Formulasi Strategi Peningkatan DayaSaing Program Studi, Studi Kasus: Prodi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang
FORMULASI STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PROGRAM STUDI
Studi Kasus : Prodi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang
1) 2) 3) Daisy Ade Riany Diem , Triwulandari S. Dewayana , Dadan Umar D.1) Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas PGRI Palembang E-ma 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-ma 3) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-ma
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan merekomendasikan strategi untuk meningkatkan
daya saing Program Sudi (Prodi). Penelitian dilakukan pada Program Studi Teknik Kimia di
Universitas PGRI sebagai studi kasus, serta Universitas Taman Siswa dan Universitas
Muhammadiyah Palembang sebagai studi pembanding. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survei menggunakan kuesioner dan wawancara. Populasi penelitian ini terdiri
dari empat kelompok (strata) individu, yaitu mahasiswa, dosen, alumni, dan pengguna lulusan
Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang. Penentuan jumlah responden (sampel)
berdasarkan Slovin adalah 43 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified
dengan proporsi untuk setiap strata sebesar 50%. Pendekatan yang proportional random samplingdigunakan untuk memformulasikan strategi adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Pada tahap input digunakan pendekatan Internal-External Factor Evaluation dan Competitive Profile
Matrix ; selanjutnya pada tahap matching digunakan Strength, Weakness, Opportunities, Threats
matrix . Strategi terbaik yang direkomendasikan kepada Program Studi Teknik Kimia Universitas
PGRI Palembang, yaitu: Strategi pengembangan kompetensi inti melalui peningkatan kemampuan
dosen dan peningkatan jumlah atau ragam laboratorium beserta perlengkapannya.Kata kunci : daya saing, formulasi strategi, Quantitative Strategic Planning Matrix Pendahuluan
Manajemen strategis merupakan salah satu faktor krusial dalam meningkatkan eksistensi suatu organisasi, termasuk Program Studi di suatu Perguruan Tinggi. Menurut Mulyasana (2011), manajemen strategis dikembangkan dalam rangka mensinergikan sumber daya internal dan kekuatan lingkungan berada pada titik strategis persaingan.
Oleh karena itu, kekuatan kompetitif (competitive power) apa saja yang dimiliki oleh Program Studi perlu secara sungguh-sungguh dipahami sehingga dapat dibangun strategi yang dapat meningkatkan daya saing Program Studi. Singkatnya, dengan berbekal pemahaman yang seksama dan berbagai masukan yang diperoleh baik secara internal maupun eksternal, diharapkan Program Studi dapat menetapkan strategi yang tepat dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan (continuous improvement).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan daya saing Program Studi antara lain 1) Dyson (2004) dalam penelitiannya di Universitas Warwick membuat model strategi “the strategy generation process”. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dengan menekankan resource dan competence based planning yang merupakan faktor internal dalam menghasilkan strategi; 2) Prabowo et. al (2004) dalam penelitiannya mengenai tingkat persaingan dalam industri jasa pendidikan tinggi komputer, hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi persaingan industri perguruan tinggi komputer di Pulau Jawa akan semakin meningkat namun kekuatan tawar menawar perguruan tinggi komputer akan semakin lemah terhadap konsumennya, maka strategi yang tepat untuk dilaksanakan adalah strategi fokus dan differensiasi; 3) Asmawi (2005) dalam penelitiannya mengenai strategi meningkatkan lulusan bermutu di perguruan tinggi, memberikan kesimpulan bahwa perlu dilakukan perubahan pada subsistem manusia dan teknologi dalam peningkatan lulusan bermutu di perguruan tinggi, yang meliputi: (a) mahasiswa yang dididik; (b) dosen sebagai pendidik dan pengajar, (c) sarana dan prasarana; dan 4) Cahyadi et. al (2008) dalam penelitiannya mengenai pengembangan model penyusunan strategi untuk meningkatkan daya saing Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda, menghasilkan inisiatif strategi antara lain berupa meningkatkan jumlah anggaran, melakukan promosi berkelanjutan, melakukan sosialisasi untuk mengurangi pergerakan pesaing baru dan mengusulkan bantuan biaya pendidikan bagi staf pengajar ke pemerintah.
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan merekomendasikan strategi pengelolaan pendidikan yang tepat untuk meningkatkan daya saing Program Sudi (Prodi). Penelitian dilakukan pada Program Studi Teknik Kimia di Universitas PGRI sebagai studi kasus, serta Universitas Taman Siswa dan Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai studi pembanding.
Studi Pustaka
Sumihardjo (2008) menyatakan bahwa kata “daya” dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata “saing” berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Sedangkan menurut Rahayu (2008), daya saing merupakan efisiensi dan efektivitas yang memiliki sasaran yang tepat dalam menentukan arah dan hasil sasaran yang ingin dicapai meliputi tujuan akhir dan proses pencapaian akhir dalam menghadapai persaingan. Selanjutnya, Rahayu (2008) menyebutkan bahwa keunggulan merupakan posisi relatif dari suatu organisasi terhadap organisasi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri. Dalam perspektif pasar, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan (customer value).
