Makalah Perilaku Organisasi Sikap Dan K
Perilaku Organisasi
Disusun Oleh :
Priyo Hartono
NPM : 123100031
Fakultas Ilmu Administrasi Niaga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini perkembangan perilaku organisasi semakin
terasa kemajuannya bahkan telah menjadi sesuatu hal yang ramai
dibicarakan orang, bukan saja di kalangan akademisi tetapi para
politisi dan para birokrasipun berbicara tentang perilaku organisasi.
Ini disadari karena disamping perilaku organisasi ini mudah
dipahami, juga persoalan-persoalan organisasi yang cenderung
semakin
ruwet,
ditambah
pula
berbagai
persoalan-persoalan
manusia dengan berbagai karakter dan perilaku berlanjut menjadi
tantangan utama yang sering dihadapi oleh setiap pimpinan
organisasi baik orgnaisasi pemerintah maupun organisasi swasta
dewasa ini. Oleh sebab itu seorang pimpinan sangat dituntut
peranannya untuk bagaimana memahami perilaku organisasi.
Robbins
(2007:17)
mengemukakan,
memahami
perilaku
organisasi bagi seorang manajer merupakan hal yang sangat
penting. Pandangan sepintas terhadap sedikit perubahan dramatis
yang
sekarang
ini
terjadi
di
banyak
organisasi
mendukung
pertanyaan ini. Sebagai contoh, karyawan bisa menjadi lebih tua;
semakin banyak wanita dan orang kulit berwarna berada di
lingkungan kerja; pengecilan ukuran perusahan dan penggunaan
pekerja temporer yang begitu banyak melemahkan ikatan kesetiaan
yang dulunya mempererat karyawan dengan para pemberi kerja,
sertra kompetisi global yang mengharuskan karyawan lebih feksibel
dan
belajar
menanggulangi
perubahan
yang
cepat.
Dengan
demikian tantangan yang sangat menonjol dihadapi oleh para
pimpinan dalam setiap organisasi adalah masalah perilaku manusia
itu sendiri.
Manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam
setiap organisasi apapun bentuknya. Ketika manusia memasuki
dunia organisasi maka itulah awal perilaku manusia yang berada
dalam organisasi itu. Oleh karena persoalan-persoalan manusia
senantiasa
berkembang
berdasarkan
situasi dan kondisi
dan
semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan organisasi
dan khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin
berkembang. Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada
ilmu perilaku itu sendiri.
Warren Bennis (Thoha, 2007:3) meramalkan bahwa 25 sampai
50
tahun
mendatang
kita
semua
akan
ikut
berpartisipasi
menyaksikan akhir hayat dari birokrasi, dan kita akan mengetahui
terbitnya suatu sistem sosial yang lebih baik dari abad kita sekarang
ini. Selanjutnya Bennis menandaskan bahwa perubahan mendasar
dari konsep-konsep nilai organisasi adalah di dasarkan pada
kemanusiaan yang menghapuskan sifat-sifat depersonalisasi dari
mekanisme sistem birokrasi.
Ramalan Bernis di atas seakan menempatkan factor manusia
dalam
organisasi
bukannya
semakin
ditinggalkan
melainkan
semakin mendapat tanggapan yang hangat bagi para pemerhati
dan para akademisi untuk mendiskusikan berbagai teori-teori
organisasi di masa yang akan datang.
Selanjutnya masih dalam Thoha, berpendapat terdapat tiga
dimensi pokok dalam setiap mendiskusikan teori organisasi yang
tidak bisa diabaikan. Ketiga dimensi itu antara lain dimensi teknis,
dimensi konsep, dan dimensi manusia. Jika ketiga dimensi itu
berintegrasi, maka akan mampu menimbulkan suatu kegiatan
organisasi yang efektif. Dimensi teknik menekankan pada skill yang
dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi. Dimensi ini berisi skill
para anggota yang secara teknis yang diperlukan menggerakkan
organisasi, misalnya keahlian komputer, pemasaran, enginering,
dan lain sebagainya. Tanpa skill yang dimiliki oleh anggota
organisasi maka pasti organisasi akan stagnan. Dimensi kedua
adalah dimensi konsep, yang merupakan motor penggerak dari
dimensi pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi
ketiga yakni dimensi manusia. Jika para birokra dalam bekerja
hanya mengandalkan dimensi pertama, dan megabaikan dimensi
kedua, atau bahkan menelantarkan dimensi ketiga, maka akan
menimbulkan suatu iklim yang tidak respektif terhadap faktor
pendukung utama organisasi yakni manusia. Oleh sebab itu ilmu
perilaku organisasi mengurangi sikap birokrat yang tidak respektif
tersebut, dengan menarik sebagian pandangannya terpusat pada
perilaku manusia itu sendiri sebagai dimensi ketiga dalam sesuatu
organisasi. (Thoha,2007:4).
