Makalah Analisis DAn Potensi Desa

ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT

PROGRAM INOVASI KUKERTA IPDN 2017

ANALISA POTENSI DESA PENGGARIT
KECAMATAN TAMAN
KABUPATEN PEMALANG

OLEH :

M. FIKRI CAHYADI
NPP. 24.0214
KELAS G-S1 (M. PEMBANGUNAN)

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
(IPDN)
2017

2017

ANALISIS POTENSI DESA

PENGGARIT 2010
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan HidayahNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul: “ANALISA POTENSI DESA
PENGGARIT, KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN PEMALANG ”.
Melalui kesempatan ini, tidak lepas saya menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga
kepada :
1.

Yang terhormat, Ibu Dr. Ir. Ika Sartika, MT yang telah memberikan petunjuk demi
kesempurnaan pembuatan makalah ini.

2.

Kedua orang tua, Saudara-saudara, dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalh ini tepat pada waktunya.

3.

Siapapun yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
memberikan masukan, menyediakan literatur dan memberikan kritik untuk kesempurnaan

makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, sudilah kiranya

para pembaca untuk memberikan masukan dan saran sehingga isi makalah ini dapat lebih sempurna.
Akhirnya, saya berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja
yang memerlukannya dimasa sekarang dan yang akan datang. Amin..
Jakarta, 11 Mei 2017
Penyusun,

M. FIKRI CAHYADI

ii
i

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN


ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………

1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………..

3


C. Tujuan …………………………………………………………………….

3

D. Metode Penelitian ………………………………………………………..

3

E. Kerangka Fikir ……………………………………………………………

6

F. Sistematika Pembahasan ………………………………………………….

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Desa …………………………………………………………..


8

B. Strategi Pengembangan Potensi Desa …………………………………….

9

C. Landasan Pembangunan Desa …………………………………………….

10

D. Pembangunan Desa yang Berkelanjutan ………………………………….

12

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

ii
i

A. Gambaran umum ………………………………………………………….


14

1. Aspek Fisik Dasar ………………………………………………………

14

a. Kondisi Topografi …………………………………………………….

14

b. Iklim dan Curah Hujan ………………………………………………

14

c. Keadaan Hidrologi ……………………………………………………

15

d. Keadaan geologi ………………………………………………………


15

e. Eksisting Penggunaan Lahan …………………………………………

16

2. Aspek Demografi ……………………………………………………….

17

a. Keadaan penduduk ……………………………………………………

17

b. Penduduk Menurut Jenis kelamin …………………………………….

17

ANALISIS


POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ……………………………...

ii
i

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

18


d. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur …………………………...

18

e. Keadaan Budaya Masyarakat Setempat ………………………………

19

3. Sosial Ekonomi …………………………………………………………

20

4. Aspek Potensi Wilayah …………………………………………………

21

a. Klasifikasi Desa ………………………………………………………

21


b. Kegiatan Ekonomi ……………………………………………………

21

c. Pengelolaan Kegiatan Pertanian ……………………………………..

21

5. Sarana dan Prasarana …………………………………………………...

22

a. Sarana/Fasilitas ……………………………………………………….

22

b. Prasarana/Utilitas ……………………………………………………..

26


6. Kegiatan Produksi dan Jasa …………………………………………….

30

a. Fasilitas Perdagangan ………………………………………………..

30

b. Fasilitas Perbankan dan Penkreditan …………………………………

30

7. Rantai Pasar …………………………………………………………….

31

8. Kelender Produksi Komoditas Unggulan ………………………………

32

B. Analisis …………………………………………………………………...

33

1. Analisis Potensi Wilayah ………………………………………………

33

a. Potensi Sumber daya Manusia ………………………………………..

33

b. Sumber Daya Alam ………………………………………………….

34

2. Potensi Desa Penggarit yang akan dikembangkan ……………………

34

a. Potensi yang akan dikembangakan ………………………………….

34

b. System Pengelolaan Potensi …………………………………………

35

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….

38

B. Saran ……………………………………………………………………...

39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
v

ANALISIS

POTENSI

40

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

A. Latar Belakang
Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak berdiri sendiri.
Suatu wilayah bisa disebut perdesaan karena mempunyai karakteristik yang
tidak sama dengan perkotaan. Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau
aktifitas ekonomi penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam
setempat atau pertanian dinamakan dengan kawasan perdesaan (UU 24 Tahun
1992).
Dalam pengembangan wilayah, kawasan perdesaan harus dipandang
sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan kawasan perkotaan. Pemahaman
yang menyeluruh dan tidak dikotomis ini menjadi penting dan mendasar
dalam penyusunan peraturan atau aturan main yang berkaitan dengan
perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi dan keseimbangan
perlakuan wilayah, khususnya oleh pelaku pembangunan.
Selama ini masyarakat perdesaan dicirikan dengan kondisinya yang
serba kurang apabila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Dari segi
ekonomi, jelas terbukti bahwa masyarakat kota lebih mempunyai taraf
kehidupan jauh diatas masyarakat perdesaan. Dari segi pendidikan, jumlah
serta kualitas pendidikan masyarakat desa jauh dibawah masyarakat
perkotaan.
Dalam upaya mencapai keberhasilan tujuan pembangunan wilayah
pedesaan saat ini, secara umum kita dihadapkan pada banyak tantangan yang
sangat berbeda sifatnya dibandingkan pada masa-masa yang lalu. Tantangan
pertama

berkaitan

dengan

kondisi

eksternal

seperti

perkembangan

internasional yang berhubungan dengan liberalisasi arus investasi dan
perdagangan global. Sedangkan yang kedua bersifat internal, yaitu yang
berkaitan dengan perubahan kondisi makro maupun mikro dalam negeri.

