BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Sejarah Butik 2.1.1 Asal-usul butik - Budaya Kerja Pengusaha Butik Studi Deskriptif Pada Pengusaha Butik di Sun Plaza Medan

  

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Butik

2.1.1 Asal-usul butik

  Konsep mengenai butik muncul pertama kali dalam bahasa prancis pada tahun

  

  1242. Butik berasal dari bahasa Provençal kuno dengan istilah botiga, yang berasal dari bahasa yunani yang berarti tempat penyimpanan: apotheke ( secara harfiah: ‘sebuah tempat dimana segala sesuatu di simpan’, ‘apo’ yang merupakan prefix/awalan untuk dan tithenal ‘menempatkan’. Berbeda dengan sinonimnya,

  

magasin , yang masih digunakan dalam bahasa Prancis untuk mendefinisikan tempat

  penyimpanan ataupun toko, istilah 'butik' dengan cepat berkembang hanya untuk menunjukkan istilah tempat penjualan. Selain itu, berbeda dengan magasim, istilah butik diambil pada konotasi simbolik kedua, yang tidak hanya mengacu pada lingkungan terjadinya perdagangan, tetapi juga tempat untuk kegiatan sosial yang berasal dari sekitar tempat dimana terjadinya perdagangan. ‘Butik’ dipakai untuk menggambarkan interaksi sosial yang terkait dengan tindakan jual beli serta hubungan bisnis lainnya yang berhubungan dengan istilah tersebut.

  8 . Provencal adalah wilayah di

  Konsep tentang butik telah mengalami banyak perubahan. Menurut bahasa prancis ada beberapa arti yang berbeda tentang konsep butik. Dahulu konsep butik merupakan ruang ritel, tempat penyimpanan dan ruang yang bersebelahan dimana barang bagus dijual. Pada abad ke Sembilan belas, definisi mengenai butik menjadi lebih ekplisit. Butik di gambarkan sebagai toko yang tersedia untuk kalangan kelas menengah, yang menjual barang-barang mewah seperti pakaian, parfum dan bahan halus yang dirancang untuk gaya hidup ekslusif. istilah ini digunakan hampir di seluruh dunia sampai tahun 1940 di mana munculnya reaksi skala besar terhadap retail. Istilah butik dipakai untuk menunjukan sebuah toko yang secara umum toko khusus wanita di mana pemiliknya adalah perseorangan yang masih bisa melakukan bisnis lainnya bahkan, konsep butik berarti menyediakan kebutuhan pasar yang tidak

   di produksi secara masal yang artinya toko khusus.

  Menurut Jerussalem (2002: 15), Kemunculan butik di Indonesia ini tidak seluruhnya mempunyai konsep yang sama dengan butik pada awal kemunculannya tahun 1960-an yang dipelopori oleh Mary Quant. Butik pada masa-masa awal sebagaimana Mary Quant Bazaar merupakan bisnis fesyen yang meliputi bisnis proses merancang, memproduksi serta menjual item fesyen yang unik. Jadi, butik tidak sekedar menjual item fesyen saja. Item fesyen yang dijual pun unik karena desainer hanya akan menjual di butiknya saja dan tidak ke butik lainnya apalagi ke

  

department store sehingga item fesyen yang dijual menjadi unik dan berkarakter khas 9 dari butik dan desainernya. Konsep ini masih berjalan hingga kini di Negara asal tumbuh dan berkembangnya butik serta di Negara-negara maju lainnya. Konsep butik sebagaimana yang ada di Negara asalnya bukan berarti tidak ada di Indonesia. Tentu di Indonesia ada butik sebagaimana tersebut, terutama yang dimiliki oleh desainer. Namum banyak pula butik yang sekedar mempunyai satu bisnis proses saja yaitu perdagangan. Aktivitas butik ini hanya meliputi pengadaan item fesyen(pembelian/kulakan) untuk kemudian dijual kembali dengan mengambil keuntungan tertentu. Konsekuensinya adalah item fesyen yang dijual bukanlah item unik dan berkarakter. Bahkan dapat terjadi yang dijual adalah item fesyen pasaran. Konsep butik yang terakhir ini bukan tidak boleh, tentu boleh dan sah-sah saja dalam dunia bisnis. Namun yang perlu ditekankan adalah butik tersebut memiliki konsep yang berbeda dari butik yang sesungguhnya.

10 Ciri-ciri busana butik : 1.

  Jahitan dan penyelesaiannya banyak dikerjakan dengan tangan.