B. Definisi Manaeer
Manajer adalah individu yang mencapai tujuan melalui orang
lain. Salah satu bagian besar dari keberhasilan dalam setiap
pekerjaan
manajemen
adalah
mengembangkan
keterampilan
antara personal, atau dengan individu, yang baik. Manajer harus
cakap
secara
teknis
dalam
bidang
keahlian
penegetahuan
teknis
saja
tidaklah
cukup.
mereka,
Para
tetapi
manajer,
wirausahawan dan karyawan yang berhasil juga membutuhkan
keterampilan antar personuntuk bekerja dengan individual lain.
C. Apakah yang seharusnya dilakukan oleh Manaeer
Manajer adalah seorang yang sangat berperan dalam suatu
organisasi.
Manajer
berutugas
untuk
membuat
keputusan,
mengalokasikan sumber daya dan mengatur aktivitas anak buahnya
untuk mencapai tujuan. Manajer melakukan pekerjaan dalam suatu
organisasi. Sedangkan Organisasi adalah sebuah unit sosial yang
terkoordinasi secara sistematis, dan didalamnya terdiri atas dua
orang atau lebih dan berfungsi dalam suatu dasar yang relative
terus-menerus
guna
mencapai
satu
atau
serangkaian
tujuan
bersama.
D. Fungsi Manaeemen
Manajemen
berfungsi
untuk
membuat
perencanaan
pengorganisasian kepemimpinan dan pengendalian.
1. Perencanaan
(Planing)
adalah
proses
yang
meliputi
pendefinisian tujuan suatu organisasi, penentuan strategi
keseluruhan
untuk
mencapai
tujuan
tersebut
dan
mengembangkan serangkaian rencana komphrensif untuk
menggabung dan mengorganisasi berbagai aktifitas.
2. Pengorganisasian (Organizing) adalah proses yang meliputi
penentuan tugas yang harus di kerjakan, siapa yang
mengerjakan tugas tersebut, bagaimana tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang melapor kepada siapa dan
dimana keputusan-keputusan dibuat.
3. Kepemimpinan (Leader) adalah proses yang mencakup
pemberian
motivasi
karyawan,
pengaturan
orang,
pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif dan
penyelesaian konfik.
4. Pengendalian (Controling) adalah memantau aktifitas untuk
memastikan akttifitas tersebut diselesaikan seperti yang
telah
direncanakan
dan
membetulkan
penyimpangan-
penyimpangan yang signifikan.
E. Peran Maneemen
Menurut
Henry
Mintzberg
pada
tahun
-
1960
Manajer
berfungsi untuk 10 peran dan digolongkan kedalam tiga golongan
yaitu:
1. Peran antar personal.
Tokoh
Utama
:
Pemimpin
simbolis;
diwajibkan
melakukan sejumlah tugas rutin dari sebuah lembaga
hukum atau social.
Kepemimpinan : Bertanggung jawab memotivasi dan
mengarahkan karyawan.
Penghubung : Mempertahankan jaringan koneksi luar
yang memberikan pertolongan dan informasi.
2. Peran informasional.
Pemantau : Menerima berbagai informasi; bertindak
sebagai pusat saraf informasi internal dan eksternal
organisasi.
Penyebar : Meneruskan informasi yang diterima dari
orang luar atau karyawan lain kepada anggota
organisasi.
Juru bicara : Meneruskan informasi kepada orang luar
mengenai rencana, kebijaksanaan, tindakan, dan
hasil organisasi; bertindak selaku ahli dalam industri
organisasi.
3. Peran pengambilan keputusan.
Kewirausahaan : Mencari peluang dalam organisasi
dan
lingkungannya
serta
memprakarsai
proyek-
proyek untuk membuat perubahan
Penyelesai
tindakan
masalah
korektif
:
Bertanggung
ketika
organisasi
jawab
atas
menghadapi
gangguan penting yang tidak terduga.
Pengalokasi sumber daya : Membuat atau menyetujui
keputusan-keputusan organisasi yang signifikan.
Negosiator : Bertanggung jawab mewakili organisasi
dalam negosiasi
F. Keahlian Manaeemen
Para manajer dapat melihat keahlian atau kompetensi yang
mereka butuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan mereka.
Robert
Kartz
manajemen, yaitu :
1. Teknis,
mengidentifikasi
tiga
keahlian
mendasar
2. Personal, dan
3. Konseptual.
Keahlian Teknis (Technical Skill) : Kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus.
