Makalah Filsafat Islam Al Kindi

Makalah Filsafat Islam Al-Kindi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................
1
B. Rumusan Masalah..................................................................................

2

C. Tujuan Pembahasan................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Riwayat Hidup al-Kindi.........................................................................
3
B. Pemikiran filsafat al-Kindi....................................................................
1. Pemaduan filsafat dan agama..........................................................

6


2. Filsafat Ketuhanan...........................................................................

9

3. Filsafat Jiwa.....................................................................................

12

4. Filsafat Moral...................................................................................

14

5. Filsafat Kenabian.............................................................................

15

i
ii
1


3

6

BAB III KESIMPULAN................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahun di dunia ini tidaklah ada yang sama, semuanya mempunyai
perbedaan dan karakteristik yang berbeda. Hal tersebut membuat ilmu pengetahun yang
didalami semakin berarti dan tentunya memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan di
masa datang. Apabila suatu ilmu dikembangkan dan ditelaah lebih jauh lagi dengan konteks
dan kondisi serta ruang dan waktu yang berbeda, maka akan terlahir pula suatu ilmu yang
kreatif dan mempunyai ciri khas yang unik sekalipun ilmu itu bukan berasal dari agama dan
budayanya.
Seperti halnya filsafat Islam, pada awalnya sudah diketahui bahwa filsafat merupakan
pengetahuan yang berasal dari Yunani, akan tetapi para filosof, para ahli keagamaan Islam,

atau orang-orang muslim semasanya, yang mempunyai kegiatan untuk berfikir, senantiasa
menggali lebih dalam lagi mengenai filsafat. Sehingga ilmu filsafat yang tadinya berasal dari
agama dan ajaran Yunani, kemudian dikemas dan dikaitkan dengan hal-hal atau ilmu-ilmu
yang bersumber dari al-Qur'an dan as-Sunnah, maka lahirlah filsafat Islam sebagai ilmu
pengetahuan yang cukup popular yang dikembangkan dan diajarkan secara turun temurun
oleh para filosof kepada generasi-generasinya atau kepada murid-muridnya.
Dalam membahasa filsafat Islam, tentunya pemikiran yang menjadi starting pointnya
adalah al-Kindi. Sebelumnya Filasafat Islam di bagian Timur Dunia Islam (Masyriqi) berbeda
dengan filsafat Islam di Maghribi ( bagian Dunia Barat). Di antara filosof Islam di kedua
kawasan terdapat sebuah perselisihan pendapat tentang berbagai pokok pengertian. Di Timur
ada filosof terkemuka, al-Kindi, al-Farabi dan Ibnu Sina. Di Barat juga ada filosof terkemuka,
Ibnu Bajah, Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd. pada pembahasan kali ini, yang akan kami
eksplorasikan, adalah perjalanan hidup al-Kindi dan pemikiran-pemikirannya dalam ranah
filsafat Islam beserta perbedaan diantara pakar-pakar filsafat Islam.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Riwayat Hidup al-Kindi ?
2.
Bagaimana Pemikiran – pemikiran filsafat al-Kindi ?
3.

Bagaimana tinjauan tentang pemikiran al-Kindi ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan yang akan disampaikan, mengenai :
1.
Riwayat hidup al-Kindi.
2.
Pemikiran-pemikiran filsafat al-Kindi.
3.
Tinjauan tentang pemikiran al-Kindi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup al-Kindi
Al-Kindi, nama lengkapnya Abdul Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Ash-Shabah bin
‘Imran bin Isma’il bin Muhammad bin al-Asy’ats bin Qais al-Kindi. Al-Kindi dilahirkan di
Kufah sekitar tahun 185 H (801 M) dari keluarga kaya dan terhormat. Ia berasal dari kabilah
kindah, termasuk kabilah terpandang di kalangan masyarakat Arab dan bermukim di daerah
Yaman dan Hijaz. (Ahmad Fuad al-Ahwani, 1993 : 50 ).
Setelah dewasa al-Kindi pergi ke Baghdad dan mendapat perlindungan dari khalifah
al- Ma’mun (813-833 H) dan khalifah al-Mu’tasim (833-842 H). Ibnu Nabatah berkata

