Bambang Prasetya Kepala BSN
Peran Standardisasi dalam Peningkatan Daya Saing dan Inovasi Nasional Bambang Prasetya Kepala BSN
dipresentasikan di UNSRI, Palembang 14 Maret 2013
Pengantar
Untuk Direnungkan 1963 : Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa koeli kalau tidak menguasai IPTEK 1990 : Suka tidak suka Indoensia akan masuk dalam pasar global THAILAND : “KITCHEN OF THE WORLD” “PUSAT MAKANAN HALAL DUNIA” MALAYSIA :
DAYA SAING PRODUK
Harga, Pasokan mutu,
Performance Market Strategy Business Definition (Derek F. Abell, 1993 Sumberdaya Kompetensi Fungsi Organisasi Intensi terhadap KNOWLEDGE
TANTANGAN PEREKONOMIAN SEKTOR RIIL
■ Inovasi
■ Pengurangan ongkos
■ Keamanan Produk
■ Akses pasar global
■ Manajemen Resiko
■ Pengaruh lingkungan
■ Manajemen Mutu
■ Hubungan pelanggan
■ Efisien Energy
■ Tanggung Jawab Sosial /Social Responsibility
BAGAIMANA STANDAR MEMBANTU ?
Menyediakan bhs. sama dan ukuran yang mengurangiInovasi waktu pemasaran produk dan keyakinan antar pelaku
Optimalisasi desain dan Pengurangan pengembangan produk dan biaya biaya produksi Membatasi resiko dan
Keamanan menyesuaikan dengan
Produk aturan yang ada
TANTANGAN
GLOBALISASI ABAD 21
Ledakan Ekonomi Informasi Global Kompetisi Keragaman Internasional Tenaga Kerja
Sumberdaya Terbatas Reinvestasi Pertahanan Lingkungan Berkelanjutan
Distribusi Mobilitas
Kesejahteraan ManusiaBAGAIMANA STANDAR MEMBANTU ? Mencegah « trade
Akses ke pasar barriers », membuka pasar global baru dan fasilitasi perdagangan Mengurangi resiko dan
Manajemen Resiko ketidak pastian Pengaruh Mengurangi pengaruh negatif lingkungan
Lingkungan
STANDAR, KESEJAHTERAAN
DAN PERTUMBUHAN Inggris: GBP 2.5 Milyar Standar menyumbang GBP 2.5 Milyar ke ekonomi dan 13 %
. produktivitas
Jerman: 1 % dari PDB Keuntungan ekonomi mencapai 1 % dari PDB.
Kanada: 17 % and 9 % Standar menyumbang 17 % pertumbuhan produktivitas dan 9 % pertumbuhan ekonomi dari 1981 ke 2004.
APA KATA MEREKA TENTANG
STANDARDISASI: “ Standar sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan , mereka dapat membantu negara-negara untuk membangun ekonomi dan membangun kapasitas untuk bersaing di pasar global. Standar membuat pengaruh positif dunia kita ….” Kofi Annan Sekretaris Jenderal PBB (1997-2006)
KITA DIKELILINGI BANYAK
STANDAR TIAP HARI…..
- JENDELA PENGATUR
VENTILASI RUANGAN
- SUHU HP DI SAKU ANDA
- KOMPUTER
- KABEL LISTRIK
- KERTAS YANG KITA
- TULISI DAN PENA PENCEGAH KEBAKARAN
- DI HOTEL UKURAN BAJU >DLL
PENTINGNYA STANDAR Transfer Teknologi;
- Hubungan antar Pelaku Ekonomi;
Akses Pasar terhadap Produk - Barang &
- Jasa; Optimisasi Infrastruktur;
- Peningkatan Kualitas/Mutu, Keselamatan,
- Keamanan, Kesehatan dan Lingkungan; Diseminasi sistem manajemen dan proses
- bisnis yang baik; serta
- .
