Penanganan Material Genetik Tanaman Padi
PENANGANAN MATERIAL GENETIK TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA
GENERASI AWAL
Muhammad Syuib(1), Winda Rahmadhani (1), dan Sanna Paija Hasibuan (1)
(1)
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Limau Manis, Padang 25163
Email : [email protected]
Abstrak
Tujuan percobaan ini agar mahasiswa dapat melakukan seleksi massa dan uji variabilitas
tanaman padi generasi awal (F3) terhadap karakter yang diinginkan. Perobaan ini
dilaksanakan di Lahan Basah Univesitas Andalas, pada bulan Februari hingga Mei 2014.
Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap tanpa ulangan. Karakter agronomi yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan dan warna batang bawah. Parameter genetik
yang diduga adalah ragam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tinggi tanaman memiliki
nilai ragam yang cukup besar antara 6 - 6918,25 antar baris tanaman. Sementara itu, koefisien
keragaman bekisar 1,6 – 94,88%. Kemudian nilai ragam dan koefisien keragaman pada
jumlah anakan perbaris berturut-turur berkisar 26,28 – 174,69 dan 22,84 – 106,94%. Hampir
keseluruhan warna batang bawah tanaman diwariskan berdasarkan hukum mendel dengan
nilai X2 adalah 0 – 32.
Kata kunci : ragam, koefisien keragaman, tinggi tanaman, jumlah anakan, warna batang
bawah dan populasi f3
tanaman agar diperoleh tanaman yang
PENDAHULUAN
lebih unggul.
Tanaman
sangat
penting
bagi
kehidupan manusia sehingga selalu dicari
Perbaikan potensi hasil dilakukan
cara untuk memperoleh hasil seoptimal
dengan merakit varietas unggul baru yang
mungkin dari tanaman yang diusahakan.
mempunyai
Diantaranya, ditempuh melalui teknik
dalam
budidaya yang baik dan peningkatan
menyalurkan biomassa ke bagian yang
kemampuan berproduksi sesuai dengan
dapat di panen. Perbaikan kualitas hasil
harapan manusia. Perbaikan bercocok
dilakukan dengan merakit varietas yang
tanam adalah usaha untuk menciptakan
mempunyai kandungan nutrisi yang lebih
lingkungan
agar
baik, kandungan nutrisi yang lebih rendah,
baik
rasa yang lebih sesuai, bentuk dan warna
optimal.
yang lebih menarik, serta daya simpan
tanaman
sehingga
disekitar
dapat
tanaman
tumbuh
diperoleh
dengan
hasil
Peningkatan kemampuan tanaman adaah
usaha
untuk
memperbaiki
kemampuan
menghasilkan
lebih
biomassa
tinggi
dan
yang lebih baik.
karakter
1
Koleksi plasma nutfah disertai
evaluasi merupakan langkah awal dalam
rancangan acak lengkap tanpa ulangan.
Pegamatan yang dilkakukan antara lain:
perbaikan genetik tanaman pada usaha
pemuliaan
tanaman.
Koleksi
adalah
tindakan pengumpulan berbagai genotipe
yang
diinginkan
melalui
program
pemuliaan. Sedangkan evaluasi adalah
1. Tinggi tanaman
2. Jumlah anakan
3. Warna batang bawah
Analisis
data
yang
dilakukan
penilaian sifat-sifatnya sehingga diperoleh
meliputi nilai tengah, ragam, simpangan
sifat-sifat
baku (SD) dan koefisien keragaman.
untuk
yang dapat
mendapatkan
dikombinasikan
genotipe
yang
diinginkan (Makmur, 1985).
Menurut Gomez dan Gomez (1995),
pada semua metode seleksi, komponen
ragam fenotipe dapat dikelompokkan ke
dalam σ2 (ragam lingkungan), σH2 (ragam
genetik total), dan komponen-komponen
ragam genetik yang bisa diidentifisir. σ2
sendiri dapat dipecah lebih lanjut ke dalam
σw2, keragaman antara tanaman-tanaman
dalam unit percobaan dan σe2, salah acak
yang disebabkan oleh ulangan dari unit
percobaan.