Sedangkan dalam perspektif organisasi, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan kinerja organisasi yang lebih baik dibandingkan dengan organisasi lainnya. Selain itu, Sumihardjo (2008) juga mengemukakan bahwa daya saing meliputi: (1) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, (2) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa daya saing adalah kemampuan dari seseorang/organisasi/institusi untuk menunjukkan keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna dibandingkan dengan seseorang/organisasi/institusi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi, atau keseluruhan dalam suatu industri.
Kuncoro (2008) mengatakan, dalam konteks daya saing pendidikan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi daya saing pendidikan, yaitu: (1) kualitas sumber daya, (2) dukungan pemerintah, dan (3) partisipasi masyarakat dan dunia usaha/industri. Agar suatu institusi pendidikan dapat bersaing, maka institusi tersebut harus dapat memenuhi kriteria standar pendidikan nasional seperti yang tersebut dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional yang meliputi: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.
Hax dan Majluf (1996) dalam Mulyasana (2011) mengatakan tujuan dari strategi bersaing adalah untuk menghasilkan keunggulan kompetitif, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan mengungguli pesaing. Ada empat sumber dari daya saing perusahaan, yaitu (1) kompetensi yang unik, (2) keberlanjutan (sustainability), (3) kemampuan memanfaatkan potensi, dan (4) kecerdasan memanfaatkan peluang.
Berangkat dari konsep persaingan industri dari Porter (1994), Kuncoro (2008) mengatakan bahwa terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam pendidikan yaitu: (1) munculnya satuan pendidikan baru, termasuk lembaga asing yang membuka cabangnya di Indonesia, (2) dibukanya jurusan atau program studi baru oleh perguruan tinggi lain yang lebih menarik, (3) terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan, (4) terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari para calon peserta didik/orangtua peserta didik atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki, serta (5) ancaman persaingan dari satuan pendidikan yang sudah ada.
Porter dalam David (2011) menyatakan bahwa perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri atau industri-industri dalam mana perusahaan tersebut bersaing.
Menurut Whellen dan Hunger (2012) formulasi strategi merupakan pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen yang efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan dalam kerangka kekuatan dan kelemahan perusahaan. Teknik formulasi strategi dapat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja tiga tahap (David 2011), yaitu tahap input, tahap matching, dan tahap keputusan. Kerangka kerja tersebut sering di sebut sebagai Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Berbagai jenis pilihan strategi dikemukakan oleh Porter (1994), David (2011), dan Whellen dan Hunger (2012). Porter (1994) mengemukakan konsep strategi generik yang terdiri dari strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi produk, dan strategi fokus. Igor Anshoff dalam Irianto 2012 mengemukakan strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar, dan strategi pengembangan produk. Sedangkan David (2011) dan Whellen dan Hunger (2012) mengemukakan 4 pilihan strategi berdasarkan kemampuan dan konteks yang dihadapi organisasi atau perusahaan.
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yang menggunakan kuesioner dan wawancara. Populasi penelitian ini terdiri dari empat kelompok (strata) individu, yaitu mahasiswa, dosen, alumni, dan pengguna lulusan Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang. Jumlah populasi adalah 88 orang yang terdiri dari 47 mahasiswa, 25 orang dosen, 8 orang alumni, dan 8 orang lulusan. Penentuan jumlah responden (sampel) berdasarkan persamaan Slovin adalah 43 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified
proportional random sampling dengan proporsi untuk setiap strata sebesar 50%. Pendekatan yang
(QSPM). Pada tahap input digunakan pendekatan Internal-External Factor Evaluation dan
Competitive Profile Matrix ; selanjutnya pada tahap matching digunakan Strength, Weakness,
Opportunities, Threats M atrix . Adapun tahapan penelitian digambarkan sebagai berikut : minat gagasan teoriSTUDI PENDAHULUAN
Menformulasikan strategi yang dapat diterapkan Program
Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang untuk
IDENTIFIKASI MASALAH
PENETAPAN TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA peningkatan daya saing.PENGUMPULAN DATA
DATA SEKUNDER DATA PRIMER
Kuesioner jatidiri, visi, misi, tujuan, sasaran, struktur organisasi fakultas, profil mahasiswa, profil dosen dan tenaga pendukung, kurikulum serta sarana dan mahasiswa, keberlanjutan penerimaan menggunakan rumus Solvin:
Menentukan ukuran sample dengan n = N/(1 + Ne ) 2prasarana. Stratified Proportional Random
Pengambilan sample dengan teknik Sampling Perbandingan dengan UMP dan Utamsis. PENGOLAHAN DATA
Wawancara (in depth interview)IFE matrix, EFE matrix, CPM matrix SWOT matrix QSPM KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS HASIL
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Faktor-faktor internal yang dikaji pada Program Studi Teknik Kimia berdasarkan kriteria minimal Sistem Pendidikan Nasional yang terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, penilaian pendidikan dan pembiayaan. Faktor internal Program Studi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Hasil wawancara kepada pihak Program Studi yaitu Ketua Program Studi Teknik Kimia menunjukkan bahwa terdapat 10 faktor kekuatan dan 6 faktor kelemahan. Adapun hasil Internal Factor Evaluation adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Internal-External Factor Evaluation
Faktor-faktor eksternal yang dikaji menggunakan konsep persaingan industri dari Porter dimana terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam pendidikan yaitu: (1) munculnya satuan pendidikan baru, (2) dibukanya jurusan atau program studi baru yang lebih menarik, (3) terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan, (4) terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari para calon peserta didik atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki, serta (5) ancaman persaingan dari satuan pendidikan yang sudah ada.
