Studi Pendahuluan Pengaruh Faktor-Faktor Nonfarmasi Terhadap Motivasi Pemilihan Apotik Repository - UNAIR REPOSITORY

  A P O T IK .

  STUDI PENDAHULUAN PENGARUH FAKTOR - FAKTOR NONFARMASI TERHADAP

  MOTIYASI PEMJXIHAN APOTIK SKRIPSI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MENCAPAI GELAR SARJANA FARMASI PADA FAKTJLTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1985. oleh

  BAMBANG SUDIYANTO 057710147

  Dieetujul oleh Pambinbing Drs, SADONO Drs, IDA BAGUS PASHA

  NIP* 130550736 wtp. 136345905 ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  PENOrANTAR Pujl syukur kami panjatkan Kehadirat Illahi atas selesainya penyusunan skripsi ini* Penullsan skripsi 1- ni untuk memenuhi tugaa akhlr dalam mencapal gelar sar- jana farmasl pada fakultas farmasi UniverBitas Airlangga*

  Penullsan Bkripsi ini dllandasi oleh suatu pemikir* an, bahwa segi-segi sosial ekonoml dalam bidang kefaroa- slan belura banyak dlungkapkan dan dimanfaatkan untuk ke* pentlngan kemajuan perabangunan bidang kefarmasian* Se* bagaimana yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Kaslonal bldang kefarmasian merupakan sektor yang sangat penting dalam penyelenggaraan upaya-upaya pelayanan kesehatan* Peranan bidang kefarmasian secara nyata adalah dalam ben* tuk penyampaian pelayanan kefarmasian kepada masyarakat* Apotik adalah merupakan salah satu earana pelayanan ke* sehatan dl mane masyarakat secara langsung dapat memper* oleh pelayanan kefarmasian* Melalui penelitian ini ingin diketahui persepsi raasyara- kat terhadap fungsi pelayanan apotik dan pengaruh faktor* faktor sosial ekonoml terhadap pelayanan kefarmasian*

  Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terlma kaslh dan penghargaan yang tulus ikhlas kepada s

  

11

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  1. Bapak Drs. Sadono, dosen Fakultas Farmasl Universitae Alrlangga selaku pembimbing. 2. ^apak Drs. Ida Bague Pasha, dosen Fakultas Farmasl Universitae Alrlangga selaku pemblmbing. 3* Ibu Dra. Sutinah, dosen Fakultge Ilmu Sosial dan Ilmu

  Politik Universitas Alrlangga selaku pemblmbing*

  4. Ibu, Bapak serta adik-adlkku terolnta yang senantiasa memberikan dorongan dan doanya.

  5. Rekan-rekan mahaslswa dan pihak-piha& lain yang te}.ah membantu penullsan skripsi ini. Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan penullsan skripsi ini walaupun telah berusaha sebatas kemampuan yang ada tentu maslh banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan perbai- kan. Semoga yang sedikit ini banyak manfaatnya.

  Surabaya, Juni 19S5 Penyusun ill

  

DAFTAK ISI

PENGANTAR.............. ................ .

  22 3*3* Pengelolaan apotik.............

  !▼

  2* Deskrlpei tentang peraepai re8pon­ der* terhadap fungsi pelayanan apo­ tik .................49

  Vi m v m Tteaponden ;..*•••*•** ^

  39 BAB III* HASIL PENE1ITIAS ........ 47

  36 4* Metoda pengolahan dan analiaa data*

  36 3. Oara penguopulan d a t a ........ ...

  34 2* Peailihan responden........ ....*

  34 1, Metoda penelitian....... .......

  31 BAB II* MKT0D0L0GI................ ........

  24 4* Hotivaai masyarakat dalam semper** oleh pelayanan apotik.......*****

  17 3*2* Fungal apotik ............*»*••*

  11 DAFTAR ISI ......... .............. ........ iv DAFTAR T A B E L .......... ............... .... vl DAFTAR LAMPXRAN............................ vill PENDAHULUAN.............. *........ ...... .*

   5*1 * Kedudukan hukun apotik...... ..

  10

  9 2*2. Diatribuoi obat *.... *........

  9 2*1. Pengadaan o b a t ....... *..... *,

  8 2* Pengadaan dan dlatribuai obat ..**♦

  7 1*2* Peranan obat dalam Kesehatan ITa* •ional........... ..... *.....

  7 1.1* Slstlm Keeehatan National ......

  1. Keaehatan Naaional...... *«.«••.*

  7

  1 BAB I* TIHJAUAN PUSTAKA..................

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

halsoan

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

(lanjutan)

hala*an 3. Btskripai tantang aikap dan tiTigkafc.

  laku responden dalam oeaanfaatkaa jaaa pelayanan apotik......... .

  55

  4. Faktor-faktor nonfarnacl yang «#«• pengaruhi raotivaci responden dalam memilih apotik «.....57 5. Analiaa korelasi dari hipotesa .

  6

  4 BAB IV* PEM3AHASAN......*..... .............

  68 BAB V. KESIMPULAN .................. .

  81 BAB VI. SARAN-SARAw ...... .......... .......

  82 RIHGKASAK ......... ....... * ....... .... ... *

  83 DAFTAR PUSEAKA ............................. 105 ' U N I V E R S I T A S M R L a N G G A ' P E R P U j T A K A A N M I L I K '

  S U R A B A Y A

  V

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  B A m * TABEL

  halaraan

  gabel

  I. Pernah dan tidaknya responden me- ngunjungl apotik pada tahun 1983/ 1984 *.................. 47

  Tabel

  II. Intensltas responden raengunjungj, apotik pada tahun 1983/1984

  48 Tab el

  III* Tempat responden mGoperoleh obat selain apotik ........ ........ *

  48 Tabel

  IV* Pengetahuan responden terhadap tugaa dan fungal apotik........

  50 Tabel V* Pengetahuan responden terhadap jenis barang dan atau jaaa yang dapat diperoleh dari apotik....

  51 label YX* Distribusi skore kumulatip penge* tahuan responden terhadap tugas dan fungsi apotik........... .