1. Nilai Tengah
𝑥=
∑𝑥
𝑛
2. Ragam
𝜎2 =
∑(𝑋𝑖 − 𝑥)2
𝑛−1
3. Simpangan baku
𝑆𝐷 =
𝜎2
4. Koefisien keragaman
𝐶𝑉 =
𝑆𝐷
𝑥 100%
𝑥
(Hayward et al., 1993)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hal tersebut tujuan yang
igin dicapai dari percobaan ini adalah
mengidentifikasi karakter agronomi yang
dapat digunakan sebagai kriteria seleksi.
Hasil percobaan ini menunjukkan
bahwa nilai keragaman fenotipe dimiliki
oleh tinggi tanaman, jumlah anakan dan
warna batang bawah antar baris tanaman.
METODE PERCOBAAN
Percobaan dilaksanakan di lahan
basah Universitas Andalas dari bulan
Februari sampai Mei 2014. Benih yang
digunakan adalah benih F3, meteran, alat
tulis. Percobaan ini dilakukan dengan
Berdasarkan
tabel
1.
Bahwa
tinggi
tanaman memiliki nilai ragam berkisar
antara 6–6918,25 dan koefisien keragaman
1,62–94,88%. Terjadi perbedaan nilai
ragam yang cukup besar ini kemungkinan
disebabkan ulangan dalam baris. Dimana
2
dalam setiap baris terdapat sembilan
menduga
tanaman. Akan tetapi ada beberapa baris
pengulangan
tanaman yang sampelnya kurang dari
meningkatkan ketepatan percobaan dengan
sembilan. Menurut Hayati (2011) bahwa
cara menurunkan error sampel pada
dalam
percobaan,
tingkat tertentu. Galat percobaan muncul
pengulangan memiliki dua tujuan yaitu
dari perbedaan antara plot-plot perlakuan
meningkatkan ketepatan percobaan dan
yang sama.
perancangan
galat
(error).
atau
Peningkatan
replikasi
Tabel 1. Parameter populasi tinggi tanaman padi F3
Parameter populasi
Baris ke SD
𝒙
𝝈𝟐
1
129,11
2357,86
48,56
CV (%)
37,60
2
123,67
4919,75
70,14
56,72
3
141,22
2816,19
53,06
37,58
4
87,67
6918,25
83,18
94,88
5
100,78
5716,44
75,61
75,02
6
151,33
6
2,44
1,62
7
132,89
61,86
7,86
5,92
8
146,44
154,28
12,42
8,48
Pada satu baris tanaman terdapat
akan
suatu hal yag sangat penting untuk
paling sedikit lima dan paling banyak 9
diketahui
tanaman. Hal ini menyebabkan semakin
ataupu dalan rangka pengembangannya
besarnya
(Mangoendidjojo, 2003).
nilai
ragam
dan
koefisien
dalam
program
pemuliaan
keragaman.
Adanya varians genetik yang tinggi
Penampilan tanaman pada suatu
pada
suatu
tumbuhnya
diperhatikan untuk memperoleh kultivar
merupakan dampak kerja sama antara
unggul. Dengan varians genetic yang
faktor
lingkungan.
tinggi mempunyaipeluang yag lebih besar
Penampilan suatu genotip pada lingkungan
dalam seleksi karkater yang terbaik jika
yang berbeda dapat berbeda pula, sehingga
dibandingkan
sampai seberapa jauh interaksi antara
yag mempunyai varians genetic yang
genotip dan lingkunga (G x E) merupakan
sempit.
genetic
lingkungan
merupakan salah satu pdoman yang harus
dengan
dengan
karakter-karakter
3
Sitompul
dan
Guritno
(1995)
keragaman
pertumbuhan
tanaman.
menyatakan bahwa perbedaan susunan
Keragaman penampilan tanaman akibat
genetic merupakan salah satu faktor
perbedaan susunan genetic selalu mungkin
penyebab keragaman penampilan tanaman.
terjadi sekalipun bahan tanaman yang
Program genetik yang akan diekpresikan
digunkan berasal dari jenis tanaman yang
pada sifat tanaman yang mencakup bentuk
sama.
