233893573 Laporan Tutorial Skenario b Blok 1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“Laporan Tutorial Kasus Skenario B Blok I” sebagai tugas kompetensi kelompok.
Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :
1.

Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.

2.

Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.

3.


Indri Ramayanti, S.SI. M.kes selaku tutor kelompok 6.

4.

Teman-teman seperjuangan.

5.

Semua pihak yang membantu penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 2 Oktober 2013

Penulis


Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 1

DAFTAR ISI
Halaman cover…………………………………………………………………..

i

Kata Pengantar......................................................................................................

ii

Daftar Isi................................................................................................................

iii

BAB I

BAB II


: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................

3

1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................

3

: Pembahasan
2.1 Data Tutorial .............................................................................

4

2.2 Skenario.....................................................................................

4

2.3 Seven Jump Steps .....................................................................


4

2.3.1. Klarifikasi istilah.............................................................

4

2.3.2. Identifikasi Masalah........................................................

5

2.3.3 Analisis Permasalahan dan jawaban................................

5

2.3.4. Kesimpulan.....................................................................

16

2.3.5. Kerangka Konsep............................................................


16

2.3.6. Sintesis Masalah..............................................................

18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

38

BAB I
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 2

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Blok Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah adalah blok satu
pada awal semester I dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang
memaparkan kasus Zaskia yang mendapatkan nilai D pada ujian MCQ di tengah
blok. ia menceritakan kepada PAnya bahwa ia tidak bisa belajar dengan baik pada
diskusi tutorial Problem Based Learning. Ia tidak bisa berperan aktif selama diskusi
tutorial dan tidak bisa menganalisis permasalahan kasus seperti teman-teman
lainnya. Setelah tutorial pun, ia tidak mampu belajar mandiri. Selain itu, ia hanya
membaca slide-slide yang diberikan dosen kepadanya dalam mempersiapkan ujian
MCQ. Kemudian ia bertanya kepada PAnya kenapa dosen-dosen tidak memberikan
saja apa yang harus ia pelajari sehingga ia bisa lulus pada ujian MCQ akhir blok
nanti.

1.2.

Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 3

PEMBAHASAN
1.1.

Data Tutorial
Tutor

: Indri Ramayanti, S.SI. M.Kes

Moderator


: Desty Puspita S

Sekretaris papan

: Reza Agustiantwo P

Sekretaris meja

: Ade Zulfiah

Waktu

: Selasa, 24 September 2013
Pukul. 09.00 – 11.30 wib.

Rule :
 Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
 Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
 Izin saat akan keluar ruangan
 Skenario Kasus

Zaskia,mahasiswa Blok 1 FKUMP berkonsultasi kepada pembimbing akademik
(PA) karena mendapat nilai D pada MCQ tengah blok. Pada PA ia menceritakan bahwa
ia tidak bisa belajar dengan baik pada diskusi tutorial Problem Based Learning. Zaskia
tidak bisa berperan aktif, ia tidak mampu membuat petanyaan-pertanyaan seperti yang
dilakukan teman-temannya. Zaskia juga tidak bisa memberikan hubungan dan
menganalisis masalah seperti yang diminta tutornya. Setelah sesi 1 tutorial, ia juga
bingung karena tidak terbiasa belajar mandiri. Sebelum ujian MCQ ia hanya belajar
dari slide-slide tang diberikan dosen seperti saat ia belajar dibangku SMU, Zaskia pun
akhirnya menanyakan kepada PA mengapa dosen-dosen tidak memberikan saja apa
yang harus dipelajari sehingga ia bias lulus pada ujian MCQ akhir blok nanti.

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 4

2.3 Seven Jump Steps
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1.

Blok : Pengelompokan atau deretan


2.

Berkonsultasi : Melakukan pertukaran pikiran

3.

Problem Based Learning : Suatu metode pembelajaran yang dilakukan secara
diskusi kecil yang dipandu oleh tutor dengan menggunakan permasalahan sebagai
pemicu

4.

Menganalisis : Melakukan penelitian secara menyeluruh terhadap suatu hal atau
peristiwa

5.

Tutor : Dosen yang membimbing pembelajaran bagi sebagian mahasiswa


6.

Slide : lembaran suatu bagian

7.

Pembimbing Akademik : Seorang staf pengajar yang antusias motivasi dan
komitmen tinggi terhadap mahasiswa

2.3.2 Identifikasi Masalah
1.

Zaskia, mahasiswa blok 1 FK UMPberkonsultasi kepada Pembimbing Akademik
(PA) karena mendapat nilai D pada MCQ tengah blok

2.

Pada PA ia menceritakan bahwa ia tidak bias belajar dengan baik pada diskusi
tutorial Problem Based Learning

3.

Zaskia tidak bias berperan aktif, ia tidak mampu membuat pertanyaan- pertanyaan,
tidak bias memberikan hubungan dan menganalisis masalah seperti yang diminta
tutornya

4.

Setelah sesi 1 tutorial, ia juga bingung karena tidak terbiasa belajar mandiri

5.

Sebelumujian MCQ ia hanaya belajar dari slide-slide yang diberikan dosen seperti
saat ia belajar di bangku SMA

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 5

2.3.3 Analisis Masalah dan jawaban
1.

Zaskia, mahasiswa blok 1 FK UMP berkonsultasi kepada Pembimbing Akademik
(PA) karena mendapat nilai D pada MCQ tengah blok.
Apa peran dan fungsi dosen Pembimbing Akademik ?

a.

Jawab:









`

Tugas dan Peranan Dosen Pembimbing Akademik
Memfasilitasi informasi akademik yang sesuai untuk mahasiswanya.
Memonitor perkembangan atau kemajuan akademik mahasiswa
Merangsang motivasi belajar mahasiswa dan membimbing mahasiswa
dalam mengembangkan keterampilan belajarnya
Mengindentifikasi dan berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi mahasiswa sedini mungkin
Membimbing mahasiswa dalam menjalani kegiatan akademis, social,
pribadi maupun karir
Menciptakan suasana yang hangat dan baik dengan mahasiswa
bimbingannya sehingga dapat menambah kegairahan proses
pembelajaran mahasiswa
Menanamkan nilai-nilai luhur etika kedokteran, norma keagamaan dan
kaidah professional yang baik kepada mahasiswa dalam menjalankan
profesinya sebagai dokter
(Sumber: Modul Komunikasi Blok 1 FK UMP)

b.

