluaran sekret
dan teknik nafas dalam
7).Pengisapan
jalan
-Pergerakan sputum napas ( suction )
7).Untuk
menghilangkan secret
keluar dari jalan
napas
8).Untuk
8).Kolaborasi
-Pergerakan
perawatan
paru
sumbatan keluar pemberian obat
dari jalan napas
Intervensi NIC
2
Pola
napas
tidak Setelah
diberikan
efektif
asuhan keperawatan
berhubungan
……………x24 jam
dengan
diharapkan
…………..ditandai
napas klien efektif
dengan ……….
dengan
1).Manajemen
jalan
napas
kepatenan jalan napas
pola
kriteria
2).Pemantauan
tanda 2).Untuk menentukan
vital
dan
hasil :
mencegah
komplikasi
3).Pantau
Hasil NOC
pernapasan
-Menunjukan
1).memfasilitasi
pola
pernapasan efektif ,
auskultasi
napas
pola
,
suara
3).Mengetahui
tindakan selanjutnya
yang akan dilakukan
serta
mengetahui
yang
dibuktikan
oleh
status
adanya
tambahan
pernapasan ; status
pentilasi pernapasan 4).Ajarkan
tidak terganggu ,
kepatenan
napas,
ada
penyimpangan
tanda
vital
dari
memperbaiki
pola
5).Ajarkan teknik batuk
efektif
5).Mengeluarkan
sekret
terapi
ultrasonik
6).Untuk
membantu
pola pernapasan
: dan udara atau oksigen
ventilasi
tidak
terganggu
yang
dibuktikan oleh :
7).Mengoptimalkan
7).Atur posisi pasien
pernapasan
kedalaman ( fowler)
a.
inspirasi
dan
kemudahan nafas
ekspansi
dada
8).Mengoptimalkan
8).Kolaborasi
pemberian obat
simetris
-Menunjukan
tidak
ada gangguan status
pernapasan ;
a.penggunaan
otot
aksesorius
b.
4).Untuk
pernapasan
status nebulizer
pernapasan
b.
relaksasi
6).Berikan
rentang normal.
-Perubahan
teknik
jalan
tidak
suara
suara
napas
tambahan
c. pendek napas
DAFTAR PUSTAKA
pola pernapasan
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC
Nanda.2012-2014.Panduan Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:
EGC
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson,Judith
M.2011.Buku
Saku
Dignosis
Keperawatan,
NANDA,Intervensi NIC ,Kreteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC
Diagnosis