  52 label

  V T W Kriterla penggolongan indlkasl pe­ ngetahuan responden terhadap *u- gae dan fungal apotik.... *••*.*

  53 Tabel VIII* Sikap dan tingkah laku responden dalam memanfaatkan pelayanan ke- farraaslan apotik ........... .

  54 Tabel

  IX* Macam infomacl yang ditanyakan responden kepada apoteker/asisten apoteker dl apotik ...... **•••*«

  55 Tabel X* Cara responden memperoleh informa* si penggunaan obat ....... *....

  55 Tabel

  XI* Distribusi frekwensi skore kumula­ tip tentang sikap dan tingkah la­ ku responden dalaa memcnfa&tkan - jaaa pelayanan kefarmaelan apotik

  56 * U N I V E R S 1 T A S A i R L A N G G A ' P ER P U TA KA A N M i L I K j S U R A B a y a

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

  

( la n ju ta n )

halaman

  Tabel

  XII* Kriteria penggolongan lndikasl si­ kap dan tingkah laku responden da* lam memanfaatkan jasa pelayanan kefarmasian apotik......... ..#*

  57 label XIII. Faktor-faktor nonfarmasi yang dl- pertimbangkan responden dalam *e- millh apotik........... *•**•**«

  58 Tabel

  XIV* Pendapat responden tentarig lokasi apotik yang balk .............. *

  60 Tabel

  XV* Faktor-faktor harga obat r,yang^ dl** anggap penting responden •*•«••••*

  60 Tabel

  XVI* Paktor-faktor pelayanan apotik yang menjadi pertimbangan responden *•*

  61 Tabel XVII* Dlstrlbusi frekwensi skore kumula- tip tentang faktor-faktor nonfarma­ si yang berpengaruh terhadap moti-

  ' vasi responden dalaa memilih apo­ tik ......................... .

  63 Tabel XVIII* Criteria penggolongan indikael fak- tor-faktor nonfarmasi yang berpe­ ngaruh terhadap motivasl responden dalam memilih apotik.......*****

  65 Tabel

  XIX* Data korelasl antara peraepai res­ ponden sebagai variabel bebas de­ ngan variabel terpengaruhnya *****

  65 Tabel

  XX* Data korelasl antara pertimbangan pemilihan apotik sebagai variabel terpengaruhnya dengan variabel be- b a a .................. .

  65 Tabel

  XXI. Korelasl antara persepsi terhadap pelayanan apotik dengan sikap ting­ kah laku responden dalaa meraanfaat- kan pelayanan kefarmasian apotik* *

  66 Tabel XXIX* Kilal korelasl antara variabel be­ bas dengan variabel terpengaruhnya

  67

  

v i i

  I*aapiran 2 fcaapiran 3 Lampiran 4

  iampiran 1 • Penggolongan variabel penelltian dan penyebaran frekwensinya .

  8

  5

  • Varlabel* indikator dan teknik ekoringnya *........... ..... .

  86

  • jDaftar pertanyaan penelitian •«,

  95

  halaman

  • Bagan distribusi o b a t ....... * 104

  M i L I K p e r p u s t a k a a n " U N I V E R S 1 T A S A l R L A N G G A ' S U R A B A Y A

  • *iii
  • ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PEIBAHULUAJI

  Peobcncunan bidang kesehotan sebagai baglan Inte­

gral dari program pembengunan nceional, aeperti yang

teresntun dalsa Garie-Gario Benar Haluan Uegara bortuju-

an untuk tercapolnya kemampuan hldup eehat bagl aetlap

penduduk agcr dapat ©ewujudkan deraj at keeehatan naaya-

rckat yang optimal. Dalea rangka aenpertlnggi deraj at

kasehatan anayorskat lei dilakukan aelalul upaym keae-

hatan yang oeliputi penlnf katan upaya keaehatan, perbaik~

an autu glsla penlngkatan keaefcatan lingkungan* penoeg£b»

an dan peaberantaaan penyakit, peningkatan keaehatan ker-

ja» peagendallan pengadaan, pengaturan dan pengawaaan o-

bat* taakanan den aebagainya, petiing katan nanagaaen dan

hukuSf pengeabangan tenaga kesehatan, penelitian dan pe-

ngcabsngan keaehatan*^2^

  Peranan obat dalaa pesnbanrcunan bidang keaehataa a~

del oh eangat panting* Karena obat taerupakan uneur yang

paling banyak digunakan dalaa penyelenggaraan upaya pe-

loycncn keaebotan« Biaya yang dikeluarkan untuk obat oeliputi 40 ~ 50& dari eeluruh blayo operasional keae-

  hBt«ut10»21J

  Penbcnnguoan bidang obat yang neliputl pengadaan* pengelolaon dan dletrlbualnya dlatur dan dltetapkan

  1

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  2

  dalaa suatu sietlm yang rumu&annya tertuang dalam bentuk Kebijaksanaan Obat Has tonal, Salah aatu easaran Kebijak- oanaan Obat Nasional yang terpenting adalah memperluas, meratakan dan oeningkatkan mutu upaya pelayanan kesehat- an dengan cara mencukupi persediaan obat yang bermutu ba­ lk dan penyebaran yang makin merata serta harga yang ter* jangkau oleh daya bell masyarakat luaa* Untuk mencapai sasaran kebljaksanaan tersebut antara lain dilakukan de­ ngan cara meningkatkan hasil guna dan daya guna pengada- an dan distribusi obat melalui penyempurnaan sistim mau- pun pola pengadaan dan distrlbusinya.^^

  Diatribusi obat kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah dan badan s w a e t a . ^ S e t e l a h melalui ta- hapaa produksl, obat disalurkan melalui gudang-gudang o- bat tingkat propinsi, dan kotamadya/kabupaten untuk di- teruakan kepada rumah-rumah aakit dan puskeamas* Sedang- kan distribusi obat eektor swasta dilakukan oleh Peda* gang Besar Parmasi (EBP), Apotik dan toko obat* Selanjut- nya masyarakat dapat memperoleh pelayanan obat secara langsung melalui farmaei rurnah sakit* puskesmaa, apotik dan toko obat berijin. Jadl apotik merapunyai kedudukan sebagal salah satu bagi- an dari mata rantai aistlra distribusi obat di mana ma- eyarakat secara langsung dapat memperoleh pelayanan o- batnya.