  2. Ukuran busana berdasarkan ukuran tubuh orang tertentu atau ukuran standard dunia mode.

  3. Modelnya unik, hasil rancangan perancang busana, dan tidak pasaran.

  4. Hanya diproduksi satu potong hingga tiga potong untuk satu model. Semakin sedikit diproduksi, semakin eksklusif butik tersebut. Butik-butik paling eksklusif hanya membuat satu setel busana dari satu model, lengkap dengan sepatu, tas tangan, kalung, dan gelang yang senada dengan tema busana.

  5. Harga jualnya mahal.

  Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa usaha butik adalah salah satu jenis usaha bidang busana yang memberikan pelayanan jasa dan produk kepada konsumen berupa pesanan pembuatan busana dan penjualan busana yang sudah jadi dengan model khusus dan istimewa, dikatakan khusus dan istimewa karena model busana yang dijual di usaha butik, didesain khusus oleh desainer, tidak diproduksi secara masal dan model yang dibuat tidak ada dipasaran dengan kualitas jahitanyang bermutu tinggi.

  Pengerjaan busana lebih banyak menggunakan tangan karena menuntut kehalusan dan kerapihan. Jenis kain yang digunakan pada usaha butik biasanya didesain khusus oleh desainer atau khusus disediakan oleh usaha butik mulai dari pernilihan warna, motif dan tekstur. Pada usaha butik selain memproduksi dan menjual busana yang sudah jadi juga menyediakan bahan pelengkap busana yang terdiri dari Aksesoris dan Milineris yang disesuaikan dengan model busana. Sistem kerja pada usaha butik biasanya menggunakan sistem kerja satuan, yaitu setiap pengerjaan pembuatan busana dilakukan oleh satu orang, karena harus dikerjakan seteliti mungkin sesuai dengan tuntutan kualitas, sehingga pengerjaan pernbuatan

   busana dapat memakan waktu lama.

  Setiap butik tentunya memiliki interior ruangan yang berbeda-beda. Interior adalah bentuk atau desain suatu tempat. Interior ruangan turut mempengaruhi minat belanja pembeli. Interior ruangan pada butik biasanya mencerminkan diri pengusaha butik tersebut.

2.2 Sejarah Singkat Kota Medan

  Kota medan merupakan kota terbesar di Sumatera Utara dan kota terbesar ketiga di Indonesia. Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Ada cerita yang mengatakan bahwa asal usul kata Medan berasal dari bahasa Karo yaitu

  

Madan yang berarti sembuh. Pada taMedan secara resmi memperoleh

  status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909 Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar- besaran. Berdasarkanduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa.

  Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Bersama kawasan metropolitannya penduduk Medan mencapai 4.144.583 jiwa. Hal ini membuat Medan menjadi kota dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatera dan keempat di Indonesia. Kota Medan merupakan salah satu kota multikultural yang ada di Indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya berbagai macam etnis dan suku yang bermukim di Medan diantaranya : Suku karo, Batak, Jawa, Simalungun, Aceh, India, Melayu dan Tionghoa.

  Keberagaman ini yang membuat Medan layak untuk dijadikan sebagai kota wisata karena ada terdapat berbagai macam rumah ibadah dan tempat pemujaan di setiap sudut kota medan, seperti : Gereja, Vihara, Klenteng, Masjid, Kuil, dll. Ada juga kampung keling yang terkenal menjadi salah satu tempat pemukiman keturunan India di kota Medan.

  Geografis

  Kota Medan memiliki luas 265,10 km². Sebelum sebagian wilayah Kabupaten Deli serdang bergabung pada tahun 1972 luasnya hanya sebesar 51,32 km². Kota Medan memiliki kordinat geografis 3º 30º - 3º 43´ LU dan 98º 44´ BT. Permukaan tanahnya cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5m – 37,5m di atas permukaan bumi. Batas-batas wilayah Kota Medan adalah:

  Sebelah utara : Berbatasan dengan Selat Malaka Sebelah Barat : Berbatasan dengan Deli Serdang Sebelah Timur : Berabatasan dengan Deli Serdang Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Deli Serdang

  Medan sebagai kota metropolitan memiliki berbagai macam pusat-pusat perbelanjaan atau yang sering kali disebut dengan istilah mall. Tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan, mall juga sering kali digunakan sebagai tempat untuk berkumpul baik itu komunitas, keluarga maupun perorangan. Ada beberapa mall yang terdapat di kota Medan mulai dari kalangan menengah sampai menengah ke atas, diantaranya : Center Point Medan, Plaza Medan Fair, Thamrin, Medan Plaza serta Sun Plaza Medan yang merupakan tempat dilakukannya penelitian ini.