Keahlian Personal (Human Skill) : Kemampuan untuk
bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lain
baik secara individual maupun dalam kelompok.
Keahlian Konseptual (Conceptual Skill) : Kemampuan
mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasisituasi rumit.
G. Aktivitas Manaeerial yang Sukses dan Aktivitas Manaeerial
yang Efektive.
Fred Luthan, dkk. Menemukan kesimpulan bahwa para
manajer terlibat dalam empat aktivitas menejerial yaitu :
1. Manajemen tradisional.
Membuat keputusan, merencanakan, dan mengendalikan.
2. Komunikasi.
Bertukar informasi rutin dan memproses pekerjaan tulismenulis.
3. Manajemen sumber daya manusia.
Memotivasi, mendisiplinkan, menangani konfik, menyusun
kepegawaian dan melatih.
4. Pembangunan jaringan.
Bersosialisasi, terlibat dalam aktivitas politik dan
berinteraksi dengan individu-individu luar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kaeian Atas Tugas Manaeer
Setelah
Anda
mengetahui
tentang
tugas-tugas
seorang
manajer baik dari segi fungsi, peran, keahlian, aktivitas, dan
pendekatan pada manajemen, ini membuktikan bahwa setiap
manajer mengenali begitu pentingnya mengelola manusia. Tidak
perduli apakah hal tersebut sebagai “fungsi kepemimpinan”, “peran
antar personal”, “keahlian personal”, atau “manajer tradisional,
aktivitas
manajemen
SDM,
komunikasi,
dan
pembangunan
jaringan”, adalah jelas bahwa manajer perlu mengembangkan
keahlian-keahlian personal mereka apabila ingin menjadi Sukses
dan Efektif.
B. Memasuki Perilaku Organisasi
Setelah
Anda
mengetahui
tentang
pentingnya
keahlian
personal, maka kali ini akan mulai memasuki tentang Perilaku
Organisasi. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) adalah
Sebuah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh
individu,
kelompok,
organisasi,
yang
dan
struktur
bertujuan
terhadap
menerapkan
perilaku
ilmu
dalam
pengetahuan
semacam ini guna meningkatkan keefektifan sebuah organisasi.
Jadi, Prilaku Organisasi adalah Sebuah bidang khusus yang
mempunyai
pokok
ilmu
pengetahuan
yang
umum.
Perilaku
Organisasi juga mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam
organisasi mulai dari individu, kelompok sampai stuktur. Selain itu,
Perilaku Organisasi juga menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh tentang individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku
untuk membuat organisasi bekerja secara efektif.
C. Melengkapi Institusi dengan Studi Sistematis
Sebelum lebih jauh, Anda harus tahu trlebih dahulu apa itu
intuisi dan apa itu studi sistem. Intuisi (intuition) adalah
“Perasaan-perasaan instingtif yang tidak selalu didukung oleh
penelitian”.
Studi
sisitematis
(systematic
study)
adalah
“Memerhatikan hubungan-hubungan, berusaha mengaitkan sebab
dan akibat, dan mengambil kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah”.
Dalam hal ini Anda dituntut untuk melengkapi sikap ketidak tahuan
tentang suatu hal untuk lebih memperhatikannya kembali dengan
penelitian yang lebih sistematis agar tidak terjadi suatu kesalahan.
Ini bertujuan agar Anda terdorong untuk meningkatkan pandangan
intuitif tentang perilaku menuju satu analisis sistematis, dengan
keyakinan bahwa analisis semacam itu akan memperbaiki akurasi
Anda dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku.
D. Disiplin Ilmu yang Mendukung Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi merupakan ilmu terapan yang dibentuk
berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang ilmu yang berkaitan
dengan perilaku. Adapun bidang ilmu utama yang terkait antara lain
: psikologi, psikologi social, sosiologi dan antropologi.
1. Psokologi (Psychology) adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha
mengukur,
menjelaskan,
dan
terkadang
mengubah perilaku manusia dan makhluk lain.
2. Psokologi Sosial (Social Psychology) yaitu bidang dalam
psikologi yang memadukan konsep dari psikologi dan
sosiologi
serta
berfokus
pada
pengaruh
seseorang
terhadap orang lainnya.
3. Sosiologi
(Sociology)
mempelajari
manusia
dalam
kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka.
4. Antropologi (Anthropology) adalah studi kemasyarakatan
untuk mempelajari manusia dan aktivitas-aktivitas mereka.