Penilaian dan Pembuktian Kesesuaian
MENGENAL LEBIH DEKAT BSN
SEJARAH PENDIRIAN BSN
PP 102 tahun
- DEWAN STANDARISASI NASIONAL:
Standardisasi 2000, (BJ HABIBIE) Nasional
- Keppres 103 Pustand LIPI
tahun 2001, Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kementan Kewenangan, Susunan
Kemendag Organisasi, dan Tata
BADAN STANDARISASI Kemenperin Kerja Lembaga Pemerintah Non
NASIONAL BPPT Departemen
Dll Haerudi (LIPI)
- Keppres 78 tahun Iman Sudarwo (RISTEK)
Komite 2001, Bambang Setiadi (BPPT) Akreditasi Nasional
Bambang Prasetya (LIPI)
- Keppres 79 tahun
Komite Standar 2001, Nasional untuk Satuan Ukuran
Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001
Tugas BSN:Kewenangan BSN:
- melaksanakan tugas pemerintahan di
- penyusunan rencana nasional secara
bidang standardisasi nasional sesuai makro di bidangnya; dengan ketentuan peraturan
- perumusan kebijakan di bidangnya perundang-undangan yang berlaku.
untuk mendukung pembangunan secara makro; Fungsi BSN:
- penetapan sistim informasi di
- pengkajian dan penyusunan kebijakan bidangnya; nasional di bidang standardisasi
- kewenangan lain sesuai dengan
nasional; ketentuan peraturan
- koordinasi kegiatan fungsional dalam perundang-undangan yang berlaku pelaksanaan tugas BSN; yaitu :
- fasilitasi dan pembinaan terhadap ●
perumusan dan pelaksanaan kebijakan kegiatan instansi pemerintah di bidang ● tertentu di bidang standardisasi nasional; standardisasi nasional; perumusan dan penetapan kebijakan sistem
penyelenggaraan kegiatan kerjasama inspeksi dan laboratorium; dalam negeri dan internasional di bidang ● penetapan Standar Nasional Indonesia standardisasi;
- akreditasi lembaga sertifikasi, lembaga
(SNI);
- penyelenggaraan pembinaan dan ●
pelaksanaan penelitian dan pengembangan pelayanan administrasi umum di bidang di bidangnya; ●
- perencanaan umum, ketatausahaan,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya. organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
PERAN STANDARD
LPNK yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintah di bidang STANDARDISASI NASIONAL....
Metrologi Teknik Standar
Pengujian Keppres 103: 2001 [25] PP 102: 2000 [2] SNSU Kalibrasi Perumusan dan
Penetapan SNI Akreditasi Pengujian, Sertifikasi, Inspeksi PP 102: 2000 [4(4)] PP 102: 2000 [6 - 11] PP 102: 2000 [4(2)] PP 102: 2000 [14] Penerapan SNI PP 102: 2000 [12 - 21]
Sistem Standardisasi Nasional (SSN) Pedoman
Standardisasi Nasional (PSN) PP 102: 2000 [5] PP 102: 2000 [5] MUTU
meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat
lainnya baik untuk keselamatan, keamanan,kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; membantu kelancaran perdagangan; mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan untuk mencapai tujuan: PP 102: 2000 [3]
INTERNATIONAL QI
≅
VALUE CHAIN
ISO Guide 62, 65, etc e.g. IAF ILAC SYSTEM ISO 9000,
Accreditation
PAC APLAC s ISO 14000,Certification e HACCP, etc LSPro ISO 17025 ss
- products
ce Product certification
- processes
ro CE, GS, etc. p d n a National standards ISO, CODEX s
Standards ct International standards ACCSQ u d Certificates ro Comparison measurements p Testing, analysis
Test ll Inspections laboratories Lab a Proficiency tests o t le b traceability
Metrology
ca li p Verifications • Calibration laboratories BIPM p- Metrology in chemistry
A Reference materials Callibration Verification system APMP
INFRASTRUKTUR MUTU NASIONAL
MUTU untuk Mendukung Daya Saing Produk Nasional STANDARDISASI :
METROLOGI :
PENILAIAN KESESUAIAN :
- Akreditasi
- Ilmiah
- Pengembangan
• Penerapan
- Sertifikasi
- Industri/terapa n
- Pengujian
- Inspeksi
- Legal
Peraturan Perundang-undangan Kerjasama, Pemasyarakatan, Penelitian dan Pengembangan Standardisasi Nasional TIGA PILAR
Standar Nasional Indonesia
Adalah- satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Dirumuskan oleh >Panitia Teknis Ditetapkan oleh
TANDA SNI
Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level
Fifth level
TENTANG SNI
SNI adalah dokumen yang disusun secara konsensus oleh panitia teknis
Panitia Teknis terdiri diwakili empat unsur stakeholder
( regulator, industri, konsumen dan pakar) Ditetapkan oleh BSN ,Berisi persyaratan teknis , aturan, pedoman, atau sifat
utk suatu produk atau proses dan metoda produksi dari suatu objek pengukuran/penilaian, utk dipakai umum, Untuk digunakan berulang-ulang, bukannya sekali pakai dibuang, Dikaji ulang setiap periode tertentuPRINSIP PENGEMBANGAN SNI
- Openess (keterbukaan): Transparency (transparansi):
Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak): Effectiveness and relevance:
- Coherence:
- Development dimension (berdimensi
- pembangunan):
KEMANA KITA MENUJU?
