PERSEPSI PEMUSTAKA PADA P E M AN F A AT A N K O L E K S I N O N F I K S I SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI P E R P U S T A KA A N S M P NE G E R I 1 9 SEMARANG

  

P E R S E P S I P E M U S T A K A P A D A

P E M A N F A A T A N K O L E K S I N O N F I K S I

S E B A G A I S U M B E R B E L A J A R D I

P E R P U S T A KA A N S M P N E G E R I 1 9

S E M A R A N G

Skripsi

  Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

  

Oleh :

DESTIANA REINDINY PUTRI

NIM. 13040110151118

PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

  

PERNYATAAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Destiana Reindiny Putri NIM : 13040110151118 Jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan

  Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Persepsi Pemustaka pada Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi Sebagai Sumber Belajar di SMP Negeri 19 Semarang” adalah benar-benar karya ilmiah saya sendiri, bukanlah hasil plagiat karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, dan semua kutipan yang ada di skripsi ini telah saya sebutkan sumber aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim pada karya ilmiah.

  Semarang, September 2013 Yang menyatakan, Destiana Reindiny Putri NIM. 13040110151118

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  MOTTO Kau dan aku, kita semua punya 'perang' masing-masing untuk dimenangkan. Jadi berhenti mengasihani diri sendiri karena satu-satunya pahlawan dalam perangmu adalah kau, bukan orang lain.

  (Arianna Bianchi: Ho lasciato il mio cuore a Perugia) Hidup adalah soal keberanian. Menghadapi yang tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah.

  (Soe Hok Gie : Mandalawangi – Pangrango) PERSEMBAHAN 1.

  Bapak dan Ibuku tercinta, atas nasihat, doa, dan kasih sayang tiada henti, sepanjang hidupku.

  2. Kak Ringga dan Dik Berda tersayang atas pengertian dan dukungannya selama ini.

  3. Paduan Suara Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, atas kesempatan dan pengalaman berharga yang tak terlupakan untukku.

HALAMAN PERSETUJUAN

  Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi pada :

  Hari : Senin Tanggal : 16 September 2013

  Disetujui oleh, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dra. Tri Wahyu Hari Murtiningsih, M.Si Yuli Rohmiyati, S.Sos, M.Si NIP. 19640506 1990032 002 NIP. 19800704 200812 2 002

  HALAMAN PENGESAHAN

  Skripsi ini telah diuji oleh Panitia Ujian Skripsi pada tanggal 1 Oktober 2013 Ketua Penguji, Drs. Ary Setyadi, M.S NIP. 195809091984031002 Anggota I, Endang Fatmawati, M.Si., M.A NIP. 132314562 Anggota II, Yuli Rohmiyati, S.Sos., M.Si.

  NIP. 19800704 200812 2 002 Anggota III, Dra. Tri Wahyu Hari Murtiningsih, M.Si NIP. 19640506 1990032 002

  

PRAKATA

  Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Pemustaka pada Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi Sebagai Sumber Belajar di SMP Negeri 19 Semarang” ini dengan baik.

  Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Dr. Agus Maladi Irianto, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

  2. Dr. Dewi Yuliati, M.A. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

  3. Drs. Ari Setyadi, M.S. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Reguler II Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro sekaligus dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran pada skripsi ini sehingga menjadi lebih sempurna dalam penulisannya; 4. Dra. Tri Wahyu H. M, M.Si dan Yuli Rohmiyati, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan laporan penulisan skripsi ini;

  5. Endang Fatmawati, M.Si, M.A selaku dosen pengiji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih sempurna.

  6. Ellen CH. Mugroho, SH, M.Hum selaku Dosen Wali yang telah memberikan

  7. Kepala Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang yang telah meluangkan waktu dan memberi kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 19 Semarang;

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan tulisan yang akan datang.

  Akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Lintas Jalur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro pada khususnya dan semua pihak yang memerlukan pada umumnya.