dan fungsi tanaman yang menghasilkan
Tabel 2. Parameter populasi jumlah anakan tanaman padi per baris
Parameter populasi
Baris ke SD
𝒙
𝝈𝟐
1
23,77
160,19
12,66
CV (%)
53,23
2
19,78
174,69
13,22
66,83
3
18,67
82,25
9,07
48,58
4
11,56
152,78
12,36
106,96
5
12,11
96,86
9,84
81,26
6
22,44
26,28
5,12
22,84
7
22,67
32,5
5,70
25,15
8
27,78
76,19
8,73
31,42
Berdasarkan tabel 2. Bahwa jumlah
anakan per tanaman juga memiliki nilai
sehingga member pengaruh yang berbeda
paa pertumbuhan tanaman.
ragam dan koefisien keragaman berturutturut 26,28 – 174,69 dan 22,84 dan
106,94%. Tingginya nilai ragam yang
terdapat pada tanaman ini kemungkinan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar
tanaman. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Allard (1960) dalam Fitri (2009) yang
menyatakan
lingkungan
yang
sering
mempengaruhi tanaman adalah lingkungan
yang terdapat dekat di sekitar tanaman dan
disebut lingkungan mikro. Faktor ini dapat
bervariasi untuk setiap tempat tumbuh
Kanisius (1990) menyatakan bahwa
jumlah anakan maksimum, dicapai pada
umur 50 – 60 hari setelah tanam.
Kemudian anakan yang terbentuk setelah
mencapai batas maksimum akan berkurang
karena
pertumbuhannya
yang
lemah,
bahkan mati. Sedangkan anakan yang
terbentuk
dari
masing-masing
baris
tanaman mempunyai jumlah anakan yang
berbeda-beda, yaitu antara 8 sampai
dengan 46 anakan.
4
Pada warna batang bawah tanaman
kecil dari X2 hitung maka pola pewarisan
secara keseluruhan pola pewarisannya
warna batang bawah sesuai dengan hukum
sesuai dengan hukum mendel. Nilai X2
mendel.
yang didapatkan berdasarkan perhitungan
dibandingkan
dengan
X2
tabel
Berdasarkan pada tabel 3 bahwa
yang
tersedia dengan selang kepercayaan 5%
pada derajat bebas satu yaitu sekitar 3,84.
Jika X2 lebih besar dari X2 hitung maka
pewarisan tidak sesuai dengan hukum
mendel dan sebaliknya. Jika X2 tabel lebih
pewarisan warna batang tanaman padi F3
ini sesuai dengan hukum Mendel. Dimana
gen pengendali warna batang bawah
dikendalikan oleh satu gen saja. Sehingga
interkasi faktor lingkungan dan genetik
sangat kecil.
Tabel 3. Perbandingan fenotip menurut uji X2
Baris ke 1
2
3
4
5
6
7
8
Fenotipe
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
O
3
5
2
5
3
5
2
3
3
3
2
7
5
4
5
4
(O-E)2
0
16
1
16
0
16
1
4
0
4
1
36
4
9
4
9
E
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
X2
0
3,2
0,5
3,2
0
3,2
0,5
1,33
0
1,33
0,2
5,14
0,8
2,25
0,8
2,25
Karakter yang pola pewarisannya
berda dalam kondisi lingkungan yang
sederhana dan dikendalikan oleh satu
beragam. Dengan kata lain, karakter
(monogenic)
atau
kualitatif sangat stabil terhadap pengaruh
(oligogenik)
disebut
beberapa
dengan
gen
karakter
lingkungan (Hayati, 2011).
kualitatif. Karkater ini juga dipengaruhi
oleh lingkungan tetapi alam porsi yang
sedikit sehingga menjadikan karakter ini
mudah
untuk
diidentifikasi
walaupun
Hayati menambahkan bahwa tidak
tersedianya analisis tertentu yang dapat
digunakan
untuk
menilai
besarnya
5
pengaruh
genetik
lingkungan
trdapa
dan
karakter
pengaruh
kepada asisten yang banyak membantu
kualitatif.
dilapangan.
