SURVEY REGULASI SPEKTRUM FREKUENSI MILLI

SURVEY REGULASI
SPEKTRUM FREKUENSI MILLIMETER-WAVE BAND DI RANGE 59,3GHz64GHz UNTUK AKSES KOMUNIKASI 5G DI INDONESIA
Dosen : DR. Ir Iwan Krisnadi MBA
Ahmad

Firdausi1

1

Magister Teknik Elektro,
Universitas Mercu Buana, Jakarta
Email : ahmad.firdausi@ymail.com1

Abstract- Dalam paper ini,dibahas tetang alokasi
spectrum mmwave dalam range 59,3 GHz-64GHz
untuk akses komunikasi 5G di Indonesia,Regulasi
spektrum frekuensi 59.3-64 GHz menambahkan
alokasi untuk kebutuhan DINAS BERGERAK.
Segmentasi antara alokasi DINAS TETAP dan
BERGERAK ditetapkan, termasuk pengkanalan
dan lebar pita masing-masing segmen.

Di paper ini juga di bahas tentang beberapa alokasi
frekuensi mmwave di range 59,3 GHz – 64 GHz di
berbagai Negara.

Tabel 1. Spektrum 2G, 3G, 4G dan LTE-A dan alokasi
lebar pita

Keywords-millimeter-wave,standars,regulasi,5G

I. PENDAHULUAN
Hari ini dan di masa depan teknologi Wireless
Communication telah berkembang sangat cepat
sekali,untuk itu perkembangan teknologi wireless
harus di dukung dengan ketersediaan pita spectrum
frekwensi untuk teknologi tersebut.Keterbatasan
lebar pita spektrum frekuensi yang tersedia untuk
kebutuhan komunikasi nirkabel seluler 2G, 3G, 4G
dan LTE-A sekarang ini merupakan faktor
pendorong pencarian lebar pita frekuensi yang baru
untuk komunikasi nirkabel 5G.Teknologi 5G akan

membuat ‘Internet of Things’ menjadi kenyataan
yang akan menjadikan conectivitas menjadi lebih
cepat dan tanpa memandang waktu dan lokasi.[1][2]
Business models Teknologi 5G
Jumlah lebar pita spektrum yang disediakan
untuk komunikasi seluler 5G bertambah sampai
dengan 10 kali lipat. Keseluruhan lebar pita yang
diidentifikasi untuk IMT lebih dari 1.100 MHz,
ditambah dengan lebar pita di 2.4 GHz dan 5 GHz
sebesar lebih kurang 500 MHz [3], tetapi sebagian
spektrum-spektrum tersebut sudah dialokasikan
untuk 2G, 3G dan 4G.

Hukum dan Regulasi Telekomunikasi

1

Studistudi
terbaru


menyarankan bahwa frekuensi yang akan digunakan
oleh teknologi 5G adalah di atas 6 GHz ,dan
beberapa
penelitian
menyarankan
untuk
menggunakan alokasi frekwensi millimeterwave.Awal mula penggunaan frekwensi millimeterwave
adalah
untuk
point-to-point,wireless
backhaul,dan satellite komunikasi namun baru-baru
ini telah merubah nya menjadi komersial,beberapa
standar yang sudah ada tetapi masih unlicensed dan
kemungkinan akan digunakan dalam teknologi 5G
adalah di 60GHz [4].
Millimeter-wave band mempunyai rentang
frekuensi antara 30 GHz – 300 GHz. Dalam
rekomendasi ITU-R F.2006 (03/2012) [5].
Dengan menggunakan frekuensi millimeterwave, kecepatan data dapat mencapai Gbps dengan
jarak sampai 1 km dan kecepatan pengguna 350

km/jam [6].

II. PERMASALAHAN
REGULASI
Dalam Lampiran Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2014 tentang Tabel Alokasi Spektrum
Frekuensi Radio Indonesia, rentang frekuensi 59,3
-64 GHz dialokasikan untuk DINAS TETAP itu
adalah ANTAR SATELIT dan DINAS BERGERAK
itu adalah RADIO LOKASI [7]. Dengan adanya
catatan, pita frekuensi 59,3-64 GHz belum bisa
digunakan di Indonesia karena saat ini telah
digunakan oleh Komunikasi Satelit di DINAS
TETAP tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
DINAS BERGERAK bisa di alokasikan di
Teknologi 5G.
BHP Spektrum Frekuensi Radio
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 2009 [8] dan Nomor 76 tahun 2010 [9], BHP

Spektrum Frekuensi Radio terdiri dari;

1. BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk Izin
Stasiun Radio
2. BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk Izin
Pita Spektrum Frekuensi Radio
Komunikasi nirkabel seluler akan dikenakan
tarif BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk Izin Pita
Spektrum Frekuensi Radio, sedangkan tarif BHP
Spektrum Frekuensi Radio untuk Izin Stasiun Radio
(ISR) untuk komunikasi titik ke titik. Frekuensi
millimeter-wave untuk komunikasi nirkabel 5G akan
diberlakukan tarif untuk Izin Pita Spektrum
Frekuensi Radio.
Formula BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk
Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio adalah;