Apa sistem pembelajaran yang diterapkan di FK UMP ?
Jawab:
Sistem pembelajaran di FK UMP menggunakan KBK ( Kurikulum berbasis
kompetensi )

c.

Bagaimana sistem pembelajaran KBK ?
Jawab:
Para mahasiswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk
menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski
sesungguhnya antar mahasiswa/i saling berkompetisi.

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 6

Jadi di sini, pengajar hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski
begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan
di kelas, para mahasiswa/i bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap
kegiatan mahasiswa/i ada nilainya.
Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Berbasis_Kompetensi)

d.

Apa yang dimaksud dengan Student Center Learning ?
Jawab
Mahasiswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajarinya, secara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuan,
tidak hanya menekankan pada penguasaan materi tetapi juga dalam
mengembangkan karakter mahasiswa (life-long learning) dan Fungsi dosen
sebagai fasilitator dan evaluasi dilakukan bersama dengan mahasiswa.
Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling berkesinambungan dan
terintegrasi serta Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa dapat belajar
dengan menggunakan berbagai bahan pelajaran, metode interdisipliner,
penekanan pada problem based learning dan skill competency.
Sumber : http://forumkependidikan.unsri.ac.id/userfiles/Artikel%20Fauziah
%20Nuraini%20Kurdi-UNSRI.pdf

2.

Pada PA ia menceritakan bahwa ia tidak biasa belajar dengan baik pada diskusi
tutorial Problem Based Learning.
a.

Apa tujuan dan peran PBL ?
Jawab:

Tujuan dan peran PBL adalah:
1) Mengembangkan kemampuan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang relevan
yang menuntut ditindak lanjuti dalam diskusi-diskusi dan
belajar mandiri.
2) Mengembangkan pemahaman sifat keterkaitan antara ilmu alam dasar,
biomedik, kliinis dan humaniora yang harus ditelaah dalam setiap
permasalahan.
3) Mengembangkan basis keilmuan yang diperlukan untuk memahami dan
mengelola permasalahan-permasalahan kesehatan, mencakup aspek fisik,
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 7

4)

5)

6)
7)

emosional dan sosial, dalam konteks penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang efektif di dalam masyarakat.
Mengembangkan kemampuan pertimbangan klinis yang efektif dan kritis
termasuk menganalisa suatu permasalahan, merumuskan hipotesis, dan
pengambilan keputusan.
Menumbuhkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan agar mampu
belajar mandiri, menyadari perlunya pembelajaran individual dan
kelompok, dan memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang tersedia.
Berfungsi secara efektif sebagai peserta aktif dalam kelompok kecil dalam
pembelajaran dan pemecahan permasalahan kesehatan.
Dapat mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempertahankan sikap dan
perilaku yang dibutuhkan dalam profesi kedokteran.
(Sumber: Buku pedoman tutorial FK UMP)

b.

Bagaimana penuntun sikap dan perilaku yang professional dalam tutorial ?
Jawab:

Penuntun sikap dan perilaku yang professional dalam tutorial:
 Sikap saling menghormati
 Keterampilan dalam komunikasi
 Sikap bertanggung jawab
 Kesadaran akan kemampuan dan evaluasi diri sendiri (self awareness and
self evaluation)
(Sumber: Buku pedoman tutorial FK UMP)
c.

Apa saja persiapan yang harus dilakukan oleh seseorang sebelum memulai
diskusi tutorial ?
Jawab:
Yang harus dilakukan sebelum memulai diskusi tutorial adalah :
o Membaca materi atau buku teks yang dibutuhkan
o Buat skema pembelajaran
o Kenali apa yang sudah maupun belum kamu ketahui tentang topic diskusi
o Klarifikasi pandanganmu terhadap topic diskusi
o Buatlah beberapa pertanyaan tentang topic tersebut
o Persiapan ruangan dan peralatan diskusi

(Sumber:http://www.asb.unsw.edu.au/learningandteaching/Documents/particip
ating_in_tutorials.pdf)
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 8

3.

Zaskia tidak bisa berperan aktif, ia tidak mampu membuat pertanyaan- pertanyaan,
tidak bias memberikan hubungan dan menganalisis masalah seperti yang diminta
tutornya
a.

Apa peran peserta dalam tutorial ?
Jawab :
Peran peserta dalam diskusi tutorial adalah :
 Berpartisipasi aktif dalam proses diskusi
 Menggali masalah berdasarkan scenario
 Mendiskusikan masalah untuk mencari jawaban
 Bekerjasama dengan anggota lain untuk menggali informasi dan
sumber yang digunakan
 Membaca skenario
(sumber : Modul Pedoman Tutorial FK UMP)

b.

Mengapa seseorang tidak bias berperan aktif dalam diskusi tutorial ?
Jawab :
karena seseorang tersebut belum bisa memahami dan mengerti dengan
baik proses diskusi tutorial itu sendiri yang menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL), sebagaimana yang tertulis di dalam buku
pedoman tutorial untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran UMP Tahun
2013, Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran
yang dilakukan secara diskusi kelompok kecil (small group_discussion)
yang dipandu oleh tutor dengan menggunakan permasalahan sebagai
pemicu. PBL atau disebut tutorial bertujuan memfasilitasi mahasiswa
untuk belajar aktif dan mandiri

c.

Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis dan sistematis ?

