FENA ALVIANA 8143163957 TUGAS ANALISIS J (1)

ANALISIS JURNAL
“PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENDAPATAN PER KAPITA DAN
PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI DKI JAKARTA”
DARMA RIKA SWARAMARINDA
MUNAWAROH
DITA PURUWITA
VOL.X NO.2 (2012) JURNAL ECONOSAINS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Disusun Oleh
Fena Alviana (8143163957)

D3 SEKRETARI
FAKULTAS EKNOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Jalan Rawamangun Muka 13220, Jakarta Timur, Telp. 021-29266006
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Pada negara berkembang pertumbuhan ekonominya cenderung melambat. Negara
berkembang atau negara yang sedang berkembang memang identik dengan masalah kemiskinan.
Masalah kemiskinan di Indonesia haruslah dipandang sebagai suatu masalah yang serius dan
wajib diatasi agar menciptakan masyarakat yang sejahtera. Selain itu pengentasan masalah
kemiskinan bertujuan pula untuk mengurangi angka kejahatan dan kekerasan yang terjadi.
Pada negara berkembang perhatian utamanya adalah bagaimana terjadi keseimbangan
antara pertumbuhan dan distribusi pendapatan, tetapi kedua hal tersebut sulit diwujudukan secara
bersamaan. Tetapi pertumbuhan yang lebih tinggi lebih baik diambil dikarenakan pembangunan
mensyaratkan Gross Domestic Product (GDP). Pada negara berkembang banyak yang
mengalami laju pertumbuhan GDP secara pesat, tetapi disertai dengan jumlah pengangguran
yang meningkat. Jumlah pertumbuhan GDP juga lebih meningkat dibanding jumlah
pertumbuhan lapangan pekerjaan. Pertumbuhan GDP yang pesat ini biasanya disertai dengan
tidak seimbangnyya dalam pembagian pendapatan yang makin besar (kemiskinan relatif).
Berbagai macam sebab terjadinya kemiskinan di Indonesia yaitu tingginya angka
pengangguran sebagai salah satu faktor utamanya. Pengangguran bisa dikatakan sebagai
seseorang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau siap bekerja tetapi tidak kunjung
memperoleh pekerjaan. Peningkatan pengangguran di Indonesia dikarenakan tingginya jumlah
angkatan kerja dibanding dengan tersedianya kesempatan kerja yang ada. Angkatan kerja yang
terus meningkat disebabkan oleh jumlah kelahiran yang meningkat tiap tahunnya. Berbagai
program untuk mengurangi angka kelahiran seperti program pendidikan, program kesehatan,

program distribusi pendapatan, serta kesempatan bagi wanita sekiranya harus terus dilaksanakan.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.
Dengan pendidikan diharapkan jumlah angka pengangguran kian berkurang, sehingga taraf
hidup masyarakat menjadi lebih baik dikarenakan sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
dari mendapatkan pendapatan dengan bekerja. Pemerintah juga telah mewajibkan sekolah 12
tahun sebagai dasar modal mencari lapangan pekerjaan. Walaupun pendidikan merupakan suatu
aspek yang berpengaruh terhadap kemiskinan, tetapi beberapa orang masih menganggap bahwa

pendidikan itu bukanlah hal yang wajib, karenanya pemerintah harus terus mendukung
terselenggaranya pendidikan dan pelatihan agar terciptanya masyarakat sejahtera.

KAJIAN TEORI
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu masalah kompleks yang memerlukan adanya solusi tepat
guna memecahkan masalah tersebut. Menurut Mubyarto (1998) kemiskinan adalah suatu situasi
serba kekurangan dari penduduk yang terwujud dalam bentuk rendahnya pendapatan dan
disebabkan oleh rendahnya ketrampilan, produktivitas, pendapatan, lemahnya nilai tukar
produksi dan terbatasnya kesempatan berperan serta dalam pembangunan. Sebenarnya istilah
kemiskinan dapat diartikan secara luas, kemiskinan juga dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu
kemiskinan sebagai gejala ekonomi dan kemiskinan sebagai gejala sosial. Kemiskinan sebagai

