3. ESTY YAUMI IFADA Sulistiyowati Cucuk Rahmadi P. 18 25

  

MENOPAUSE DI DESA SELOREJO KECAMATAN BAURENO KABUPATEN

BOJONEGORO TAHUN 2010

Esty Yaumi Ifada*,

  Sulistiyowati**, Cucuk Rahmadi P*** …………......……….…… …… . .….

  

ABSTRAK

…… … ......………. …… …… . .….

  Kehidupan wanita di bagi dalam beberapa masa, dari masa bayi, kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, sampai pada masa menopause. Disetiap masa, wanita mengalami perubahan tertentu pada dirinya, salah satunya masa menopause yang diliputi banyak kecemasan, 80% ibu menopause merasa terdapat tanda cemas dalam menghadapi menopause. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan latihan fisik dengan kecemasan wanita menghadapi menopause di Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro.

  Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 52 orang, dengan sampel sebanyak 46 orang. Metode sampling yang di gunakan simple

  

random sampling, dengan variabel independen latihan fisik dan variabel dependen kecemasan.

  Pada penelitian ini menggunakan Uji Korelasi Sperman Rank dengan (α = 0,05).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden yang rutin latihan fisik mengalami tidak ada kecemasan yaitu 15 responden (75%) dan hampir seluruh responden yang tidak rutin latihan fisik mengalami kecemasan ringan yaitu 5 responden (83,3%) sedangkan hampir sebagian yang tidak pernah latihan fisik mengalami kecemasan sedang 8 responden (40,0%). Dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil terdapat hubungan antara latihan fisik dengan kecemasan wanita dalam menghadapi menopause dengan rs = -0,774 dan p value = 0,000 dimana p < α (0,000 < 0,05 ).

  Melihat hasil penelitian ini maka upaya untuk menurunkan kecemasan dengan cara perlunya melakukan latihan fisik rutin yang baik pada ibu menopause yaitu cukup melakukan jalan kaki pagi hari atau lari ditempat sehingga kecemasan bisa diminimalkan.

  Kata kunci : latihan fisik, kecemasan menghadapi menopause PENDAHULUAN . …… . … … .

  Kehidupan wanita dapat di bagi dalam beberapa masa, dari Masa bayi, masa kanak- kanak, masa pubertas, masa reproduksi, sampai pada masa menopause / klimakterium. Disetiap masa, Wanita akan mengalami perubahan-perubahan tertentu pada dirinya, salah satunya masa menopause yaitu masa dimana haid pada wanita akan berhenti (Sarwono, 2007). Menurut potter (2005) menopause merupakan terhentinya menstruasi pada wanita terutama karena ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi periodiknya pada sistem endokrin.

  Umumnya wanita Indonesia mengalami menopause di usia 45-55 tahun. Hal yang sama juga dikatakan Braam di kutip Setiyo purwanto (2007), yang menyatakan bahwa sebagian besar wanita, menopause terjadi pada umur antara 45-55 tahun. Meskipun begitu ada beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum umur 45 tahun, tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru mendapatkan menstruasi terakhir (Purwantyastuti, 2005). Pada wanita Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Berkurangnya kadar estrogen dan progesteron saat dan setelah menopause menyebabkan lapisan dinding vagina menjadi tipis dan lebih keras. Sebagai tambahan, produksi cairan vagina turun, menambahkan rasa tidak nyaman saat bersetubuh. Kondisi ini menyebabkan stres emosi yang sangat kuat (Kesrepro, 2007 : 12). Menurut Kartono ( dalam Setiyo purwanto, 2007 ) Penurunan kadar estrogen yang terkait dengan menopause dapat menyebabkan hot flashes, dengan mengontrol gaya hidup, stres dan kecemasan dapat membantu mengurangi jumlah dan tingkat keparahan hot flashes

  Hubungan Latihan Fisik Dengan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause

  dokter di University of Pennsylvania. Perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang berbeda-beda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam gejala-gejala psikologis seperti: depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi banyak kecemasan.

