Bahasa indo memberikan pengetahuan metode (3)

1

‫دراسات متقدمة فى اللغة العربية كلغة القران‬
Studi Pengantar Bahasa Arab seperti Bahasa AlQur’an
Bahasa arab itu berbeda dari Bahasa-bahasa lain
yang merupakan Bahasa yang berterussan yang
sentiasa di pakai oleh manusia semejak masa jahiliah
sehengga sekarang yang melebihhi 2000 tahun. Bahasa
arab tidak seperti Bahasa-bahasa lain yang terbeku dan
di jadikan hal nya Bahasa ibadat atau Bahasa nujum
seperti Sanskrit atau ibri atau latin. Dan tidak seperti
Bahasa-bahasa yang menjadi asas bagi Bahasa-bahasa
lain seperti latin yang menjadi asas bagi Bahasa-bahasa
baru di Europe. dan tidak seperti Bahasa ikrik Bahasa
unan kuno yang lahir darinya Bahasa unan baru dan
yang pengaruhhan Bahasa Russia dan Bahasa-bahasa
lain. Dan tidak seperti Bahasa ibriyah kuno yang di
gantikan dengan Bahasa ibriyan baru.
Maskipun Bahasa arab baku merupakan Bahasa
akadimik dan setra dan budaya selama ini nama Bahasa
arab jugak mengalami perjampuran atau pengaruh luar

seperti yang kita lihat dalam kehiduppan sekarang
daripada tersibar lahjah arab lokal. Seperti mana kita
lihat hubungngan Bahasa arab dengan Bahasa-bahasa
lain dari Bahasa-bahasa umat islam yang semasa
dengannya seperti paris dan turkey dan melayu dan lainlainnya dari Bahasa yang terpengaruh dengan Bahasa
arab. Dan kebanyakkannya sebahagian besarnya di tulis
dengan huruf-huruf arab. Dan dengan pengaruh penjajah
berubah sebagian besar dari Bahasa-bahasa ini kepada
tulisnya dari huruf latin.

Perkembangan Bahasa arab

2

Sebelum pebicaraan penting dalam tajuk ini.sebaikbaik perkara yang membantukan kita dan yang
memudahkan kita untuk mecapaikannya ialah bahwa
kita lihat Bahasa-bahasa ini dari sudud pertalianpertaliannya (dalam kalangan Bahasa)ialah atas asas
perhubunngan-perhubungan di antara keluarga-keluarga
Bahasa yang di bangsakan kepadanya
ตรงนนนี้มนอนก 3 ยย่อหนน้า

Selain dari itu Bahasa arab tidak hanya sebagai
Bahasa agama saja. Bahkan ia merupakan Bahasa
akadimik dan budaya sebenarnya. Maka banyak bukubuku akadimik yang kuno dari berbagai-bagai bidang
keilmuan di tulis denga Bahasa arab. Dan orang barat
berusha menterjemahkan kepada Bahasa mereka. Dan
patut di sebut di sini bahwa persatuan bangsa-bangsa
bersatu telah memberi pengakuan terhadab Bahasa arab
dan menjadikan Bahasa arab sebagai Bahasa rasmi dan
Bahasa yang di pakai dalamnya.
Walau bagai manapun kepintingngan Bahasa arab
ini kambali kepada kelebihhan akidah islam. aspek
agama merupakan sekuat-kuat aspek tersibar Bahasa
arab maksudnya bahwa Bahasa arab itu adalah Bahasa
rasmi bagi pegangan agama oleh karena itu penganut
agama islam selalu belajar Bahasa arab untuk
memahami pokok-pokok pegangan mereka. Sebagai
mana Bahasa arab dalam situasi ini merupakan ikattan
yang kuat di antara orang-orang yang beriman dengan
akidah tersebut. Dan orang islam di alam ini terdiri dari
bangsa-bangsa yang berlainnan dan ber Bahasa dengan