Jawab:
Berdasarkan slide materi kuliah tentang Metode Berpikir Sistematis dan
Kritis pada blok 1 tahun 2013 di FK UMP.
A. Critical thinking (berpikir kritis) is :
1) Reasonable reflective thinking that is focused on deciding what to
do or believe.
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 9

2) The intellectual disciplined process of actively and skillfully
conceptualizing, applying, synthesizing, and or evaluating
information gathered from, or generated by, observation,
experience, reflection, reasoning or communication as a guide to
belief and action
Dari pernyataan di atas dapat kami artikan bahwa berpikir kritis adalah
1) Berpikir ulang untuk suatu hal secara masuk akal dalam
memutuskan apa yang harus dilakukan atau yang harus dipercaya.
2) Proses disiplin intelektual aktif dan terampil dalam
mengkonseptualisasi, menerapkan, mensintesis, dan atau
mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan
oleh, observasi, pengalaman, refleksi, penalaran atau komunikasi
sebagai panduan untuk meyakini dan menindaklanjuti suatu
permasalahan.
B. Bepikir sistematis adalah pola berpikir secara teratur, berurutan menuju
pada satu tujuan tertentu.
d.

Bagaimana cara melatih seseorang berpikir krtis dan sistematis ?

Jawab:·


Rajin dan tekun membaca, mencari sumber literatur sebagai bahan
pembelajaran.



Selalu
mengambil
hikmah
pengetahuan/pengalaman)

(refleksi

dari

setiap

(Sumber: Slide ppt berpikir kritis dan sistematis,2013 )

4.

Setelah sesi 1 tutorial, ia juga bingung karena tidak terbiasa belajar mandiri
a.

Apa yang dimaksud dengan belajar mandiri ?

Jawab:
Proses seorang individu berinisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain
dalam:


Melakukan diagnosis kebutuhan pembelajarannya sendiri.



Merumuskan tujuan pembelajaran

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 10



Mengidentifikasi sumber pembelajaran.



Memilih dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sesuai.



dan
mengevaluasi
learning(Knowles,1975)

tujuan

pembelajarannya.

Self-directed

b. Apa manfaat dari belajar mandiri ?
Jawab :
 Meningkatkan kualitas pembelajaran:


Mendorong suatu deep learning



Mahasiswa dapat belajar dengan personal learning



Meningkatkan kemampuan retention dan recall



Mengembangkan critical thinking



Mendorong pengembangan individu (rasa tanggung jawab)
Mempersiapkan karakteristik dokter yang dibutuhkan :



 Memiliki rasa ingin tahu


Mengasah kemampuan decision making



Inovator



Percaya diri

(Kaufmann, 2010) (Jenning, 2007) (Guglielmino, 2009) (Lea et al, 2003)

c. Apa karakteristik seorang belajar mandiri?
Jawab :


SDL sebagai karakteristik personal



Pembelajar yang terbuka terhadap peluang pembelajaran



Pembelajar yang efektif

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 11



Inisiatif



Bermotivasi internal



Independen



Senang belajar



Kreatif



Goal oriented
[sumber : (Guglielmo et al, 2009) (zimmerman, 1990) (Song&Hill, 2007)]

d. Apa langkah-langkah seseorang dalam belajar mandiri?
Jawab :
1. Mengambil tindakan
2. Mengajukan pertanyaan
3. Membuat pilihan
4. Membangun kesadaran diri
5. Kerja sama
(Book&Brook, 1993 dalam Johnson, 2009).

e. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam belajar
mandiri?
Jawab :
Karakteristik Personal
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Motivasi
4. Aspek Psikologis
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 12

5. Pengalaman Pembelajaran Sebelumnya
6. Keterampilan Belajar
Proses Pembelajaran
1. Metode dan Strategis Pembelajaran
2. Sistem Evaluasi
3. Ketersediaan Sumber Belajar

5. Sebelum ujian MCQ ia hanaya belajar dari slide-slide yang diberikan dosen
seperti saat ia belajar di bangku SMA
a.

Apakah cara belajar Zaskia saat di SMA sudah tepat untuk diterapkan saat
belajar di FK UMP ? Jelaskan mengapa!
Jawab:
Belum, karena zaskia masih menggunakan cara belajarnya saat masih di
SMA. Sewaktu di SMA seorang siswa sering mengikuti temannya dalam
menjalankan kegiatan dan menyelesaikan tugas dan belajar dari sumber
yang hanya diberikan guru, sedangkan di perguruan tinggi itu cara
belajarnya lebih mandiri. Kita dituntut menjadi seseorang yang mandiri
yang tidak menggantungkan harapan kepada pihak lain maupun teman
kuliah. Ketika di bangku kuliah dosen hanya berperan sebagai pengarah
mahasiswa, karena itu sudah seharusnya mahasiswa mampu belajar mandiri
di luar jadwal kuliah yang telah ditentukan.
(Sumber: kiat belajar di perguruan tinggi, Pengarang: Cipta Ginting )

b.

Apa yang dimaksud dengan Adult Learning?
Jawab: Adult Learning Adalah suatu proses yang menumbuhkan keinginan
untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup
Sumber: http://sumut.kemenag.go.id
suprijianto,pendidikan orang dewasa ,dari teori hingga aplikasi ,(Jakarta:
PT.Bumi Aksara),2008

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 13

c. Bagaimana ciri-ciri dan

karakter seseorang Adult Learner?

Jawab:
ciri-ciri Adult Learning
1.

memiliki motivasi intrinsik

2.

memahami tujuan belajar

3.
mampu mempertahankan proses belajar hingga tujuan
tercapai
4.

menghagai waktu dengan baik

Karakter Adult Learning :
1.

memiliki rasa ingin tahu

2.

memiliki Helicopter vision

3.

kemampuan mengola informasi

4.

kemampuan mengola diri sendiri

5.

memiliki keterampilan belajar

(Sumber : Slide ppt Nia ayu saraswati, dr;2013)

d.

Apa saja langkah-langkah menjadi seseorang adult Learner?
Jawab:


Individu sudah memiliki kemampuan memikul tanggung jawab.



Sanggup menghadapi kehidupan sendiri.



Megnarahkan diri sendiri.



Menghadapi situasi baru.



Dewasa yang betul-betul matang secara psikologis tidak akan
menghindar/lari dari masalah.

