EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL A.

F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya

  

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

  Temulawak ( Curcuma xanthoriza Roxb ) merupakan sejenis rempah yang banyak digunakan sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap masakan dan minuman, serta pewarna alami untuk makanan, dan kosmetika. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak kandungan kurkumin dalam temulawak. Variabel proses ekstraksi kurkumin dari temulawak ini adalah jumlah pelarut, lamanya waktu ekstraksi, dan besarnya konsentrasi yang berpengaruh terhadap tumbukan dan laju reaksi, serta ukuran suatu bahan yang berbentuk serbuk mempunyai permukaan yang jika dibandingkan dengan yang berbentuk lempengan akan lebih cepat bereaksi dan pengadukan yang mempengaruhi pencampuran zat agar menjadi homogeny sehingga tumbukan antara partikel – partikelnya lebih cepat. Rasio perbandingan antara jumlah temulawak dan jumlah ethanol yang berpengaruh terhadap banyaknya jumlah solven yang digunakan, maka kemampuan solven untuk melarutkan solute semakin besar. Kondisi operasi yang paling baik adalah 4 o jam waktu proses, konsentrasi 80%,suhu 110 C, dan volume pelarut 100 ml. Kata Kunci : Kurkumin, Temulawak

  sebagai pelarut, perfume, serat sintesis, bahan

I. PENDAHULUAN

  bakar, untuk membuat obat (tonikum), Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb ) desinfektan, dan minuman keras. merupakan salah satu tanaman rempah kekayaan

  Temulawak mengandung zat kuning bumi Indonesia yang telah tersohor manfaat dan kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak khasiatnya sejak dahulu kala. Temulawak (fixed oil), sellulosa dan mineral. Dari beberapa sebagaimana nama padananya, Curcuma senyawa tersebut yang merupakan zat warna javanica,dipercaya sebagai tumbuhan asli kuning kurkuminoid merupakan salah satu bahan

  Indonesia, yang kemudian menyebar ke beberapa pewarna alami (natural curcumin) yang aman Negara, seperti Malaysia, Cina bagian selatan, digunakan untuk pewarna makanan dan tekstil. Thailand, Birma, India, dan Fillipina.

  Temulawak dimanfaatkan sebagai 1.1.

   Rumusan Masalah

  pewarna alami pada pengolahan makanan serta Adapun permasalahan dalam pelaksanaan sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa tradisional. Temulawak dengan kandungan banyak kurkumin (zat pewarna kuning) yang kurkumin-Nya juga dikenal sebagai anti-tumor, terdapat dalam temulawak dengan memvariasikan antioksidan, obat malaria dan juga dapat variable kecepatan, ukuran temulawak, mencegah tertularnya HIV pada manusia. Dengan konsentrasi etanol, waktu pengadukan, dan ratio mengekstrak kukurmin dari temulawak tentu kan perbandingannya. lebih baik dalam penggunaanya.

  Kurkumin dari temulawak dapat diambil 1.2.

   Tujuan Penelitian

  dengan menggunakan cara ekstraksi, ekstraksi Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : adalah istillah yang digunakan untuk operasi

  1. Bagaimana pengaruh kecepatan pengadukan dimana suatu konstituen padat atau cair terhadap ekstraksi kurkumin yang didapat dipindahkan dicairan lainnya dimana solven yang dari temulawak. digunakan adalah etanol. Etanol memiliki sifat

  2. Berapa rasio perbandingan agar didapat yang sama seperti methanol, tetapi etanol tidak kurkumin yang maksimal. beracun seperti methanol. Kegunaan etanol yaitu

  52 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009

  3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

  2.5 Evaporasi

  melarutkan kurkumin dalam mengekstrak Evaporasi atau penguapan merupakan temulawak dengan menggunakan pelarut suatu proses dimana suatu bahan dalam keadaan etanol. cairan diubah menjadi dalam keadaan gas/uap.

  4. Mengetahui pengaruh ukuran temulawak terhadap banyaknya kurkumin yang terlarut

  2.6 Adsorpsi

  dalam etanol. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan

  5. Pada konsentrasi berapa etanol yang sesuai suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang untuk mengekstrak temulawak. diserap disebut adsorbat, sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben.