Bahasa-bahasa yang berbeda. Mereka menunaikan
shalat-shalat 5 waktu setiap hari dengan Bahasa arab
yang diturunkan al-qur’an denganya oleh karena itu
bahasa arab merupakan Bahasa yang terkungsi yang
menghempunkan sekalian umat islam selain dari iman
yang menyatukan hati-hati mereka. Maka aspek ini

3

mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan
Bahasa arab dan penyebarannya di seluruh alam.
Seperti yang bisa di lihat pada perkembangan tulissan
arab yang dengannya di tulis akan al-qur’an.
Sebelum ini Bahasa ditulis dengan tulissan musnad
yaitu tulissan yang tanpa harakat tanpa huruf mad dan
huruf lin yang dalam kontek tulissan ini menggambarkan
peradaban yaman yang berdiri di atas seni bangunan
karena ia tulissannya terfokus pada jalur horizontal dan
vertical dalam bentuk kesenian bangunan. Adapun cara
datangnya tulissan arab yang kita menulis di hari ini

maka ada sejarah yang panjang dan banyak sumbersumbernya yang bertentanggan antara satu sama lain.
Tetapi yang rajah itu bahwa huruf-huruf arab dan
tambahhan-tambahhannya berkembang dari Bahasa
aramiah. Dan jugak dari pada 2 fora’ nabti dan saryani.
Dan ternyata bahwa tulissan khupi itu terpengaruh dari
tulissan satranjili dan bahwa tulissan na-shak dan
tulissan ruk-ah ada nama yang lain telah perpengaruh
dari tulissan nabti yang terkembang pada anbar dan
khirah di sebelah timur irak dan dari pada kedua-dua itu
terpindah kepada mekkah dan Madinah dan taif dan
selainnya dari pada Bandar-bandar hijaz. Dan berputar
sejarahnya sekitar tahu 328 miladi dan permulaan abad
yeng ke anam miladi. Sesungguhnya tulissan arab itu
adalah hasilan dari perkembangan yang jauh masanya
dan sentiasa masih perlu kepada kajian yang lebih
banyak pada hari ini dan meneliti sepaya mengetahwi
secara terprenci perkembangannya. Dan sumber-sumber
yang di asal baginya. Dan catattan yang telah di jagakan
bagi kita jatattan-jatattan al-qur’an yang di adakan pada
rasulullah dan surat-surat kirimman dan kesan-kesan

dari pada rasulullah dalam bentuk surat kirimman dan
perjanjian merupakan gambaran yang jelas dari tulissan
ini pada permulaan dakwah islam dan ternyata tulissan

4

itu sunyi dari titik-titik dan baris dan setengah hurufhuruf lin
tatakala bercampur orang arab dengan orang
bangsa lain dari penduduk-penduduk nagri yang baru
terima islam dan berlaku kesalahhan dalam tuturan
Bahasa arab dan orang bimbang terhadap al-qur’an dari
Bahasa-bahasa asing yang tersebar di kalangan orang
islam hal ini menyebarkan perlunya kepada menentukan
akhir kalimah dan kembali kelebihhan ini kepada kepada
abi asawad adauli dalam masa pemmerentahhan
muawiah bin abi sufian yang mengadakan alamat fatah
dengan satu titik di atas huruf. Dan alamat kasrah
dengan satu titik di bawah huruf. Dan alamat dommah
satu titik di depan huruf dan sukun 2 titik. Dan merika
mengunakan tinta mirah pada titik yang berlainan

