PENGARUH PELUANG PERTUMBUHAN, MODAL KERJA BERSIH, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP CASH HOLDING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH PELUANG PERTUMBUHAN, MODAL KERJA
BERSIH, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP CASH
HOLDING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA
1 2 2 1)Azimah Dianah , Hasan Basri , Muhammad Arfan
Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The objective of this research is to examine the determine of growth opportunities,
net working capital, and financial leverage either simultaneously or partially to cash
holdings.The samples are manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange
during the three years (2010-2012). The sample selection is done by applying simple random
sampling method. Data are proceed by using unbalanced panel data. Total samples of 2010
are 82 companies, of 2011 are 86 companies, and of 2012 are 86 companies. To annalyzed the
data this study uses multiple linear regression.The results show that (1) the simultaneous
growth opportunities, net working capital, and financial leverage have effect on cash holdings.
(2) partially, growth opportunities, and net working capital have positive influence toward
cash holdings, whereas financial leverage has negative influence toward cash holdings.Keywords : Growth opportunities, net working capital, financial leverage, cash holdings
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh peluang pertumbuhan, modal kerja bersih,
dan financial leverage baik secara bersama-sama atau parsial terhadap cash holding.Sampel pada
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 periode
(2010-2012). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling.
Data di proses dengan menggunakan unbalanced panel data. Total sampel tahun 2010 sebanyak 82
perusahaan, tahun 2011 sebanyak 86 perusahaan, dan tahun 2012 sebanyak 86 perusahaan. Metode
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) peluang pertumbuhan, modal kerja bersih, dan financial leverage secara
bersama-sama berpengaruh terhadap cash holding. (2) Secara parsial peluang pertumbuhan, dan modal
kerja bersih berpengaruh positif, sedangkan financial leverage berpengaruh negatif terhadap cash
holding .Kata kunci : Peluang pertumbuhan, modal kerja bersih, financial leverage,cash holding
PENDAHULUAN penetapan kebijakan perusahaan adalah kas dan
Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk setara kas. Kas merupakan aset perusahaan paling memberikan informasi tentang posisi keuangan, likuid yang berfungsi sebagai darah perusahaan kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat dalam menggerakkan operasi rutin. Kebijakan bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan perusahaan untuk memegang kas merupakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan langkah untuk melindungi perusahaan dari ekonomi (IAI, 2009:7).Salah satu item dari laporan kekurangan kas (cash shortfall). Semakin besar keuangan yang dapat dijadikan dasar pengambilan ketidakpastian atau volatilitas dari cash flow keputusan untuk pengguna laporan keuangan dan perusahaan, maka semakin besar kemungkinan terjadinya kekurangan kas operasional dan perusahaan terdorong untuk memegang kas dalam jumlah yang lebih besar (Dittmar, 2008). Para manajer keuangan perusahaan menahan kas (cash
holding ) pada porsi yang cukup dengan tujuan
Costs Model yang menyimpulkan bahwa semakin
Opler et al., 1999; Mikkelson dan Partch, 2003).
growth opportunity ) (Kim, Mayer, dan Sherman, 1998;
mempunyai biaya pendanaan eksternal yang mahal (high external financing cost) dan mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan bisnisnya (large
underinvestment dalam perusahaan yang
perusahaan karena dengan memegang kas perusahaan dapat mengurangi masalah
Cash holding sangat bermanfaat bagi
yang ditahan dalam kas untuk rencana-rencana atau spekulasi, didepositokan atau ditabung di Bank, dan dibelikan valuta asing atau surat berharga (Gilarso,2008:227).