masalah migrasi spasial dan sektoral, ketahanan pangan, masalah ketersediaan
lahan pertanian, masalah investasi dan permodalan, masalah iptek, SDM,
lingkungan dan masih banyak lagi.
Proses transformasi suatu wilayah pedesaan menjadi suatu daerah
agroindustri secara ilmiah telah banyak diulas peneliti dan akademisi dan
menjadi tuntutan nyata dalam proses perkembangan modernisasi masyarakat
pertanian, karena kegiatan pertanian berada di wilayah pedesaan. Dengan
melihat desa sebagai wadah kegiatan ekonomi, kita harus merubah pandangan
inferior atas wilayah ini, dan merubahnya dengan memandang desa sebagai
basis potensial kegiatan ekonomi melalui investasi prasarana dan sarana yang
menunjang keperluan pertanian, serta mengarahkannya secara lebih terpadu.
urbanisasi penduduk dari sektor pertanian di pedesaan berlangsung
akibat adanya investasi dari sektor manufaktur dan jasa yang selama ini masih
terfokus di kota/pusat. Ketika kegiatan di kota memberikan tawaran imbalan
tinggi kepada penduduk desa yang berpindah, sementara itulah sektor
pertanian akan mengalami kelangkaan relatif pekerja. Seiring dengan itu pula,
interaksi antar aktor-aktor ekonomi, antar maupun intra sektor, telah
menambah keruh keadaan dengan adanya pengambilan keputusan politik yang
tidak berpihak kepada rakyat di desa. Sehingga, sektor pertanian, dimana
sebagian besar bangsa kita menggantungkan hidupnya, jauh dari perannya
sebagai pondasi pembangunan yang sesungguhnya. Dilain sisi, sektor
manufaktur semakin tidak memiliki linkage dengan sektor primer, yaitu
pertanian. Ini bisa kita lihat dari besaran volume total impor produk barang
primer Indonesia yang semakin meningkat sejak awal 70-an sampai saat ini.
Justru ketergantungan kita akan produk barang primer dari luar negri
bertambah tinggi.

2

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Bagaimana potensi desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang?
2. Bagaimana Mengelolah potensi desa Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang sehingga terealisasi peningkatan kesejahteraan
masyarakat di desa tersebut?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka adapun tujuan dalam penyusunan
laporan ini adalah:
1. Untuk menegetahui bagaimana potensi desa Penggarit
Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang.
2. Untuk menegetahui bagaimana mengelolah potensi desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang sehingga terealisasi peningkatan
kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang menjadi sasaran penyusunan laporan analisis
potensi desa terletak di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten
Pemalang
2. Waktu Pelaksanaan
Survey lapangan dilakukan pada tgl 1-2 Mei 2017 di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
3. Jenis Data
Menurut jenisnya data terbagi atas dua yaitu :
a. Data kualitatif : Adalah jenis data yang tidak berupa angka tetapi berupa
kondisi kualitatif objek dalam ruang lingkup studi atau data yang tidak
3

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

bisa langsung diolah dengan menggunakan perhitungan sederhana. Yang
termasuk dalam jenis data kualitatif ini adalah : kebijakan pemerintah
menyangkut agropolitan, kondisi fisik wilayah studi, amenitas (kondisi
jaringan utilitas, fasiitas dan pelayanan), sosial budaya masyarakat yang
menyangkut adat istiadat dan Perilaku masyarakat.
b. Data kuantitatif; Adalah jenis data yang berupa angka atau numerik yang
bisa langsung di olah dengan menggunakan metode perhitungan yang
sederhana. Dalam studi ini yang termasuk jenis data kuantitatif yaitu
data jumlah penduduk, perkembangan dan kepadatan penduduk.
Sedangkan menurut sumbernya data terbagi atas dua yaitu :
a. Data Primer : Data yang bersumber dari survey atau pengamatan
langsung ke lapangan atau obyek studi. Adapun data yang dimaksud
seperti : Kondisi eksisting dan pola penggunaan lahan lokasi studi,
Amenitas (kondisi jaringan utilitas, fasiitas dan pelayanan), Aksesibilitas
(meliputi pola pergerakan, tingkat kemudahan pencapaian lokasi, serta
kondisi jalan).
b. Data Sekunder : Data yang bersumber dari instansi atau lembagalembaga terkait
4. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang dilakukan untuk menyusun laporan
Analisis potensi Desa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Observasi lapangan atau pengamatan langsung

di lapangan untuk

mendapatkan data primer langsung dari tempat penelitian.
b. Pengumpulan data yang bersifat kepustakaan atau data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Satatisik dan juga kantor desa.
c. Pengumpulan data juga dilakukan dengan pengambilan data visualisasi
daerah-daerah yang mempunyai potensi di Desa Penggarit.

4

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

5. Metode Analisis data
Dalam

penyusunan

laporan

Analisis

potensi Desa Penggarit

Kecamatan Taman disesuakan berdasarkan potensi yang ada yaitu antara
lain:
a. Analisis fisik dasar meliputi:
1) Geografis
2) Topografi
3) Klimatologi
4) Jenis tanah
5) Geologi
6) Pola penggunaan lahan
7) Hidrologi
b. Analisis pertumbuhan penduduk
c. Analisis prasarana dan sarana
Pengembangan prasarana wilayah dan kota adalah dengan
mengupayakan pembangunan komponen/prasarana dasar perkotaan sesuai
dengan daya dukung dan kebutuhan optimal yang dapat dilayani, sehingga
mampu melakukan kegiatan sosial dan ekonomi.
d. Analisis potensi wilayah

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

E. Kerangka Fikir
Analisis Potensi Wilayah Desa
Penggarit
Kec. Taman, Kab.
Pemalang

LATAR BELAKANG
Mengetahui
potensi
suatu
desa
sangat
berpengaruh
pada
bagaimana
membangun
pedesaan kearah yang lebih baik. Sehingga dalam
prinsipnya tidak salah sasaran pada saat
pembangunan karena sesuai dengan apa dan
bagaimana potensi desa tersebut

MASALAH
• Potensi Desa
Penggarit?
• Bagaimana Mengelolah
Potensi?
TUJUA
Landasan
Konsep
Pengembanga
n wilayah
Pedesaan

6

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

N
DATA
ANALISIS

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

E. Kerangka Fikir

HASI
L
KESIMPULA
N

7

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

F. Sistematika Pembahasan
Laporan Pendahuluan penyusunan laporan analisis potensi desa ini
terdiri dari bagian, sebagai berikut:
I.

Pertama merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan
dan sasaran, Metodologi Penelitian, dan sistematika pembahasan.

II.

Kedua merupakan tinjauan kawasan perencanaan yang meliputi
rencana kebijaksanaan kependudukan, rencana pemanfaatan ruang
potensi desa, dan rencana sistem transportasi potensi desa.