bahwa karya-karya al-Kindi telah menghiasai kerajaan al-Mu'tashim. Al-Kindi menganut
paham Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat. Selain belajar filsafat ia juga menekuni dan
ahli dalam bidang ilmu astronomi, ilmu ukur, ilmu alam astrologi, ilmu pasti, ilmu seni
musik, meteorologi, optika, kedokteran, politik dan matematika. Penguasaanya terhadap
filasafat dan disiplin ilmu lainnya telah menempatkan ia menjadi orang Islam pertama yang
berkebangsaan Arab dalam jajaran para filosof terkemuka. Karena itu pula dinilai pantas
dalam menyadang gelar Failasuf al-‘Arab (filosof berkebangsaan Arab).
Ia juga diundang oleh khalifah al-Makmun untuk mengajar pada baitul hikmah, ia
sangat terkenal dan berjasa dalam gerakan penerjemahan dan seorang pelopor yang
memperkenalkan tulisan Yunani, Suriah dan India kepada dunia Islam. ( Hasyimsyah
Nasution, 1999 : 15 ).
Menurut Harun Nasution, kalau al-Kindi menganut faham Mu'tazilah yang
mengedepankan rasio dan filsafat dalam pemahaman keislamannya. Selain itu pula kaum
Mu’tazilah giat mempelajari filsafat Yunani untuk mempertahankan pendapat-pendapatnya
terutama filsafat Plato dan Aristoteles. Ilmu Logika sangat menarik perhatiannya, karena
menjunjung tinggi berfikir logis. Memang Mu’tazilah lebih mengutamakan akal pikiran, dan
sesudah itu baru al-Qur’an dan Hadits atau disebut dengan ‫تقديم العقل على النص‬. Hal ini berbeda
dengan golongan Ahlus Sunnah, yang mendahulukan al-Qur’an dan al-Hadits kemudian baru
akal pikiran atau disebut dengan ‫ ( تقديم النص على العقل‬Sahilun A. Nasir, 2010 : 167 ).
Maka disamping itu zaman al-Kindi adalah zaman penerjemahan buku-buku Yunani

yang memberikan pengaruh besar terhadap pola piker al-Kindi dimana ia turut aktif aktif
dalam kegiatan terjemahan. ( Harun Nasution 1973, : 14 ).
Al-Kindi mengarang buku-buku dan menurut keterangan ibn al-Nadim buku-buku
yang ditulisnya berjumlah 241 dalam filsafat, logika, matematika, musik, ilmu jiwa dan lain
sebagainya. Corak filsafat al-Kindi tidak banyak yang diketahuinya karena buku-buku
tentang filsafat banyak yang hilang. Baru pada zaman belakangan ini orang menemukan
kurang lebih 20 lebih risalah al-Kindi dalam tulisan tangan.
Jumlah karangan al-Kindi yang sebenarnya sukar ditentukan, karena dua sebab.
Pertama penulis-penulis biografi tidak sepakat penuturannya tentang jumlah karangannya
tersebut. Ibnu an-Nadim dan al-Qafthi menyebutnya 50 buah, sedang sebagian dari karangankarangan tersebut telah hilang atau musnah. Kedua karangan-karangannya yang sampai
kepada kita ada yang memuat karangan – karangannya yang lain ( Ahmad Hanafi, 1990 :
73 ).
Dalam keterangan sejarah yang lain, al-Kindi sendiri mengarang buku-buku dan
menurut keterangan Ibn Al-Nadim buku-buku yang ditulisnya berjumlah 241 berupa filsafat,
logika, ilmu hitung, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, optika, music, matematika, dan
sebagainya. Dalam The Legacy of Islam kita baca bahwa bukunya tentang optika

a.
b.
c.

d.
e.
f.

diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan banyak mempengaruhi Roger Bacon. Al-Kindi
meninggal pada tahun 973 M. ( Harun Nasution, 1973 : 14 )
Unsur-unsur filsafat yang kita dapati pada pemikiran Al-Kindi ialah :
Aliran Pytagoras tentang matematika sebagai jalan kea rah flsafat.
Pemikiran-pemikiran Aristoles dalam soal-soal fisika dan metafisika. Meskipun Al-Kindi
tidak sependapat dengan Aristoteles tentang qodim-nya alam.
Pemikiran-pemikiran Plato dalam hal-hal kejiwaan.
Pemikiran-pemikiran Plato dan Aristoteles bersama-sama dalam soal estetika.
Wahyu dan iman (ajaran-ajaran agama) dalam hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan dan
sifat-Nya.
Aliran Mu’tazialah dalam memuja kekuatan akal manusia dan dalam menakwilkan ayat-ayat
Al-Qur’an. ( Poerwantana dkk, 1987 : 129 ).
Sehingga menurut kami, bisa dikatakan bahwa karangan-karangan al-Kindi ada yang
tidak otentik atau yang tidak bersumber dari dirinya atau kebanyakan mengutip serta identik
dengan karya filsafat yang lain.
Beberapa karya tulis al-Kindi antara lain yang cukup popular antara lain: Fi alFalsafah al-Ula; kitab al-Hassi ‘ala Ta’allum al-Falsafah; Risalat ila al-Ma’mun fi al-‘illat