  Pada wanita dalam menopause terjadi perubahan-perubahan yang menimbulkan gangguan-gangguan ringan atau kadang berat. Walaupun menopause / klimakterium merupakan masa perubahan, umumnya masa itu dilalui oleh wanita-wanita tanpa banyak keluhan; hanya pada sebagian kecil ( 25% pada wanita Eropa, agak kurang pada wanita indonesia ) ditemukan keluhan yang cukup berat yang menyebabkan wanita bersangkutan minta pertolongan dokter (sarwono, 2007).

  Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada Maret tahun 2010 di Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro sebanyak 10 ibu menopause usia 45-55 tahun dan diperoleh hasil bahwa 8 (80%) ibu menopause merasa ada beberapa tanda kecemasan dalam menghadapi menopause sedangkan 2 (20%) ibu menopause tidak merasa ada perubahan yang terjadi dan ibu tidak merasa terdapat tanda cemas dalam menghadapi menopause. Dari data tersebut di dapatkan masih banyaknya ibu menopause yang cemas dalam menghadapi masa menopause. Walaupun sebenarnya menopause di anggap biasa tetapi perlu juga diperhatikan bagaimana cara menghadapi masa menopause karena apabilah kebutuhan yang bersifat fisiologis dan dasar tersebut tidak dipenuhi akan menyebabkan masalah psikis pada ibu menopause.

  Faktor–faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi masa menopause antara lain faktor kultural, sosial ekonomi, kebutuhan terhadap kehidupan seksual, gaya hidup seperti keteraturan olahraga/latihan fisik, pemenuhan nutrisi, pemenuhan istirahat, merokok ( Aprilia, 2007 ). manusia yang tercipta dari proses belajar dan tersusun sebagai tata kelakuan dalam kehidupan masyarakat (soekidjo Notoatmodjo, 2005). Budaya dalam masyarakat berkaitan dengan adat istiadat daerah tersebut, tergantung keyakinan seseorang di dalam menghadapi menopause. Sebagian masyarakat menganggap timbulnya kecemasan pada menopause tergantung situasi psikologis dan merupakan hal yang biasa.

  Sosial ekonomi merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap kecemasan pada menopause, karena keadaan ekonomi yang rendah umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi (Nasrul effendi,1998 : 40)

  Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, kurang olah raga, stress dan nutrisi yang kurang meningkatkan resiko penyakit dan kebiasaan gaya hidup tersebut yang mengaktifkan respon stress (Potter, 2005). Modifikasi gaya hidup yang sehat dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala menopause yang terjadi. Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah Nutrisi yang cukup, Olahraga teratur, Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periode peralihan.

  Pada wanita Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Berkurangnya kadar estrogen dan progesteron saat dan setelah menopause menyebabkan lapisan dinding vagina menjadi tipis dan lebih keras. Sebagai tambahan, produksi cairan vagina turun, menambahkan rasa tidak nyaman saat bersetubuh. Kondisi ini menyebabkan stres emosi yang sangat kuat (Kesrepro, 2007 : 12). Kekeringan vagina menyebabkan dispareunia, yang kemudian akan menurunkan libido. Perubahan seksual ini akan dirasakan lebih berat oleh wanita. Wanita yang menyikapi situasi menopause dengan cara negatif akan mengalami penurunan atau ketidakmampuan

  Hubungan Latihan Fisik Dengan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause

  Jumlah penduduk tahun 2010 adalah 3135 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 1478 jiwa dan perempuan sebanyak 1657 jiwa. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani 2) Karakteristik Responden (1) Tabel responden berdasarkan umur

  50

  46 100

  30 34,8 65,2 Jumlah

  16

  2 45-50 tahun 51-55 tahun

  1

  No Umur Jumlah responden Presentase (%)

  Dari tabel 1 diatas diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden berumur 51-55 tahun yaitu 30 responden (65,2%) dan hampir sebagian yaitu 16 responden (34,8%) berumur 45-50 tahun.

  Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Selorejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010.

  Selorejo berada di Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro dengan luas desa 175 Ha. Batas wilayah Selorejo utara berbatasan dengan Desa Gunungsari Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro, timur berbatasan dengan Desa Tlogoagung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro, selatan berbatasan dengan Desa Karangan Kecamatan Kepoh baru Kabupaten Bojonegoro, sedangkan barat berbatasan dengan Desa Tulung agung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Orbatasi (jarak dari pusat pemerintahan) jarak desa Selorejo dengan pusat pemerintahan adalah sebagai berikut : Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 3 km, jarak dari pusat pemerintah kabupaten 32 km, jarak dari pusat pemerintah provinsi 78 km.

  pasangannya. Wanita tersebut menyikapi dirinya dengan perasaan kecewa dan gagal dalam hidup, menyesali diri dan penderitaan batin.

