Makalah tentang Hipertensi and preeklams

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Prinsip Umum Penanganan Penilaian dan Penanganan
Hipertensi dalam Obstetric dan Preeklamsia” ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah OBSTETRI
& GINEKOLOGI. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang
kami peroleh dari beberapa buku dan situs blog di internet. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah OBSTETRI &
GINEKOLOGI atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini,
sehingga dapat diselesaikan dengan semestinya.
Selanjutnya kami

menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya

sempurna. Sehingga saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun
guna menambah kualitas serta mutu dari makalah tersebut.kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua.
Samarinda,

Desember 2017


Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….i
DAFTAR ISI ……………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ……………………………………………1

B.

Rumusan Masalah ……………………………………….2

C. Tujuan Penulisan………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian…………..……………………………….....….4
B. Penanganan Penilaian……………………………….……5
C. Penanganan Hipertensi dalam Obstetric…………………..8
D. Penanganan Preeklamsia……………………………..…..10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………..12
B. Saran ……………………………………………………..…..13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………..………..14

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi yang
serius trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti: odema
hipertensi, proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan di
atas 20 minggu, dan dapat terjadi antepartum, intrapartum, pascapartus
(Cuninghem, 2006).
Ganguan hipertensi yang menjadi penyulit dalam kehamilan

sering dijumpai dan termasuk salah satu diantara 3 trias yang mematikan
bersama dengan perdarahan dan infeksi yang banyak menimbulkan
mortalitas dan morbiditas ibu karena kehamilan. Menurut the National
Center for Health Statistics pada tahun 1998 penyakit ini ditemukan pada
146.320 wanita,atau 3,7 % diantara semua kehamilan yang berakhir
dengan kelahiran hidup Berg dkk.(1996)melaporkan bahwa hampir 18 %
diantara 1450 kematian di Amerika Serikat dari tahun 1987 sampai 1990
terjadi akibat penyulit hipertensi dalam kehamilan (Cuninghem,2006).
Selama kehamilan normal, resistensi vaskular perifer menurun
sebagai akibat vaskulator yang mengalami dilatasi. Jika resistensi perifer
meningkat terjadilah hipertensi. Sindrom dari hipertensi yang diindeksi
oleh kehamilan, proteinuria dan odema dikenal dengan bermacammacam yaitu sindroma preeklampsia, eklampsia, toksemia, kompleks
EPH (odema, proteinuria, hipertensi) gestosis.
Hipertensi

yaitu

peningkatan

tekanan


sistolik

sekurang-

kurangnya 30 mmHg/peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya
15 mmHg.
Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit
hipertensi dan gagal ginjal di Indonesia selalu mengalami peningkatan

1

tiap tahunnya.
Di negara berkembang, sekitar 80 % penduduk negara mengidap
hipertensi. Untuk penyakit ginjal kronik (PGK), peningkatan terjadi
sekitar 2-3 kali lipat dari tahun sebelumnya (Kompas, 2009).
Proteinuria yaitu adanya protein dalam urin dalam konsentrasi
lebih besar dari 0,3 gram/liter urin 24 jam/dalam konsentrasi lebih besar
dari 1 gram/liter (1 + sampai 2 +. Menurut AHA (American Heart
Association), di Amerika, tekanan darah tinggi ditemukan satu dari

setiap orang atau 65 juta orang dan 28 atau 59 juta orang mengidap
prehipertensi.
Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya
yang mengetahui keadaannya dan hanya 61% medikasi.dari penderita
yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang
optimal (Muhammadun ,2010).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan dari

latar

belakang

diatas

penulis

menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Hipertensi Obstetric dan preeklamsia?

2. Bagaimana penanganan penilaian pada hipertensi dalam obstetric dan
preeklamsia?
3.

Bagaimana penanganan umum pada hipertensi dalam

obstetric?
4. Bagaimana penanganan umum pada preeklamsia?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan saya membuat makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hipertensi Obstetric dan
preeklamsia.

2

2. Untuk mengetahui bagaimana penanganan penilaian pada hipertensi
dalam obstetric dan preeklamsia.
3. Untuk mengetahui penanganan umum pada hipertensi dalam
obstetric.
4. Untuk mengetahui penanganan umum pada preeklamsia.


