Pengambilan gutta percha point menggunakan bahan pelarut minyak jeruk yang dikombinasi dengan instrumen manual
Vol. 63, No. 3, September-Desember 2014 | Hal. 88-94 | ISSN 0024-9548
Pengambilan gutta percha point menggunakan
bahan pelarut minyak jeruk yang dikombinasi
dengan instrumen manual
(Gutta percha point removal using orange oil as a solvent combined
with hand instruments)
Dian Puspita Sari Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) JakartaKorespondensi (correspondence): Dian Puspita Sari, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Jl. Bintaro Permai Raya 3. Jakarta 12330, Indonesia. E-mail: dianpus@yahoo.com ABSTRACTBackground: Endodontic retreatment using conventional method can be done with several technique such as heating technique,
mechanical technique with endodontic instruments and combination solvents with endodontic instruments technique. Removing
gutt a-percha and sealer with endodontic instruments are more eff ective and faster when combine with chloroform but it is known
as a toxic and carcinogenic material. Therefore another solvent such as orange oil is used as an alternative since this material does
not give any harmfull e ff ect, and also used as essence and fragrance, and has expectorant eff ect. Purpose: The objective of thiscase report is to fi nd out how to use orange oil as an alternative solvent beside chloroform. Case: This case reports endodontic
retreatment with orange oil as an alternative solvent to substitute chloroform which is combine with endodontic instruments.
Case management: This paper is a case report of endodontic retreatment with orange oil as an alternative solvent to substitute
chloroform which is combined with endodontic instruments. Conclusion: Orange oil combined with endodontic hand instruments
can be used to clean root canal in endodontic treatment.Key words: Endodontic retreatment, solvent, endodontic instruments.
PENDAHULUAN tertinggal atau berkembang sedangkan perawatan
ulang bedah apeks bertujuan untuk menutup rapat Keberhasilan perawatan saluran akar mencapai saluran akar pada regio apeksnya untuk mencegah
86-98%. Meskipun demikian, kegagalan pada reinfeksi dari apeks. Perawatan ulang konvensional perawatan saluran akar masih terjadi sehingga masih biasanya dipertimbangkan sebagai pilihan pertama diperlukan perawatan ulang untuk menanggulangi dan bedah apeks merupakan pilihan terakhir sejauh kegagalan tersebut. Penanggulangan kegagalan akses dari koronal dapat dilakukan. Apabila tidak perawatan saluran akar dapat dilakukan dengan dapat dilakukan akses koronal maka akses dilakukan dua cara yaitu perawatan ulang konvensional atau
2 1 dari arah apeks melalui bedah endodontik.
non bedah, dan perawatan ulang secara bedah.
Metode perawatan ulang saluran akar Perawatan ulang saluran akar konvensional konvensional dapat dilakukan dengan beberapa dilakukan melalui akses mahkota dengan tujuan teknik antara lain dengan pemanasan, teknik mekanik membuang iritan pada saluran akar yang sebagian dengan instrumen endodontik dan teknik kombinasi
Sari : Pengambilan gu Ʃ a percha point menggunakan bahan pelarut minyak jeruk
3 Pada perawatan saluran akar dengan bahan
instrumen untuk mengangkat gutaperca dan siler dari dalam saluran akar. Jenis-jenis instrumen yang dapat digunakan antara lain adalah headstroom hand
penggunaan fi le putar akan memudahkan kerja
Mega Hero 642, R-Endo, Race fi le dan Profi le instrument
merupakan instrumen putar yang terbuat dari bahan Ni-Ti yang mempunyai kecepatan 300-500 rpm. Di pasaran dikenal dengan merk dagang ProTaper fi nishing fi le, Flexmaster, K3, Micro
14 Rotary file
dengan hedstrom fi le lebih efektif bila dibandingkan dengan hanya menggunakan Profi le atau Hedstrom saja.
gates glidden
dapat digunakan di korona pada bagian saluran akar yang lurus dengan ukuran yang sesuai dan memiliki ujung bilah pemotong yang aman sehingga mengurangi risiko terjadinya perforasi. Penggunaan dilakukan dengan hati- hati, karena bila terlalu cepat dapat masuk ke dalam saluran akar dan menyebabkan kerusakan pada dinding saluran akar. Kecepatan low speed yang sesuai adalah 1000-1500 rpm. Kombinasi
13 Gates glidden
dan rotary fi le. Hedstroom fi le adalah instrumen manual yang sering digunakan untuk mengangkat gutaperca dan siler dari saluran akar. Mula-mula saluran akar yang sudah terisi diperiksa dengan reamer atau K-fi le. Hedstrom fi le yang sesuai dengan reamer atau K-fi le dimasukkan diantara gutaperca, diputar searah jarum jam dan bukan pada dinding dentinnya. Tekanan kearah apeks harus dihindari agar gutaperca tidak terdorong ke periapeks. Jika ada tahanan, file ditarik dan biasanya gutaperca dapat diangkat secara utuh. Jika hedstrom tertahan dan sulit untuk diangkat maka needle holder dapat digunakan untuk menjepit fi le kemudian dengan hati-hati fi le ditarik kearah mahkota.