E. Beberapa Hal Mutlak Dalam Perilaku Organisasi
Setiap suatu ilmu memiliki hal-hal yang harus ada pada
pembahasannya (mutlak). Begitu juga dalam Perilaku Organisasi,
memiliki
beberapa
konsep-konsep
Perilaku
Organisasi
harus
mencerminkan kondisi-kondisi yang situasional, atau mempunyai
banyak kemungkinan.
Variabel kontineensi yaitu faktor-faktor situasional: variablevariabel yang meninjau hubungan antara dua variabel atau lebih.
Seperti itulah Perilaku Organisasi diibaratkan bahwa Perilaku
Organisasi dikembangkan dengan cara mengambil konsep-konsep
umum dan menerapkannya dalam situasi, individu, atau kelompok
tertentu. Teori-teori Perilaku Organisasi mencerminkan persoalan
pokok yang ditanganinya. Manusia adalah makhluk yang sangat
kompleks dan rumit, dan demikian pula dengan teori-teori yang
dikembangkan untuk menjelaskan tindakan-tindakan mereka.
F. Tantangan dan Peluang untuk Perilaku Organisasi
Tantangan dalam Perilaku Organisasi artinya adalah suatu
hambatan yang harus dihadapi agar ditemukannya jalan keluar
yang baik. Dan peluangnya berupa kesempatan atau kasus-kasus
yang dapat diselesaikan dengan menggunakan ilmu Perilaku
Organisasi. Beberapa tantangan yang terdapat pada Perilaku
Organisasi adalah : merespons globalisasi, mengelola keragaman
angkatan
kerja,
meningkatkan
merespons
kurangnya
pelanggan,
meningkatkan
orang,
menstimulasi
tenaga
kualitas
kerja,
keahlian
inovasi
dan
dan
produktivitas,
meningkatkan
personal,
layanan
memberdayakan
perubahan,
mengatasi
“kesementaraan”, bekerja dalam organisasi berjaringan, membantu
karyawan menyeimbangkan konfik kehidupan-pekerjaan, dan yang
terakhir adalah meningkatkan perilaku etis.
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku Orgnisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh
yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku
dalam suatu organisasi, dan bidang ini diterapkan untuk membuat
organisasi bergerak lebih Efektif. Secara khusus, Perilaku Organisasi fokus
pada cara peningkatan produktivitas; mengurangi tingkat ketidak hadiran
tanpa izin, perputaran karyawan, dan perilaku menyimpang di tempat
kerja;
serta
meningkatkan
perilaku
kawargaan
organisasional
dan
kepuasan kerja.
Perilaku
Organisasi
menggunakan
studi
sistematis
untuk
meningkatkan prediksi perilaku yang hanya berdasarkan intuisi. Tetapi
karena manusia berbeda beda, kita harus melihat Perilaku Oranisasi
dalam kerangka kerja kontinjensi, menggunakan variabel situasional
untuk meninjau hubunganhubungan sebab dan akibat.
Perilaku Organisasi memberikan banyak tantangan dan peluang
bagi para manajer. Bidang ini menawarkan khusus untuk meningkatkan
keahlian personal seorang manajer. Perilaku Organisasi juga menghargai
perbedaan dan membantu manajer melihat manfaat dari keragaman
angkatan kerja dan praktik yang mungkin perlu diubah ketika bekerja di
Negara yang berbeda-beda. Perilaku Organisasi bisa meningkatkan
kualitas dan produktivitas karyawan dengan memberi tahu para manajer
cara memberikan wewenang kepada orang-orang mereka, merancang
dan mengimplementasikan program-program perubahan, meningkatkan
layanan
pelanggan
dan
membantu
karyawan
menangani
konfik
kehidupan-pekerjaan. Bidang ini member saran-saran untuk membantu
para manajer memenuhi kekurangan tenaga kerja yang kronis. Bidang ini
juga
bisa
membantu
manajer
menangani
kesementaraan
dan
mempelajari cara-cara untuk menstimulasi inovasi. Terakhir, perilaku
organisasi memberi manajer bimbingan dalam menciptakan iklim kerja
yang sehat.
Daftar Pustaka
As’ad. Mohammad, Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan : Suatu
Pendekatan Psikologik,
Yogyakarta : Liberty, Cet. Kedua, 1986
Dharma, Agus, Gaya Kepemimpinan yang Efektif Bagi Para Manajer,
Bandung :
Sinar Baru, 1984
Deep, Sam dan Lyle Sussman, Mengefektifkan Kinerja (Saran Untuk
Menghadapi 44 Jenis Orang yang Menimbulkan Masalah di
Lingkungan
Kerja), Seri Pustaka Eksekutif, Jakarta : PPM, Cet. Kedua, 1996.