Pengujian menggunakan X2 yang biasa
digunakan
pemulia
untuk
membantu
memastikan bagaiman rasio pewarisan
gen-gen yang terlibat. Apakah sesuai
dengan
pewarisan
mendel
atau
penyimpangan dari rasio yang diharapkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan
yang
telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
tinggi tanaman mempunyai nilai ragam
dan koefisien keragaman berturut-turut 66918,25 dan 1,62-94,88% sedangkan nilai
ragam dan koefisien keragaman dari
jumlah anakan berturut-turut 26,28-174,69
dan
22,84-106,94.
Terjadinya
tingkat
keragaman yang tinggi disebabkan oleh
interaksi faktor lingkungan terhadap faktor
genetik. Sementara itu, pada warna batang
bawah tanaman ini pola pewarisan secara
keseluruhan sesuai dengan hukum mendel.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada Ibu Nurwanita Ekasari Putri, SP.,
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Varietas
Padi Ladang (Oryza sativa L.) [Skripsi].
Departement
Budidaya
Pertanian.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara. Medan
Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 1995.
Prosedur Statistika untuk Penelitian
Pertanian (diterjemahkan oleh E.
Sjamsudin dan J.S. Baharsjah). Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta. 698 hal.
Hayati, P.K.D. 2011. Diktat Kuliah. Analisis
Rancangan Dalam Pemuliaan Tanaman
Sebagai
Upaya
Meningkatkan
Pemahaman dan Partisipasi Aktif
Mahasiswa.
Fakultas
Pertanian
Universitas Andalas. Padang.
Hayward, M..D., N.O. Bosemark, dan I.
Romagosa. 1993. Plant Breeding:
Principles and Prospects (Part 8:
Specific trait breeding). Chapman and
Hall, London. 550 hlm.
Kanisius, A.A. 1990. Budi daya Tanaman
Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Makmur, A., 1985. Pokok-pokok Pernuliaan
Tanaman. PT. Bina Aksara, Jakarta.
Mangoendidjojo, M. 2003. Dasar Dasar
Pemuliaan
Tanaman.
Kanisius.
Yogyakarta
M.Si dan Ibu Dr. Ir. Etti Swasti, MS atas
arahan dan saran dalam percobaan ini dan
sebagai
dosen
pengampu
matakuliah
Sitompul, S. M, dan B. Guritno. 1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
pemuliaan terapan. Terima kasih juga
6
Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Warna Batang Tanaman Padi
Generasi F3 (Pengamatan Jumat, 28 Maret 2014)
Tabel 1. Barisan Pertama
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
148
140
143
142
150
144
151
144
Jumlah Anakan
per Rumpun
19
30
46
31
18
22
18
30
Warna
Batang
Ungu
Ungu
Hijau
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Jumlah Anakan
per Rumpun
30
20
28
18
29
15
38
-
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
-
Jumlah Anakan
per Rumpun
25
24
26
18
20
8
20
27
Warna
Batang
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Tabel 2. Barisan Kedua
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
160
158
162
155
161
159
158
-
Tabel 3. Barisan Ketiga
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
165
160
158
159
156
153
158
162
7
Tabel 4. Barisan Keempat
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
159
157
156
160
157
Jumlah Anakan
per Rumpun
18
32
10
20
24
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Hijau
Ungu
Ungu
Jumlah Anakan
per Rumpun
23
14
20
13
24
15
Warna
Batang
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Hijau
Jumlah Anakan
per Rumpun
29
24
22
12
23
25
19
28
20
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Tabel 5. Barisan Kelima
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
150
152
155
148
152
150
Tabel 6. Barisan Keenam
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
155
150
151
149
148
152
155
150
152
8
Tabel 7. Barisan Ketujuh
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
134
120
130
129
136
140
136
146
125
Jumlah Anakan
per Rumpun
18
23
21
28
29
24
22
11
28
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Hijau
Hijau
Hijau
Jumlah Anakan
per Rumpun
11
31
39
22
27
32
20
35
33
Warna
Batang
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Hijau
Hijau
Ungu
Ungu
Tabel 8. Barisan Kedelapan
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
128
161
130
149
135
150
154
160
151
9
GENERASI AWAL
Muhammad Syuib(1), Winda Rahmadhani (1), dan Sanna Paija Hasibuan (1)
(1)
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Limau Manis, Padang 25163
Email : [email protected]
Abstrak
Tujuan percobaan ini agar mahasiswa dapat melakukan seleksi massa dan uji variabilitas
tanaman padi generasi awal (F3) terhadap karakter yang diinginkan. Perobaan ini
dilaksanakan di Lahan Basah Univesitas Andalas, pada bulan Februari hingga Mei 2014.
Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap tanpa ulangan. Karakter agronomi yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan dan warna batang bawah. Parameter genetik
yang diduga adalah ragam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tinggi tanaman memiliki
nilai ragam yang cukup besar antara 6 - 6918,25 antar baris tanaman. Sementara itu, koefisien
keragaman bekisar 1,6 – 94,88%. Kemudian nilai ragam dan koefisien keragaman pada
jumlah anakan perbaris berturut-turur berkisar 26,28 – 174,69 dan 22,84 – 106,94%. Hampir
keseluruhan warna batang bawah tanaman diwariskan berdasarkan hukum mendel dengan
nilai X2 adalah 0 – 32.
Kata kunci : ragam, koefisien keragaman, tinggi tanaman, jumlah anakan, warna batang
bawah dan populasi f3
tanaman agar diperoleh tanaman yang
PENDAHULUAN
lebih unggul.
Tanaman
sangat
penting
bagi
kehidupan manusia sehingga selalu dicari
Perbaikan potensi hasil dilakukan
cara untuk memperoleh hasil seoptimal
dengan merakit varietas unggul baru yang
mungkin dari tanaman yang diusahakan.
mempunyai
Diantaranya, ditempuh melalui teknik
dalam
budidaya yang baik dan peningkatan
menyalurkan biomassa ke bagian yang
kemampuan berproduksi sesuai dengan
dapat di panen. Perbaikan kualitas hasil
harapan manusia. Perbaikan bercocok
dilakukan dengan merakit varietas yang
tanam adalah usaha untuk menciptakan
mempunyai kandungan nutrisi yang lebih
lingkungan
agar
baik, kandungan nutrisi yang lebih rendah,
baik
rasa yang lebih sesuai, bentuk dan warna
optimal.
yang lebih menarik, serta daya simpan
tanaman
sehingga
disekitar
dapat
tanaman
tumbuh
diperoleh
dengan
hasil
Peningkatan kemampuan tanaman adaah
usaha
untuk
memperbaiki
kemampuan
menghasilkan
lebih
biomassa
tinggi
dan
yang lebih baik.
karakter
1
Koleksi plasma nutfah disertai
evaluasi merupakan langkah awal dalam
rancangan acak lengkap tanpa ulangan.
Pegamatan yang dilkakukan antara lain:
perbaikan genetik tanaman pada usaha
pemuliaan
tanaman.
Koleksi
adalah
tindakan pengumpulan berbagai genotipe
yang
diinginkan
melalui
program
pemuliaan. Sedangkan evaluasi adalah
1. Tinggi tanaman
2. Jumlah anakan
3. Warna batang bawah
Analisis
data
yang
dilakukan
penilaian sifat-sifatnya sehingga diperoleh
meliputi nilai tengah, ragam, simpangan
sifat-sifat
baku (SD) dan koefisien keragaman.
untuk
yang dapat
mendapatkan
dikombinasikan
genotipe
yang
diinginkan (Makmur, 1985).
Menurut Gomez dan Gomez (1995),
pada semua metode seleksi, komponen
ragam fenotipe dapat dikelompokkan ke
dalam σ2 (ragam lingkungan), σH2 (ragam
genetik total), dan komponen-komponen
ragam genetik yang bisa diidentifisir. σ2
sendiri dapat dipecah lebih lanjut ke dalam
σw2, keragaman antara tanaman-tanaman
dalam unit percobaan dan σe2, salah acak
yang disebabkan oleh ulangan dari unit
percobaan.