BHP=( N x K x I x C x B )
dimana:
N : Faktor normalisasi untuk menjaga kestabilan

penerimaan Penerimaan Negara Bukan pajak
dari Biaya Hak Penggunaan spektrum frekuensi
radio, yaitu dengan menggunakan perbandingan
dari nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) yang
ditetapkan oleh lembaga pemerintah non
kementerian
yang
membidangi
urusan
pemerintahan di bidang statistik. Nilai IHK yang
digunakan adalah perbandingan antara nilai IHK
pada bulan ditetapkannya lzin Pita Spektrum
Frekuensi Radio periode 1 (satu) tahun
sebelumnya dengan nilai IHK pada bulan
ditetapkannya lzin Pita Spektrum Frekuensi
Radio periode 2 (dua) tahun sebelumnya.
K : Faktor penyesuaian pada tiap pita frekuensi
radio yang dihitung dengan mempertimbangkan
nilai ekonomi dari pita frekuensi radio
dimaksud, yaitu berdasarkan jenis layanan dan

manfaat yang diperoleh.
I : Indeks Harga Dasar Pita Frekuensi Radio sesuai
dengan karakteristik propagasi frekuensi radio
(Rupiah/ MHz).
C : Konstanta yang merepresentasikan jumlah total
populasi penduduk dalam suatu wilayah layanan
sesuai dengan izin pita spektrum frekuensi radio
yang dialokasikan. Satuan C adalah kilopopulasi
(per-1000 dalam populasi). Data jumlah
populasi yang digunakan adalah data jumlah
populasi 1 (satu) tahun sebelumnya.
B : Besarnya lebar pita frekuensi radio yang
dialokasikan sesuan lzin Pita Spektrum
Frekuensi Radio yang ditetapkan, termasuk
memperhitungkan lebar pita yang tidak dapat
digunakan oleh pengguna lain (guardband).
Satuan B adalah MHz.
Nilai N, K, C dan B ditetapkan oleh Menteri
Komunikasi dan Informatika.
Nilai I ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.


Hukum dan Regulasi Telekomunikasi

2

Indeks Harga Dasar pita frekuensi radio (I)
untuk frekuensi 71-76GHz dan 81-86GHz belum
ditetapkan pemerintah.

III.PERBANDINGAN REGULASI
EUROPA

The European
Conference of Postal and Telecommunication
Administration (CEPT) Regulasi untuk frekuensi
Di

beritahukan

AMERIKA

Di

beritahukan

BHP Frekuensi Radio untuk Izin Pita Spektrum
Radio untuk rentang 59.3- 64 GHz belum bisa
dihitung karena belum ditentukannya Indeks Harga
Dasar Pita Frekuensi Radio (I). Tarif izin Frekuensi
radio yang akan dibandingkan adalah BHP
Frekuensi radio untuk ISR.

dalam

59-62 GHz Radio Local Area Network dalam
system BERGERAK.[10]

Communications

IV. PERBANDINGAN TARIF IZIN
FREKUENSI RADIO


dalam
The
Commission

Federal
(FCC)

menetapkan 4 alokasi band frekwensi yaitu pada
range 57-64 GHz ,71-76 GHz,81-86 GHz,dan 92-95
GHz untuk teknologi Milimeter Wave.Untuk
Rentang frekuensi 59-64 GHz untuk frekwensi
Unlicesed.[10]
INGGRIS
Di beritahukan dalam Radiocommunication
Agency (RA) untuk alokasi frekwensi 59-64
GHz belum di sahkan untuk penggunaan
aplikasi komersial.[10]

AMERIKA SERIKAT

Amerika Serikat adalah negara pertama yang
membuka
frekuensi
millimeter-wave
untuk
penggunaan komersial. Setelah tiga tahun konsultasi
publik, pada tahun 2005 FCC memulai skema "light
license" yang memungkinkan pengajuan izin secara
on-line dalam beberapa menit. Biaya registrasi
adalah $ 75 untuk 10 tahun.
INGGRIS
Pada bulan Maret 2007, Ofcom membuka
frekuensi millimeter-wave dengan skema "light
license" sama seperti Amterika Serikat untuk Self
Coordinated block. Registrasi bisa dilakukan dengan
cepat dan murah, £ 50 per tahun [11].
Untuk Ofcom Coordinated block, biaya izin
adalah;

CANADA
Diberitahukan
dalam
Radio
Standards
Specification (RSS) untuk alokasi frekwensi 5964 GHz disediakan untuk teknologi low-power
dan no interverensi ,no-protection.[10]
JAPAN

INDONESIA

Di beritahukan dalam Home Affairs, Posts and
Telecommunications Japan untuk alokasi
frekwensi 59-66 GHz di alokasikan untuk
Unlicensed
frekwensi
yang
dengan
menggunakan pemancar output daya maksimum
10mW dan antenna maksimal gain dari 47dBi.
[10]