  Semarang, 1 Oktober 2013 Penulis

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul Persepsi Pemustaka pada Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka pada pemanfaatan koleksi nonfiksi sebagai sumber belajar di Perpustakaan SMP Negeri

  19 Semarang. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis data kualitatif yaitu pendapat seseorang. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode pengumpulan data, yaitu wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik pengolahan data meliputi: memahami data, mengklasifikasi data, dan mengolah data. Keabsahan data telah dilakukan dengan teknik pemeriksaan triangulasi. Hasil penelitian diketahui pemanfaatan koleksi nonfiksi dilakukan dua kali dalam seminggu pada jam istirahat. Tujuan kunjungan pemustaka ke perpustakaan adalah membaca buku nonfiksi tentang ilmu pengetahuan alam dengan lama kunjungan antara 20 sampai 30 menit sekali berkunjung. Rata-rata pemustaka sering meminjam buku di perpustakaan karena adanya minat dan kebutuhan dari pemustakanya untuk menunjang proses belajar pemustaka. Dari hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa persepsi pemustaka pada pemanfaatan koleksi nonfiksi di Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang sudah cukup baik. Pemanfaatan koleksi nonfiksi di Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang dilakukan karena adanya minat dan kebutuhan dari pemustakanya. Pemanfaatan dilakukan untuk menunjang proses belajar pemustaka. Adapun motivasi pemustaka memanfaatkan koleksi nonfiksi adalah untuk menambah pengetahuan mereka. Adanya ketersediaan koleksi dengan kualiatas dan kuantitas koleksi yang baik juga menjadi alasan pemustaka memanfaatakan koleksi nonfiksi perpustakaan sebagai sumber belajar.

  

Kata kunci: persepsi, metode, pemanfaatan, koleksi nonfiksi, sumber belajar,

Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN .............................................................................................. ii

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

  1.2 Rumusan Masalah .................................................................................4

  1.3 Tujuan yang Hendak Dicapai ................................................................4

  1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................4

  1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................5

  1.6 Batasan Istilah ......................................................................................5

  BAB II TINJAUAN LITERATUR

  2.1 Definisi……..……………………………….........................................7

  2.1.1 Definisi Persepsi ...................................................................................7

  2.1.2 Definisi Perpustakaan Sekolah .............................................................8

  2.1.3 Definisi Koleksi .................................................................................10

  2.2.1 Sumber Belajar ...................................................................................11

  2.2.2 Pembelajaran ......................................................................................12

  2.3 Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi Sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan Sekolah ....................................................................14

  2.4 Jenis-Jenis Koleksi ..............................................................................20

  2.4.1 Berdasarkan Bentuknya .....................................................................20

  2.4.2 Berdasarkan Isinya .............................................................................21

  2.5 Penelitian Sebelumnya .......................................................................21

  BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................23

  3.2 Objek dan Subjek Penelitian ..............................................................23

  3.3 Informan Penelitian .............................................................................24

  3.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................................25

  3.4.1 Jenis Data ..........................................................................................25

  3.4.2 Sumber Data .......................................................................................25

  3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................26

  3.5.1 Wawancara .........................................................................................26

  3.5.2 Dokumentasi ......................................................................................27

  3.6 Teknik Pengolahan Data ....................................................................27

  3.7 Keabsahan Data ..................................................................................28

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 19 SEMARANG

  4.1 Deskripsi Lokasi ................................................................................31

  4.2 Struktur Organisasi ............................................................................33

  4.3 Visi dan Misi ......................................................................................33

  4.5 Sarana dan Prasarana ..........................................................................37

  4.6 Pemustaka ..........................................................................................38

  4.7 Prestasi ...............................................................................................39

  BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Kriteria Informan ...............................................................................40 5.2. Analisis Penelitian ..............................................................................41 5.2.1. Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi sebagai Sumber Belajar

  di SMP Negeri 19 Semarang ..............................................................41 5.2.2. Persepsi Pemustaka pada Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi sebagai Sumber Belajar di SMP Negeri 19 Semarang .......................59

  BAB VI PENUTUP 6.1. Simpulan ............................................................................................79 6.2. Saran ...................................................................................................80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN A : Data Informan LAMPIRAN B : Pedoman Wawancara LAMPIRAN C : Hasil Wawancara LAMPIRAN D : Dokumentasi LAMPIRAN E : Lembar Konsultasi Skripsi

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Jumlah koleksi perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang….. 37 Tabel 2 Daftar koleksi nonfiksi dan koleksi referensi……………… 38 Tabel 3 Daftar peminjaman buku nonfiksi………………………… 40 Table 4 Jumlah Pengunjung Perpustakaan

  Tahun Pelajaran 2012/2013................................................ 42 Tabel 5 Daftar Informan…………………………………………… 44

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah perpustakaan. Dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dijelaskan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah (dalam Sutarno NS, 2006: 43). Sedangkan dalam

  pasal 3 Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Perpustakaan menurut IFLA dalam Sulistyo-Basuki (1993: 4) yaitu kumpulan materi tercetak dan media noncetak atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemustaka.

