Penawaran Produk dan Jasa Pada Pegadaian

Penawaran Produk dan Jasa Pada Pegadaian Syariah
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Zein Muttaqin S.E.I., M.A.

Disusun oleh :
Magfirah Dewi Alfaiz

14423114

Setianing Tanjung

14423120

PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016/2017

1


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 16 Desember 2016

Magfirah Dewi Alfaiz dan Setianing Tanjung

2


DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………………………..1
Kata pengantar……………………………………………………………………………………2
Daftar isi………………………………………………………………………………………….3
Bab I, Pendahuluan………………………………………………………………………………..4
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
Bab II, Pembahasan………………………………………………………………………………5
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian
Dasar hukum
Produk dan jasa gadai syariah
Mekanisme operasional gadai syariah

Analisis SWOT gadai syariah

Bab III, Penutup…………………………………………………………………………………9
Kesimpulan
Daftar pustaka

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis selalu diikuti oleh perkembangan kebutuhan
akan kredit dan pemberian fasilitas kredit yang selalu memerlukan jaminan dimana hal ini
dilakukan demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam arti piutang yang terjamin dengan
adanya jaminan, inilah yang mendasari pentingnya lembaga jaminan. Bentuk lembaga jaminan,
sebagian besar mempunyai ciri-ciri internasional yang dikenal hampir di semua negara dan
perundang-undangan modern, yaitu bersifat menunjang perkembangan ekonomi dan perkreditan
serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas modal. Gadai merupakan lembaga jaminan
yang dikenal di kehidupan masyarakat dalam upaya mendapatkan dana yang digunakan untuk

berbagai kebutuhan.
Islam datang dengan serangkaian pemahaman tentang kehidupan yang membentuk
pandangan hidup tertentu. Islam hadir dalam bentuk garis-garis hukum yang global yakni makna
makna tekstual yang umum, yang mampu memecahkan seluruh problematika kehidupan manusia
baik yang meliputi aspek ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Dengan demikian akan
dapat digali berbagai cara pemecahan setiap masalah yang timbul dalam kehidupan manusia.
Agama islam juga mengajarkan kepada umatnya supaya hidup saling tolong-menolong, yang
kaya harus menolong yang miskin yang mampu harus menolong ini bisa berupa pemberian dan
bisa berupa pinjaman.
Hadirnya pegadaian syariah sebagai sebuah lembaga keuangan formal yang berbentuk unit
dari perum pegadaian di Indonesia, yang bertugas menyalurkan pembiayaan dalam bentuk
permberian uang pinjaman kepada masyarakat yang embutuhkan berdasarkan hukum gadai
syariah merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan sambutan positif. Dalam gadai syariah
yang terpenting adalah dapat memberikan kemaslahatan sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat dan menjauhkan diri dari praktik-praktik riba’, qimar (spekulasi), maupun gharar
(ketidaktransparan) yang berakibat terjadinya ketidakadilan dan kedzaliman pada masyarakat
dan nasabah.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana mekanisme operasional pegadaian syariah ?
2. Bagaimana penawaran pedagaian syariah terhadap produk dan jasa ?

3. Apa saja SWOT dari pegadaian syariah ?

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn adalah suatu jenis
perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam
bahasa Arab adalah ats-tsubut wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal” seperti dalam
kalimat maun rahin, yang berarti air yang tenang. Hal itu, berdasarkan firman Allah SWT dalam
QS. Al Muddatstsir (74) ayat (38) yaitu : “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yarg telah
diperbuatnya.”. Pengertian “tetap” dan “kekal” dimaksud, merupakan makna yang tercakup
dalam kata al-habsu, yang berarti menahan. Kata ini merupakan makna yang bersifat materiil.
Karena itu, secara bahasa kata ar-rahn berarti menjadikan sesuatu barang yang bersifat materi
sebagai pengikat utang (Ali Zainuddin, 2008).
Pengertian gadai (rahn) dalam hukum Islam (syara') adalah menjadikan suatu barang yang
mempunyai nilai harta dalam pandangan syara’ sebagai jaminan utang yang memungkinkan
untuk mengambil seluruh atau sebagian utang dari barang tersebut (Anshori, 2007).
Sedangkan imam Taqiyyudin Abu Bakar Al-Husaini mendefenisikan rahn sebagai akad atau

perjanjian utang piutang dengan menjadikan marhun sebagai kepercayaan atau penguat marhun
bih dan murtahin berhak menjual dan melelang barang yang di gadaikan itu pada saat itu
menuntut haknya.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gadai (rahn) adalah menahan barang
jaminan yang bersifat materi milik peminjam (rahin) sebagai jaminan atau pinjaman yang
diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomi sehingga pihak yang menahan
(murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari
barang gadai dimaksud bila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar utang pada waktu
yang telah ditentukan.
B. Dasar hukum
Dasar hukum yang menjadi landasan gadai syariah adalah ayat-ayat Al-Qur’an, hadist dan ijtihad
sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
Ayat Al-qur’an yang dapat di jadikan dasar hukum perjanjian gadai adalah qur’an surat QS.
AI-Baqarah (2) ayat 283 yang digunakan sebagai dasar dalam membangun konsep gadai
adalah sebagai berikut : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai
5


sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikan-nya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”. (Hadi solikul Muhammad, 2003)
2. Hadist
Hadist (sabda, perbuatan, takrir atau ketetapan, Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan atau
diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam) A'isyah ra
berkata: “bahwasanya Rasulullah saw membeli makanan dari seorang Yahudi dengan
menggadaikan baju besinya”. (HR. Muslim)
3. Ijtihad
Berdasarkan Al-qur’an dan hadist di atas menunjukkan transaksi atau perjanjian gadai di
benarkan dalam islam bahkan nabi pernah melakukannya. Namun demikian,perlu di lakukan
pengkajian mendalam dengan melakukan ijtihad.
C. Produk dan jasa gadai syariah
Produk dan jasa yang dapat di tawarkan oleh gadai syariah kepada masyarakat, yaitu antara lain:
1. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah (rahn), yaitu
pegadaian syariah mensyaratkan penyerahan barang gadai oleh nasabah (rahin) untuk
mendapatkan uang pinjaman, yang besarnya sangat ditentukan oleh nilai barang yang
digadaikan.

2. Penaksiran nilai barang, pegadaian syariah memberikan jasa penaksiran atas nilai barang
yang akan digadaikan oleh calon nasabah (rahin). Demikan juga nasabah yang bermaksud
menguji kualitas barang yang dimilikinya dan tidak hendak menggadaikan barangnya.
Jasa tersebut diberikan karena pegadaian syariah mempunyai alat penaksir yang
keakuratannya dapat diandalkan, serta sumber daya manusia yang berpengalaman dalam
menaksir. Jasa penaksiran ini hanya dipungut berupa biaya penaksiran.
3. Penitipan barang, pegadaian syariah memberikan jasa penitipan barang untuk masyarakat
yang ingin menitipkan barang berdasarkan pertimbangan keamanan dan alasan lainnya.
Atas jasa penitipan tersebut pegadaian syariah memungut ongkos penyimpanan.
4. Gold counter, jasa ini menyediakan fasilitas tempat penjualan emas eksekutif yang
terjamin sekali kualitas dan keasliannya. Gold counter ini semacam took dengan emas
Galeri 24, setiap perhiasan masyarakat yang dibeli ditoko perhiasan milik pegadaian akan
dilampiri sertifikat jaminan, untuk merubah image dengan mencoba menangkap
pelanggan kelas menengah keatas.

6

D. Mekanisme operasional gadai syariah
Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk diperhatikan, karena jangan
sampai operasional gadai syariah tidak efektif dan efisien. Mekanisme operasional gadai syariah

haruslah tidak menyulitkan calon nasabah yang akan meminjam uang atau akan melakukan akad
hutang-piutang. Ketentuan pelaksanaan gadai atau rahn dapat dirumuskan apabila telah diketahui
beberapa hal yang terkait diantaranya :
1. Kedudukan barang gadai
Selama ada di tangan pemegang gadai, kedudukan barang gadai hanya merupakan suatu
amanat yang dipercayakan kepadanya oleh pihak penggadai (basyir, 1983:53). Untuk
menjaga keselamatan barang gadai tersebut dapat diadakan persetujuan untuk
menyimpannya pada pihak ketiga, dengan ketentuan bahwa persetujuan itu baru diadakan
setelah perjanjian gadai terjadi.
2. Pemanfaatan barang gadai
Pada dasarnya barang gadai tidak boleh di ambil manfaatnya, baik oleh pemiliknya
maupun oleh penerima gadai. Hal ini disebabkan status barang tersebut hanya sebagai
jaminan utang dan sebagai amanat bagi penerimanya. Namun apabila mendapat izin dari
masing-masing pihak yang bersangkutan, maka barang tersebut boleh dimanfaatkan.
3. Risiko atas kerusakan barang gadai
Apabila murtahin sebagai pemegang amanat telah memelihara barang gadai dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan barang, kemudian tiba-tiba barang tersebut
mengalami kerusakan atau hilang tanpa disengaja, maka para ulama dalam hal ini
berbeda pendapat mengenai siapa yang harus menanggung risikonya.
Ulama mazhab syafi’I dan hambali berpendapat bahwa murtahin tidak menanggung

risiko apapun. Namun ulama mazhab hanafi berpendapat bahwa murtahin menanggung
risiko sebesar harga barang yang minimum. Perhitungan mulai pada saat diserahkannya
barang gadai kepada murtahin sampai hari rusak atau hilangnya. (basyir, 1983:54)
4. Pemeliharaan barang gadai
Para ulama syafi’iyah dan hanabilah berpendapat bahwa biaya pemelihaaan barang gadai
menjadi tanggungan penggadai dengan alasan bahwa barang tersebut berasal dari
penggadai dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan ulama hanifiah berpendapat lain
biaya yang diperlukan untuk menyimpan dan memelihara keselamatan barang gadai
menjadi tanggungan penerima gadai dalam kedudukannya sebagai orang yang menerima
amanat.
5. Kategori barang gadai
Jenis barang yang dapat digadaikan sebagai jaminan adalah semua jenis barang bergerak
dan tak bergerak yang memenuhi syarat :
a. Benda bernilai menurut hukum syara’
b. Benda berwujud pada waktu perjanjian terjadi
c. Benda diserahkan seketika kepada murtahin
7