- MENUJU TATANAN MASYARAKAT YANG DISATUKAN BAHASA BARU : “BAHASA
STANDAR”
- STANDAR ADALAH SARANA UTAMA SUATU BANGSA UNTUK MENGHARGAI “MUTU” BUKAN “HARGA” SUATU BARANG
- “STANDAR” AKAN MENJADI BAHASA KEDUA
SETELAH “UANG”
Proses Pengembangan SNI Click to edit Master text styles Second level
Third level Fourth level Fifth level
DATA SNI
TOTAL 7261 SNI
DIRUMUSKAN OLEH
95 PANITIA TEKNIS DAN 33 SUB-Panitia Teknis Sumber : www.bsn.go.id
SIAPA PENYUSUN SNI : PANITIA TEKNIS!
KOMPOSISI PANITIA TEKNIS :
1.PEMERINTAH
2.INDUSTRI
3.KONSUMEN
4. AHLI
APA KEUNTUNGAN SNI?
1. PRODUSEN PAHAM KEPASTIAN BATAS
YG DITERIMA PASAR
2. PENGGUNA MEMPEROLEH KEPASTIAN
KUALITAS DAN KEAMANAN PRODUK
3. PUBLIK DILINDUNGI SEGI KEAMANAN,
KESEHATAN DAN LINGKUNGANSTANDARD SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI TRANSAKSI PRODUK DAN JASA
ANGGOTA
ISO COUNCIL
20 NEGARA 2009 - 2010 P
ANGGOTA TMB
14 NEGARA 2012 - 2014 KETUA DEVCO 134 NEGARA 2011-2012 KEANGGOTAAN ISO (International Standard Organization)
2009 – 2010 : Anggota ISO Council
INDONESIA MENGUSULKAN STANDAR DEFORESTASI DI PLENARY MEETING
di Meksiko :
SIDANG CODEX (140 NEGARA )
4 - 9 Juli 2011PERJUANGAN STANDARD PENGUKURAN EMISI RUMAH KACA
CO2 CH4 N2O HFCs PFCs
SF6 Scope 1 DirectScope 2 Scope 3 Indirect Indirect Employee business disposal Waste travel Electricity for own Purchased Company owned Contractor vehicles use Production of Fuel combustion Fugitive emissions Vehicles outsourced activities materials and purchased
Adapted from NZBCSD and GHG Protocol
BSN menjadi Tuan Rumah 16 Event Internasional dan Regional yang dihadiri oleh sekitar 930 Peserta
16 events
930 peserta
Co-host dan Co-chair Sidang ke-25 Codex Committee Processed Fruits and Vegetables (CCPFV) Bali, 25-29 Oktober 2010 Host dan Chair Sidang ke-17 FAO/WHO Regional Coordinating Committee for Asia (CC Asia) Bali, 22-26 November 2010
KOMITE AKREDITASI NASIONAL
PANITIA TEKNIS AHLI/ UNIVERSITAS
SNI ISO 9001
INDUSTRI SKEMA UMUM STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN SNI SNI Kompetensi LPK Kompetensi LPK SERTIFIKASI PENGUJIAN 164 NEGARA 153 NEGARA SNI ISO 17025 PRODUK
LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI
691 600 700 685 500 440 497 550 400 301 345
379
411 Ins pecti on Cal i brati on Tes ti ng 200 162 300 186 239 145 161 161 Medi cal PUP 100 46 17 63 21 78 32 2 117 46 21 51 23 58 26 66 12 81 14 86 14 96 15 103 7 112 19 4 131 23 11 26 22 27 28 27 28 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 412751
LEMBAGA SERTIFIKASI YANG DIAKREDITASI
KAN (Oktober 2012) 197
2012
DISTRIBUSI LABORATORIUM, LEMBAGA INSPEKSI DAN
MULTILATERAL RECOGNITION
(International Accreditation Forum)
IAF MLA Signatories QMS : 41 Accreditation Bodies from 41 Economies EMS : 37 Accreditation Bodies from 37 Economies Product : 33 Accreditation Bodies from 33 Economies
58 Full Members from 53 Economies
17 Associate Members from 7 Economies
6 Observers
IAF Members (75 Accreditation Bodies) (Including KAN from Indonesia)
MUTUAL RECOGNITION
(Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation) ●
