Turunan dalam Ruang Dimensi n
URUNAN DALAM UANG
IMENSI T R D -n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih
Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang:
secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata)
secara aljabar (melalui rumus eksplisit) secara visual (melalui grafik atau kurva ketinggian) Suatu fungsi dua variabel adalah suatu aturan yang memberikan sebuah bilangan riil unik pada masing-masing pasangan bilangan terurut bilangan riil (x,y) di dalam sebuah himpunan D ; dan bilangan riil unik tersebut dinyatakan oleh f (x,y). Himpunan D merupakan daerah asal (domain) dari f. Himpunan nilai yang digunakan f merupakan daerah hasil (range) dari f. Dengan kata lain,
f x y x y D
( , ) | ( , )
Jika z f x y , maka x dan y merupakan variabel bebas (independent variables)
( , ) sementara z merupakan variabel tak bebas (dependent variable).
Fungsi dua variabel tidak lain adalah fungsi yang daerah asalnya berupa himpunan
2
bagian dari dan daerah nilainya merupakan himpunan bagian dari ℝ
ℝ. Perhatikan contoh berikut. >> Contoh 1 2 2 Misalkan f x y ( , ) 9 x y .
a. f .
(1, 2)
Hitunglah b.
Carilah daerah asal fungsi f.
c.
Carilah daerah hasil fungsi f. Jawab: 2 2
f
a. (1, 2) 9 1 2 4
2
y
b. Fungsi f tidak akan terdefinisi jika kurang dari 0. Jadi, 2 2
f x y ( , ) 0 9 x y
3 → 2 2 9 x y 2 2
9 x y 2 2 x y
9
- – 3
x
3 Dengan demikian, 2 2 D ( , ) | x y x y 9 .
2 2
- – 3
x y
9
2 2
c. Misalkan z f x y ( , )
9 x y . Karena z merupakan akar kuadrat positif, maka z . Dan, 2 2 2 2 z .
9 x y
9
9 x y
3
3 →
→ Jadi, daerah hasilnya adalah:
z z f x y f x y
| 0 3 ( , ) | 0 ( , ) 3 .
Cara lain untuk meninjau perilaku suatu fungsi dua variabel adalah dengan meninjau grafik. Jika f adalah suatu fungsi dua variabel dengan daerah asal D, maka grafik f adalah himpunan
3 semua titik (x,y,z) di sedemikian sehingga z = f (x,y) dan (x,y) berada di D.
ℝ >> Contoh 2
Sketsakan grafik fungsi z f x y ( , ) 6 3 x
2 y .
Jawab:
Grafik f mempunyai persamaan z 6 3 x
2 y atau 3 x 2 y z 6 yang menyatakan
bidang. Bagian dari grafik ini terletak pada oktan pertama, yang disketsakan pada gambar berikut.
z
(0,0,6)
y
(0,3,0) (2,0,0)
x
>> Contoh 3 1 2 2 Sketsakan grafik fungsi z 36 9 x 3 4 y .
Jawab:
z . Jika kedua ruasnya dikuadratkan dan kemudian disederhanakan,
Perhatikan bahwa 2 2 2 2 2 2
x y z
maka diperoleh9 x 4 y 9 z 36 atau yang berbentuk elipsoida. Grafik
1
4
9
4 fungsinya adalah setengah bagian atas dari elipsoida, yang disketsakan pada gambar berikut. 1 2 2
z x y 36 9 3
4 Suatu sketsa yang berpadanan dengan grafik dari fungsi dua variabel z f x y
( , )
seringkali sukar dibuat dalam ruang dimensi-3, sehingga sketsa dalam ruang dimensi-2 dibuat. Setiap bidang horizontal z = c memotong permukaan pada suatu kurva. Proyeksi dari perpotongan ini pada bidang xy disebut sebagai suatu kurva ketinggian, dan koleksi dari kurva-kurva ketinggian tersebut disebut sebagai suatu peta kontur.