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 14



Motivasi yang kuat untuk belajar dan mampu mengarahkan diri



Mempelajari sesuatu dalam skala yang lebih luas.



Memilih strategi belajar yang lebih baik, lebih efektif, dan terarah
(Sumber: file.upi.edu/FIP/andragogi.pdf)

e.

Bagaimana prinsip-prinsip Adult Learning?
Jawab:
1.berpikir keritis
2.belajar mandiri
3.umpan balik konstruktif
4.refleksi diri
(Sumber : Slide ppt ibu Nia saraswati, dr;2013)

f.

Bagaimana pandangan islam tentang menuntut ilmu ?
1. Hadis-Hadis tentang kewajiban menuntut ilmu
‫اط حل بببحوا ال حدعل حلم دملن ال حلمحهدد إدللى الل لححدد‬
“Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.”
“segala sesuatu yang ada jalannya dan jalan menuju surga adalah
ilmu”(hr.dailany)
“orang yang paling utama diantara manusia adalah orang mukmin yang
mempunyai ilmu,dimana kalau dibutuhkan(orang)dia membawa manfaat
/memberi petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia memperkaya
/menambah sendiri pengetahuannya”.(HR.baihaqi)
‫اط حل بببحوا ال حدعل حلم لول لحو دبال لدصيحدن‬
"Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri cina".
2.

Hukum Menuntut Ilmu

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 15

Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka
terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik
laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong
menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan.
Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan
jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu
terdapat dalam hadist Nabi Muhammad saw :
Artinya :
"Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan". (HR. Ibn Abdulbari).
Dari hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam mewajibkan
pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui
segala kemashlahatan dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam,
dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang didapati oleh
umat yang lalu, baik yang berhubungan dangan 'aqaid dan ibadat, baik yang
berhubungan dengan soal-soal keduniaan dan segala kebutuhan hidup.
Nabi Muhammad saw. bersabda :
‫ لولمحن أ للرالدبهلما لفلعل ليحده دبال حدعل حمد‬,‫ لولمحن أ للرالد ال لدخلرلة لفلعل ليحده دبال حدعل حمد‬,‫لمحن أ للرالد ال لبدن حليا لفلعل ليحده دبال حدعل حمد‬
Artinya :
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,
wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan
berbahagia) diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 16

barangsiapa yang meginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu
kedua-duanya pula". (HR.Bukhari dan Muslim)
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat
dan berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik ; dan agar setiap
muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat
membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang
diridhai Allah swt.
Rasulullah Saw., bersabda:
‫ل بمحسل دمم‬
‫عللى بك ل د‬
‫ب ال حدعل حمد لفدري حلضةة ل‬
‫ممط لل ل ب‬
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu
Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
2.3.4 Kesimpulan
“Zaskia mendapat nilai D pada ujian MCQ tengah blok karena ia belum menerapkan adult
learner”.

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 17

2.3.5 Kerangka Konsep
Belum bisa menerapkan
SCL ( Student Centre
Learning )

Belum bisa berpikir kritis dan sistematis,
serta tidak terbiasa belajar mandiri

Tidak dapat belajar dengan
baik pada tutorial

Belum menerapkan
adult learning

Nilai MCQ rendah

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 18

2.3.7. Sintesis Masalah
1. Belajar Mandiri
1.1. Definisi Belajar Mandiri

Menurut Wedermeyer 1973:73 sebagaimana dikutip oleh Keegan, mendefinisikan
belajar mandiri sebagai berikut;
Independent learning is that learning, that changed behaviour, that results from
aktivities carried on by learner in space and time, learners whose environment is
different from that of the school, learners who may be guided by teachers, but who
are not dependent upon them, learners who accept degrees of freedom and
responsibility in initialing and carrying out the activities that lead to learning.2
Dari kutipan di atas, yang disebut belajar mandiri adalah belajar yang mengubah
hasil prilaku dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam waktu, tempat, dan lingkungan
belajar yang berbeda dengan sekolah, siswa dibimbing oleh guru tetapi tidak tergantung
(sepenuhnya) kepada mereka, siswa memperoleh kebebasan dan tanggung jawab dalam
mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar. Dalam belajar mandiri, siswa
mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pelajaran yang diberikan
guru. Siswa dapat mempelajari pokok bahasan atau topik pelajaran tertentu dengan
membaca modul cetak, buku atau melihat dan mendengarkan program media pembelajaran
tanpa bantuan atau dengan bantuan terbatas dari orang lain. Sejalan dengan Keegan, Moore
mengutip pendapat Wedermeyer (1971, p. 550), bahwa:
Independent study consists of various foms of teaching learning in which teachers
and learners carry out the essential tasks and responsibilities apart from one
another, communicating in a variety of ways for the purpose of freeing internal
learners from inappropriate class pacings of patterns, of providing external learners
with opportunities to continue learning in their own environments, and of
developing in all learners capacity to carry on seif-directed learning
Belajar mandiri mengandung berbagai bentuk pembelajaran dimana guru dan siswa
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang esensial berbeda satu dengan yang
lain, mengkomunikasikan dalam berbagai cara untuk tujuan memberikan kebebasan bagi
siswa internal (on campus) dari pola kecepatan kelas yang tidak sesuai (dengan dirinya),
memberikan kesempatan kepada siswa eksternal untuk melanjutkan belajar dalam
lingkungannya sendiri, dan mengembangkan kemampuan seluruh siswa untuk melanjutkan
belajar arah diri (belajar sesuai dengan tujuan dan kebutuhan dirisiswa).
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 19

Dari kutipan ini jelas bahwa belajar mandiri tidak hanya berlaku pada pendidikan reguler
(siswa on campus) yang tidak mampu mengikuti kecepatan belajar yang telah ditetapkan
oleh institusi, namun juga bagi siswa di luar kampus yang bisa belajar di lingkungannya
sendiri sesuai dengan kecepatan dan kapasitas (waktu, tempat, dan kemampuan) yang
dimilikinya. Sementara itu, Dabbagh mengutip pendapat Hanson, et al., 1997, p. 9 bahwa,
” independent study... the program is more responsive to student needs and goals,
and the student accepts a high degree of responsibility for the conduct of the
learning programs”
Ini berarti belajar mandiri merupakan suatu program yang lebih responsif terhadap
tujuan dan kebutuhan siswa dan siswa memperoleh tanggung jawab yang tinggi untuk
melaksanakan program belajarnya.