E. Kekuatan kelemahan peluang dan ancaman gadai syariah
Dengan analisa SWOT,maka dapat diidentifikasi berbagai faktor yang secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan (Lembaga Gadai Syariah). Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength)dan peluang (opportunity) namun secara
bersamaan dapat memanimalkan kelemahan (weaknes) dan ancaman (treath). Berdasarkan
analisa SWOT dapat dilihat kelebihan maupun kekurangan gadai syariah apabila di bandingkan
pegadaian konvensional. (Rais sasli, 2006)
Kekuatan (strength) gadai syariah bersumber dari:
a) Dukungan umat islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia
b) Dukungan lembaga keuangan islam diseluruh dunia
c) Pemberian pinjaman lunak qardhul hasan dan pinjaman /pembiayaan mudharabah
dan bai’ al muqayadah dengan sistem bagi hasil pada gadai syariah sangat sesuai
dengan kebutuhan pembangunan.
Kelemahan (weakness) gadai syariah, adalah :
a) Berprasangka baik kepada semua nasabah nya dan berasumsi bahwa semua orang
yang terlibat dalam perjanjian bagi hasil adalah jujur, yang hal akan menjadi
boomerang bagi lembaga gadai syariah.
b) Memerlukan metode penghitungan yang rumit, apabila digunakan bagi hasil
terutama dalam menghitung biaya yang dibolehkan dan pembagian laba untuk
nasabah-nasabh kecil.
c) Karena menggunakan konsep bagi hasil, pegadaian syariah lebih banyak
memerlukan tenaga-tenaga professional yang handal, bukan hanya mengerti
operasional gadai syariah, namun juga mengerti tentang “aturan” islam nya itu
sendiri, yang hal ini masih minim dimiliki oleh pegadaian syariah.
d) Keterbatasan murtahin yang dapat dijadikan jaminan.
e) Memerlukan adanya seperangkat peraturan dalam pelaksanaan nya untuk
pembinaan dan pengawasan nya.
Peluang (opportunity) gadai syariah adalah :
a) Munculnya berbagai lembaga bisnis syariah (lembaga keuangan syariah)
b) Adanya peluang ekonomi bagi berkembangnya pegadaian syariah
Ancaman (Threath) gadai syariah adalah :
a) Dianggap adanya fanatisme agama
b) Susahnya untuk menghilangkan mekanisme “bunga” yang sudah mengakar dan
mengutungkan bagi sebagian kecil golongan umat islam.
8

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Gadai (rahn) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik peminjam (rahin)
sebagai jaminan atau pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai
ekonomi sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil
kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang gadai dimaksud bila pihak yang
menggadaikan tidak dapat membayar utang pada waktu yang telah ditentukan.
Produk dan jasa yang dapat di tawarkan oleh gadai syariah kepada masyarakat, yaitu Pemberian
pinjaman/pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah, Penaksiran nilai barang, penitipan barang,
gold counter. Berjalan nya perjanjian gadai sangat ditentukan oleh banyak hal. Antara lain adalah
subyek dan obyek perjanjian gadai. Subyek perjanjian gadai adalah rahin (yang menggadaikan
barang) dan murtahin (yang menahan gadai) obyek nya ialah marhun (barang gadai) dan utang
yang diterima rahin. Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk diperhatikan,
karena jangan sampai operasional gadai syariah tidak efektif dan efisien.

9

DAFTAR PUSTAKA
Rais sasli. 2006. Pegadaian syariah:konsep dan sistem operasional. Uii press.
Hadi solikul Muhammad. 2003. Pegadaian syariah. Salemba diniyah.
Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Gadai Syariah di Indonesia. Jakarta: Gadjah Mada Univercity
Press.
Sholikul Hadi, M. 2003. Pegadaian Syariah. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Diniyah.
ejournal.unesa.ac.id/article/8904/57/article.pdf
Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Gadai Syariah. Bandung : Alfabeta.
jurnalskripsi.com/search/pegadaian-syariah-pdf
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja.2005. Hak Istimewa, Gadai, dan Hipotek. Kencana:
Jakarta.
Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Islam tentang Riba, Utang-piutang, dan Gadai. Bandung :PT. AlMa’arif.

10

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45