Permukaan z = f (x,y) Bidang z
= c Peta kontur dengan beberapa kurva ketinggian
Kurva Ketinggian f
(x,y) = c
>> Contoh 4 1 2 2 Gambarkan peta kontur untuk permukaan yang mempunyai fungsi z 36 9 x 3 4 y
z z
dengan z ,
1 , z 1,5 , z 1, 75 , dan
2 .
Jawab: 2 2 2 2 x y z Saat , diperoleh
9 x 4 y 36 atau yang berbentuk elips.
1
4 2
9 2 2 2 x y z Saat , diperoleh
1
9 x 4 y 27 atau yang berbentuk elips. 27
1
3 2 4 2
x y
2 263 Saat z 1,5 , diperoleh x y atau yang berbentuk elips.
1
9
4 63 63
4 36 2 16 2 2 2 135 x y z 1,75 yang berbentuk elips.
1 Saat , diperoleh
9 x 4 y atau 135 135 2 2
16 144 64 z
2 x y Saat , diperoleh 9 4 yang berbentuk titik. Berikut ini adalah beberapa contoh permukaan disertai dengan peta konturnya.
Suatu fungsi tiga variabel adalah aturan yang memberikan sebuah bilangan riil unik kepada3
masing-masing rangkap-tiga terurut (x,y,z) di dalam daerah asal D ; dan bilangan riil ⊂ ℝ unik tersebut dinyatakan oleh f (x,y,z).
Dengan kata lain,
f x y z ( , , ) | ( , , ) x y z D
Suatu fungsi n variabel adalah aturan yang memberikan sebuah bilangan riil unik kepada
n
masing-masing rangkap-n terurut ( , ,..., x x x ) di dalam daerah asal D ; dan bilangan 1 2 n ⊂ ℝ riil unik tersebut dinyatakan oleh f x x ( , ,..., x ) . 1 2 n Dengan kata lain,
f x x x x x x D
( , ,..., ) | ( , ,..., ) n n
1 2
1
2 B.Turunan Parsial
Jika f adalah fungsi dua variabel, katakanlah f (x,y), maka: turunan parsial dari f terhadap x pada titik (a,b)
f a ( h b , ) f a b ( , ) f a b x ( , ) lim h h
turunan parsial dari f terhadap y pada titik (a,b)
f a b ( , h ) f a b ( , ) f a b ( , ) lim y h h
Notasi untuk turunan parsial pertama dari fungsi dua variabel adalah sebagai berikut.
Jika z f x y ( , ) , maka:
f z
f x y ( , ) f f x y ( , ) x x x x x
f z
f ( , ) x y f f x y ( , ) y y
y y y Simbol merupakan simbol untuk turunan parsial dalam matematika.
Aturan untuk pencarian turunan parsial dari z f x y ( , ) adalah sebagai berikut. f , pandang y sebagai konstanta dan diferensialkan f x y ( , ) terhadap x.
Untuk mencari x f , pandang x sebagai konstanta dan diferensialkan f x y ( , ) terhadap y. Untuk mencari y >> Contoh 5 2 3
f f x y x y y
Tentukan (1, 2) dan f (1, 2) jika ( , ) x y 3 .
Jawab: f x y ( , ) 2 xy ; sehingga f (1, 2) 2(1)(2) 4 . x x 2 2 2 2
f x y ( , ) x
9 y f (1, 2) (1) 9(2)
37 y y ; sehingga . Pada turunan parsial tingkat tinggi, secara umum prosesnya sama dengan turunan parsial pertama (tingkat satu). Dalam turunan parsial kedua (tingkat dua), diperoleh:
2 2
f f
f f
- f f xx 2 yy
- f f - xy yx
- ) = f ( ) + + | | ( ) dengan → 0 saat → .
- ) = f ( ) + ∇f ( ) + | | ( ) dengan → 0 saat → .
- − ( ) = lim
- 2xy (3 x y 4)
- 2, −1 =
2
x x x y y y
2 2
f f f f
y x y x x y x y
2
Jadi, dalam turunan parsial kedua, diperoleh 3 2 turunan parsial. Dalam turunan parsial
4
ketiga, diperoleh n
2 8 turunan parsial. Demikian seterusnya, sampai turunan parsial ke-n, diperoleh 2 turunan parsial.