  Perpustakaan sebagai lembaga penyedia ilmu pengetahuan dan informasi mempunyai peran terhadap lembaga induk. Demikian halnya perpustakaan di dalam lingkungan pendidikan seperti sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang berada di sekolah.

  Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai (Sutarno, 2006: 39).

  Perpustakaan sekolah harus dapat memaksimalkan perannya dalam membantu siswa mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Dengan memaksimalkan perannnya, diharapkan perpustakaan sekolah membuat siswa terbiasa dengan aktivitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu, sehingga pada akhirnya prestasi relatif mudah untuk diraih.

  Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa dan para guru untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Agar dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka harus mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pemustakanya.

  Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar, baik dalam proses kegiatan belajar mengajar secara formal maupun nonformal untuk membantu sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Selain itu, perpustakan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa. Perpustakaan sekolah juga dapat dijadikan sebagai sarana pencarian pengetahuan/informasi maupun sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antar kelompok belajar.

  Bagaimana cara agar pemustaka memanfaatkan perpustakaan secara efektif pemanfaatan perpustakaan menjadi kurang maksimal. Pertama dari rendahnya minat baca pemustaka. Masyarakat dalam memberikan sesuatu termasuk cerita- cerita terdahulu lebih mengandalkan tutur daripada tulisan. Budaya lisan itulah yang menjadi salah satu penyebab lemahnya budaya baca masyarakat, termasuk minat pada pustaka dan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan, hal tersebut berlangsung secara turun temurun hingga generasi sekarang (Wiranto, 2008:75). Minat baca/ gemar membaca harus dibiasakan pada usia dini. Faktor pendorong tumbuhnya minat baca adalah ketertarikan, kegemaran, dan hobi membaca (Sutarno, 2006: 27). Kebiasaan membaca sejak usia dini dapat menjadi budaya pada dirinya sehingga akan tumbuh minat baca.

  Kedua dari pihak sekolah yang kurang memaksimalkan perpustakaan sekolah.

  Salah satu sekolah yang memaksimalkan peran perpustakaan adalah SMP Negeri 19 Semarang yang mengajarkan siswa-siswanya untuk gemar membaca dengan program ”Pembiasaan Perpustakaan” yang sering disebut dengan ”Jam Perpustakaan”. Jam Perpustakaan ini merupakan suatu kegiatan dimana seluruh siswa diwajibkan berkunjung ke perpustakaan satu jam setiap minggunya. Dalam kegiatan ini siswa tidak hanya berkunjung, namun juga diberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan kurikulum. Program ini dapat memotivasi siswa untuk membaca di perpustakaan. Perpustakaan di SMP Negeri 19 Semarang juga mengalami peningkatan yang sangat pesat dengan adanya beberapa prestasi yang diraih.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Persepsi Pemustaka pada Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang.”

  1.2 Rumusan Masalah

  Untuk membatasi pola pikir penulis, maka penulis merumuskan hal sebagai berukut: “Bagaimana persepsi pemustaka pada pemanfaatan koleksi nonfiksi sebagai sumber belajar di Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang?”

  1.3 Tujuan yang Hendak Dicapai

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka pada pemanfaatan koleksi nonfiksi sebagai sumber belajar di SMP Negeri 19 Semarang.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut, a.

  Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan koleksi nonfiksi perpustakaan. b.

  Bagi perpustakaan, penelitian ini bermanfaat sebagai dasar dalam pemberdayaan perpustakaan agar dapat dimanfaatan oleh pemustakanya, terutama para siswa, secara efektif dan efisien

  1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

  Lokasi penelitian ini terfokus pada Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang yang beralamat di Jalan Abdulrahman Saleh Manyaran Semarang dan diharapkan dapat mencerminkan karakteristik pemanfaatan koleksi nonfiksi perpustakaan sekolah di Semarang.

  Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November 2012 sampai dengan Maret 2013.

