Hukum Memeperingati Maulid Nabi saw

Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wasallam
bapakeqya.blogspot.co.id /2015/12/hukum-memperingati-maulid-nabi-muhammad.html

Kemeriahan Peringatan Maulid Nabi saw di Pakistan
Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam Secara Etimologi, kata maulid termasuk jenis kalimat isim muttasharif yang merupakan pecahan
(musytaq) dari isim zaman berwazan maf'ilun. Kata ini berasal dari kata "wa-la-da", al-fi'il-madhi.
Kata ini golongkan pada bab dua dalam Al-tashrif al-fi'il dengan di baca kasrah pada 'ain fi'il almudhori'nya. Kata ini mengandung arti waktu di lahirkan. Jadi peringatan maulid nabi adalah peringatan
atau perayaan waktu atau hari lahirnya Nabi Muhammad Shalallahu 'alihi wasallam.

Kebanyakann umat islam beranggapan bahwa peringatan dan perayaan Maulid Nabi Besar
Muhammad Shalallahu 'alihi wasallam adalah hal baru dalam Islam, sehingga sangat wajar jika
pelaksanaannya di anggap bid'ah. Bagi paham yang menyatakan bahwa semua bid'ah adalah sesat dan
haram tidak terkecuali, seakan-akan pandangan mereka sudah obyektif mengenai perayaan Maulid nabi
besar di mana mereka menghukuminya haram, karena pandangan mereka peringatan maulid nabi
termasuk bid'ah.
Sebelumnya, peringatan Maulid Nabi saw sudah ada sejak zaman Nabi besar kita
Muhammad Shalallahu 'alihi wasallam masih hidup dan beliau memberikan tauladan dan contoh
peringatan maulid itu.
Adapun golongan yang mengharamkan peringatan maulid nabi besar
Muhammad Shalallahu 'alihi wasallam karena di anggap bid'ah menurut pemahaman mereka, itu lebih

karena kurangnya kepandaian mereka dalam mengkaji Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta sudut pandang
mereka yang sempit dalam memahami masalah agama.
Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad Shalallahu 'alihi wasallam

Memperingati atau merayakan hari yang sudah di anggap memiliki sejarahdan penting bagi dirinya
ataupun bagi kebanyakan orang atau bagi sebagian umat adalah hal yang di anjurkan oleh Al-Qur'an dan
di contohkan oleh Nabi
Muhammad Shalallahu 'alihi wasallam.
Rosululloh ketika di tanya tentang mengapa beliu berpuasa di hari senin? Ada beberapa alasan tentang
puasa di hari senin, tapi Rosululloh saw menjawabya dengan jawaban :

"karena di hari itu aku di lahirkan dan di hari itu juga aku dapat wahyu".
(HR. Imam Muslim, abu dawud dan Ahmad bin hanbal).
Yang di tanyakan kepada Rosululloh adalah tentang keutamaan puasa di hari senin, maka seharusnya
Rosululloh menjawab dengan sabdanya :
"karena di hari senin dan di hari kamis itu amal setiap orang di laporkan, dan aku mengharap ketika
amalku di laporkan dalam keadaan berpuasa".(HR.Tirmidzi).
Ternyata bukan dengan sabda ini beliau menjawab, melainkan dengan menjelaskan kejadian di hari senin
di mana jawaban beliau "di hari senin aku di lahirkan" merupakan ajakan sekaligus pelajaran kepada
umatnya untuk mengingat hari senin sebagai hari yang bersejarah bagi diri kita yaitu hari kelahiran Nabi

Muhammad.
Rosululloh selalu mengingat hari kelahiran beliau sendiri dengan selalu berpuasa di hari tersebut, artinya
Rosululloh selalu memperingati hari kelahirannya. Walhasil, memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad
saw adalah hal yang sudah di contohkan oleh beliau sendiri.
Mengekspresikan kegembiraan atau merayakan hari yang di anggap memiliki kaitan sejarah dengan
menampakan rasa senag merupakan hal yang di anjurkan oleh Al-Qur'an. Dalam surat Yunus ayat 58 di
sebutkan :
"Katakanlah! dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklaha itu mereka bergembira. KaruniaAllah dan
Rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS.Yunus : 58)
Ayat ini memberi keterangan kepada kita supaya bergembira atau merayakan kegembiraan atas rahmat
Allah SWT kepada kita.
Ibnu abbas menafsirkan ayat di atas dengan memberikan penjelasan bahwa kata Fadhlun (karunia) di
artikan sebagai ilmu, adapun kata rahmat di artikan dengan Muhammad saw. Artinya, hendaklah
keberadaan Muhammad saw membuat kalian bergembira. Maksudnya adalah kelahiran nabi muhammad
saw di muka bumi atau keberadaan beliau di alam raya ini harus di sambut dengan gembira.
Jadi, memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw dan merayakannya sebagaimana yang telah kita
kenal dengan istilah peringatan dan perayaan maulid Nabi Muhammad saw adalah hal yang tidak sama
sekali bertentangan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits, justru sebaliknya, adalah hal yang di legitimasi dalam
Al-qur'an dan Al-Hadits serta di anjurkan.
Banyak para ulama terkemuka dari kalangan ulama salaf al-shalih menyatakan bahwa peringatan maulid

Nabi Muhammad saw adalah bid'ah hasanah yang berpahala bagi siapa saja yang melakukannya. Para
ulama itu adalah :

1. Syeikh al-Imam al-Hafidz Ibn al-Jauzi al-Hanbali
2. Syeikh al-Imam al-Hafidz Ibn Dih yah

3. Syeikh al-Imam al-Hafidz Abu Syammah ( guru al-Imam al-Nawawi)
4. Syeikh al-Imam al-Hafidz Ibn Katsir
5. Syeikh al-Imam al-hafidz Ibn Rajab al-Hanbali

6. Syeikh al-Imam al-Hafidz Ibn Hajar al-Asqolani
7. Syeikh al-imam al-Hafidz al-Suyuti
8. Syeikh al-Imam al-Hafidz al-Sakhawi
9. Dan lain-lain.

