LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Identifikasi T
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Identifikasi Tanaman
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
Karakteristik Tumbuhan Ceremai
Gambar 3.1. Tumbuhan Ceremai
Gambar 3.2. Simplisia Daun Ceremai
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
(lanjutan)
Mikroskopik
a
b
c
d
e
f
Keterangan:
a. Epidermis
b. Pembuluh kayu
c. Serabut
d. Hablur kalsium oksalat
e. Tulang daun
f.
Stomata tipe anisositik
Gambar 3.3. Mikroskopik serbuk simplisia daun ceremai perbesaran 10 × 10
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
Hasil Pemeriksaan Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia
dan Ekstrak Etanol Daun Ceremai
Tabel 3.1. Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia Daun Ceremai
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Parameter
Kadar air
Kadar sari larut dalam air
Kadar sari larut dalam etanol
Kadar abu total
Kadar abu tidak larut dalam
asam
Hasil
5,99%
22.20%
22,21%
5,19%
Persyratan MMI
≥ 20%
≥ 20%
≤ 7%
≤ 2%
0,56%
Tabel 3.2. Hasil Pemeriksaan Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia dan Ekstrak
Etanol Daun Ceremai
No.
Golongan Senyawa
1. Alkaloida
2. Flavonoida
3. Tanin
4. Steroid/Triterpenoida
5. Saponin
6. Glikosida
Keterangan: ( + ) = Positif
( - ) = Negatif
Hasil
Simplisia
+
+
+
+
Ekstrak
+
+
+
+
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
1. Perhitungan Penetapan Kadar Air
a.
b.
Berat sampel
= 5,0001g
Volume air
= 0,4 ml
Kadar air
=
Berat sampel
= 5,0001 g
Volume air = 0,3 ml
c.
Kadar air
=
Berat sampel
= 5,0004 g
Volume air = 0,2 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
2. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air
a. Berat sampel
= 5,0006 g
Berat sari
= 0,2002 g
Kadar sari
=
b. Berat sampel
= 5,0001 g
Berat sari
= 0,2563 g
Kadar sari
=
c. Berat sampel
= 5,0001 g
Berat sari
= 0,2095 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
3. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol
a. Berat sampel
= 5,0008 g
Berat sari
= 0,2047 g
Kadar sari
=
b. Berat sampel
= 5,0007 g
Berat sari
= 0,2420 g
Kadar sari
=
c. Berat sampel
= 5,0005 g
Berat sari
= 0, 2197 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
4. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total
a. Berat sampel = 2,0001 g
Berat abu
= 0,1015 g
Kadar abu
=
b. Berat sampel = 2,0000 g
Berat abu
= 0,1011 g
Kadar abu
=
c. Berat sampel = 2,0002 g
Berat abu
= 0,1085 g
Kadar abu
=
Kadar abu total rata-rata =
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
5. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
a. Berat sampel
= 2,0001 g
Berat abu
= 0,0112 g
Kadar abu
=
b. Berat sampel
= 2,0000 g
Berat abu
= 0,0103 g
Kadar abu
=
c. Berat sampel
= 2,0002 g
Berat abu
= 0,0115 g
Kadar abu
=
Kadar abu total rata-rata =
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
Bagan Alur Penelitian
Dibersihkan dari pengotor
Dicuci sampai bersih, ditiriskan ., ditimbang
Daun ceremai segar 2.000 g
Berat basah 1.750Dikeringkan
g
pada suhu ± 40oC
Berat kering 600 g
Dihaluskan
Ditimbang
580 g serbuk simplisia
Karakterisasi Simplisia
(± 100 g)
•
•
•
•
•
•
•
•
Ekstraksi
Diperkolasi menggunakan etanol
Pemeriksaan makroskopik
96 % yang telah didestilasi
Pemeriksaan mikroskopik
Penetapan kadar abu total
Penetapan kadar abu tidak
Perkolat
Ampas
