PENGARUH SET PELUANG INVESTASI DAN FINANCIAL LEVERAGETERHADAP RETURN SAHAM YANG DIMEDIASI OLEH MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2010–2013 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

  

PENGARUH SET PELUANG INVESTASI DAN FINANCIAL LEVERAGE

TERHADAP RETURN SAHAM YANG DIMEDIASI OLEH

MANAJEMEN LABA

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2010 –2013 yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

1

2

3 1)

Agustina , Islahuddin , Muhammad Arfan

2.3) Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

  Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Ace h

  

Abstract: This purpose of this study is to determine the effect of investment opportunity set, financial leverage on

earnings management as well as to determine the influence of investment opportunity set, financial leverage and

earnings management on return share, both simultaneously or partially. This studies conducted in 69 companies

listed on the Indonesia Stock Exchanges (IDX) during the years observation period 2010-2013 using purposive

sampling and panel data is unbalanced. The method of data analysis used is multiple linear regression with path

analysis and hypothesis testing. The results of study show that: the investment opportunity set to the effect on

earning management, financial leverage effect on earning management, investment opportunity set influence on

return share, financial leverage effect on return share, earning management influence on return share, as well as

earnings management mediating the effect of the set of investment opportunities on return share, earnings

management mediating the effect of financial leverage on return share.

  Keywords : Investment opportunity set, financial leverage, earning management, return share.

  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh set peluang investasi, financial leverage terhadap

manajemen laba serta untuk mengetahui pengaruh set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba

terhadap return saham, baik secara simultan maupun parsial. Sampel penelitian dilakukan pada 69 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan tahun 2009

  • –2013 dengan

    menggunakan metode purposive sampling dan data panel tidak seimbang. Metode analisis yang digunakan

    adalah regresi linear berganda dengan analisis jalur dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa: set peluang investasi berpengaruh terhadap manajemen laba, financial leverage berpengaruh terhadap

    manajemen laba, set peluang investasi berpengaruh terhadap return saham, financial leverage berpengaruh

    terhadap return saham, manajemen laba berpengaruh terhadap return saham, serta manajemen laba memediasi

    pengaruh set peluang investasi terhadap return saham, manajemen laba memediasi pengaruh financial leverage

    terhadap return saham.

  Kata kunci: Set peluang investasi, financial leverage, manajemen laba, return saham.

  

PENDAHULUAN Informasi yang diperoleh dari perusahaan

  Investasi di pasar modal sekurang- lazimnya berdasarkan pada kinerja perusahaan kurangnya perlu memperhatikan dua hal, yaitu yang tercermin dalam laporan keuangan keuntungan yang diharapkan dan resiko yang (Sunarko dan Kartika, 2003). mungkin terjadi. Oleh karena itu investor perlu Return saham adalah tingkat keuntungan memiliki sejumlah informasi penting lainnya yang dinikmati oleh pemodal atas suatu seperti informasi ekonomi dan politik, dimana investasi yang dilakukannya. Setiap investasi, informasi ini berkaitan dengan dinamika harga baik jangka panjang maupun jangka pendek saham agar dapat mengambil keputusan tentang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan perusahaan mana yang lebih layak untuk dipilih. keuntungan yang disebut return, baik langsung maupun tidak langsung. Bursa saham merupakan salah satu pilihan investasi karena dari pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh pendapatan atau return. Return tersebut berupa capital gain

  (loss) yaitu selisih dari harga investasi sekarang

  relatif dengan periode lalu atau selisih harga jual saham dengan harga beli saham (Jogiyanto, 1998:107) . Selain memperoleh return berupa

  capital gain (loss) investor juga akan

  memperoleh return dalam bentuk dividen yang diterima setiap tahunnya. Keuntungan yang diperoleh investor dari transaksi dalam pasar modal tidak terlepas dari risiko-risiko yang mungkin dihadapi seperti tidak diterimanya dividen dan atau mengalami capital loss karena harga saham yang telah dibeli mengalami penurunan.

