sistem pendi dikandi filandia kurilulum

TUGAS KURIKULUM

Disusun Oleh :
Siti Munawaroh

( 201514500872 )

Ahmad Fuadi

( 20151450

Tetty

( 20151450

Sunarti

( 20151450

Asep Kurniawan


( 20151450

Dosen

: Prof. Muljani A. Nurhadi, M.Ed.,M.S.,Ed.D
KELAS Y-G
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

1. Jelaskan masing-masing landasan filosofis yang digunakan dalam mengembangkan
kurikulum













Perenialisme
Aliran ini lebih menekankan kepada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan
dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pendidikan yang menganut faham
ini menekankan pada kebenaran absolut, yaitu kebenaran universal yang tidak
terikat pada tempat dan waktu. Atau kurikulum yang membawa seseorang ke
keabadian (dunia akhirat). Contoh : pesantren, sekolah keagamaan keristen dll
Essentialisme
Aliran filsafat ini lebih menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap
sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.
Aliran ini mengajarkan bagaimana mendorong peserta didik memahami
lingkungannya.
Existensialisme
Aliran ini menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup
dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya
sendiri.
Progresivisme

Aliran yang menekankan pada pentingnya perbedaan individual, berpusat pada
peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.
Reconstruktivisme
Merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada reconstruktivisme,
peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Aliran ini lebih jauh menekankan
tentang pemecahan masalah, berpikir kritis dan sejenisnya.
Cognitif reconstruktivisme
Aliran ini merupakan aliran yang baru ditemukan berdasarkan penelitian. Aliran ini
merupakan penyempurnaan dari aliran reconstruktivisme. Aliran ini mengajarkan
tentang kemampuan berfikir yang sampai kapanpun tidak akan hilang dan ketika
diterapkan akan semakin canggih.

SISTEM PENDIDIKAN DI FINLANDIA
Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh
guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai
kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk
menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.
Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini
berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.
Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2

persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional
layaknya ditanah air. Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah
sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya
sendiri.
Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target
tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap
pelajar. Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh
signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor
pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas.
Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai
sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan
datang. Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu
dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya. Keseriusan negara Finlandia menyokong
keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12
tahun.
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat
penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang
menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan
kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Pada usia 18 th siswa
mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan

melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar
bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso,
Finlandia. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri
informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak
komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak
menyenangkan. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang
membuat Finlandia sukses.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita
mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika
mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan

melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru
memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Ditanah air
Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah terterapkan sejak tahun 1961 melalui
wadah gerakan pramuka. Apa yang berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan sistem pendidikan
yang berlalu di gerakan pramuka. Dimana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang
dimiliki oleh setiap anggota pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan diri untuk di uji.

SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG
Sistem Pendidikan di Jepang| Negara Jepang, merupakan salah satu negera maju di masa sekarang
ini. Teknologi yang berkembang dengan sangat cepat menjadi simbol kemajuan Negara Jepang ini.
Salah satu faktor penyebab Negara Jepang bisa begitu maju adalah sumber daya manusia yang
sangat aktif, disiplin, dan kreatif sehingga Negara Jepang selalu saja menciptakan inovasi-inovasi
terbaru yang membantu perkembangan Negara Jepang. Hal ini tentu saja bisa terjadi berkat sistem
pendidikan di Jepang yang mampu membentuk pola pikir masyarakat jepang sehingga mereka
mampu menjadi sumber daya manusia yang sangat kreatif.
Berbicara masalah sistem pendidikan di Jepang, tentu saja tidak lepas dari kurikulum pendidikan
yang diterapkan di sana. Sistem pendidikan di Jepang mirip dengan sistem pendidikan di Indonesia
dimana terdiri dari taman sekolah dasar (SD), Sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah
menengah atas (SMA).
Perbedaan sistem pendidikan di Jepang dan di Indonesia adalah, siswa sekolah dasar di Jepang tidak
dibebani oleh ujian kenaikan kelas, murid kelas satu sekolah dasar di Jepang akan langsung naik ke
kelas dua apabila telah menuntaskan semua proses belajar di kelas satu, setelah itu jika murid kelas
dua telah menuntaskan semua proses pembelajarannya maka akan otomatis naik ke kelas tiga, dan
akan berlangsung seperti itu terus menerus hingga kelas enam.
Setelah sampai kelas enam dan telah menuntaskan semua proses pembelajarannya, siswa SD bisa
langsung mendaftarkan diri ke sekolah menengah pertama (SMP) di Jepang. Hal ini terjadi karena
pada sistem pendidikan di Jepang telah mengelompokkan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah

pertama (SMP) sebagai Compulsory Education, sedangkan untuk sekolah menengah atas (SMA)
dikelompokkan sebagai Educational Board. Dengan begitu, kita pasti sudah bisa menebak bahwa
setelah menuntaskan studi pada sekolah menengah pertama (SMP) para siswa di Jepang harus
mengikuti ujian tes masuk standar untuk dapat melanjutkan studinya ke jenjang SMA.
Sekolah di Jepang
Sekolah di Jepang| Kegiatan sekolah di Jepang sangat berpengaruh dalam mengembangkan sumber
daya manusia di Jepang. Bagaimana tidak, pada tingkat SMP, hampir seluruh siswa di Jepang
diwajibkan untuk belajar bahasa Internasional (bahasa Inggris). Selanjutnya, pada tingkat SMA para
siswa akan lebih difokuskan dengan memilih jurusan yang mereka inginkan. Tidak berhenti sampai
situ, untuk melatih jiwa nasionalis siswa Jepang mengadakan kegiatan belajar di luar kelas secara
berkala, mereka di bawa ke lokasi-lokasi bersejarah di Jepang.

Sistem Pendidikan di Jepang juga turut berperan dalam membentuk perilaku siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat taman kanak-kanak (TK) siswa akan diperkenalkan dengan tata cara
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bebeapa tingkatan tertentu seperti SMP dan SMA
pendidikan moral dan agama akan diajarkan oleh wali kelas masing-masing selama minimal satu jam
dalam seminggu. Pada kegiatan belajar di luar kelas, siswa juga akan dibawa mengunjungi
perkebunan dan akan belajar bagaimana memetik teh, menyiram dan merawat tanaman, hingga
bagaimana cara menananm padi. Siswa juga akan diajarkan kemandirian dengan cara membagi siswa
dalam beberapa kelompok dan mengajarkannya bagaimana menumpang kereta. Selain itu, para

siswa juga di berikan kegiatan tanya jawab dengan berbagai nara sumber dan akan
mempresentasikannya di depan kelas, hal ini bertujuan untuk melatih siswa dalam berinteraksi.
dapat di simpulkan bahwa Sistem Pendidikan di Jepang tidak hanya mengajarkan pelajaran yang
menyangkut ilmu-ilmu dasar, tetapi juga mengajarkan bagaimana cara berinteraksi dan mandiri.
Itulah mengapa masyarakat di Jepang bisa sangat kreatif, dan disiplin.
SISTEM PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN
Sistem Pendidikan di korea adalah 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMU dan 4 tahun Universitas,
secara umum terdiri dari 6-3-3-4. Untuk SD dan SMP semua biaya sekolah ditanggung oleh
pemerintah selama 9 tahun. Sistem pendidikan dari pra sekolah sampai perguruan tinggi terbagi
dalam 2 semester pertahunnya. Jika selesai semester pertama sekolah akan libur sebulan penuh
dimusim panas. Jika selesai semester ke dua dan sebelum dimulainya semester baru akan libur
dimusim dingin dan dimusim semi selama 2 bulan.
Untuk sekolah taman kanak-kanak "Youchiwon" dimulai usia 3 tahun hingga 6 tahun, kapan saja
boleh masuk sekolah ini asal sudah mencukupi usiannya. Sebenarnya ada juga usia 2 tahun tapi
sekolah ini berseling sehari sekolah dan sehari tidak, hanya beberapa jam saja ini hanya milik swasta.
Pra sekolah ada yang milik negara dan swasta. Untuk pra sekolah swasta pemerintah tetap
membantu, mengawasi dan memperhatikan sepenuhnya pengolahan sekolah-sekolah TK ini.
contoh permainan sekolah TK di korea Baik negri dan swasta pra sekolah memiliki program
pendidikan yang sama, yaitu lebih banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi
dengan lingkungan. Mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari, BAB, ganti baju, sikat gigi... dan lainlain.

