PROTOKOL MONTREAL SEBAGAI UPAYA NEGARA D

MAKALAH TES UJIAN AKHIR LINGKUNGAN

PROTOKOL MONTREAL SEBAGAI UPAYA
NEGARA DALAM MENJAGA LINGKUNGAN

GABRIELA AGMASSINI PRAMESVARI 372013001
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang
Permasalahan lingkungan yang awalnya merupakan masalah atau problematika
lokal, sekarang semakin berkembang menjadi masalah global yang tidak dapat
dihindari. Permasalahan yang awalnya hanya berputar-putar pada lingkup RT,
kemudian berkembang hingga lingkup kabupaten, nasional, dan akhirnya berakhir di

meja perundingan internasional. Skala yang semakin berkembang ini tidak bisa
dipungkiri disebabkan oleh faktor globalisasi dan masalah yang memang benar-benar
melebar.
Permasalahan lingkungan, baik lokal maupun internasional, harus kita
perhatikan. Karena lingkungan merupakan satu-satunya tempat di mana kita dapat
hidup. Apabila kita tidak dapat menjaganya, lalu kehilangannya, maka kita akan
kehilangan tempat hidup. Dan salah satu aspek lingkungan yang sangat vital
merupakan ozon. Mengapa ozon dikatakan penting? Karena ozon bekerja layaknya
perisai di atmosfir yang melindungi bumi dari pancaran radiasi sinar UV yang
berbahaya.1 Tanpa adanya perlindungan dari ozon, maka radiasi sinarmatahari yang
berbahaya akan leluasa masuk ke dalam bumi sehingga menaikkan suhu bumi serta
menyebabkan timbulnya banyak penyakit baru karena substansi radiasi yang tidak
dapat diterima oleh tubuh baik oleh manusia maupun hewan dan tumbuhan.
Protokol Montreal, sebagai salah satu protokol tua, merupakan salah satu
protokol dan kesepakatan multinasional yang paling penting. Karena protokol ini
membahas tentang bahaya dan larangan terhadap tindakan pengrusakan ozon.
Protokol ini menghasilkan keputusan-keputusan yang penting atas perlindungan ozon.
Dan tidak dapat dipungkiri, protokol ini merupakan salah satu protokol yang paling

1


Ozone Layer Protection diakses di http://www.epa.gov/ozone/intpol/, diakses
tanggal 25 November 2014.

sukses, karena dapat mendapat partisipasi dari seluruh negara anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).
II.

Rumusan Masalah
1. Apakah Protokol Montreal?
2. Bagaimana negara dapat berpartisipasi dalam aksi menjaga lingkungan?

III.

Tujuan
1. Mengetahui seluk beluk Protokol Montreal.
2. Mengetahui bagaimana negara dapat berpartisipasi dalam upaya menjaga
lingkungan.

BAB II

ISI

I.

Environmentalis Sebagai Teori yang Mendukung Negara
Kaum environmentalis menerima suatu kerangka atas struktur politik, sosial,
ekonomi dan normative dari politik internasional dan berupaya memperbaiki struktur
lingkungan melalui struktur tersebut.2 Analisis environmentalis berfokus pada respon
negara-negara terhadap permasalahan lingkungan yang dipusatkan pada munculnya
‘rejim lingkungan internasional’.3 Asumsi dasar environmentalis adalah sistem negara
dapat merespon permasalahan secara lebih efektif.
Kaum environmentalis atau bisa disebut sebagai kaum ecosocialist melihat bahwa
negara – agen dari keinginan kolektif – memainkan peran yang vital dalam
mengontrol operasi dalam aksi ekonomi dan dalam membuat framework bagi
keadilan sosial dan masyarakat yang dapat dipercaya secara ekologi. 4 Negara
memainkan kontrol makro dalam aksinya menjaga lingkungan.

II.

