BAHASA ARAB variabel age dengan .docx (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam mengenal fi’il ada beberapa hal yang perlu dipahami dengan baik,
yaitu pemahaman tentang pengertian fi’il, pemahaman tentang bentuk fi’il dari
sisi jumlah hurufnya, pemahaman tentang fi’il dari sisi waktu yang menjadi
bagian darinya, pemahaman tentang perubahan bentuknya dikaitkan dengan
pelaku (subjek) yang terhubung dengannya.
Jika seseorang ingin menginformasikan suatu aksi, atau perbuatan, atau
tindakan dengan melalui untaian kalimat, baik secara lisan maupun tulisan maka
tentu apa yang terkait dengan waktu kapan terjadinya aksi atau perbuatan itu tidak
bias tidak ia harus didalamnya.
Dalam bahasa Arab baik secara teks tertulis maupun lisan, fi’il atau kata kerja
membentuk peran penting dalam pembentukan kalimat. Karena fi’il termasuk
salah satu bagian dari unsur-unsur dalam kalimat.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud fi’il madhi ?
2. Ciri-ciri apa saja yang terdapat dalam fi’il madhi ?
3. Bagaimana cara bani’ (dipermanenkan) fi’il madhi

4. Bagaimana cara mengisnadkan (mengubah) fi’il madhi ?

1.3 MANFAAT DAN TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fi’il madhi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri apa saja yang terdapat dalam fi’il madhi.
3. Untuk mengetahui bani’ fi’il madhi.
4. Untuk mengetahui cara mengisnadkan fi’il madhi
BAB II
1

PEMBAHASAN
2.1 FI’IL MADHI

‫ وهو مبني دائما‬, ‫ فعل يد ل على حدث وقع قبل زمن التكلم‬: ‫الفعل الماضي‬.
Fi’il Madhi : Fi’l yang menunjukkan kejadian sebelum waktu dibicarakan
(masa lampau, lalu). Fi’il madhy selamanya mabni (permanen harakatnya, tidak
berubah-ubah).1
Fi’il madhi adalah kata kerja yang mengindikasikan kepada perbuatan atau
tindakan yang telah terjadi sebelum waktu perbuatan itu di perbincangkan.2
Ketentuan dalam kaedah bahasa arab bahwa fi’il madhi pada dasar

awalnya terdiri dari tiga huruf asli, dan dari tiga huruf yang asli bias bertambah
menjadi empat huruf, lima huruf dan enam huruf.3
Pada dasarnya gambaran bentuk fi’il madhi sering diilustrasikan oleh
pakar ilmu shorof dalam bentuk lafal ‫ فعل‬dan bagi setiap huruf dari lafal ini
diberi istilah khusus, yaitu huruf ‫ ف‬disebut ‫فاء الفعل‬, huruf ‫ ع‬disebut ‫عين‬

‫الفعل‬dan huruf ‫ل‬

disebut ‫لم الفعل‬. yang jadi persoalan adalah huruf tidak

selama baris (َ), karena ada juga yang berbaris kasrah (ِ) dan berbaris dhammah (ُ).4
2.2 CIRI CIRI FI’IL MADHI


Berakhiran Fathah dan mengandung arti pekerjaan. Contoh ‫( جلس‬telah



duduk), ‫( كتب‬telah menulis)
Diakhiri dengan :, ‫ ت‬, ‫ تما‬, ‫ تن‬, ‫ ت‬. ‫ و غير دلك‬, ‫ ت‬, ‫ تا‬, ‫ ن‬, ‫ ت‬, ‫ نا‬, ‫وا‬


( ‫ الج‬.... ‫ كتبتم‬, ‫ كتبتن‬, ‫ كتبت‬: ‫) مئل‬.5

1 Abdul Lathif Said, Ensiklopedia Komplit Menguasai Bahasa Arab, (Yogyakarta : Mitra
Pustaka), Cet.I, hal.331
2 Abdul Halim, ‫اللغة العرية الولى وقواعدها‬, (Fakutlas Ushuluddin dan Studi Islam UIN SU 2017)
hal.31
3 Ibid hal.32
4 Ibid hal.32
5Drs.H.As’ad,M.Ag. ‫ دراسة الغة العربية‬Belajar Bahasa Arab ( ‫كلية التربية الجامعة الحكومية سومطرة الشما ـ‬
‫ )ميدان‬jilid.1