fi les, gates glidden
12 Pada perawatan ulang saluran akar diperlukan
Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 88-94 © 2014
melunakkan gutaperca Xylol merupakan bahan terkuat diikuti dengan minyak jeruk, minyak kayu putih, halothene dan kloroform.
11 Untuk
Minyak Jeruk dapat diperoleh dari kulit luar jeruk manis sebagai agen pelarut sealer. Minyak ini diperoleh dengan merendam kulit jeruk dalam heksan dan didestilasi dengan tekanan rendah dalam pemanasan ganda. Minyak jeruk tidak memberikan efek berbahaya, kelarutan rendah dalam air, larut dalam alkohol, digunakan dalam farmasi untuk wewangian dan perasa, dan juga berefek ekspektoran. Dalam hal kemampuan melunakkan gutaperca, minyak jeruk memiliki kemampuan yang sama dengan Xylol.
9,10
untuk penambah rasa terhadap produk minuman, kosmetika dan sanitari. Komposisi minyak jeruk terdiri dari Limonen (94%), Mirsen (2%), Ilinalol (0,5%), Oktanol (0,5%), decanal (0,4%), Sitronelal (0,1%) Neral (0,1%), Geranial (0,1%), Valensen (0,05%), Sinnsial (0,01%), dan Sinesial (0,01%). Harga ekstrak minyak jeruk relatif mahal namun proses ekstraksi minyak jeruk dapat dikerjakan dengan metode sederhana dan menggunakan peralatan yang tidak mahal.
itu kloroform adalah bahan pelarut yang mudah menguap sehingga prosedur yang dilakukan tidak bersih karena masih ada sisa gutaperca pada dinding saluran akar dan kamar pulpa.
Kloroform merupakan bahan pelarut yang paling populer digunakan karena kloroform dapat melarutkan bahan pengisi dengan cepat, tidak mahal dan mudah diperoleh. Kloroform mendapatkan kritikan sebagai bahan yang mempunyai potensi karsinogenik oleh US.Food and Drug Administration dan Japanese Ministry of Health and Welfare.
3,7
Pengangkatan gutapercadan sealer secara mekanis dengan instrumen lebih efektif dan lebih cepat bila dikombinasi dengan bahan pelarut. Selama ini kloroform yang digunakan sebagai bahan pelarut memiliki efek toksik, maka penggunaannya tidak boleh berlebihan. Setetes kecil diletakkan di saluran akar sudah cukup karena akan melunakkan hanya bagian ujung mahkota gutaperca yang akhirnya akan diangkat dengan instrument.
4-6
pengisi gutaperca yang terkondensasi tidak baik pada saluran akar besar dapat dikeluarkan dengan mudah. Gutaperca yang terkondensasi baik, pengangkatan akan lebih sulit dan dibutuhkan teknik khusus untuk melunakkan gutaperca terlebih dahulu baik dengan pemanasan atau dengan bahan pelarut. Adapun teknik yang digunakan untuk mengangkat gutaperca adalah dengan bahan pelarut, teknik pemanasan, teknik dengan menggunakan instrumen yang dikombinasi dengan bahan pelarut.
bahan pelarut dengan instrumen. Perawatan ulang saluran akar biasanya menggunakan bahan pelarut kloroform. Namun karena diketahui toksik dan berpotensi kariogenik maka dipakai bahan pelarut lain sebagai alternatif. Pada laporan kasus ini akan membahas mengenai pengambilan gutaperca menggunakan bahan pelarut minyak jeruk yang dikombinasi dengan instrument manual.