Ozon Sebagai Salah Satu Aspek Penting Lingkungan

Ozon merupakan molekul triatomik yang tidak stabil.5 Ozon terdapat di lapisan
atmosfer bumik, baik di lapisan stratosfer dan lapisan troposfer. Ozon yang berada di
lapisan stratosfer merupakan komponen yang penting dalam lapisan atmosfer bumi,
karena berperan sebagai lapisan pelindung bumi dari sinar ultraviolet yang
berbahaya6. Lapisan stratosferik ozon bekerja lakayaknya sebuah perisai di atmosfir
yang melindungi kehidupan di bumi dari pancaran radiasi sinar ultraviolet (UV) yang
dipancarkan matahari.7

2

Bahan kuliah yang diberikan oleh dosen
Bahan kuliah yang diberikan oleh dosen
4
Robyn Eckersley, ‘Environmentalism and Political Theory: Toward an Ecocentric Approach’,
hal. 187
5
Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses
tanggal 1 Desember 2014
6
Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses

tanggal 1 Desember 2014
3

Namun, dalam kurun waktu 1980 hingga 2000 kondisi ozon stratosfer secara
global menurun 3%.8 Di atas Antartika menipis hingga 50% pada musim dingin dan
musim panas.9 Menipisnya lapisan ozon ini tentu menyebabkan radiasi sinar
ultraviolet, terutama UV-B, yang masuk ke bumi semakin banyak dan tidak
terkontrol. Radiasi UV-B yang berlebihan akan menyebabkan banyak permasalahan
kesehatan bagi manusia juga terhadap lingkungan. Permasalahan kesehatan bagi
manusia antara lain kerusakan jaringan kulit seperti penuaan dini dan kanker,
kerusakan pada mata seperti katarak, dan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. 10
Permaslahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh UV-B ini bahkan menyerang
sensitivitas tanaman sehingga mengurangi produksi tanaman.11

Gambar

1.1. Proses

kerusakan ozon. Diambil dari A Success In The Making: The Montreal Protocol on
Substances That Deplete The Ozone Layer, UNEP.


7

Ozone Layer Protection dapat diakses di http://www.epa.gov/ozone/intpol/, diakses tanggal
25 November 2014
8

Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses
tanggal 1 Desember 2014
9
Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses
tanggal 1 Desember 2014
10
Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014
11
Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

Mengingat bahwa ozon merupakan molekul yang tidak stabil, ternyata hasil
aktivitas manusia malah menjadi penyumbang terbesar dalam proses pengrusakan
lapisan dan molekul ozon ini. Pada tahun 1974 ditemukan bahwa emisi

Chlorofluorocarbons (CFCs) menyebabkan penipisan ozon di lapisan stratosfer.12
CFCs berperan untuk perusak ikatan ozon yang tidak stabil itu.13
III.

Protokol Montreal
Pada tahun 1985, Konvensi Wina telah menetapkan mekanisme internasional
untuk bekerja sama untuk melakukan riset mengenai lapisan ozon dan efek dari bahan
kimia yang merusak ozon.14 Dan berdasarkan Konvensi Wina, 20 negara dan tiga
nongovernmental organizations (NGOs) mulai bernegosiasi tentang permasalahan
lapisan ozon ini selama seminggu pada tahun 1986 dan pada September 1987
sebanyak 60 delegasi dari seluruh dunia menandatanganinya bersama, dan perjanjian
ini dinamakan Protokol Montreal.15 Protokol Montreal mengenai Bahan Kimia yang
Merusak Lapisan Ozon (The Montreal Protocol on Substances That Deplete The
Ozone Layer) ini disetujui pada tanggal 16 September 1987 di Headquarters of the
International Civil Aviation Organization, di Montreal, Kanada.16
Perjanjian ini memaksa negara-negara untuk dapat menghilangkan secara
bertahap penggunaan bahan-bahan dan substansi kimia yang merusak lapisan ozon. 17
Substansi-substansi yang merusak ini dapat dengan mudah kita temukan dalam
penggunaan refrigerator, air conditioner, alat pemadam kebakaran, produksi aerosol,
dan pembuatan foam. 18