Untuk keluarga yang berpenghasilan rendah, seperti petani dan nelayan biasanya anak yang usiannya
5 tahun mendapatkan bantuan pendidikan. Saat anak ingin menempuh pendidikan pra sekolah para
pengajar disekolah itu akan memberi konsultasi langsung setelah itu baru siswa di terima sekolah.
Anak yang telah berusia 6 tahun terhitung 1 januari diperbolehkan masuk ke sekolah dasar, Korea
punya perhitungan tahun untuk kelahiran yaitu sejak bayi lahir akan dihitung 1 tahun usianya jadi
untuk usia 6 tahun menurut kita orang Indonesia maka di korea adalah 7 tahun.
Sebelum masuk sekolah SD biasanya untuk pra sekolah anak-anak akan dibawa berkunjung ke SD
untuk sekedar melihat-lihat sekolah mereka selanjutnya bagaimana. Pada umumnya anak yang
masuk sekolah SD menerima surat pemberitahuan ijin masuk sekolah pada bulan Februari dan awal
maret. Lalu bisa mendaftar pada sekolah dasar. Pendidikan SD dimulai dari kelas satu sampai kelas
enam jika tidak ada hal yang khusus setiap tahun bisa naik kelas.

Jenis sekolah dasar juga dibagi 2 yaitu pemerintah dan swasta. Masa pendidikanya sama
perbedaannya hanya pada program khusus dan pada sekolah swasta harus membayar uang sekolah.
Di Korea wajib belajar adalah sampai SMP dan itu tidak dipungut biaya, hingga tingkat SMU biaya
sekolah menjadi tangung jawab individu. Korea sendiri yang memiliki peraturan 2 anak saja cukup,
dahulu maka saat ini mereka dimasa yang akan datang akan kekurangan generasi muda untuk itu
mereka memberi aturan untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari 2 maka setiap anaknya akan
diberi tunjangan perbulan.
Disetiap kelas untuk SMP memiliki seorang wali kelas yang akan memperhatikan kehidupan dan

mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran memiliki tenaga pengajar yang berbedabeda. Mata pelajaran mereka terdiri dari bahasa korea, moral, sosial moral, matematika, ilmu
science, olah raga, musik, kesenian, keterampilan, bahasa inggris . Dalam 1 hari mereka di sekolah
selama 6 jam, dan setiap semester ada 2 kali ujian evaluasi, yang hasilnya akan dikirim ke rumah
masing-masing. Menginjak di kelas 3 nilai dan kemampuan siswa akan dipertimbangkan untuk
melanjutkan ke SMU, pada saat ini wali kelas akan memperi saran dan petunjuk untuk mereka
melanjutkan ke SMU.
Untuk pendidikan di SMU ini terdiri dari 3 bagian yaitu Sekolah Mengengah Umum, Sekolah
Menengah Ekonomi dan Sekolah Mengengah Khusus. Secara umum Sekolah Menengah Umum
mempelajari mata pelajaran yang diperlukan untuk masuk perguruan tinggi. Sekolah Menengah
Ekonomi mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran yang dibutuhkan untuk masuk kerja.
Sekolah Menengah Khusus adalah sekolah yang memberikan keterampilan khusus seperti bidang
scince atau bahasa asing, olah raga dan lain-lain. Siswa jika lulus SMU bisa bekerja atau masuk
perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi di Korea terbagi 2 yaitu, masa pendidikan 4 tahun dan 2 tahun, sebagian besar
mempelajari dasar-dasar kejuruan tentang mata kuliah keahlian, berbeda dengan masa pendidikan 4
tahun yang mempelajari ilmu secara keilmuan. Seseuai dengan dasar tuhuan Universitas terbagi
menjadi Universitas Umum, niversitas Kejuruan, dan Universitas Khusus. Universitas Kejuruan
contohnya pendidikan, komunikasi, pembukuan, teknik. Universitas Khusus meliputi perpajakan,
kepolisian dan akademi militer. Saat akan masuk Universitas secara umum ditentukan nilai SMU dan
setiap tahun mengikuti ujian kemampuan dan bakat. Walaupun mereka dapat masuk ke Universitas

dengan ke 2 nilai tersebut cara pemilihan siswa sedikit berbeda di setiap Universitas karena di setiap
Universitas mempunyai syarat-syarat tertentu. Jika orang tuannya asing bisa mengikuti ujian saringan
khusus pelajar asing.

PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Aspek Filosofis
Landasan filosofis didasarkan atas landasan filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur,
nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta kurikulum berorientasi pada
pengembangan kompetensi. Landasan filosofis sebagai dasar penentuan kualitas peserta didik yang
akan dicapai dalam kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar serta hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasa filosofis sebagai berikut:
a.
Pendidikan berakar pada budaya untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa
yang akan datang. Maka dari pada itu, tugas mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama kurikulum, yaitu untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya yang kreatif. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap
apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan
fisik peserta didik.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa
lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian,
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
2.

Aspek Yuridis

Landasan Yuridis merupakan landasan hukum dalam pengembangan kurikulum2013. Beberapa
landasan Yuridis kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a.
Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada RPJMN 2014 sektor pendidikan yang memuat
tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.
b. Intruksi Presiden nomor 11 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional.
c.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

d.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3.

Aspek Konseptual

Secara konseptual kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip relevansi. Artinya
apabila prinsip ini tidak terpenuhi dalam sebuah kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak tidak ada
lagi artinya dan kurikulum menjadi tidak bermakna. Prinsip relevansi ini harus relevan dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa dan masyarakat, artinya kurikulum harus membekali para siswa
dengan sejumlah keterampilan pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya.

C. Strategi Pengembangan Pendidikan
1.

Strategi Peningkatan Evektivitas Pembelajaran

Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkancapaian pendidikan dilakukan dengan dua
strategi utama yaitu:
a)

Peningkatan efektivitas pembelajaran pada satuan pendidikan

b)

Penambahan waktu pembelajaran disekolah

Efektivitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahapan yaitu:
a) Efektivitas interaksi akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim akademik dan budaya
sekolah. Efektivitas interaksi dapat terjaga apabila kesinambungan manajemen dan kepemimpinan
pada satuan pendidikan. Tantangan saat ini adalah sering dijumpai pergantian manajemen dan
kepemimpinan kepala sekolah secara cepat sebagai akibat adanya otonomi pendidikan yang sangat
dipengaruhi oleh politik daerah dan politik local.
b) Efektivitas pemahaman menjadi bagian penting dalam pencapaian efektivitas pembelajaran.
Oleh karena itu penilaian dilakukan berdasarkan proses dan hasil pekerjaan serta kemampuan
menilai diri sendiri.
c) Efektivitas penyerapan dapat tercipta ketika adanya kesinambungan pembelajaran secara
horizontal dan vertical, yaitu sepanjang SD, Smp dan SMA/SMK. Sinergi dari ketiga efektivitas
pembelajaran tersebut akan menghasilkan auatu transformasi nilai yang bersifat universal, nasinal
dengan tetap menghayti kearifan local yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang
berkarakter mulia.
D. Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis Kompetensi meruppakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai pemelajar (learner), prosedur penilaian, kegiatan
belajar dan pembelajaran, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. KBK sangan menekankan
diversifikasi, yakni lembaga pendidikan dapat mengembangkan , menyusun, mengevaluasi silabus
berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional.
Kurikulum lebih dari Sekedar Dokumen
Kurikulum memiliki empat dimensi yaitu berupa gagasan, suatu rencana tertulis, suatu
kegiatan dan hasil. Kurikulum harus dipahami sebab kaitannya sangat erat dengan evaluasi
keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum yaitu bahwa pencapaian target pelaksanaansuatu

kurikulum tidak hanya diukur dari kemampuan peserta didik menguasai seluruh isi atau materi
pelajaran seperti yang tergambar dari hasil tes sebagai produk belajar, tetapi juga harus dilihat proses
atau kegiatan peserta didik sebagai pengalaman belajar.
E.

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat interaksi yang dilakukan antara guru
dan siswa dengan menjalin komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi educative untuk
mencapai tujuan belajar. Guru dan siswa merupakan dua peran yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses pembelajaran maka dari itu harus ada kerja sama yang baik antara guru dan siswa supaya
tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal. Proses pembelakaran yang baik adalah ketika
terjadinya komunikasi dua arah antara siswa dan guru. Jadi guru bukan hanya memberikan informasi
saja tetapi merangsang dan membimbing siswa agar mampu menjalankan proses pembelajaran itu
dengan baik. Maka dari itu adanya sebuah perubahan tugas dari guru dari seorang yang memberikan
informasi menjadi seorang pengelola kelas untuk mencapai suatu perubahan sikap yang baik pada
siswa.
F.