  M j L I K. P E R P U a l ’ A K A A N ' U N I V E R S t T A S A 1 R L A N G G A ' S U R A B A Y A

  Pada tahun 1983 di Indonesia berlaku perundang-un- dangan baru tentang Apotik yaitu PP 25/80 eebagai peng- g&nti PP 26/65* Adanya perubahan landaaan hukum tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap fungsi pela­ yanan apotik*

  Sebelum tahun 1983 apotik berfungsi sebagal tempat dilakukannya usaha-usaha dalam bidang farmasi dan peker- jaan kefarmasian di eamping eebagai sarana penyaluran perbekalan kesehatan di bidang farmasi* Pada kenyataaanya dalam melaksanakan fungsinya apotik lebih mengutamakan usaha-ueaha untuk memperoleh keuntungan, sedangkan aspek pelayanan keeehatan yang dilakukan serasa sangat minim,

  Pelayanan yang dilakukan lebih menonjolkan aepek ekonomi- nya dari pada aepek sosialnya di bidang pelayanan kesehat­ an masyarakat. Gambaran apotik yang demikian, aesuai dengan yang dikemu- kaken Smith, pelayanan apotik dikatagorikan unik dan kom- pleks, merupakan perpaduan antara pelayanan profesi keee­ hatan dan pelayanan bisnls.^^*2^ Apotik menyediakan produk-produk untuk memenuhi kebutuhan kesehatan sebagal fungal utamanya, tetapi juga menyediakan dan menawarkan produk atau jasa (nonhealth product) untuk memberikan ke- puasan kepada konsumennya. Sehingga dapat dietmpulkan bah- wa apotik mempunyai fungsi yang mendua, yaitu berfungei sosial eebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat di ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  4

  bidang pelayanan kefaraasian* di neaping funnel ekonoai- nya yang berhubungan dongan pcnaearcn obat donjon eogala atrlbutnya*

  Setalah tahun 1985* yaitu oaea borlakunya PP 25/ 80* fungal apotik beruboh, bcrgooor dari hnnya fungal dlatribuoi nenjedi oarana polaycnan kacohaton dl bidang kefaraasian dan teapot pcngabdian profoal apotckor*

  3erocna dengan oarana polaycnan koaehatan lainnya, apo- tik acnjcdl bagian dari olatia polaycnan Ito coha tan nasi- onol. Diharapkan apotik dapat berfttngei cobogal carana polcyanon keoebatcn bag! naeycrakat* dan dlnonfaatkon aebagaisana aootinya aepertl oarcna polayonan kooebatan, yang lain.fcohubungan dongan hoi dl ataa aunoul pcrtanya- an* apakob perubabcn fungal apotik oanjodi aarana pela- yanan kecohatan ini telah dlket&hul den dloengorti ol«b aaayarakat* terhadap fungoi apotik ini panting artinya karona oaayarakat aerupakcn eoeoran dari pelayanan apotik. Adanya peraopsi yang pooitlp diharap- kan tiabul elkap dan tingkah laku yang pooitlp dalaa ae- nanfaatkan jasa poloyanon apotik. Sopertl tmgkapan Guna* wan boborapa ponclixlan tolah dileliukcn untuk nonahcai colora aasyarakot yang eangat ncncntukcn bag! keborhaailan dltorlna tidaknya euatu tekneloci polcyanan keoohatcn* Sotapapun efektipnya euatu toknologi koeehatan* botopa ouroh dan topat oara penyediaannya colalui euatu

  5

  instand yang eflsien, namun bila seluruh sistim tidak dioesuaikan dengan latar belakang sosial dan ekonoml oa- eyarakat yang dilayaninya maka seluruh oistim tidak akan memenuhi oasarannya*

  Bertitik tolak dari uraian di atae9 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1* Pereepsi masyarakat terhadap fungsi .pelayanan apotik* 2# Hubungan antara persepBi masyarakat dengan sikap, ting­ kah laku dan motivaeinya dalam memanfaatkan jasa pela­ yanan farm&ei apotik*

  5* Pengaruh f a k t o r - f a k t o r n o n f a r m a e i d alam p e la y a n a n ap o ­ t i k terhadap m o ti v a B i pemilihan apotik. Untuk mencari jawaban atae raaaalah-masalah tersebut di- rumuskan hlpotesa eebagai berikut t

  1* Terdapat hubungan antara persepsi masyarakat terhadap p . fungsi apotik dengan sikap, tingkah laku dan motivasi- nya dalam memanfaatkan pelayanan apotik*

  2. Dalam pelayanan apotik faktor-faktor pelayanan nonfar- masi herpengaruh terhadap motivaei pemilihan apotik* Penelitian ini menggunakan kwesioner sebagal alat untuk mengumpulkan datanya dan seluruh data yang diperlukan di- telusuri melalui peroepsi masing-maaing responden. Terha­ dap. data yang telah diperoleh dilakukan pengolahan eeca- ra diskriptip* ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  6 Haail penelitian Ini dihorapkon menperoleh ficnbar-

cm tentang persepsi naByorakat terhadap pel&yenon apotik

dan perilakunya dales meoanfaatkan jaaa pelcyacan kefar* ocalaa, eehingga dapat dlpakai eebagai bchan peaikiran

keoeapumaan pelakeanaan progreo-progrcn peaerintah di* bidang penataan perapotikan. ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga M i L I K.