Cash Holding Cash holding merupakan sejumlah uang
kecil kas yang dipegang perusahaan akan mengakibatkan krisis dalam aset likuid yang akan berdampak pada tingginya biaya pendanaan eksternal dalam hal ini adalah utang. Oleh karena biaya yang semakin meningkat dan kemungkinan akan krisis aset likuid, maka akan memaksa perusahaan untuk memegang kas dalam jumlah yang banyak (Opler et al., 1999).
juga dapat berpengaruh terhadap cash hoding, hal ini sesuai dengan teori the Transaction
melakukan investasi ulang pada aktiva perusahaan, mendistribusikan kepada investor dan tetap menahannya dalam perusahan. Berdasarkan pada
leverage
Faktor modal kerja bersih juga dapat berpengaruh terhadap cash holding, hal ini didasarkan pada teori Miller dan Orr (1966) yang menyatakan bahwa modal kerja bersih dapat bereperan sebagai substitusi kas yaitu ketika jumlah kas mencapai batas atas maka perusahaan membeli surat berharga, dan apabila jumlah kas mencapai batas bawah maka perusahaan akan menjual surat berharga untuk menambah kas. Selain itu, financial
menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan kas untuk berspekulasi mengamati berbagai kesempatan bisnis baru yang dianggap menguntungkan. Perusahaan yang sedang berkembang dapat melakukan akusisi perusahaan lain sehingga memerlukan kas dalam jumlah besar (Keynes, 1936).
liquidity preference (preferensi likuiditas) yang
Faktor peluang pertumbuhan diduga dapat mempengaruhi cash holding, hal ini sesuai dengan motif spekulasi (speculative motive) dalam teori tentang permintaan akan uang yang dikenal dengan
merupakan kas yang ditahan oleh perusahaan untuk motif berjaga-jaga, transaksi, dan spekulasi (Baker dan Powell, 2005:165). Manfaat perusahaan menahan kasantara lain untuk menghadapi kesulitan keuangan (financial distress), kebijakan investasi yang lebih optimal ketika terjadi kesulitan keuangan dan hal-hal yang berhubungan dengan pendanaan eksternal (Afza dan Adnan, 2007).
Cash holding
, perusahaan menyusun kas pada level yang optimal dengan mempertimbangkan biaya dan keuntungan marginal dari memegang kas (Afza dan Adnan, 2007).
trade off theory
KAJIAN PUSTAKA
Sementara perusahaan dengan financial distress cost yang tinggi memegang kas untuk mengurangi kemungkinan kesulitan keuangan (John, 1993). Namun, bila perusahaan menahan uang tunai dalam bentuk kas dan setara kas sebagai salah satu asetnya, maka hal ini akan memberikan kemudahan tertentu, yaitu likuiditas yang sewaktu-waktu bisa dipakai untuk kepentingan tertentu. Menyinpan atau menahan kas juga memiliki biaya (opportunity
cost ), karena uang yang ditahan tersebut tidak
menghasilkan apa-apa. Dalam masa inflasi nilainya bahkan akan merosot, seandainya kas tersebut didepositokan di bank atau dibelikan surat-surat berharga paling sedikit akan menghasilkan bunga (Gilarso, 2008:228).
Keynes (1936) mengemukakan mengenai “liquidity preference” sebagai alasan mengapa orang atau perusahaan lebih suka menahan uang dalam bentuk kas karena manfaat menahan kas yaitu perusahaan mampu menghemat biaya transaksi serta tidak perlu melikuiditas aset jika perusahaan memerlukan uang dan sebagai sumber pembiayaan internal ketika sumber pembiayaan eksternal sulit untuk diakses terutama saat terjadi pengetatan kredit.
Kegunaan cash holding lainnya yaitu untuk menghadapi kesulitan keuangan (financial
distress ), kebijakan investasi yang lebih optimal
ketika terjadi kesulitan keuangan dan hal-hal yang berhubungan dengan pendanaan eksternal (Afza dan Adnan, 2007).
Peluang Pertumbuhan
Menurut Belkaoi (2000:3) “peluang pertumbuhan adalah nilai aset ditempat dan pilihan investasi perusahaan di masa yang akan datang”.Peluang pertumbuhan mengindikasikan adanya kemampuan perusahaan untuk berkembang di masa depan dengan memanfaatkan peluang investasi sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Indikator pertumbuhan itu sendiri merupakan opsi investasi masa depan yang dapat ditunjukkan atas kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasi kesempatan untuk mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam satu lingkungan industrinya (Gaver dan Gaver, 1993).