  1) Gambaran Lokasi Penelitian Di lihat dari letak geografis Desa

  1. Data Umum

  …

  Rank (Rho ) HASIL . PENELITIAN

  dengan menggunakan uji korelasi spearmen

  tabulating kemudian dilakukan analisis

  .… … .… Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah wanita yang sudah menopause di Desa Selorejo Kec Baureno, Kab Bojonegoro sebanyak 52 orang. Sedangkan sampelnya adalah ibu menopause usia antara 45 – 55 tahun di Desa selorejo kecamatan baureno kabupaten bojonegoro sebanyak 46 orang. Variabel Independent: latihan fisik, Variabel Dependen: kecemasan ibu menopause. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring,

  Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kecemasan pada menopause maka penulis terdorong untuk mengadakan studi penelitian dengan pokok permasalahan “hubungan latihan fisik dengan kecemasan wanita menghadapi menopause “.

  Salah satu upaya dalam mengatasi masalah kecemasan pada ibu menopause, maka di perlukan peningkatan peran petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang menopause melalui penyuluhan- penyuluhan yaitu memberikan konseling kepada suami atau keluarga bahwa setiap wanita akan mengalami menopause sehingga Jangan sampai perubahan yang dialami ibu atau istri dianggap sebagai sesuatu yang aneh sehingga ibu menopause tidak mendapatkan dukungan dan bantuan moral yang diperlukan, merubah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara olah raga teratur, nutrisi yang cukup, istirahat cukup, sehingga ibu benar-benar siap dalam menghadapi masa menopause.

METODE PENELITIAN

  Hubungan Latihan Fisik Dengan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Desa Selorejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010.

  37

  No Pendidikan Jumlah responden Presentase (%)

  1

  2

  3

  4 SD / Sederajat SMP / Sederajat SMA / Sederajat PT / Sederajat

  22

  17

  6

  1 47,8

  13 2,2 Jumlah 46 100

  Jumlah 46 100

  No Pekerjaan Jumlah responden Presentase (%)

  1

  2

  3

  4 Tidak bekerja Swasta Petani PNS

  11

  10

  24

  1 23,9 21,7 52,2

  Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu menopause mengalami kecemasan ringan sebanyak 22 responden (47,8%) dan sebagian kecil ibu menopause mengalami kecemasan sedang sebanyak 8 responden (17,4%).

  8 34,8 47,8 17,4

  Dari tabel 2 diatas diperoleh hasil bahwa hampir sebagian responden berpendidikan SD / Sederajat yaitu 22 responden (47,8%) dan sebagian kecil pendidikan perguruan tinggi yaitu

  6

  1 responden (2,2%). (3) Tabel responden berdasarkan pekerjaan

  Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Selorejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010.

  Dari tabel 3 diatas diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden dengan pekerjaan petani yaitu 24 responden (52,2%) dan sebagian kecil sebagai PNS yaitu 1 responden (2,2%).

  1) Tabel responden berdasarkan latihan fisik

  Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan latihan fisik di Desa Selorejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010. No Latihan fisik Jumlah Responden Presentase (%)

  1

  2

  3 Tidak Pernah Melakukan Tidak Rutin Melakukan Rutin

  20

  20 43,5 13 43,5

  22

  Jumlah 46 100

  Dari tabel 4 diatas diperoleh hasil bahwa hampir sebagian responden rutin latihan fisik dan tidak pernah melakukan latihan fisik masing-masing yaitu

  20 responden (43,5%) dan sebagian kecil respoden melakukan latihan fisik tidak rutin yaitu 6 responden (13%).

  2) Tabel responden berdasarkan tingkat kecemasan

  Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan tingkat kecemasan di Desa Selorejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010. No Tingkat Kecemasan Jumlah responden Presentase (%)

  1

  2

  3

  4 Tidak ada kecemasan Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat

  16

  2,2 Jumlah 46 100 menopause.

  

Tabel 6 Tabel silang hubungan latihan fisik dengan kecemasan wanita menghadapi

menopause di Desa Selorejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010.