  SAB X ' U N I V E R S I T A S a j r l a n g g a p e r p u s t a k a a n

  S U R A B A Y A

  TINJAUAN PUSTAKA 1• Kesehatan nasional 1*1# Sistem kesehatan nasional

  Tujuan pemhangunan kesehatan adalah tercapai- nya kemampuan hidup sehat hagi eetlap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur keeejahteraan u- mum dari tujuan nasional. Untuk lebih meningkatkan penyelenggaraan pemhangunan kesehatan yang semakin luas dan kompleks, dengan Keputusan Menteri Kesehat­ an Republik Indonesia No. 99a/MenKes/SK/lIl/l982

  9

  telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional sebagai petunjuk pelaksanaan pemhangunan hidang kesehatan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pemhangunan jang- ka panjang di hidang kesehatan, ditetapkan lima karya di hidang kesehatan yang disehut Panca Karya Husada, yaitu i

  a. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan h« Pengemhangan tenaga kesehatan c. Pengendalian t pengadaan dan pengawasan o-

  7

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  8

  bat, makanan dan bahan berbahaya bag! ke­ sehatan.

  d. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan.

  e. Peningkatan dan pemantapan managemen dan hukum. 1.2* Peranan obat dalam Kesehatan Naslonal

  3)1 dalam penyelenggaraan berbagai upaya ke­ sehatan yang berslfat menyeluruh dan terpadu* obat merupakan unsur yang paling penting* Di antara ber­ bagai altematip yang ada obat merupakan unsur yang paling banyak digunakan dalam penyelenggaraan upa­ ya kesehatan dan Bering merupakan teknologl medls yang lebih tepat dan lebih murah. Biaya yang dike- luarkan untuk obat mencapai 40-50 % dari seluruh biaya kesehatan.(^đằ21#25) Berkaitan dengan Karya Husada ketiga, untuk pem- bangunan di bidang obat ditetapkan Kebijaksanaan

  Obat Naslonal yang merupakan petunjuk pelaksanaan bagl seluruh upaya dan keglatan di bidang obat. Tujuan pembangunan di bidang obat adalah s

  1. Menjamin tersedlanya obat dengan jenis dan jum- lah yang cukup, sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat yang diperlukan dalam pembangunan bidang kesehatan.

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  9

  2* Meningkatkan penyebaran obat secara merata dan teratur aehingga raudah diperoleh yang membutuh- kan pada saat yang diperlukan serta terjangkau oleh masyarakat.

  3. Men;) am in kebenaran khasiat, keamanan, rautu dan keabsahan obat yang beredar, serta meningkatkan ketepatan, kerasionalan dan eflsiensi pengguna-

  # an obat* 4* Melindungi masyarakat dari kesalahan pengguna- an dan penyalahgunaan obatt termaauk narkotika dan psikotropika yang dapat merugikan dan memba- hayakan kesehatan, keselaraatan dan keamanan rak- yat. 5* Memanfaatkan potensi nasional di bidang obat un­ tuk menunjang pembangunan di bidang ekonomi dan raenuju teroapainya kemandirian di bidang obat.

  2. Pengadaan dan dlstrlbusi obat .

  2.1. Pengadaan obat Pengadaan dan produksi obat dilakukan lewat dua jalur yaitu s

  2.1.1 ^-Pengadaan dan produlcal sektor PGmerintah.

  • Sebelxnn tahun 1979 penyediaan obat untuk k«- ■perluan unit pelayanan kesehatan milik pemerintah

  (Puskesmas, dan lain-lain), hampir sepenuhnya ter- gantung pada produksi sektor swasta, dan dapat

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  10 bu

  mendatangkan kesul i tan-ke I it an yang menghaoibat usaha pelayanan kesehatan.

  Untuk raencapai optimalisasi biaya obat yang disediakan pemerintah, diambil langkah-langkah pe~ ningkatan efisiensi dan efektifitaB produksi ser- ta pengadaan yaitu dengan menyelenggarakan sendi- rl aebagian produksi obat essential yang secara tepat dan teratur harus tersedia di unit-unit pe­ layanan kesehatan millk pemerintah dan pelaksanaan- nya dilakukan oleh pabrik obat INDOFARMA, PT Kitnia Parma dan sektor swaeta*

  2*1*2* Pengadaan dan produksi sektor swa&ta Dalam penyediaan obat nasional, sektor swaa- ta tetap mempunyai peranan pentlng dan merupakan

  1!co partner" pemerintah dalam usaha pemerataan o- bat kepada masyarakat* Produksi obat essensial yang dilakukan oleh pemerintah berkisar 5 % dari jumlah eeluruh nilai obat yang beredar, dengan de~ mikian sektor swasta raasih mempunyai peranan sebe- ear 95

  2*2* Pistribusi obat Sasaran distribusi obat dl dalam Kebijaksanaan

  Obat Nasional, agar obat dapat disalurkan aecara ts- pat dan merata ke eeluruh lapipan masyarakat, untuk itu dlperlukan efektifitas dan efisiensi dalam sic- tim distribusinya.

  11 Distribusi dilakukan lewat dua jalur yaitu t

  2.2.1, Distribusi sektor pemerlntah Obat-obat yang diproduksi oleh pabrik obat

  INBOFARMA, PT Kimia Parma disalurkan oleh Kitnia Parma sampai ke gudang Kotamadya/Kabupaten dan diaalurkan ke Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten.

  Untuk raeningkatkan efektifitas, efisiensi distri- busl dan untuk menjamln kualitas obat yang disa- lurkan, direncanakan membentuk beberapa gudang fartnasi regional dan depot farmasi Kabupaten/Kota- raadya.^21^

  2,2*2, Distribual sektor swasta Sarana distribusi obat sektor swasta dalam sistin yang berlaku sekarang adalah Pedagang Besar

  Farmasi, Apotik, Toko obat, 2.2*2,1# Pedagang Besar Fartnasi

  Merupakan badan hukum yang taemiliki ijin untuk menyimpan obat untuk di^ual dalam Juralah besar di suatu tempat tertentu sebagaimana ter** cantum dalam surat ijin (Peraturan Menteri Kese* hatan Ho* 16j/Kab/B,VXX/73) ketcmtuan-ketentuan dalam Pedagang Besar Farmasi tidak boleh menju- al seoara eoeran, tidak boleh manerfcna dan raen- jual obat dengan resep dokter, Penyerahan dan penjualan obat/bahan obat harus dalam bungkus ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

P E R P U S T A K A A N M I LI K. ' U N I V E R S 1 T A S A l R L A N G G A '