Modal Kerja Bersih
Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, menyediakan gambaran yang sangat berguna dalam menentukan kebijaksanaan pembiayaan jangka pendek. Jika modal kerja bersih rendah, keuntungan perusahaan cenderung meningkat, tetapi peningkatan keuntungan ini disaat yang sama juga meningkatkan risiko likuiditas perusahaan (Brealey, Myers, dan Marcus, 2008:139). Modal kerja bersih menurut Van Horne dan
Wachowicz. (2008:214) adalah “aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Oleh karena itu, Komponen modal kerja bersih dapat meliputi aset lancar (kas, surat berharga, piutang, dan pers ediaan) dan kewajiban lancar”. Manajemen modal kerja bersih meliputi pengelolaan masing-masing pos atau komponen current account perusahaan yang meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan utang lancar (Van Horne dan Wachowicz, 2008:214).
Financial Leverage
Menurut Sartono (2010:263),
“financial leverage merupakan pengunaaan dana yang
memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”. rasio financial leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt ratio (DAR) atau debt to total assets ratio. Debt
to total asset ratio merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2012).
KERANGKA PEMIKIRAN Pengaruh Peluang Pertumbuhan terhadap Cash Holding
Lebih jelasnya hubungan antara peluang pertumbuhandengan cash holding dapat ditunjukkan melalui hasil penelitian Opler et.
a.l , (1999); Ferreira dan Vilela (2004); Ozkan
dan Ozkan (2004); William dan Fauzi (2013); Jinkar (2013) yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat peluang pertumbuhan yang besar, memegang kas dalam jumlah yang besar. Untuk berjaga-jaga biasanya perusahaan dengan peluang pertumbuhan yang besar akan menahan kas yang cukup besar sampai adanya peluang untuk menggunakan kas yang telah ditahan untuk digunakan pada kesempatan yang akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Jinkar, 2013). Oleh karena itu, untuk menjagatingkat likuiditas, perusahaan dengan peluang pertumbuhan yang lebih tinggi diharapkan agar tidak membatasi atau membatalkan proyek investasi yang menguntungkan mereka.
Namun, hasil penelitian Gill dan Shah (2012) di Kanada dengan menggunakan market
to book ratio sebagai proksi pengukuran
peluang pertumbuhan menghasilkan pengaruh yang negatif terhadap cash holding. Perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi akan menahan kas dalam jumlah yang sedikit karena perusahaan cenderung menggunakan pendanaan eksternal untuk mengeksekusi peluang pertumbuhan perusahaan mereka karena jenis perusahaan seperti ini adalah perusahaan yang memiliki akses yang mudah dalam memperoleh pendanaan eksternal tanpa harus menggunakan dana internal dalam bentuk kas yang ditahan. Jadi, perusahaan akan cenderung menahan kas yang rendah dan lebih memilih menggunakan pendanaan eksternal untuk mengeksekusi peluang pertumbuhan yang tinggi (Saddour, 2006; Afza dan Adnan, 2007; Gill dan Shah, 2012).
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah: H 1 : Peluang pertumbuhanberpengaruh terhadap cash holding .
Pengaruh Modal Kerja Bersihterhadap Cash Holding Perusahaan yang memiliki modal kerja bersihyang besar umumnya memegang kas dalam jumlah yang sedikit, dengan kata lain modal kerja bersih memiliki pengaruh yang negatif terhadap cash holding (Opler
et.al .,1999; Afza dan Adnan, 2007; Ogundipe,
kemampuan perusahaan dalam menerbitkan utang maka pengaruh
sisi agency costs of debt dan potensi terjadinya pengaruh financial leverage terhadap cash
cash holding perusahaan. jika dipandang dari
Hasil penelitian Ginglinger dan Saddour (2007) menunjukkan bahwa financial leverage memberikan pengaruh yang positif terhadap
negatif (Ginglinger dan Saddour, 2007; Opler et.al, 1999; Baskin, 1987).