2.3 Sejarah Lokasi Penelitian

2.3.1 Sejarah Sun Plaza Medan

  Sun Plaza yang terletak di tengah kota medan merupakan pusat perbelanjaan kelas atas yang berdiri pada awal tahun 2004. Mall ini dibangun di atas lahan seluas lebih dari 29.000 meter persegi dengan konsep mall keluarga. Total luas bangunan adalah lebih dari 87.000 meter persegi dengan total area yang disewakan lebih dari 62.000 meter persegi.

  Sun Plaza terdiri atas enam lantai dengan pangsa pasar untuk kalangan

menengah keatas. Hal ini terlihat dari brand-brand yang terdapat disana baik brand

lokal maupun internasional, seperti : Mango, H&M, Hugo Boss, The Body Shop,

Aigner, Frank&Co, Starbucks, J.CO, Sogo Department Store dan Gramedia. Ada

berbagai macam gerai, butik, outlet, supermaket serta department store yang terdapat

disana. Sun Plaza menjadi tempat favorit untuk hang out baik bagi warga lokal

maupun internasional. Sun plaza merupakan salah satu mall yang cukup terkenal di

Medan dan menjadi tempat berahkir pekan bagi sebagian masyarakat yang tinggal di

kota Medan.

  Lokasi sun plaza cukup strategis karena berada di pusat kota yang berdekatan

dengan area perkantoran dan perbankan. Selain itu, Sun Plaza terletak di tengah-

tengah kota Medan di mana lokasinya cukup ramai sehingga mall ini mudah untuk

dijangkau.

  Sun Plaza terletak Jalan H. Zainul Arifin No. 7 Medan berdekatan dengan Mesjid Agung Medan, Kantor Gubernur Sumatera Utara serta SMA Negeri 1 Medan.

  Konsep bangunan ini menyerupai kapal Titanic. Exterior dari Sun Plaza ini terbuat dari logam titanium yang melambangkan kokohny bangunan Sun Plaza.

  Simbol

  merupakan simbol universal yang kuat. simbol matahari merupakan simbol antar budaya yang kuat yang menjadi cerminan kota Medan dengan masyarakatnya yang energetik serta akrab dengan dunia industri. Selain it merefleksikan kehidupan, kehangatan, energi, cahaya, harapan untuk masa depan yang lebih baik, serta berbagai kesan positif lain yang dapat menempatkan pengunjung dalam spirit dan suasana hati yang tepat untuk berbelanja atau menikmati acara bersama keluarga atau kerabat. Simbol matahari muncul dalam berbagai bentuk abstrak di dalam bangunan maupun di fasad utama. Di dalam atrium terdapat instalasi delapan belas bola yang merepresentasikan matahari, dengan latar antariksa pada langit-langit atrium.

2.3.2 Sejarah Vj. Boutique

  Vj Boutique merupakan salah satu butik baru yang berlokasi di Sun Plaza Medan. Butik ini berdiri pada tanggal 3 mei 2014. Vj Boutique merupakan singkatan dari nama pemiliknya yaitu Vera(22 Tahun) dan Jenny(45 Tahun). Butik ini didirikan

  Barang yang di jual di Vj Boutique rata-rata khusus wanita mulai dari remaja sampai dewasa. Barang butik ini di impor langsung dari luar negeri seperti Bangkok, Hongkong dan Kuala Lumpur. Lokasi Vj Boutique merupakan lokasi yang cukup strategis karena berdekatan dengan butik lainnya serta dekat dengan lokasi parkiran.

  Butik ini terletak di Sun Plaza lantai 2A-17, memiliki tiga pegawai yang bekerja yaitu Rika, Juwita dan Nur.

  Foto 1 Lokasi VJ Boutique Sumber : Dokumentasi Pribadi Pada tahun ini VJ Boutique memasuki tahun kedua di Sun Plaza Medan.