  12 S U R A B A Y A

  asli dari pabrik yang membuat, kecuali bila da-* . , lam Fedagang Besar Farm as i tersebut mempunyai

  Apoteker dan laboratorium pemerikaaan obat, ma- ka dlperbolehkan raembungkus kembali*^^ Sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan Repu-

  3987/ A / SK / 73i

  blik Indonesia no, maka mulai tanggal 3 0 April 1 9 73* Pedagang Besar Farmasl tldak diperkenankan menjual obat langsung kepa- da dokt^r-dokter, doktor glgi dan dokter hewan*

  Bila dokter, dokter gigi dsn dokter hewan raemer- lukan obat, harus roerabeli obat-obatan di apotik. 2.2.2*2, Apotik

  Merupakan sarana distribusi sektor awasta yang dapat raenyalurkan obat kepada s ~ Paeien s

  Untuk pasien dapat dibagi 2 yaitu dengan resep dokter dan tanpa resep dokter dllayanl bagi obat-obat daftar bebas/bebae terbatas dan daf- tar obat dengan persyaratan.

  • Tenaga kesehatan atau untuk penelitian* terma- auk penyerahan bagi penelitian dan bahfcn raoun* untuk hal ini diatur dalam aurat keputusan Men­ teri Kesehatan Republik Indonesia no* 280 / 01 pasal 1 4 .

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  13 Selain obat, apotik juga berfungei men-

  distribusikan perbekalan kesehatan di bidang farmasi lainnya, yaitu perbekalan yang meliputi obat, bahan obat, obat asli Indonesia* alat-alat

  ( 12 )

  kesehatan, kosmetik dan sebagainya#' ' Adapun jenis barang dan atau jasa yang dilarang dijual atau disalurkan di apotik adalah (Lampir- an Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no# 1129/A/SK/IV/83).

  Untuk jenis barang a# Makanan dan minuman, kecuali :

  • Susu bayi dan makanan bayi
  • Makanan >Makanan yang diperkaya b# Barang kelontong, kecuali s
  • Yang tergolong dalam perbekalan bidang far
  • Perlengkapan untuk bayi yang memerlukan persyaratan higienis c* Sandang, kecuali yang tergolong alat ke- s e h a t a n .

  d# Barang-barang elektronik, kecuali yang tergolong alat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi.

  e. Barang cetakan, kecuali yang berisi in- formasi tentang kesehatan.

  14 f ♦ B a r a n g l a i n y a n g t i d a k a d a h u b u n g an n y a d e n g a n f u n g s i p e la y a n a n k e s e h a ta n .

  B. Untuk .1enls iasa s

  a. Seluruh jenis jaaa, kecuali t

  • Jasa y a n g m e ru p ak an b a g l a n d a r i p e n g e - l o l a a n a p o t i>Ja e a p e la y a n a n l a b o r a to r i u m .
  • Ja n a i n f o r r a a s i t e n ta n g p e r b e k a l a n k e s e ­

    h a ta n d i b id a n g f a r m a s l *

  • Jaea i n f o r m a s i te n ta n g K e l u a r g a B e r e n -

  c a n a *

  b. Jasa lain yang tidak ada hubungannya de­ ngan fungsi pelayanan kesehatan. 2.2*2.3* Pedagang Eceran Obat

  Yang dimaksud dengan Pedagang Eceran Obat adalah orang atau badan hukum Indonesia yang me- miliki ijin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas (Daftar W) untuk dijual aecara eceran dl tempat tertentu sebagaimana ter- cantum dalam surat ijin (Peraturan Menteri Kese­ hatan Eepublik Indonesia no. l67/Kab/B.VIl/72)* Dipimpin oleh seseorang yang dapat membaca dan menulis (Depot obat) atau AA (drogistry), raem- punyai wewenang membell, memillkl, menyimpan* mengangkut, menyerahkan daftar obat bebas dan ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  15

  bebos terbatas, borbalc menjual obat-obat bebas terbatas dan bebae dalam bungkus asli dari pa- brik, tidak boleh melayani resep dokter#

  Untuk men;jaga konsumen obat hol-hal yang tidak dlinginkan maka Dirjen Farmasi mengeluar- kan pengumuman no# 2624/Pir;jen/7G perihal Pen- jualan obat-obat berhadiah di mana dari surat tersebut adalah perm intaan kepada pengusaha far­ masi untuk tidak mengadakan penjualan obat-obat- an dengan menya^ikan hadiah-hadiah. Pemberian hadiah dimaksud dikhawatirkan dapat membawa a- kibat yang tidak baik karena pembeli tidak lagi melihat mutu dan khaeiat obat*^2^

  Bagan pengadaan dan distribusi obat secara umum digambarkan di dalam lampiran 4* Menurut perundang-uridangan farmasi, dalam pere- darannya obat digolong-golongkaa dalam katagori tertentu atas dasar sifat obat dan khasiat far- taakologinya, Penggolongan obat yang dimaksud adalah t a* Golongan obat narkotika.

  b. Golongan obat keras, c. Golongan obat bebas terbatas. d« Golongan obat bebao*

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 16 d* Obat bebae.

  Berdasarkan kepada katagorisaai obat ke dalam golongan-golongan tersebut dl atae, maka terdapat pembataean-pembatasan terhadap penye- barannya melalui unit^unit distribusl Pedagang

  Beear Farmaet, apotik dan toko obat* Maeyarakat atau mereka yang membutuhkan obat, tidak demi- kian aaja dapat memperoleh obat yang dibutuh- kannya, akan tetapi harus melalui kctentuan atau tats, cara yang eudah dltetapkan, seperti diuraikan berikut 5 a. Cara memperoleh obat golongan narkotika*

  Konsumon/penderita hanya akan memperoleh 0* bat yang termaeuk dalam golongan narkotika setelah mendapatkan resep dokter, dan eelan- jutnya hanya akan memperolehnya melalui apo­ tik, Konsunen hanya dapat memperoleh obat golongan narkotika melalui resep aeli dan apotik tldak boleh melayanl permintaan pen- derita melalui resep turunan (copy resep)*

  

hi Cara memperoleh golongan obat kerae*

  • Golongan obat kerae ‘hanya boleh dlkeluarkan melalui apotik setelah ada surat permintaan dokter dalam bentukJreeep dokter* pada dasamya penderita tidak dapat mengu-

  M

  1 L K ' U N I V E R S I T A S A i R L A N G G A ' P E R P U S T A K A A N

  I S U R A B A Y A

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  17

  langl perm intaan obat yang saaa melalui re- sep turunan, Kecuali setelah mendapatk&n pereetujuan dari dokter# Apotik melalui apotekemya dapat mengeluarkan golongan obat keras tanpa resep kepada orang-orang terten­ tu yang telah dikenalnya dengan balk* Dan pe- ngeluaran obat tersebut berdasarkan pada prln- sip-prinsip kebutuhan obat yang mendeeak dan dalam jumlah yang terbatas. c* Cara memperoleh golongan obat bebas terbatas.