  Hasil analisa data dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman rank, menggunakan SPSS versi 11,5 dengan hasil rs = -0,774 dan p value = 0,000 dimana p < α (0,000 < 0,05 ) maka H ditolak yang artinya terdapat hubungan antara latihan fisik dengan kecemasan wanita dalam menghadapi menopause. Dimana jika ibu menopause rutin latihan fisik maka semakin menurun pula tingkat kecemasannya.

  Faktor lain yang mempengaruhi untuk melakukan latihan fisik adalah pekerjaan, hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian bekerja sebagai petani, karena tingkat pekerjaan rendah sehingga mereka sibuk bekerja untuk mencukupi tingkat ekonomi mereka.

  Hal ini sesuai dengan pendapat Tegartia (2005) latihan fisik atau olah raga merupakan aktivitas yang sengaja di lakukan seseorang yang meluangkan waktu untuk melatih tubuhnya, tidak hanya secara jasmani seperti melatih kekuatan otot dan tubuh tetapi juga kerohanian yang di fokuskan untuk menjaga keseimbangan pikiran pelaku. Maka dengan berolahraga / melakukan latihan fisik rutin dapat mempersehat kondisi fisik sekaligus mendapat ketenangan jiwa. Pada ibu menopause (45-55 tahun) yang tidak bekerja, mereka punya lebih banyak waktu sehingga bisa memanfaatkan waktu yang luang untuk berolah raga / melakukan latihan fisik. Bahkan jika melakukan latihan fisik secara teratur juga dapat membuat tidur nyenyak sehingga pikiran menjadi sehat.

  Kemungkinan disebabkan oleh umur dan pekerjaan.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro tahun 2010, dari tabel 4 menunjukkan bahwa didapatkan hampir sebagian ibu rutin latihan fisik dan hampir sebagian tidak pernah latihan fisik.

  1. Latihan fisik ibu menopause di Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro

  .… .…

  PEMBAHASAN

  5 responden (83,3%) dan hampir sebagian yang tidak pernah melakukan latihan fisik mengalami kecemasan sedang 8 responden ( 40,0%). Jadi ada hubungan antara latihan fisik dengan kecemasan dalam wanita menghadapi menopause.

  No

Kriteria latihan fisik Tingkat Kecemasan Total

Tidak ada kecemasan Kecemasan

  Dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden yang melakukan latihan fisik rutin mengalami tidak ada kecemasan yaitu 15 responden (75%) dan hampir seluruh responden yang melakukan latihan fisik tidak rutin mengalami kecemasan ringan yaitu

  20 (100%) 6 (100%) 20 (100%) Jumlah 16 (34,8%) 22 (47,8%) 8 (17,4%) 46 (100%) rs = -0,774 p = 0,000

  12 (60%) 0 (0%) 0 (0%) 8 (40%)

  1 (16,7%) 0 (0%) 5 (25%) 5 (83,3%)

  3 Melakukan rutin Melakukantidak rutin Tidak pernah 15 (75%)

  2

  1

  Ringan Kecemasan Sedang

  Hal ini sesuai dengan pendapat George Griffing dikutip oleh Pipit Tri noorastuti (2010) bahwa Banyak orang merasa mereka harus bekerja keras demi keberhasilan finansial, tapi tekanan pekerjaan secara nyata bisa mengancam kesehatan dalam jangka panjang. Terkadang ibu menopause beranggapan bahwa jika dengan melakukan

  Hubungan Latihan Fisik Dengan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause

  setelah sehari bekerja. Namun anggapan tersebut tidak benar karena latihan fisik yang rutin bisa meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental. Hal ini dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke otak. Jika otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan meningkat. Disamping pekerjaan, yang dapat mempengaruhi untuk melakukan latihan fisik adalah umur. Dimana pada usia ibu yang sudah menginjak menopause (45-55) sebagian ibu merasa kesehatan diriya sudah menurun sehingga mereka meluangkan waktu untuk berolahraga / latihan fisik agar kesehatan dirinya meningkat.

  2. Kecemasan ibu menopause di Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro

  Dari tabel 5 menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu menopause mengalami kecemasan ringan, dimana kecemasan ini disebabkan umur dan pendidikan.

  Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Stuart, Gail (2006). Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, hal ini sering timbul terutama ketika seseorang menghadapi persoalan berat atau situasi yang menegangkan sehingga timbul kegelisahan, kepanikan, kebingungan, dan sebagainya. Walaupun kecemasan pada ibu menopause merupakan reaksi fisiologis, beberapa diantara ibu menopause tersebut mengalami perasaan gelisah, rasa takut dan cemas, dalam menopause.

  Pengaruh umur terhadap kecemasan sesuai dari tabel 1 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian ibu menopause berumur 51-55 tahun. Hal ini di pertegas oleh pendapat Baziad (2003) bahwa semakin umur ibu menopause bertambah maka berbagai keluhanpun meningkat sehingga kecemasan yang dihadapi juga akan bertambah. Ibu menopause pada umur 51-55 kebanyakan memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang perubahan yang terjadi pada dirinya yang mulai menjadi tua.

  Disamping umur, tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu menopause berpendidikan SD dan sebagian kecil berpendidikan perguruan tinggi. Ibu menopause yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan lebih luas pandanganya dan lebih mudah menerima ide- ide dan cara kehidupan termasuk masa menopause, demikian juga sebaliknya sesorang dengan tingkat pendidikan yang rendah maka seseorang itu akan sulit menerima informasi sehingga terjadi cemas dalam masa menopause. Karena tingkat pendidikan SD lebih rendah dari pada SMP, SMA, dan perguruan tinggi sehingga ibu mengalami kecemasan ringan-sedang.

  3. Hubungan Antara Latihan Fisik dengan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause di Desa Selorejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

  Berdasarkan tabel 6 hasil penelitian yang didapatkan hampir sebagian ibu menopause melakukan latihan fisik rutin dan tidak mengalami kecemasan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu menopause yang tidak melakukan latihan fisik bisa mengalami tingkat kecemasan ringan sampai sedang.

  Berdasarkan hasil Uji SPSS dengan versi 11,5 dengan menggunakan Uji Korelasi

  Spearman rank dengan rs = -0,774 dan p

  value = 0,000 dimana p < α (0,000 < 0,05 ) maka H ditolak yang artinya terdapat hubungan antara latihan fisik dengan kecemasan wanita dalam menghadapi menopause. Karena melakukan latihan fisik berpengaruh pada ibu menopause, makin rutin latihan fisik yang di lakukan maka kecemasan pada ibu makin menurun, demikian juga sebaliknya makin jarang / tidak pernah latihan fisik maka kecemasanpun semakin meningkat.

  Seperti yang diungkapkan oleh Bimo Walgito (2007), kecemasan/stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam- macam bagi kesehatan. Bahkan sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras.

  Hubungan Latihan Fisik Dengan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause

  pada setiap orang. Cemas/stres tidak dapat Hasil penelitian diharapkan dapat kita hindari, yang penting dijaga agar menjadi bahan masukan dalam membuat kecemasan tidak menyebabkan gangguan kebijakan dalam rangka melakukan latihan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan fisik rutin dalam menghadapi menopause di atau mengelola kecemasan dengan kegiatan- dalam posyandu lansia. kegiatan yang positif seperti halnya dengan Dengan masih banyaknya ibu olahraga / melakukan latihan fisik rutin. menopause cemas dalam menghadapi

  Pada dasarnya menopause di anggap menopause, diharapkan tenaga kesehatan biasa tetapi perlu juga diperhatikan lebih meningkatkan untuk memberikan bagaimana cara menghadapi masa informasi tentang menopause melalui menopause karena apabilah kebutuhan yang kegiatan penyuluhan pada ibu menopause. bersifat fisiologis dan dasar tersebut tidak

DAFTAR PUSTAKA

  dipenuhi akan menyebabkan masalah psikis . . . . . . pada ibu menopause. Oleh karena itu diperlukan adanya melakukan rutin latihan

  Arikunto Suharsimi, (2006). Prosedur fisik dan dukungan keluarga maupun

  Penelitian , Jakarta : Rineka Cipta

  partisipasi dari lingkungan sekitar sehingga kecemasan pada ibu bisa di minimalkan.