8 Selain
7 Minyak jeruk merupakan suatu bahan digunakan
Sari : Pengambilan gu Ʃ a percha point menggunakan bahan pelarut minyak jeruk
Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 88-94 © 2014
operator dan mempersingkat waktu kerja. Profi le diikuti dengan Hedstrom fi le dapat mempersingkat waktu dalam pengambilan gutaperca dibandingkan dengan hanya menggunakan Profi le atau Hedstrom saja.
instrumen ini mudah fraktur. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yaitu terdapat 5 instrumen fraktur pada
ProTaper dan 3 instrumen fraktur pada Flexmaster.
taper dengan ukuran lebih kecil dari saluran akar untuk mencegah terjadinya pengambilan dinding saluran akar yang berlebihan atau frakturnya instrumen.
Pasien wanita, usia 60 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut dengan keluhan pada gigi depan kiri bawah terasa tidak enak bila dipakai menggigit sejak sekitar 3 minggu yang lalu. Gigi tersebut sebelumnya pernah dirawat saluran akar di Puskesmas sekitar 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan klinis (Gambar 1) gigi 31 didapatkan adanya restorasi amalgam di bagian tengah dari permukaan lingual yang disertai adanya diskolorisasi. Kedua gigi tersebut tidak peka terhadap tes vitalitas, namun peka terhadap perkusi.
Pada pemeriksaan radiografik (Gambar 1) gigi terlihat sudah dilakukan perawatan endodontik. Pada gigi 31 tampak obturasi yang tidak mencapai apeks, ligamen periodonsium melebar, lamina dura terputus, dan adanya radiolusen berbatas tidak jelas dengan diameter 3 mm di periapeks. Dari pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosis gigi 31 abses apikalis kronis yang disebabkan kegagalan perawatan endodontik akibat obturasi saluran akar yang tidak adekuat.
13 Rotary file mempunyai kelemahan yaitu
15 Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan
9 KASUS
TATALAKSANA KASUS
Kunjungan pertama dilakukan pembuangan t u m p a t a n a m a l g a m d a n p e r b a i k a n a k s e s (Gambar 2). Dinding kamar pulpa diambil dengan bur fisur berujung bulat untuk meratakan dan menghaluskan seluruh dinding kamar pulpa sampai terbentuk outline kavitas yang sesuai. Saluran akar diperbesar dengan Gates Glidden Drill (GGD) sampai sepanjang 2/3 saluran akar untuk reservoir
Gambar 1 . Foto klinis dan radiografi k gigi 31 sebelum perawatan.
Gambar 2 . Foto klinis pembukaan akses gigi 31.
Gambar 3 . Foto radiografi k gigi 31 setelah pengambilan gutaperca perawatan sebelumnya dan pencapaian panjang kerja
: Pengambilan gu Sari
Ʃ a percha point menggunakan bahan pelarut minyak jeruk Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 88-94 © 2014 Gambar 6 . Foto klinis gigi 31 sebelum dan setelah bleaching intra korona. Gambar 4 . Foto klinis setelah preparasi saluran akar dan radiografi k kon gutaperca utama gigi 31.
Gambar 7. Foto klinis sebelum dan setelah restorasi korona pasca perawatan endodon Ɵ k dengan komposit pada kavitas akses gigi 31.
Gambar 5. Foto klinis dan radiografi k gigi 31 setelah obturasi saluran akar.
bahan pelarut. Minyak jeruk diteteskan 1-2 tetes didalam kavitas dan didiamkan selama 1 menit. Pengambilan gutaperca menggunakan Hedstrom
file
dengan gerakan sirkumferensial. Kemudian saluran akar diirigasi dengan Natrium hipoklorit 2,5%. Kemudian dilakukan pengukuran panjang gigi dan didapat panjang kerja 20 mm dengan
Gambar 8 . Foto radiografi k gigi 31 setelah perawatan.
file awal #15 (Gambar 3). Kemudian dilakukan pembentukan glide path dengan K-fi le (DENTSPLY) sampai #20 yang dilanjutkan dengan preparasi saluran akar menggunakan gutaperca non iso F3 saluran akar dengan ProTaper Hand Use sampai F3 dan siler resin (AH26, DENTSPLY) dengan teknik kompaksi vertikal (Gambar 5). (DENTSPLY).