  Manajemen laba juga diperkirakan mempengaruhi return saham (Yustisia, 2006). Laporan keuangan sebagai sarana informasi yang ditujukan untuk mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemilik perusahaan memiliki kelemahan tertentu. Pembuatan laporan keuangan telah diatur oleh suatu standar yang ditetapkan oleh profesi akuntansi (Yustisia, 2006). Namun perlu disadari bahwa laporan keuangan mengandung banyak asumsi, penilaian (judgment), serta pemilihan metode penghitungan yang dapat digunakan oleh pembuatnya. Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang dipengaruhi oleh penilaian

  (judgment} dari manajer. Tingkat pengungkapan

  yang makin mendekati pengungkapan penuh

  (full disclosure) akan mengurangi asimetri

  informasi yang terjadi antara manajer dan pengguna laporan keuangan. Sementara asimetri informasi merupakan kondisi yang dibutuhkan untuk melakukan manajemen laba (Yustisia, 2006).

  Scott (2006:344) mendefinisikan manajemen laba sebagai ”pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar akuntansi keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan”.

  Terdapat dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir tentang manajemen laba yakni perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak, dan kos politik dan perspektif kontrak efisien ketika manajemen laba dilakukan untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kontrak, dimana manajemen laba memberikan suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tak terduga (Scott, 2006).

  KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengaruh Set Peluang Investasi terhadap Manajemen Laba

  Skinner (1993) telah membuktikan bahwa perusahaan dengan kesempatan investasi yang lebih tinggi menunjukkan manajemen laba yang lebih besar. Menurut Gul, et al. (2003:14) para manajer perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi (IOS) tinggi lebih banyak menggunakan manajemen laba untuk menandai informasi mereka mengenai kesempatan pertumbuhan perusahaan di masa depan. Pilihan manajer mengenai manajemen laba menggambarkan bahwa set kesempatan investasi (investment opportunity set) mempengaruhi peristiwa kontrak, yang pada gilirannya mempengaruhi pilihan manajer atas metode akuntansi yang digunakan (Watts dan Zimmerman,1986).

  Pengaruh Financial Leverage terhadap Manajemen Laba Financial leverage menunjukkan

  proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk melakukan manajemen laba.

  Pengaruh Set Kesempatan Investasi terhadap Return Saham

  Esensi pertumbuhan bagi perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan. Pilihan-pilhan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor, pertumbuhan perusahaan merupakan suatu proyek yang menguntungkan karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi.

  Pengaruh Financial Leverage terhadap Return Saham

  Pembiayaan perusahaan melalui utang (financial leverage) bertujuan untuk meningkatkan return bagi pemegang saham, tetapi financial leverage juga berpotensi terhadap besarnya risiko yang dihadapi oleh investor jika beban tetap yang harus dibayar perusahaan atas utang-utangnya lebih besar dari laba yang diperolehnya. Konsekwensinya, perusahaan mengalami financial distress yang dapat mengakibatkan kebangkrutan.

  Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham

  Daniati dan Suhairi (2006) menyatakan bahwa “manajemen laba yang tinggi akan berhubungan erat dengan kualitas laba yang rendah dan manajer melakukan manajemen laba untuk menjamin laba yang berkualitas tinggi”.

  Return memungkinkan investor untuk

  membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Daniati dan Suhairi, 2006).

  Hipotesis Penelitian

  Hipotesis yang diajukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

  1. Set peluang investasi, financial leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

METODE PENELITIAN

  2. Set peluang investasi berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  3. Financial leverage berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  4. Set peluang investasi, financial

  leverage , dan manajemen laba secara

  bersama-sama berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Berdasarkan kriteria jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 69 emiten selama 4 tahun periode pengamatan (2010

  Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu dari tahun 2010 –2013 (periode pengamatan) berjumlah 541 emiten, yaitu 132 emiten pada tahun 2010, 134 emiten pada tahun 2011, 136 emiten pada tahun 2012, dan 139 emiten pada tahun 2013. Dimana jumlah emiten berbeda setiap tahunnya karena penelitian ini menggunakan jenis data panel yang tidak seimbang.

