PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Pe (17)

Laporan Utama

3 Kelompok Kerja Air Minum dan

Diterbitkan oleh:

Air Minum Masih Jadi Impian

7 Penyehatan Lingkungan

Filosofi Air Minum Dorong Perbaikan PDAM

Sekilas Kondisi Air Minum dan Sanitasi Indonesia

10 Penasihat/Pelindung:

Menilik MDGs Air Minum

Direktur Jenderal Tata Perkotaan dan Peringkat Cakupan Layanan Air Minum Per Kabupaten/Kota Tahun 2002

11 Perdesaan, DEPKIMPRASWIL

Wawasan

13 Penanggung Jawab:

Batam: Air Mengalir Lewat Kios

15 Direktur Permukiman dan Perumahan,

Air di Australia dan Pembangunan Berkelanjutan

17 BAPPENAS

Sekali Lagi tentang Privatisasi

20 Direktur Penyehatan Air dan Sanitasi,

Penanganan Kebocoran di PDAM Makassar

21 Direktur Perkotaan dan Perdesaan

Strategi Peningkatan Kesadaran Masyarakat

DEPKES

Teropong

24 Direktur Bina Sumber Daya Alam dan

Wilayah Timur, DEPKIMPRASWIL

The Real Air Minum

25 Teknologi Tepat Guna, DEPDAGRI

Dirut PDAM Kota Bogor: Bisa Dikembangkan Lebih Luas

Reportase

26 Lingkungan Hidup, DEPDAGRI

Direktur Penataan Ruang dan

Pedagang Air, Antara Dibutuhkan dan Disayangkan

Wawancara

28 Oswar Mungkasa

Ketua Umum Perpamsi: Perlu Badan Pengelola Air

Pemimpin Redaksi:

Info Buku

32 Dewan Redaksi:

Info Situs

33 Hartoyo, Johan Susmono,

Info CD

Seputar WASPOLA

Indar Parawansa, Poedjastanto Perbaikan Draft Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Lembaga

34 Fasilitasi Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di Daerah

35 Redaktur Pelaksana:

Maraita Listyasari, Rewang Budiyana,

Seputar AMPL

Rheidda Pramudhy, Joko Wartono,

37 Essy Asiah, Mujiyanto

Hari Monitoring Air Sedunia

Menangani Kebocoran Perlu Komitmen

39 Desain/Ilustrasi:

Seminar Hari Habitat Dunia 2004

39 Rudi Kosasih

Lokakarya NAP Air Minum, Air Limbah, dan Persampahan

40 Produksi:

Pemaparan Konsep CLTS

41 Machrudin

Lokakarya Nasional Sumber Air Domestik

Diseminasi Petunjuk Teknis Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Agropolitan dan Penyehatan Lingkungan Permukiman di Wilayah Barat

41 Sirkulasi/Distribusi:

42 Anggie Rifki

Konsolidasi Interim Proyek WSLIC 2

Sosialisai Manual Pengelolaan Sarana AMPL Tingkat Desa

43 Alamat Redaksi:

Handwashing: Soap Saves Lives!

44 Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

Kunjungan Monitoring WSLIC 2 ke Kab. Belitung

45 e-mail: [email protected]

Seminar Nasional Sosialisasi UU No. 8 Tahun 2004

Telp. (021) 31904113

46 [email protected]

SANIMAS Balong Asri, Mojokerto Terawat

46 [email protected]

Pertemuan Tim Koordinasi Propinsi dan Kabupaten Proyek WSLIC 2

Peresmian Proyek WSLIC 2 di Kab. Kediri

47 Redaksi menerima kiriman

Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Proyek Pro Air

Lokakarya Penyempurnaan Proposal Program Pembangunan Sanitasi Indonesia 48 tulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan

48 dengan air minum dan penyehatan

Lokakarya Penyusunan Rencana Kerja WASPOLA Tahun 2005

lingkungan dan belum pernah

Kunjungan

dipublikasikan. Panjang naskah tak

49 dibatasi. Sertakan identitas diri.

WSLIC 2 Ubah Desa Pakel Jadi Desa Sehat

50 Redaksi berhak mengeditnya.

Pustaka AMPL

51 Silahkan kirim ke alamat di atas.

foto cover: www.firstmilesolution.com

D ARI REDAKSI

tu lama. Kami berharap edisi ini P akan mengobati rasa rindu Anda.

embaca, Percik kembali menya- pa Anda. Dua bulan rasanya begi- KARIKATUR:RUDI KOSASIH

Kalau edisi sebelumnya, Percik mengangkat isu sampah, kali ini kami membahas air minum. Mengapa? Karena ini masalah yang sangat penting. Air minum adalah kebutuhan dasar manusia. Bahkan posisinya tidak bisa digantikan dengan yang lain. Apakah kita sudah menyadari hal ini? Sayangnya perhatian terhadap air minum belum seperti yang diharapkan.

Hampir semua daerah di Indonesia sudah memiliki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), tapi hampir semua juga tidak memberikan layanan sebagaimana nama yang disandangnya yakni perusa- haan yang menghasilkan air minum. Yang terjadi, PDAM baru melayani kon- sumennya dengan air bersih.

Segenap Redaksi Majalah Percik mengucapkan

Tentu ini sebuah tantangan baru bagi

Selamat Idul Fitri 1425 H

PDAM. Mengingat sebagian besar PDAM masih menanggung beban utang.

“Mohon Maaf Lahir dan Batin”

Jumlahnya pun cukup besar. Sebagian yang lain masih berkutat dengan per- soalan inefisiensi dan mismanajemen. Di

terus berkembang saat ini. sisi lain, tuntutan terhadap pelayanan

dampak yang signifikan tidak hanya bagi

Pembaca, rubrik wawasan kali ini yang optimal tak bisa dibendung lagi

PDAM tetapi juga kepada masyarakat

mungkin tak seperti biasanya. Ada satu apalagi Indonesia telah menyepakati

pelanggan air minum.

tulisan yang cukup panjang mengenai komitmen yang dicanangkan oleh

Lalu bagaimana dengan PDAM

Strategi Peningkatan Kesadaran Masya- pemimpin dunia pada Johannesburg

sendiri untuk memenuhi tuntutan itu,

rakat. Isinya cukup menarik berkaitan Summit 2002 sebagai manifestasi dari

Percik mengadakan wawancara dengan

dengan bagaimana menggerakkan kesa- Millennium Development Goals (MDGs).

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air

daran masyarakat dari berbagai sudut Di sana dinyatakan bahwa pada tahun

Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi)

pandang dan oleh berbagai kalangan ter- 2015, separuh dari penduduk dunia yang

Ridwan Syahputra Musagani. Berbagai

hadap konservasi air. saat ini belum mendapatkan akses ter-

hal menyangkut PDAM terungkap

Perlu kami informasikan, kegiatan hadap air minum (safe drinking water)

darinya, termasuk gagasannya agar air

Kelompok Kerja AMPL cukup banyak dan harus telah mendapatkan akses tersebut.

minum bisa memperoleh subsidi sebagai-

kami tampung di rubrik Seputar AMPL. Selanjutnya pada tahun 2025, seluruh

mana bahan bakar.

Informasi lainnya, lomba penulisan ten- penduduk dunia harus telah menda-

Tak kalah menariknya, pengalaman

tang penyelenggaran air minum dan patkan akses terhadap air minum.