Faktor internal Program Studi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threat). Hasil wawancara kepada pihak Program Studi yaitu
Ketua Program Studi Teknik Kimia menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor peluang dan 5 faktor ancaman. Adapun hasil External Factor Evaluation adalah sebagai berikut :
Tabel 2 External Factor Evaluation
No FAKTOR-FAKTOR INTERNAL BOBOT RATING SKOR
Kekuatan (Strength) 1 Proses belajar mengajar yang interaktif. 0.0701344 3.5 0.2454705 2 Adanya dosen tamu dari luar universitas/praktisi 0.0654588 2.964 0.1940199 3 Kesesuaian harga dengan kualitas yang ditawarkan 0.0672122 3.1 0.2083578 4 Jenjang pendidikan dosen 0.0724722 3.75 0.27177095 Dosen kompeten di bidangnya 0.0736411 3.571 0.2629725
6 Ruang kuliah nyaman dan bersih 0.06955 3.464 0.2409211 7 Prosedur administrasi yang sederhana 0.0666277 3.428 0.2283998 8 Objektivitas dalam penilaian ujian dan tugas 0.0689655 3.428 0.2364138 9 Adanya sistem penjaminan mutu 0.0718878 3.642 0.2618153 10 Lulusan mampu berkomunikasi dan bekerjasama 0.0198714 3.5 0.06955 Kelemahan (Weakness) 1 Kesesuaian mata kuliah dengan kebutuhan kerja 0.0666277 2.964 0.1974845 0.0672122 2.75 0.1848334 3 Kelengkapan laboratorium 0.0701344 1.75 0.1227352 4 Kelengkapan perpustakaan dengan buku-buku dan 0.0625365 2.464 0.15409 jurnal-jurnal yang lengkap 5 Kelengkapan buku pedoman akademik 0.0677966 3 0.2033898 6 Kecakapan ilmu yang dimiliki lulusan 0.0198714 2.875 0.0571303 1 3.1853951No FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATING SKOR
Peluang (Opportunity) 1 Persepsi masyarakat akan pentingnya pendidikan 0.1116 3.57 0.39842 Jumlah lulusan SMU/SMK yang cukup tinggi 0.10941 3.25 0.35558 3 Reputasi dan citra Perguruan Tinggi 0.10503 3.666 0.38505 4 UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang 0.10941 3.666 0.40109 mewajibkan dosen berpendidikan minimal S2 5 Beragam industri di Sumatera Selatan 0.09628 3.75 0.36105 Ancaman (Threat) 1 Tingginya biaya pendidikan 0.0919 3.416 0.31394 2 Perkembangan teknologi yang sangat pesat 0.10722 2.583 0.27695 3 Persaingan antar PTS yang sudah ada 0.10066 2.5 0.25164 4 Meningkatnya program substitusi 0.09847 2.583 0.25434
5 Masyarakat mulai kritis akan kualitas pendidikan 0.07002 3.30013 0.23108 1 2.99806 Hasil Competitive Profile Matrix ditunjukkan pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3 Competitive Profile Matrix
Competitive Profile Matrix di atas, menunjukkan total skor yang tertinggi adalah Program0.4
0.6
3 Kualitas mahasiswa & lulusan 0.175 3 0.525
4
0.7
4
0.7
4 Proses pengajaran dan pembelajaran 0.175 3 0.525
4
0.7 3 0.525
5 Sarana dan Prasarana
0.2
2
4
0.8
0.8
2
0.4
6 Rasio mahasiswa dengan daya tampung
0.1
2
0.2
3
0.3
3
0.3 TOTAL
1
3
4
Studi Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang (3.75), disusul oleh Program Studi Teknik Kimia Universitas Taman Siswa dan Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang masing-masing 3.125 dan 2.7. Berdasarkan skor ini, diketahui bahwa posisi relatif Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang adalah yang terlemah jika dibandingkan dengan pesaingnya.