  • – 2013) sehingga jumlah akhir yang akan diobservasi sebanyak 69 pengamatan penelitian.

  return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  Set peluang investasi yaitu tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan.

  pengukuran set peluang investasi. Market-to-

  assets ratio (MBA), digunakan sebagai

  karena itu dalam penelitian ini, market-to-book

  book-equity ratio (MBE), dan earning-price ratio (EPR). (Adam dan Goyal, 2008). Oleh

  merupakan pengukuran yang paling informatif dan lebih baik dibandingkan denganmarket-to-

  Market-to-book assets ratio (MBA)

  Operasionalisasi variabel penelitian Variabel Eksogen 1. Set Peluang Investasi

  7. Manajemen laba berpengaruh terhadap

  5. Set peluang investasi berpengaruh terhadap

  return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  financial leverage terhadap return saham

  6. Financial leverage berpengaruh terhadap

  8. Manajemen laba memediasi pengaruh set kesempatan investasi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

  9. Manajemen laba memediasi pengaruh

  book assets ratio (MBA) adalah nilai pasar aset

  yang dibagi dengan nilai buku aset, sedangkan nilai pasar aset adalah nilai pasar ekuitas ditambah dengan nilai buku utang dan saham preferen, yang dapat diserderhanakaan dalam formulasi sebagai berikut (Adam dan Goyal, 2008).

  2. Financial Leverage

  Menurut Brigham dan Houston (2001:174) financial leverage merupakan tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) di gunakan dalam struktur modal perusahaan.

  Indikator yang digunakan dalam financial leverage adalah DER (Debt to equity ratio). Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Alasan menggunakan DER dalam mengukur financial

  leverage karena lebih mencerminkan

  perbandingan antara kewajiban (utang) perusahaan dengan ekuitas yang dimilikinya sehingga investor dapat menilai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Financial leverage dapat diformulasikan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2001:14)

  4. Variabel Endogen (Z)

  Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel endogen adalah return saham. Pada penelitian ini, return yang digunakan adalah return harian pada saat penutupan pada hari pengamatan dan harga saham yang digunakan adalah harga saham pada saat laporan keuangan dipublikasikan yaitu dengan mengakumulasikan rata-rata harga saham 3 hari sebelum tanggal publikasi, 1 hari tanggal pulikasi, dan 3 hari sesudah tanggal publikasi. Variabel ini dapat dihitung dengan formulasi (Ross et al., 2003:238).

  Dimana: : Return saham hari pengamatan (t)

  : Harga saham hari pengamatan (t) : Harga saham sebelum hari pengamatan (t-1).

  5. Variabel Intervening

  Variabel intervening dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Healy dan Wahlen (1998) menyebutkan manajemen laba sebagai proses dimana manajer memiliki kemampuan untuk menyesatkan stakeholder , atau mempengaruhi hasil kontraktual mereka dengan pemilik perusahaan. Menurut Subramanyam et al, (2004) secara ekstrim mengungkapkan bahwa manajemen laba dapat dikatakan komestik, manajer melakukan manipulasi akrual tanpa adanya konsekuensi cash flow. Model yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini (penelitian penulis) adalah model Jones yang dimodifikasi. Model tersebut dapat Untuk melakukan pengujian ini, kita harus memperkirakan dari 3 persamaan regresi berikut: ”pertama regresi variabel independen terhadap variabel mediasi; kedua, regresi variabel independen terhadap variabel dependen; dan ketiga, regresi variabel independen dan mediasi terhadap variabel dependen”. Ketiga persamaan regresi tersebut menguji dari keterkaitan model mediasi. Jika kondisi ini diprediksi dari semua arah, maka pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen harus lebih kecil dari pesamaan ketiga daripada persamaan kedua. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari hasil uji

  a), (b) variasi dalam mediator secara signifikan menjelaskan variasi variabel dependen (yaitu, jalur b), dan (c) ketika jalur a dan b dikendalikan, hubungan sebelumnya yang signifikan antara variabel independen dan dependen tidak lagi signifikan.