financial leverage dan cash holding adalah
negatif. Namun, jika financial leverage yang besar dianggap sebagai potensi kebangkrutan yang terjadi karena tingginya masalah keagenan dari utang maka pengaruh financial levarage terhadap cash holding adalah positif (Wenyao, 2007). Jika financial leverage adalah substitusi melakukan investasi maka hubungan antara
financial leverage terhadap cash holding adalah
financial leverage dianggap sebagai
Ogundipe, dan Ajao, 2012). Modal kerja bersih juga terkadang diperlukan untuk menjaga kelangsungan aktivitas perusahaan tanpa harus menunggu dari pendapatan atau penerimaan utama perusahaan seperti penjualan sehinga jika perusahaan memiliki modal kerja bersih yang tinggi otomatis akan mengurangi saldo kas mereka (Opler et al., 1999). Pada umumnya perusahaan dengan kondisi seperti ini akan menahan kas dalam jumlah yang rendah (Afza dan Adnan, 2007).
Manajer yang hendak meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, harus merancang cash holding perusahaan pada tingkat yang tepat antara keuntungan dan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Jika
Pengaruh Financial Leverage terhadap Cash Holding
cash holding .
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah: H 2 : Modal kerja bersihberpengaruh terhadap
Hal ini dapat terjadi dikarenakan dengan adanya kenaikan modal kerja bersih maka nilai aset lancar menjadi tinggi. Hal tersebut juga dikarenakan adanya kenaikan nilai cash holding sebagai salah satu komponen aset lancar. Dengan kata lain, kas merupakan bagian dari modal kerja bersih, sehingga pengaruh antara modal kerja bersih terhadap cash holding adalah positif.
positif terhadap cash holding juga searah dengan studi yang dilakukan oleh Jinkar (2013).
holding. Modal kerja bersih yang berpengaruh
Hasil penelitian William dan Fauzi (2013) yang melakukan penelitiannya di Indonesia menyimpulkan bahwa modal kerja bersihmemiliki pengaruh positif terhadap cash
holding adalah positif. Perusahaan dengan utang yang besar akan cenderung memiliki cash hasil penelitian terdahulu. 2. Jenis Investigasi.
holding yang besar untuk melunasi utang Penelitian ini bersifat kausalitas (causal study),
tersebut (Couderc, 2005; Saddour, 2006; Wijaya, yaitu dimana peneliti ingin menemukan penyebab Bandi, Hartoko, 2010). dari satu atau lebih masalah.
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka
3. Intervensi Peneliti. Dalam studi ini peneliti hipotesis penelitian ini adalah: tingkat intervensi adalah minimal.
Tahun
4. Situasi Studi. Penelitian dilakukan dalam situasi
No Kriteria 2010 2011 2012
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar 135 137 136 yang tidak diatur. di BEI selambat-lambatnya satu tahun sebelum periode penelitian
5. Horizon Waktu. Dalam penelitian ini horizon
2. Dikurangi perusahaan yang memiliki (12) (12) (10) ekuitas negatif
waktu yang digunakan adalah unbalanced
3. Dikurangi perusahaan yang (21) (17) (18) menerbitkan laporan keuangan dalam
panel data. Unbalanced panel data adalah
satuan Dollar
4. Perusahaan manufaktur yang menjadi 102 108 108
setiap periode pengamatan tidak selalu
populasi penelitian
5. Perusahaan manufaktur yang menjadi
82
86
86 memiliki jumlah unit analisis yang sama. sampel penelitian (Rumus Slovin dalam Kriyantono, 2006:160) 3
6. Unit Analisis. Unit analisis dalam penelitian ini H : Financial leverage berpengaruh terhadap adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
cash holding .
Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan perusahaan tahun 2010-2012.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian
Desain penelitian melibatkan serangkaian Populasi dalam penelitian ini adalah pilihan yang sangat tergantung seberapa hati-hati perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa peneliti memilih berbagai alternatif desain yang Efek Indonesia (BEI) dengan ketentuan sebagai dapat memenuhi tujuan tertentu dari penelitian beriut: (i) perusahaan manufaktur yang telah tercatat
(Sekaran, 2006:155). Desain penelitian dijelaskan di BEI selambat-lambatnya satu tahun sebelum sebagai berikut periode pengamatan 2010-2012, (ii) perusahaan
1. Tujuan Studi. Tujuan penelitian ini adalah untuk manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif dan menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah melaporkan laporan dikembangkan berdasarkan teori-teori dan hasil- keuangan dalam rupiah. Penelitian ini menggunakan 3 variabel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan independen yaitu peluang pertumbuhan, modal yaitu simple random sampling. Kriteria penentuan kerja bersih, dan finnacial leverage serta satu populasi dan sampel penelitian secara ringkas dapat variabel dependen yaitu cash holding . dilihat pada Pengukuran tiap variabel disajikan pada Tabel.
Tabel 1: Populasi dan Sampel Penelitian Operasionalisasi Variabel
Tabel 2: Operasionalisasi Variabel
X 2 it = Modal kerja bersih perusahaan i tahun t X 3 it = Financial leverage perusahaan
Variabel Pengukuran Sumber
i tahun t
Kas da Setara Kas Opler et
eit = Error
= -------------------------- x 100% al .(1999) Cash
Total aset Holding
HASIL PEMBAHASAN
Market Value of common Equity Booth = ------------------------------------x 100% et.al .(2001)
Peluang
Berhubung penelitian ini menggunakan
Book Value of common Equity Pertumbuhan
Aktiva Lancar (Ferreira
- – Utang Lancar sampel maka dilakukan uji asumsi klasik
= --------------------------------- x 100% dan Vilela, Modal Kerja
Total aset 2004.)
terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis
Bersih Teruel,
regresi linier berganda. Berdasarkan hasil
Total utang Solaon, & Financial
= ----------------- x 100% Ballesta
pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan
Leverage Total aset (2009)
METODE ANALISIS seperti uji normalitas, multikolinearitas,
Penelitian ini menggunakan analisis regresi heteroskedastisitas,dan autokorelasi tidak linier berganda dengan model persamaan terdapat masalah dalam pengujian tersebut. sebagai berikut :
Sehingga hasil analisis regresi linier berganda terhadap variabel-variabel penelitian
Yit= a + b 1 X 1 it + b 2 X 2 it + b 3 X 3 it + eit menunjukkan hasil sebagai berikut pada Tabel 3.
Dimana: Yit = Cash holding perusahaan i
Berdasarkan Tabel 3 dapat dibentuk persamaan tahun t a = Konstanta 1 2 3 regresi sebagai berikut: b , b , b = Koefisien regresi
Y= 7.51 + 0.43X 1 + 0.27X 2 3 + e
- – 0.12X
X 1 it = Peluang pertumbuhan perusahaan i tahun t
Tabel: 3 Hasil Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients
R menunjukkan bahwa nilai R² = 0,45 atau 45%. R
Sig
.
Square Std. Model B Error t Sig.
Hal ini bermakna bahwa variabel independen
1 (Constant) 7.51 1.97 3.80 .00
yang meliputi peluang pertumbuhan, modal
Peluang .67 .45 .00 .43 .10 3.97 .00 Pertumbuhan
kerja bersih, dan financial leverage
Modal Kerja .27 .02 10.14 .00 mempengaruhi variabel dependen yaitu cash Bersih Financial holding sebesar 45 %. Sisanya sebesar 55%
- .12 .03 -3.70 .00
Leverage
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian in
Hasil Pengujian Secara Simultan Hasil Pengujian Secara Parsial
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh 1.