  1.6 Batasan Istilah 1.

  Persepsi dalam penelitian ini merupakan pandangan dan penilaian pemustaka terhadap pemanfaatan koleksi nonfiksi di perpustakaan.

  2. Pemustaka dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 19 Semarang.

  3. Pemanfaatan koleksi dalam penelitian ini adalah keterpakaian koleksi baik yang dibaca di perpustakaan maupun yang dibawa pulang oleh pemustaka.

  4. Perpustakaan dalam penelitian ini adalah Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang.

  5. Sumber belajar dalam penelitian ini adalah perpustakaan sekolah yang dapat digunakan siswa untuk mempermudah dalam mencapai tujuan belajarnya.

  6. Jam perpustakaan adalah suatu program Pembiasaan Perpustakaan yang merupakan kebijakan yang dibuat oleh SMP Negeri 19 Semarang, dengan setiap siswa diwajibkan berkunjung ke perpustakaan satu jam setiap minggu dengan dibimbing oleh guru Bahasa Indonesia.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Definisi

2.1.1 Definisi Persepsi

  Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2001: 167). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Alwi, 2008: 863). Menurut Suwarno (2009: 52), persepsi merupakan suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang. Sedangkan Walgito (1989: 69) mendefinisikan persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.

  Stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Selain stimulus, faktor yang berperan dalam persepsi, yang menjadi syarat terjadinya persepsi yaitu objek atau stimulus yang dipersepsi; alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf, yang merupakan syarat fisiologis; dan perhatian yang

  Persepsi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu persepsi benda dan persepsi sosial. Persepsi benda, objek stimulusnya merupakan suatu hal atau benda yang nyata dan dapat diraba, dirasakan dan dapat diindera secara langsung. Sedangkan persepsi sosial stimulusnya tidak bisa diraba, dirasakan, dan hanya dapat ditangkap melalui sejumlah petunjuk, misalnya motif, emosi, sikap, dan lainnya (Suwarno, 2009: 52).

  Hasil dari persepsi bisa berupa tanggapan atau penilaian yang berbeda dari individu. Persepsi pemustaka perlu diketahui oleh perpustakaan untuk melihat apakah koleksi nonfiksi di perpustakaan sudah memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka.

2.1.2 Definisi Perpustakaan Sekolah

  Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, baik sekolah dasar, menengah, maupun sekolah menengah umum. Tujuan perpustakaan sekolah diselenggarakan di sekolah adalah untuk menunjang program belajar mengajar di sekolah tersebut. Menurut Rahayuningsih (2007:6), perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani para siswa, guru, dan karyawan pada suatu sekolah tertentu.

  Sementara itu menurut Lasa (2007: 21) menyatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, penyajian, dan penyebaran informasi.

  Sulistyo-Basuki (1993: 50) mendefinisikan perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan (Surachman, 2007: 2).

  Keberadaan perpustakaan sekolah diharapkan berfungsi sebagai media pendidikan, tempat belajar, penelitian sederhana, pemanfaatan teknologi informasi, kelas alternatif, dan sumber informasi (Lasa , 2007: 13).

  Ada beberapa fungsi perpustakaan menurut Bafadal (2008: 6) yaitu, 1. Fungsi edukatif, yaitu perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku fiksi maupun nonfiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individu maupun berkelompok.

  2. Fungsi informatif, yaitu perpustakaan sekolah bukan hanya menyediakan bahan pustaka buku tetapi juga menyediakan bahan pustaka non buku (non

  

material ) seperti majalah, buletin, surat kabar, pamflet, guntingan artikel, peta,

  bahkan dilengkapi juga dengan alat-alat pandang-dengar seperti overhead proyektor, LCD, televisi, tape recorder dan sebagainya.

  3. Fungsi tanggung jawab administrasi, yaitu fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah. Kegiatan peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan, setiap murid yang masuk harus menunjukkan kartu anggota perpustakaan dan selalu mengisi pada buku daftar pengunjung perpustakaan.

  4. Fungsi riset, yaitu adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru- guru dapat melakukan riset dengan mengumpulkan data atau keterangan yang diperlukan.

5. Fungsi rekreatif, yaitu perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang.

  Menurut Darmono (2007: 5) menyatakan secara umum perpustakaan mengemban beberapa fungsi yaitu: fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi kebudayaan, fungsi rekreasi, fungsi penelitian, fungsi deposit.