PDAM Tirta Pakuan, Kota Bogor, yang

penyehatan lingkungan telah memasuki Tentu untuk mencapai hal itu harus

telah berhasil mengembangkan layanan

tahap penilaian. Pada November ini terjadi perubahan paradigma dari air

air minum dalam arti sebenarnya. Air

pemenang akan diumumkan. bersih menjadi air minum. Perubahan

produknya telah memenuhi kualitas yang

Akhirnya kami berharap Percik akan filosofi inilah, yang menurut Direktur

ditetapkan untuk diminum. Hanya saja

terus menjadi salah satu referensi Anda Permukiman dan Perumahan Bappenas,

memang masih dalam skala kecil. Ken-

di bidang air minum dan penyehatan Basah Hernowo, akan memberikan

dati begitu, ini adalah cikal bakal untuk

memenuhi tuntutan masyarakat yang

lingkungan. Wassalam.

Percik 1

Oktober 2004

S UARA ANDA

PERCIKARTUN KARIKATUR:RUDI KOSASIH

Ingin Dapat Percik

Sebelumnya saya memperkenalkan diri, nama saya Kesit Kanigoro. Saya be- kerja di sebuah NGO (World Vision International) di Jakarta. Saya mengeta- hui majalah ini dari teman yang meng- ikuti pertemuan dengan beberapa lemba-

ga sekitar bulan September lalu. Ketika saya membaca isinya ternyata bagus sekali dan amat membantu saya untuk menambah wawasan saya tentang sani- tasi. Saya kebetulan baru mendapatkan tugas untuk menangani hal ini, jadi saya harus belajar banyak tentang sanitasi dan air minum.

Untuk itu saya perlu informasi ba- gaimana mendapatkan majalah ini. Saya sudah mencoba akses ke internet me-

Proceeding International Conference.

Tema yang Aktual

mang ada dalam situs AMPL, tapi saya

3. Pedoman Pengelolaan Persampah-

kesulitan untuk men-download-nya. Di

Terima kasih kami ucapkan atas manakah saya bisa mendapatkan cetakan

an Perkotaan bagi Pelaksana, Depar-

kiriman Percik edisi Juni ke kantor kami, majalah ini atau CD-nya. Atas bantuan-

temen Permukiman dan Prasarana Wila-

sebagai media pertukaran informasi nya kami ucapkan terima kasih.

yah, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan

dan Tata Perdesaan, 2003.

bidang AMPL. Kami nilai isi media terse-

4. Pedoman Pengelolaan Persam-

but sudah cukup variatif, dari laporan

Kesit Kanigoro

pahan Perkotaan bagi Eksekutif dan

utama, wawasan, reportase, dan rubrik-

Jakarta

Legislatif Pemerintah Kota/Kabupaten,

rubrik lain. Untuk penyempurnaan, kami

menyarankan agar pada penerbitan-pe- Percik bisa didapatkan di kantor

Departemen Permukiman dan Prasarana

nerbitan selanjutnya, tema yang diangkat Pokja AMPL atau sekretariat redaksi

Wilayah, Direktorat Jenderal Tata Per-

merujuk pada isu-isu yang akan atau Percik di Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Ja-

kotaan dan Tata Perdesaan, 2003

sedang menjadi persoalan kita bersama karta Pusat, setiap hari kerja. Anda bisa

5. Pedoman Penyusunan Standar Pe-

seperti kekeringan saat ini dan mungkin datang langsung atau menghubungi

layanan Bidang Air Minum, Departemen

masalah banjir lagi pada bulan-bulan kami melalui telepon.(Redaksi)

Permukiman dan Prasarana Wilayah,

Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan

mendatang, dikaitkan dengan pengelo-

Tata Perdesaan, 2003.

laan AMPL pada keadaan tersebut.

6. Pedoman Penanggulangan Limbah

Ingin Dapat CD dan Buku Cair Domestik, Direktorat Jenderal Tata

[email protected]

Bapeda Subang Dalam rangka pengembangan Per-

Perkotaan dan Tata Perdesaan, 2003.

Atas bantuan, kerja sama serta perha-

pustakaan Jurusan Teknik Lingkungan

Terima kasih atas sarannya. Kami Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

tian Bapak/Ibu demi kepentingan maha-

akan berusaha terus memperbaiki isi Semarang untuk peningkatan wawasan

siswa kami atas nama jurusan, kami

majalah Percik. Berbagai masukan da- para mahasiswa bersama ini kami memo-

mengucapkan banyak terima kasih.

ri para stakeholder, bagi kami sangat hon kepada bapak/ibu Ketua Kelompok

berharga demi kemajuan majalah ini. Kerja Air Minum dan Penyehatan Ling-

Ir. Syafrudin CES, MT.

Bahkan kami amat senang jika para sta- kungan untuk dapat mengirimkan kepa-

NIP. 131 764 877

Jurusan Teknik Lingkungan

keholder di seantero Nusantara bisa

menuliskan hal-hal aktual yang terjadi berikut:

da kami beberapa CD dan buku sebagai

An. Dekan Fakultas Teknik UNDIP

Semarang

di wilayahnya masing-masing, terma-

1. Reducing Energy Cost ini Munici- suk berbagai pengalaman menyangkut pal Water Supplay Operations

AMPL, untuk kemudian kami muat 2.Water Supply and Sanitation for

Kami akan membantu sesuai dengan

di Percik. (Redaksi) Small Towns and Multivillage Schemes,

kemampuan dan ketersediaan CD atau

buku yang ada. (Redaksi)

2 Percik

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

Air Minum

Masih Jadi Impian

FOTO: OSWAR MUNGKASA

A orang/pengambil keputusan (pe-

ir adalah kehidupan. Kali- pelayanan air minum. Untuk itu, mat itu begitu dalam mak-

laporan utama kali ini akan ba- nanya, tapi sebagian besar

nyak menyoroti kinerja PDAM.

merintah) tidak menyadarinya.

Latar Belakang Pendirian

Buktinya, air minum belum masuk

PDAM

dalam daftar kebutuhan pokok Keberadaan PDAM merupa- manusia. Yang umum disebut

kan cerminan pelaksanaan pasal sebagai kebutuhan pokok adalah

5 ayat 4 UU No. 5 tahun 1962 makanan, pakaian, dan perumah-

tentang Perusahaan Daerah an. Lebih spesifik lagi, khalayak

yang berbunyi "Cabang-cabang sering menyebut sembako (sembi-

produksi yang penting bagi lan bahan pokok) sebagai kebu-

daerah dan yang menguasai tuhan dasar yang harus dipenuhi.

hajat hidup orang banyak di Terus di mana posisi air minum?

daerah yang bersangkutan di- Padahal kalau kita mau ber-

usahakan oleh perusahaan dae- pikir sejenak, betapa air mi-

rah yang modalnya untuk selu- num/bersih peranannya tak bisa

ruhnya merupakan kekayaan tergantikan. Kalau kita tak mem-

daerah yang dipisahkan". punyai beras, kita bisa makan singkong atau jagung atau lainnya.

Jumlah PDAM

Tak punya minyak goreng, kita Berdasar data terakhir yang bisa memasak tanpa minyak go-

tertera dalam dokumen Per- reng. Tapi kalau tidak ada air, apa

pamsi Direktori 2000, maka yang bisa kita lakukan dengan

jumlah PDAM telah mencapai sembako yang ada? Jadi barang

290 perusahaan. Selain itu, saat teronggok yang tak berguna.

ini tercatat 6 perusahaan swasta Memang saat ini kita bisa men-

yang telah beroperasi, yaitu PT jumpai air di mana-mana. Tapi

Palyja dan PT. Thames Water apakah air itu memenuhi syarat secara

Jaya yang mendapatkan konsesi dari kualitas untuk diminum/dimasak? Nanti

Bank Dunia (1992) mengungkapkan

PAM Jaya; PT. Tirta Artha Mulia di Bali dulu. Jika kita sembarangan menggu-

bahwa penyakit diare yang berasal dari

yang merupakan patungan swasta de- nakan air, alih-alih bisa sehat, justru

air yang tidak layak minum telah menye-

ngan PDAM Kabupaten Badung mem- sebaliknya bisa mendatangkan penyakit.