  (positif yang sangat kuat)

  Menurut Baron dan Kenny (1986) suatu variabel berfungsi sebagai mediator ketika memenuhi kondisi berikut: (a) variasi dalam tingkat variabel independen secara signifikan menjelaskan variasi dalam mediator (yaitu, jalur

  Sumber: Bungin (2011:194) Uji Mediasi

  ada hubungan)

  No association (tidak

  5 0,00

  yang kurang kuat)

  A low positive (positif

  4 0,10-0,29

  (positif yang sedang)

  A moderate positive

  3 0,30-0,49

  ( positif yang kuat)

  A substantial positive

  2 0,50-0,69

  A very strong positive

  ditulis dalam persamaan sebagai berikut (Jones, 1992):

  1 0,70-ke atas

  Koefisien Tingkat Hubungan

  No Nilai

Tabel 1.1 Interpretasi Nilai R

  Analisis korelasi bertujuan untuk mengui ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Sarjono dan Julianita 2011:85). Untuk mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi adalah seperti yang tergambar dalam Tabel 1.1.

  Uji Korelasi

  section , sehingga tidak diperlukan pengujian autokorelasi (Sarjono dan Jualinita, 2011:80).

  Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedasitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Uji multikolinieritas tidak diperlukan dalam penelitian ini dikarenakan kedua variabel independen sudah saling berkorelasi dan dengan korelasi tersebut sudah menghasilkan multikolinearitas (Baron dan Kenny, 1986), sedangkan uji autokorelasi juga tidak diperlukan, hal ini dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-

  Pengujian Asumsi Klasik

  Jones (1991) yang dimodifikasi (Dechow, Sloan dan Sweeney, 1995).

  term (nilai residu) dari persamaan regresi model

  Persamaan (8) juga merupakan perluasan dari persamaan (1) Dengan demikian dapat dikatakan bahwa discreatinary accruals sebagai pengukuran manajmen laba merupakan error

  )] + α 2 [(∆REV - ∆REC)/TA it ] + α 3 (PPE I,t /TA it ]}…………………..…(8)

  DA it = TA it /A it-1

  • –{ [a l (1/A it-1

   mediasi (Rucker et al., 2011): Paling tidak ada satu yxi (i=1,2) ≠ 0; 1.

  Fully Mediation, artinya variabel independen Set peluang investasi dan financial leverage tidak mampu mempengaruhi secara signifikan berpengaruh terhadap manajemen laba pada variabel dependen tanpa melalui variabel emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia mediator. periode 2010-2013. Partially Mediation, artinya variabel zx1 = zx2 = zy = 0; Set peluang investasi,

   2. independen mampu mempengaruhi secra

  financial leverage dan manajemen laba tidak

  langsung variabel dependen tanpa berpengaruh terhadap return saham pada melalui/melibatkan variabel mediator. emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. zxi (i=1,2)

  ≠ 0; Set  Paling tidak ada satu

  Rancangan Pengujian Hipotesis

  peluang investasi, financial leverage dan Pengujian hipotesis dilakukan dengan manajemen laba berpengaruh terhadap return menggunakan model analisis jalur (path saham pada emiten manufaktur di Bursa Efek

  analysis ) dengan menggunakan software SPSS Indonesia periode 2010-2013.

  versi 20.0 for windows. Untuk menguji pengaruh secara simultan dan parsial pengaruh 1 HASIL DAN PEMBAHASAN set kesempatan investasi (X ), dan financial 2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

  leverage (X ) terhadap return saham (Z) yang

  Dari hasil uji normalitas dan dimediasi oleh manajemen laba (Y). Manfaat heteroskedastisitas telah memenuhi kriteria model path analysis (analisis jalur) ini pengujian. digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh

  Hasil Pengujian Korelasi

  koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari 1 2 Hasil uji korelasi menjelaskan ada tidaknya hubungan kausal antar variabel X , X terhadap hubungan antara variabel yang satu dengan

  Y dan Z (Akdon, 2013:115). Kesimpulan variabel yang lain dapat dilihat pada Tabel 1.2. diambil langsung dari nilai koefisien jalur

  Tabel 1.2

  masing-masing variabel dan koefisien 2 Hasil Uji Korelasi determinasi (R ).