larut dalam asam
Penetapan kadar air
Diuapkan menggunakan rotavapor
Penetapan kadar sari larut
dalam air
Difreeze dryer pada suhu -40oC selama ± 24
Penetapan kadar sari larut
j
Ekstrak kental 61,096
g
dalam etanol
Pemeriksaan skrining
Dilakukan penentuan golongan
fitokimia
Diuji aktivitas antikanker
senyawa kimia
Hasil +
Hasil
(flavonoida, tanin, saponin,
glikosida)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6
Alat-alat
Gambar 3.4. Velocity 18R refrigerated centrifuge
Gambar 3.5. Oral Sonde
Lampiran 6
(lanjutan)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6. Peralatan Bedah
Gambar 3.7. Mikroskop
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7
Hewan percobaan
Gambar 3.8. Mencit Jantan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8
Sel Normal dan Sel Bermikronukleus
B
A
Gambar 3.9. Kontrol Normal
B
Gambar 3.10. Kontrol Positif
B
B
B
B
Gambar 3.11. Perlakuan (Suspensi EEDC dosis 100 mg/kg BB)
Lampiran 8
(lanjutan)
B
B
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.12. Perlakuan (Suspensi EEDC dosis 400 mg/kg BB)
B
B
Gambar 3.13. Perlakuan (Suspensi EEDC dosis 800 mg/kg BB)
Keterangan:
A = Sel normal
B = Sel bermikronukleus
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9
Contoh Perhitungan Dosis
Contoh perhitungan dosis untuk mencit dengan berat badan 25 g dengan dosis
ekstrak daun ceremai 200 mg/kg BB
Dosis
= 200 mg/kg BB
Konsentrasi obat 4 % = 4 g/100 ml = 4000 mg/100 ml = 40 mg/ ml
Jumlah obat yang di suntikkan:
Digunakan syringe 1 ml dengan skala 80, maka 1 skala = 0,0125 ml
Maka suspensi yang diberikan:
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10
Jumlah Sel Mikronukleus pada Sumsum Tulang Femur Mencit
Tabel 3.3. Jumlah sel mikronukleus yang diinduksi dengan siklofosfamid pada
sumsum tulang mencit per 100 sel dan diberikan Suspensi EEDC
Jumlah sel mikronukleus
Kelompok
1
Perlakuan
Suspensi CMC
1%
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
1
2
3
4
5
6
7
15
20
17
21
18
19
17
54
61
57
54
54
58
55
45
41
40
44
42
44
40
32
31
29
33
30
34
30
23
21
20
23
20
22
19
Suspensi CMC
2
1%, Induksi
dengan
siklofosfamid
Suspensi EEDC
dosis 200 mg/kg
3
BB, Induksi
dengan
Siklofosfamid
Suspensi EEDC
dosis 400 mg/kg
4
BB, Induksi
dengan
Siklofosfamid
Suspensi EEDC
dosis 800 mg/kg
5
BB, Induksi
dengan
Siklofosfamid
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11
Hasil Perhitungan Statistik
Tabel Deskriptif
De scriptives
jumlahmikronukleus
N
1
2
3
4
5
Total
7
7
7
7
7
35
Mean
Std. Deviation Std. Error
18.14
2.035
.769
56.14
2.673
1.010
42.29
2.059
.778
31.29
1.799
.680
21.14
1.574
.595
33.80
14.356
2.427
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
16.26
20.03
53.67
58.61
40.38
44.19
29.62
32.95
19.69
22.60
28.87
38.73
Minimum
15
54
40
29
19
15
Maximum
21
61
45
34
23
61
Tabel Uji Normalitas
Tests of Normality
a
jumlahmikronukleus
perlakuan
1
2
3
4
5
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
.144
7
.200*
.237
7
.200*
.226
7
.200*
.191
7
.200*
.195
7
.200*
Statistic
.978
.839
.888
.955
.913
Shapiro-Wilk
df
7
7
7
7
7
Sig.
.948
.098
.263
.772
.420
*. This is a lower bound of the true s ignificance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji ANAVA Satu Arah (One Way ANOVA)
ANOV A
jumlahmikronuk leus
Between Groups
W ithin Groups
Total
Sum of
Squares
6880.171
127.429
7007.600
df
4
30
34
Mean S quare
1720.043
4.248
F
404.943
Sig.