III.

Ketiga merupakan metodologi pelaksanaan kegiatan yang meliputi
metode pendekatan rencana, azas penentuan fungsi bagian wilayah
yang berpotensi, pengembangan yang berwawasan lingkungan dan
kualitas lingkungan.

IV.

Keempat

merupakan tahapan yang meliputi analisis potensi yang

diharapkan melahirkan rancangan rencana dan tahap rencana dan juga
arahan pengembangan potensi.
V.

Kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diambil
berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya.

A.

Pengertian Desa
Desa, menurut defenisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman
di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah
administrativ di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh kepala desa.
Menurut Sutardjo Kartodikusuma, Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro,
desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafis ,sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis : Desa adalah pendudunya kurang dari
2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
• mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
• Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C.S. Kansil Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung
dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Strategi Pengembangan Potensi Desa
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di perdesaan pada
umumnya masih tertinggal jauh dibandingkan mereka yang tinggal di daerah
perkotaan. Hal ini merupakan konsekuensi dari perubahan ekonomi dan proses
indutrialisasi, dimana investasi ekonomi oleh swasta maupun pemerintah
cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. Selain itu kegiatan ekonomi yang
dikembangkan di daerah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengan yang
dikembangkan di daerah perdesaan. Akibatnya, peran kota yang diharapkan dapat
mendorong perkembangan perdesaan, justru memberikan dampak

yang

merugikan pertumbuhan perdesaan.
Oleh karena itu, dalam konstelasi kota-kota dewasa ini, semestinya
kawasan

perdesaan

semakin

diperhitungkan

keberadaannya.

Daripada

menganggap desa dan kota sebagai suatu dikotomi, akan lebih sesuai untuk
menjelaskan desa-kota sebagai sebuah fenomena yang bertautan, di mana
masyarakat di dalamnya secara bersama memecahkan masalah kemiskinan,
perkembangan ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Desa-kota (rural-urban) dalam perspektif spasial merujuk pada suatu
daerah periurban yang muncul akibat adanya perluasan pembangunan pada daerah
kota yang sebelumnya merupakan suatu daerah desa.

Di daerah semacam ini

potensial sekali terjadi proses transformasi spasial dan sosio-ekonomik wilayah
yang mengakibatkan peningkatan kegiatan ekonomi yang relatif cepat dari
pertanian ke non pertanian; perubahan pemanfaatan lahan ke arah perumahan
urban, industri dan non pertanian lainnya; peningkatan kepadatan penduduk; serta
kenaikan harga lahan yang tanpa dibarengi adanya instrumen pengendalian yang
memadai.
Maka, untuk mencegah disparitas, hyperurbanization, dan menjaga
kawasan perdesaan tetap sebagai derah penyangga bagi perkotaan, selama
beberapa dekade terakhir telah berkembang pemikiran-pemikiran tentang konsep
pembangunan desa-kota yang terintegrasi dengan strategi yang jelas mampu
9

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

mengimbangi perkembangan perkotaan. Salah satu yang termutakhir adalah
pendekatan agropolitan yang dikemukakan oleh John Friedman—seorang
planolog dari Amerika. Pendekatan ini juga merupakan sumbangan pemikiran
baru dalam perkembangan konsep-konsep perencanaan kota, yang telah dimulai
dari konsep-konsep Peter Kropotkin dan Ebenezer Howard yang utopianis,
sampai Lewis Mumford, Frank Llyod Wright dan Mao Ze Dong dengan konsepkonsep kotanya yang revolusioner dan reformis.
C. Landasan Pembangunan Perdesaan
Ada bebearapa hal yang bisa dilakukan sebagai sebagai landasan dalam
mengembangkan potensi perdesaan sebagai salah satu instrument yang akan
menjadi tolah ukur pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan sebagai berikut:
1. Sebuah modul kota dasar (basic urban module) yang terdiri dari distrik-distrik
otonom, yang dibangun pada kawasan desa berkepadatan tinggi atau kawasan
peri urban, dengan populasi sebesar 10.000-15.000 jiwa yang tersebar di area
2

seluas 10-15 km .
2. Setiap distrik memiliki pusat pelayanan yang dapat diakses dengan mudah
dari segala penjuru di distrik tersebut, baik dengan kaki maupun sepeda,
selama 20 menit atau kurang.
3. Setiap pusat pelayanan memiliki komplemen pelayanan dan fasilitas publik
terstandarisasi.
4. Dipilih satu distrik pusat (area desa-kota yang telah mengalami transformasi
spasial paling besar) untuk dibangun sebagai pusat pengolahan potensi
perdesaan terkait.
5. Lokasi dan sistem transportasi di wilayah terkait dan pusat pelayanan harus
memungkinkan para petani untuk menglaju (commuting).
6. Distrik-distrik dikembangkan berdasarkan konsep perwilayahan komoditas
yang menghasilkan satu komoditas atau bahan mentah utama dan beberapa
komoditas penunjang sesuai kebutuhan.

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

7. Setiap distrik didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan
selanjutnya diorganisasikan dalam wadah koperasi, perusahaan kecil dan
menengah.
8. Industri manukfatur kecil harus terdistribusi di tiap distrik dan di sepanjang
jaringan jalan utama.
Kunci untuk menuju keberhasilan pembangunan agropolitan ini yaitu
dengan memberlakukan setiap distrik agropolitan sebagai unit tunggal otonom
mandiri, dalam artian selain menjaga tidak terlalu besar intervensi sektor-sektor
pusat yang tidak terkait, juga dari segi ekonomi mampu mengatur perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan pertaniannya sendiri, tetapi terintegrasi secara
sinergik dengan keseluruhan sistem pengembangan wilayahnya.
Integrasi antara konsep agroindustri dan pembangunan desa menjadi
penting keterkaitannya dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi,
penyediaan dana dan investasi, teknologi, serta dukungan sistem tataniaga dan
perdagangan yang efektif. Pengembangan agroindustri pada dasarnya diharapkan
selain memacu pertumbuhan tingkat ekonomi, juga sekaligus diarahkan untuk
meningkatkan

kesempatan

kerja

dan

pendapatan

petani.