  Hubungan No antar Nilai Keterangan

  Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai variabel berikut: 1 2

  1 X dan X 0,189 Kurang kuat yx1 = yx2 = 0; Set peluang investasi

   2

  X 0,362 Moderat/sedang 1 dan Y

  3 X 2 dan Y 0,171 Kurang kuat dan financial leverage tidak berpengaruh

  4 Y dan Z 0,071 Kurang kuat

  5 X 1 dan Z 0,110 Kurang kuat terhadap manajemen laba pada emiten

  6 X 2 dan Z 0,282 Kurang kuat manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode

  Sumber: Data Skunder 2014 (diolah) 2010-2013. Berdasarkan hasil pengujian korelasi pada Tabel 1.2, diperoleh hubungan yang kurang kuat antara set kesempatan investasi dengan financial leverage sebesar 0,189. Sedangkan set kesempatan investasi berhubungan yang sedang dengan manajemen laba sebesar 0,362. Untuk financial leverage dengan manajemen laba terdapat hubungan yang kurang kuat dengan nilai 0,171. Selanjutnya hubungan manajemen laba dengan

  return saham sebesar 0,071 menunjukkan

  Coefficients Model

  terhadap manajemen laba, diterima, artinya, set peluang investasi secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba, yang diajukan diterima, atinya financial leverage secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba.

  financial leverage secara bersama-sama

  (Manajeme n Laba) Berdasarkan Tabel 1.4 diatas diketahui diterima, artinya set peluang investasi dan

  Dependent variable

  F Hitung = 7,790 Sig. = 0,001 b

  Adjusted R Square = 0,166 e = 0,809

  0,249 0,031 R = 0,437 a R Square = 0,191

  Financial Leverage

  Set Peluang Investas 0,409 0,001

  Sig. Beta (Constant) 0,203

  Standardized Coefficients

Tabel 1.4 Hasil Uji Regresi Persamaan Pertama

  hubungan yang kurang kuat. Untuk set peluang investasi dengan return saham memperoleh hubungan yang kurang kuat yakni nilainya sebesar 0,110. Namun hubungan pengendalian intern dengan return saham memperoleh nilai 0,282 memiliki hubungan yang kurang kuat.

  Hasil dan gambaran hubungan struktural tercermin dalam struktur pengaruh set peluang investasi dan financial leverage terhadap manajemen laba dapat dilihat pada Tabel 1.4.

  Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Set Peluang Investasi dan Financial Leverage secara Bersama-sama dan Parsial terhadap Manajemen Laba

  7 Sumber: Data Skunder 2014 (diolah) Berdasarkan Tabel 1.3 hasil pengujian mediasi diperoleh nilai koefisien regresi III < dari pada nilai koefisien dalam regresi II. Hal ini menunjukkan bahwa, manajemen laba berlaku sempurna sebagai variabel mediasi (intervening variable) untuk set peluang investasi dan financial leverage terhadap return saham.

  III -0,082 0,25

  1 Mediasi berlaku sempurna apabila nilai koefisien regresi III < regresi II

  II -0,059 0,27

  Keterangan

  Koefisi en (X 2 )

  Regres i Koefisie n (X 1 )

Tabel 1.3 Hasil Uji Mediasi

  Hasil pengujian mediasi dapat dilihat dari keterkaitan koefisien antara model mediasi sebagaimana yang tersajikan pada Tabel 1.3.

  Hasil Pengujian Mediasi

  Pengaruh Set Peluang Investasi, Financial Leverage dan Manajemen Laba secara Bersama-sama dan Parsial terhadap Return Saham Hasil pengujian hipotesis dengan laba bisa memediasi pengaruh financial leverage menggunakan regresi persamaan kedua dapat terhadap return saham maka dapat dikatakan dilihat pada lampiran output SPSS merupakan berpengaruh secara partially. nilai koefisien regresi untuk data yang sudah

  Pembahasan Hasil Penelitian

  dibakukan yang tidak lain adalah nilai koefisien

  Pengaruh Set Peluang Investasi dan jalur.