>> Contoh 6 y x 3 2 Tentukan turunan parsial kedua dari f x y ( , ) xe sin x y .
y
Jawab:
f Tentukan terlebih dahulu dan f . y x y 1 x y x x 2 2 3 f e x y f xe x y x y cos 3 cos 2
2
y y y y
2 1 x 2 y x x 2 x x 3
f xy f xe x xx 2 sin 6 ; sin cos yy 4 3
2
y y y y y y y x x
1 x y x x 2 1 x 2
f e x y f e x y xy 3 sin cos 2 6 ; sin cos yx 3 2
6
y y y y y y y y
Perhatikan pada Contoh 6 bahwa f f . Hal ini merupakan kasus khusus yang memiliki xy yx kriteria sebagai berikut.
Teorema 1 Teorema Clairaut
Misalkan f dan f merupakan fungsi yang kontinu pada suatu himpunan buka S. Maka, xy yx f f di setiap titik pada himpunan buka S. xy yx Andaikan f adalah suatu fungsi tiga variabel, f (x,y,z). Maka, turunan parsial f terhadap
x di (a,b,c): f a ( h b c , , ) f a b c ( , , ) f a b c ( , , ) lim x h h
Jadi, f a b c ( , , ) dapat diperoleh dengan memperlakukan y dan z sebagai konstanta dan x mendiferensialkan f x y z terhadap x. Turunan parsial terhadap y dan z juga didefinisikan
( , , ) dengan cara yang serupa.
>> Contoh 7 Tentukan f jika . xxyz f x y z ( , , ) sin(3 x yz ) Jawab:
f 3cos(3 x yz ) f 9sin(3 x yz ) x xx f 9 cos(3 z x yz ) xxy f 9cos(3 x yz ) 9 yz sin(3 x yz ) xxyz
C. Limit dan Kontinuitas Berikut ini adalah definisi formal dari limit fungsi dua variabel.
( , ) ( , ) x y a b lim f x y ( , ) berarti jika untuk setiap bilangan L , terdapat sedemikian sehingga f x y ( , ) bilamana L x y adalah anggota dari domain D dan 2 ( , )
2
( , ) ( , ) x y a b atau ( x a ) ( y b ) .>> Contoh 8 2 3 3 2 Hitunglah lim [ x y x y ( , ) (1,2) x y 3 x 2 ] y .
Jawab: 2 3 3 2 2 3 3 2 ( , ) x y (1,2) lim [ x y x y 3 x 2 ] 1 2 y 1 2 3 1 2 2 8 4 3 4
11 Ada beberapa fungsi yang memerlukan penangan khusus. Perhatikan Contoh 9 berikut.
>> Contoh 9 2 2
x y Perlihatkan bahwa lim tidak ada. ( , ) (0,0) x y 2 2 x y
Jawab: 2 2
x y
Misalkan f x y ( , ) . Pertama, hampiri (0,0) sepanjang sumbu-x, yang berarti bahwa 2 2
x y 2 2 x . Maka, f x ( , 0)
1 untuk semua x sehingga:
y 2 2 x 2 2
x
lim 2 2
1 ( ,0) x (0,0)
x
x . Maka,Selanjutnya, hampiri (0,0) sepanjang sumbu-y, yang berarti bahwa 2 2 y
f y
(0, ) 2 2 1 untuk semua y sehingga: y 2 2
y (0, ) (0,0) y lim 2 2
1 2 2 y 2 2
x y x y
Karena f x y ( , ) memiliki dua limit yang berbeda, maka lim tidak ada. 2 2 ( , ) x y (0,0) 2 2
x y x y
Fungsi polinomial dua variabel: m n i j
f x y ( , ) c x y
ij i
1 j 1
Fungsi rasional dua variabel:
p x y ( , )
f x y ( , ) ; q x y ( , )
q x y ( , )Teorema 2
>> Jika f x y merupakan fungsi polinomial, maka:
( , ) ( , ) x y ( , ) a b lim f x y ( , ) f a b ( , ) p x y ( , ) f x y
>> Jika ( , ) dengan p x y ( , ) , q x y ( , ) adalah fungsi polinomial, maka:
q x y ( , ) p x y ( , ) p a b ( , ) ( , ) x y ( , ) a b lim ; q a b ( , ) q x y ( , ) q a b ( , ) p x y L q x y
>> Jika lim ( , ) dan lim ( , ) 0 , maka: ( , ) ( , ) ( , ) ( , ) x y a b x y a b
p x y ( , ) ( , ) ( , ) x y a b lim q x y ( , ) tidak ada.