Wibowo

[5]

mengemukakan perlunya pengembangan agroindustri di pedesaan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip dasar diantaranya: (1) memacu keunggulan
kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah, (2) memacu
peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri
yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan, (3)
memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya
akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan, (4) memacu
pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-subsitem
agribisnis, (5) menghadirkan berbagai saran pendukung berkembangnya industri
pedesaan.
Untuk mengaktualisasikan secara optimal strategi tersebut di atas,
perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan
11

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi
sumberdaya dan dana yang terbatas dapat menghasilkan output yang optimal,
yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap pembangunan wilayah.
Pengalaman yang sangat berharga bagi kita selama ini menjelaskan bahwa
program pembangunan desa kurang terkoodinasi dalam suatu sistem yang baik
dalam konteks sumberdaya maupun secara fungsional seringkali kurang
menjamin dalam tiga hal endurance (daya tahan), integrity (keutuhan) dan
continuity (kesinambungan).
Pembangunan pertanian haruslah sinergi dari pembangunan wilayah
pedesaaan dimana memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan poin tersebut, dapat dipaparkan bahwa
industrialisasi

pertanian

seharusnya

membawa

cakrawala

baru

dalam

pembangunan pedesaan. Meningkatkan produktivitas pertanian harus diikuti oleh
peningkatan investasi dalam pertanian modern beserta industri pengolahan dan
sektor jasa lainnya di desa. Pengembangan kawasan potensial dengan basis
pedesaan sebagai pusat pertumbuhan akan mentransformasikan pedesaan menjadi
kota-kota pertanian (agropolitan). Perkotaan pertanian ini diharapkan dapat
mengimbangi interaksi antar wilayah secara sehat yang dapat menimbulkan aspek
positif lainnya yaitu mengurangi arus urbanisasi penduduk. Di samping nilai
tambah produksi pedesaan akan meningkat, industrialisasi juga akan mencegah
berkembangnya pengangguran terdidik di desa, dan mendorong mereka untuk
tetap bekerja dan berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya, yang juga
sebagai pusat-pusat pertumbuhan.
D. Pembangunan Desa yang Berkelanjutan
pembangunan berkelanjutan, dipaparkan bahwa bahwa pembangunan
yang berkelanjutan dapat diartikan secara luas sebagai kegiatan-kegiatan di suatu
wilayah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa sekarang tanpa
membahayakan daya dukung sumberdaya bagi generasi mendatang untuk

12

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

memenuhi

kebutuhannya.

Tantangan

pembangunan

berkelanjutan

adalah

menemukan cara untuk meningkatkan kesejahteraan sambil menggunakan
sumberdaya alam secara bijaksana.
Arus globalisasi yang semakin kuat perlu diimbangi dengan kesadaran
bahwa mekanisme pasar tidak selalu mampu memecahkan masalah ketimpangan
sumberdaya. Kebijakan pembangunan harus memberi perhaatian untuk perlunya
menata kembali landasan sistem pengelolaan aset-aset di wilayah pedesaan.
Penataan kembali tersebut lebih berupa integrasi kepada pemanfaatan ganda,
yaitu ekonomi dan lingkungan/ekosistem. keberhasilannya dapat dilihat dan
dirumuskan dengan melihat indikator-indikator antara lain: kontribusi terhadap
keberlanjutan lingkungan lokal, kontribusi terhadap keberlanjutan penggunaan
sumberdaya alam, kontribusi terhadap peningkatan lapangan kerja, kontribusi
terhadap keberlanjutan ekonomi makro, efektifitas biaya dan kontribusi terhadap
kemandirian teknis.
empat aspek umum ciri-ciri spesifik terpenting mengenai konsep
agroekosistem. Empat aspek umum tersebut adalah: kemerataan (equitability),
keberlanjutan

(sustainability),

kestabilan

(stability)

dan

produktivitas

(productivity). Secara sederhana, equitability merupakan penilaian tentang sejauh
mana hasil suatu lingkungan sumberdaya didistribusikan diantara masyarakatnya.
Sustainability dapat diberi pengertian sebagai kemampuan sistem sumberdaya
mempertahankan produktivitasnya, walaupun menghadapi berbagai kendala.
Stability merupakan ukuran tentang sejauh mana produktivitas sumberdaya bebas
dari keragaman yang disebabkan oleh fluktuasi faktor lingkungan. Productivity
adalah ukuran sumberdaya terhadap hasil fisik atau ekonominya. konteks
pembangunan pedesaan yang berkelanjutan, pengelolaan sumberdaya di desa
haruslah dilaksanakan dalam satu pola yang menjamin kelestarian lingkungan
hidup, menjaga keseimbangan biologis, memelihara kelestarian dan bahkan
memperbaiki kualitas sumberdaya alam sehingga dapat terus diberdayakan, serta
menerapkan model pemanfaatan sumberdaya yang efisien.
13

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

A. Gambaran umum
1. Aspek Fisik Dasar
a. Kondisi Topografi
Desa Penggarit merupakan salah satu desa yang terdapat pada
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dengan ibukota desanya adalah
2

Dusun Capit Urang dan mempunyai luas wilayah 8,84 Km

yang berada di

0-499,9 m dari permukaan laut serta sebagian besar adalah wilayah dataran,
dengan jumlah dusun sebanyak 4 (empat). Penduduk Desa Penggarit
umumnya berprofesi sebagai petani yani 95%. Jumlah penduduk Desa
Penggarit pada tahun 2017 sebesar 2.854 jiwa yang terdiri laki-laki sebesar
2