dengan warna huruf. Dan inilah yang di kenal dengan
titik-titik l’rab tetapi titik abu aswad ini maskipon Berjaya
dalam mengajar manusia membetulkan I’rab tetapi dia
tidak mampu menhendarkan dari penyewelengan katakata Bahasa arab. Karena bermirip banyak huruf-huruf
arab dalam tulissannya. Jim mirip dengan ha’ dan dal
dengan zal dan lain-lainnya. Dan ternyata sulitnya untuk
membedakan di antara huruf-huruf yang sama pada
seperti kata ‫ فتبينوا و فتثبتوا‬dan bermula orang arab itu
yang mempunyai ‫ ذو‬bahasa arab mampu mengenal di
makian itu karena itu adalah bahasanya. Tetapi macam
mana pulak dengan orang tidak ada ‫ ذو‬baginya dari
kalangan-kalangan orang yang masuk islam yang bukan
orang arab ?. dan adalah orang yang menyedari perkara
itu ialah gubernur Iraq pada masa pemmerentah
abdulmalik bin Marwan maka dia menyuruh dari
penulisnya. Bahwa meletakkan bagi huruf-huruf yang
bermirip-mirip ini akan alamat-alamat. Maka telah
tunailah dengan perentah ini oleh nashor bin asim allaisi. Maka dia mulailah menhimpon huruf-huruf yang
bermirip dan letaklah titik di atas huruf itu mengikut


5

tartib bilangan Dan dikainlah. Dan di bangsa jugak
kepada ulama Bahasa arab yahya bin ya’mur dan ia
adalah penulis bagi hajjaj jugak memperbaikki tulissan
al-qur’an pada tempat-tempat yang banyak maka dia
menambah akan huruf alif dengan alamat-alamat yang
mejelaskan alif mad yang tidak di tulis oleh mad itu pada
tulissan usmani. Dan di masa khali bin amad itu yang
kembali ushanya dalam meletakkan alamat-alamat baris
atau alamat I’rab seperti mana yang telah kita kenal di
hari ini. Maka dia mengantikan titik-titik yang di rekakan
oleh abu aswad pada huruf-huruf maka dia meletakkan
alif yang kecil yang lenek di atas huruf sepaya menujuk
atas fatah dan di letak wal yang kecil di atas huruf
sepaya menujuk di atas dommah dan ya yang kecil di
bawah huruf sepaya menujuk di atas kasrah Dan
meletak akan non (:) atau bulattan yang kecil sepaya
menujuk di atas sukun dan sebagainya.
Dan telah jadilah huruf arab itu dan tulissantulissan yang di tulis dengannya tempat perhatian bagi

ulama. Dan ahli-ahli khad sepanjan beberapa abad dan
derta pemerentah-pemerentah kerajaan umawiah dan
pemerentah-pemerentah kerajaan abasiah sehengga
berkembang jauh. Dan telah sampai tulissan 12 bentok
tulissan. Pada permulaan kerajaan abasiah seperti di
sebut dalam kitab “kasfu zunun” kalamun jalil, kalamun
sijillat, kalamul dibaj, kalamul tumar, kalamul kabir,
kalamul sulusaini, kalamul zanbur, kalamul miftah,
kalamul haram, kalamul muamarat, kalamul uhud,
kalamul kashas, kalamul harfaj.
Dan pada masa yang berikutnya berkembang oleh
khad arab dan berkembang sekolah-sekolahnya pada
faris dan syam dan mesir dan andalus dan makrib dan
lain-lainnya dan muncullah di sana 10 jenis tulissan yang
berbeda-beda namanya: seperti khaddiwani dan khad
takhrah di sisi kerajaan usmaniah dan di ambil
daripadanya oleh ahli seni sebagai alat-alat perhiassan.

6


Dan pada masa baru adalah tajuk huruf arab ini
merupakan senjata dalam peperangan kemerdekaan
pradaban ketika penjajah-penjajah itu berusha
mengguna akannya dalam peperangan peradaban
mereka terhadap islam dan muslim. Maka mereka itu
mendakwa bahwa huruf arab yang sunyi dari pada
harakat-harakat itu sulet mempelajarinya. Dan
membacanya dan mereka mengajak kepada bahwa di
gantikan tempatnya dengan huruf-huruf latin. maskipon
bahwa usha-usha mereka itu yang di ketuai dalam nagri
mesir oleh Mansur fahmi basya, dan salamah musa
selepasnya. Namun mereka itu tidak Berjaya dalam
menjadikan orang arab terlepas dari huruf-huruf mereka
yang asal, tetapi usha mereka Berjaya dalam banyak
dari Bahasa-bahasa islam yang pernah sebelum ini yang
tulis dengan huruf arab. Dan telah mulainya mustafal
kamal atatur maka dia tulis Bahasa turaniah turkiah
dengan huruf latin ganti arab. Dan Bahasa-bahasa islam
yang lain seperti Bahasa Indonesia dan Malaysia. Dan
tidak tinggal lagi dari Bahasa-bahasa islam yang terjaga