  Financial Leverage secara bersama-sama

Tabel 1.5 terhadap Manajemen Laba Hasil Uji Regresi Persamaan Kedua

  Hipotesis pertama ( ) diterima. Coefficients

  Artinya set peluang investasi, financial Standardize d

  leverage secara bersama-sama berpengaruh

  Coefficients terhadap manajemen laba. Semua variabel yang Model Beta Sig. diteliti ikut berpengaruh terhadap manajemen

  (Constant) 0,006 Set Peluang laba perusahaan. Besarnya manajemen laba

  • 0,082 0,536 Investasi suatu perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh

  Financial Leverage 0,257 0,044 set peluang investasi dan financial leverage.

  Manajemen Laba 0,057 0,669 a Dimana, nilai R Square sebesar 0,191,

  R = 0,292 Dependen R Square = 0,085 t variable menunjukkanbahwa variabel bebas yaitu set

  Adjusted R Square = 0,043 (Return e = 0,915 Saham) peluang investasi dan financial leverage

  F Hitung = 2,023 b perusahaan berpengaruh sedang terhadap Sig. = 0,119 variabel terikat yaitu manajemen laba sebesar

  Berdasarkan Tabel 1.5 diatas diketahui 19,1%, sedangkan sisanya sebesar 80,9% yang diajukan diterima, artinya variabel set dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak peluang investasi, financial leverage dan dimasukkan dalam penelitian ini seperti halnya manajemen laba, yang diajukan diterima.

  insider ownership , keputusan investasi,

  Artinya set peluang investasi secara parsial pertumbuhan penjualan, likuiditas, dan berpengaruh terhadap return saham, yang keputusan pendanaan (Finani, 2009). diajukan diterima, artinya financial leverage secara

  Pengaruh Set Peluang Investasi terhadap

  parsial berpengaruh terhadap return saham,

  Manajemen Laba

  yang diajukan diterima. Artinya, manajemen Hipotesis kedua ( ) diterima. Artinya laba secara parsial berpengaruh terhadap return set peluang investasi secara parsial berpengaruh saham, yang diajukan diterima, artinya positif dan signifikan terhadap manajemen laba. manajemen laba dapat memediasi pengaruh set

  Hasil ini menunjukkan bahwa, semakin besar peluang investasi terhadap return saham maka kesempatan investasi maka semakin tinggi juga dapat dikatakan berpengaruh secara partially, tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh yang diajukan diterima, artinya manajemen

  • –2013, namun belum mencapai tingkat maksimal. Kondisi ini dapat terjadi karena set peluang investasi masih berpengaruh lemah terhadap return saham.

  institutional ownership, cash flow, company life cyle, (Ni Luh, 2009), ukuran kantor akuntan

  financial leverage berpengaruh signifikan

  Hipotesis keenam ( ) diterima, artinya

  Pengaruh Financial Leverage terhadap Return Saham

  Hipotesis kelima ( ) diterima. Artinya, set peluang investasi berpengaruh lemah terhadapreturn saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,set peluang investasi mampu memberikan kontribusi yang cukup dalam meningkatkan return saham perusahaan manufaktur selama periode tahun 2010

  Pengaruh Set Peluang Investasi terhadap Return Saham

  publik (Rusman, 2012), Risiko sistematik, dan laba (Yunina, 2013).

  Dimana, nilai R Square sebesar 0,085. Hal ini menunjukkan bahwa variabel set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba berpengaruh lemah terhadap return saham sebesar 8,5%, sedangkan 91,5% dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti seperti halnya,

  manajer perusahaan manufaktur selama tahun 2010 –2013. Sebaliknya, semakin kecil set peluang investasi maka semakin rendah tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer.

  leverage dan manajemen laba secara bersama- sama berpengaruh terhadap return saham.