2

(Asep Muhidin (2011 : 22))6
Contoh

Ciri-ciri

‫نصر‬

‫نصرا‬
‫نصرا‬
‫نصرت‬
‫نصرتا‬
‫نصرت‬
‫نصرت‬
‫نصرتما‬
‫نصرتم‬
‫نصرت‬
‫نصرتما‬
‫نصرتن‬
‫نصرت‬
‫نصرنا‬

….
‫…ا‬.
‫وا‬
‫ت‬
‫تا‬
‫ن‬

‫ت‬
‫تما‬
‫تم‬
‫ت‬
‫تما‬
‫تن‬
‫ت‬
‫نا‬

‫ضمير‬
‫هو‬
‫هما‬
‫هم‬
‫هي‬
‫هما‬
‫هن‬
‫انت‬
‫انتما‬
‫انتم‬
‫انت‬

‫انتما‬
‫انتن‬
‫انا‬
‫نحن‬

Ciri-ciri khas yang menandakan fi’il itu adalah fi’il madhi.
1. Ia bisa diakhiri dengan akhiran ‫ ت‬sebagai dhamir mutakallim sebagai fa’il
(subjek), misalnya :
Saya telah membuka : ‫فتحت‬
Saya telah mengajarkan : ‫درست‬
Lihat contoh kalimat :
Saya telah belajar bahasa Arab : ‫درست اللعة العربية‬
Saya telah minum secangkir kopi : ‫سزبت كوبا من القهوة‬
2. Ia bisa diakhiri dengan akhiran dhamir 7 ‫ ت‬mukhotob sebagai fa’il, misalnya :
Engkau telah menyasikan/menonton : ‫شاهدت‬
Engkau telah mengirim : ‫أرسلت‬

6 Ibid.
7 Jika untuk menunjukkan kepada arti “ engkau berdua” dhamirnya adalah “‫ ”تما‬berlaku untuk
mudzakkar dan mua’annats, misalnya ‫فتختما‬, danuntuk menunjukkan jamaknya adalah “‫”تم‬,

misalnya: ‫( فتحتم‬Kamu semua telah membuka).

3

Lihat contoh kalimat :
Engkau telah membuka toko : ‫فتحت الدكان‬
Engkau telah mengirim surat : ‫أرسلت رسالة‬
3. Diakhiri dengan akhiran dhamir 7 ‫ ت‬mukhotabah sebagai fa’il, misalnya:
Engkau telah (pr) tertarik : ‫انخدبت‬
Engkau telah (pr) menahan : ‫اعتفلت‬
Lihat contoh kalimat :
Engkau telah membuka jendela : ‫فتحت النوافد‬
Engkau telah tertarik kepada pembaca : ‫انجذبت إلى القراءة‬
4. Diakhiri dengan akhiran dhamir8 ‫ نا‬mutakallim jamak sebagai fa’il, misalnya:
Kami/kita (lk/pr) telah terlambat : ‫تأخرنا‬
Kami/kita (lk/pr) telah memakai :‫استعملنا‬
Lihatlah contoh kalimat :
Kami telah shalat di maesjid : ‫صلينا في المسجد‬
Kami telah makan di restoran : ‫أكلنا في المطعم‬
5. Ia bisa diakhiri dengan akhiran dhamir ‫ ا‬mutsanna ghaib, misalnya :

Keduanya (lk) telah tertipu : ‫انخدعا‬
Keduanya (lk) telah tersenyum : ‫تبسما‬

Lihat contoh kalimat :
Ahmad dan Umar telah pergi ke Jakarta : ‫أحمد وعمد ذهبا إلى جاكرتا‬
Keduanya pergi ke Mekkah : ‫هما سافرا إلى مكة‬
6. Ia bisa diakhiri dengan akhiran dhamir ‫ وا‬jamak mudzakkar ghaib sebagai fa’il,
misalnya :
8 Jika untuk menunjukkan jamak mukhotob muannats dhamirnya adalah ‫تن‬, misalnya: ‫فتحتن‬
(Kamu semua telah membuka).