Selama prosedur cleaning dan shaping digunakan Karena gigi mengalami diskolorasi (Gambar irigasi NaOCl 2,5%, EDTA 17% (MD-Cleanser, 6) maka sebelum prosedur restorasi dilakukan
bleaching
META BIOMED), dan klorheksidin 2% (Odontohex, intra korona terlebih dahulu dengan gel
Opalescence Endo
ADM) dan dilakukan pengambilan foto rontgen (Ultradent) yang mengandung hidrogen peroksida 35% ke dalam kamar pulpa master cone menggunakan guttap non iso F2 (Gambar 4). Setelah itu, kunjungan pertama diakhiri dan ditumpat sementara. Pada kunjungan ketiga dengan pemberian medikamen kalsium hidroksida sudah didapatkan warna gigi yang sama dengan (Calcipex II, Nishika) ke dalam saluran akar dan gigi sebelahnya, dan bahan bleaching dibersihkan ditumpat sementara. dari dalam kamar pulpa kemudian dilakukan penumpatan sementara. Pada kunjungan keempat
Pada kunjungan kedua dilakukan obturasi
Sari : Pengambilan gu Ʃ a percha point menggunakan bahan pelarut minyak jeruk
Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 88-94 © 2014
Bahan irigasi yang digunakan adalah NaOCl 2,5%, EDTA 17%, dan klorheksidin 2%. NaOCl 2,5% digunakan sebagai bahan irigasi karena memiliki efek antimikroba dan telah digunakan secara luas. Konsentrasi NaOCl yang dapat digunakan sebagai
yang dilakukan dengan teknik crown-down dapat memperkecil risiko terjadinya ekstrusi iritan ke jaringan periradikuler.
19 Selain itu, prosedur cleaning dan shaping
Teknik crown-down digunakan untuk mempreparasi bagian korona saluran akar terlebih dahulu yang kemudian diikuti dengan preparasi bagian apeks. Dengan melakukan flaring pada dua pertiga korona saluran akar terlebih dahulu, instrumen untuk bagian apeks dapat dengan leluasa masuk sepanjang kerja.
menggunakan ProTaper Hand use sampai F3. Instrumen NiTi dipilih karena baik untuk menghasilkan taper yang lebih besar sehingga memudahkan dalam prosedur obturasi saluran akar. ProTaper menggunakan teknik crown-down.
19 Preparasi saluran akar dilakukan dengan
dilakukan sebagai penjajakan untuk mengkonfirmasi jalur dari saluran akar dan untuk menyediakan jalan masuk yang halus bagi instrumen preparasi saluran akar untuk mencapai panjang kerja.
Glide path
saluran akar perawatan endodontik sebelumnya, dilanjutkan dengan melakukan negosiasi untuk mencapai panjang kerja ideal. Setelah berhasil mencapai panjang kerja ideal, dilakukan prosedur endodontik rutin sebagai penyelesaian dari penatalaksanaan perawatan ulang endodontik. Sebelum dilakukan preparasi saluran akar, dilakukan glide path dengan K-file sampai #20.
9 Setelah pengambilan seluruh material obturasi
fi le no 20 dengan gerakan circumferensial. Lalu saluran akar diirigasi dengan NaOCl 2.5%.
diperbesar dengan GGD sampai sepanjang 2/3 saluran akar. Hal ini bertujuan untuk memudahkan gutaperca dapat dikeluarkan dari saluran akar dan sebagai reservoir bahan pelarut. Pengambilan gutaperca dilakukan dengan meneteskan 1-2 tetes minyak jeruk di dalam reservoir selama 1 menit dan didiamkan selama 1 menit untuk melunakkan gutaperca sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan dengan instrument hedstroom
9 Untuk pengambilan bahan pengisi, saluran akar
pengambilan bahan pengisi. Akses dibuat terbuka lebar dan terlihat gutapercanya. Dinding kamar pulpa diambil dengan bur fisur berujung bulat untuk meratakan dan menghaluskan seluruh dinding kamar pulpa sampai terbentuk regangan kavitas yang sesuai agar memudahkan pengambilan gutaperca dan agar jarum endodontik dapat masuk lurus sampai ke apeks tanpa hambatan. Perbaikan akses juga ditujukan untuk mempermudah irigasi dengan saluran akar berbentuk corong.
dan shaping dapat dilakukan dengan baik pula, sehingga dapat dilakukan obturasi dengan adekuat.