  Aprilia, (2007). Faktor yang mempengaruhi Karena latihan fisik yang rutin secara tingkat kecemasan pada wanita perlahan memperbaiki keadaan struktur perimenopause, tubuh kita. Mulai dari otot-otot yang terjaga www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses : elastisitas dan kekuatannya, kondisi tulang tanggal 14 mei 2010. yang kuat dan tidak mudah patah, serta metabolisme tubuh yang terus berkembang

  Baziad, Ali. (2003). Menopause dan dan terjaga dengan baik.

  Andropose . Jakarta : YBPSP

  Dari uraian diatas tersebut menunjukkan bahwa kecemasan ibu Bimo Walgito, (2007). Psikologi Sosial, menopause dipengaruhi latihan fisik dan

  Yogyakarta : ANDI. dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara latihan fisik dengan kecemasan dalam wanita

  Budianto, Eko, (2001). Biostatistika untuk menghadapi menopause sehingga diperlukan

  Kedokteran dan Kesehatan

  untuk rutin latihan fisik sehingga kecemasan Masyarakat , Jakarta: EGC. dapat menurun atau tidak meningkat.

  Bobak, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, E/4. Jakarta : EGC.

KESIMPULAN DAN SARAN

  . … Glasier, Anna, (2005). Keluarga Berencana

1. Kesimpulan 1) Hampir sebagian ibu menopause di dan Kesehatan Reproduksi .

  Desa Selorejo, Kecamatan Baureno, Jakarta : EGC. Kabupaten Bojonegoro tidak pernah melakukan latihan fisik dan rutin Hidayat, A.A.A, (2007). Metode Penelitian latihan fisik. Kebidanan dan Teknik Analisis Data 2) Hampir sebagian ibu menopause Jakarta: Salemba Medika. mengalami kecemasan ringan. 3) Ada hubungan antara latihan fisik Hidayat, A.A.A, (2007). Pengantar konsep dengan kecemasan pada wanita dasar keperawata, Edisi 2. Jakarta: menghadapi menopause di Desa Salemba Medika. Selorejo, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro.

  Hubungan Latihan Fisik Dengan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB . Jakarta : EGC.

  Setiyo Purwanto, (2007). Menopause, http://www. wordpress.Com.

  Ilmu. Zainuddin, S. K. (2002). Menopause .

  Sebuah Pengantar Proses Mengajar dalam Pendidikan . Jakarta: Graha

  Diakses : tanggal 25 agustus 2010. Wahid Iqbal, (2007). Promosi Kesehatan

  Tegartia, (2009). Latihan Kebugaran, http://www. wordpress.Com.

  keperawatan jiwa . Jakarta : EGC

  Stuart, Gail, W, (2006). Buku Saku keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Suliswati et al, (2005). Asuhan dasar

  Penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Cipta. Soekidjo Notoadmojo, (2005). Metode

  Kesehatan Masyarakat (prinsip- prinsip dasar). Jakarta: PT Rineka

  Soekidjo Notoadmojo, (2003). Ilmu

  Diakses : tanggal 24 mei 2010. Soekidjo Notoadmojo, (2003). Metode Penelitian kesehatan. Jakarta: EGC.

  Keperawatan Kesehatan Masyarakat , Jakarta : EGC.

  Nursalam, (2003). Konsep dan penerapan

  Diakses : tanggal 24 mei 2010.

  Sobur, (2003). Pengertian-kecemasan , http://WWW. wangmuba.Com.

  Sugiyono, (2006). Statistik untuk penelitian, Bandung : Alfabeta

  Diakses : tanggal 14 mei 2010. Sarwono Prawirohardjo, (2007). Ilmu Kandungan . Jakarta : YBPSP.

  http://www.osteoporosis.klikdokter.c om.

  Jakarta : EGC. Purwantyastuti, (2005). Menopause,

  Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik, E/4 Vol 2 .

  Diakses : tanggal 12 Agustus 2010. Potter, Patricia A, (2005). Buku Ajar

  medika. Pipit Trinoorastuti, (2010). Gaya hidup- bahaya kerja, www.VIVAnews.com.

  Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba

  Utama. Nursalam, (2008). Konsep dan penerapan

  Metode Penelitian Ilmu Keperawatan , Jakarta: salemba

  www.e- psikologi.com . Diakses : 29 april 2010.