4

Mereka (lk) telah membuka : ‫فتخوا‬
Mereka (lk) telah membantu : ‫ساعدوا‬
Lihat contoh kalimat :
Mereka telah pergi ke pabrik : ‫ذهبوا إلى المصنع‬
Mereka telah menangkap seorang pencuri : ‫قبضوا على لص‬
7. Ia bisa diakhiri dengan akhiran dhamir ‫ ن‬jamak muannast ghaib sebagail fa’il,
misalnya :

Mereka (pr) telah mengajarkan : ‫درسن‬
Mereka (pr) telah tersenyum : ‫تبسمن‬
Lihat contoh kalimat :
Mereka menghadiri rapat pertemuan : ‫حضرن ال جتماع‬
Mereka duduk disamping guru : ‫جلسن بجانب المدرس‬
Lihatlah sejumlah dhamir yang menempel sebagai akhiran fi’il madhi :9
Orang pertama
Orang kedua mudzakkar
Orang kedua muannats
Orang ketiga mudzakkar
Orang ketiga muannats

‫جمع‬
‫ـ ـ ـ نا‬
‫ـ ـ ـ تم‬
‫ـ ـ ـ تن‬
‫ـ ـ ـ وا‬
‫ـــن‬

‫مثنى‬

‫ـ‬
‫ـ ـ ـ تما‬
‫ـ ـ ـ تما‬
‫ـــا‬
‫ـ ـ ـ تا‬

‫مفرد‬
‫ـــت‬
‫ـــت‬
‫ـــت‬
‫ـــ‬
‫ـــت‬

A. ‫فعل الما ضى الثلثي‬
Adalah kata kerja lampau yang terdiri dari tiga huruf, pola-polanya adalah :

‫فعل‬

‫ كفر‬, ‫ نصر‬, ‫ضرب‬


‫فعل‬

‫ علم‬, ‫ شهد‬, ‫فهم‬

‫فعل‬

‫ بعد‬, ‫ كرم‬, ‫حرم‬

9 Abdul Halim, ‫اللغة العرية الولى وقواعدها‬, (Fakutlas Ushuluddin dan Studi Islam UIN SU 2017)
hal.33-38

5

‫فعل الماضى الربعي ‪B.‬‬
‫‪Adalah kata kerja lampau yang terdiri dari empat huruf, pola-polanya adalah :‬‬

‫نزا ‪ ,‬علم ‪ ,‬سلم‬

‫فعل‬

‫أرسل ‪ ,‬أسلم ‪ ,‬أنزل‬

‫فعل‬

‫سافر ‪ ,‬خاصم ‪ ,‬قاتل‬

‫فعل‬

‫فعلل الماضىالخماسي ‪C.‬‬
‫‪Adalah kata kerja lampau yang terdiri dari lima huruf, pola-polanya adalah :‬‬

‫انقلب ‪ ,‬انطلق ‪ ,‬انقطع‬

‫فعل‬

‫اقترب ‪ ,‬اجتمع ‪ ,‬اجتنب‬

‫فعل‬

‫تعلم ‪ ,‬تأخر ‪ ,‬تقدم‬

‫فعل‬

‫تساقط ‪ ,‬تساهل ‪ ,‬تجاهل‬

‫فعل‬

‫فعل الماضى السداسي ‪D.‬‬
‫‪Adalah kata kerja lampau yang terdiri dari enam huruf, pola-polanya adalah :‬‬

‫استجود ‪ ,‬استغفر ‪ ,‬استخرج‬

‫ضمير‬
‫هو‬
‫هي‬
‫أنت‬
‫أنت‬
‫أنا‬

‫الرباعي‬
‫أفعل‬
‫فعل‬
‫أنزل‬
‫نزل‬
‫أنزلت‬
‫نزلت‬
‫أنزلت‬
‫نزلت‬
‫أنزلت‬
‫نزلت‬
‫أنزلت‬
‫نزلت‬

‫انفعل‬
‫انقطع‬
‫انقطعت‬
‫انقطعت‬
‫انقطعت‬
‫انقطعت‬

‫الخماسي‬
‫افتعل‬
‫اقترب‬
‫اقتربت‬
‫اقتربت‬
‫اقتربت‬
‫اقتربت‬

‫تفعل‬
‫تقدم‬
‫تقدمت‬
‫تقدمت‬
‫تقدمت‬
‫تقدمت‬

‫‪10‬فعل‬

‫السداسي‬
‫استفعل‬
‫استغفر‬
‫استغفرت‬
‫استغفرت‬
‫استغفرت‬
‫استغفرت‬

‫‪ Kaedah-Kaedah Bahasa Arab, (Fakultas Ilmu‬قواعد الغة العربية ‪10 Drs.Syahrul Abidin,MA.‬‬
‫‪Tarbiyah dan Keguruan UIN SU : 2017) hal.29-30‬‬