1.2. Manfaat Belajar Mandiri
1.

2.

Meningkatkan kualitas pembelajaran:


Mendorong suatu deep learning



Mahasiswa dapat belajar dengan personal learning



Meningkatkan kemampuan retention dan recall



Mengembangkan critical thinking



Mendorong pengembangan individu (rasa tanggung jawab)

Mempersiapkan karakteristik dokter yang dibutuhkan :


Memiliki rasa ingin tahu



Mengasah kemampuan decision making



Inovator



Percaya diri

1.3. Ciri-ciri seseorang yang belajar mandiri
Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya,
dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar dilaksanakan atas inisiatif dirinya
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 20

sendiri. Untuk mengetahui apakah siswa itu mempunyai kemandirian belajar maka perlu
diketahui
ciri-ciri kemandirian belajar. Anton Sukarno (1989:64) menyebutkan ciri-ciri kemandirian
belajar sebagai berikut:
1. Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri
2. Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus menerus
3. Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar
4. Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan
5. Siswa belajar dengan penuh percaya diri
Menurut Sardiman sebagaimana dikutip oleh Ida Farida Achmad (2008:45) menyebutkan
bahwa ciri-ciri kemandirian belajar yaitu meliputi:
1. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak
atas kehendaknya sendiri
2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
3. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk
mewujudkan harapan
4. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif
dan tidak sekedar meniru
5. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk
meningkatkan prestasi belajar
6.Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa
mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain. Kesimpulan dari
uraian diatas, bahwa kemandirian belajar adalah sikap mengarah pada
kesadaran belajar sendiri dan segala keputusan, pertimbangan yang
berhubungan dengan kegiatan belajar diusahakan sendiri sehingga bertanggung
jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut.
1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk belajar mandiri
Menurut Brockett & Hiemstra, (1991); Candy, (1991); Gibbons, (2002), beberapa
karakteristik yang dihubungkan dengan kemandirian belajar pada siswa adalah:
a.Independence
Siswa yang belajar secara mandiri bertanggung jawab secara mandiri terhadap
analisa, rencana, pelaksanaan dan mengevaluasi sendiri aktivitas pembelajarannya.
b. Self Management
Siswa yang belajar secara mandiri dapat mengidentifikasikan apa yang mereka
butuhkan selama proses pembelajaran, mengatur tujuan belajar, mengontrol waktu
mereka sendiri dan berusaha untuk belajar dan membuat ataupun mengatur feedback
dari pekerjaan mereka.
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 21

c. Desire for learning
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengetahuan, siswa
yang belajar secara mandiri harus memiliki motivasi yang kuat.
2. Adult Learner
2.1.
Definisi Adult Learner
Ada beberapa asumsi mengenai perilaku belajar orang dewasa menurut Lindeman
(Knowles,
1990), antara lain :
1. Orang dewasa selalu termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan akan
pengalaman dan minat bahwa belajar akan memuaskan. Oleh karena itu, hal ini
merupakan salah satu cara untuk memulai mengorganisasikan aktivitas belajar
orang dewasa.
2. Orientasi belajar orang dewasa orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan.
Oleh karena itu unit belajar yang tepat untuk mengorganisasikan adalah situasi
nyata, bukan hal yang bersifat imaginatif.
3. Pengalaman merupakan sumber belaar yang paling kaya dalam belajar orang
dewasa. Oleh karena itu, metode pendidikan untuk orang dewasa adalah analisis
pengalaman.
4. Orang dewasa mempunyai kebutuhan yang mendalam untuk mengarahkan diri
sendiri. Dengan demikian peran instruktur/trainer adalah menghubungkan
proses eksplorasi yang seimbang dengan mereka daripada hanya sekedar
mentransfer pengetahuan.
5. Perbedaan individu makin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Untuk
itu, pembelajaran orang dewasa seharusnya memberikan perbedaan dalam gaya,
waktu, tempat dan tahapan belajar.
2.2.

Ciri-ciri Adult Learner
a.

ciri-ciri Adult Learning
1. memiliki motivasi intrinsik
2. memahami tujuan belajar
3. mampu mempertahankan proses belajar hingga tujuan tercapai
4. menghagai waktu dengan baik

b.

Karakter Adult Learning :

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 22

1. memiliki rasa ingin tahu
2. memiliki Helicopter vision
3. kemampuan mengola informasi
4. kemampuan mengola diri sendiri
5. memiliki keterampilan belajar
2.3.

Langkah-langkah menjadi adult learner
Proses belajar orang dewasa tentu sangat terkait dengan karakteristik usia
perkembangannya. Oleh karena itu diperlukan juga pemahaman mengenai bagaimana
orang dewasa belajar untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Pannen
dan Malati (1994), proses belajar orang dewasa mempunyai beberapa tahapan, yaitu :
1. Kesadaran, yaitu pengenalan terhadap materi yang dipelajari
2. Pemahaman, mulai dapat memahami konsep atau prinsip bahan yang dipelajari
3. Keterampilan, bila di dalam proses pembelajaran diberikan kesempatan untuk
praktek, peserta akan dapat mencapai tahap penguasaan keterampilan
4. Penerapan pengetahuan dan keterampilan
5. Sikap, setelah menerapkan pengetahuan dan mempraktekkan peserta akan
mempunyai sikap tertentu
Berdasarkan tahapan tersebut, ketika memulai proses pembelajaran orang dewasa
tersebut harus menyadari betul kebutuhan belajarnya dan keterkaitan materi yang dipelajari
terhadap kebutuhan tersebut. Kesadaran ini akan mendorong mereka untuk memahami
pengetahuan dan menguasai keterampilan yang harus dipelajari. Selanjutnya menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. Konsekuensi dari pengalaman
setelah menerapkan tersebut, akan muncul sikap, baik positif maupun negatif. Tentu saja
ketika orang dewasa mendapatkan manfaat dari hal yang dipelajari akan muncul sikap
positif dan sebaliknya apabila mereka tidak mendapatkan manfaat apapun, muncul sikap
negatif.
2.4.