.000
Universitas Sumatera Utara
Uji Post Hoc Tuckey
Multiple Compari sons
Dependent Variable: jumlahmikronuk leus
Tukey HSD
(I) perlakuan
1
(J) perlakuan
2
3
4
5
1
3
4
5
1
2
4
5
1
2
3
5
1
2
3
4
2
3
4
5
Mean
Difference
(I-J)
-38.000*
-24.143*
-13.143*
-3. 000
38.000*
13.857*
24.857*
35.000*
24.143*
-13.857*
11.000*
21.143*
13.143*
-24.857*
-11.000*
10.143*
3.000
-35.000*
-21.143*
-10.143*
St d. E rror
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
Sig.
.000
.000
.000
.074
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.074
.000
.000
.000
95% Confidenc e Int erval
Lower Bound Upper Bound
-41.20
-34.80
-27.34
-20.95
-16.34
-9. 95
-6. 20
.20
34.80
41.20
10.66
17.05
21.66
28.05
31.80
38.20
20.95
27.34
-17.05
-10.66
7.80
14.20
24.34
17.95
9.95
16.34
-28.05
-21.66
-14.20
-7. 80
6.95
13.34
6.20
-.20
-38.20
-31.80
-24.34
-17.95
-13.34
-6. 95
*. The mean differenc e is significant at the .05 level.
Uji Homogeneous
jumla hmi kronukle us
a
Tukey HSD
perlakuan
1
5
4
3
2
Sig.
N
7
7
7
7
7
1
18.14
21.14
Subset for alpha = .05
2
3
4
31.29
42.29
.074
1.000
1.000
56.14
1.000
Means for groups in homogeneous subs ets are displayed.
a. Us es Harmonic Mean S ample S ize = 7.000.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
Hasil Identifikasi Tanaman
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
Karakteristik Tumbuhan Ceremai
Gambar 3.1. Tumbuhan Ceremai
Gambar 3.2. Simplisia Daun Ceremai
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
(lanjutan)
Mikroskopik
a
b
c
d
e
f
Keterangan:
a. Epidermis
b. Pembuluh kayu
c. Serabut
d. Hablur kalsium oksalat
e. Tulang daun
f.
Stomata tipe anisositik
Gambar 3.3. Mikroskopik serbuk simplisia daun ceremai perbesaran 10 × 10
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
Hasil Pemeriksaan Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia
dan Ekstrak Etanol Daun Ceremai
Tabel 3.1. Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia Daun Ceremai
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Parameter
Kadar air
Kadar sari larut dalam air
Kadar sari larut dalam etanol
Kadar abu total
Kadar abu tidak larut dalam
asam
Hasil
5,99%
22.20%
22,21%
5,19%
Persyratan MMI
≥ 20%
≥ 20%
≤ 7%
≤ 2%
0,56%
Tabel 3.2. Hasil Pemeriksaan Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia dan Ekstrak
Etanol Daun Ceremai
No.
Golongan Senyawa
1. Alkaloida
2. Flavonoida
3. Tanin
4. Steroid/Triterpenoida
5. Saponin
6. Glikosida
Keterangan: ( + ) = Positif
( - ) = Negatif
Hasil
Simplisia
+
+
+
+
Ekstrak
+
+
+
+
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
1. Perhitungan Penetapan Kadar Air
a.
b.
Berat sampel
= 5,0001g
Volume air
= 0,4 ml
Kadar air
=
Berat sampel
= 5,0001 g
Volume air = 0,3 ml
c.