2.1.3 Definisi Koleksi

  Koleksi atau bahan pustaka merupakan modal awal bagi terselenggaranya perpustakaan. Pada umumnya masyarakat datang ke perpustakaan karena membutuhkan sumber informasi yang terdapat pada bahan pustaka. Begitu pula pada perpustakaan sekolah, bahan pustaka sangat dibutuhkan untuk menunjang belajar mengajar di sekolah. Bahan pustaka adalah bahan pustaka yang masuk atau diterima oleh perpustakaan baik berupa hasil karya seseorang maupun sekelompok orang/ badan/ lembaga yang diwujudkan dalam bentuk tercetak dan terekam. Hasil karya ini juga disebut dengan istilah karya cetak dan karya rekam (Perpustakaan RI, 1996: 29).

  Bahan pustaka yang merupakan wadah informasi menurut bentuk fisiknya ada berbagai macam, seperti: bagan, bentuk mikro, berkas komputer, bola dunia (globe), buku, film, foto udara, gambar, kartu peraga, peta, piringan hitam, pita gulung, poster, rekaman video, slide, dan lain-lain (Soeatminah, 1992: 23). terbitan cetakan dengan ketebalan paling sedikit 48 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku (Sulistyo-Basuki, 1991: 8). Buku merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan informasi berjangka panjang dan paling berpengaruh kepada perkenbangan budaya manusia.

2.2 Sumber Belajar dan Pembelajaran

2.2.1 Sumber Belajar

2.2.1.1 Definisi Sumber Belajar

  Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana kegiatan belajar, dinamakan sumber belajar. Sumber belajar adalah wujud fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008: 174), sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

  AECT (Asssociation of Education and Communication Technology) dalam Darmono (2007: 6) mendefinisikan sumber belajar merupakan berbagai sumber baik berupa data, orang, atau wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

  Berdasarkan dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu baik berupa data, orang, atau wujud tertentu yang dapat dimanfaatkan siswa untuk kepentingan proses belajar sehingga dapat mempermudah siswa mencapai tujuan belajarnya. Sumber belajar sangat diperlukan sesorang dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajarinya.

2.2.1.2 Jenis Sumber Belajar

  Mengacu pada definisi sumber belajar di atas, AECT (Asssociation of Education

  

and Communication Technology) membedakan sumber belajar menjadi dua jenis

  yaitu: 1.

  Sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat untuk digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2. Sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak disengaja dibuat terlebih dahulu tetapi langsung dipakai guna kepentingan pengajaran.

2.2.2 Pembelajaran

  Pembelajaran merupakan suatu proses untuk seseorang menjadi makhluk yang belajar. Menurut Mohamad Surya (2004: 7), pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran harus memiliki perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai satu sumber belajar, tetapi mereka juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai, seperti perpustakaan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

  Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah bahwa pembelajaran mengandung arti: terjadinya proses interaksi; ada pendidik; ada peserta didik; ada sumber belajar; terjadi dalam lingkungan belajar.

  Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang menjadi landasan. Beberapa prinsip tersebut adalah: a.

  

Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini

mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu ialah

adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Artinya seseorang yang

telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya, tetapi tidak

semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran.

  b.

  

Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara

keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilaku

sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku yaitu

aspek kognitif, konatif, afektif atau motorik.

  Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah (Surya, 2004: 8-9).

2.3 Pemanfaatan Koleksi Nonfiksi sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan Sekolah

  dan guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah akan tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi siswa, tetapi lebih jauh lagi adalah siswa mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, siswa terbiasa belajar mandiri, siswa terlatih ke arah tanggung jawab, siswa selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Dari penjelasan singkat di atas, maka akan ditemukan 2 kultur pemanfaatan sumber belajar perpustakaan sekolah yang berupa karakteristik pemanfaatan bahan pustaka dalam bentuk tercetak dan noncetak. Bahan pustaka berbentuk cetak yang biasa digunakan adalah bahan pustaka buku.