Prinsip-Prinsip Adult Learner
pembelajaran orang dewasa yang efektif dan efisien perlu memperhatikan beberapa
prinsip belajar bagi orang dewasa, yaitu :
1. Partisipasi Aktif. Orang dewasa akan dapat belajar dengan baik apabila secara
penuh
mengambil bagian dalam aktivitas pembelajaran
2. Materinya Menarik. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila materinya
menarik bagi dia dan ada dalam kehidupan sehari-hari
3. Bermanfaat. Orang dewasa akan belajar dengan sebaik mungkin apabila apa yang
dipelajari bermanfaat dan dapat diterapkan
4. Dorongan dan Pengulangan. Dorongan semangat dan pengulangan terus-menerus
akan membantu orang dewasa untuk belajar lebih baik

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 23

5. Kesempatan Mengembangkan. Orang dewasa akan belajar sebaik mungkin
apabila dia mempunyai kesempatan yang memadai untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilannya
6. Pengaruh Pengalaman. Proses belajar orang dewasa dipengaruhi oleh
pengalamanpengalamannya yang lalu dan daya pikirnya
7. Saling Pengertian. Saling pengertian yang lebih baik akan membantu pencapaian
tujuan pembelajaran
8. Belajar Situasi Nyata. Orang dewasa akan lebih banyak belajar dari situasi
kehidupan nyata
9. Pemusatan Perhatian. Orang dewasa tidak dapat memusatkan perhatian untuk
waktu yang lama kalau hanya mendengar saja
10. Kombinasi Audio dan Visual. Orang dewasa mencapai retensi (penyimpanan)
tertinggi melalui kombinasi kata-kata dan visual
Pembelajaran orang dewasa telah menjadi bidang studi spesifik dan penelitian .
Pelopor pembelajaran orang dewasa adalah Malcolm Knowles (tanggal ) . Ada
beberapa prinsip pembelajaran orang dewasa, yaitu :
1. Orang dewasa otonom dan mandiri . Mereka ingin mengarahkan pembelajaran
mereka sendiri , untuk terlibat secara aktif dalam belajar dan bekerja di sekitar
kepentingan tertentu dan tujuan pribadi . Umumnya , mereka ingin mengambil
peran kepemimpinan .
2. Dewasa berorientasi relevansi . Mahasiswa perlu melihat alasan untuk
mempelajari sesuatu . Ketika mahasiswa melihat penerapan mereka juga melihat
nilai dalam pengalaman. Teori perlu terkait dengan pengalaman praktis.
3. Dewasa praktis . Mereka ingin dapat menerapkan pengetahuan mereka . klinis
pengaturan pendidikan adalah tempat yang ideal bagi mereka untuk melakukan hal
ini , maka sebagian besar siswa hanya menyukai praktek .
4 . Pelajar dewasa ingin dihormati . Mereka membawa pengalaman hidup yang
cukup untuk penempatan klinis mereka . Mereka ingin diperlakukan sebagai sama ,
untuk menyuarakan pendapat mereka sendiri dan memiliki peran dalam
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri .
2.5.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adult learning
Proses dan perilaku belajar orang dewasa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
Permasalahan-permasalahan yang terjadi ketika belajar, seringkali perlu dipahami
dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Ada beberapa faktor
fisik dan psikis yang mempengaruhi proses belajar pada orang dewasa. Faktor-faktor
tersebut adalah :
Faktor-faktor Fisik

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 24

1. Faktor penglihatan dan pendengaran
Seiring dengan bertambahnya usia, ketajaman penglihatan dan pendengaran mulai
berkurang. Oleh karena itu sebaiknya peserta pembelajaran tidak terlalu banyak.
Jumlah peserta diusahakan antara 15-25 orang, sehingga memungkinkan penataan kursi
lebih dekat dengan sumber belajar. Media pembelajaran ditempatkan sedemikian rupa
sehingga semua peserta dapat melihat dan mendengarnya dengan jelas.
2. Faktor artikulasi
Bertambahnya usia juga memungkinkan struktur alat ucap sudah mengalami
perubahan, seperti gigi tanggal, perubahan organ pita suara, bibir menurun dan
sebagainya yang mempengaruhi pelafalan seseorang. Pelafalan ini tentu saja
mempengaruhi makna bahasa. Instruktur sebaiknya dapat memahami hal ini dan
mengupayakan pelafalan dengan tepat.
3. Faktor ketahanan tubuh dan penyakit
Selain faktor-faktor fisik di atas, fungsi organ pun mulai berkurang, bahkan muncul
beberapa penyakit. Hal ini tentu saja mengurangi ketahanan fisik maupun psikis.
Dengan demikian, hal yang perlu dipertimbangkan adalah untuk tidak menjadwalkan
proses belajar sampai larut malam, latihan fisik yang berlebihan dan pengaturan menu
makan yang bergizi.
Faktor-faktor Psikis
1. Harapan masa depan
Adanya harapan di masa depan dapat mempengaruhi semangat belajar. Semangat
belajar akan muncul apabila materi yang dipelajari berkaitan dengan pengembangan
karier di masa depan.
2. Latar belakang sosial
Lingkungan sosial peserta yang merupakan masyarakat belajar akan mempengaruhi
belajar peserta. Kesempatan belajar akan dirasakan sebagai peluang berharga yang
dapat meningkatkan kepercayaan diri serta statusnya di lingkungan sosialnya.
3. Keluarga
Latar belakang merupakan faktor yang dominan. Keluarga yang harmonis dan
mendukung minat belajar akan memberikan dorongan besar untuk belajar. Keluarga
dengan banyak anak dan dengan sedikit anak juga akan mempengaruhi sikap belajar.
4. Daya ingat