Disusun Oleh :
Priyo Hartono
NPM : 123100031
Fakultas Ilmu Administrasi Niaga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini perkembangan perilaku organisasi semakin
terasa kemajuannya bahkan telah menjadi sesuatu hal yang ramai
dibicarakan orang, bukan saja di kalangan akademisi tetapi para
politisi dan para birokrasipun berbicara tentang perilaku organisasi.
Ini disadari karena disamping perilaku organisasi ini mudah
dipahami, juga persoalan-persoalan organisasi yang cenderung
semakin
ruwet,
ditambah
pula
berbagai
persoalan-persoalan
manusia dengan berbagai karakter dan perilaku berlanjut menjadi
tantangan utama yang sering dihadapi oleh setiap pimpinan
organisasi baik orgnaisasi pemerintah maupun organisasi swasta
dewasa ini. Oleh sebab itu seorang pimpinan sangat dituntut
peranannya untuk bagaimana memahami perilaku organisasi.
Robbins
(2007:17)
mengemukakan,
memahami
perilaku
organisasi bagi seorang manajer merupakan hal yang sangat
penting. Pandangan sepintas terhadap sedikit perubahan dramatis
yang
sekarang
ini
terjadi
di
banyak
organisasi
mendukung
pertanyaan ini. Sebagai contoh, karyawan bisa menjadi lebih tua;
semakin banyak wanita dan orang kulit berwarna berada di
lingkungan kerja; pengecilan ukuran perusahan dan penggunaan
pekerja temporer yang begitu banyak melemahkan ikatan kesetiaan
yang dulunya mempererat karyawan dengan para pemberi kerja,
sertra kompetisi global yang mengharuskan karyawan lebih feksibel
dan
belajar
menanggulangi
perubahan
yang
cepat.
Dengan
demikian tantangan yang sangat menonjol dihadapi oleh para
pimpinan dalam setiap organisasi adalah masalah perilaku manusia
itu sendiri.
Manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam
setiap organisasi apapun bentuknya. Ketika manusia memasuki
dunia organisasi maka itulah awal perilaku manusia yang berada
dalam organisasi itu. Oleh karena persoalan-persoalan manusia
senantiasa
berkembang
berdasarkan
situasi dan kondisi
dan
semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan organisasi
dan khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin
berkembang. Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada
ilmu perilaku itu sendiri.
Warren Bennis (Thoha, 2007:3) meramalkan bahwa 25 sampai
50
tahun
mendatang
kita
semua
akan
ikut
berpartisipasi
menyaksikan akhir hayat dari birokrasi, dan kita akan mengetahui
terbitnya suatu sistem sosial yang lebih baik dari abad kita sekarang
ini. Selanjutnya Bennis menandaskan bahwa perubahan mendasar
dari konsep-konsep nilai organisasi adalah di dasarkan pada
kemanusiaan yang menghapuskan sifat-sifat depersonalisasi dari
mekanisme sistem birokrasi.
Ramalan Bernis di atas seakan menempatkan factor manusia
dalam
organisasi
bukannya
semakin
ditinggalkan
melainkan
semakin mendapat tanggapan yang hangat bagi para pemerhati
dan para akademisi untuk mendiskusikan berbagai teori-teori
organisasi di masa yang akan datang.
Selanjutnya masih dalam Thoha, berpendapat terdapat tiga
dimensi pokok dalam setiap mendiskusikan teori organisasi yang
tidak bisa diabaikan. Ketiga dimensi itu antara lain dimensi teknis,
dimensi konsep, dan dimensi manusia. Jika ketiga dimensi itu
berintegrasi, maka akan mampu menimbulkan suatu kegiatan
organisasi yang efektif. Dimensi teknik menekankan pada skill yang
dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi. Dimensi ini berisi skill
para anggota yang secara teknis yang diperlukan menggerakkan
organisasi, misalnya keahlian komputer, pemasaran, enginering,
dan lain sebagainya. Tanpa skill yang dimiliki oleh anggota
organisasi maka pasti organisasi akan stagnan. Dimensi kedua
adalah dimensi konsep, yang merupakan motor penggerak dari
dimensi pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi
ketiga yakni dimensi manusia. Jika para birokra dalam bekerja
hanya mengandalkan dimensi pertama, dan megabaikan dimensi
kedua, atau bahkan menelantarkan dimensi ketiga, maka akan
menimbulkan suatu iklim yang tidak respektif terhadap faktor
pendukung utama organisasi yakni manusia. Oleh sebab itu ilmu
perilaku organisasi mengurangi sikap birokrat yang tidak respektif
tersebut, dengan menarik sebagian pandangannya terpusat pada
perilaku manusia itu sendiri sebagai dimensi ketiga dalam sesuatu
organisasi. (Thoha,2007:4).