  Jenis-jenis bahan pustaka yang dapat diadakan untuk perpustakaan adalah bahan pustaka dalam bentuk tercetak. Bahan pustaka tercetak meliputi buku, majalah, jurnal, tabloid dan surat kabar (Rahayuningsih, 2007: 13-14). Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kriteris dan jenis sebuah perpustakaan (Sutarno, 2004: 66). Perpustakaan sekolah harus menyediakan bermacam-macam bahan pustaka, baik yang berupa buku maupun bukan berupa buku (nonbook material). Koleksi perpustakaan adalah koleksi yang disediakan berhubungan dengan mata pelajaran.

  Di perpustakaan sekolah, bahan pustaka yang banyak dikoleksi adalah buku, terutama buku nonfiksi karena buku-buku tersebut digunakan pemustaka sebagai buku pendamping belajar. Selain buku nonfiksi, perpustakaan sekolah juga

  Kebiasaan membaca pada pelajar dan anak-anak tergolong sangat rendah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2006, bahwaIndonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama dalam mendapatkan informasi. Masyarakat Indonesia yang menjadikan membaca sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5%, sedangkan yang menonton televisi 85,9%, dan mendengarkan radio 40,3%. (Febriyanto, 2009: 9). Padahal membaca sangat penting, karena dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan seseorang. Pembiasaan membaca sejak dini sangat menentukan budaya membaca pada masyarakat. Kegiatan membaca yang dilakukan secara benar dan efektif dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang yang kemudian akan menjadi suatu budaya atau kebiasaan membaca bagi dirinya. Oleh karena itu, beberapa tahun lalu pemerintah mencanangkan bulan buku, bahasa, gemar membaca atau bulan aksara. Hal ini bertujuan agar masyarakat membiasakan pemakaian bahasa yang baik dan membudayakan gemar membaca. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu tempat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi siswa. Sebuah perpustakaan sekolah berperan penting dalam tujuan pembudayaan gemar membaca, karena selain sebagai proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan memiliki segudang informasi yang dapat merangsang minat baca siswa.

  Faktor yang dapat membangkitkan minat baca menurut Sutarno (2006: 29), yaitu:

1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan

2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai 3.

  Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif 4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual 5. Berprinsip bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani Kelima faktor di atas berkaitan dengan perilaku dan motivasi dari pemustaka.

  Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Alwi, 2008: 859). Agar siswa dapat terangsang untuk membaca, perpustakaan perlu melakukan inovasi dalam hal pengadaan koleksi maupun dalam hal layanan perpustakaan.

  Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Alwi, 2008: 756). Pada beberapa orang, minat baca tidak datang dengan sendirinya, ada yang butuh dorongan untuk membaca. Di sekolah-sekolah telah diadaakan suatu program pembiasaan perpustakaan, hal ini dapat memotivasi para siswa untuk datang ke perpustakaan dan membaca buku meskipun hanya karena tugas. Namun hal ini dapat menjadi budaya dan kebiasaan pada diri siswa.

  Motivasi belajar siswa merupakan hal yang penting bagi pencapaian prestasi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2009: 153), motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Motivasi Intrinsik

  Motivasi intrinsik merupakan hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut.

2. Motivasi Ekstrinsik

  Motivasi ekstrinsik merupakan hal da keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Contohnya adalah pujian dan hadiah, tata tertib sekolah, guru, orang tua dan seterusnya.

  Kurangnya motivasi baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik pada siswa, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. Sebaliknya, dengan adanya motivasi belajar, siswa akan bersemangat dalam belajar dan haus akan ilmu pengetahuan.

  Jika sudah demikian, maka bukan tidak mungkin akan terjadi pemanfaatan koleksi.

  Menurut Hamsah B.Uno (2011: 23), hakikat motivasi belajar adalah hasrat internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang mendukung. Indikator tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a.

  Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f.

  Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

  Pemanfaatan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

  1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang meliputi kebutuhan dan minat. Pawit M Yusuf (1995: 6) menyatakan bahwa setiap indivisu memiliki perbedaan dalam kebutuhan informasinya. Sedangkan dalam dunia perpustakaan, kebutuhan pemustaka akan informasi berbeda-beda sesuai dengan latar belakang pencari informasi.kebutuhan dalam penelitian ini adalah kebutuhan pemustaka pada koleksi nonfiksi sebagai sumber belajar di sekolah.

  Selain kebutuhan, minat juga termasuk dalam faktor internal. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 916). Minat merupakan motivasi untuk mendorong seseorang melakukan apa yang dia inginkan.