1400 jiwa dan perempuan 1.454 jiwa dengan kepadatan penduduk 8,09/Km .
Desa Penggarit
2

yang memiliki luas 952,6 km berbatasan langsung dengan :
Sebelah Utara

: Desa Kejambon Desa Sukowangi

Sebelah Selatan

: Kecamatan Bantar Bolang

Sebelah Timur

: Desa Karangtengah

Sebelah Barat

: Desa Jebed Selatan

b. Iklim dan curah hujan
Keadaan iklim dan curah hujan di Desa Penggarit dalam kurun waktu
selama setahun yaitu pada tahun 2015/2016 adalah 75 mm/tahun. Itu
menunjukan kestabilan curah hujan yang sangat mendukung perkembangan
potensi dan pengembangan potensi pertania yang dikembangkan oleh
masyarakat Desa Penggarit kecamatan Taman kabupaten Pemalang.
Curah hujan yang selalu ada di Desa Penggarit hampir sama dengan
curah hujan secara umum di kabupaten Pemalang. Keadaan ini memberikan

ciri yang cukup berpeluang pengembangan Desa Penggarit dengan potensi
yang

telah ada. Oleh sebab itu pengembangan konsep pengembangan potensi desa
sangat di perlukan demi menjamin pembangunan Desa Penggarit secara
khusus kabupaten Pemalang secara umum.
c. Keadaan hidrologi
Keadaan geologi Desa Penggarit kecamatan Taman kabupaten
Pemalang memberikan cukup keterangan yang lebih terutama dalam
pengembangan potensi dibidang agraris. Keberadaan hidrologi Desa Penggarit
dapat di paparkan sebgai berikut:
1. Sungai
Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang sangat dekat
dengan bendungan Bili-Bili tapi keberadaan bendungan Bili-Bili belum
menunjukan manfaatnya bagi masyarakat Desa Penggarit, karena aliran
iringasi yang khusus untuk mengalirkan air untuk wilayah Desa tersebut.
Desa Penggarit dilewati oleh beberapa Sungai besar yang menjadi
sumber irigasi bagi masyarakat yang ada di Desa Penggarit ini. Sungai
yang mengalir melewati Desa Penggarit tersebut antara lain yaitu:
a. Anak sungai Jeneberang
b. Sungai Salupuang
2. Danau
Danau merupakan genangan air yang tertampung dalam suatu wadah
di permukaan bumi atau dalam perut bumi. Untuk genangan danau seperti
tidak terdapat di Desa Penggarit.

Danau yang berada di Desa

Penggarit hanya terdiri dari danau buatan yang terjadi dari proses
kegiatan manusia. Proses pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat
setempat sebagai salah satu contoh kegiatan yang membentuk danau
buatan tersebut.
d. Keadaan geologi (batuan dan jenis tanah)
jenis batuan sedimen lautan beselingan dengan batuan api, sedangkan tanah
15

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

Jenis batuan dan jenis tanah yang ada di Desa Penggarit merupakan

jenis batuan sedimen lautan beselingan dengan batuan api, sedangkan tanah
16

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

yang ada di Desa Penggarit terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, serta batuan
gamping koral. Jenis tanah secara spesifik di daerah desa adalah jenis tanah
Lava, tufa, dan konglomerat. Jenis tanah tersebut sanaat berpeluang dalam
pengembangan potensi dibidang pertanian, karena pengembangan potensi
pertanian pada area wilayah dengan jenis batuan yaitu batuan sedimen lautan
berselingan dengan dengan batuan api. Sedangkan dengan jenis tanah yang
ada di Desa Penggarit juga sangat berpengaruh luas bagi perkembangan
pertanian. Terutama jenis tanah tanah Lava dan konglomerat.
e. Eksisting penggunaan lahan
Eksisiting penggunaan lahan pada Desa Penggarit dapat dilihat
pada table 1 dibawah ini :
Table 1
Penggunaaan lahan yang ada di Desa Penggarit tahun
2016
No

Eksisting penggunaan lahan Desa Penggarit

1

Tanah kering

802,06 Ha

2

Tanah sawah

140 Ha

3

Tanah basah

10 Ha

4

Tanah perkebunan

273,50 Ha

Sumber : Survey langung di Desa Penggarit tahun
2016
Pada eksisting penggunaan lahan di Desa Penggarit yaitu tanah kering
yang mempunyai luas 802,06 Ha dan untuk tanah areal persawahan yang
mempunyai luas 140 Ha dan untuk tanah basah seluas 10 Ha serta tanah untuk
perkebunan seluas 273,50 Ha.

16

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

2. Aspek Demografi
a. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk Desa Penggarit pada tahun 2017 sebesar 2.854 jiwa
yang terdiri laki-laki sebesar 1400 jiwa dan perempuan 1.454 jiwa.
Pertambahan penduduk Desa Penggarit tahun 203 sampai 2017. Rata-rata laju
pertumbuhan penduduk Desa Penggarit pertahun 203-2017 mencapai 0,022
%. Pertumbuhan

penduduk yang berjalan sesuai dengan data tersebut

memberikan informasi yang cukup jelas tentang pertumbuhan penduduk di
Desa Penggarit dengan rata pertambahan penduduk perjiwa pertahun
sebesar
34 jiwa. Pertumbuhan penduduk tersebut pada tahun 203 mengalami
penurunan yang signifikan sampai 56 jiwa.
Table 2
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Lima Tahun Terakhir di Desa
Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dari
Tahun 203-2017
No Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa) KK
1

203

2.745 759

2

2014

2.755 793

3

2015

2.819 804

4

2016

2.820 804

5

2017

2.854 810

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman kabupaten
PemalangTahun 2017

b. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur jumlah penduduk lima tahun terakhir yaitu dari tahun 203-

2017

di

Desa

Penggarit

Kecamatan

Taman

Kabupaten

Pemalang

menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
sedikit meningkat, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

No

Tabel 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Lima Tahun Terakhir
di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk
Laki-laki
Perempuan
(Jiwa)

1

203

1355

1390

2.745

2

2014

1358

1397

2.755

3

2015

1385

1439

2.819

4

2016

1385

1435

2.820

5

2017

1400

1454

2.854

6883

7115

Jumlah

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang tahun 2017

Jumlah pertambahan penduduk Desa Penggarit tersebut cukup jelas
menginformasikan

pertumbuhan

penduduk

yang

akan

menunjang

perkembangan sumber daya manusia masyarakat yang ada di Desa Penggarit
tersebut.
c. Penduduk menurut tingkat pendidikan
Tabel 4
Keadaan Penduduk Desa Penggarit Menurut Tingkat
Pendidikan
Tahun 2017
Tingkat Pendidikan
Laki-laki perempuan
SD/Sederajat
618
528
SMP/sederajat
179
141
SMA/sederajat
81
102
S-1/Sederajat
2
Tidak pernah sekolah
427
553
Sedang sekolah
165
136