  Artinya, set peluang investasi, financial

  Pengaruh Set Peluang Investasi, Financial Leverage dan Manajemen Laba secara bersama-sama terhadap Return Saham Hipotesis keempat ( ) diterima.

  secara signifikan terhadap manajemen laba, dengan arah pengaruhnya positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi financial leverage yang dimiliki suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.

  financial leverage secara parsial berpengaruh

  Hipotesis ketiga (Ha 3 ) diterima. Artinya,

  Pengaruh Financial Leverage terhadap Manajemen Laba

  terhadap return saham dengan arah pengaruhnya positif. Hasil ini menunjukkan bahwa, semakin besar financial leverage yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi tingkat return saham. Kebijakan utang suatu perusahaan yang besar dianggap sudah memiliki aset yang tinggi sehingga perusahaan tersebut juga akan memiliki nilai pasar saham yang baik dimata investor. Dimana perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam waktu yang relatif lama, bahwa perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan besar dapat menigkatkan nilai pasar saham.

  Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham

  8) Manajemen laba memediasi pengaruh set peluang investasi terhadap return saham.

  Menambahkan perusahaan sektor primer dan tarsier lainnya, seperti perusahaan sektor pertambangan, devloper, financial institution,

  risiko, cash flow dan asset turn over yang berpotensi mempengaruhi manajemen laba dan return saham.

  earning per share, price earning ratio ,

  Untuk penelitian di masa mendatang, menambah beberapa variabel bebas (independent variable ) lainnya karena variabel yang telah diteliti masih memiliki pengaruh yang lemah dan sisanya masih dipengaruhi oleh variabel lain seperti halnya

  Sebagai bahan pertimbangan perusahaan- perusahaan manufaktur di Indonesia agar menjaga kestabilan return saham setiap tahun untuk kelangsungan hidup perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja dan laba perusahaan. 3)

  Indonesia harus mempertimbangkan variabel-variabel sepertihalnya set peluang investasi, financial leverage, manajemen laba dan return saham dalam pengambilan keputusan atau seberapa besar kehati-hatian untuk mengharapkan return saham bebas dari praktik maajemen laba. 2)

  1) Para investor perusahaan manufaktur

  Saran

  9) Manajemen laba memediasi pengaruh financial leverage terhadap return saham.

  Manajemen laba berpengaruh terhadap return saham.

  Hipotesis ketujuh ( ) diterima, artinya manajemen laba berpengaruh lemah terhadap

  Financial leverage berpengaruh terhadap return saham. 7)

  Set peluang investasi berpengaruh terhadap return saham. 6)

  Set peluang investasi, financial leverage dan manajemen laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap return saham. 5)

  Financial leverage berpengaruh terhadap manajemen laba 4)

  Set peluang investasi berpengaruh terhadap manajemen laba 3)

  Set peluang investasi dan financial leverage secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap manajemen laba. 2)

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa: 1)

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Hasil ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi praktik manajemen laba suatu perusahaan maka semakin tinggi tingkat return saham. Hal ini juga menunjukkan bahwa manajemen laba yang dilakukan pada suatu perusahaan yang besar adalah untuk meyakinkan investor dalam meningkatkan return saham.

  return saham dengan arah pengaruhnya positif.

  securities company, insurance, dan investment fund/mutual fund , sehingga akan mencakup keseluruhan sektor yang ada di BEI sebagai Skinner, D.J. 1993. The Investment Opportunity Set and Accounting populasi penelitian Procedure Choice: Preliminary Evidence.

  Journal of Accounting and Economics.

  16 (10): 407-455.

DAFTAR PUSTAKA

  Subramanyam, K.R. 1996. The Pricing of Adam, Tim dan Vidhan Goyal. 2000. The Discretionary Accruals. Journal of Investment Opportunity Sets and Its Proxy Accounting and Economics. 22: 249-281.