babkan kemaitan lebih dari 3 juta pen-

berikan pelayanan di kawasan Nusa Dua Dr. John Snow, epidemologis, pada tahun

duduk per tahun, jumlah terbesarnya

Bali; PT. Aditia Tirta Batam, perusahaan 1855 menemukan bahwa penyakit kolera

anak-anak. Ini semua menunjukkan beta-

patungan swasta Indonesia dengan menyebar bersama air yang rusak. Ada

pa pentingnya air minum bagi kesehatan

Biwater dari Inggris, mendapatkan kon- keterkaitan erat antara sumber air mi-

dan kehidupan. Air minum adalah kebu-

sesi untuk melayani seluruh pulau Batam num yang tercemar dan berjangkitnya

tuhan dasar manusia.

dari PT. Otorita Batam; PT. Dream di wabah kolera di Inggris saat itu. Pada

Usaha untuk memenuhi kebutuhan

Ambon, merupakan perusahaan pa- tahun 1880-an, Louis Pasteur mengem-

air minum di Indonesia termasuk meme-

tungan antara PDAM Ambon dengan bangkan teori the germ theory of disease

nuhi target MDGs tidak terlepas dari kip-

perusahaan DRENTE dari Belanda yang menjelaskan penularan penyakit

rah Perusahaan Daerah Air Minum

untuk melayani sebagian wilayah kota dari mikroba melalui media air. Studi

(PDAM). Bahkan untuk daerah perko-

taan, PDAM merupakan tulang punggung

Ambon.

Percik 3

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

Cakupan Pelayanan PDAM

gara mengalami defisit ketersediaan air Pelayanan air minum di kawasan

Terminologi Air Minum

terutama di musim kemarau. perkotaan umumnya ditangani oleh

A olahan atau tanpa proses pengolahan

ir Minum (drinking water) ada-

Kecenderungan konsumsi air mening-

lah air yang melalui proses peng-

PDAM, berbeda dengan kawasan perde-

kat tajam sementara ketersediaan air ba- saan yang lebih banyak ditangani oleh

ku yang memadai semakin terbatas. organisasi masyarakat setempat yang

memenuhi syarat kesehatan dan

Semakin langkanya air baku salah satu- beragam bentuknya. Tak heran tingkat

dapat langsung diminum. (Keputusan

nya disebabkan oleh pengelolaan air lim- pelayanan air minum PDAM di perdesaan

Menkes No. 907 Tahun 2002)

bah yang tidak terkendali disamping hanya mencapai sekitar 5 persen, semen-

Air Bersih (clean water) adalah

kurangnya usaha konservasi sumber air. tara di perkotaan telah menjangkau 51,7

air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya meme-

Berdasar data Departemen Pekerjaan

nuhi syarat kesehatan dan dapat

Umum, sekitar 56,15 persen KK mem- yang terlayani sebesar 56,6 juta jiwa, de-

persen (BPS, 2000). Jumlah penduduk

diminum apabila telah dimasak Pe-

buang langsung limbahnya ke sungai. ngan jumlah sambungan rumah sebanyak

ngertian air bersih dalam terminologi

Sementara sungai merupakan sumber air 4,748 juta unit dan hidran umum

akademis adalah air yang dihasilkan

baku PDAM. Lebih dari 60 persen kapa- sebanyak 85.700 unit.

dari rekayasa terhadap air kotor yang

sitas produksi mempergunakan sungai Walaupun demikian, baru sekitar

berasal dari tubuh manusia dan bi-

sebagai air bakunya. Penggunaan sungai 20,3 persen PDAM yang cakupan

natang serta berasal dari suatu ke-

giatan ekonomi agar layak disalurkan

sebagai sumber air baku bahkan menca-

kembali sebagai air permukaan.

pelayanannya di atas 25 persen, semen- pai 95 persen di Kalimantan. Sumber air tara hanya 8,6 persen cakupan pelayanan

tanah hanya dipergunakan oleh sekitar 35 di atas 50 persen, selebihnya sekitar 79,7 kualitas air yang dihasilkan banyak ter- persen PDAM kecil. persen baru melayani dibawah 25 persen.

kendala oleh ketersediaan sumber air

Tingkat kehilangan air secara nasional baku, baik kuantitas maupun kualitas. mencapai 32,18 persen, yang sangat

Masalah dan Kendala

Walaupun ketersediaan air Indonesia bervariasi diantara PDAM yang ada. Kontribusi pelayanan air minum mencakup sekitar 6 persen persediaan air Sebagai misal, PDAM Medan yang hanya PDAM tidak dapat dipungkiri cukup sig- dunia atau sekitar 21 persen persediaan

20 persen dibanding PAM DKI Jaya yang nifikan, walaupun sebenarnya kualitas air air Asia Pasifik (KLH, 2003), namun dari mencapai 44 persen. Tingkat kehilangan yang dihasilkan masih jauh dari yang tahun ke tahun kelangkaan air makin air yang masih sedemikian besar sangat diharapkan. Bahkan masih sering PDAM mengemuka. Secara nasional, ketersedi- mengurangi penerimaan dari PDAM. diplesetkan sebagai Perusahaan Daerah aan air masih mencukupi, tetapi jika Akibat selanjutnya kemampuan perusa- Air Mandi.

dirinci per wilayah maka akan terlihat haan untuk berkembang menjadi sema- Usaha PDAM untuk meningkatkan bahwa wilayah Jawa-Bali dan Nusa Teng- kin terbatas. Tinjauan PDAM berdasar jumlah pelanggan menunjukkan masih banyak PDAM yang beroperasi dibawah skala ekonomi yang memadai (sekitar 10.000 pelanggan). Hanya 14 PDAM dengan jumlah pelanggan diatas 50.000, semen- tara tercatat sekitar 168 PDAM dengan

PDAM dengan air siap minum

Berdasar data terakhir, di Indonesia paling tidak terdapat 4 PDAM yang telah memproduksi air siap minum yaitu PDAM Buleleng, PDAM Kota Malang,

PDAM Medan, dan PDAM Kota Bogor. Namun cakupan pelayanannya masih sangat terbatas.

4 Percik

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

jumlah pelanggan masing-masing di- FOTO: OSWAR MUNGKASA bawah 10.000 pelanggan. Kondisi jumlah

pelanggan yang demikian kecilnya tidak memungkinkan bagi PDAM yang ber- sangkutan untuk beroperasi secara efisien. Dapat dipastikan bahwa pemerin- tah daerah setiap tahun harus memberi subsidi yang besar pada PDAM tersebut.

Berdasar kondisi keuangan PDAM, maka (i) hanya 18 persen PDAM memiliki profitabilitas positif; (ii) 22 persen PDAM mempunyai ekuitas negatif; (iii) 44 persen PDAM tarifnya lebih kecil dari biaya operasi dan pemeliharaan; (iv) hanya 10 persen PDAM dengan kondisi keuangan sehat. Hutang PDAM sendiri secara keseluruhan telah menembus angka paling tidak Rp. 5 Triliun, dengan jumlah hutang pokok sebesar Rp. 3 Triliun. Hanya sekitar 89 PDAM yang bebas dari hutang.

seharusnya; (viii) kemampuan teknis dan num sebagai kebutuhan dasar manusia

Prinsip yang mengedepankan air mi-

Pada saat ini kebijakan

manajerial yang masih rendah. menjadikan PDAM dibebani tugas sosial

nasional Pembangunan

Akumulasi kendala dan masalah yang oleh pemerintah daerah. Akibatnya tarif

ada menjadikan usaha PDAM memberi ditetapkan lebih banyak mempertim-

Air Minum Berbasis

pelayanan yang baik pada masyarakat bangkan faktor sosial dan politik diban-

Lembaga yang merupakan

menjadi terkendala. Jangan lagi ber- ding pertimbangan teknis dan keuangan.