Pengaruh Peluang Pertumbuhan terhadap Cash Holding
terhadap variabel dependen digunakannilai Berdasarkan hasil analisis yang telah koefisien diterminasi (R²). Hasil penelitian ini dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa peluang pertumbuhan berpengaruh positif berpengaruh negatif terhadap cash holding terhadap cash holding. Hasil penelitian ini pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di searah dengan hasil penelitian Opler et. a.l, BEI tahun 2010-2012. (1999); Ferreira dan Vilela (2004); Ozkan 4. bersihsecara parsial berpengaruh positif dan Ozkan (2004); William dan Fauzi terhadap cash holding, financial leverage (2013); Jinkar (2013). berpengaruh negatif terhadap cash holding 2.
Pengaruh Modal Kerja Bersih terhadap pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Cash Holding BEI tahun 2010-2012.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa variabel modal kerja bersih memiliki pengaruh positif yang
Saran
signifikan terhadap cash holding. Hal ini
Saran Operasional
sejalan dengan hasil penelitian William dan Berdasarkan penelitian yang telah Fauzi (2013) dan Jinkar (2013). dilakukan, maka disarankan pada pihak-pihak 3.
Pengaruh Financial Leverage terhadap Cash
pengguna laporan keuangan seperti
Holding
investor, calon investor, analis keuangan Berdasarkan hasil analisis yang telah dan para pengguna laporan keuangan lainnya dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa agar dapat memahami dan menganalisis
financial leverage berpengaruh negatif
kebijakan cash holding sebagai acuan dalam
terhadap cash holding . Hasil penelitian ini pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
searah dengan hasil penelitian Ginglinger Bagi pihak bank disarankan untuk untuk dan Saddour (2007); Opler et.al, (1999); memperhatikan kebutuhan dana investasi Baskin (1987). perusahaan di Indonesia dan memperhatikan
KESIMPULAN DAN SARAN
jumlah kas yang disediakan oleh perusahaan
Kesimpulan untuk membayar kembali pinjamannya.
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai Saran Pengembangan Ilmu Berdasarkan hasil penelitian yang berikut:
1. Peluang pertumbuhan, modal kerja bersih, dan dilakukan, maka disarankan untuk penelitian financial leverage secara bersama-sama selanjutnya sebagai berikut: memiliki pengaruh terhadap cash holding pada
1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terhadap seluruh perusahaan yang terdaftar tahun 2010-2012. di BEI atau pada sektor lainnya
2. Peluang pertumbuhan dan modal kerja
2. Menguji variabel lain yang diduga
3. bersihsecara parsial berpengaruh positif berpengaruh terhadap cash holding seperti terhadap cash holding, financial leverage dividend payment, corporate governance , ukuran perusahaan, capital expenditure, profitabilitas, likuiditas, set peluang investasi, dan variabel keuangan lainnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Afza, Talat. & Sh. Muhammad Adnan. 2007.
Kriyantono, Rachmat. 2006. TeknikPraktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Mini Economica , 42: 129-146. John, Teresa A. 1993. Accounting Measures of Corporate Liquidity, Leverage, and Costs of
Financial Distress. Financial Management, 22:91-100. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Keynes, J.M. 1936. The General Theory of
Employment, In: Interest & Money . London: Harcourt Brace.
Kim, Chang Jhin, David. C. Mayer, & Ann. E.
Sherman. 1998. The Determinants of Corporate Liquidity: Theory And Evidence.
Journal of Financial & Quantitative Analysis, 33: 335-359.
Mikkelson, Wayn H. & Partch. 2003. Do Persistent Large Cash Reserves Hinder Performance.
Science’s de I’Homme et de la societe , 1. (00162404).
Journal of Financial Quantitative Analysis, 38: 275-294.
Miller, Merton & Daniel Orr. 1966. A model of the demand for money by firms.
Quarterly Journal of Economics , (80): 413- 35.
Myers, Stewarts C. 1984. The Capital Structure Puzzle. Journal of Finance, 39:572- 592. Ogundipe, Lawrencia Olatunde, SundayEmanuel Ogundipe. & Samuel Kehinde Ajao. 2012.
Cash Holding and Firm Characteristic: Evidence From Nigerian Emerging Market.Journal of Business, Economic & Finance, 1: 45-57. Opler, Tim, Pinkowitz Lee, Rene Stulz.,& Rohan Williamson. 1999. The Determinants and
Implications Of Corporate Cash Holdings.