No
1
2
3
4
5
6

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun 2017

d. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur
Jumlah penduduk berdasarkan struktur umur yang ada di Desa
Sookolia akan memberikan penjelasan atau keterangan bagi perkembangan

1
8

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

peningkatan sumber daya manusia. Dan member informasi mengenai usia
produktif dan nonproduktif. Struktur jumlah penduduk menurut umur dan di
Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang pada tahun 2016
memperlihatkan bahwa setiap kelompok umur mempunyai variasi jumlah
yang berbeda-beda, jumlah penduduk tertinggi yaitu 301 jiwa berada pada
umur 10-14 tahun dan terendah yaitu 73 jiwa berada pada umur 60-64 Tahun.
Untuk lebih jelas bagaimana jumlah penduduk berdasarkan struktur umum di
Desa Penggarit dapat dilihat pda table 4 sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Desa Penggarit Kecamatan Bonto marannu Kabupaten
Pemalang
Tahun 2017
No
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
(Tahun)
(Jiwa)
0-4
247
1
2
5-9
296
3
10-14
301
4
15-29
332
5
20-24
271
25-29
320
6
30-34
183
7
8
35-39
189
9
40-44
170
10
45-49
161
11
50-55
152
12
56-59
113
13
60-64
73
14
65+
122
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang Tahun
2017

e. Keadaan budaya masyarakat setempat

1
9

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010
Keberadaan budaya masyarakat yang memgang teguh adat bugis
dalam setiap kegiatan adat. Adat bugis menjadi satu-satunya bagian dalam
setip prosesi hajatan masyarakat.

1
9

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

3. Sosial Ekonomi
Struktur jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dapat di persentasikan yaitu 95%
Petani sawah dan kebun 5% nya adalah Pegawai. Desa Penggarit Kecamtan
Taman Kabupaten Pemalang merupakan daerah pertanian sehingga apabila
dilihat dari data ekonominya mempunyai sub sector yang terdiri dari
perkebunan, pertanian dan peternakan, ketiga sub sektor ini mempunyai jenis
komoditi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5
Produksi Komoditas di Desa Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang Tahun 2017
Sub Sektor
Jenis Komoditas

No
1.

Perkebunan





Ubi kayu
Sayuran
Rambutan

2.

Pertanian




Padi
Kacang hijau (palawija)

3.

Peternakan





Sapi
Ayam potong
Ayam petelur

4.

Penggalian



pasir

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.

Ubi kayu yang merupakan hasil perkebunan yang melimpah menjadi
komuditas unggulan di Desa Penggarit adapun daerah pemasarannya yakni di
daerah Sungguminasa dan Kota Makassar. Sedangkan untuk padi yang menjadi
sector unggulan kedua hanya mampu mencapai komsumsi local di Desa
Penggarit.
Untuk industry skala rumah tangga seperti penggilingan padi ada
sebayah 11 unit yang berfungsi dengan baik.

20

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

4. Aspek potensi wilayah
a. Klasifikasi Desa
Klasifikasi Desa Penggarit adalah swakarsa. Desa yang telah
mempunyai pemerintahan yang pimpinannya (kepala desa) di pilih langsung
oleh masyarakat setempat.
b. Kegiatan Ekonomi
Pada Desa Penggarit kegiatan perekonomian penduduk yang terdiri
atas kegiatan di bidang pertanian serta perdangan yang skala pelayanannya
yaitu skala lokal ( dalam Desa Penggarit ) seperti keberadaan seperti warung,
kios, dan toko.
c. Pengelolaan Kegiatan pertanian
Ubi kayu yang merupakan hasil perkebunan yang melimpah menjadi
komuditas unggulan di Desa Penggarit adapun daerah pemasarannya yakni di
daerah Sungguminasa dan Kota Makassar. Sedangkan untuk padi yang
menjadi sector unggulan kedua hanya mampu mencapai komsumsi local di
Desa Penggarit.
Bantuan seperti PUAD (Pengembangan Usaha Agrobisnis Desa)
dan PnPm Mandiri

sudah masuk ke Desa ini dalam rangka peningkatan

usaha tani dan pembuatan Paping Blok.

Gambar 1. Pertanian dan Irigasi pertanian Desa Penggarit

21

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

5. Sarana dan Prasarana
a. Sarana / fasilitas


Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Fasilitas pemerintahan merupakan sarana yang menyediakan tempat
pelayanan bagi masyarakat, fasilitas pemerintahan di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, hanya terdapat 2 fasilitas yaitu
kantor Desa 1 Unit dan Pos Kamling 18 Unit. Dan terdapat 1 koprasi yang
baru beroperasi 3 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.5 di
bawah ini :
Tabel 6
Banyaknya Fasilitas Perkantoran dan Pelayanan Umum
di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kab. Pemalang Tahun 2017
No
Jenis Perkantoran
Jumlah ( Unit )
Kantor Desa
1
1.
2.
Pos Kamling
18
3.
Koperasi
1
Jumlah
20
Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017



Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan
tetapi berperan juga sebagai sarana pelayanan masyarakat atau media untuk
kualitas hidup masyarakat, Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang mempunyai Posyandu 4 unit dan Pustu 1 unit , untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table 1.6 sebagai berikut :

No
1.
2.

Tabel 7
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Desa
Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun 2017
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
Posyandu
4
Pustu
1
Jumlah
5

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
tahun 2017.

Gambar 1. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Penggarit
(PUSTU)


Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Desa Penggarit Kecamatan

Taman Kabupaten Pemalang terdapat TK 1 Unit, SD 2 Unit dan SMP 1
Unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.7 sebagai berikut :
Tabel 8
Banyaknya Fasilitas Pendidikan di Desa
Penggarit
Kecamatan Penggarit kabupaten
Pemalang
Tahun 2017
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )

No
1.

TK

1

2.

SD

2

3

SMP

1
Jumlah

4

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.

Gambar 2. Salah satu fasilitas pendidikan Desa Penggarit

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010



Fasilitas Peribadatan
Dengan adanya fasilitas peribadatan yang memadai dalam suatu
wilayah maka didalam beragama dapat berjalan dengan lancar. Selain,
fasilitas peribadatan bias juga digunakan sebagai tempat ibadah perayaan
hari besar, di Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
menurut data yang ada di kantor Desa terdapat 8 unit mesjid dan 1 unit
musholah, dan penduduknya menganut agama yang sama yaitu agama
Islam, sehingga tidak terdapat peribadatan delain yang di sebutkan di atas,
berikut disajikan tabel 1.8 tentang banyaknya fasilitas peribadatan dibawah
ini:

No

Tabel 9
Banyaknya Fasilitas Peribadatan di Desa
Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )

1.