12

Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014
13
Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014
14
The Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di http://
www.theozonehole.com/montreal.htm, diakses tanggal 26 November 2014
15

Christos Zerefos, Georgios Contopoulos, Gregory S., ‘Twenty Years of Ozone Decline:
Proceeding of the Symposium for the20th Anniversary of the Montreal Protocol’, hal 17.
16
T he Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di
http://www.theozonehole.com/montreal.htm, diakses tanggal 26 November 2014
17
Montreal Protocol dapat di akses di
http://www.worldbank.org/en/topic/climatechange/brief/montreal-protocol, diakses tanggal
26 November 2014


Protokol Montreal telah dikenal sebagai salah satu perjanjian tentang
perlindungan lingkungan yang paling sukses.19 Protokol ini berhasil diratifikasi oleh
197 negara dan mengikat mereka dalam upaya meminimalisir dan memperlambat laju
pengrusakan ozon.20 Pemerintah Indonesia sendiri telah ikut meratifikasi Protokol
Montreal dan Konvensi Wina melalui Kepprer No. 23 Tahun 1992 tentang
Pengesahan Konvensi Wina dan Protokol Montreal. 21 Protokol Montreal menetapkan
jadwal yang wajib dilaksanakan untuk mengilangkan tahap demi tahap substansisubstansi yang merusak ozon.22 Jadwal ini mengikat baik negara maju dan negara
berkembang, serta selalu diperiksa dan dikembangkan secara regular mengikuti
kesesuaian perkembangan teknologi dan sains.23 Target dari perjanjian ini adalah
untuk mengurangi 96 senyawa kimia yang telah digunakan secara umum.24

Summary of Montreal Protocol Control Measures
Ozone Depleting Substances
Chlorofluorocarbons (CFCs)
Halons
Carbon tetrachloride
Methyl chloroform
Hydrochlorofluorocarbons (HCFCs)


Developed Countries
Phased out end of 1995 a
Phased out end of 1993
Phased out end of 1995 a
Phased out end of 1995 a
Freeze from beginning of 1996 b
35% reduction by 2004
65% reduction by 2010
90% reduction by 2015
Total phase out by 2020 c

Developing Countries
Total phase out by 2010
Total phase out by 2010
Total phase out by 2010
Total phase out by 2015
Freeze in 2016
at 2015 base level
Total phase out by 2040


18

Montreal Protocol dapat di akses di
http://www.worldbank.org/en/topic/climatechange/brief/montreal-protocol, diakses tanggal
26 November 2014
19

Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25
November 2014
20

Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014
21
Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014
22
Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25
November 2014
23
Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25
November 2014
24
Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25
November 2014

Hydrobromofluorocarbons (HBFCs)
Methyl bromide

Phased out end of 1995
Freeze in 1995 at 1991 base level d
25% reduction by 1999
50% reduction by 2001
70% reduction by 2000
Total phase out by 2005

Phased out end of 1995
Freeze in 2002 at average
1995-1998 base level
20% reduction by 2005 e
Total phase out by 2015

Tabel 2.1. Tentang tahapan phase-out substansi kimia perusak ozon. Diambil dari
http://www.unep.org/ozone/montreal.shtml

Protokol ini tidak hanya bereaksi atas hal yang benar-benar telah terjadi, namun
juga pada aksi prefentif dalam skala global.25
Protokol ini telah diperkuat dengan lima kali amandemen. Amandemen London
pada tahun 1990, Copenhagen pada tahun 1992, Wina pada tahun 1995, Montreal
pada tahun 1997, dan Beijing pada tahun 1999.26 Dan amandemen-amandemen ini
menghasilkan jadwal bertahap yang baru serta menambah substansi-substansi perusak
baru dalam daftar substansi perusak ozon yang diatur dalam Protokol Montreal.27