wa Ma’lul; risalat fi Ta’lif al-A’dad; kitab al-Falsafat al-Dakhilat wa al-Masa’il alMantaiqiyyat wa al-Mu’tashah wa ma Fauqa al-Thabiyyat; Kammiyat Kutub Aristoteles; Fi
al-Nafs. ( Ahmad Fuad Al-Ahwani, 1999 : 68 ).
Beberapa karya tulis al-Kindi telah diterjemahkan oleh Gerard Cremona ke dalam
bahasa Latin, yang sangat mempengaruhi pemikiran Eropa pada abad pertengahan. Oleh
karena itu, beralasan kiranya Cardini menganggap al-Kindi sebagai salah seorang dari dua
belas pemikir terhebat.
Ketika dinasti Abbasyiah dipimpin oleh al-Mutawakkil, Madzhab Asy'ariyah
dijadikan sebagai madzhab resmi negara. Suasana ini dimanfaatkan oleh kempok anti filsafat.
Atas hasutan Muhammad dan Ahmad, dua orang putera Ibnu Syakir, diantara mereka ada
yang mengatakan bahwa orang yang berfilsafat adalah orang yang kurang hormat kepada
agama, al-Mutawakkil mengatakan bahwa al-Kindi didera dan perpustakaannya yang
bernama Kindiyah disita. Tetapi tidak lama kemudian perpustakaanya tersebut dikembalikan
kepada pemiliknya ( Hasyimsyah Nasution 1999 : 16 ).
Tentang kapan al-Kindi meninggal tidak ada satu keterangan pun yang pasti. Agaknya
menentukan tahun dan wafatnya sama sulitnya dengan menentukan tahun kelahirannya dan
siapa saja guru-guru yang mendidiknya. Mustafa ‘Abd Al-Raziq cenderung mengatakan
tahun wafatnya adalah 252 H, sedangkan Massingon menunjuk tahun 260 H, suatu pendapat
yang diyakini oleh Hendry Corbin dan Nellino. Sementara itu, Yaqut Al-Himawi
mengatakan bahwa Al-Kindi sesudah berusia 80 tahun atau lebih sedikit.
B. Pemikiran Filsafat al-Kindi

Sebenarnya pemikiran-pemikiran al-Kindi tidak hanya berfokus pada bidang filsafat
saja. Karangan-karangan al-Kindi bermacam-macam, diantaranya filsafat, logika, musik,
aritmatika dan alin-lain. Dan al-Kindi tidak hanya membicarakan persoalan-persoalan filsafat
yang rumit dan yang telah dibahas sebelumnya, tetapi ia lebih tertarik dengan definisi-definisi
dan penjelasan kata-kata serta lebih mengutamakn ketelitian pemakaian kata-kata dari pada
menyelami problema filsafat. Pada umumnya karangan-karangan al-Kindi berbentuk ringkas
dan tidak mendalam. ( Dedi Supriyadi, 2009 : 53 ).
Sesuai dengan pendirian Al-Kindi, bahwa filsafat harus memilih, maka ia sendiri
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencarinya dengan jalan mengikuti pendapat

orang-orang yang sebelumnya dan menguraikan sebaik-baiknya. ( Poerwantana dkk, 1987 :
103-104 ).

Al-Kindi mengemukakan pokok-pokok pemikiran filsafat dalam berbagai aspek antara lain:
emaduan Filsafat dan Agama ( Talfiq )
Al-Kindi orang Islam yang pertama meretas jalan mengupayakan pemaduan antara
filasafat dan agama atau antara akal dan wahyu. Menurutnya antara keduanya tidak
bertentangan karena masing-masing keduanya adalah ilmu tentang kebenaran. Dalam
pemikiran al-Kindi pemaduan antara agama dengan filsafat atau akal dengan wahyu
dinamakan dengan talfiq. Sedangkan kebenaran itu satu tidak banyak. Ilmu filasafat meliputi

ketuhanan, keesan-Nya, dan keutamaan serta ilmu-ilmu lain yang mengajarkan bagaimana
jalan memperoleh apa-apa yang bermanfaat dan menjauhkan dari apa-apa yang mudlarat. Hal
seperti ini juga dibawa oleh para rasul Allah dan juga mereka menetapkan keesaan Allah dan
memastikan keutamaan yang diridhai-Nya.
Agaknya untuk memuaskan semua pihak, terutama orang-orang Islam yang tidak
senang dengan filsafat, dalam usaha pemanduannya ini, al-Kindi juga membawakan ayat-ayat
Al-Quran. Menurutnya menerima dam mempelajari filsafat sejalan dengan anjuran Al-Quran
yang memerintahkan pemeluknya untuk meneliti dan membahas segala fenomena di alam
semesta ini. Di antara ayat-ayatnya yang berkaitan dan yang dikaitkan dengan anjuran
tersebut adalah sebagai berikut.:
a) Surat Al-Nasyr [59]: 2

rçŽÉ9tFôã$$sù ’ÍuŽtIø%$#öNßgè=y_r& ( Äd“r'Î7sù ¤]ƒÏ‰tn ¼çny‰÷èt/
tbqãZÏB÷sムÇÊÑÎÈ
dan Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang
diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita
manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?
c) Surat Al-Ghasiyat [88]: 17-20

Ÿxsùr& tbrãÝàYtƒ ’n