payung kebijakan

mimpi untuk mendapatkan layanan beru- Pemasukan menjadi negatif karena harga

pa produk air siap minum. jual menjadi lebih rendah dari biaya pro-

pengelolaan PDAM masih

dalam taraf penyelesaian

duksi, sehingga tarif yang ada tidak per-

Kebijakan ke Depan

bahkan menjadi salah

nah mencerminkan prinsip cost recovery

Menentukan kebijakan air minum (pemulihan biaya).

tidaklah mudah. Mengapa? Karena sektor Di satu pihak tarif yang ditetapkan

satu bagian dari

ini melibatkan banyak pihak dengan tidak dapat menutupi ongkos produksi,

program 100 hari

berbagai kepentingan. Dan sebagaimana namun usulan kenaikan tarif selalu men-

Kabinet Indonesia Bersatu.

diketahui, ego sektoral begitu kental da- dapat tantangan baik dari masyarakat

lam struktur pemerintahan di Indonesia. maupun legislatif. Sepertinya penolakan

Pada saat ini kebijakan nasional ini lebih disebabkan oleh ketidak- birokrasi dan politisi dalam pengelolaan Pembangunan Air Minum Berbasis Lem- mengertian masyarakat maupun legislatif PDAM; (ii) peraturan perundang-un- baga yang merupakan payung kebijakan saja. Hal ini dapat dijelaskan dari (i) rata- dangan yang tidak sesuai lagi; (iii) makin pengelolaan PDAM masih dalam taraf rata pengeluaran masyarakat untuk air sulitnya mendapatkan dan makin mahal- penyelesaian bahkan menjadi salah satu minum masih rendah sekitar 2 persen; nya biaya pengolahan air baku; (iv) jum- bagian dari program 100 hari Kabinet (ii) konsumsi air minum yang merupakan lah pelanggan yang tidak mencapai skala Indonesia Bersatu. kebutuhan dasar menjadikan tidak sensi- usaha yang ekonomis; (v) masih tingginya

Namun dalam buku Infrastruktur tif terhadap perubahan tarif.

tingkat kebocoran; (vi) tarif air yang tidak Indonesia yang diluncurkan Bappenas Dapat disimpulkan kondisi PDAM dapat menutup biaya produksi; (vii) tahun 2003, dapat ditemui beberapa yang masih memprihatinkan disebabkan kurangnya sosialisasi pada pelanggan dan kebijakan yang relevan yaitu (i) perlu ada oleh beberapa hal yaitu (i) campur tangan legislatif tentang struktur tarif yang penataan kembali (deregulasi) peraturan

Percik 5

Oktober 2004

perundang-undangan di bidang air mi- num. Dalam hal ini perlu ada upaya per- baikan peraturan perundang-undangan baik yang terkait dengan aspek teknis, kelembagaan, pembiayaan, kerja sama dengan swasta atau masyarakat, standar kesehatan air minum dan tarif. Selain itu perlu ada peningkatan partisipasi dunia usaha dan masyarakat dalam pemba- ngunan dan pengelolaan air minum melalui penciptaan iklim usaha yang kon- dusif; (ii) tak kalah pentingnya adalah peningkatan perlindungan sumber air dan kualitas lingkungan. Perlindungan sumber air baku perlu melibatkan lintas sektoral dan wilayah administrasi de- ngan membentuk water board authority yang beranggotakan pihak-pihak berke- pentingan. Langkah ini harus didukung oleh program konservasi alam, lingkung- an hidup, dan sumber daya air agar kehandalan ketersediaan air baku bisa dipertahankan. Di sisi pemakaian, pe- ngelolaan dan penggunaan air baku harus berprinsip pada optimasi dan efisiensi

yang berbasis pada watershed; (iii) secara khusus tentang restrukturisasi pengelo- laan PDAM maka perlu dilakukan pe- ngelompokan (regrouping) institusi-ins- titusi yang membangun dan mengelola air minum dalam satu wadah institusi regional. Fungsi regulator dan operator harus dipisahkan secara tegas agar PDAM bisa profesional dalam bekerja dan terbe- bas dari intervensi politik dan birokrasi. Mengenai tarif, perlu ada restrukturisasi berdasarkan prinsip pengembalian biaya investasi dan operasi (cost recovery),

penyetaraan sosial (social equity), keber- lanjutan pelayanan air minum, pember- lakuan biaya konservasi sumber air (con- servation cost) dan mempertimbangkan air sebagai benda ekonomi. Di samping itu, efisiensi perlu dilakukan terhadap pengelolaan PDAM melalui penurunan kebocoran teknis dan administratif. Menyangkut investasi, perlu dipikirkan untuk mengembangkan alternatif pembi- ayaan bagi pembangunan dan pengelo- laan air minum melalui penerbitan municipal bonds yang dijamin oleh pemerintah daerah atau melalui pen- jualan sebagian saham PDAM kepada masyarakat dan swasta; (iv) kebijakan lainnya yakni reformasi dan peningkatan penyediaan dan pembangunan air minum melalui pengembangan pola pembiayaan bersama (cost sharing) antartingkatan pemerintah; (v) yang tak boleh keting- galan adalah penyusunan rencana tindak dan rencana investasi di bidang air minum untuk mencapai sasaran pela- yanan air minum bagi 50 persen pen- duduk Indonesia yang saat ini belum mempunyai akses terhadap air minum sesuai target. MDGs.

Melihat kendala yang demikian banyak, maka mampukah PDAM mewu- judkan mimpi kita untuk mendapatkan air minum dalam pengertian yang sebe- narnya. Sepertinya untuk sementara air minum masih jadi impian kita semua. Atau dengan bahasa gaulnya "air siap minum…mimpi kali ye?"…..

(OM dan MJ)

L APORAN UTAMA

6 Percik

Oktober 2004

M enurut Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah

(BPLHD) Jawa Barat, sungai Cisadane, Ciliwung, Cileungsi, Citarum, dan Cimanuk telah terce-

mar bakteri coli pada tingkat yang sudah sangatt mengkhawatirkan. Air sungai tersebut sudah tidak layak lagi jadi sumber air minum.

Sumber: Kompas, 8 Juli 2003

Sungai Besar di Jawa Barat Tidak Layak sebagai Bahan Baku Air Minum

FOTO: OSWAR MUNGKASA

L APORAN UTAMA

Basah Hernowo, Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas

''Filosofi Air Minum Dorong Perbaikan PDAM''

FOTO: OSWAR MUNGKASA

A Namun ketika kita memasuki Pelita I dan

ir minum termasuk kebutuhan dasar manusia. Dan ini sudah ada sejak jaman Belanda dulu.

II, saat kita sedang gencar membangun sarana dan prasarana air minum, pan- dangan terhadap air minum ini bergeser karena kita terlalu mementingkan fi- siknya. Benar, secara fisik kita mampu mencapai target yang diharapkan, tapi secara manajemen kita tidak mampu mempertahankan kualitas air sebagai air minum. Saat itulah terjadi switch dari air minum menjadi air bersih. Padahal kalau kita lihat ke belakang, sebenarnya perbe- daan costing-nya antara air bersih dan air minum itu tidak terlalu signifikan. Be- danya mungkin hanya pada manajemen, bagaimana menjaga kualitas air minum hingga sampai ke pengguna (user), misal- nya menjaga tekanan dan tak ada kebo- coran.