  2. Faktor Eksternal Faktor kedua adalah faktor eksternal. Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya faktor lingkungan atau faktor orang. Dalam perpustakaan faktor eksternal meliputi kondisi fisik perputakaan seperti ketersediaan koleksi, kualitas dan kuantitas koleksi, kondisi perpustakaan, petugas yang melayani pemustaka, dan ketersediaan fasilitas menemuan kembali informasi.

  Menurut Latif Nasution (2011: 3) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah yaitu: a.

  Minat Siswa Faktor ini sangat menentukan pemanfaatan koleksi di perpustakaan sekolah, karena adanya pendorong dalam diri siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah demi kelancaran studinya.

  b.

  Tenaga Pengelola Faktor ini sangat berperan menentukan berhasil tidaknya sebuah perpustakaan. Oleh karena itu, penyelenggara dan pengelola harus menyadari kepentingan dan kedudukan perpustakaan bagi pelajar, memahami keperluan siswa dan kemudian menguasai liku-liku kegiatan dan pekerjaan perpustakaan itu sendiri.

  c.

  Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan sebenarnya sangat erat kaitannya dengan maksud didirikannya perpustakaan sekolah. Maka tentunya perpustakaan harus dapat menyediakan koleksi yang menunjang pengajaran yang dilaksanakan di sekolah.

  d.

  Motivasi Guru perpustakaan dalam aktivitas belajarnya akan memacu siswa untuk meningkatkan aktivitas belajarnya.

  e.

  Gedung dan Fasilitas Perpustakaan.

  Keadaan gedung perpustakaan dan fasilitas perpustakaan yang baik akan mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan.

2.4 Jenis-jenis Koleksi

  2.4.1 Berdasarkan Bentuknya Berdasarkan bentuknya, koleksi dapat berupa bahan pustaka cetak dan noncetak.

  Menurut Soeatminah (1992: 23-25), Jenis-jenis koleksi cetak adalah sebagai berikut, buku teks atau monografi, buku fiksi, majalah, surat kabar, brosur atau pamflet, buku referensi.

  Sedangkan koleksi noncetak antara lain mikrofis, film mikro, kaset, piringan hitam, dan CD-room (Lasa , 2007: 60).

  2.4.2 Berdasarkan Isinya

  Berdasarkan isinya, koleksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu, 1.

  Buku Fiksi Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita rekaan, tidak nyata, contohnya: cerita pendek, cerita rakyat, novel, roman, dan lain-lain (Soeatminah, 1992: 23).

  Buku nonfiksi adalah buku-buku ilmu pengetahuan. Buku nonfiksi berisi pengetahuan yang memuat hasil pemikiran dan pengamatan seseorang yang dituangkan dalam bentuk karya cetak seperti buku teks, bibliografi, buku referensi (Yulia, 1993: 4). Menurut Yusuf (1995: 290) buku nonfiksi adalah buku yang pembahasannya berdasarkan fakta atau kenyataan. Sedangkan menurut Bafadal (1992: 27), buku nonfiksi adalah buku ilmu pengetahuan yang memuat hasil pemikiran dan pengamatan seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk karya cetak. Bisa disimpulkan bahwa buku nonfiksi disusun berdasarkan kajian keilmuan atau berasal dari pengalaman si penulis buku dan berdasarkan data-data nyata atau fakta yang ada dan bisa diuji kebenaranya. Contoh buku nonfiksi, antara lain buku biografi, buku pendamping, buku literatur, buku motivasi.

2.5 Penelitian Sebelumnya

  Berkaitan dengan penelitian tentang pemanfaatan koleksi perpustakaan, Media Novia Sari dalam penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Koleksi Monograf

  

dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pemakai di Perpustakaan Umum Daerah

Provinsi DKI Jakarta” tahun 2005 menyimpulkan bahwa frekuensi pemanfaatan

  pada subjek agama (200) dan karya fiksi berjumlah 32 (16,2%) dari seluruh pemanfaatan sebanyak 197 (100%). Dari hasil tersebut jelas bahwa koleksi monograf di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta belum sepenuhnya dimanfaatakn secara merata pada subjek tertentu.