Penilaian

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk
menilai kompetensi murid untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Penilaian bertujuan untuk
memberikan masukan informasi secara komprehensif tenttang hasil belahar baik ketika proses
pemebelajaran berlangsung ataupun ketika akhir dari masa pembelajaran.

G. Rasional Penambahan Jam Pelajaran
Dalam usaha pencapaian untuk meningkatkan kompetensi murid maka diperlukannya guru
professional melalui penambahan jam pelajaran. Rasonalitas penambahan pelajaran dapat dijelaskan
dari perubahan yang sebelumnya siswa diberi tahu menjadi mencari tahu, dari bebasis output
menajdi proses dan output. Jadi pendidikan di suatu negara akan menjadi baik apabila adanya
penambahan jam pelajaran atau yang kerap di sebut tutorial.
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
Hal-hal yang baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri khas kurikulum 2013 adalah
menyangkut 4 standar pendidikan, yakni standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar proses, standar
isi dan juga standar penilaian. Adapun keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen yaitu
sebagai berikut:
1.

Kompetensi Lulusan

2.

Kedudukan mata pelajarana (ISI)

3.

Pendekataan atau (ISI)

4.

Struktur kurikulum (Mata Pelajaran dan lokasi waktu)

5.

Proses pembelajaran penilaian

6.

Penilaian

7.

Ekstrakulikuler

K. Standar Kompetensi Lulusan
1.

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional dijalankan berdasarkan Pancasila dan juga berdasarkan Undang-undang Dasar
1945. Fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan
pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan memnjadi warga negar yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.

Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan

Ada empat standar kurikulum 2013 yang dikembangkan meliputi standar kompetensi lulusan, proses,
isi, dan standar penilaian

L.

Struktur Kurikulum 2013

Struktur kurikulum adalah rangkaian atau pola pembelajaran yang harus ditempuh oleh murid dalam
masa pembelajaran. Setiap muatan lokal atau pengembangan diri harus sesuai dengan mata
pelajaran yang relevan. adapun bentuk-bentuk perubahan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013
adalah sebagai berikut:
1.

Mata pelajaran SD dari 10 dikurangi menjadi 6 mata pelajaran.

2.

Penambahan 4 jam pelajaran perminggu bagi SD

3.

Mata pelajaran SMP Dari 12 mata pelajaran dikurangi menjadi 10 mata pelajaran

4.

Penambahan 6 jam pelajaran perminggu bagi SMP

1.

Struktur Kurikulum SD
Dalam kurikulum SD memiliki pembagian yaitu kelas 1-3 itu dipusatkan pada bentuk tema,
kelas 4-6 terdiri dari atas 8 mata pelajaran.

2.

Struktur Kurikulum SMP
Adapun strukturnya adalah sesabgai berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kompetensi dalam ranah sikap, keterampilan dan juga pengetahuan
Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi pelajaran
Menggunakan pendekataan sains dalam setiap mata pelajaran
Meminimumkan mata pelajaran
IPA dan IPS menjadi ilmu yang aplikatif
Bahasa inggris jadi keterampilan berbahasa
Penambahan 6 jam pelajaran perminggu

3.Struktur Kurikulum SMA dan SMK
Adapun struktur kurikulum SMA dan SMK adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Pengambilan jurusan mulai dari kelas 11 yaitu jurusan IPA, IPS, Bahasa dan juga keagamaan
Kelas 10 memiliki 16 mata pelajaran ditambah dengan muatan lokal dan pengembangan
diri Dengan waktu 38 jam perminggu
Untuk krelas 11 dalam setiap jurusan kecuali jurusan keagamaan memiliki 15 mata
pelajaran dengan jumlah jam pelajaran masing-masing 39 jam.
Untuk jurusan keagamaan memiliki 15 mata pelajaran dengan jam pelajarn 38 jam
perminggu.