Sebenarnya dengan filosofi air minum ini semua dituntut well performance baik PDAM-nya termasuk penggunanya. Mi-

Tapi kalau sekarang kita tembak bahwa salnya kalau ada kenaikan tarif, ya me-

diperbolehkan ada di air untuk tetap

PDAM harus melayani pengguna dengan mang harganya harus sebesar itu. Ban-

menjaga manusia aman/sehat. Jadi yang

kualitas air minum, pasti semua akan dingkan dengan sekarang dengan kondisi

satu masuk ke badan air, yang satu

care (peduli). Dengan seperti ini PDAM 'bersih', kadang-kadang isinya cacing,

masuk ke badan manusia.

akan evaluasi misalnya pipanya banyak kotoran dan sebagainya, maka orang

Dengan standar yang jelas PDAM

yang bocor, administrasi tidak beres akan malas untuk menerima kenaikan

tidak bisa main-main lagi. Kebocoran

sehingga akan bekerja sama dengan tarif karena mutu airnya rendah. Coba

yang sekarang masih 35 persen mau tidak

pemerintah pusat untuk melakukan pem- kalau kualitasnya bisa dibandingkan de-

mau harus ditekan karena masyarakat

binaan. Apakah misalnya pemerintah ngan air kemasan yang mahal itu, orang

akan menuntut. ''Ini Anda jual kepada

pusat bisa memfasilitasi untuk menda- tak akan sulit menerima kenaikan tarif.

saya air minum, kok tidak bisa diminum''.

patkan budget atau memperbaiki sistem- Oleh karena itu, yang perlu ditekankan

Dengan adanya pengawasan dari penggu-

na, PDAM akan memiliki kinerja yang

nya.

bahwa kualitas air itu menjadi tujuan

Dari situ pemerintah pusat juga bisa akhir dari pelayanan air minum.

baik. Kalau sekarang kan tidak ada yang

menuntut PDAM agar memiliki perfor- Kalau kita bandingkan dengan Ame-

counter.

mance dan manajemen yang baik. Peme- rika, yang dimaksud dengan clean water

Jadi perubahan filosofi ini sangat

rintah juga akan berbicara dengan pemi- di sana adalah air dari satu produk yang

penting. Mengapa? Karena sekarang kita

liknya yaitu pemerintah daerah. Oleh wajar masuk ke badan air. Jadi air itu tak

menghadapi masalah dilema manajemen

karena itu, ini sebenarnya salah satu boleh ada polutan lagi. Sedangkan air

di PDAM. Menko yang lama sudah me-

upaya kita untuk memecahkan masalah minum (safe drinking water) adalah

ngeluarkan strategi penyehatan PDAM,

pelayanan air minum kepada masyarakat kandungan kontaminan maksimum yang

tidak jalan karena demikian banyak

kepentingan yang terlibat di dalamnya.

yang dilakukan oleh PDAM. (MJ)

Percik 7

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

Sekilas Kondisi Air Minum dan Sanitasi Indonesia

aporan Pembangunan Manusia

PRIORITAS I

PRIORITAS III

Tahun 2004 yang dikeluarkan bersama oleh Bappenas, BPS dan

Kondisi air minum/

Kondisi air minum/

UNDP mengetengahkan beberapa fakta

sanitasi di bawah

sanitasi di atas

menarik terkait dengan air minum dan

a-rat

rata-rata Indonesia

rata-rata Indonesia

sanitasi. Dengan mengutip data BPS yang

as rat

Tingkat kemiskinan

Tingkat kemiskinan

terdapat dalam buku tersebut, maka kon- disi air minum dan sanitasi di setiap ka-

di atas rata-rata

di atas rata-rata

ingkat Kemiskinan

Di at

bupaten/kota dan propinsi dapat diper-

Indonesia

Indonesia

bandingkan. Tujuan yang ditetapkan dalam MDG telah menjadi kesepakatan bersama. Sa-

PRIORITAS II

PRIORITAS IV

lah satunya menyangkut air minum dan

sanitasi dasar yaitu target 10 yang menya-

Kondisi air minum/

Kondisi air minum/

takan bahwa separuh dari proporsi pen-

a-rat

sanitasi di bawah

sanitasi di atas

duduk yang belum mendapatkan akses

rata-rata Indonesia

rata-rata Indonesia

terhadap air minum dan sanitasi harus

Tingkat kemiskinan

Tingkat kemiskinan

telah dapat terpenuhi pada tahun 2015.

ingkat Kemiskinan

di bawah rata-rata

Sebagaimana kita maklumi bahwa target

T Di bawah rat

di bawah rata-rata

air minum Indonesia pada tahun 2015 se-

Indonesia

Indonesia

suai dengan MDG adalah 70 persen, se- mentara target sanitasi 63,5 persen.

Kondisi air minum/sanitasi

Kondisi air minum/sanitasi

Namun yang kurang disadari bahwa

di bawah rata-rata

di atas rata-rata

target tersebut berskala nasional yang ar- tinya merupakan angka rata-rata nasio- nal, sementara pengelolaan air minum

dapat perhatian serius terkait dengan dan sanitasi telah menjadi kewenangan

sangat sederhana tapi paling tidak dapat

kondisi air minum dan sanitasi tetapi pemerintah kabupaten/kota. Seharusnya

menggambarkan kondisi daerah. Metode

yang prioritas utama hanya delapan yaitu perhatian lebih diarahkan pada kondisi

yang dipergunakan adalah dengan meng-

NAD, Sumsel, Bengkulu, NTB, NTT, air minum dan sanitasi di kabupa-

klasifikasikan kondisi kabupaten/kota

Sulteng, Gorontalo dan Papua. Sementara ten/kota. Sebagai ilustrasi, walaupun In-

maupun propinsi dalam empat kuadran

terdapat empat propinsi yang kondisi air mi- donesia memenuhi target tersebut tetapi

seperti yang tertera di atas.

numnya perlu segera dibenahi tetapi prio- jika dilihat lebih rinci lagi maka akan di-

Berdasar pada pengklasifikasian ter-

ritas utama perlu diberikan pada Propinsi temukan masih banyaknya kabupa-

sebut, maka dapat ditetapkan urutan pri-

Lampung. Kondisi sanitasi yang mempri- ten/kota dengan kondisi air minum dan

oritas penanganan yaitu prioritas I, pri-

hatinkan terdapat pada 6 propinsi dengan sanitasi yang jauh dari memadai.

oritas II, prioritas III, dan prioritas IV.

prioritas utama pada empat propinsi yaitu Secara teoritis maupun empiris ter-

Daerah yang perlu untuk mendapatkan

Jateng, Jatim, Sultra, dan Maluku. nyata peningkatan kualitas dan keterse-

perhatian serius dalam penanganan air

Propinsi yang tidak termasuk dalam diaan air minum dan sanitasi dapat me-

minum dan sanitasi adalah daerah de-

prioritas utama dalam penanganan air ningkatkan kesejahteraan penduduk

ngan prioritas I.

minum dan sanitasi mencapai delapan yang berarti juga mengurangi tingkat ke-

Berdasarkan pada pengklasifikasian

propinsi. Sementara yang tidak menjadi miskinan. Tulisan ini mencoba memberi

di atas, maka secara umum dapat di-

prioritas utama dalam penanganan air gambaran kondisi pelayanan air minum

hasilkan beberapa prioritas penanganan

minum adalah Sumbar, Jateng, Jatim. dan sanitasi dikaitkan dengan tingkat ke-

baik untuk air minum, sanitasi maupun

Selain itu, penanganan sanitasi di miskinan di kabupaten/kota.

gabungan air minum dan sanitasi di pro-

Lampung, Riau, Jambi dan Jabar belum Tentunya metode yang dipergunakan

pinsi maupun kabupaten/kota.

Terdapat 13 propinsi yang perlu men-

perlu menjadi prioritas utama.

8 Percik

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

PRIORITAS PENANGANAN

AIR MINUM PROPINSI Rumah Tangga yang Mempunyai Akses Air

Rumah Tangga yang Mempunyai Akses Sanitasi

per Propinsi Tahun 2002

Minum per Propinsi Tahun 2002

Lampung Jateng, Jatim, Riau, Jambi,

Sumbar. Jabar.