5. Strategi terbaik yang direkomendasikan kepada Program Studi Teknik Kimia Universitas
Berdasarkan hasil Internal-External Factor Evaluation dan Competitive Profile Matrix, selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan Strength, Weakness, Opportunities, Threats
matrix . Terdapat 8 alternatif strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing
Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang.Rekomendasi strategi terbaik ditentukan berdasarkan bobot faktor yang ditetapkan oleh responden atau stakeholders (mahasiswa, dosen, alumni, pengguna lulusan) dan attractive score yang ditetapkan oleh Ketua Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang untuk setiap alternatif strategi. Strategi terbaik yang direkomendasikan kepada Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang, yaitu: Strategi pengembangan kompetensi inti melalui peningkatan kemampuan dosen dan peningkatan jumlah dan ragam laboratorium beserta perlengkapannya.
Kesimpulan 1.
Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang dinilai belum memaksimalkan
potensi kekuatan yang dimilikinya dan meminimalkan kelemahannya. Kekuatan terbesar adalah jenjang pendidikan dosen (0.2717) sedangkan kelemahan terbesar yang dihadapi adalah kecakapan ilmu yang dimiliki lulusan (0.0571) dan kelengkapan peralatan laboratorium (0.1227).
2. Peluang terbesar adalah Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang
mewajibkan dosen berpendidikan minimal S2, peluang ini dapat direspon dengan baik oleh Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang. Hal ini dapat dilihat dari jenjang pendidikan dosen yang sebagian besar telah S2 dan didukung penuh baik pihak program studi itu sendiri maupun pihak universitas. Namun, ancaman terbesar terletak pada mulai kritisnya masyarakat akan kualitas pendidikan dengan skor 0.23108.
3. Hasil matriks profil kompetitif (CPM), posisi relatif Program Studi Teknik Kimia
Universitas PGRI Palembang adalah yang terlemah (skor 2.7) jika dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Program Studi Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang (3.75) dan Universitas Taman Siswa (3.125).
4. Hasil analisis dengan menggunakan Strength, Weakness, Opportunities, Threats matrix
menunjukkan terdapat 8 alternatif strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing Program Studi Teknik Kimia Universitas PGRI Palembang.
PGRI Palembang, yaitu: Strategi pengembangan kompetensi inti melalui peningkatan kemampuan dosen dan peningkatan jumlah dan ragam laboratorium beserta perlengkapannya
0.6
NO Faktor Penentu Keberhasilan B PGRI UMP TAMSIS P NB P NB P NB
1 Biaya Kuliah
0.15
3
0.45
3
0.45
4
0.6
2 Kualitas staf pengajar
0.2
3
2.7 3.75 3.125
Daftar Pustaka
Asmawi, M. Rosul. 2005. Strategi meningkatkan lulusan bermutu di perguruan tinggi. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, 66-71. Cahyadi, D. Suwignjo, P., & Pratiwi, S. G. 2008. Pengembangan model penyusunan strategi untuk
meningkatkan daya saing jurusan desain produk Politeknik Negeri Samarinda . Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).David, F. R. 2011. Strategic Management Concepts and cases. New Jersey : Pearson Prentice Hall Dyson, R. G. 2004. Strategi development and SWOT analysis at the University of Warwick.
European Journal of Operational Research, 152 , 631-640.
Irianto, Adi. 2012. Model Integrasi Manajemen Strategi dengan Balanced Scorecard. Jakarta : Pascasarjana Universitas Trisakti. Kuncoro, E. A. 2008. Leadership sebagai primary forces dalam competitive strength, competitive area, competitive result guna meningkatkan daya saing perguruan tinggi. Bandung: Alfabeta. Mulyasana, Dedy. (2011). Pendidikan bermutu dan berdaya saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Porter, Michael E. (1994). Keunggulan Bersaing. Jakarta: Binarupa Asksara. Prabowo, Harjanto, Bahtiar S. Abbas dan Margaret. (2004). Analisis struktur persaingan industry jasa pendidikan tinggi computer untuk menentukan model strategi bersaing. INASEA, Vol. 5, No. 2, 157-175. Rahayu, A. (2008). Strategi meraih keunggulan dalam industri jasa pendidikan: Suatu kajian manajemen stratejik. Bandung: Alfabeta. Sumihardjo. (2008). Penyelenggaraan pemerintah daerah melalui pengembangan daya saing berbasis potensi daerah. Fokusmedia. Wheelen, Thomas and David Hunger. (2012). Strategic Management and Business Policy. New Jersey : Pearson Prentice Hall