M. Kompetensi Inti Sekolah Dasar
1.

Prosedur penyusunan kompetensi Dasar baru

Dalam proses penyusunannya dilakukan dengan langkah-langkah sebagaiberikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.

Menyusun kompetensi lulusan baru
Mengevaluasi standar kompetensi dan kompetensi dasar lam setiap mata pelajaran dan
kelas.
Berdasarkan hasil evaluasi sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang baru
dipertahankan
Merevisi standar kompetensi dan kompetensi dasar lama disesuai dengan standar
kompetensi lulusan yang baru
Menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar yang baru
Menyusun kompetensi mata pelajaran setiap kelas yang berusmber dari kompetensi init
dan kompetensi dasar yang baru

Pelajaran tematik di Sekolah Dasar

Hal ini bertujuan karena jika kita melihat inti dari pendidikan adalah pengembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap baru pada saat siswa berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Tema
menjadi sebuah pokok bahasan bagi setiap mata pelajaran, dan menjadi sebuah konsep bagi anak
didik. Hal ini juga bertujuan untuk menyatukan setiap mata pelajaran dalam sebuah satu kesatuan
yang utuh dan memberikan pembendaharan bahasa bagi peserta didik. Jadi kita dapat
menyimpulkan bahwa pelajaran tematik adalah sebuah perpaduan setiap mata pelajaran dan
diberikan di dalamsatu kali pertemuan tatap muka.

N. Strategi Implementasi Kurikulum
Strategi implementasi pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memiliki tiga tahap, yaitu
merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi. Adapun faktor-faktor yang mendukung untuk
mencapai keberhasilan agar mencapai peserta didik yang kompeten adalah:

1.
2.
3.
4.

Kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks
Ketersediaan buku sebagai sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk
kurikulum
Menguatkan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan
Penguatan manajemen dan budaya sekolah

1. Penyiapan dan Pembinaan Guru dalam Implementasi
Kurikulum tidak dapat dipisahkan dengan implementasi, sebab Kurikulum tanpa implementasi tidak
berguna begitu pula sebaliknya. Ada dua bagian penting dari kurikulum yaitu adalah kurikulum
sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasi. Sebagi sebuah dokumen kurikulum berfungsi
sebagai pedoman bagi guru. Sedangkan sebagai Implementasi adalah sebuah tindakan nyata dari
pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Guru menjadi peran yang penting dalam menjalankan
implementsi kurikulum, sebab kurikulum yang baik tidak akan bermakna jika guru tidak mampu
mengimplementasikannya. Begitu pula sebaliknya tanpa adanya kurikulum proses pembelajaran
tidak dapat berlangsung.
Sebelum kurikulum baru 2013 diimplementasikan, kementrian pendidikan dan kebudayaan
melakukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan master teacher. Master teacher yang terpilih
adalah mereka yang memiliki kualitas dan berprestasi.
2. Penyiapan Buku
Dalam kurikulum 2013 guru ditunjang dengan disediakannya buku sebagai sumber dan bahan
pembelajaran. Maka dalam implementasi kurikulum 2013 ini perlu disusun :
a.

Buku siswa

b.

Buku panduan guru

c.

Dokumen kurikulum

O. Sistem Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah menyampaikan pesan kurikulum kepada siswa agar siswa menjadi
lulusan yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Guru memiliki tugas untuk memberikan cara
murid belajar dengan mudah. Adapun faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah :
1.

Karakteristik Kurikulum

2.

Strategi implementasi

3.

Karakteristik penggunaan kurikulum

1.

Penerapan Kurikulum 2013

Kementrian pendidikan dan kebudayaan memiliki dua opsi dalam penerapan kurikulum ini, adapun
kedua opsi itu adalah yang pertama Kurikulum baru diterapkan dikelas I, IV, VII, dan X secara serentak
disemua sekolah dan opsi yang kedua adalah diterapkannya kurikulum dikelas I, IV, VII, dan X hanya
dibeberapa sekolah. Untuk mengimplementasikan urikulum 2013 dipersiapkan 40 ribu guru menjadi
Master trainer. Mereka dipilih berdasarkan kualitas mereka.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan bahwa kurikulum 2013 tidak diterapkan
disemua Sekolah Dasar (hanya 30%), sedangkan ditingkat SMP hanya pada kelas VII dan tingkat SMA
hanya ditingkat X.