Bali DKI Jakarta

DKI Jakarta

Sulawesi Utara

DI Yogyakarta

PRIORITAS PENANGANAN

Kalimantan Timur

Jawa Timur

Riau

Kalimantan Timur

SANITASI PROPINSI

Lampung

DI Yogyakarta

Sumatera Utara

Jawa Tengah

Jateng, Jatim, Lampung

Jawa Barat*

Sulawesi Tenggara

Sultra, Maluku

Sulawesi Utara

Kalimantan Selatan

Jambi

Sumatera Utara

Sumbar, Malut Riau, Jambi,

Bali

Sumatera Barat

Jabar

Kalimantan Selatan

Maluku Utara**

INDONESIA

Maluku*

Sumatera Selatan*

INDONESIA

PRIORITAS PENANGANAN Bengkulu

NTT

AIR MINUM DAN SANITASI PROPINSI Sulawesi Selatan

Banten**

Kalimantan Tengah

PROPINSI

Lampung

Jawa Tengah

NTT

NAD, Sumsel, DIY

Jawa Timur Maluku Utara** PROPINSI

Jambi

Bengkulu, NTB,

Bengkulu

Nangroe Aceh

NTT, Sulteng,

Sumatera Barat

Bangka Belitung**

Gorontalo, NTB Nangroe Aceh

Papua Sumatera Selatan*

Kalimantan Barat

Sulawesi Tenggara

Jawa Barat*

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Babel, Banten, Sumut, DKIJakarta,

Bangka Belitung**

Banten**

Kalbar, Kalteng, Bali, Kalsel,

Maluku

Riau

Sulsel Papua*** Kaltim, Sulut

Sulawesi Tengah

Kalimantan Tengah

NTB

Kalimantan Barat

Lebih rinci lagi, kondisi kabupaten dan kota juga dapat diklasifikasikan de- ngan menggunakan metode ini. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

PRIORITAS PENANGANAN AIR MINUM

Sumber: Indonesia Human Development Report 2004

DAN SANITASI KABUPATEN/KOTA

Keterangan:

PRIORITAS

* = Propinsi yang mengalami pemekaran

I II III

IV ** = Propinsi baru hasil pemekaran

Air Minum dan Sanitasi

87 37 27 79 *** = propinsi berubah nama

Air Minum

dalam penanganan air minum saja sebanyak beri ilustrasi lebih rinci tentang kondisi Berdasar tabel di atas, terlihat bahwa

28 kabupaten/kota, dan penanganan sani- air minum dan sanitasi Indonesia dan kabupaten/kota yang perlu mendapat tasi saja sebanyak 26 kabupaten/ kota.

tidak hanya pada skala rata-rata nasional perhatian relatif berimbang dengan kabu-

Tentunya pemeringkatan menurut sehingga akan terlihat betapa kondisi kita paten/kota yang relatif baik kondisi air prioritas seperti yang dilakukan di atas sangat beragam. Diharapkan ini akan minum dan sanitasinya. Secara umum, tidak perlu diterjemahkan secara harfiah memberi masukan bagi langkah penca- kabupaten/kota yang perlu mendapat pri- dalam arti bahwa ketika daerah tidak paian target MDG di masa depan. oritas utama dalam penanganan air masuk dalam prioritas utama maka dae-

Hasil selengkapnya dari kondisi air minum dan sanitasi adalah sebanyak 87 rah tersebut tidak perlu melakukan pem- minum dan sanitasi per kabupaten/kota kabupaten/kota. Sementara kabupaten/- bangunan di sektor air minum dan sani- dapat diakses pada situs AMPL kota yang perlu mendapat prioritas utama tasi. Gambaran di atas hanya ingin mem- www.ampl.or.id

(OM)

Percik 9

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

Menilik MDGs Air Minum

Mengapa MDGs penting?

suk air perpipaan, air pompa, air dari su-

Bagaimana Kondisi kita dalam men-

MDGs merupakan kesepakatan pe-

mur terlindungi atau sumber air terlin-

capai tujuan pembangunan mileni-

mimpin dunia untuk bersama-sama me-

dungi atau air hujan.

um (MDGs) pada tahun 2015?

nanggulangi masalah yang dihadapi oleh Secara nasional pada saat ini (2002) sebagian besar negara berkembang di du-

sekitar 50 persen penduduk mempunyai nia seperti kemiskinan, buta huruf, kela-

Bagaimana Cara menghitung target

akses kepada sumber air yang memadai. paran, tingginya angka kematian bayi, ke-

MDG?

Masih dibutuhkan tambahan sekitar 20 kurangan pendidikan, kekurangan air mi-

Pertama kali perlu disepakati jumlah

persen penduduk yang perlu disediakan num dan sanitasi, serta degradasi ling-

proporsi penduduk yang mempunyai akses

akses pada tahun 2015. kungan.

kepada sumber air yang memadai pada

Berdasar perkiraan kasar, sebagaima- Masalah tersebut tak dapat terselesai-

tahun 1990, yaitu sekitar 40 persen.

na tercantum dalam buku Infrastruktur kan tanpa adanya bantuan dan kerjasama

Kemudian proporsi penduduk selebihnya

Indonesia (Bappenas), maka kebutuhan dari seluruh negara di dunia. Kesadaran

yaitu 60 persen merupakan proporsi pen-

investasi per tahun untuk mencapai target ini yang mendasari dideklarasikannya

duduk yang belum mempunyai akses ter-

tersebut adalah sekitar 4-5 Triliun. Semen- MDGs yang diharapkan dapat menjadi alat

hadap sumber air yang memadai. Sehing-

tara ketersediaan dana setiap tahun hanya pemersatu seluruh negara di dunia dalam

ga pada tahun 2015, proporsi penduduk

mencapai sekitar 600 M sampai 1 Triliun. memerangi masalah mendasar manusia.

yang harus mendapat akses adalah sebesar

30 persen (setengah dari 60 persen). Ber-

Dibutuhkan sumber dana lain untuk me-

arti penduduk yang punya akses 40 persen

menuhi kebutuhan tersebut seperti dana

Tujuan dan Target Air Minum dalam

(1990) ditambahkan dengan tambahan

kontribusi masyarakat, swasta, hibah dan

MDGs

pinjaman luar negeri. Dari 8 tujuan dan 18 target MDGs,

proporsi penduduk yang harus mempu-

Namun yang perlu lebih mendapat maka air minum bersama sanitasi terkait

nyai akses sebesar 30 persen (2015), se-

perhatian adalah bahwa sebenarnya tang- langsung dengan Tujuan 7 yaitu Pengelola-

hingga keseluruhan proporsi penduduk

gungjawab pengelolaan air minum telah an Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

yang harus mempunyai akses pada tahun

diserahkan ke pemerintah daerah sesuai dan Target 10 yakni mengurangi separuh,

2015 menjadi 70 persen. Sebenarnya cara

dengan amanat undang-undang yang ada. pada tahun 2015, dari proporsi penduduk

menghitungnya sederhana.

Sehingga untuk mencapai target MDGs, yang tidak memiliki akses terhadap air mi-

keterlibatan pemerintah daerah menjadi num dan sanitasi dasar.

Salah Kaprah tentang MDGs

keniscayaan.