25

Christos Zerefos, Georgios Contopoulos, Gregory S., ‘Twenty Years of Ozone Decline:
Proceeding of the Symposium for the20th Anniversary of the Montreal Protocol’, hal 16.
26
Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25
November 2014
27
Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25
November 2014

Gambar 2.1. Upaya pemerintah Australia dalam Protokol Montreal. Diambil dari
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol

Berdasarkan amandemen London pada tahun 1990, dibuatlah Multilateral Fund
yang menyokong dana dalam kegiatan Protokol Montreal ini. 28 Multilateral Fund
dibawahi oleh United Nation Environment Program (UNEP) dan secara langsung
berhubungan dengan Executive Comitte.29
IV.

Protokol Montreal Sebagai Upaya Negara dalam Menjaga Lingkungan
Apabila saya gabungkan pengertian teori environmentalis dengan penjabaran
Protokol Montreal, maka saya akan melihat upaya negara dalam usaha melindungi
lingkungan.
Sebagai institusi terbesar, legal, dan paling menampung aspirasi sebuah
masyarakat, negara mempunyai peran yang besar dalam usaha mengusahakan upaya
perlindungan lingkungan. Walaupun kita tahu bahwa masih ada nongovernmental
organizations (NGOs) maupun intergovernmental organizations (INGOs) yang turut
berpartisipasi dalam relasi dunia internasional, tetap saja negara merupakan satusatunya institusi yang memiliki pengaruh yang amat kuat dalam pergaulannya di
dunia internasional.
Menurut saya, negara-negara telah melakukan tindakan yang benar dalam
rangka menjaga dan melindungi lingkungan dengan meratifikasi Protokol Montreal
dan menjalankan setiap kebijakan yang telah diatur dalam perjanjian ini. dengan
meratifikasi protokol ini, negara memperlihatkan dan menunjukkan perhatiannya
dalam isu lingkungan. Walaupun hanya dimulai dengan 20 negara beserta 3 NGOs,
namun akhirnya tetap saja protokol ini berhasil memeluk 197 negara untuk ikut
meratifikasi protokol ini.

28

UNEP, ‘A Success In The Making: The Montreal Protocol on Substances That Deplete The
Ozone Layer’, hal. 8
29
UNEP, ‘A Success In The Making: The Montreal Protocol on Substances That Deplete The
Ozone Layer’, hal. 8

Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah negara benar-benar sadar dan mau
bertindak mengenai upaya perlindungan lingkungan. Seperti yang environmentalis
telah tekankan bahwa sistem negara dapat merespon permasalahan secara lebih
efektif, dalam kasus Protokol Montreal negara memang menunjukkan bahwa negara
dapat dengan efektif merespon akan suatu kesadaran lingkungan. Dalam kasus ini
negara sadar bahwa negara harus mengambil tindakan dalam upaya meminimalisir
kerusakkan ozon dengan cara mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan bahan
kimia yang dapat merusak ozon.
Tanpa adanya campur tangan negara dalam kasus ini, maka segala persiapan
dan riset yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan paling pintar di dunia akan
menjadi sia-sia. Segala pengetahuan yang telah ditemukan ini harus segera
diaplikasikan secara massive, di mana keinginan dan usaha semua orang yang
dibutuhkan dalam upaya ini dapat dengan efektif terwakilkan. Dan tidak ada institusi
lain yang dapat menjalankan tugas besar ini selain negara.
Kekuatan yang dimiliki negara, baik kekuatan internal (ke dalam) maupun
eksternal (ke luar), harus dapat dimanfaatkan dalam usaha perlindungan lingkungan
dengan baik. Kekuatan internal negara yang mengikat setiap entitas yang hidup dalam
wilayah kedaulatan negara itu, dapat dengan efektif memaksa untuk melakukan
tindakan perlindungan lingkungan ini. Substansi-substansi bahan kimia yang telah
ditetapkan oleh Protokol Montreal sebagai substansi yang dapat merusak lapisan
stratosfer ozon, dapat dengan efektif dikurangi pemakaiannya oleh adanya tindakan
dan kesadaran negara. Negara dapat dengan tegas mengatakan kepada masyarakat
negaranya serta kepada industry-industri (baik industry/perusahaan yang memang
berasal dari negara tersebut ataupun multinational company yang membuka pabrik di
daerah teritorial negara terssebut) untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia
yang telah tedaftar dan mencari bahan alternative pengganti substansi berbahaya
tersebut.
Negara juga dapat mempengaruhi negara lain untuk meratifikasi serta ikut
berperan aktif dalam Protokol Montreal. Baik karena adanya rasa hormat dan wibawa
yang muncul, maupun karena adanya tindakan yang represif oleh suatu negara agar