Kadar air
=
Berat sampel
= 5,0004 g
Volume air = 0,2 ml
Kadar air
=
Kadar air rata-rata
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
2. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air
a. Berat sampel
= 5,0006 g
Berat sari
= 0,2002 g
Kadar sari
=
b. Berat sampel
= 5,0001 g
Berat sari
= 0,2563 g
Kadar sari
=
c. Berat sampel
= 5,0001 g
Berat sari
= 0,2095 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
3. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol
a. Berat sampel
= 5,0008 g
Berat sari
= 0,2047 g
Kadar sari
=
b. Berat sampel
= 5,0007 g
Berat sari
= 0,2420 g
Kadar sari
=
c. Berat sampel
= 5,0005 g
Berat sari
= 0, 2197 g
Kadar sari
=
Kadar sari rata-rata
=
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
4. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total
a. Berat sampel = 2,0001 g
Berat abu
= 0,1015 g
Kadar abu
=
b. Berat sampel = 2,0000 g
Berat abu
= 0,1011 g
Kadar abu
=
c. Berat sampel = 2,0002 g
Berat abu
= 0,1085 g
Kadar abu
=
Kadar abu total rata-rata =
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
(Lanjutan)
5. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
a. Berat sampel
= 2,0001 g
Berat abu
= 0,0112 g
Kadar abu
=
b. Berat sampel
= 2,0000 g
Berat abu
= 0,0103 g
Kadar abu
=
c. Berat sampel
= 2,0002 g
Berat abu
= 0,0115 g
Kadar abu
=
Kadar abu total rata-rata =
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
Bagan Alur Penelitian
Dibersihkan dari pengotor
Dicuci sampai bersih, ditiriskan ., ditimbang
Daun ceremai segar 2.000 g
Berat basah 1.750Dikeringkan
g
pada suhu ± 40oC
Berat kering 600 g
Dihaluskan
Ditimbang
580 g serbuk simplisia
Karakterisasi Simplisia
(± 100 g)
•
•
•
•
•
•
•
•
Ekstraksi
Diperkolasi menggunakan etanol
Pemeriksaan makroskopik
96 % yang telah didestilasi
Pemeriksaan mikroskopik
Penetapan kadar abu total
Penetapan kadar abu tidak
Perkolat
Ampas
larut dalam asam
Penetapan kadar air
Diuapkan menggunakan rotavapor
Penetapan kadar sari larut
dalam air
Difreeze dryer pada suhu -40oC selama ± 24
Penetapan kadar sari larut
j
Ekstrak kental 61,096
g
dalam etanol
Pemeriksaan skrining
Dilakukan penentuan golongan
fitokimia
Diuji aktivitas antikanker
senyawa kimia
Hasil +
Hasil
(flavonoida, tanin, saponin,
glikosida)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6
Alat-alat
Gambar 3.4. Velocity 18R refrigerated centrifuge
Gambar 3.5. Oral Sonde
Lampiran 6
(lanjutan)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6. Peralatan Bedah
Gambar 3.7. Mikroskop
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7
Hewan percobaan
Gambar 3.8. Mencit Jantan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8
Sel Normal dan Sel Bermikronukleus
B
A
Gambar 3.9. Kontrol Normal
B
Gambar 3.10. Kontrol Positif
B
B
B
B
Gambar 3.11. Perlakuan (Suspensi EEDC dosis 100 mg/kg BB)
Lampiran 8
(lanjutan)
B
B
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.12. Perlakuan (Suspensi EEDC dosis 400 mg/kg BB)
B
B
Gambar 3.13. Perlakuan (Suspensi EEDC dosis 800 mg/kg BB)
Keterangan:
A = Sel normal
B = Sel bermikronukleus
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9
Contoh Perhitungan Dosis
Contoh perhitungan dosis untuk mencit dengan berat badan 25 g dengan dosis
ekstrak daun ceremai 200 mg/kg BB