1.3. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat

  III. METODOLOGI PENELITIAN

  untuk :

  3.1 Tempat Penelitian

  1. Masyarakat agar lebih mengetahui bahwa Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium pewarna kuning berasal dari kurkumin.

  Operasi Teknik Kimia Unsri Indralaya pada bulan

  2. Mengetahui bagaimana proses yang Februari 2009. digunakan untuk mendapatkan kurkumin.

  3.2 Alat dan Bahan

  a. Bahan yang digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.

  Sampel temulawak parut dan potong 2. Etanol 40%,60%, dan 80%

  2.1 Temulawak 3.

  Aquadest Temulawak ( Curcuma xanthoriza Roxb )

  b. Alat yang digunakan

  merupakan salah satu tanaman rempah. Temu 1.

  Beker gelas Lawak termasuk familia Zingiberaceae. Tumbuh 2.

  Erlenmeyer di daerah dengan ketinggian antara 5 - 750 meter

  3. Stirred di atas permukaan laut. Dapat ditemui di hutan

  4. Parutan jati, di tempat yang beralang-alang, atau ditanam

  5. Penutup ( karet atau plastik ) di halaman rumah.

  6. Pisau 7.

  Water bath

  2.2 Etanol (C H OH)

  2

  5 8.

  Gelas Ukur Etanol (disebut juga etil-alkohol atau 9.

  Kertas saring alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena

  Prosedur Kerja

  sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak  Persiapan Sampel dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan  Pelarutan (Adsorbsi) industri makanan dan minuman. Etanol tidak  Ekstraksi berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang  Evaporasi khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum.

   Hasil Ekstraksi Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C H OH atau rumus

  2

  5 Prosedur Analisa Data empiris C H O.

  2

  6 Tahap pengambilan data ini dilakukan dengan

  cara penimbangan filtrate dan kertas saring setiap

  2.3 Antioksidan dua menit sampai beratnya konstan.

   Antioksidan secara umum didefinisikan

  sebagai senyawa – senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid.

  2.4 Ekstraksi

  Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan unsure pokok dari sebuah campuran yang menggunakan daya larut yang istimewa dari satu komponen atau lebih pada fase kedua.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 40%

  54 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr: : 50 ml etanol 40%, dimana hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.72 gram (3.44 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.62 gram (5.24 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, dan pada waktu operasi empat jam jumlah solute dalam solven telah jenuh sehingga penambahan waktu saat proses tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin.

  Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 60%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 50 ml etanol 60 % dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 40 % yang memiliki kadar air lebih banyak dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut pada etanol. Hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.81 gram (3.62 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu enam jam yaitu sebanyak 2.60 gram (5.20 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh, perubahan ini terjadi karena saat menimbang neraca analitisnya tidak begitu akurat lagi selalu berubah yang dipengaruhi ketidakrataan tempat untuk menimbang.

  Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 80%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 50 ml etanol 80% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 60 % yang memiliki kadar air lebih banyak dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut pada etanol, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.15 gram (4.30 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang karena neraca analitisnya tidak begitu akurat lagi selalu berubah yang dipengaruhi ketidakrataan tempat untuk menimbang.

  Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 40%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 40%, hasil ekstraksinya lebih kecil dibandingkan dengan yang halus karena luas bidang sentuh antara temulawak dan etanol tidak banyak dan mempengaruhi adsopsinya dan pada saat pemotongan dengan menggunakan alat banyak kurkumin yang tertinggal di alat, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.20 gram (2.40 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.54 gram (5.08 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam.

  Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 60%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 60 % dimana hasil ekstraksinya semakin banyak ( dari temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 40 %) karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 40 % yang memiliki kadar air lebih banyak dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut pada etanol, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.34 gram (2.68 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu enam jam yaitu sebanyak 2.55 gram (5.10 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang karena neraca analitisnya tidak begitu akurat lagi selalu berubah yang dipengaruhi ketidakrataan tempat untuk menimbang.

  Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 80%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 80 % dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 60% yang memiliki kadar air lebih banyak, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.51 gram (3.02 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.58 gram (5.16 % yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang

  56 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009 menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

  Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 40%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol 40%, dimana hasil ekstraksinya semakin banyak dibandingkan dengan hasil ekstraksi temulawak 50 gr : 50 ml etanol, karena jumlah pelarutnya semakin banyak yang menyebabkan semakin banyak solute teradsorpsi, hasil ekstraksi terkecilnya pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.46 gram (4.92 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu enam jam yaitu sebanyak 2.66 gram (5.32%yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

  Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 60%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol 60 % dimana hasil ekstraksi semakin banyak, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.48 gram (4.96 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.69 gram (5.38 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

  Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 80%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol 80% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 60% yang memiliki kadar air lebih banyak, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.50 gram (5.00%yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada enam jam yaitu sebanyak 2.62 gram (5.24 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

  Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 40%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol 40%, hasil ekstraksinya lebih kecil dibandingkan dengan yang halus karena luas bidang sentuh antara temulawak dan etanol tidak banyak dan mempengaruhi adsopsinya dan pada saat pemotongan dengan menggunakan alat banyak kurkumin yang tertinggal di alat, dimana hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.34 gram (2.68 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.61 gram (5.22 %yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

  Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 60%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol 60% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 40% yang memiliki kadar air lebih banyak, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu 2.14 gram (4.28 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.63 gram (5.26 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat menimbang.

  Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 80%

  Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol 80% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan etanol 60% yang memiliki kadar air lebih banyak, dimana hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.25 gram (4.50 %yield kurkumin = %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm pada waktu enam jam yaitu sebanyak 2.65 gram (5.30%yield kurkumin = % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu

  VI. DAFTAR PUSTAKA

  empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute  Fessenden dan Fessenden.1992. dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam,

  “Kimia Organik Jlid I Edisi perubahan ini disebabkan saat menimbang. ketiga”. Jakarta: Erlangga.

   Novilia Sari dan Lina Thalib,2000, “Proses

V. KESIMPULAN

  Pengambilan Zat Warna dari

5.1 Kesimpulan

  Ekstrak Kunyit untuk Pewarna Tekstil ”,Indralaya: Palembang.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan  Robinson,Trevol. “kandungan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  Organik Tumbuhan 1.

  Pada penelitian ini pengadukan ”,Bandung:ITB

  Tinggi

  mempengaruhi proses pelarutan pada  Rukmana,Rahmat,1995. pengadukan 100 rpm hasil kurkumin

  “Kunyit”,Majalengka:Kanisius yang didapat semakin banyak, hasil  Suharman,Andi.Drs.2003. kurkumin yang terbanyak yaitu 2.69

  “Peningkatan Mutu Minyak gram sebanyak 5.38 % yield (grafik 4.8). Goreng dari Buah Kelapa 2.

  Rasio perbandingan 50 gram temulawak

  dengan Menggunakan Zeolit

  parut (halus) : 100 ml etanol lebih

  Alam dan Ekstrak

  banyak menghasilkan kurkumin, karena

  Kunyit”.. Fakultas Keguruan dan

  kemampuan solven untuk melarutkan Ilmu Pendidikan Universitas semakin besar.

  Sriwijaya:Indralaya.

3. Waktu yang terbaik untuk ekstraksi

   http://ms.wikipedia.org/wiki/te

  kurkumin adalah selama 4 jam, lebih dari

  mulawak.06 Februari 2009 at

  waktu tersebut tidak terjadi perubahan

  20:00 pm lagi karena solvennya telah jenuh.

   http://en.wikipedia.org/wiki/cur 4.

  Hasil kurkumin yang paling banyak yaitu

  cumin . 07 Februari 2009 at

  dengan menggunakan temulawak halus, 09:00 am karena luas permukannya besar.

  07 5. Etanol yang terbaik sebagai pelarut

   http://www.chem-is-try.org

  Februari 2009 at 21:00 pm adalah etanol 80%.

5.2 Saran

  1. Lanjutkan penelitian ini dengan menggunakan pelarut lain seperti benzene dan aseton.

  2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan menggunakan variable yang lain dan perbandingan yang lebih banyak.

  58 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009