NATA (Australia) 6 ● SCC (Canada) 7 ● CALA (Canada) 1 ● QMP-LS (Canada)
ISO 15189 ● CNAS (PR China) 5 ● HKAS (Hong Kong) 5 ● NABL (India) 7 ● KAN (Indonesia) 3 ● JAB (Japan) 4 ●
IAJapan (Japan) 8 ●
VLAC (Japan) 1 ● KOLAS (Korea) 2 ● Standards Malaysia (Malaysia) 7 ● ema (Mexico) 4 ●
MNAS (Mongolia)2
●IANZ (New Zealand) 4 ●
PNAC (Pakistan) 2
● PNGLAS (Papua New Guinea) 1 ● PAO (Philippines) 2 ● AAC Analitica (Russia) 1 ●SAC (Singapore) 4
●SLAB (Sri Lanka) 7
● TAF (Chinese Taipei) 4 ●DMSc (Thailand) 9
●DSS (Thailand) 1
● NSC ONAC (Thailand) 3 1. Testing laboratory only 2. Testing laboratory and calibration laboratory3. Testing laboratory, calibration laboratory and inspection body 4. Testing laboratory, calibration laboratory, inspection body and ISO 15189 5. Testing laboratory, calibration laboratory, inspection body, ISO 15189 and RMP As of Dec 2012
6. Testing laboratory, calibration laboratory, inspection body and RMP 7. Testing laboratory, calibration laboratory and ISO 15189 8. Testing laboratory, calibration laboratory and RMP 9. Testing laboratory and ISO 15189 10. Inspection body only ● A2LA (USA) 5 ● ACLASS (USA) 6 ●
IAS (USA) 3 ● LAB (USA) 2 ● NVLAP (USA) 2 ● PJLA (USA) 2 ● AIHA (USA) 1 ● BoA (Viet Nam) 4 ● JAS-ANZ (Aus & NZ)
10 APLAC MRA Signatories : 35 of the 38 Full APLAC members are signatories to the APLAC MRA.
MUTUAL RECOGNITION
(International Laboratory Accreditation Cooperation)
ILAC MRA Signatories for Testing and Calibration
80 Accreditation Bodies from 65 Economies (including KAN from Indonesia )
80 Full Members from 65 Economies
17 Associate Members from 17 Economies
20 Affiliate Members from 19 Economies
ILAC Members (108 Accreditation Bodies) As of Dec 2012
BSN TELAH TERSERTIFIKASI SNI ISO 9001:2008
SOSIALISASI STANDARD
KOLEKSI SNI ONLINE
10 SNI ONLINE TERFAVORIT 2012
MENURUT KEBUTUHAN PENGGUNA
Jml No No SNI Judul Pengunduh
1 SNI ISO 9001:2008(E) Sistem manajemen mutu Persyaratan 2619
2 9 SNI tentang tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi 13880
3 SNI 2897:2008 Metode pengujian cemaran mikrobia dalam 1475
daging, telur dan susu serta hasil olahannya
4 SNI ISO/IEC 17025:2008 Persyaratan umum untuk kompetensi 1385
laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi5 SNI 2973:2011 Biskuit 1246
6 SNI 01-2970-2006 Susu bubuk 1152
7 SNI 2971:2011 Susu kental manis 1129
8 SNI ISO 17708:2011 Alas kaki - Metode uji sepatu - Kekuatan 1115
rekat bagian atas sepatu dengan sol9 SNI 01-3741-2002 Minyak goreng 1099
10 SNI 3141.1:2011 Susu segar-Bagian 1: Sapi 1071
MEMBER SNI ONLINE
pelaku usaha; 17496 Lain-lain; 15646 Internal use; 4715 tenaga ahli; 4643 LPK; 446 mastan; 479 pemerintah; 12263 pendidikan; 42335
JUMLAH KUNJUNGAN WEBSITE BSN
1987197 2000000 1800000 1600000
1181682
11743201400000 979990 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 2009 2010 2011 2012
Promosi Penerapan SNI 1. 2010 – SNIThon: Kampanye SNI Helm (SNI 1811:2007) (Surabaya-Yogyakarta-Semarang-Bandung-Serang-Jakarta) 2. 2010 – Kampanye SNI Tabung Gas dan Asesorisnya