  Meskipun tergolong baru, butik ini mampu bersaingan dengan butik lainnya yang lebih dulu berdiri dikawasan tersebut. Ukuran VJ Boutique tidaklah terlalu luas

  Di dalam butik tersebut, berjejer beragam pakaian dengan berbagai gaya dan bentuk terkini yang dijual dengan harga kisaran 200.000 Rupiah. Selain Pakaian, butik ini juga menjual tas, sepatu, topi, syall dan rok. Di depan pintu masuk butik di sebelah kiri terdapat dua patung manekin berdiri, serta di sebelah kanan terdapat satu patung manekin duduk yang menampilkan contoh batang yang dijual di butik.

  Setiap baju yang terdapat di butik ini di gantung secara terpisah berdasarkan jenisnya. Biasanya rok digantung dengan berbagai macam jenis rok dalam satu tempat dan baju digantung dengan baju yang memiliki model yang sama. Barang-barang yang dijual tertata rapi. Setiap pengunjung butik dapat melihat dan menjangkau barang dengan mudah.

  Foto 2 Bagian Dalam Vj Boutique Butik ini juga menerapkan sistem member. Bagi setiap member akan diberikan diskon. Siapa saja bisa menjadi member di Vj Boutique. Jika ingin menjadi member pada butik ini cukup dengan membayar 40.000 Rupiah. Pada setiap pembelian berikutnya akan diberikan diskon sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  Hal ini merupakan salah satu strategi yang dipakai untuk menarik minat belanja pelanggan. Butik ini mempunyai kharakter ruangan yang khas dengan nuansa warna- warna lembut. Di bagian depan butik, pada bagian sebelah kiri terdapat dua patung manekin yang berdiri dan satu patung manekin duduk di sebelah kanan. Meskipun ukuran butik ini tidak begitu luas tetapi para pelanggan dapat memperoleh kenyamanan jika berada di dalam.

  Jam kerja para pegawai dimulai dari jam 11.00 WIB - 22.00 WIB. Setiap harinya Pemilik butik datang ke butik untuk memantau, di mana biasanya datang pada saat siang atau sore hari. Salah satu pegawai butik mengungkapkan bahwa bekerja di butik tidak terlalu melelahkan karena di sela-sela bekerja, mereka masih bisa duduk beristirahat jika tidak ada pelanggan.

  

“enggak enaknya kalo butik sepi kayak gini bikin ngantuk

mbak. Enggak ada pembeli bingung mau ngapain ya duduk-

duduk aja lah. Kalo ngantuk biasanya dikasih cece permen

biar ga ngantuk.” (rika, 22 tahun).

  Ketika ditanya tentang tidak enaknya bekerja di butik, para pegawai mengatakan bahwa bekerja di butik terkadang membosankan. jika tidak ada pelanggan maka mereka hanya duduk diam menanti pembeli sembari membereskan barang-barang.

2.3.3 Sejarah Butik Red Carpet

  Butik Red Carpet berdiri pada tahun 2012. Lantai butik ini dilapisi oleh karpet berwarna merah yang menjadi salah satu ciri khas butik tersebut. Karpet merah yang mendominasi butik tersebut sesuai dengan konsep butik ini. Ada alasan mengapa pengusaha butik ini menamakan butiknya dengan nama Red carpet. Cece venti pengusaha butik ini mengatakan bahwa ada makna dibalik nama red carpet. Biasanya orang-orang yang berjalan di red carpet adalah orang-orang pilihan dan elit. Tidak sembarang orang yang bisa berjalan di red carpet. Butik ini dinamakan red carpet karena pengunjung/pembeli yang datang ke butik ini akan dilayani seperti tamu-tamu yang berjalan di red carpet. Butik ini berdiri dari kecintaan sang pengusaha butik terhadap fashion. Berawal dari hobby berbelanja, pengusaha butik ini menjadikan minatnya menjadi lahan bisnis. Kecintaan pemilik butik terhadap fashion terlihat dari

   gaya sehari-harinya. Pengusaha butik ini selalu terlihat fashionable dan elegan.

  Red carpet merupakan salah satu butik unik yang terdapat di sun plaza medan. Terletak di lantai lantai dua no. 7-8 serta berdekat dengan parkiran membuat butik ini sangat mudah untuk dijangkau. Desain depan butik dibuat berwarna hitam dilapisi kaca dengan papan nama butik yang besar dan menarik. Dari luar butik, pengunjung dapat melihat dengan jelas barang-barang yang terdapat di dalam butik. Butik ini dominan menjual pakaian dan barang-barang untuk pesta.