Journal of financial Economics, 52: 3-46.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009, Standar Akuntansi Indonesia . Jakarta: Salemba Empat. Jinkar, Rebecca Theresia. 2013. Analisa Faktor- Faktor Penentu kebijakan Cash Holding
Financial Constraint.
Determinants Of Corporate Cash Holdings: A Case Study Of Pakistan. Proceedings of Singapore Economic Review Conference (SERC) 2007, August 01-04, Organized by Singapore Economics Review & The University of Manchester (Brooks World Poverty Institute) . Singapore.164-165.
Structure in Developing Countries. The Journalof Finance, LVI(1): 87-130. Couderc, Nicholas. 2005. Corporate Cash holdings: Financial Determinants and
Baker, H. Kent & Gary E. Powell. 2005.
Understanding Financial Management :A Practical Guide . United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd. Baskin, Jonathan. 1987. Corporate Liquidity in Games of Monopoly Power. Review of
Economics & Statistics, 64:312-319.
Bates, T homas, W. Kathleen M. Kahlee & Rene’em Stulz. 2009. Why Do U.S. Firms Hold So Much More Cash than They Used To?. The Journal of Finance, LXIV(5): 1985-2021.
Belkaoui, Ahmed-Riahi. 2000. Accounting and The Investment Opportunity Set. Greenwood Village , Colorado: An Emprint of Greenwood Publishing Group, Inc. Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, & Alan J.
Marcus. 2008. Principles of Corporate Finance. New York: McGraw-Hill, Inc. Booth, Laurence, Varouj Aivazian, Demirguc- Kunt & Vojislav Maksimovic, 2001. Capital
Consequences.[Online] Available:
Canada. International Journal of Economics & Finance, 4(1): 70-79. Ginglinger, Edith, & Khaoula Saddour. 2007. Cash Holding, Corporate Governance and
Dittmar, Amy.2008. Corporate Cash Policy And How To Manage It With Stock Repurchases.
Journal of Applied Corporate Finance, 20(3): 22-34.
Ferreira, Miguel A., &Antonio S Vilela. 2004. Why Do Firms hold Cash? Evidence from EMU Countries. European Financial Management , 10(2):295-319. Gaver, J.J. & Gaver, K. M.. 1993.
Additionalevidence on the association between the investment opportunity set and corporate financing, dividend, and compensation policies. Journal of
Accounting and Economics , 16:125-160.
Gilarso. T. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.
Yogyakarta: Kanisius. Gill, Amarjit & Charul Shah. 2012. Determinants of Corporate Cash Holdings: Evidence from
Ozkan, Aydin,&Neslihan Ozkan. 2004. Corporate Cash Holdings: An Empirical Investigation of UK Companies. Journal of Banking & Finance, 28: 2103-2134.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan; Aplikasi dan Teori . Yogyakarta: BPFE. Sekaran, Uma. 2007. Research Methods for
Business : A Skill Building Approach. New York: John Wiley & Sons.
Teruel, Pedro, J. Garcia, Pedro Martinez Solaon, & Juan Pedro Sanchez Ballesta. 2009. Accruals Quality and Corporate Cash Holdings.
Journal Compilation Accounting & Finance, 49(1): 95-115.
Van Horne, James C. & John M. Wachowicz. 2008.
Fundamentals of Financial Management.
13 th Ed. New Jersey:Prentice Hall.
Wijaya, Anggita Langgeng, Bandi & Sri Hartoko.
2010. Pengaruh Kualitas Akrual dan Leverage Terhadap Cash Holding Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 7(2): 70-186.
William, &Syarief Fauzi. 2013. Analisis Pengaruh Growth Opportunity, Net Working Capital, dan Conversion Cycle terhadap Cash Holding Perusahaan Sektor Pertambangan. Jurnal Ekonomi & Keuangan, 1(2): 72-90.
Wenyao, Li. 2007. The Determinants of Cash Holdings: Evidence From Chinese Listed Companie