  Setiap penderita dapat memperoleh golongan obat bebas terbatas tanpa resep dokter,.eebab obat golongan ini dapat dljual bebas melalui apotik dan toko obat dalam kemaaan tertentu yang disertai tanda peringatan. d# Cara memperoleh golongan obat bebae,

  Penderita dapat memperoleh golongan obat-obat bebae secara langsung melalui apotik dan toko obat#

  3* Apotik

  3*1* Kedu&ukan hukum Kedudukan hukum apotik dapat dibagi atas s

  3«1*1« Sebelum tahun 1955 Dalam masa itu terdapat dua jenis apotik, yaitu t

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  18

  a, Apotik yang sesuai dengan regelment D«V«G* pa- sal 56.(12> b, Apotik dokter yalah t apotik yang dilakukan o- leh seorang dokter (aurat keputusan Menteri

  Kesehatan Republik Indonesia no. 33148/hak/76)* Adanya apotik dokter ini karena belum tersedianya tenaga Apoteker dan pelakaanaannya diatur oleh Re- gelment D.V.G.*12*

  3.1.2. Antara tahun 1955 - 1963 Dalam masa ini terdapat tiga jenis apotik* yaitu i a. Apotik eebagairaana tersebut pada 3.1.1.a. b« Apotik dokter sebagalmana tersebut pada 3«1«1*b» o* Apotik darurat, yaitu apotik yang dikelola o- leh seorang asieten apoteker tanpa dl bawah pengawasan apoteker. Syarat sebagai pengelola apotik adalah aeisten apoteker, mendapat ijin dari Menteri Kesehatan, cukup mempunyai penga- laman dan telah bekerja sebagai asisten apote­ ker selama 15 tahun berturut-turut pada parti- kelir atau 10 tahun dl antaranya pada pemerin­ tah.

  Apotik darurat dilarang mempunyai, memiliki, menyediakan* menyimpan, mengangkut, membuat,

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  19

  membahankan dan menjual atau inenyerahkan can- du, cocain raentah, ecgonine, Timbulnya apotik darurat karena dirasakan

  • angat kurangnya apoteker-apoteker di Indonesia dan dlrasakan kurang lancarnya pembuatan dan pem- bagian obat yang sangat dlperlukan rakyat (U.tT, no. 445 tahun 55 tentang apotik darurat, dan ke- dudukan hukum apotik darurat), Apotik darurat berlaku mulai dari Z Februari 1953 aeauai dengan hari ditetapkannya U,TJ, Apotik da­ rurat sampai llroa tahun sesudah fakultas di Indo­ nesia bagian Pharmasl raenghasilkan apoteker-apote- ker yang pertaraa,^ Apotik darurat ini, kemudian diperpant jang dalam lima tahun lagi terhitung eete- lah tanggal 10 Oktober 1958, berdasarkan Undang- Undang darurat no. 5 tahun 1958, tentang kedudukan hukum apotik darurat,

  3*1*3* Maga tahun 1963 Dengan pertimbangan berlakunya undang-undang pokok kesehatan dan telah. oukup tersedianya tenaga apoteker, berdasarkan surat keputusan Menteri Keee- hatan Hepublik Indonesia no. 35148/K&V1976 yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 1963, maka apotik dokter dihapus sehingga dalam masa ini terdapat dua macam apotik.

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  20

  3*1*4* Antara tahun 1964 - 1983 Dengan pertimbangan telah eukup tersedianya tenaga apoteker, tnaka apotik darurat dihapuskan sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan

  Republik Indonesia no* 770/Ph/63/b* Penghapusan ini mulai berlaku pada tanggal

  1 Februari 1964 di daerah tingkat I dan pada tang­ gal 1 Mei 1964 di daerah tingkat II* £elah cukupnya tenaga apoteker di Indonesia ini dapat dibuktikan dengan surat keputusan Men­ teri Kesehatan Republlk Indonesia no, 83l/Ph/64/bf di mana dinoVatkan nenudah September 1964 semua apotik harus dipimpin oleh apoteker yang bekerja penuh (full tiroe).^^

  Pada masa ini pendirian apotik tidak lagi berdasarkan Regelment D.V.G, tetapi berdacarkan PP 26/65*

  3 * 1 * 5 * Se su d a h ta h u n 1 9 8 3

  Dengan pertimbangan dalasi rangka menunjang peabangunan nasional bidang kesehatan perlu di- kembangkan iklim yang baik mengenai pengelolaan apotik dengan cara nenyempumakan PP 26/65 men- jadi PP 25/80*

  Perubahan peraturan ini dapat dijelaskan sebagai berikut P F R r L j J . \ JC A A N M . I 1C A I R L A N G G A ' 'UNiVfcRMrAS