Dosis
= 200 mg/kg BB
Konsentrasi obat 4 % = 4 g/100 ml = 4000 mg/100 ml = 40 mg/ ml
Jumlah obat yang di suntikkan:
Digunakan syringe 1 ml dengan skala 80, maka 1 skala = 0,0125 ml
Maka suspensi yang diberikan:
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10
Jumlah Sel Mikronukleus pada Sumsum Tulang Femur Mencit
Tabel 3.3. Jumlah sel mikronukleus yang diinduksi dengan siklofosfamid pada
sumsum tulang mencit per 100 sel dan diberikan Suspensi EEDC
Jumlah sel mikronukleus
Kelompok
1
Perlakuan
Suspensi CMC
1%
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
Mencit
1
2
3
4
5
6
7
15
20
17
21
18
19
17
54
61
57
54
54
58
55
45
41
40
44
42
44
40
32
31
29
33
30
34
30
23
21
20
23
20
22
19
Suspensi CMC
2
1%, Induksi
dengan
siklofosfamid
Suspensi EEDC
dosis 200 mg/kg
3
BB, Induksi
dengan
Siklofosfamid
Suspensi EEDC
dosis 400 mg/kg
4
BB, Induksi
dengan
Siklofosfamid
Suspensi EEDC
dosis 800 mg/kg
5
BB, Induksi
dengan
Siklofosfamid
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11
Hasil Perhitungan Statistik
Tabel Deskriptif
De scriptives
jumlahmikronukleus
N
1
2
3
4
5
Total
7
7
7
7
7
35
Mean
Std. Deviation Std. Error
18.14
2.035
.769
56.14
2.673
1.010
42.29
2.059
.778
31.29
1.799
.680
21.14
1.574
.595
33.80
14.356
2.427
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound
16.26
20.03
53.67
58.61
40.38
44.19
29.62
32.95
19.69
22.60
28.87
38.73
Minimum
15
54
40
29
19
15
Maximum
21
61
45
34
23
61
Tabel Uji Normalitas
Tests of Normality
a
jumlahmikronukleus
perlakuan
1
2
3
4
5
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
.144
7
.200*
.237
7
.200*
.226
7
.200*
.191
7
.200*
.195
7
.200*
Statistic
.978
.839
.888
.955
.913
Shapiro-Wilk
df
7
7
7
7
7
Sig.
.948
.098
.263
.772
.420
*. This is a lower bound of the true s ignificance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji ANAVA Satu Arah (One Way ANOVA)
ANOV A
jumlahmikronuk leus
Between Groups
W ithin Groups
Total
Sum of
Squares
6880.171
127.429
7007.600
df
4
30
34
Mean S quare
1720.043
4.248
F
404.943
Sig.
.000
Universitas Sumatera Utara
Uji Post Hoc Tuckey
Multiple Compari sons
Dependent Variable: jumlahmikronuk leus
Tukey HSD
(I) perlakuan
1
(J) perlakuan
2
3
4
5
1
3
4
5
1
2
4
5
1
2
3
5
1
2
3
4
2
3
4
5
Mean
Difference
(I-J)
-38.000*
-24.143*
-13.143*
-3. 000
38.000*
13.857*
24.857*
35.000*
24.143*
-13.857*
11.000*
21.143*
13.143*
-24.857*
-11.000*
10.143*
3.000
-35.000*
-21.143*
-10.143*
St d. E rror
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
1.102
Sig.
.000
.000
.000
.074
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.074
.000
.000
.000
95% Confidenc e Int erval
Lower Bound Upper Bound
-41.20
-34.80
-27.34
-20.95
-16.34
-9. 95
-6. 20
.20
34.80
41.20
10.66
17.05
21.66
28.05
31.80
38.20
20.95
27.34
-17.05
-10.66
7.80
14.20
24.34
17.95
9.95
16.34
-28.05
-21.66
-14.20
-7. 80
6.95
13.34
6.20
-.20
-38.20
-31.80
-24.34
-17.95
-13.34
-6. 95
*. The mean differenc e is significant at the .05 level.
Uji Homogeneous
jumla hmi kronukle us
a
Tukey HSD
perlakuan
1
5
4
3
2
Sig.
N
7
7
7
7
7
1
18.14
21.14
Subset for alpha = .05
2
3
4
31.29
42.29
.074
1.000
1.000
56.14
1.000
Means for groups in homogeneous subs ets are displayed.
a. Us es Harmonic Mean S ample S ize = 7.000.
Universitas Sumatera Utara