Sejarah dan Tujuan Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw

Sebagian umat Isalam tentunya mafhum bahwa Nabi Muhammad saw di lahirkan pada tanggal 12 Robi'ul
Awwal tahun Gajah. Berpedoman dengan hal itu, umat Islam memperingati maulid Nabi Muhammad saw.
Oleh orang jawa, bulan Robi'ul awwal di sebut juga dengan bulan mulud, sedangkan tradisi peringatan

maulid di sebut juga dengan Muludan.

Para sejarah Islam sepakat bahwa perayaan
maulid Nabi muncul sekitar abad ke 6 H.
Pelopornya adalah seorang raja yang alim,
pemberani dan penuh ketaqwaan kepada
Allah SWT, yaitu raja Irbil di Iraq. Nama
Lengkapnya adalah Al-Muzhaffar Abu Sai'id
al-kukuhburiy bin Zainuddin Ali Buktikin yang
wafat pada tahun 630 H/1232 M.
Tujuan peringatan Maulid itu sendiri adalah
untuk menggugah kembali semangat
keimanan kaum muslim dan menambah
kecintaan kepada nabi Muhammad saw.
Alasannya, pada saat itu terjadi kemerosotan
Acara maulid di Negara Iraq
akidah di kalangan umat Islam. Memperingati
maulid Nabi merupakan upaya membuka kembali sejarah perjuangan beliau dalam memperjuangkan
Islam dan menegakkan Kalimat Allah di muka bumi. Dengan peringatan dan perayaan maulid Nabi di
harapkan bisa meneguhkan kembali keimanan dan keislaman kaum muslimin.

Sebagaimana hal ini di jelaskan dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 120 sebagai berikut :
"Dan semua kisah-kisah para rosul kami ceritakan kepadamu, yaitu kisah-kisah yang dengannya kami
teguhkan hatimu" (QS.Hud: 120)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah menceritakan kisah-kisah kehidupan para rosul terdahulu
dengan tujuan meneguhkan hati nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw saja masih butuh di teguhkan hatinya oleh Allah SWT dengan menceritakan para
rosul sebelumnya melalui wahyu, apalagi kita yang buakan nabi, tentu lebih butuh keteguhan hati
ketimbang beliau. Allah SWT mengajarkan kepada nabi-Nya cara mengubah hati hamba-Nya dengan
menceritakan kembali sejarah kehidupan para rosul.
Untuk itu, tidak salah jika kita mengulas kembali kisah para rosul. Selain mengetahui sejarah para Nabi
dan Rosul terdahulu, sebagai umat nabi Muhammad saw kita harus tahu dengan sejarah beliau dan akan

lebih berkesan jika kita membaca tentang kehidupan dan perjuangan beliau di sebuah hari yang
bersejarah. Momen yang paling tepat adalah di hari di mana beliau di lahirkan melalui acara peringatan
dan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw.
Keutamaan Memeperingati Maulid Nabi saw

Ada nilai pahala yang besar bagi orang yang mau melaksanakan perayaan Maulid Nabi saw,
sebagaimana hal itu telah menjadi kesamaan pendapat para ulama terdahulu maupun ulama sekarang,
baik dari golongan ulama salaf maupun intelektual Muslim.


Menyambut kelahiranatau keberadaan
Muhammad saw di muka bumi merupakan
perbuatan yang utama. Hal ini pernah di
lakukan oleh Abu Lahab. Ia sangat
bergembira atas kelahiran Nabii Muhammad
saw sampai memerdekakan budaknya yang
bernama Tsuwaibah.
Ibnu Katsir dalam tafsir al-Bidayah wa alNihayah menjelaskan mengenai hal tersebut
sebagai berikut :
"Dan dalam mimpinya, Abu lahab berkata
Kegiatan muludan di Daerah Jawa
kepada Abbas, Sesungguhnya siksaku di
ringankan pada hari senin, para ulama berpendapat, hal itu terjadi ketika Tsuwaibah menyampaikan berita
gembira kepada abu lahab tentang kelahiran anak saudaranya, Muhammad bin Abdillah, ketika itu abu
lahab langsung memerdekakan Tsuwaibah karena bahagia mendengar berita tersebut, maka abu lahab di
ringankan siksanya dengan sebab peristiwa tersebut".
Abu Lahab merayakan kegembiraan atas kelahiran Nabi saw dengan memerdekakan budaknya. Dengan
itu ia di alam kubur pada setiap hari senin mendapat keringanan siksaan. bagaimana dengan kita umat
Islam yang selalu mencintainya, merindukannya, merayakan dan menyambut gembira hari lahirnya?

Baca Juga
"Pendapat Para Ulama Tentang Memperingati dan Merayakan Maulid Nabi Muhammad saw"

Sumber Tulisan :
KH. Muhammad Nasir Muhyi (gus Nasir). "Katanya Bid'ah Ternyata Sunnah".Tahun 2010
Sumber Gambar :
Google...

Please FOLLOW and JOIN to get update!
Cool Social Media Sharing Touch Me Widget by Blogger Widgets