  S U R A B A Y A

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

2 1

  P e r a tu r a n P e m e r ln ta h te n ta n g apotik merupakan pe-

  lakeanaan d a r i p a s a l 4 n o . 7/1963 te n ta n g

  f a r m a s i# S e b a g a i a l a t d i s t r i b u s i p e r b e k a l a n f > m a s i , a p o t i k m e ru p ak an s a r a n a p e la y a n a n k e s e h a t­ an y a n g b e r k e w a ji b a n u n tu k m e n y e d ia k a n d an m e n y a -

  lurkan o b a t dan p e r b e k a l a n f a r m a s i l a i n n y a y a n g

  d ib u tu h k a n o l e h m a s y a r a k a t* A p o tik h a r u s dapat

  perne-

  

m end u ku ng d an m em b antu te r l a k s a n a n y a u s a h a

r i n t a h u n tu k m e n y e d ia k a n o b a t - o b a t s e c a r a m e r a ta d e n g a n h a r g a y a n g d a p a t t e r ja n g k a u o l e h maeyara* k a t , te r u ta m a y a n g b e r p e n ^ h a s i l a n r e n d a h * Ked u ~ d u k an U an c a r a p s n g e l o l a a n a p o t i k e e b a g a i s u a tu u s a h a d a g a n g s e b a g a im a n a y an g t e r l i h a t s e k a r a n g i n i , su d ah k u ra n g s e s u a i d e n g an f u n g s i a p o t i k se- b a g a i s a r a n a p e la y a n a n k e s e h a ta n m a s y a r a k a t. D a la n b e n tu k s e k a r a n g a p o t i k l e b i h m e n d ah u lu k an u s a h a n y a d alam m e n g e ja r k e u n tu n g a n d a r i p a d a u- s a h a p e n y e d ia a n d an p e n y a lu r a n o b a t y a n g dtbutuh- k a n o l e h g o lo n g a n y a n g b e r p e n g h a e i l a n r e n d a h * s e ­ h in g g a f u n g s i s o s i a l y a n g h a r u s d i p e n u h i o l e h u- s a h a f a r m a s i R w asta t i d a k d a p a t t e r l a k s a n a s e b a - g a im a n a s e m e s ti n y a . O le h karena itu PP 26/1965 perlu diubah, dan apo­

  tik dikembalik&n kepada fungsi senula sebagai ea- rana penyalur perbekalan farmasi dan sebagal

  s a -

  22

  rana tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian oleh tenaga-tenaga farmasi dalam rangka pengahdian profesi kepada masyarakat*

  3 * 2 . F u n g s i a p o t i k A d an y a p e rk e m b an g an k e d u d u k an hukimi - hukum a p o t i k , m e n im b u lk an p e rk e m b an g an d a r i f u n g s i ap o ­ t i k . 3 . 2 . 1 * S e b e l i m ta h u n 1 9 6 5 A p o jfclk a d a la h ' s u a tu b sSg u n a n k h u ^ u s u n tu k m e n ;ja la n k a n v p e r a c i k a n o h k t.

  Tugas dan fungsi apotik ialah menjalankan peracikan obat, yaitu pemhuatan atau penyerahan obat-obatan dengan maksud kesehatan dan hal ini dilakukan tidak hanya untuk momenuhi kepentingan apotik saja, tetapi juga untuk diperdagangkaju^*^

  3 * 2 . 2 . Tahun 1 9 6 5 - 1 9 3 3 D a p a t d i b a g l m e n jja d i d u a ta h a p : 3 . 2 . 2 . 1 . Tah u n 1 9 6 5 - 1 9 7 2

  Apotik merupakan tempat tertentu, di raa- na dilakukan usaha-usaha dalam bidang farmasi dan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan U.U. no. 7/63 tentang farmasi.

  T u g a s d an f u n g s i a p o t i k s e s u a i d e n g a n PP 26/65 y a l a h s

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  23 1* P e m b u a ta n , p e n g o la h a n , p e r a c i k a n , p e n g u b a h - a n b e n tu k , p e n c a n p u ra n d an p e n y e ra h a n o b a t a ta u b a h a n o b a t*

  2m P e n y a lu r a n p e r b e k a l a n k e s e h a ta n d i b id a n g f a r m a s i y a n g m e l l p u t i : o b a t , b a h a n o b a t , o b a t a s l i In d o n e s i a , k o s m e ti k , a l a t - a l a t k e s e h a ta n d an c e b & g a in y a .

  D a la a raasa i n i a p o t i k m e n y e d ia k a n d an m e n ju a l , m e r a c i k d an s e b a g a i n y a , t i d a k h a n y a u n tu k m em enu hi k e p e n tin g a ti a p o t i k , t o t a p i ju g a u n tu k d x p e r d a g a n g k a n / d is a lu r k a n . 3 . 2 . 2 * 2 . Tah u n 1 9 7 2 * 1 9 8 3 D alam rc asa i n i , tu g a s d an f u n g s i a p o t i k sam a d e n g an y a n g t e r u r a i d i a t a s t e t a p i d alam b id a n g d i s t r i b u s i p e r b e k a l a n f a r m a s i t e r b a t a s u n tu k k e p e n tin g a n a p o t i k s a j a , t i d a k u n tu k d i - p e r d a g s n g k a n / d is o lu r k a n ( p eng u nu m an n o m o r 6 5 9 0 /

  A / 1972 D i r je n F a r m a s ! D e p a rte m e n K e s e h a ta n R e - p u b l ik . In d o n e s l a ) . ^ ^ 3 * 2 , 3 . Se su d a h ta h u n 1 9 8 3 Se su d a h ta'n u n 1 9 8 3 , a p o t i k m e ru p ak an e u a tu te m p a t t e r t e n t u , te m p a t d i l a k u k a n p e k e r ja a n k e - .faxmasian d an p e n y a lu r a n o b a t k e p a d a m a s y a r a k a t. T u g as d an f u n g s i a p o t i k s e s u a i d e n g a n PP 2 5 / 8 0 y a l a h ! ^ 1 2 ^

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  24

  1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

  2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat. 3* Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harua menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat aecara meluaa dan merata*

  Apotik dibarapkan dapat berperan sebagai salah satu subsistim dalam sistim pelayanan kesehatan, di mana apoteker berkewajiban untuk berpartiei- pasi di dalamnya eesuai dengan ruang lingkup ke- giatan profesinya dalam usaha meningkatkan dera- jat kesehatan masyarakat. Dalam kegiatan pelayan- annya sejauh mungkin apotik harus berorientasi kepada kepentingan maayarakat sesuai dengan fung-