‫‪6‬‬

Catatan :


Semua fi’il madhi bias dimasuki ‫ قد‬yang artinya sungguh, contoh:

‫ قد استغفرت‬: sungguh aku telah meminta ampun


Jika didepan fi’il madhi ada huruf ‫ ما‬maka artinya tidak, contoh:

‫ مااستغفرت‬: aku tidak meminta ampun11

2.3 BANI’ (PERMANENITAS) FI’IL MADHIY
1. Mabni (dipermanenkan) dengan fathah:
a. Jika bersambung dengan alif itsnaini (alif yang fungsinya menyatakn
bilangan atau jumlah dua), misalnya : Dua siswa itu sukses : ‫الطالبان نجحا‬

‫ واللف ضمير متصل مبني‬, ‫ فعل ماض مبني على الفتح لتصاله بألف الثنين‬: ‫نجح‬
‫على السكون في محل رفع فاعل‬
Najahaa : Fi’il madhi yang dimabnikan dengan fathah karena bersambung
dengan alif itsnaini dan alif adalah dhamir muttashil yang dimabnikan dengan
sukun dalam posisi rafa’ sebagai fa,il.
b. Jika bersambung dengan ta’ ta’nits sakinah (huruf ta’ yang menyatakan
muannats dan sukun), misal, Siswi itu sukses : ‫الطالبة نجحت‬

‫ والتاء للتأنيث‬, ‫ فعل ماض مبني على الفتح اظاهر‬: ‫نجحت‬
Najahat : Fi’il madhi yang dimabnikan dengan fathah terang dan huruf ta; untuk
menyatakan perempuan.
c. Jika tidak bersambung dengan sesuatu apapun, misal : ‫اطالب نجح‬

‫ فعل ماض مبني على الفتح اظاهز‬: ‫نجح‬
11 Ibid hal.31

7

Najaha : Fi’il madhi yang dimabnikan dengan fathah terang
2. Dimabnikan dengan sukun :
a. Jika bersambung dengan ta’ fa’il mutaharrikah (huruf ta’ yang menyatakan
pelaku dan berharakat), misal : ‫سمعت كلم أبي‬

‫ والتاء ضمير متصل مبني‬, ‫ فعل ماض مبني على السكون لتصاله بتاء الفا ءل‬: ‫سمعت‬
‫على الضم في محل رفع فاعل‬
Sami’tu : Fi’il madhi yang dimabnikan dengan sukun karena berkaitan dengan
huruf ta’ fa’il, dan ta’ adalah dhamir muttashi yang dimabnikan dengan dhammah
dalam posisi rafa’ sebagai fa’il.
b. Jika bersambung dengan nun niswah (huruf nun yang menyatakan
perempuan banyak) misal, Para pemudi itu memberi sumbangsih dalam
membantu Negara :‫الوطن الفتيات أسهمن في بناء‬

‫ والنون ضمير متصل‬, ‫ فعل ماض مبني على السكون لتصاله بنون النسوة‬: ‫أسهمن‬
‫مبني على الفتح في محل رفع فاعل‬
As-hamna : Fi’il madhi yang dimabnikan dengan sukun karena bertemu nun
niswah, dan nun dhamir muttashil yang dimabnikan dengan fathah dalam posisi
rafa’ sebagai fa’il.
c. Jika bersambung dengan ‫ نا‬yang menunjukkan pelaku banyak, misal : Kita
menang da ‫الو‬lam perang Oktober12 :‫انتصرنا في حرب تشرين‬

‫ ونا ضمير متصل مبني على السكون‬, ‫ فعل ماض مبني على السكون لتصاله بنا‬: ‫انتصر‬
‫في محل رفع فاعل‬
Intasharnaa : Fi’il madhi yang dimabnikan dengan sukun karena bertemu dengan
naa, dan naa dhamir muttashil yang dimabnikan dengan sukun dalam posisi raafa’
sebagai fa’il.
12 Perang Oktober : Perang antara Negara-negara Arab yang dikomandani Mesir dan Syria
melawan Israel. Terjadi tahun 1974.