cleaning
kasus ini dilakukan karena penyebab dari kegagalan sudah dapat diidentifi kasi yaitu karena obturasi saluran akar yang tidak adekuat. Perbedaan perawatan endodontik primer dengan perawatan endodontik ulang yaitu kesulitan dalam mencapai bagian sepertiga apeks gigi. Pada perawatan ulang endodontik diperlukan pembukaan akses dan pengambilan seluruh material obturasi saluran akar yang ada, penanganan obstruksi saluran akar, dan hambatan untuk mencapai panjang kerja harus dapat diatasi. Apabila seluruh tahapan tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka prosedur
Kegagalan perawatan endodontik pada gigi 31 disebabkan karena obturasi saluran akar yang tidak adekuat (Gambar 1). Jika sisa dari bakteri yang mungkin tertinggal di dalam saluran akar tidak tertutup oleh obturasi yang adekuat atau terdapat kebocoran yang memungkinkan mikroorganisme baru dapat memasuki saluran akar yang sudah dibersihkan dan diobturasi, maka mikroorganisme tersebut atau toksinnya dapat mencapai jaringan periapeks. Sebagai reaksi pertahanan tubuh, banyak sel imun innate dan adaptif yang melepaskan berbagai mediator infl amasi, dan Mediator infl amasi tersebut akan mengubah fi siologi dari jaringan periapeks. Secara klinis, perubahan yang dapat dilihat dari pemeriksaan radiografi k adalah pelebaran ruang ligamen periodonsium atau pembentukan lesi osteolitik apeks oleh karena resorpsi tulang.
17,18
Penutupan saluran akar secara tiga dimensi memegang peranan penting dalam mencegah kebocoran antara saluran akar dan jaringan periapeks, sehingga mikroorganisme dan toksin bakteri tidak dapat mencapai jaringan periapeks.
PEMBAHASAN
dilakukan restorasi gigi dengan menggunakan resin komposit (Gambar 7) dan pengambilan foto rontgen setelah perawatan (Gambar 8)
14 Perawatan ulang endodontik non bedah pada
9 Perbaikan akses ditujukan untuk mempermudah
16. Schirrmeister JF, Wrbs KT, Meyer KM, Altenburger MJ, Hellwig E. E ff ectiveness of a hand fi le and three nickel titanium rotary instruments for removing gu tt a percha in curve root canals during retreatment. Oral Surg Oral
8. Minyak Jeruk. Diunduh: h tt p://opensource.jawatengah. go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=8 5&Itemid=43. Diakses tanggal 20 Maret 2008.
3. Johann JE, Martos J, Silveira LF, Pino FA. Use of organic solvent in endodontics: A Review: Clin Pesq Odontol2006; 2(5-6): 393-9.
4. Himel VT, McSpadden JT, Goods HE. Instruments, materials and devices. In: Cohen S, Burns RC, editors.
Pathway of the pulp. 9 th ed. St. Louis: Mosby; 2006.p. 265-71.
5. Wiene FS. Canal fi lling with semisolid material. In: Wiene FS, editor. Endodontic therapy. 5 th ed. St. Louis: Mosby Year Book; 1996. p. 423-77.
6. Maggiore F. Microsealsystem and modifi ed technique.
Dent Clin Am2004;48: 217-64.
7. Carlos E, Maraisa G, Roberta A, Hilton JC, Rodrigo SC.
E ff ectiveness of rotary and hand fi les in gutt a-percha and sealer removal using chloroform or chlorhexidine gel. Braz Dent J2006;17:5-9.
9. Magalhaes BS, Johan JE, Lund RG, Martos J, Del Pino FAB. Dissolving e ffi cacy of some organic solvent on gu tt a-percha.Braz Dent J2007;21:303-7.
1. Friedman S.Treatment outcome in endodontic. The Toronto Study, Phase I: Initial treatment. J Endod 2003; 29(12): 787-93.
10. Kurniati T. Pengaruh lama kontak minyak kayu putih dan minyak jeruk terhadap kelunakan gutaperca. Tesis.
Jakarta: FKG UI; 2008.h. 1-5.
11. Pecora JD, Spano JC, Barbin EL. In vitro study on the softening of gutta-percha cones in endodontic retreatment. Braz Dent J 1993; 4: 43-7.
12. Oyama KON, Sequera EL, Marcelo DS. In vitro study of e ff ect of solvent on root canal retreatment. Braz Dent J2003;13: 208-11.
13. Gutmann JL. Dumsha TC, Lovdahl PE. Problem solving challenges in the revision of previous root canal procedures. In: Problem solving in endodontics. 4 th ed. St. Louis, Mosby; 2006. p. 239-58.
14. Barathi G. An in vitro analysis of gu tt a percha removal using three di ff erent technique. Endodontology2002; 12: 41-5.
15. Lee SW, Tan ST, Aziz ZA. Is profi le alone su ffi cient to remove gu tt a percha during endodontic re treatment.
Annal Dent Univ Malay2005; 12: 1-8.
2. Friedman S. Orthograd retreatment. In: Walton RE, Torabinejad M, editors. Principles and practice of endodontics. 3rd ed. Philadelphia: WB Sauders Co; 2009; p. 346-56.