T prahan dalam menyikapi MDGs, diantara- cakupan pelayanan air minum di masing-

anpa disadari terjadi beberapa kesalahka-

Jika menyimak lebih jauh kondisi

Indikator apa yang dipergunakan

dalam menghitung pencapaian ki- nya (i) MDGs diterjemahkan hanya sekedar se-

masing kabupaten/kota, maka akan dida-

kumpulan target yang harus dipenuhi. Sebe-

nerja target MDGs?

pati masih banyak daerah yang cakupan Setiap negara diberi keluwesan untuk

narnya target yang ditetapkan dalam MDGs

pelayanannya masih jauh tertinggal. menentukan sendiri indikator yang diper-

harus dipandang sebagai suatu cara untuk

Misalnya masih terdapat sekitar 45 kabu- gunakan dalam mencapai target yang dite-

menggalang kesepakatan diantara seluruh pemimpin dunia untuk menyelesaikan per-

paten/kota dengan cakupan pelayanan tapkan. Di Indonesia sesuai dengan yang

masalahan mendasar negara berkembang.

dibawah 35 persen. tercantum dalam dokumen Indonesia:

Disini yang dipentingkan adalah semangatnya.

Ketika secara nasional kita dapat Progress Report on the ‘Millenium Deve-

Bagaimana agar permasalahan yang ada men-

mencapai target 70 persen pada tahun lopment Goals' yang diluncurkan Februari

jadi perhatian kita semua. Kebersamaan menja- di kuncinya; (ii) Target air minum dan sanitasi

2015, maka bagaimana dengan kemung- 2004, maka indikator yang dipergunakan

dasar dalam MDGs menggunakan proporsi dan

kinan masih banyaknya kabupaten/kota adalah proporsi penduduk yang mempu-

sama sekali tidak mencantumkan angka abso-

yang masih tertinggal. Sebaiknya penca- nyai akses terhadap sumber air yang tang perkiraan penduduk pada tahun 2015; (iii)

lut . Hal ini untuk menghindari perdebatan ten-

paian target 70 persen tersebut sejauh memadai.

Tahun yang dipergunakan sebagai tahun dasar

mungkin juga memperhatikan kondisi dari Terdapat dua kondisi yang dianggap

adalah tahun 1990. Dokumen National Action

masing-masing kabupaten/kota. Sehingga masuk dalam kategori sumber air yang

Plan Air Bersih masih menggunakan tahun da-

pada tahun 2015, ketika target tersebut memadai yaitu (i) air perpipaan; (ii) sum-

sar 2000; (iv) Definisi air minum bukanlah defi- nisi sebagaimana yang tercantum dalam Kepu-

tercapai secara nasional maka sekaligus ber air terlindungi yang berjarak paling

tusan Menkes No. 907 Tahun 2002, tetapi seti-

juga jumlah kabupaten/kota yang masih sedikit 10 meter dari lokasi pengumpulan

ap negara diberi keleluasaan untuk mendefinisi-

tertinggal sudah jauh berkurang. Ini sesuai tinja (cubluk, septic tank dan sejenisnya).

kan secara lebih luwes. Seperti yang dijelaskan

dengan semangat kebersamaan dari Sehingga sumber air yang memadai terma-

sebelumnya, semangat kebersamaan menyele- saikan masalah lebih dikedepankan.

(OM)

MDGs. (OM)

10 Percik

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

Peringkat Cakupan Layanan Air Minum Per Kabupaten/Kota Tahun 2002

No. Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota Cakupan ( % ) 1 Kota Surabaya

Cakupan ( % )

No.

Kabupaten/Kota

Cakupan ( % )

No.

Lampung Tengah 59.3 2 Jakarta Utara

Kota Probolinggo 59.3 3 Kota Banjarmasin

Kota Gorontalo 59.3 4 Kota Pematang Siantar 94,6

Kendal 59.0 5 Kota Solok

Madiun 58.9 6 Kota Balikpapan

65 Kota Sabang

Tuban 58.9 7 Kota Sibolga

Purworejo 58.6 8 Kota Ujung Pandang

67 Kota Bandung

Luwu 58.6 9 Kota Banda Aceh

68 Timur Tengah Utara

Kota Mojokerto 58.4 10 Kota Jayapura

Mojokerto 58.2 11 Kota Tegal

70 Kota Denpasar

Gowa 58.2 12 Kota Salatiga

72 Kota Bandar Lampung 66,1

Nias

Pesisir Selatan 58.0 14 Kota Bontang

73 Gunung Kidul

Bungo 58.0 15 Kota Buleleng

74 Kota Padang

Jombang 57.8 16 Kota Magelang

75 Lampung Timur

Bantul 57.7 17 Jakarta Pusat

76 Muaro Jambi

Sleman 57.6 18 Gianyar

Kota Kediri 57.6 19 Kota Samarinda

Sumedang 57.4 20 Kota Tanjung Balai

79 Kota Pangkalpinang

Probolinggo 57.1 21 Kota Padang Panjang

80 Kota Surakarta

Tapin 56.9 22 Jakarta Barat

56.8 23 Kota Pasuruan

82 Kota Sukabumi

Muna 56.8 24 Kota Bukit Tinggi

Kota Yogyakarta 56.7 25 Rembang

Banggai 56.5 26 Kota Kupang

85 Kota Pare-Pare

Tana Toraja 56.5 27 Kota Semarang

Halmahera Pusat 56.5 28 Kota Medan

Bengkayang 56.4 29 Kota Manado

Kota Bekasi 56.1 30 Kota Sorong

Deli Serdang 56.0 31 Kota Bitung

Bolaang Mongondow 56.0 32 Kota Payakumbuh

Pangkajene Kepulauan 55.8 33 Ngada

Bengkulu Utara 55.7 34 Kota Cirebon

93 Kota Cilegon

Kota Banjar Baru 55.7 35 Kota Ternate

Jakarta Timur 55.4 36 Kota Kendari

95 Aceh Tenggara

Kota Mataram 55.4 37 Pati

96 Banggai Kepulauan

55.2 38 Sumba Timur

Kota Binjai 54.9 39 Kulon Progo

Boyolali 54.3 40 Sidoarjo

Dompu 54.3 41 Kota Ambon

Kota Malang

Cilacap 54.0 42 Kota Baru

Lima Puluh Kota

Sumbawa 54.0 43 Kota Madiun

Pandeglang 53.9 44 Klungkung

Maluku Tengah

Kota Depok 53.8 45 Kota Batam

Lampung Selatan 53.5 46 Batanghari

Kota Bogor 53.5 47 Kota Sawah Lunto

Jember 53.5 48 Kota Palembang

Buton 53.5 49 Wonosobo

Enrekang 53.3 50 Bangkalan

Pinrang 53.1 51 Semarang

53.0 52 Kota Jambi

Tenggamus 52.8 54 Sampang

Rejang Lebong

Maluku Tenggara Barat 52.6 55 Grobogan

Aceh Tengah 52.4 56 Aceh Utara

Sanghite Talaud 52.4 57 Purbalingga

Tanah Datar

Sinjai 52.1 58 Soppeng

Labuhan Batu 52.0 59 Jepara

Maros 52.0 60 Blora

Percik 11

Oktober 2004

L APORAN UTAMA

Kabupaten/Kota Cakupan ( % ) 181

No. Kabupaten/Kota

Cakupan ( % )

No.

Kabupaten/Kota

Cakupan ( % )

No.