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 25

Daya ingat untuk orang yang sudah beranjak dewasa akan semakin berkurang. Orang
dewasa lebih mudah memahami sesuatu tetapi mudah melupakan. Oleh karena itu,
dalam proses pembelajaran resume dan pengulangan materi sangat membantu.
3. Berpikir Kritis
3.1.
Definisi Berpikir Kritis
Berpikir kritis (critical thinking) merupakan kemampuan untuk berpikir jernih dan
rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan independen. Berpikir
kritis memungkinkan diri memanfaatkan potensi melihat masalah, memecahkan
masalah, menciptakan, dan menyadari diri
 Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan,
mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan,
mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah (Chance,1986).
 Sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan
mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan
kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan (Mertes,1991)
 Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran,
atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul,
1992)
Berpikir kritis berbeda dengan menghafal dan mengumpulkan informasi. Seorang
dengan daya ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis.
Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan
mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, and mencari
sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya.
Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain
berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat
digunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis
dapat memainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar
maupun melakukan tugas konstruktif. Pemikir kritis mampu melkukan introspeksi
tentang kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya.
3.2.

Cara Melatih Berpikiri Kritis

Seperti halnya cara memahami subjek lainnya, mempelajari cara berpikir kritis
meliputi dua fase:
(1) internalisasi; dan
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 26

(2) penerapan.
Fase internalisasi mencakup konstruksi ide-ide dasar, prinsip, dan teori-teori
berpikir kritis di dalam pikiran pebelajar. Fase penerapan mencakup penggunaan
ide-ide, prinsip, dan teori itu oleh pebelajar di dalam kehidupan sehari-hari. Dosen
perlu memupuk dan menumbuhkan pemikiran kritis pada setiap stadium
pembelajar-an, dimulai dari pembelajaran awal. Karena itu di dalam kurikulum
pendidikan kedokteran, pengem-bangan pemikiran kritis sebaiknya dimulai sejak
semester awal.
Terdapat sejumlah teknik untuk melatih ketrampilan berpikir kritis, antara lain
sebagai berikut.
Analisis teks: Latihan ini memberikan kepada mahasiswa sebuah teks tentang
suatu kejadian atau cerita. Mereka diminta untuk menjelaskan hubungan logis
antara peristiwa-peristiwa di dalam cerita itu. Mereka juga diminta untuk
memberikan saran judul teks tersebut, dan memberikan tambahan isi cerita.
Kegiatan ini menuntut mahasiswa untuk berpikir logis dan memberikan alasan
terhadap setiap kejadian yang berhubungan dengan cerita. Sebagai varian dari
latihan ini, mahasiswa bisa diminta untuk memperluas cerita dengan menambahkan
tokoh (karakter) atau peristiwa yang terkait dengan cerita semula.
Diskusi Socrates: Latihan ini mencakup pengaju-an pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mence-tuskan pemikiran kritis. Latihan ini bisa dilakukan dengan
menanyakan kepada mahasiswa tentang isu-isu kompleks atau masalah-masalah
hipotetik (perumpamaan). Mahasiswa diminta untuk menganalisis konsep,
membedakan antara fakta dan asumsi, dan mengusulkan solusi yang tepat.
Berpikir dari kotak masalah (Think-out-of-the Box): Latihan ini memberikan
teka-teki dan pertanyaan kepada mahasiswa untuk mendorong mereka berpikir
kreatif yang dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis. Sebagai contoh, mahasiswa bisa diminta untuk menggambar sejumlah titik, lalu mereka diminta untuk
menghubungan titik-titik itu dengan seminimal mungkin jumlah garis-garis lurus.
Permainan ini melatih kemampu-an mahasiswa untuk mengidentifikasi koneksikoneksi yang kuat dari suatu keadaan yang kompleks, dan membedakannya dengan
koneksi-koneksi yang lebih lemah, sehingga dapat melatih kemampuan untuk
menemukan solusi yang lebih baik. Permainan berpikir kritis ini bisa dilanjutkan
dengan memperkenalkan tititik-titik dengan pola yang berbeda.

3.3.

Manfaat Berpikir Kritis

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 27

1) Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat
argumen
2) Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3) Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4) Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan
yang kuat
5) Membiasakan berpikiran terbuka
6) Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada
lainnya
3.4.

Ciri-Ciri orang yang Berpikir Kritis
Nickerson (dalam Schfersman,1991) seorang ahli dalam berpikir kritis
menyampaikan ciri-ciri orang yang berpikir kritis dalam hal pengetahuan,
kemampuan, sikap, dan kebiasaan dalam bertindak sebagai berikut:
1. Menggunakan fakta-fakta secara mahir dan jujur.
2. Mengorganisasi pikiran dan mengartikulasikannya dengan jelas, logis atau masuk
akal.
3. Membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dengan
logika yang tidak valid.
4. Mengidentifikasi kecukupan data.
5. Memahami perbedaan antara penalaran dan rasionalisasi.
6. Mencoba untuk mengantisipasi kemungkinan konsekuensi dari berbagai kegiatan.
7. Memahami ide sesuai dengan tingkat keyakinannya.
8. Melihat similiritas dan analogi secara tidak dangkal.
9. Dapat belajar secara independen dan mempunyai perhatian yang tak kunjung hilang
dalam bekerjanya.
10. Menerapkan teknik problem solving dalam domain lain dari yang sudah
dipelajarinya.
11. Dapat menyusun representasi masalah secara informal ke dalam cara formal seperti
matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
12. Dapat menyatakan suatu argumen verbal yang tidak relevan dan mengungkapkan
argumen yang esensial.
13. Mempertanyakan suatu pandangan dan mempertanyakan implikasi dari suatu
pandangan.
14. Sensitif terhadap perbedaan antara validitas dan intensitas dari suatu kepercayaan
dengan validitas dan intensitas yang dipegangnya.
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 28

15. Menyadari bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas, banyak fakta
yang harus dijelaskan dengan sikap non inquiri.
16. Mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat, kemungkinan bias dalam
pendapat, dan mengenali bahaya dari pembobotan fakta menurut pilihan pribadi.