atas huruf arab melaikan Bahasa faris dan Bahasa urdu
sama Bahasa arab.
Dan di sama beberapa bukti-bukti dari kesan-kesan
dan perkara yang menunjuk atas hubungngan kabilahkabilah arab dengan kabilah-kabilah lainnya. Dan
dengan yang lain dari pada bangsa-bangsa yang bukan
arab lebih khususnya bangsa-bangsa yang mempunyai
peradaban-peradaban kuno yang mereka itu melikunngi
tanah arab dari seluruh negara-negaranya. Dan perkara
itu membawak orang arab kepada bercampuran yeng
luas dengan bangsa-bangsa lain. Dari bangsa yang
mempunyai peradaban yang telah ternyata beberapa
tempat dari kata-kata yang termasuk semejak masa
jahiliyah pada inty Bahasa arab dari Bahasa-bahasa
asing dan di perarabkan dan mengguna akannya oleh alqur’an sebagai kata-kata Bahasa arab karena al-qur’an

7

itu diturunkan dengan Bahasa arab. Maka ini kalimahkalimah asing yang telah di perarabkan miskinpun
asalnya Bahasa asing seperti yang di sebut oleh sayuti
dalam kitab “ al-itikan fi ulumul qur’an”

    : 31 ‫ الكهف‬:( ‫)سندس‬
    
     
    
    
   
Telah kata jawaliki: ialah kain yang halus dari Nagri faris.
Dan kata laisi: tidak ada khilaf di kalangan ahli lughat
dan mufassir pada bahwasanya kalimah itu di
perarabkan. Dan kata syizlah: ialah Bahasa hendi.

  : 6 ‫ الفاتحة‬: (‫)الصراط‬
 
Hakan nakasyu ibnu al-jauri ialah jalan dengan Bahasa
rum kemadian lihat dalam kitab al-zinah ibnu hatim.
   : 256 ‫ البقرة‬:( ‫) الطاغوت‬
     
    
   
   
     
Ialah tuk nujung dengan Bahasa habasyah
: ‫ أخرج ابن جرير عن ابن عباس أنه سأل كعبا عن قوله تعالى‬:( ‫) عدن‬
   :72 ‫التوبة‬
   
   
      

8

       
  
Kata: kebung-kebung kerum dan kebung-kebung inab
dari Bahasa syrya, dan daripada tafsir jubir bahwasanya
dengan Bahasa rum
    :1 ‫ التكوير‬: ( ‫( كورت‬
Daripada ibnu jerir daripada said binjabir: ‫ غورت‬: ‫كورت‬,
ialah dengan Bahasa faris. Dan di sana ada 10 sumber
yang lain yang di tunjukkan oleh ulama. Walau
bagaimanapun telah masuk Bahasa mereka itu dalam
Bahasa arab dan telah jadi sebahagian Bahasa arab
maka dari pehak ini telah di perarabkan dan boleh di
katakan bahwa setiap kata-kata ini yang di I’tibarkan
sebagai kata-kata asing karena sepertiman yang telah di
sebutkan dan yang tidak sebut dari pada kata-kata yang
di hempunkannya oleh raja’kan yang berlainnan yang
berbagai- bagai itu telah di perarabkan dan masuk
dalam hempunnan Bahasa arab dan sejelas-jelas dalil
atas ini tatakala al-qur’an itu menyatakan tentang diri
sendiri bahwa dia diturunkan dengan Bahasa arab dan
al-qur’an itu adalah Bahasa arab yang betul maka setiap
perkara yang ada dalam al-qur’an itu adalah Bahasa
arab dengan arti ini.
Pertumbuhhan pengajian Bahasa
Seperti mana al-qur’an itu merupakan cermin yang
suci yang menggambarkan di atas halamannya
kecerdassan Bahasa arab dalam setinggi-tinggi
gambarannya maka al-qur’an jugak merupakan
pengerak yang penting sepaya mengerakkan orang arab
untuk mengunakan Bahasa arab dalam dengan kajian
dan pengajian untuk memahami kandungngankandungngan al-qur’an nulkarim dari artinya dan uslub
di samping kajian-kajian yang lain. Dan yang jadi
perhatian kita di sini ialah perkembangan pengajian