Formula perhitungan biaya BHP frekuensi
Radio untuk ISR yang ditetapkan oleh pemerintah,
parameter yang menentukan biaya adalah;

BHP=

( Ib x HDLP x b )+( Ip x HDDP x p)
2

dimana:
b : lebar pita frekuensi (kHz)
p : besar daya pancar keluaran antena (dBm)
Ib : indeks biaya pendudukan lebar pita

Hukum dan Regulasi Telekomunikasi

3

Ip : indeks biaya daya pancar frekuensi
HDLP
: Harga dasar lebar pita
HDDP
; Harga dasar daya pancar
HDLP dan HDDP bervariasi terhadap Zona
(Zona 1 – Zona 5) dan segmentasi frekuensi.
Parameter Ib, Ip, HDLP dan HDDP ditetapkan
dalam peraturan pemerintah, sedangkan parameter b
dan p ditentukan dari perangkat yang akan dipasang
di stasiun.
Untuk frekuensi millimeter-wave dengan
asumsi Zona 1, HDLP = Rp. 6.101 per kHz dan
HDDP = Rp. 54.188 per dBm. Asumsi perangkat
mempunyai EIRP = 57 dBm menggunakan lebar
pita 250.000 kHz (250 MHz). BHP = Rp.
46.205.363,82 per tahun. Untuk lebar pita 1GHz,
BHP = 184.821.455,28.

V. KESIMPULAN

[3] Nokia Siemens Network. (2011). “2020: Beyond
4G: Radio Evolution for the Gigabit
Experience”.
Espoo,
Finland
[Online].
Available:
http://www.nokiasiemensnetworks.com/file/150
326/2020-beyond-4g-radio-evolution-for-thegigabit-experience.
[4] J.G. Andrews, S. Buzzi, W. Choi, S.V. Hanly,
A. Lozano, A.C.K. Soong, J.C. Zhang, “What
will 5G Be?” IEEE Journal on Select. Areas
Commun., vol. 32, no. 6, pp. 1065–1082, June
2014.
[5] ITU-R F.2006, “Radio-frequency channel and
block arrangement for fixed wireless systems
operating in the 71-76 and 81-86 GHz bands”
Available:
http://www.itu.int/ITUR/go/patents/en, Mar. 2012

Regulasi spektrum frekuensi 59.3-64 GHz
menambahkan alokasi untuk kebutuhan DINAS
BERGERAK. Segmentasi antara alokasi DINAS
TETAP dan BERGERAK ditetapkan, termasuk
pengkanalan dan lebar pita masing-masing segmen.

[6] Zhouyue Pi and Farooq Khan, “System Design
and Network Architecture for a Millimeter-wave
Mobile Broadband (MMB) System”, Sarnoff
Symposium, 2011 34th IEEE, 2011

Jadi untuk alokasi frekwensi 5G di Indonesia
masih sangat memungkinkan berada di
frewkensi tersebut di karenakan saat ini saja
sudah dialokasikan untuk DINAS BERGERAK.

[7] Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014,
“Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio
Indonesia”, 2014

Tarif BHP ISR Indonesia jauh lebih besar
dibandingkan dengan negara maju; Amerika Serikat
dan Inggris.

Dihitung untuk lebar pita 1 GHz per tahun dan
asumsi nilai tukar 1 GBP = 15.375,55 IDR dan 1
USD = 13.500,00 IDR,

VI. REFERENSI
[1] Samsung Electronics
vision”.February 2015.

Co.,Ltd

“5G

[2] T. S. Rappaport et al., “Millimeter Wave Mobile
Communications for 5G Cellular: It Will
Work!” IEEE Access, vol. 1, no. 1, pp. 335–
349, Aug. 2013

[8] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2009, “Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku
pada Departemen Komunikasi dan Informatika”,
2009
[9] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
76 Tahun 2010, “Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berlaku pada Departemen
Komunikasi dan Informatika”, 2010
[10]Gayan de Alwis / Murray Delahoy, “60 GHz
Band MILLIMETRE WAVE TECHNOLOGY”
Australian
Communications
Authority,
Des,2004.
[11] OFCOM, “OfW 369: Guidance Notes for Self
Co-ordinated Licence and Interim Link
Registration Process in the 64-66 GHz, 73.37575.875 GHz and 83.375-85.875 GHz bands”,
Available: http://www.ofcom.org.uk, Dec, 2013.
[12] Academia Irwan Salim,Irwan Krisnadi “Kajian
Regulasi
Alokasi
Spektrum
Frekwensi

Hukum dan Regulasi Telekomunikasi

4

Milimeter-Wave Band Untuk Akses Komunikasi
5G”.2015
[13] ITU-R F.2006, “Radio-frequency channel and
block arrangement for fixed wireless systems
operating in the 71-76 and 81-86 GHz bands”
Available:http://www.itu.int/ITUR/go/patents/en
, Mar. 2012

Hukum dan Regulasi Telekomunikasi

5