4. Sistem Pembelajaran di FK UMP
4.1.

Peran Pembimbing Akademik (PA)
Sayekti (1991 dalam Sugiaryo), mengemukakan dapat mengumpulkan pendapat
dari beberapa ahli tentang tugas dan peran pembimbing akademik sebagai berikut:
Mulyani dan A. Nurhadi menyebutkan bahwa peran pembimbing akademik
meliputi:
(1) pembinaan dan penasehatan
(2) pelayanan administratif
(3) penyediaan konsultasi pribadi
(4) layanan rekomendasi
Aryatmi Siswiharjono juga menyebutkan bahwa bimbingan akademik meliputi:
(1) perencanaan studi
(2) pemilihan pekerjaan
(3) mengenal diri, minat dan bakat, kekuatan, kelemahan, kepribadian, hubungan
dengan lingkungan
(4) memecahkan masalah
(5) mengenal nilai - nilai hidup
(6) hubungan sosial dengan temannya
(7) motivasi belajar
(8) menggunakan fasilitas yang ada.
A. Badawi menyebutkan tugas
pembimbing akademik adalah:
(1)menyusun program layanan kepenasehatan, baik secara perorangan maupun
kelompok, secara berkala, terjadwal maupun sewaktu - waktu
(2) penyusunan program dan bahan belajar dan memilih mata kuliah
(3) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
(4) pemecahan masalah yang dihadapi
(5) penerangan dan dorongan memanfaatkan Unit Pelayanan Bimbingan dan
Konseling.

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 29

Demikian pula dalam buku pedoman yang dikeluarklan oleh Depdikbud R.I.
menyebutkan bahwa peran pembimbing akademik antara lain meliputi :
(1)mengusahakan agar setiap mahasiswa yang berada di Wilayah tanggung
Jawabnya memperoleh pengarahan yang tepat dalam menyusun program dan
beban belajarnya serta dalam memilih mata kuliah yang akan diambilnya.
(2)memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membicarakan maslah
maslah yang dialami khususnya yang berkenaan dengan pendidikan,
(3) membantu mahasiswa agar dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik

Fungsi PA pada dasarnya sebagai berikut:
(a) membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi (RS);
(b)membantu mahasiswa dalam mempertimbangkan mata kuliah yang akan diambil
sesuai dengan beban sks yang dapat diambil dan memvalidasi RS; dan
(c) memonitor dan mengevaluasi perkembangan studi mahasiswa.
Oleh karena itu PA memiliki kewajiban untuk
(a) menguasai kurikulum program studi yang diikuti oleh mahasiswa;
(b) mengenal situasi akademik jurusan/bagian yang terkait;
(c) mengetahui berbagai program kemahasiswaan;
(d) menetapkan dan mengumumkan jadwal pembimbingan;
(e) melayani mahasiswa bimbingan dengan sebaik-baiknya;
(f) melapor kepada ketua atau sekretaris jurusan/bagian bila meninggalkan tugas;
dan
(g) memiliki catatan hasil pemantauan mahasiswa bimbingan.
Selain beberapa kewajiban sebagaimana dikemukakan di atas dosen PA memiliki
wewenang untuk
(a) memberi nasihat;
(b) memberi peringatan bila mahasiswa melakukan pelanggaran;
(c)membantu mengatasi masalah (masalah studi atau pribadi) yang menghambat
kelancaran studi;
(d) membantu mengatasi kesukaran mahasiswa dalam studi
(e)meneruskan permasalahan mahasiswa yang bukan wewenangnya kepada yang
berwenang untukmenangani masalah tersebut;
(f) memberi bimbingan bagi mahasiswa dalam memecahkan masalah studi atau
masalah pribadi; dan
(g) merekomendasikan mahasiswa bimbingan untuk berkonsultasi kepada tim
penasihat mahasiswa (TPM) apabila diperlukan.
Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 30

4.2.

Definisi KBK
Secara umum kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Sedangkan Kurkikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan perangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai
pebelajar, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum,
Balitbang Depdiknas, 2002:3)

4.3.

Prinsip-Prinsip Pengembangan KBK










4.4.

Keimanan, nilai, budi pekerti luhur
Penguatan Integritas Nasional
Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, Kinestetika
Kesamaan memperoleh kesempatan
Adaptasi terhadap abad pengetahuan dan teknologi informasi
Mengembangkan keterampilan hidup
Belajar sepanjang hayat
Berpusat pada anak dengan penilaian berkelanjutan dan komprehensif
Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
Definisi SCL

Mahasiswa secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya, secara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuan, tidak
hanya menekankan pada penguasaan materi tetapi juga dalam mengembangkan
karakter mahasiswa (life-long learning) dan Fungsi dosen sebagai fasilitator dan
evaluasi dilakukan bersama dengan mahasiswa. Proses pembelajaran dan
penilaian dilakukan saling berkesinambungan dan terintegrasi serta Penekanan
pada bagaimana cara mahasiswa dapat belajar dengan menggunakan berbagai
bahan pelajaran, metode interdisipliner, penekanan pada problem based
learning dan skill competency.
4.5.

Model – Model Pembelajaran KBK
Terdapat beragam metode pembelajaran untuk SCL, di antaranya adalah: (1) Small
Group Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4) Discovery
Learning (DL); (5) Self Directed Learning (SDL); (6) Cooperative Learning (CL);
(7) Collaborative Learning (CbL); (8)Contextual Instruction (CI); (9) Project

Laporan Tutorial Blok 1 Skenario B

Page 31

Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning and Inquiry (PBL).
Selain kesepuluh model tersebut, masih banyak model pembelajaran lain yang
belum dapat disebutkan satu persatu, bahkan setiap pendidik/dosen dapat pula
mengembangkan model pembelajarannya sendiri.
Berikut akan disampaikan satu persatu kesepuluh model pembelajaran di
atas.
A. Small Group Discussion
Diskusi adalah salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian dari
ba