8

3, Dimabnikan dengan dhammah :
Jika bersambung dengan wawu jama’ah (huruf wawu yang menyatakan
jamak), misal : Kaum muslimin menang terhadap musuh-musuhnya di Hithtin13
: ‫المسلمون انتصروا على أعدائهم في حطين‬

‫ والواو ضمير متصل مبني‬, ‫ فعل ماض مبني على الضم لتصاله بواو الجما عة‬: ‫انتصزوا‬
‫على السكون في محل رفع فاعل‬
Intasharuu : Fi’il madhi yang dimabnikan dengan dhammah karena bertemu
dengan wawu jamaah, dan wawu adalah dhamir muttashil yang dimabnikan
dengan sukun dalam posisi rafa’ sebagai fa’il.14

2.4 MENGISNADKAN FI’IL MADHI PADA ISIM DHAMIR
Yang dimaksud dengan mengisnadkan fi’il madhi pada isim dhamir adalah
melakukan perubahan (tashrif) pada fi’il madhi tersebut disambung dengan isim
dhamir baik mutakallim, mukhathob maupun ghaib; baik mufrad, mutsanna
maupun jama’.
Isim dhamir yang diisnadkan pada fi’il madhi dibagi dua :
 Dhamir mutaharrik (isim dhamir yang berharakat). Yaitu: ta’ fa’il ( ‫)ت ـ ت ـ ت‬,
na fa’ilin (‫)نا‬, dan nun niswah (‫)ن‬.
 Dhamir sakin (isim dhamir yang dibaca sukun). Yaitu: alif tatsniyah, wau jama’
dan ya, mukhathabah.

1. Fi’il madhi shahih yang diisnadkan pada isim dhamir.
Salim

Mahmuz

Mudha’af

13 Perang Hiththin : Peperangan antara kaum muslimin dengan pasukan Tartar di Hiththin. Dalam
perang ini, pasukan Mongol yang terkenal angker nyaris ludes dan menderita kekalahan.
14 Abdul Lathif Said, Ensiklopedia Komplit Menguasai Bahasa Arab, (Yogyakarta : Mitra
Pustaka, 2014), Cet.I, hal.331-334

9

‫شكر‬
‫شكرت‬
‫شكرنا‬
‫شكرت‬
‫شكرتما‬
‫شكرتم‬
‫شكرت‬
‫شكرتما‬
‫شكرتن‬
‫شكر‬
‫شكرا‬
‫شكرؤا‬
‫شكرت‬
‫شكرتا‬
‫شكرن‬

‫أخذ‬
‫أخذت‬
‫أخذنا‬
‫أخذت‬
‫أخذتما‬
‫أخذتم‬
‫أخذت‬
‫أخذتما‬
‫أخذتن‬
‫أخذ‬
‫أخذا‬
‫أخذوا‬
‫أخذت‬
‫أخذتا‬
‫أخذن‬

‫مد‬
‫مددت‬
‫مددنا‬
‫مددت‬
‫مددتما‬
‫مددتم‬
‫مددت‬
‫مددتم‬
‫مددتن‬
‫مد‬
‫مدا‬
‫مدوا‬
‫مدت‬
‫مدتا‬
‫مددن‬

Mufrad
‫أنا‬
Jama’
‫نحن‬
Mukhathab
Mufrad
‫أنت‬
Mutsanna
‫أنتما‬
Jama’
‫أنتم‬
Mukhathaba
Mufradah
‫أنت‬
Mutsanna
‫أنتما‬
h
Jama’
‫أنتن‬
Ghaib
Mufrad
‫هو‬
Mutsanna
‫هما‬
Jama’
‫هم‬
Ghaibah
Mufradah
‫هي‬
Mutsanna
‫هما‬
Jama’
‫هن‬
- Bila diamati, tidak ada perubahan pada fi’il madhi bina’ salim atau mahmuz
Mutakallim

ketika di tashrif
- Pada fi’il madhi bina’ mudha’af, bentuk idgham (tasydid) harus diuraikan
ketika diisnadkan pada ta’ fa’il, na fa’ilin dan nun niswah. Idghamnya
dibiarkan tetap ketika diisnadkan pada dhamir rafa,sakin (sukun).
2. Fi’il madhi mu’tall yang diisnadkan pada isim dhamir