3. 2011 - Jelajah SNI: Kampanye SNI untuk UMKM di Manado, Makassar, Medan,
Pekanbaru, Lampung, Cirebon, Solo
Promosi SNI untuk UMKM
Seminar Nasional Tempe Goes International (tahun 2012) untuk 150
UMKM dan pengrajin Tempe guna mendukung upaya Indonesia
memperjuangkan SNI tempe menjadi standar Codex (Internasional)
SEMINAR NASIONAL STANDARDISASI
Jumlah peserta tiap tahun 600-700 orang
Workshop Pemahaman Penerapan SNI bagi UKM di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, April 2012
REKRUITASI PESERTA SNI AWARD
Jumlah Perusahaan Peserta SNI Award per Tahun 120
86
58
52
47
40
19
18 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN MASYARAKAT
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
Diagram Akumulasi Suara Anggota MASTAN dalam e-balloting RSNI
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN STANDARDISASI
2006 2005 2008 2007 2010 2009 2011 2012 DI TINGKAT NASIONAL DI TINGKAT INTERNASIONAL Kurikulum & PengembanganTextbook
UNDIP
ITB Pengembangan Pendidikan Standardisasi dengan 30 Perguruan Tinggi Forum Pendidikan Standardisasi, Forum Muda Standardisasi, ISTU APEC - SCSC (Sub-Committee on Standard and Conformance) STANDARDS AND CONFORMANCE EDUCATION International Cooperation on Education about Standardization World Standards Cooperation – Academic Day Riset : Standardisation in Companies and Markets
JEJARING KERJASAMA PENDIDIKAN
STANDARDISASI
ANTARA BSN DENGAN 30 PERGURUAN TINGGI
30 PT telah MoU dgn BSN
10 PT menerapkan Pend. Standardisasi
10.USU
1 KOPERTIS
21.UNTAN
19.UNRI
22.UNPAR
23.UNSRAT
28.UNMUL
11.UNSRI
KOPERTIS IX
2.UNLAM
30. UNCEN
3.UNHAS
1.UNDIP
4.IPB
5.UGM
12.UI
6.UB
7.ITB
18.UNUD
13.UNAS
8.UNY
16.ITS
14.USAKTI
9.UNS
17.UBAYA
29. UNRAM
25. UNINDRA
27.UAJY
15.UII
26.UNPAD
24.UMM
20.UNIKA
ISI KERJASAMA
1. Pendidikan, pelatihan, dan promosi standardisasi;
2. Peningkatan partisipasi pakar di dalam kegiatan standardisasi;
3. Pertukaran informasi di bidang standardisasi;
4. Pembinaan laboratorium di lingkungan universitas;
5. Riset dan diseminasi hasil riset di bidang standardisasi
PENTINGNYA KERJASAMA
- TERHADAP STANDAR DAN STANDARDISASI MENINGKATKAN PERAN PAKAR DALAM
PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAANSTANDAR
MENINGKATKAN PERAN LAB. UNIVERSITAS DALAM- MENDUKUNG PENERAPAN STANDAR
MENUJU
S2 STANDARDISASI
- Pertama di Indonesia • Kerja sama antara BSN, ISO, dan
Universitas Trisakti
- Kelas pertama dibuka 4 Mei 2013
- Pendaftaran online di:
http://www.pasca.trisakti.ac.id/pasca_pendafta ran.php
STANDAR UNTUK MENDORONG
INOVASI
PEMBANGUNAN BEORIENTASI
(HAL.45)
NILAI TAMBAH
YANG
1. PEREKONOMIAN
DIKELOLA SECARA BAIK DAN MAMPU BERDAYA SAING SECARA INTERNASIONAL
2. PENINGKATAN KEKAYAAN DAN KEMAKMURAN BERAKAR PADA PENINGKATAN
, PRODUKTIVITAS
3. KUNCI BAGI PRODUKTIVITAS ADALAH
ILMU DAN PENGETAHUAN REKAYASA
PERSYARATAN PENGUASAAN
TEKNOLOGI CANGGIH (HAL.90) PERTAMA : KUALITAS PRODUK HASIL NILAI TAMBAH HARUS SENANTIASA MEMENUHI PERSYARATAN YANG MINIMUM KUALITAS DITUNTUT MASYARAKAT PEMBELI DI PASAR DALAM NEGERI, REGIONAL DAN
INTERNASIONAL PERSYARATAN MINIMUM KUALITAS = STANDAR !!!!