1. Nilai Tengah
𝑥=
∑𝑥
𝑛
2. Ragam
𝜎2 =
∑(𝑋𝑖 − 𝑥)2
𝑛−1
3. Simpangan baku
𝑆𝐷 =
𝜎2
4. Koefisien keragaman
𝐶𝑉 =
𝑆𝐷
𝑥 100%
𝑥
(Hayward et al., 1993)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hal tersebut tujuan yang
igin dicapai dari percobaan ini adalah
mengidentifikasi karakter agronomi yang
dapat digunakan sebagai kriteria seleksi.
Hasil percobaan ini menunjukkan
bahwa nilai keragaman fenotipe dimiliki
oleh tinggi tanaman, jumlah anakan dan
warna batang bawah antar baris tanaman.
METODE PERCOBAAN
Percobaan dilaksanakan di lahan
basah Universitas Andalas dari bulan
Februari sampai Mei 2014. Benih yang
digunakan adalah benih F3, meteran, alat
tulis. Percobaan ini dilakukan dengan
Berdasarkan
tabel
1.
Bahwa
tinggi
tanaman memiliki nilai ragam berkisar
antara 6–6918,25 dan koefisien keragaman
1,62–94,88%. Terjadi perbedaan nilai
ragam yang cukup besar ini kemungkinan
disebabkan ulangan dalam baris. Dimana
2
dalam setiap baris terdapat sembilan
menduga
tanaman. Akan tetapi ada beberapa baris
pengulangan
tanaman yang sampelnya kurang dari
meningkatkan ketepatan percobaan dengan
sembilan. Menurut Hayati (2011) bahwa
cara menurunkan error sampel pada
dalam
percobaan,
tingkat tertentu. Galat percobaan muncul
pengulangan memiliki dua tujuan yaitu
dari perbedaan antara plot-plot perlakuan
meningkatkan ketepatan percobaan dan
yang sama.
perancangan
galat
(error).
atau
Peningkatan
replikasi
Tabel 1. Parameter populasi tinggi tanaman padi F3
Parameter populasi
Baris ke SD
𝒙
𝝈𝟐
1
129,11
2357,86
48,56
CV (%)
37,60
2
123,67
4919,75
70,14
56,72
3
141,22
2816,19
53,06
37,58
4
87,67
6918,25
83,18
94,88
5
100,78
5716,44
75,61
75,02
6
151,33
6
2,44
1,62
7
132,89
61,86
7,86
5,92
8
146,44
154,28
12,42
8,48
Pada satu baris tanaman terdapat
akan
suatu hal yag sangat penting untuk
paling sedikit lima dan paling banyak 9
diketahui
tanaman. Hal ini menyebabkan semakin
ataupu dalan rangka pengembangannya
besarnya
(Mangoendidjojo, 2003).
nilai
ragam
dan
koefisien
dalam
program
pemuliaan
keragaman.
Adanya varians genetik yang tinggi
Penampilan tanaman pada suatu
pada
suatu
tumbuhnya
diperhatikan untuk memperoleh kultivar
merupakan dampak kerja sama antara
unggul. Dengan varians genetic yang
faktor
lingkungan.
tinggi mempunyaipeluang yag lebih besar
Penampilan suatu genotip pada lingkungan
dalam seleksi karkater yang terbaik jika
yang berbeda dapat berbeda pula, sehingga
dibandingkan
sampai seberapa jauh interaksi antara
yag mempunyai varians genetic yang
genotip dan lingkunga (G x E) merupakan
sempit.
genetic
lingkungan
merupakan salah satu pdoman yang harus
dengan
dengan
karakter-karakter
3
Sitompul
dan
Guritno
(1995)
keragaman
pertumbuhan
tanaman.
menyatakan bahwa perbedaan susunan
Keragaman penampilan tanaman akibat
genetic merupakan salah satu faktor
perbedaan susunan genetic selalu mungkin
penyebab keragaman penampilan tanaman.
terjadi sekalipun bahan tanaman yang
Program genetik yang akan diekpresikan
digunkan berasal dari jenis tanaman yang
pada sifat tanaman yang mencakup bentuk
sama.