9

Bahasa dan satra dan hubungannya dengan kajian alqur’an. Dan telah jelas bahwa tafsir al-qur’an semejak
rasulullah memerlukan pengartian yang luas dalam
Bahasa arab dan satranya. Dan beberapa kali Abdullah
bin abbas menafsirkan al-qur’an dengan meraja’ kan
kepada syiir-syiir bahasa arab kuno. Dan orang arab
sendiri telah sedar setelah islam mereka tentang
keperluan yang bersangattan untuk meraja’ kan kepaba
pesaka-pesaka kuno untuk memahami al-qur’an dan
pemahaman tentang diri mereka sendiri yang lebih luas.
Dan ulama menegaskan bahwa pengertian Bahasa arab
dan cabang-cabangnya adalah satu syara’ dari syara’syara’ yang di perlukan oleh ulama tafsir dan telah kata
majahed “tidak buleh seseorang yang beriman oleh allah
dan hari kiamat berbicara tentang kitab allah selama dia
tidak mengerti Bahasa arab”.
Kebiasaannya orang arab bercampur dengan orangorang lain dari penduduk nagri-nagri yang di buka pada
kuta-kuta yang penduduknya menerima islam dan
mepakai Bahasa arab sebagai Bahasa komonikasi.
Bahwa berlaku kesalahhan dalam tuturan mereka dan
banyak kesalahan dalam Bahasa di kalangan mereka
dan kesalahhan ini merebak jugak pada membaca alqur’an sendiri. Hal ini mendorung para-para pemikir
untuk memikirkan cara sulosi akan ini masalah. Lebihlebih lagi hal ini tidak hanya berlaku atas orang yang
bukan arab bahkan banyak dari orang-orang arab sendiri
yang jauh mereka dari lingkungngan arab mulai
perpengaruh dengan situasi yang melikungngi mereka
maka berlaku kesalahhan dalam tuturan mereka seperti
mana yang disebut di halaman tadi.
Dan adalah basrah dan kufah merupakan dua kuta
yang berkembang gerakkan akadimik dan dari dua katai
ini bersebar pengajian-pengajian Bahasa dan satra dan
agama dan falsafat pada keseluruh Negara-negara islam.
dan adalah basrah lebih penting karena lukasinya yang