Kota Dumai 32,6 182

Kotawaringin Barat

Aceh Selatan 32,4 183

Aceh Barat 32,4 184

Kota Metro

Way Kanan 30,9 186

Polewali Mamasa

Aceh Besar 30,5 190

Toba Samosir 30,1 191

Padang Pariaman

Aceh Singkil 29,1 194

Kutai Timur

Puncak Jaya 29,1 195

Sindenreng Rappang

Lombok Timur

Tapanuli Selatan 28,5 196

Mandailing Natal 28,1 197

Tulang Bawang

Jakarta Selatan

Lampung Barat 27,9 198

Rokan Hulu 27,8 199

Tanah Laut

Barito Kuala 27,4 200

Sumba Barat

Tanjung Jabung Barat 26,8 202

Kota Tebing Tinggi

Musi Banyuasin

Kutai Barat 26,0 203

Lampung Utara

Biak Numfor 25,2 205

Lombok Tengah

Hulu Sungai Tengah

Barito Utara 23,6 207

Kapuas Hulu 19,6 210

Hulu Sungai Utara

Maluku Tenggara

Kota Palangkaraya

Tapanuli Tengah

Kota Pontianak 14,5 213

Kota Pekalongan

Tapanuli Utara

Kepulauan Mentawai 11,8 216

Luwu Utara

Aceh Timur

Yapen Maropen 10,4 217

Hulu Sungai Selatan

Kepulauan Riau

Maluku Utara

Sawah Lunto / Sijunjung 39,0

Kuantan Sengingi

Indragiri Hilir 4,3 221

Rokan Hilir

Tanjung Jabung Timur 1,1 222

Muara Enim (Liot)

225 Flores Timur

Indragiri Hulu

Laporan Pembangunan Manusia 2004, 228

Timur Tengah Selatan

Bappenas -- BPS -- UNDP 229

Ogan Komering Hilir

Kota Tangerang

Kota Tarakan

231 Ogan Komering Ulu

232 Kota Blitar

233 Lombok Barat

Kota Palu

234 Musi Rawas

Kotawaringin Timur

237 Bengkulu Selatan

238 Kota Pekan Baru

Barito Selatan

12 Percik

Oktober 2004

D i Batam, urusan air bukan urus-

an gampang. Pulau di sebelah timur Sumatera ini tak cukup

punya sumber air tawar alami. Tak ada sungai yang bisa dijadikan sumber air ta- war dan air tanah untuk memenuhi kebu- tuhan 600 ribu penduduknya.

Kondisi alam seperti itulah yang men- dorong Otorita Batam untuk membuat enam situ buatan untuk menadah air hu- jan. Air hujan itu lalu diolah untuk me- menuhi kebutuhan air warga Batam. Air danau itu diolah PT. Adhya Tirta Batam (ATB) menjadi air baku untuk air minum. Sejak 1995, perusahaan ini memiliki kon- sensi pengelolaan air minum selama 25 tahun. PT. ATB yang merupakan per- kongsian antara perusahaan asing dari Inggris, Cascal, dan perusahaan lokal, Bangun Cipta Kontraktor serta Syabata Cemerlang mengalirkan air ke rumah- rumah penduduk.

Namun tak semua penduduk menda- pat jatah air. Peraturan setempat mela- rang ATB mengalirkan air ke rumah-ru- mah yang ada di kawasan ilegal yang dikenal dengan sebutan ruli alias rumah liar. Persoalanpun muncul. Pasalnya tak kurang dari 80 ribu warga yang menem- pati ruli sama-sama membutuhkan air seperti warga yang lain. Sebenarnya pen- duduk ruli berusaha mendapatkan air lewat penampungan air hujan serta mem- beli air dari lori (truk penjual air). Sayangnya kualitas air yang mereka beli tak bisa digunakan untuk minum. Karena kebanyakan lori mendapatkan air dari selokan. Akibatnya, munculah aksi-aksi pencurian air. Warga kawasan ruli, ke- mudian membuat sambungan-sambung- an liar ataupun merusak pipa untuk men- dapatkan air.

Aksi ini cukup merugikan ATB, kare- na jumlah air yang hilang (non revenue water/NRW) bisa mencapai lebih dari 30 persen. Ongkos produksi air tak bisa ditutupi oleh pembayaran langganan air

gara-gara air yang hilang. Sementara itu, aksi pencurian ini juga potensial meru- gikan para pelanggan. Bayangkan kalau seandainya, ongkos produksi yang hilang itu harus dibebankan ke pelanggan. Se- lain itu, kualitas dan tekanan air yang sampai ke rumah pelanggan pun menu- run karena kebocoran pipa.

Pengawasan terhadap jaringan pipa air bersih pun tak gampang dilakukan. Luasnya jaringan pipa yang mencakup seluruh Pulau Batam mempersulit penga- wasan. Usaha-usaha pengawasan ternya- ta tak mengurangi jumlah air yang hilang. Seperti permainan kucing-kucingan. Ke- bocoran pipa di satu titik dapat diatasi, muncul kebocoran di titik lain.

Menyikapi hal ini, ATB bersama de- ngan Otorita Batam mencoba mencari jalan keluar. Kepentingan bisnis untuk mengurangi NRW bukan satu-satunya pertimbangan. Ikut dipertimbangkan juga kebutuhan air bersih warga ruli. Meski mereka tinggal di daerah illegal, mereka juga ikut menyumbang pertum- buhan ekonomi di Batam. Mereka yang kebanyakan bekerja sebagai buruh, sat- pam, tukang ojek ternyata punya penda- patan dan daya beli yang cukup tinggi.

Pendapatan rata-rata penduduk ruli berkisar antara Rp. 600 ribu rupiah hing-

ga Rp 1,5 juta. ATB dan Otorita pun harus memeras

otak. Di satu sisi dia harus bisa melayani kebutuhan air warga ruli -- karena me- mang hanya inilah cara jitu memberantas aksi pencurian air-- di sisi lain ada per- aturan yang melarang buat mengalirkan air ke kawasan ruli. Akhirnya, ATB dan Otoritas Batam memutuskan memba- ngun kios-kios air di dekat kawasan ruli. Untuk tahap pertama dibuat delapan kios air. Kios-kios ini diserahkan kepada pihak tertentu untuk dikelola. Tentu saja tak sembarangan pihak bisa mengelola. Setidaknya ada dua syarat untuk bisa mengelola kios air. Pertama, institusinya harus berbadan hukum, seperti koperasi atau CV, sehingga institusi itu bisa jadi pelanggan legal ATB. Kedua, pengelola ini harus mendapat dukungan dari pen- duduk ruli sekitarnya. Orang-orang yang mengelolanya pun ditunjuk oleh warga ruli. Tujuannya untuk mengurangi kon- flik di masa datang serta memastikan bahwa penduduk ruli membeli air dari kios itu.

Kios air yang dibuat dari kontainer

AWASAN

BATAM: Air Mengalir Lewat Kios

Oleh: Tri Dewi Virgiyanti *)

FOTO: ISTIMEWA

Percik 13

Oktober 2004

W AWASAN

kenyamanan hidup para penghuni ruli bersih ATB. Kios ini dilengkapi meteran

bekas ini dihubungkan ke jaringan air

Pengadaan kios air ini

pun meningkat. Keluhan penyakit kulit air serta keran pengatur. Kios ini juga

masih perlu kajian lebih

serta penyakit pencernaan kini jauh bersifat portable, mudah dipindahkan ke

mendalam, apakah

berkurang.

tempat lain jika diperlukan.

Tentu saja masih banyak hal yang Antara pengelola dan ATB dibuatlah

benar-benar mengun-

perlu terus dipantau dalam pelaksanaan perjanjian-perjanjian yang mengikat an-

tungkan bagi ATB

kios air agar di kemudian hari keberadaan tara kedua belah pihak. Isinya antara lain

kios air ini secara kontinu dan berkelan- pihak pengelola harus memelihara kios

maupun masyarakat,

jutan bisa memberikan akses air bersih air dan melakukan pembayaran ke ATB.

baik masyarakat ruli

yang layak bagi seluruh warga dan peker- Pihak pengelola juga yang mengatur

atau masyarakat

jaan rumah pihak otorita untuk membe- pendistribusian air ke penduduk setem-

rantas ruli dapat dicapai. pat. Hanya warga sekitar yang mendaftar

pelanggan ATB lainnya.

Mungkin keberadaan kios air dan yang dapat membeli air dari kios.

keuntungan yang diperoleh dari pen- Tujuannya untuk menghindari penjualan

jualan air ini dapat mulai dipergunakan air ke penjual komersial seperti lori.