B. Definisi Manaeer
Manajer adalah individu yang mencapai tujuan melalui orang
lain. Salah satu bagian besar dari keberhasilan dalam setiap
pekerjaan
manajemen
adalah
mengembangkan
keterampilan
antara personal, atau dengan individu, yang baik. Manajer harus
cakap
secara
teknis
dalam
bidang
keahlian
penegetahuan
teknis
saja
tidaklah
cukup.
mereka,
Para
tetapi
manajer,
wirausahawan dan karyawan yang berhasil juga membutuhkan
keterampilan antar personuntuk bekerja dengan individual lain.
C. Apakah yang seharusnya dilakukan oleh Manaeer
Manajer adalah seorang yang sangat berperan dalam suatu
organisasi.
Manajer
berutugas
untuk
membuat
keputusan,
mengalokasikan sumber daya dan mengatur aktivitas anak buahnya
untuk mencapai tujuan. Manajer melakukan pekerjaan dalam suatu
organisasi. Sedangkan Organisasi adalah sebuah unit sosial yang
terkoordinasi secara sistematis, dan didalamnya terdiri atas dua
orang atau lebih dan berfungsi dalam suatu dasar yang relative
terus-menerus
guna
mencapai
satu
atau
serangkaian
tujuan
bersama.
D. Fungsi Manaeemen
Manajemen
berfungsi
untuk
membuat
perencanaan
pengorganisasian kepemimpinan dan pengendalian.
1. Perencanaan
(Planing)
adalah
proses
yang
meliputi
pendefinisian tujuan suatu organisasi, penentuan strategi
keseluruhan
untuk
mencapai
tujuan
tersebut
dan
mengembangkan serangkaian rencana komphrensif untuk
menggabung dan mengorganisasi berbagai aktifitas.
2. Pengorganisasian (Organizing) adalah proses yang meliputi
penentuan tugas yang harus di kerjakan, siapa yang
mengerjakan tugas tersebut, bagaimana tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang melapor kepada siapa dan
dimana keputusan-keputusan dibuat.
3. Kepemimpinan (Leader) adalah proses yang mencakup
pemberian
motivasi
karyawan,
pengaturan
orang,
pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif dan
penyelesaian konfik.
4. Pengendalian (Controling) adalah memantau aktifitas untuk
memastikan akttifitas tersebut diselesaikan seperti yang
telah
direncanakan
dan
membetulkan
penyimpangan-
penyimpangan yang signifikan.
E. Peran Maneemen
Menurut
Henry
Mintzberg
pada
tahun
-
1960
Manajer
berfungsi untuk 10 peran dan digolongkan kedalam tiga golongan
yaitu:
1. Peran antar personal.
Tokoh
Utama
:
Pemimpin
simbolis;
diwajibkan
melakukan sejumlah tugas rutin dari sebuah lembaga
hukum atau social.
Kepemimpinan : Bertanggung jawab memotivasi dan
mengarahkan karyawan.
Penghubung : Mempertahankan jaringan koneksi luar
yang memberikan pertolongan dan informasi.
2. Peran informasional.
Pemantau : Menerima berbagai informasi; bertindak
sebagai pusat saraf informasi internal dan eksternal
organisasi.
Penyebar : Meneruskan informasi yang diterima dari
orang luar atau karyawan lain kepada anggota
organisasi.
Juru bicara : Meneruskan informasi kepada orang luar
mengenai rencana, kebijaksanaan, tindakan, dan
hasil organisasi; bertindak selaku ahli dalam industri
organisasi.
3. Peran pengambilan keputusan.
Kewirausahaan : Mencari peluang dalam organisasi
dan
lingkungannya
serta
memprakarsai
proyek-
proyek untuk membuat perubahan
Penyelesai
tindakan
masalah
korektif
:
Bertanggung
ketika
organisasi
jawab
atas
menghadapi
gangguan penting yang tidak terduga.
Pengalokasi sumber daya : Membuat atau menyetujui
keputusan-keputusan organisasi yang signifikan.
Negosiator : Bertanggung jawab mewakili organisasi
dalam negosiasi
F. Keahlian Manaeemen
Para manajer dapat melihat keahlian atau kompetensi yang
mereka butuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan mereka.
Robert
Kartz
manajemen, yaitu :
1. Teknis,
mengidentifikasi
tiga
keahlian
mendasar
2. Personal, dan
3. Konseptual.
Keahlian Teknis (Technical Skill) : Kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus.