  Kebanyakan barang-barang di butik ini untuk ibu-ibu atau kalangan sosialita yang menyukai gaya hidup mewah dan glamor. Hal tersebut terlihat dari gaun-gaun pesta yang dipajang di butik ini. Barang-barang di butik ini merupakan barang-barang pilihan, hal inilah yang membedakan butik ini dengan butik-butik lainnya di Sun Plaza Medan. Butik ini juga menerapkan sistem member. Ada beberapa syarat khusus jika ingin menjadi member yaitu berbelanja memenuhi target tertentu. Jika menjadi member butik ini maka akan diberikan diskon khusus untuk kalangan member saja.

  

Foto 3

Lokasi Butik Red Carpet Sumber : Dokumentasi Pribadi

  Butik ini sedikit berbeda dengan butik lainnya yang terdapat di sana, karena Butik ini memiliki kharateristik yang cukup menarik. Bagian depan display butik karakter di setiap pakaian yang melekat di patung manekin. Barang-barang yang terdapat di butik Red Carpet merupakan barang pilihan. Hal ini terlihat dari setiap barang yang ada di dalam butik. Kebanyakan barang-barang yang dijual adalah busana untuk pesta. Gaun-gaun pesta yang terdapat di butik ini merupakan hasil rancangan desainer. Pengusaha butik Red Carpet bernama Venti.

  Cece Venti mengatakan bahwa kedepannya dia memiliki rencana akan menjual pakaian khusus hasil rancangan para desainer-desainer muda. Cece Venti merupakan seorang wanita modis yang selalu terlihat modern dan trendi setiap harinya. Penampilan cece Venti sedikit berbeda dengan pengusaha butik lainnya.

   Setiap penulis temui, cece Venti selalu terlihat elegan dengan memakai high heels .

  Jarang sekali pengusaha butik di Sun Plaza Medan yang memakai high heels di butik mereka.

  Butik ini memiliki ukuran yang cukup luas dibandingkan dengan butik lainnya yang terdapat di sana. Butik ini berdekatan dengan parkiran yang terdapat di lantai dua. Kita bisa melihat kondisi dalam butik dari luar karena butik ini dilapisi oleh kaca sehingga siapa saja bisa melihat barang-barangnya. Butik Red Carpet termaksud salah satu butik yang terluas yang terletak di lantai dua.

  Memasuki ruangan butik, kita akan melihat berbagai macam pakaian dengan mode yang beranekaragam. Kebanyakan pakaian yang dijual di butik ini adalah pakaian untuk pesta. Hal ini terlihat dari berbagai macam barang-barang yang dijual di sana mulai dari gaun, tas, sepatu dan asesoris lainnya.

  Cece Venti yang merupakan pengusaha butik Red Carpet selalu datang setiap hari ke butiknya. Biasanya cece memantau tugas pegawainya. Untuk urusan melayani pelanggan biasanya diserahkan kepada para pegawainya. Jika selama para pegawai bisa melayani pelanggan maka akan dilayani oleh pelanggan. Cece hanya membantu di +butiknya jika hanya dibutuhkan.

  Ada empat pegawai yang bekerja di butik ini. Pegawai yang bekerja memiliki seragam kerja dimana seragam tersebut dipakai setiap hari senin sampai minggu. Pada hari jumat mereka dibebaskan dari seragam. Ada banyak pegawai yang bekerja di butik Red Carpet dan semuanya adalah perempuan. Hal ini dikarenakan semua pakaian dan barang yang dijual dibutik ini adalah khusus untuk wanita sehingga pekerjanya pun harus wanita. Pekerja yang terdapat di butik ini memiliki kekompakan satu sama lain bahkan dengan cece Venti pun mereka kompak. Hal ini terlihat dari interaksi yang mereka lakukan di dalam butik.

Dokumen yang terkait

Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Negeri Di Kota Pekanbaru

0 0 17

Analisis Kerugian dan Pemetaan Sebaran Serangan Rayap Pada Bangunan SMP Negeri Di Kota Pekanbaru

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Kesejahteraan Psikologis pada Wanita Dewasa Madya ditinjau dari Grandparenting Style

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi - Analisis Investasi Ekonomi Sektor Unggulan Kota Medan

0 20 17

Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Ha

1 1 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Cost To Income Ratio (CIR), Debt To Equity Ratio (DER), Size Bank, Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbank

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kertas - Pemanfaatan Serat Lidah Mertua (Agave Angustifolia Haw) dan Kulit Pisang Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertas

1 6 19