  {6 21)

  s i n y a s e b a g a i te m p a t p e n g a b d ia n p r o f e s i . ' * 3 *3 « P e n g e l o l a a n a p o t i k

  Pengelolaan apotik, menurut surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 26/81 pa- aal 1 (j) dan pasal 2 adalah eegala upaya dan ke­ giatan yang dilakukan oleh seorang apoteker penge- lola apotik dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi apotik yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

  ( 12 ^

  pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.N '

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

2 5

  Pengelolaan apotik meliputi s

  a, Bidang pelayanan kefarmasian

  b. Bidang material o* Bidang administrasi dan keuangan d* Bidang ketenagaan

  «* Bidang-bidang lain yang berkaitan dengan tugaa dan ftingsi apotik* Pengelolaan apotik dl bidang pelayanan kefarmasian meliputi :

  a * P e m b u a ta n , p e n g o la h a n , p e r a c i k a n , pengubahan ben­ tu k , p e n c e jn p u ra n , p e n y im p an an dan penyerahan obat a ta u b a h a n o b a t b , P e n g a d a a n , p e n y iro p an an , p e n y a lu r a n d an penyerahan p e r b e k a l a n k e s e h a ta n b id a n g f a r m a c i lainnya* c . In f o r m a s i m e n g e n a i p e r b e k a l a n kesehatan di bidang f a m a s i .

  Se d a n g k a n y a n g d im ak su d i n f o r m a s l mengenai p e r b e k a l a n k e s e h a ta n b ld c n g f a r m a s i adalah s a . P e n g e l o l a a n i n f o r r a a s i te n ta n g o b a t dan perbekalan f a r s n a s i l a i n n y a y a n g d i b e r i k a n b a i k Kepada dokter

  «

  d an te n a g a k e s e h a ta n l a i n n y a maupun kepada masya- r a k a t • b . P e n g araatan d an p e l a p o r a n i n f o r m a s i mengenai kha- s i a t , k e a n a n s .n , b s h a y a d an a ta u rau tu obat dan p e r b e k a l a n f a r m a s i l a i n n y a *

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  26 Secara uraum, fungsi pengelolaan adalah seroua

  kegiatan yang terlibat dl dalam pengorganlsaaian dan pengurusan unsur-unsur produktip. Uang, materi­ al, perlengkapan, dan manusia harua dlseraelkan da- lam hubungan yang layak untuk mencapai tujuan aeba- gaimana yang diputuskan oleh managemen# Managemen praktis menentukan tujuan sebagai tlndakan awal un­ tuk efiaiensi operasional dan meraberi euatu daear pangukuran efektifitaa dari kegiatan*^^

  Pada kenyataannya fungal pengelolaan pelayan­ an apotik belum memperllhatkan ciri yang khae, se­ bagai euatu model pelayanan yang beraspek profesi dl bidang pelayanan kesehatan* Model pengelolaan pelayanannya merupakan perpaduan antara pelayanan profesi dan pelayanan yang beraifat usaha dagang di mana di dalamnya terkait unsur-unaur pemaaaran seoara bebas. Beberapa literatur nenyebutkan, bah- wa tipe pelayanan apotik adalah unik dan komplek* yaitu merupakan perpaduan antara pelayanan profesi dan pelayanan b i s n i e # ^ * ^ f22#23) Apotik menyedlakan produk dan jasa yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan manusia, sebagai pola

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  27 u ta a a n y a * t a t a p i d l l a i n p ih a k a p o t i k jo g a a a n a - v a r k a n p ro d u k d a n ja a a y a n g t i d a k a d * k a i t a n a y a d a - n g a n k a a a h a ta n ( n o n h a a l t h p r o d u c t) u n tu k t u jn a n

a t a b a r i k a n k a q r a a a n a n p a n p c a a k a l . Ja a a n y a # ^ ^ ^

  D a la a b a b a r a p a h a l , d l a a d a r l p u l a a a n g a tl a h a u k a r u n tu k a e n ja l a n k a n k a p u tu a a n a a n a g a a a a ( a a n a - g a a a n t d a o l a l o n ) a a c a r a k o n e i a t a n . o l a h k a r a n a a d a - n y a p a r a n a n y a n g g a n d a d a r i p a r a p a n g a l o l a a p « t i k y a n g c a n d a rtm g a a n c i p t a k a n a l t u a a l y a n g a a l l a g b a r - ta a ta n g a n * a n t a r a ta n g g u n g ja w a b p r o f a a i d a n k a p o * tu a a n n a n a g a a a n ^ *6 * 1 S a l a o n b a r p e n d a n t , b a h a a t a r d a p a t p a rb a d a a n y a n g p o k o k a n t a r a p a a g u a a b a ( b u a i n ta a a a n ) d a n p r o * f a a i o n a l . S a o r a n g p a n g u a a h a a a n ju a l b a r a n g d a g a n g a n n y a k a p a d a a a a y a r a k a t a a d a n g o a o r a n g p r o f a a l o n a l a a n y a d la lc a n ja a a p a la y a n a n n y a k e p a d a p a r a e l i a n a t a u p a la n g g a s w n y a * Ja d i h a r u a a d a p a a l s a h a n a n t a r a b l a n l a p r a k t l a

  • d a n g a n p a ia y a n a n p r o f a a i * M an u ru tn y a a p o t i k a d a l a b a u a tu t a a p a t p r a k ta k y a n g d l k a l o l a a e e a r a b l a n l a d a n g a n a a n g g u n a k a n c a r a - c a r a p a a a a a r a n y a n g a a b a * r u a n y a h a n y a d i ta r a p k a n p a d a p ro d u k a t a u j a & i a - j a * n l a p a ia y a n a n d i l u a r b id a n g k a a a h a ta n .^ 1 ^^ D i d a l a a a a n g a l o l a p a l« y a n *n n y a a p o t i k t a r i -

    k a t d a b c a r a - c a r a p ta a a a r a n , p a l i n g t i d a k d a l a a

    ' U N I V H R S I T A S A i R L A N G G A ' P t U F U i l ' A K A A N