>> Contoh 10 2 2
x y
1 Perlihatkan bahwa lim tidak ada. ( , ) (0,0) x y 2 2
x y
Jawab: 2 2 ( , ) (0,0) ( , ) (0,0) x y x y lim p x y ( , ) lim [ x y 1] 1 2 2 ( , ) (0,0) ( , ) (0,0) x y x y lim q x y ( , ) lim [ x y ] 0 2 2
x y
1 Berdasarkan Teorema 2, maka dapat dikatakan bahwa lim tidak ada. ( , ) (0,0) x y 2 2
x y Selanjutnya akan dibahas mengenai fungsi kontinu.
Fungsi dua variabel f x y disebut kontinu di (a,b) jika
( , ) ( , ) x y ( , ) a b lim f x y ( , ) f a b ( , )
Hal di atas mengartikan bahwa kekontinuan f x y ( , ) pada suatu titik (a,b) ditentukan oleh: (1) f x y ( , ) mempunyai nilai di (a,b), (2) f x y mempunyai limit di (a,b), dan
( , ) (3) di (a,b) sama dengan limitnya di (a,b). f x y ( , )
nilai
Teorema 3 (Fungsi Komposisi)
Jika g suatu fungsi dua variabel yang kontinu di (a,b) dan f suatu fungsi satu variabel yang kontinu di g(a,b), maka fungsi komposisi f ∘ g yang didefinisikan oleh (f ∘ g)(x,y) = (f (g(x,y)) kontinu di (a,b).
>> Contoh 11 3 2 Perlihatkan bahwa f x y ( , ) cos x 4 xy y adalah kontinu di setiap titik dari bidang.
Jawab:
3 2 Fungsi g x y ( , ) x 4 xy y , yang merupakan suatu fungsi polinom, adalah kontinu di
mana-mana. Demikian pula dengan f t t kontinu di setiap bilangan t pada
( ) cos ℝ.
Berdasarkan Teorema 3, dapat disimpulkan bahwa f (x,y) = (f (g(x,y)) kontinu di semua titik (x,y) pada bidang.
D. Keterdiferensialan
Suatu fungsi f dikatakan dapat terdiferensialkan di jika terdapat suatu vektor sedemikian sehingga
f (
Jika vektor ada, maka sifatnya unik (tunggal). Vektor ini disebut sebagai vektor gradien f di dan dilambangkan ∇f ( ) [baca: grad f ]. Jadi, jika fungsi f terdiferensialkan di maka fungsi f memiliki gradien ∇f ( ) dan
f (
Dari definisi di atas, dapat ditarik beberapa aspek, yaitu:
1) f x ( ) merupakan suatu bilangan, sedangkan gradien Turunan
∇f ( ) merupakan suatu vektor. 2) ∇f ( ) merupakan hasil kali titik dari dua vektor.
3) Definisi tersebut memiliki arti pada sembarang dimensi.
Teorema 4
Jika f fungsi dua variabel terdiferensialkan di x y , maka turunan parsial pertama dari = ,
f ada di
dan f
f
( ( ∇f ( ) = ) + )
x y
Serupa dengan fungsi dua variabel, Jika g adalah fungsi tiga variabel yang terdiferensialkan di x y z , maka turunan parsial pertama dari g ada di = , , dan
g
g g
( ( ( ∇g ( ) = ) + ) + )
x y z
Teorema 5
∇ adalah suatu operator linier. Maka, (i)
∇ [f ( ) + g ( )] = ∇f ( ) + ∇g ( ) (ii)
∇ [ ∙ f ( )] = ∙ ∇f ( ) (iii)
∇ [f ( ) ∙ g ( )] = f ( ) ∙ ∇g ( ) + g ( ) ∙ ∇f ( )
Teorema 6
Jika f terdiferensialkan di , maka f kontinu di .