mempengaruhi negara lain untuk dapat ikut aktif dalam protokol ini. Dan hal ini
menunjukkan bagaimana kekuatan eksternal suatu negara menunjukkan peran negara
dalam Protokol Montreal.
Dan aksi negara dalam protokol ini membuahkan hasil yang sangat gemilang.
Laporan PBB yang diterbitkan United Nation Environment Program (UNEP) dan
World Meteorological Organization (WMO) pada pertengahan September 2010,
menyatakan bahwa produksi dan konsumsi bahan kimia perusak ozon jenis utama di
seluruh dunia (CFC, halon, Carbon Tetraklorida, Metil, Klorofom, dan Metil
Bromida) sudah dikurangi hingga 98 persen.30 Dan diperkirakan bahwa lapisan ozon
di luar daerah kutub sudah akan pulih pada 2048.31
Data di atas menunjukkan betapa besar upaya dan pengaruh negara dalam
usaha-usaha perlindungan lingkungan. Tidak dapat dipungkiri apabila negara telah
memainkan peran penting dalam upaya ini.

30

Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014
31
Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

BAB III
PENUTUP

I.

Kesimpulan
Protokol Montreal merupakan salah satu perjanjian multilateral yang sukses
dalam upaya perlindungan lingkungan. Hal ini tercermin dari jumlah partisipasi
negara yang ikut meratifikasi protokol ini serta dari pencapaian yang gemilang
(bahwa telah 98 persen substansi kimia yang berbahaya bagi ozon telah berkurang).
Protokol Montreal menunjukkan upaya negara dalam usaha-usaha perlindungan
lingkungan benar-benar nyata. Negara memiliki pengaruh yang amat kuat dalam
merubah sesuatu dan hal ini berdampak baik bagi lingkungan. Dengan upaya yang
telah negara lakukan, negara semakin menunjukkan ke mata dunia bahwa negara
memiliki peran yang besar dalam relasi dunia internasional. Negara dengan kekuatan
internalnya, dapat dengan tegas mengurangi penggunaan bahan kimia perusak ozon,
dengan cara menetapkan kebijakan nasional yang berkaitan dengan hal tersebut.
Kemudian negara dengan kekuatan eksternalnya, dapat dengan anggun dan penuh
wibawa mempengaruji negara lain untuk dapat turut berpartisipasi dalam upaya
perlindungan lingkungan melalui Protokol Montreal.

DAFTAR PUSTAKA

Christos Zerefos, Georgios Contopoulos, Gregory Skalkeas. 2009. Twenty Years of
Ozone Decline: Proceeding of the Symposium for the20th Anniversary of the
Montreal Protocol. Greece : Springer Science + Business Media.
http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol
http://www.epa.gov/ozone/intpol/
http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm
http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozondunia-2014
http://www.theozonehole.com/montreal.htm
http://www.worldbank.org/en/topic/climatechange/brief/montreal-protocol
Robyn Eckersley. 1992. Environmentalism and Political Theory: Toward an
Ecocentric Approach. New York : UCL Press.
UNEP. 2007. A Success In The Making: The Montreal Protocol on Substances That
Deplete The Ozone Layer. Kenya: UNEP.