10

sangat penting yang menjadikannya tempat hempunnan
segala bangsa dan budaya karena di basrah itu bertemu
orang arab dengan orang farsi orang india orang yunan
dan orang-orang lain dari orang bangsa-bangsa lain. Dan
mulai bercampuran pemikiran-pemekiran peradaban dan
menibulkan sebuah riyaksi terhadap aktivitas akadimik
khususnya dalam bidang ilmu kalam (tiologi) yang mana
kulungan mu’tazilah memain peranan yang penting
dalam pandangan falsafat dan dalam bidang pengajian
nahu yang mana basrah itu mempunyai manhaj
tersendiri yang bersifat metodelogis dalam pengajian
Bahasa arab dan semua ini merupakan membedakan
dengan suasana kuffah yang adalah pengaruh Bahasa
arab lebih kuat. Oleh itu kuffah itu mengambil berat
tentang pengajian al-qur’an dan memhimpunkan
Bahasa-bahasa dan syiir-syiir kuno dan adalah
metodenya sekalipun perpengaruh dengan perkara yang
berlaku di basrah ialah itu lebih dekat metode riwayah
dan bersumber kepada sumber-sumber Bahasa arab
sama ada berbentuk syiir atau berbentok biasa
Telah kami sebut sebelum itu bahwa al-qur’an
nulkarim itu adalah opjek pengajian Bahasa dan agama
dan falsafat dan telah kami sebut tentang usha-usha
pertama yang lakukan oleh para-para ulama classic
seperti abu aswad adauli dan yahya bin ya’mur dan
nasru bin asim mareka semua dari kalangan ulama
basrah di samping anbatulfil dan abdulrahman ibnu
hurmuz dan Abdullah bin abi ishak al-hadarami yang
merupakan oranag pertama yang mengta’lilkan nahu
dan mepakai metode kiyas dan ia mempunyai beberapa
pristiwa yang masyhur serta syi’ir furuzduk. Mereka itu
sekalian adalah jenerasi pertama dari ulama nahu
basrah. Dan dating pulak setalah mereka itu jenerasi
yang kedua di antara ulama yang penting dalam jenerasi
yang kedua ini yang menulis dua bawah kita dalam ilmu
nahu. Dan abu umru bin allak yang termasyhur dengan

11

ilmu kiraa’ dan ilmu syi’ ir dan di ikutti mereka itu
denagn jenerasi yang ketiga di antara ulama Khalil ibnu
ahmad al-farahidi dan akhfasy al-akbar dan yunus ibnu
habib dan dari mereka ini lah belajar oleh jenerasi yang
keempat dan di antara ulama yang keempat ialah
sibawaih nama kitabnya “al-kitab” dan yazidi abu
Muhammad yahya bin Mubarak, dan beginilah terakhir
dari pada ulama basrah ialah mubarad kitabnya alkamilu.
Dan telah mula pengajian nahu pada kuffah itu
setelah lebih kurang satu abad dari permulaan di basrah.
Dan yang kami dapat tentang jenerasi pertama di kuffah
ini di antaranya al-rua>si dan muaz al-hara’ dua-dua
orang ini belajar ilmu di basrah tetapi permulaan yang
sebenarnya bagi nahu kufi ini bermulanya ia jenerasi
yang kedua di antara kepala al-kasai. Dia belajar ilmu
dengan Khalil bin ahmad basri dan dengan
kemampuannya jadi kuat mazhab nahu kufi.
Semuga sepenting-penting metode penelitian
Bahasa dari dua-dua mazhab ini kembali sebabnya
kepada sepenting-penting hajat untuk memahami
kandungngan al-qur’an Dari pada makna-maknanya dan
uslub-uslubnya. Maka pengajian Bahasa arab yang di
lakukan oleh ulama kuno dari berbagai-bagai sudud
mempunyai peranan yang besar dalam medukung para
ahli-ahli Bahasa moderen untuk menemuwi permatapermata yang ada dalam Bahasa arab sendiri. Pengajian
ini bukan pengajian Bahasa yang terasing. Tetapi bahkan
berhubung sebagai hubungngan yang kuat dengan ilmuilmu lain. Sebenarnya Bahasa itu secara tabiatnya bukan
perkara yang tidak bersistem bahkan ia adalah sebuwah
ilmu yang bersistem berubah maknanya dengan
berubahhan susunan.dan sistem-sistem Bahasa itu
meliputti atas beberapa susunan bagi rumussan yang
banyak masalah. Maka sistem susunan dan sistem
dilalah dan lain-lainnya. Maka kami berharap bahwa

12

tulissan ini memberi faidah kepada kita dari kita dapat
mengambil faidah dari padanya di bawah nama
pengembangan peradaban arabiah dan islamiah.