  Indah Tri Pujiati dalam penelitian “Pengaruh pemanfaatan Koleksi

  

Petompon 05-06-07 Semarang Tahun 2007” menyimpulkan bahwa pemanfaatan

  koleksi perpustakaan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Petompon 05-06-07 Semarang Tahun 2007, pada kenyataanya menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa siswa sebanyak 17,90%.

  Mahyum Effendi dalam penelitian “Pemanfaatan Koleksi Buku Teks

  

Pelajaran pada Perpustakaan Sekolah dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siswa

Kelas VIII MTS Negeri Karangawen Demak Tahun 2010 ” menyimpulkan bahwa

  tingkat pemanfaatan koleksi buku teks pelajaran dengan cara meminjam di perpustakaan mempunyai prosentase sebesar (42,85%). Koleksi buku teks pelajaran yang sering dipinjam siswa kelas VIII (53,52%) adalah buku sejarah.

BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian membutuhkan data-data yang relevan, lengkap dan objektif untuk

  mendapatkan kebenaran sesungguhnya tentang objek penelitian yang sedang diteliti agar dapat memecahkan masalah dan tidak menjadi rancu atau terjadi kesalahan dalam memaparkan materi. Maka dari itu, suatu penelitian memerlukan metode penelitian.

  3.1 Jenis Penelitian

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, maupun tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata (Moleong, 2010: 6).

  3.2 Objek dan Subjek Penelitian

  Objek dalam penelitian ini adalah persepsi pemustaka pada pemanfaatan koleksi nonfiksi perpustakaan sebagai sumber belajar di SMP Negeri 19 Semarang.

  Adapun subjek penelitian ini adalah pemustaka SMP Negeri 19 Semarang.

3.3 Informan Penelitian

  Penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajianya tidak akan diberlakukan pada populasi tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial dalam kasus yang dipelajari (Sugiyono, 2010: 50).

  Dalam penelitian ini informannya adalah siswa SMP Negeri 19 Semarang yang berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan koleksi nonfiksi perpustakaan. Untuk menentukan informan, peneliti memiliki beberapa pertimbangan sebagai berikut:

  1. Siswa yang sering berkunjung ke Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang.

  2. Siswa yang sering meminjam koleksi nonfiksi di Perpustakaan SMP Negeri 19 Semarang.

  3. Siswa yang benar-benar memanfaatkan koleksi nonfiksi sebagai sumber belajar.

  Pada tahap ini, peneliti mengobservasi selama beberapa hari sebelum menentukan informan yang sesuai kriteria.

  Jumlah informan yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah 5 (lima) informan dengan kriteria yang telah ditentukan. Informan-informan tersebut

3.4 Jenis dan Sumber Data

  3.4.1 Jenis Data

  Data merupakan suatu informasi yang belum diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pemahaman terhadap suatu hal. Menurut Lofland dalam Moleong (2010: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yaitu pendapat seseorang.

  3.4.2 Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah sumber data yang diperoleh dari pengamatan atau dari wawancara, selebihnya merupakan sumber data berupa dokumen dan foto. Menurut Sangadji (2010: 43) sumber data adalah subjek penelitian tempat data menempel berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya. Sumber data dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu, a.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan para informan yaitu pemustaka Perpustakaan SMP Negeri19 Semarang dan observasi langsung pada subjek penelitian di tempat penelitian selama b.

  Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang bersumber dari buku atau informasi melalui media perantara. Menurut Sangadji (2010: 44) data sekunder merupkan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang lain). Data sekunder dalam penelitian ini adalah statistik kunjungan pemustaka ke perpustakaan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data atau bukti tentang objek penelitian. Salah satu penentu dari baik dan buruknya hasil dari pengumpulan data adalah cara pendekatan dan cara pengumpulan data.

Dokumen yang terkait

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E F E K T I V I T A S A B U S E K AM D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D UM I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E F E K T I V I T A S A B U S E K AM D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D UM I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 86

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I P E L A K S A N A A N P E N D I S T R I B U S I A N P R O G R A M B E R A S M I S K I N ( R A S K I N ) T A H U N 2 0 1 1 D I D E S A G E N T E N G K U L O N K E C A M A T A N G E N T E N G K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 9 21

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

K A R A K T E R I S T I K F I S I K B I J I K O P I R O B U S T A T E R F E R M E N T A S I O L E H M I K R O F L O R A F E S E S L U WA K

0 6 18

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10