  Variabels: Theory and Evidence. Hongkong University of Science and Technology. Suhairi, Daniati, N. 2006. Pengaruh Kandungan

  Working Paper. Informasi Komponen Laporan Arus Kas,

  Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Brigham, E. F., dan J. F. Houston. 2001. Expected Return Saham. Simposium Manajemen Keuangan . Edisi Bahasa Nasional Akuntansi 9 (Padang).

  Indonesia. Jakarta: Erlangga. Jogiyanto H.M. 1998.Teori Portofolio dan Sunarko dan Andi Kartika. 2003. Analisis

  Analisis Investasi . Edisi Kedua. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen

  Yogyakarta: BPFE. Per Share di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 9: 67-82. Ni Luh, Putu Wiagustini. 2009. Invesment Opportunity Institutional Ownership, Cash Watts, Ross L. and Jerold L. Zimmerman. 1986.

  Flow, Company Life Cycle Terhadap Positive Accounting Theory. Englewood kebijakan Deviden dan Return Saham. Cliffs. New Jersey: Printice- Hall, Inc.

  Jurnal Keuangan dan Perbankan. 13(3):

  373-385. Yustisia, Analies. 2006. Pengaruh Manajemenlaba (Earnings Management)

  

Ross, A Stephen. Westerfield, Randolph W. terhadap Kinerja Operasi dan Return

Jordan, Brandford D. 2003. Fundamentals Saham disekitar IPO: Studiterhadap of Corporate Finance . New York: Mc Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Graw-Hill. Jakarta). TEMA, 7: 16-17.

  Rucker, Karen S, et. al., 2001. Low Back Pain A Sympton-Based Approach to Diagnosis and Treatment , (USA: Butterworth- Heinemann)

  Rusman. 2012. Pengaruh Mannajemen laba,

  ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap

  return saham pada perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, 2 (1): 102-104 Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011.

  SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset . Salemba Empat,

  Jakarta. Scott William R. 2006. Financial Accounting th Theory . 4 Edition. USA: Prentice Hall.

Dokumen yang terkait

PENGARUH INTEGRITAS APARATUR, KOMPETENSI APARATUR, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENCEGAHAN FRAUD Hersi Huslina1 , Islahuddin2 , Nadir Syah3

0 1 10

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT. Persada Lampung Raya) Habiburrahman Daniel Hariadi Sunjoto Riswan Abstract - Kebutuhan Dan Ketersediaan Modal Kerja Dalam Hubungannya Dengan Profitab

0 0 24

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

0 3 10

APAKAH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS MENJAMIN KEAMANAN HARTA PERUSAHAAN? (Studi Kasus pada PT. Pacific Lubritama Indonesia (PLI) di Bandar Lampung) Syamsu Rizal Ade Kurniawan Goenawan Abstract - Apakah Sistem Pengendalian Intern

0 0 18

PENGARUH SIKAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, BUKTI AUDIT KOMPETEN DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN PADA INSPEKTORAT ACEH

0 0 9

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus pada PT. Bumi Jaya di Natar) Afrizal Nilwan Yunita Sofyandy Goenawan Abstrak - Analisis Perhitungan Economic Order Quantity (E

0 2 14

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PERENCANAAN ANGGARAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN TERHADAP SERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH Cut Malahayati1 , Islahuddin2 , Hasan Basri3

0 0 9

PENGARUH PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (Studi kasus Pada Tumble Tots Lampung) Rosmiaty Tarmizi Yoenny Oktavia Tangidy Haninun Abstrak - Pengaruh Pengendalian Manajemen pada Penyelenggaraan Pendidikan Studi kasus Pada Tumble Tots L

0 0 14

PENGARUH PERUBAHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH, PERUBAHAN DANA BAGI HASIL, DAN PERUBAHAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN TERHADAP PERUBAHAN BELANJA BANTUAN SOSIAL (Studi pada Pemerintah KabupatenKota di Aceh)

0 0 10

PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS KINERJA MESIN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS (Studi kasus Pada PT Central Karya Utama di Bandar Lampung) Iskandar Yen Yen Chairul Anwar Abstrak - Pemeriksaan Operasional Atas Kinerja Mesin Untuk Meningkatkan Efis

0 0 14