Mesjid

8

2.

Mushollah

1

Jumlah

9

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.

Gambar 3. Salah satu mesjid di Desa Penggarit

2
4

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010



Fasilitas Perdagangan
Pelayanan fasilitas perdagangan bertujuan untuk sarana penyediaan
kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana perindustrian barang. Dengan
tersediannya fasilitas perdagangan yang memadai maka kebutuhan
masyarakat di daerah tersebut dapat terpenuhi. Pada tabel 1.9 menjelaskan
tentang banyaknya fasilitas perdagangan yang ada di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang dapat dilihat dibawah ini:

No
1.
2.

Tabel 10
Banyaknya Fasilitas Perdagangan di Desa
Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
Warung
Kios
Jumlah

25
8
33

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.



Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga berfungsi sebagai sarana penunjang bagi
kesehatan masyarakat, selain itu sebagai pengembangan bakat dalam
olahraga dan sarana hiburan bagi masyarakat. Di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang terdapat 2 jenis fasilitas olahraga
yaitu lapangan sepak bola dan tennis meja. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat
pada tabel berikut :

No
1.
2.

Tabel 11
Banyaknya Fasilitas Olahraga di Desa
Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )
Sepak Bola
Tennis Meja
Jumlah

1
4
5

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang

25

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010



26

Fasilitas Perdagangan

ANALISIS

Tahun 2017.

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010



Fasilitas Transportasi
Pada suatu wilayah yang memiliki fasilitas transportasi yang cukup
lancar maka akses perdagangan atau aktifitas apapun yang membutuhkan alat
transportasi akan lancar. Namun

berbeda yang ada di Desa Penggarit

fasilitas transportasi sangat minim disamping itu tidak lancar hanya hari-hari
tertentu seperti hari pasar ( Rabu, jumat,minggu). Kepemilikan kendaraan di
Desa Penggarit yaitu angkutan kota terdapat 2 Unit, truk 2 Unit, angkutan pribadi
5 unit, motor 15 Unit dan sepeda 45 Unit. Berikut untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada
tabel 1.10 dibawah ini :

Tabel 12
Banyaknya Fasilitas Transportasi di Desa
Penggarit
Kecamatan Penggarit kabupaten
Pemalang
Tahun 2017
Jenis Fasilitas
Jumlah ( Unit )

No
1.

Angkutan Pribadi

5

2.

Angkutan Umum

2

3

Truk

2

4

Motor

15

5

Sepeda

45

Jumlah

69

Sumber : Kantor Desa Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun 2017.

b. Prasarana / Utilitas


Jaringan Jalan
Seperti yang telah diketahui bahwa aspek prasarana jalan
merupakan komponen yang sangat penting dalam usaha pengembangan
pada suatu wilayah. Melalui fungsi prasaran jalan tersebut maka sistem
transportasi akan semakin baik mengingat fungsi utama dari transportasi

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010
adalah sebagai media interaksi antar daerah dalam sistem keterkaitan
sosial, ekonomi, komunikasi dan kegiatan lainnya sehingga membentuk

suatu pola jaringan pergerakan yang kontinyu, sehingga tingginya kualitas
jalan yang ada akan memberikan pengaruh yang baik terhadap sistem
transportasi dalam mengembangkan suatu daerah atau wilayah. Dalam
pembahasan aspek prasarana jalan pada Desa Penggarit maka yang akan
ditinjau adalah analisis fungsi jaringan jalan dan kondisi jaringan jalan.
Jalan merupakan factor utama dalam pembangunan sebuah wilayah
dengan adanya teransportasi jalan maka penduduk atau masyarakat dapat
melakukan aktifits perdagangan, produksi dan lain-lain. Di Desa Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang kondisi jalan aspal namun terdapat
pula jalan tanah.

Gambar 2. Kondisi jalan Desa Penggarit Kec Taman
Tabel 13
Kondisi jalan dan jenis yang ada di Desa Penggarit Kec Taman tahun
2016
No.
Jenis jalan
Kondisi
1
Jalan lingkungan
Rusak / berlubang
2
Jalan desa
Pengerasan
3
Jalan stapak
tanah
Sumber: Suvey langsung tahun 2017

Adapun kondisi jalan pada Desa Penggarit yaitu jalan lingkungan yang
kondisinya rusak/ berlubang dan jalan desa yang kondisinya masih dalam tahap
pengerasan serta jalan setapak yang kondisinya masih merupakan jalan tanah.

27

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN



Jaringan Drainase
Drainase adalah suatu system pembuangan air yang ada, baik hujan
maupun lembah. Di lokasi survey kami yang terletak di Desa Penggarit
Kecamatan

Taman

Kabupaten

Pemalang

kondisi

drainase

sangat

memprihatinkan, karena tidak terlihatnya drainase permanen dan non
permanen, yang ada hanya temporer.


Jaringan Listrik
Masyarakat di Desa Penggarit ini yang terbagi atas 4 Dusun yakni,
Dusun Borongrappo, Borongkaluku, Borong, Timbuseng, jaringan listrik
telah dipergunakan oleh masyarakat semaksimal mungkin dan mempunyai
kekuatan daya 450-900 watt.

Gambar 2. Prasarana listrik yang ada di Desa Penggarit kec Taman tahun
2016


Jaringan Telepon
Di Desa Penggarit belum terdapat jaringan telepon rumah
sebagai alat komunikasi, tetapi untuk jaringan telepon seluler sudah sangat
baik di Desa Penggarit untuk semua operator (telkomsel, indosat, dll).



Jaringan Air Bersih
Pelayanan air bersih di Desa Penggarit bersumber dari sumur galian
yang dapat dipakai oleh masyarakat baik untuk memasak, mandi, mencuci

dan lain-lain. Desa Penggarit belum mendapat pelayanan air bersih dari
PDAM. Jarak dari ibukota Kabupaten yaitu 12 KM.