3

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi yang
serius trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti: odema
hipertensi ,proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan di
atas 20 minggu, dan dapat terjadi antepartum, intrapartum, pascapartus
(Manuaba, 2001)
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6
jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.
Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu
hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urin atau
protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis.
2. PREEKLAMSIA

`

Pre-Eklamsi

adalah

penyakit

dengan

tanda-

tanda Hipertensi, Odema, dan Proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini biasanya timbul pada Triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat
timbul sebelumnya, misalnya pada Mola Hidatosa. Hipertensi biasanya
timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain.
Untuk menegakkan diagnosa Pre-Eklamsi kenaikan tekanan
Sistolik harus 30 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan Diagnostik lebih
dapat dipercaya apabila tekanan Diastolik meningkat 15 mmHg atau
lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Pemeriksaan tekanan darah

dilakukan

minimal

2x

dengan

jarak

waktu

6

jam

pada
4

keadaanistirahat. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda

lain. Kenaikan sistolik harus 30 mm Hg atau lebih diatas tekanan yang
biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Odema ialah
Penimbunan cairan secara umum dan berlebih dalam jaringan tubuh dan
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan
kaki, jari tangan, dan muka.
Odema Pretribal yang ringan sering terjadi pada kehamilan biasa,
sehingga tidak berarti untuk penentuan Diagnosis Pre-Eklamsi.
Kenaikan BB ½ kg setiap minggu masih normal tetapi kalau kenaikan
BB I kg atau lebih setiap minggu beberapa kali, hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Proteinuria
berarti konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0,3 g/lt dalam urin
24 jam atau pada pemeriksaan menunjukan 1 atau 2+ atau 1 gr/lt yang
dikeluarkan dengan jarak waktu 6 jam. Proteinuria timbul lebih lambat
daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap
yang cukup serius.

B. PENANGANAN PENILAIAN
Dalam menentukan kondisi kasus obstetri yang dihadapi apakah
dalam keadaan gawat darurat atau tidak, secara prinsip harus dilakukan
pemeriksaan secara sistematis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik

umum, dan pemeriksaan obstetrik. Dalam praktik, oleh karena
pemeriksaan sistematis yang lengkap membutuhkan waktu agak lama,
padahal penilaian harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan
penilaian awal.
Penilaian awal ialah langkah pertama untuk menentukan dengan
cepat kasus obstetri yang dicurigai dalam keadaan gawat darurat dan
membutuhkan pertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit

5

(komplikasi) yang dihadapi. Dalam penilaian awal ini, anamnesis
lengkap belum dilakukan. Anamnesis awal dilakukan bersama-sama
periksa pandang, periksa raba, dan penilaian tanda vital dan hanya untuk
mendapatkan informasi yang sangat penting berkaitan dengan kasus.
Misalnya, apakah kasus mengalami perdarahan, demam, tidak sadar,
kejang, sudah mengejan atau bersalin berapa lama, dan sebagainya.
Fokus utama penilaian apakah ibu memiliki riwayat hipertensi atau tidak,
dan menilai apakah ada tanda-tanda dan data lab yang menunjukkan
bahwa ibu akan mengalami preeklamsia. Hipertensi tanpa proteinuria
yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan

1. PENILAIAN HIPERTENSI
Saat melakukan penilaian, apabila hasil menunjukkan:
 Tekanan darah ≥140/90 mmHg
 Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya
hipertensi pada usia kehamilan 300 mg/24 jam


Preeklampsia Berat

 Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam
Atau disertai keterlibatan organ lain:
 Trombositopenia ( 1,2 mg/dl


Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia

kehamilan 20 minggu)

C. PENANGANAN HIPERTENSI DALAM OBSTETRIC
Penanganan hipertensi dalam kehamilan bertujuan untuk
mencegah terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang lebih parah yaitu
eklampsia ibu hamil diharapkan mampu melahirkan bayi hidup dengan
trauma seminimal mungkin pada bayi maupun ibu sendiri.
Penanganan

hipertensi

dalam

kehamilan

yaitu

dengan

mengajukan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, rendah
lemak, karbohidrat, mengurangi garam dan memperbanyak sayuran serta
buah segar. Jika hal ini kondisi ibu tidak membaik walau sudah diberi
obat-obatan, kehamilan harus segera diakhiri meskipun janin masih
belum mencukupi (Murbawi, 2003).

1. PENANGANAN HIPERTENSI KRONIK
 Anjurkan istirahat lebih banyak.
 Pada hipertensi kronik, penurunan tekanan darah ibu akan
mengganggu perfusi serta tidak ada bukti-bukti bahwa tekanan
darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu.