>> Contoh 12
Carilah f x y z ( , , ) x sin yz .
∇f jika Jawab:
x y z , maka:
= ( , , )
f f f
( ( ( ∇f ( ) = ) + ) + )
x y z
xz yz xy yzsin yz cos cos
∇f ( ) = + + E.
Turunan Berarah dan Gradien
Untuk setiap vektor satuan , misalkan
→0
Limit ini, jika ada, disebut sebagai turunan berarah dari f di dalam pada arah .
Teorema 7
Misalkan f terdiferensialkan di . Maka, f memiliki suatu turunan berarah di pada arah dari suatu vektor satuan dan f (
) = ∇f ( ) Jika f adalah fungsi dua variabel, maka Teorema 7 di atas menjadi f (x,y) = f x (x,y) + f y (x,y)
1
2 Jika f adalah fungsi tiga variabel, maka Teorema 7 di atas menjadi
f (x,y,z) = f x (x,y,z) + f y (x,y,z) + f z (x,y,z)
1
2
3
>> Contoh 13 2 3 Carilah turunan berarah fungsi f x y ( , ) x y
4 y di titik dalam arah vektor (2, 1)
= 2 + 5 . Jawab:
Diketahui (2, 1) .
=
Langkah pertama, cari terlebih dahulu vektor gradien di (2, 1) , yaitu ∇ f (2, –1).
f f
( ( ∇f ( ) = ) + )
x y
f f
( ( ∇f ( , ) = , ) + , )
x y
3∇f ( , ) = 2 2
4
∇f (2, –1) = + 8 Perhatikan bahwa bukanlah vektor satuan. Jadi, langkah selanjutnya adalah mencari vektor satuan dari .
2
2
| 2 5
29 | =
2
5 =
= +
29
29 Berdasarkan Teorema 7, maka f ( ) = ∇f ( )
2
5
32
−4 + 8 =
29
29
29 F.
Aturan Rantai Teorema 8A (Aturan Rantai Kasus Pertama)
Misalkan z f x y adalah fungsi dari x dan y yang terdiferensiasi, dengan x g t dan
( , ) ( ) y h t ( ) adalah fungsi yang terdiferensiasi dari t. Maka, dz f dx f dy
dt x dt y dt
Bentuk di atas juga dapat dituliskan sebagai berikut:
dz z dx z dy
dt x dt y dt
>> Contoh 14 3 2 Diketahui z x y dengan x dan 2 t y t . Tentukanlah dz/dt.
Jawab:
dz z dx z dy
2 3 2 3 2 2 3 4 3 x y 2 x 2 t 6 x y 2 x t 6(2 ) ( ) 2(2 ) ( ) t t t t 40 t
dt x dt y dt
Teorema 8B (Aturan Rantai Kasus Kedua)
Misalkan adalah fungsi dari x dan y yang terdiferensiasi, dengan dan
z f x y ( , ) x g s t ( , )
y h s t ( , ) adalah fungsi yang terdiferensiasi dari s dan t. Maka,
z z x z y
s x s y s z z x z y
t x t y t
>> Contoh 15 2 2
x s dan t . z t
Diketahui z 3 x y dengan
2 7 y
5 st . Tentukanlah /
Jawab: z z x z y
t x t y t
x y s
6 7 ( 2 ) 5 42 x 10 ys 42(2 s 7 ) 10(5 ) t st s 2
84 s 294 t 50 s t
Teorema 8 (Aturan Rantai Versi Umum)
Misalkan u adalah fungsi dari n variabel antara x x , ,..., x yang terdiferensiasi, dengan 1 2 n masing-masing x adalah fungsi dari m variabel t t , ,... t . Maka, j 1 2 m
x x x u u u u 1 2 n ...