dan fungsi tanaman yang menghasilkan
Tabel 2. Parameter populasi jumlah anakan tanaman padi per baris
Parameter populasi
Baris ke SD
𝒙
𝝈𝟐
1
23,77
160,19
12,66
CV (%)
53,23
2
19,78
174,69
13,22
66,83
3
18,67
82,25
9,07
48,58
4
11,56
152,78
12,36
106,96
5
12,11
96,86
9,84
81,26
6
22,44
26,28
5,12
22,84
7
22,67
32,5
5,70
25,15
8
27,78
76,19
8,73
31,42
Berdasarkan tabel 2. Bahwa jumlah
anakan per tanaman juga memiliki nilai
sehingga member pengaruh yang berbeda
paa pertumbuhan tanaman.
ragam dan koefisien keragaman berturutturut 26,28 – 174,69 dan 22,84 dan
106,94%. Tingginya nilai ragam yang
terdapat pada tanaman ini kemungkinan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar
tanaman. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Allard (1960) dalam Fitri (2009) yang
menyatakan
lingkungan
yang
sering
mempengaruhi tanaman adalah lingkungan
yang terdapat dekat di sekitar tanaman dan
disebut lingkungan mikro. Faktor ini dapat
bervariasi untuk setiap tempat tumbuh
Kanisius (1990) menyatakan bahwa
jumlah anakan maksimum, dicapai pada
umur 50 – 60 hari setelah tanam.
Kemudian anakan yang terbentuk setelah
mencapai batas maksimum akan berkurang
karena
pertumbuhannya
yang
lemah,
bahkan mati. Sedangkan anakan yang
terbentuk
dari
masing-masing
baris
tanaman mempunyai jumlah anakan yang
berbeda-beda, yaitu antara 8 sampai
dengan 46 anakan.
4
Pada warna batang bawah tanaman
kecil dari X2 hitung maka pola pewarisan
secara keseluruhan pola pewarisannya
warna batang bawah sesuai dengan hukum
sesuai dengan hukum mendel. Nilai X2
mendel.
yang didapatkan berdasarkan perhitungan
dibandingkan
dengan
X2
tabel
Berdasarkan pada tabel 3 bahwa
yang
tersedia dengan selang kepercayaan 5%
pada derajat bebas satu yaitu sekitar 3,84.
Jika X2 lebih besar dari X2 hitung maka
pewarisan tidak sesuai dengan hukum
mendel dan sebaliknya. Jika X2 tabel lebih
pewarisan warna batang tanaman padi F3
ini sesuai dengan hukum Mendel. Dimana
gen pengendali warna batang bawah
dikendalikan oleh satu gen saja. Sehingga
interkasi faktor lingkungan dan genetik
sangat kecil.
Tabel 3. Perbandingan fenotip menurut uji X2
Baris ke 1
2
3
4
5
6
7
8
Fenotipe
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
O
3
5
2
5
3
5
2
3
3
3
2
7
5
4
5
4
(O-E)2
0
16
1
16
0
16
1
4
0
4
1
36
4
9
4
9
E
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
X2
0
3,2
0,5
3,2
0
3,2
0,5
1,33
0
1,33
0,2
5,14
0,8
2,25
0,8
2,25
Karakter yang pola pewarisannya
berda dalam kondisi lingkungan yang
sederhana dan dikendalikan oleh satu
beragam. Dengan kata lain, karakter
(monogenic)
atau
kualitatif sangat stabil terhadap pengaruh
(oligogenik)
disebut
beberapa
dengan
gen
karakter
lingkungan (Hayati, 2011).
kualitatif. Karkater ini juga dipengaruhi
oleh lingkungan tetapi alam porsi yang
sedikit sehingga menjadikan karakter ini
mudah
untuk
diidentifikasi
walaupun
Hayati menambahkan bahwa tidak
tersedianya analisis tertentu yang dapat
digunakan
untuk
menilai
besarnya
5
pengaruh
genetik
lingkungan
trdapa
dan
karakter
pengaruh
kepada asisten yang banyak membantu
kualitatif.
dilapangan.