8

 Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi, dan
terkontrol dengan baik, lanjutkan pengobatan tersebut
 Jika tekanan diastolik >110 mmHg atau tekanan sistolik >160
mmHg, berikan antihipertensi
 Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda dan gejala lain,
pikirkan superimposedpreeklampsia dan tangani seperti
preeklampsia
Bila sebelumnya ibu sudah mengkonsumsi antihipertensi, berikan
penjelasan bahwa antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya
kaptopril),

ARB

(misalnya

valsartan),

dan

klorotiazid

dikontraindikasikan pada ibu hamil. Untuk itu, ibu harus berdiskusi
dengan dokternya mengenai jenis antihipertensi yang cocok selama
kehamilan.
 Berikan suplementasi kalsium1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari
mulai dari usia kehamilan 20 minggu
 Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.
 Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.
 Jika denyut jantung janin 180 kali/menit,
tangani seperti gawat janin.
 Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan
terminasi kehamilan.

2. PENANGANAN UMUM HIPERTENSI GESTASIONAL
 Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin
setiap minggu.
 Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia
ringan.

9

 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.
 Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala
preeklampsia dan eklampsia.
 Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.

D. PENANGANAN PREEKLAMSIA
Prinsip umum : preeklamsia menetap hingga kehamilan berakhir.
Sebagai

konsekuensi,

kelahiran

janin

dan

plasenta

merupakan

pengobatan satu-satunya . tujuan penatalaksanaan adalah:
 Mencegah kejang dan komplikasi lainnya.
 Melahirkan bayi hidup.
 Melahirkan dengan trauma minimal terhadap ibu dan bayi
 Mencegah keadaan patologik yang tersisa.
Pasien-pasien dengan tekanan darah yang meningkat diatas
140/90 mm Hg harus dirawat inapkan untuk evaluasi. Perencanaan
kelahiran tergantung pada :
 Umur kehamilan.
 Beratnya proses penyakit.
 Keadaan serviks.


Preeklamsia Ringan : bila aterm, kelahiran dianjurkan untuk mencegah
komplikasi ibu dan janin. Sebelum aterm, tirah baring dirumah sakit
biasanya dianjurkan sebagai usaha untuk mempertahankan pasien
dalam pengawasan yang cermat. Tekanan darah diperiksa 4x/ hari.
berat badan, protein urin dan keluaran urin diperiksa setiap hari. sebagai

10

tambahan, jumlah trombosit, pengeluaran estriol, nonstress test dan
sonografi membantu evaluasi kesehatan ibu dan janin.



Preeklamsia berat : pasien dirawat inapkan dengan posisi tidur
miring (rateral combent position) untuk meningkatkan filtrasi
glomerulus. Ttekanan darah, berat badan, protein urin, masukan
dan keluaran dipantau dengan ketat. Tes-tes diagnostik dasar
mengevaluasi beratnya proses penyakit dan keadaan janin.
Penanganan pada preeklamsia secara umum biasanya ibu hamil

dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Pencegahan dan tatalaksana kejang:
 Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen),
dan sirkulasi (cairan intravena).
 MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia
(sebagai tatalaksana kejang) dan preeklampsia berat (sebagai
pencegahan kejang). Cara pemberian dapat dilihat di halaman
berikut.
 Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya,
berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas
kesehatan yang memadai.
 Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu
ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas
ventilator tekanan positif.

11

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi yang
serius trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti: odema
hipertensi, proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan di
atas 20 minggu, dan dapat terjadi antepartum, intrapartum, pascapartus
(Cuninghem, 2006).
Ganguan hipertensi yang menjadi penyulit dalam kehamilan
sering dijumpai dan termasuk salah satu diantara 3 trias yang mematikan
bersama dengan perdarahan dan infeksi yang banyak menimbulkan
mortalitas dan morbiditas ibu karena kehamilan. Menurut the National
Center for Health Statistics pada tahun 1998 penyakit ini ditemukan pada
146.320 wanita,atau 3,7 % diantara semua kehamilan yang berakhir
dengan kelahiran hidup Berg dkk.(1996)melaporkan bahwa hampir 18 %
diantara 1450 kematian di Amerika Serikat dari tahun 1987 sampai 1990
terjadi akibat penyulit hipertensi dalam kehamilan (Cuninghem,2006).
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih
tinggi dari 140/90mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri,
memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.
(Sumber: SANFORD,MD tahun 2006).

12

Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat
aktifitas dan keseatan secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara
umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan
meningkat saat beraktifitas atau berolahraga.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalh ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada kelompok kami demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis
khususnya dan pembaca umumnya mengenai kelainan uterus.

13

DAFTAR PUSTAKA

http://diyahhalsyah.blogspot.co.id/2015/03/hipertensi-dalam-kehamilan
Manuaba IBG,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Manuaba,Chandranita,dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan
Obstetri –Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
http://chiiviolet.blogspot.co.id/2013/12/makalah-kehamilan-dengan-hipertensi

14