t x t x t x t i 1 i 2 i n i untuk masing-masing i m . 1, 2,...,
>> Contoh 16 2 2 2 Jika w x y z xy dengan x , y s t st , dan z . Tentukan s 2 t w / t Jawab:
w w x w y w z
t x t y t z t x y s y x z
(2 )( ) (2 )( 1) (2 )(2) xs ys y x z
(2 ) (2 ) 4 2( ) st s ( s t s ) 2( s t ) ( ) st 4( s 2 ) t
2 2
2 s t s ts 2 2 2 s 2 t st 4 s 8 t
s t s st s t
2 2 2
10 Teorema 9 (Teorema Fungsi Implisit) Misalkan mendefinisikan secara implisit y sebagai suatu fungsi dalam x, maka
F x y ( , ) dy F / x
dx F / y
Misalkan F x y z ( , , ) 0 mendefinisikan secara implisit z sebagai suatu fungsi dalam x dan y, maka
z F / x z F / y
;
x F / z y F / z
>> Contoh 17 3 2 4
x x y y
Tentukan dy dx / jika 10 . Jawab: 3 2 4 Misalkan F x y ( , ) x x y
10 y . Maka, 2 dy F / x
3 x 2 xy 2 3
dx F / y x
40 y G.
Bidang Singgung, Aproksimasi
Bidang singgung terhadap suatu permukaan S dengan kurva ketinggian F x y z ( , , ) k di titik P x y z ( , , ) dapat didefinisikan sebagai bidang yang melalui titik P dan memiliki vektor normal F x y z ( , , ) . Persamaan bidang singgung ini dapat dituliskan sebagai berikut:
F x y z ( , , )( x x ) F x y z ( , , )( y y ) F x y z ( , , )( z z ) 0 x y z
F x y z ( , , )
Bidang singgung
F (x, y, z) = k x y z , ,
Garis normal terhadap suatu permukaan S dengan kurva ketinggian F x y z ( , , ) k di titik P adalah garis yang melalui titik P dan tegak lurus terhadap bidang singgung. Karena itu,
F x y z
arah garis normal diberikan oleh vektor gradien ( , , ) , sehingga persamaan parametriknya adalah:
x x y y z z
F x y z ( , , ) F x y z ( , , ) F x y z ( , , ) x y z
>> Contoh 18 2 2 2 Cari persamaan bidang singgung dan garis normal terhadap permukaan x y
2 z 23 di titik (1,2,3).
Jawab: 2 2 2 Misalkan F x y z ( , , ) x y
2 z , dengan x 1, y 2, z
3 . F x y z ( , , ) 2 x F x y z ( , , ) x y z 2 y F x y z ( , , ) 4 z
F (1, 2,3) x y z
2 F (1, 2,3)
4 F (1, 2,3) 12
Persamaan bidang singgungnya adalah:
F x y z x x F x y z y y F x y z z z x y z ( , , )( ) ( , , )( ) ( , , )( ) 0
F (1, 2,3)( x 1) F (1, 2,3)( y 2) F (1, 2,3)( z 3) 0 x y z 2( x 1) 4( y 2) 12( z 3) 0
Dan, garis normalnya adalah:
x x y y z z
F x y z ( , , ) F x y z ( , , ) F x y z ( , , ) x y z x
1 y 2 z
3
F (1, 2,3) F (1, 2,3) F (1, 2,3) x y z x 1 y 2 z
3
2
4
12 Misalkan z = f (x,y) dengan f suatu fungsi yang terdiferensialkan, dan misalkan dx dan dy berupa variabel-variabel. Diferensial dari variabel tak bebas, dz, disebut juga diferensial
total dari f dan ditulis df x y ( , ) , didefinisikan oleh:
dz df x y ( , ) f x y dx ( , ) f ( , ) x y dy x y Pentingnya dz adalah dari kenyataan bahwa jika dx = ∆x dan dy = ∆y, masing-masing mewakili perubahan kecil dalam x dan y, maka dz akan berupa suatu aproksimasi yang baik terhadap
∆z, perubahan padanannya dalam z. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini.