3 PILAR INOVASI DAN DAYA SAING
: RISET-PATENT-STANDAR
PENCIPATAAN NILAI TAMBAH
1. Indonesia adalah negara Pangan
kepulauan dengan lebih
Cellulose dari 17,000 pulau Mineral
- Textile
Hemicel-lul
Fiber
2. Total luas kawasan ose
- Component of
Resin
Indonesia tidak kurang Lignin dari 7,7 juta km2
Automotive Bahan obat
Tannin Elastomer
- Biofuel
3. Panjang garis pantai Gum
Monomer
Indonesia adalah 80,791 Building Material
- Latex km.
derivates Starch
Chemicals
- Pangan
4. Tidak kurang dari 42 tipe Mineral alam daratan dan 5 tipe
- Material baru
ekosistem laut dapat dijumpai di negeri ini
- Obat2an
- Kimia industri
TECHNOLOGY INPUT VALUASI STANDARD
- Lower
- Biotech
- Environ- mental impact
Traditional Higher
- - 40% t
Higher Lower Costs
- - 40%
FAKTA KEMAMPUAN IPTEK VS SIKLUS
KEGIATAN RISET
INFO : MARKET/
IDE/
STATE OF THE ART
Concept NOVELTY STRATEGIC NEEDS PELUANG PATENT PUBLIKASI PELUANG PASAR PATEN DLL PAKET PELAKSANAAN
INFORMASI RISET PAKET TEKNOLOGI SKEMA STANDAR BUSINES UPDATE ADJUSMENT
POST HASIL HARVESTING RISET
ROADMAP KOMERSIALISASI HASIL
IPO, Commercially Acquisition Maturity Maintenance Valuable
- - l ia Commercial Feasible/ rc e Commercial Buss. Plan m m o C Market Analysis o
- Rasa
- Tekstur (kekenyalan)
T Trial Market p te Certification S Derivative Patent STANDAR Trial Production - Production Analysis STANDARD Prototype Pilot Scale up Patent Idea Research
Time 5 Source : Katalis Teknologi, MORT, Prasetya 2005
STANDARD SEBAGAI ALAT PROMOSI
INTERNATIONAL
Mie Instan go Global
1. SNI Mie Instan diakui dunia (diadopsi menjadi standar Internasional/ Codex)
2. Menembus pasar dunia seperti Asia, Australia, AS, Eropa, hingga Afrika
3. Di Nigeria menjadi makanan pokok
4. Mie instan Indonesia terlezat di Dunia
Tempe go Global
1. Tempe, makanan asli Indonesia
2. Gizi (protein) tempe setara dengan daging/ikan
3. Tempe sudah mendunia, barang mewah di Jepang, Jerman, Belanda, USA (harga lebih mahal dari daging/ikan)
4. Pabrik tempe terbesar ada di Jepang (punya
Target time-line penyusunan Standar Regional Tempe
Procedures Time
Approval for new work by the 34th CAC 2011 Consideration by the 18th CCASIA 2012 Adoption at Step 5 by the 36th CAC 2013 Consideration of the draft standard
2014 by the 19th CCASIA Adoption by the 38th CAC as
2015 regional standard
PEMPEK KHAS PALEMBANG Bagaimana Mutunya?
Terima kasih