Pengujian menggunakan X2 yang biasa
digunakan
pemulia
untuk
membantu
memastikan bagaiman rasio pewarisan
gen-gen yang terlibat. Apakah sesuai
dengan
pewarisan
mendel
atau
penyimpangan dari rasio yang diharapkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan
yang
telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
tinggi tanaman mempunyai nilai ragam
dan koefisien keragaman berturut-turut 66918,25 dan 1,62-94,88% sedangkan nilai
ragam dan koefisien keragaman dari
jumlah anakan berturut-turut 26,28-174,69
dan
22,84-106,94.
Terjadinya
tingkat
keragaman yang tinggi disebabkan oleh
interaksi faktor lingkungan terhadap faktor
genetik. Sementara itu, pada warna batang
bawah tanaman ini pola pewarisan secara
keseluruhan sesuai dengan hukum mendel.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada Ibu Nurwanita Ekasari Putri, SP.,
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Varietas
Padi Ladang (Oryza sativa L.) [Skripsi].
Departement
Budidaya
Pertanian.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara. Medan
Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 1995.
Prosedur Statistika untuk Penelitian
Pertanian (diterjemahkan oleh E.
Sjamsudin dan J.S. Baharsjah). Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta. 698 hal.
Hayati, P.K.D. 2011. Diktat Kuliah. Analisis
Rancangan Dalam Pemuliaan Tanaman
Sebagai
Upaya
Meningkatkan
Pemahaman dan Partisipasi Aktif
Mahasiswa.
Fakultas
Pertanian
Universitas Andalas. Padang.
Hayward, M..D., N.O. Bosemark, dan I.
Romagosa. 1993. Plant Breeding:
Principles and Prospects (Part 8:
Specific trait breeding). Chapman and
Hall, London. 550 hlm.
Kanisius, A.A. 1990. Budi daya Tanaman
Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Makmur, A., 1985. Pokok-pokok Pernuliaan
Tanaman. PT. Bina Aksara, Jakarta.
Mangoendidjojo, M. 2003. Dasar Dasar
Pemuliaan
Tanaman.
Kanisius.
Yogyakarta
M.Si dan Ibu Dr. Ir. Etti Swasti, MS atas
arahan dan saran dalam percobaan ini dan
sebagai
dosen
pengampu
matakuliah
Sitompul, S. M, dan B. Guritno. 1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
pemuliaan terapan. Terima kasih juga
6
Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Warna Batang Tanaman Padi
Generasi F3 (Pengamatan Jumat, 28 Maret 2014)
Tabel 1. Barisan Pertama
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
148
140
143
142
150
144
151
144
Jumlah Anakan
per Rumpun
19
30
46
31
18
22
18
30
Warna
Batang
Ungu
Ungu
Hijau
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Jumlah Anakan
per Rumpun
30
20
28
18
29
15
38
-
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
-
Jumlah Anakan
per Rumpun
25
24
26
18
20
8
20
27
Warna
Batang
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Tabel 2. Barisan Kedua
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
160
158
162
155
161
159
158
-
Tabel 3. Barisan Ketiga
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
165
160
158
159
156
153
158
162
7
Tabel 4. Barisan Keempat
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
159
157
156
160
157
Jumlah Anakan
per Rumpun
18
32
10
20
24
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Hijau
Ungu
Ungu
Jumlah Anakan
per Rumpun
23
14
20
13
24
15
Warna
Batang
Ungu
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Hijau
Jumlah Anakan
per Rumpun
29
24
22
12
23
25
19
28
20
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Tabel 5. Barisan Kelima
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
150
152
155
148
152
150
Tabel 6. Barisan Keenam
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
155
150
151
149
148
152
155
150
152
8
Tabel 7. Barisan Ketujuh
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
134
120
130
129
136
140
136
146
125
Jumlah Anakan
per Rumpun
18
23
21
28
29
24
22
11
28
Warna
Batang
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu
Hijau
Hijau
Hijau
Jumlah Anakan
per Rumpun
11
31
39
22
27
32
20
35
33
Warna
Batang
Hijau
Ungu
Hijau
Ungu
Hijau
Hijau
Hijau
Ungu
Ungu
Tabel 8. Barisan Kedelapan
Sampel
Tanaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tinggi Tanaman
(cm)
128
161
130
149
135
150
154
160
151
9