Bidang singgung Walaupun dz bukanlah merupakan suatu aproksimasi yang baik terhadap
∆z, dapat dilihat bahwa penghampiran ini akan semakin baik jika Δx dan Δy semakin kecil.
>> Contoh 19 3 3
z f x y x xy y
Diketahui ( , )
2 . Hitunglah
Δz dan dz jika (x,y) berubah dari (2,1) ke (2,03, 0,98) . Jawab:
z f (2, 03, 0,98) f (2,1) 3 3 3 3
2(2, 03) (2, 03)(0,98) (0,98) 2(2) 2(1) 1
0, 779062
x y 2,03 2 0,03 0,98 1 0,02 dz f x y dx ( , ) f ( , ) x y dy x y 2 2
6 x y x x 3 y y 2 2
6(2) 1 (0, 03) 2 3(1) ( 0, 02) 0, 77
H. Maksimum dan Minimum
Misalkan x y sebagai suatu titik variabel dan = ( , x y ) sebagai suatu titik
( , )
= tetap pada ruang dimensi-2. (Hal berikut juga berlaku pada ruang dimensi-n.) Misalkan suatu titik di S, yaitu wilayah dari f.
) )
(i) adalah nilai maksimum global
Jika ( ≥ ( ) untuk semua di S, maka ( dari f pada S. (ii) ) ) adalah nilai minimum global dari f
Jika ( ≤ ( ) untuk semua di S, maka ( pada S. (iii) ) adalah suatu nilai maksimum global atau minimum global, maka )
Jika ( ( adalah nilai ekstrem global dari f pada S.
Misalkan suatu titik di S, yaitu wilayah dari f.
S
Untuk (i) dan (ii) jika N .
, dengan N merupakan suatu lingkungan dari (i) ) ) adalah nilai maksimum lokal dari f
Jika ( ≥ ( ) untuk semua di S, maka ( pada S.
) ) (ii) adalah nilai minimum lokal dari f
Jika ( ≤ ( ) untuk semua di S, maka ( pada S.
) )
(iii) adalah suatu nilai maksimum lokal atau minimum lokal, maka Jika (
( adalah nilai ekstrem lokal dari f pada S. Gambar berikut memberikan tafsiran geometri dari kedua konsep di atas.
maksimum lokal maksimum global minimum global S minimum lokal
Teorema 10 (Teorema Keberadaan Maksimum-Minimum)
Jika f kontinu pada suatu himpunan tertutup yang terbatas S, maka f mencapai suatu nilai maksimum (global) dan suatu minimum (global) dua-duanya di sana.
Titik-titik kritis dari f pada S ada tiga jenis, yaitu: 1) titik-titik batas 2) disebut sebagai suatu titik stasioner jika adalah suatu titik titik-titik stasioner; dalam dari S dengan f terdiferensialkan dan ) =
∇f ( . Pada titik ini, bidang singgung akan mendatar. 3) disebut sebagai suatu titik singular jika adalah suatu titik dalam titik-titik singular; dari S dengan f tidak terdiferensialkan.
Teorema 11 (Teorema Titik Kritis)
Misalkan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang mengandung . Jika f ( ) adalah suatu nilai ekstrem, maka haruslah berupa suatu titik kritis; yaitu, merupakan salah satu dari: a. suatu titik batas dari S, atau b. suatu titik stasioner dari f, atau c. suatu titik singular dari f.
Teorema 12
Jika f mempunyai maksimum atau minimum lokal di dan turunan parsial pertama dari f ada, maka f ( ) = 0 dan f ( ) = 0. x y Perhatikan Teorema 12 di atas. Jika diketahui merupakan suatu titik maksimum atau minimum lokal dari f, maka nilai f ( ) dan f ( ) pastilah sama dengan 0. Namun, jika x y diketahui f ( ) = 0 dan f ( ) = 0, hal ini tidak menjamin terdapat ekstrem lokal di titik x y . Untuk lebih jelasnya, simak Contoh 20 dan Contoh 21 berikut ini. >> Contoh 20 2 2 y
Cari nilai-nilai maksimum atau minimum lokal dari f x y ( , ) x 2 x .