Keahlian Personal (Human Skill) : Kemampuan untuk
bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lain
baik secara individual maupun dalam kelompok.
Keahlian Konseptual (Conceptual Skill) : Kemampuan
mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasisituasi rumit.
G. Aktivitas Manaeerial yang Sukses dan Aktivitas Manaeerial
yang Efektive.
Fred Luthan, dkk. Menemukan kesimpulan bahwa para
manajer terlibat dalam empat aktivitas menejerial yaitu :
1. Manajemen tradisional.
Membuat keputusan, merencanakan, dan mengendalikan.
2. Komunikasi.
Bertukar informasi rutin dan memproses pekerjaan tulismenulis.
3. Manajemen sumber daya manusia.
Memotivasi, mendisiplinkan, menangani konfik, menyusun
kepegawaian dan melatih.
4. Pembangunan jaringan.
Bersosialisasi, terlibat dalam aktivitas politik dan
berinteraksi dengan individu-individu luar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kaeian Atas Tugas Manaeer
Setelah
Anda
mengetahui
tentang
tugas-tugas
seorang
manajer baik dari segi fungsi, peran, keahlian, aktivitas, dan
pendekatan pada manajemen, ini membuktikan bahwa setiap
manajer mengenali begitu pentingnya mengelola manusia. Tidak
perduli apakah hal tersebut sebagai “fungsi kepemimpinan”, “peran
antar personal”, “keahlian personal”, atau “manajer tradisional,
aktivitas
manajemen
SDM,
komunikasi,
dan
pembangunan
jaringan”, adalah jelas bahwa manajer perlu mengembangkan
keahlian-keahlian personal mereka apabila ingin menjadi Sukses
dan Efektif.
B. Memasuki Perilaku Organisasi
Setelah
Anda
mengetahui
tentang
pentingnya
keahlian
personal, maka kali ini akan mulai memasuki tentang Perilaku
Organisasi. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) adalah
Sebuah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh
individu,
kelompok,
organisasi,
yang
dan
struktur
bertujuan
terhadap
menerapkan
perilaku
ilmu
dalam
pengetahuan
semacam ini guna meningkatkan keefektifan sebuah organisasi.
Jadi, Prilaku Organisasi adalah Sebuah bidang khusus yang
mempunyai
pokok
ilmu
pengetahuan
yang
umum.
Perilaku
Organisasi juga mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam
organisasi mulai dari individu, kelompok sampai stuktur. Selain itu,
Perilaku Organisasi juga menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh tentang individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku
untuk membuat organisasi bekerja secara efektif.
C. Melengkapi Institusi dengan Studi Sistematis
Sebelum lebih jauh, Anda harus tahu trlebih dahulu apa itu
intuisi dan apa itu studi sistem. Intuisi (intuition) adalah
“Perasaan-perasaan instingtif yang tidak selalu didukung oleh
penelitian”.
Studi
sisitematis
(systematic
study)
adalah
“Memerhatikan hubungan-hubungan, berusaha mengaitkan sebab
dan akibat, dan mengambil kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah”.
Dalam hal ini Anda dituntut untuk melengkapi sikap ketidak tahuan
tentang suatu hal untuk lebih memperhatikannya kembali dengan
penelitian yang lebih sistematis agar tidak terjadi suatu kesalahan.
Ini bertujuan agar Anda terdorong untuk meningkatkan pandangan
intuitif tentang perilaku menuju satu analisis sistematis, dengan
keyakinan bahwa analisis semacam itu akan memperbaiki akurasi
Anda dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku.
D. Disiplin Ilmu yang Mendukung Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi merupakan ilmu terapan yang dibentuk
berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang ilmu yang berkaitan
dengan perilaku. Adapun bidang ilmu utama yang terkait antara lain
: psikologi, psikologi social, sosiologi dan antropologi.
1. Psokologi (Psychology) adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha
mengukur,
menjelaskan,
dan
terkadang
mengubah perilaku manusia dan makhluk lain.
2. Psokologi Sosial (Social Psychology) yaitu bidang dalam
psikologi yang memadukan konsep dari psikologi dan
sosiologi
serta
berfokus
pada
pengaruh
seseorang
terhadap orang lainnya.
3. Sosiologi
(Sociology)
mempelajari
manusia
dalam
kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka.
4. Antropologi (Anthropology) adalah studi kemasyarakatan
untuk mempelajari manusia dan aktivitas-aktivitas mereka.