Mutakallim
Mukhathab

Mukhathaba
h

Ghaib

Mitsal

Ajwaf

Naqish

‫قال‬
‫قلت‬
‫قلنا‬
‫فلت‬
‫قلتما‬

‫دعا‬
‫دعوت‬
‫دعونا‬
‫دعوت‬
‫دعوتما‬

‫رمى‬
‫زميت‬
‫زميتا‬
‫زميت‬
‫زميتما‬

Mufrad
Jama’
Mufrad
Mutsann

‫أنا‬
‫نحن‬
‫أنت‬
‫أنتما‬

‫وعد‬
‫وعدت‬
‫وعدن‬
‫وعدت‬
‫وعدتما‬

a
Jama’
Mufrada

‫أنتم‬
‫أنت‬

‫وعدتم‬
‫وعدت‬

‫قلتم‬
‫قلت‬

‫دعوتم‬
‫دعوت‬

‫زميتم‬
‫زميت‬

h
Mutsann

‫أنتما‬

‫وعدتما‬

‫قلتما‬

‫دعوتما‬

‫زميتما‬

a
Jama’
Mufrad
Mutsann

‫أنتن‬
‫هو‬
‫هما‬

‫وعدتن‬
‫وعد‬
‫وعدا‬

‫قلتن‬
‫قال‬
‫قال‬

‫دعوتن‬
‫دعا‬
‫دعوا‬

‫زميتن‬
‫رمى‬
‫رميا‬

a

10

Ghaibah

Jama’
Mufrada

‫هم‬
‫هي‬

‫وعدوا‬
‫وعدت‬

‫قالوا‬
‫قالت‬

‫دعوا‬
‫دعت‬

‫رموا‬
‫رمن‬

h
Mutsann

‫هما‬

‫وعدتا‬

‫قالتا‬

‫دعتا‬

‫رمتا‬

a
Jama’
‫هن‬
‫وعدن‬
‫قلن‬
‫دعون‬
‫رمين‬
- Bila diamati, tidak ada perubahan pada fi’il madhi bina’ mitsal ketika di tashrif.
- Pada fi’il madhi bina’ ajwaf, huruf tengahnya dibuang ketika diisnadkan pada
dhamir rafa’ mutaharrik
- Sedangkan bina’ naqish, apabila berupa mu’tall akhir dengan alif, maka
didatangkan huruf aslinya (wau atau ya).15

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fi’il madhi ialah kata kerja masa lalu/lampau yang menunjukkan suatu
kejadian. Ciri-ciri fi’il madhi antara lain yaitu terdiri dari tiga, empat, lima, dan
enam huruf; berakhiran Fathah dan mengandung arti pekerjaan.
Fi’il madhi terdapat Bani’ Fi’il Madhi yang dimabnikan dengan fathah,
sukun, dan dhammah. Ada juga yang di isnad kan melakukan perubahan (tashrif)
pada fi’il madhi tersebut disambung dengan isim dhamir baik mutakallim,
mukhathob maupun ghaib; baik mufrad, mutsanna maupun jama’.
3.2 SARAN

15 Fuad Nikma. Panduan Lengkap Belajar Bahasa Arab Otodidak. (Jakarta : TUROS Khazanah
Pustaka Islam, 2015) Cet.I. hal.102-105

11

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini,
hendaklahlah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu
pengetahuan, dari ilmu kita bias melakukan hidup ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini, semoga bias bermanfaat untuk
pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Lathif Said, Abdul. Cetakan ke-1 : 2014. Ensiklopedia Komplit Menguasai
Bahasa Arab. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Nikma, Fuad. Cetakan ke 1 : 2015. Panduan Lengkap Belajar Bahasa
Arab Otodidak. Jakarta : TUROS Khazanah Pustaka Islam.
Abidin,MA. Drs.Syahrul. 2017. Kaedah-Kaedah Bahasa Arab, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara.
Halim, Abdul. 2017. ‫اللغة العرية الولى وقواعدها‬. Fakutlas Ushuluddin dan
Studi Islam UIN Sumatera Utara.

12

‫كلية التربية‬

‫‪Belajar Bahasa Arab.‬‬

‫دراسة الغة العربية‬
‫‪jilid.1‬‬

‫‪13‬‬

‫‪,M.Ag. Drs.H.As’ad‬‬

‫الجامعة الحكومية سومطرة الشما ـ ميدان‬