gejala ekonomi ialah masyarakat dengan kondisi rendahnya tingkat pendapatan, sedangkan
kemiskinan sebagai gejala sosial ialah kurangnya kemauan masyarakat miskin untuk berusaha
memperbaiki taraf hidup.
Pengangguran
Pengangguran merupakan suatu masalah yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional
dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal. Akibat lainnya dari
pengangguran ialah meningkatnya kemiskinan. Menurut Raper dalam Brotherhood (2002)
pengangguran adalah penyebab kemiskinan terbesar dan perlu diberantas, tetapi hanya dapat
diatasi salah satunya dengan cara menyediakan pekerjaaan dan kesempatan kerja daripada hanya
sekedar himbauan atau slogan-slogan saja. Pengangguran merupakan masalah yang harus segara
dicarikan solusinya, dikarenakan dampak dari pengangguran itu sangatlah kompleks dan
beragam. Salah satunya dampaknya ialah masalah kemiskinan yang menciptakan beragam
dampak negatif, misalnya seseorang yang berpenghasilan rendah atau tidak memiliki
penghasilan akibat tidak adanya lapangan pekerjaan akan memungkinkan seorang tersebut untuk
melakukan kejahatan atau kekerasan yang nantinya akan meresahkan masyarakat.

ANALISA JURNAL
“Diduga, pendapatan per kapita dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh negatif
terhadap kemiskinan”, begitu penjelasan Darma Rika, Munawaroh, dan Dita Puruwita dalam
jurnalnya. Dari dugaan tersebut menjelaskan, seseorang akan mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya apabila ia mampu membawa dirinya untuk keluar dari garis kemiskinan dengan cara
mengenyam tingkat pendidikan. Apabila tingkat pendidikan seseorang tinggi, tentunya hal itu
akan menjadi modal dasar untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi.
Dengan pendapatan per kapita yang tinggi tentunya akan berdampak pada kesejahteraan
seseorang. Jika masyarakat sudah sejahtera berarti kemiskinan penduduk tersebut berkurang.
Darma Rika, Munawaroh, dan Dita Puruwita dalam jurnalnya menjelaskan,
“pengangguran memberikan pengaruh positif terhadap kemiskinan, yang dimaksud adalah
semakin tinggi jumlah pengangguran maka semakin tinggi pula jumlah kemiskinan”. Dari kaitan
tersebut dijelaskan bahwa apabila seseorang sedang dalam kondisi menganggur berarti seseorang
tersebut tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya untuk mencapai kata sejahtera.
Jikalau masyarakat tidak sejahtera, berarti masyarakat tersebut masih berada digaris kemiskinan.
Selain hubungan antara pendidikan dan pengangguran dengan kemiskinan, digambarkan
pula hubungan antara tingkat pendapatan per kapita, pendidikan, pengangguran dengan
kemiskinan. “Tingginya angka kemiskinan diakibatkan dari semakin tingginya jumlah
pengangguran, sedangkan semakin rendahnya kemiskinan merupakan akibat dari tingginya
tingkat pendidikan dan pendapatan per kapita”, menurut Darma Rika, Munawaroh, dan Dita
Puruwita dalam jurnalnya. Hal ini merupakan faktor-faktor yang harus diketahui untuk bisa
mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta sebagai pusat ibu kota.

KESIMPULAN

Tingkat pendidikan, pengangguran, dan pendapatan per kapita terhadap masalah
kemiskinan di DKI Jakarta cenderung meningkat per tahunnya. Antara tingkat pendidikan
dengan pendapatan per kapita memiliki pengaruh yang negatif, sedangkan antara pengangguran
terhadap masalah kemiskinan memilki pengaruh yang positif. Walaupun jumlah pengangguran
dianggap sebagai masalah yang serius, tetapi pada beberapa periode jumlah pengangguran di
DKI Jakarta mengalami penurunan setiap tahunnya berdasarkan hasil data penelitian dari jurnal

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Pendapatan Per Kapita dan Pengangguran
Terhadap Kemiskinan di DKI Jakarta (Jurnal Pendidikan Ekonomi Bisnis: 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Darma, Munawaroh, Dita. 2012. Analisis Dampak Pengangguran Terhadap Kemiskinan di
Jakarta (Jurnal Pendidikan Ekonomi

Bisnis http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb),

(Diakses tanggal 29 April 2017)
Darma Rika. 2014. Analisis Dampak Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Jakarta (Jurnal
Pendidikan Ekonomi


Bisnis http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb), (Diakses tanggal 29

April 2017)
Sugiarto, Tedy, Brastoro, Rachmat, Said. EKONOMI MIKRO. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2000