Pengolahan Sampah
Sampah merupakan masalah yang ditangani secara insentif baik
oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Peran serta pemerintah
dan masyarakat didalam usaha menciptakan lingkungan yyang bersih,
dimana pemerintah dalam hal ini mengupayakan atau menyediakan Tempat
Pembuangan Sementara ( TPS ). Di Desa Penggarit tidak terdapatnya
tempat sampah sehingga masyarakat setempat membuang sampah dengan
cara membuang, mengumpulkan dan membakar di lokasi dimana mereka
tinggal.
Prasarana persampahan yang diterapkan oleh masyarakat yang ada
di desa Sokklolia masih tradisonal dengan sistem pembuang di area terbuka
tanpa ada tempat pembuangan sampah sementara, atau kontainer sebagai
salah satu bagian dalam proses pengolahan sampah.
Masyarakat masih menggunakan pola yang sangat tradisional yaitu
membuang sampah di area terbuka kemudian dibakar sembarangan. Atau
sistem pembuangan sampah secara komunal. Berikut bagan proses
pembuangan sampah Di Desa Penggarit tahun 2017
Proses pembuangan sampah di desa Sookkolia tahun 2016
sampah

dibuang
/dikumpulkan
di tempat
sampah



dibuang di
lubang atau
ruang terbuka

Dibakar

Limbah
Pengolahan air limbah tidak menjadi prioritas utama bagi
masyarakat yang ada di Desa Penggarit karena area Desa Penggarit
bukan

29

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

merupakan area industri dimana proses pengolahan limbah mutlak
dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Untuk limbah rumah tangga kebanyakan masyarakat menggunakan
sistem langsung di alirkan ke sungai atau temapat-tempat irigasi yang ada.
Atau langsung dialirkan ke tempat pembuangan limbah rumah tangga
(Septi tank).
6. Kegiatan produksi dan jasa
a. Fasilitas perdagangan
Adapun sarana perdagangan di Desa Penggarit yang merupakan
penunjang perekonomian sebagaian besar masyarakat pada desa ini selain di
bidang pertanian antara lain keberadaan, warung sebanyak 25 unit, serta kios
sebanyak 8 unit jadi jumlah keseluruhan untuk fasilitas perdagangan di Desa
Penggarit yaitu berjumlah 33 unit.
Table 14
Sarana perdagangan di Desa Penggarit Kec Taman tahun 2017
No
Fasilitas perekonomian
Jumlah (unit)
1

Pasar

-

2

Toko

-

3

Warung

25

4

Kios

8
Jumla

16

h tahun 2017
Sumber: Suvey langsung
b. Fasilitas perbankan dan perkreditan
Di

Desa

Penggarit

tidak

terdapat

fasilitas

perbankan

dan

perkreditan, jadi penduduk setempat mengelola keuangan sendiri ataupun
menggunakan fasilitas perbankan dan perkreditan di daerah lain. Tapi
semacam Koprasi yang baru berfungsi 3 bulan sudah ada 1 unit dan Yayasan
Simpan Pinjam Perempuan.

30

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

7. Rantai pasar
Tabel 15
Rantai pasar komoditas unggulan Desa
Penggarit
No

1.

2.
3.

4.

Sub
Sektor

Jenis Komoditas

Harga/kg
Petani tengkulak Pedagang Pengecer

Perkebunan •


Pertanian


Peternakan •


Penggalian •

Ubi kayu
Sayuran
Rambutan
Padi
Kacang hijau (palawija)
Sapi
Ayam potong
Ayam petelur
Pasir/kubik

1.500
3.000
3.000
2.000
4.000

3.500
4.000
5.000
2.500
6.500

4.500
5.000
8.000
2.800
8.500

5.000
5.500
10.000
3.000
10.000

57.000
25.000
30.000

61.000
27.500
32.000

63.500
29.000
34.000

65.000
30.000
35.000

10.000

12.000

18.000

20.000

Sumber: PAD desa dan Ekonomi desa
Survey lapangan 2017

Kegiatan ekonomi merupakan salah satu pilar yang akan menjadi tolak
ukur kesejahteraan masyarakat, dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat
maka kegiatan ekonomi masyarakat akan menjadi pembagkit dan juga
membangun semangat masyarakat untuk terus melakukan kegiatan ekonomi
salah satunya dengan peningkatan modal bagi masyarakat.
Dalam hal pemasaran tentunya merupakan angin segar bagi masyarakat
petani sebab mereka mampu menikmati hasil keringatnya dengan terjualnya
hasil-hasil bumi mereka. Untuk harga disetiap rantai pasar yang berbeda
merupakan dinamika yang tak lepas dari usaha masyarakat dalam
mendapatkan dan mengelola hasil pertanian.

ANALISIS POTENSI DESA PENGGARIT

2017

8. Kelender Produksi komoditas unggulan
Tabel 16
Kelender Produksi komoditas unggulan Desa
Penggarit
Sumber: PAD desa dan Ekonomi desa
Survey lapangan 2017

3
2

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

ANALISIS POTENSI DESA
PENGGARIT 2010

B. ANALISIS
1. Analisis potensi wilayah
a. Potensi sumber daya manusia.
Tingkat potensi sumber daya manusia yang ada di desa Penggarit
bersarakan tingkat pertambahan penduduk dan jumlah penduduk berdasarkan
struktur umur maka dapat di lihat bahwa potensi sumber daya manusia sangat
besar. Kareana jumlah penduduk di dominasi oleh penduduk pada usia
produktif yaitu pada usia 10 sampai 30 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 15
Jumlah penduduk Desa Penggarit berdasarkan struktur umur pada tahun
2017
No

Kelompok Umur Jumlah Penduduk
(Tahun)
(Jiwa)
0-4
247
1
2
5-9
296
3
10-14
301
4
15-29
332
5
20-24
271
25-29
320
6
30-34
183
7
8
35-39
189
9
40-44
170
10
45-49
161
11
50-55
152
12
56-59
113
13
60-64
73
14
65+
122
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang tahun 2016

3
3

ANALISIS

POTENSI

PERDESAAN

b. Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam yang terdapat Desa Penggarit sangat besar
mulai dari potensi pertanian, peternakan, perkebunan dan pertambangan.
Table 16

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

IbM Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Menuju Desa Mandiri Energi

25 108 26