E. Beberapa Hal Mutlak Dalam Perilaku Organisasi
Setiap suatu ilmu memiliki hal-hal yang harus ada pada
pembahasannya (mutlak). Begitu juga dalam Perilaku Organisasi,
memiliki
beberapa
konsep-konsep
Perilaku
Organisasi
harus
mencerminkan kondisi-kondisi yang situasional, atau mempunyai
banyak kemungkinan.
Variabel kontineensi yaitu faktor-faktor situasional: variablevariabel yang meninjau hubungan antara dua variabel atau lebih.
Seperti itulah Perilaku Organisasi diibaratkan bahwa Perilaku
Organisasi dikembangkan dengan cara mengambil konsep-konsep
umum dan menerapkannya dalam situasi, individu, atau kelompok
tertentu. Teori-teori Perilaku Organisasi mencerminkan persoalan
pokok yang ditanganinya. Manusia adalah makhluk yang sangat
kompleks dan rumit, dan demikian pula dengan teori-teori yang
dikembangkan untuk menjelaskan tindakan-tindakan mereka.
F. Tantangan dan Peluang untuk Perilaku Organisasi
Tantangan dalam Perilaku Organisasi artinya adalah suatu
hambatan yang harus dihadapi agar ditemukannya jalan keluar
yang baik. Dan peluangnya berupa kesempatan atau kasus-kasus
yang dapat diselesaikan dengan menggunakan ilmu Perilaku
Organisasi. Beberapa tantangan yang terdapat pada Perilaku
Organisasi adalah : merespons globalisasi, mengelola keragaman
angkatan
kerja,
meningkatkan
merespons
kurangnya
pelanggan,
meningkatkan
orang,
menstimulasi
tenaga
kualitas
kerja,
keahlian
inovasi
dan
dan
produktivitas,
meningkatkan
personal,
layanan
memberdayakan
perubahan,
mengatasi
“kesementaraan”, bekerja dalam organisasi berjaringan, membantu
karyawan menyeimbangkan konfik kehidupan-pekerjaan, dan yang
terakhir adalah meningkatkan perilaku etis.
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku Orgnisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh
yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku
dalam suatu organisasi, dan bidang ini diterapkan untuk membuat
organisasi bergerak lebih Efektif. Secara khusus, Perilaku Organisasi fokus
pada cara peningkatan produktivitas; mengurangi tingkat ketidak hadiran
tanpa izin, perputaran karyawan, dan perilaku menyimpang di tempat
kerja;
serta
meningkatkan
perilaku
kawargaan
organisasional
dan
kepuasan kerja.
Perilaku
Organisasi
menggunakan
studi
sistematis
untuk
meningkatkan prediksi perilaku yang hanya berdasarkan intuisi. Tetapi
karena manusia berbeda beda, kita harus melihat Perilaku Oranisasi
dalam kerangka kerja kontinjensi, menggunakan variabel situasional
untuk meninjau hubunganhubungan sebab dan akibat.
Perilaku Organisasi memberikan banyak tantangan dan peluang
bagi para manajer. Bidang ini menawarkan khusus untuk meningkatkan
keahlian personal seorang manajer. Perilaku Organisasi juga menghargai
perbedaan dan membantu manajer melihat manfaat dari keragaman
angkatan kerja dan praktik yang mungkin perlu diubah ketika bekerja di
Negara yang berbeda-beda. Perilaku Organisasi bisa meningkatkan
kualitas dan produktivitas karyawan dengan memberi tahu para manajer
cara memberikan wewenang kepada orang-orang mereka, merancang
dan mengimplementasikan program-program perubahan, meningkatkan
layanan
pelanggan
dan
membantu
karyawan
menangani
konfik
kehidupan-pekerjaan. Bidang ini member saran-saran untuk membantu
para manajer memenuhi kekurangan tenaga kerja yang kronis. Bidang ini
juga
bisa
membantu
manajer
menangani
kesementaraan
dan
mempelajari cara-cara untuk menstimulasi inovasi. Terakhir, perilaku
organisasi memberi manajer bimbingan dalam menciptakan iklim kerja
yang sehat.
Daftar Pustaka
As’ad. Mohammad, Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan : Suatu
Pendekatan Psikologik,
Yogyakarta : Liberty, Cet. Kedua, 1986
Dharma, Agus, Gaya Kepemimpinan yang Efektif Bagi Para Manajer,
Bandung :
Sinar Baru, 1984
Deep, Sam dan Lyle Sussman, Mengefektifkan Kinerja (Saran Untuk
Menghadapi 44 Jenis Orang yang Menimbulkan Masalah di
Lingkungan
Kerja), Seri Pustaka Eksekutif, Jakarta : PPM, Cet. Kedua, 1996.