4 Jawab: 2 2 y f x y ( , ) x 2 x f x y x
2 → ( , ) 2 x
4
y f ( , ) x y
→ y
2 Selanjutnya, buatlah turunan parsial pertamanya sama dengan nol,
f x y ( , ) x 2 x 2 0 2 x 2 x
1
y f x y ( , ) y y
2 sehingga diperoleh satu-satunya titik kritis, yaitu (1,0). 2 2 Perhatikan bahwa f (1, 0) 1 2(1) .
1
4 Dengan melengkapkan kuadrat sempurna, diperoleh: 2 2 y f x y ( , ) x 2 x
4 2 2 y x 2 x 1 1
4 2 2 y x x 2 1
1 2
4
2
y ( x 1) 1
4
2
2
Karena ( x 1) dan y , maka didapat f x y ( , )
1 untuk semua nilai x dan y. Jadi,
4 f adalah nilai minimum lokal sekaligus juga minimum global dari f.
(1,0)
1
>> Contoh 21 2 2 Cari nilai-nilai maksimum atau minimum lokal dari f x y ( , ) x y .
Jawab: 2 2
f x y x y f x y x ( , ) ( , )
2
→ x
f x y y ( , )
2
→ y Selanjutnya, buatlah turunan parsial pertamanya sama dengan nol,
f x y ( , ) 2 x x x f x y ( , ) y 2 y y sehingga diperoleh satu-satunya titik kritis, yaitu (0,0). Perhatikan bahwa titik (0,0) ini
tidaklah memberikan keterangan mengenai suatu maksimum ataupun minimum dari f. Maka, 2 2
f (0,0) tidak dapat menjadi nilai ekstrem untuk f sehingga f x y ( , ) x y tidak
memiliki nilai ekstrem. Dari Contoh 21 ini, titik (0,0) disebut sebagai titik pelana (saddle
point ) dari f.
Untuk itu, terdapat kriteria untuk menentukan apa yang terjadi di suatu titik stasioner.
Teorema 13 (Uji Turunan Parsial Kedua)
Diketahui bahwa f ( ) mempunyai turunan parsial kedua kontinu di suatu lingkungan dari
, dan ) = ∇f ( . Misalkan, 2 D = D ( ) = f ( ) f ( ) f ( )] xx yy xy – [
Maka, (a) D dan f ( ) > 0, maka f ( ) adalah nilai minimum lokal.
Jika xx (b) D dan f ( ) < 0, maka f ( ) adalah nilai maksimum lokal.
Jika xx
D (c) ) bukanlah nilai ekstrem. Atau, merupakan titik pelana.
Jika , maka f ( D , maka tidak dapat disimpulkan. (d)
Jika Untuk mengingat rumus D, akan lebih mudah bila dituliskan sebagai determinan:
f f xx xy 2 D f f f f f f ( f ) xx yy xy yx xx yy xy f f yx yy
>> Contoh 22
Carilah jarak terpendek dari titik (1,0, 2) ke bidang x
2 y z 4 .
Jawab:
Jarak sebarang titik ( , , ) x y z ke titik (1,0, 2) adalah: 2 2 2
d ( x 1) y ( z 2) 2 2 2 Karena , maka , sehingga d x y x y . x 2 y z 4 z 4 x 2 y ( 1) (6 2 )
Selanjutnya, nilai d dapat diminimumkan dengan persamaan yang lebih sederhana: 2 2 2 2
d f x y ( , ) ( x 1) y (6 x 2 ) y
Lalu,
f 2( x 1) 2(6 x 2 ) 4 y x x 4 y 14 0 f y 2 y 4(6 x 2 ) y 4 x 10 y 24 0
Dengan proses eliminasi dari sistem persamaan:
4 x 4 y 14 0