DAFTAR PUSTAKA
Sari : Pengambilan gu Ʃ a percha point menggunakan bahan pelarut minyak jeruk
E. faecalis dari saluran akar dan tubulus dentin.
Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 88-94 © 2014
bahan irigasi bervariasi antara 0,5-5,25%. Akan tetapi NaOCl tidak dapat membuang smear layer. Smear
layer
dapat menjadi tempat bakteri dan mencegah penetrasi bahan irigasi dan medikamen sehingga melindungi bakteri dari aksi antimikroba. Selain itu, smear layer dapat menurunkan kemampuan siler masuk ke dalam tubulus dentin saat obturasi saluran akar. Bahan irigasi yang mampu membuang
smear layer
adalah EDTA. Akan tetapi penggunaan NaOCl atau EDTA sebagai bahan irigasi tunggal kurang efektif dalam membuang debris organik dan anorganik. NaOCl efektif dalam membuang debris organik sedangkan EDTA efektif dalam membuang debris anorganik, sehingga digunakan kombinasi keduanya.
20 E. faecalis
banyak ditemukan pada kasus perawatan ulang endodontik. Oleh karena itu, pada kasus ini juga digunakan bahan irigasi klorheksidin 2%. Klorheksidin sudah banyak digunakan sebagai agen desinfeksi karena aktivitas antimikrobanya yang sangat baik. Klorheksidin 2% efektif dalam mengurangi atau mengeliminasi sepenuhnya
Penggunaan klorheksidin 2% yang dikombinasikan dengan NaOCl merupakan metode yang sangat efektif untuk mengeliminasi E. faecalis dari sistem saluran akar.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengangkatan gutaperca dan siler secara mekanis dengan instrumen lebih efektif dan lebih cepat bila dikombinasi dengan bahan pelarut. Minyak jeruk dapat digunakan sebagai alternatif bahan pelarut pengganti kloroform pada perawatan ulang saluran akar.
21 Medikamen yang digunakan adalah kalsium
hidroksida. Bahan ini merupakan substansi basa kuat (pH 12,5), yang mempunyai keistimewaan menjadi ion kalsium (Ca2+) dan hidroksil (OH
- ).
Ion kalsium akan memberikan efek terapeutik jaringan sekitar berupa stimulasi seluler, produksi sel, dan mineralisasi. Sedangkan ion hidroksil akan memberikan lingkungan basa sehingga diharapkan bakteri tidak dapat hidup, serta mampu menghancurkan membran sitoplasma, menekan aktivitas enzimatik, dan mengganggu metabolisme bakteri.
22 Siler yang digunakan adalah siler berbasis resin
karena bersifat adesif sehingga bisa didapatkan seal yang baik.
12 Pada penelitan menunjukkan bahwa
siler berbasis resin mempunyai efek antibakteri yang baik terhadap E. faecalis pada percobaan dengan difusi agar dan uji kontaklangsung. Siler berbasis resin efektif dalam membunuh E. faecalis di dalam tubulus dentin.
10 Untuk restorasi akhir, pada gigi
gigi 31 dilakukan restorasi komposit pada kavitas akses.
: Pengambilan gu Sari
Ʃ a percha point menggunakan bahan pelarut minyak jeruk Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 88-94 © 2014 med Oral Pathol Oral Radiol Endod2006; 101:542-7. Elsevier; 2011. p. 283-348.
17. Pereira AC, Nishiyama CK, Pinto LdC. Single- 20. Kandaswamy D, Venkateshbabu N. Root canal irrigants.
cone obt uration tech nique: a literat ure review. Journal of Conservative Dentistry 2010;13(4):256-64.
RSBO2012;9(4):442-7.
21. Stuart CH, Schwartz SA, Beeson TJ, Owatz CB.
18. Shahrami F, Zarei M, Ahmadzadeh S, Ehsani M, Enterococcus faecalis: its role in root canal treatment
Jafarzadeh H. Sealing ability of a new thermoplasticized failure and current concepts in retreatment. Journal of obturation technique: a fl uid fi ltration evaluation. Indian Endodontic2006;32(2):93-8. Journal of Dental Education2010;3(2):99-103.22. Lin J. Intracanal medicaments revisited. New Zealand 19. Peters OA, Peters CI. Cleaning and shaping of the root Endodontic Journal2006;34:4-15. canal system. In: Hargreaves KM, Cohen S, Berman LH, th editors. Pathways of the pulp. 10 ed. St. Louis: Mosby