Jurnal Mitra Sekolah Tinggi Teologi Inji

Masalah Pokok

Salah satu fungsi keluarga adalah fung- si sosialisasi. Dengan fungsi itu keluarga bertanggungjawab mentransmisi berbagai nilai dan norma, kebudayaan serta kebia- saan umum dalam masyarakat kepada ank- anaknya agar mereka kelak dapat diterima dalam kehidupan bermasyarakat. Sehubu-

SOSIALISASI DALAM KELUARGA KRISTEN Sri Karyati

ngan dengan itu maka masalah pokok dari mendirikan keluarga itu adalah terdiri dari penelitian ini adalah: “ bagaimana proses

suami, istri dan anak-anak, dengan demi- sosialisasi dalam keluarga Kristen”.

kian proses sosialisasi yang diharapkan da- ri seluruh anggota keluarga dapat terwu-

jud dengan baik, dan pada akhirnya mereka Tujuan:

Tujuan dan Kegunaan

dapat menjadi anggota masyarakat yang Adapun tujuan dari penelitian ini

dapat menjadi teladan yang baik dalam se- adalah untuk mengetahui proses sosislisasi

gala aspek kehidupan mereka. dalam keluarga Kristen.

Menurut Vanbriarto( 1984:35-38), Kegunaan:

bahwa intisari serta ciri-ciri keluarga ada-

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk lah keluarga sebagai berikut: mendapatkan angka kredit dalam rang-

1. Keluarga merupakan kelompok so- ka melengkapi kelengkapan usulan

sial yang terkecil yang umumnya menduduki jabatan fungsional sebagai

terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. tenaga edukatif dilingkungan Sekolah

2. Hubungan sosial diantara anggota Tinggi Teologi Injil Dan Kejuruan

keluarga relatif tetap dan didasar- Kupang.

kan atas ikatan darah, perkawinan,

2. Sebagai informasi bagi yang sempat

dan adopsi.

membaca.

3. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa

tanggung jawab. Metode yang digunakan dalam me-

Metode Penelitian

4. Fungsi keluarga ialah memelihara, nulis tulisan ini adalah penelitian kepusta-

merawat , dan melindungi anak da- kaan ( library research), yaitu mempelajari

lam rangka sosialisasinya agar me- literatur-literatur untuk mengumpulkan

reka mampu mengendalikan diri konsep atau pikiran para ahli yang relefan

dan berjiwa sosial. dengan tujuan penulisan ini.

Peranan keluarga sangat penting bagi kepribadian seseorang maka oleh Charles H. Cooley keluarga disebut seba-

DINAMIKA SOSIALISASI DALAM

gai kelompok primer dengan sifat-sifat

KELUARGA KRISTEN

seperti keakraban, hubungan tatap muka, dan berlangsung untuk waktu yang relatif

Sekilas Pandang Tentang Keluarga

kekal. Keluarga sangat berperan penting Lembaga yang pertama dan yang

demi kesinambungan dan kestabilan ma- utama didirikan di dunia adalah lembaga

syarakat. Keluarga menyiapkan anggota keluarga, dan Allah sendiri yang telah

untuk kelak manjadi anggota masyarakat mendirikannya (Kej.1:27-28; 2:18,21-25).

yang baik.

Tujuan Allah mendirikan keluarga supaya Masyarakat Jawa juga memandang mereka memiliki proses sosialisasi yang

keluarga inti merupakan kerabat yang pa- sepadan, yaitu antara manusia (Adam) de-

ling penting karena bagi seseorang keluar- ngan perempuan (Hawa). Allah juga meng-

ga merupakan wadah untuk: ( Sajogyo, inginkan mereka untuk melanjutkan ketu-

runan di muka bumi ini dengan cara ber-

a. Menyatakan perasaan atau emosi anak cucu. Jadi inti dari rencana Allah

(senang, sedih, marah, kasih sa- (senang, sedih, marah, kasih sa-

perkembangan kepribadian. Dari tas, menekan ekspresi atau mem-

fungsi-fungsi tersebut jelas bahwa beri keluasan dan lain-lain.

betapa pentingnya kehadiran ke-

b. Mendapat pedoman moral luarga dalam kehidupan berma-

c. Menerima ‘ajar’ di dalam meme- syarakat. Agar fungsi itu dapat lihara nilai-nilai, sikap, dan tata la-

dimainkan dengan baik maka per- ku yang disebut sebagai proses so-

lu adanya pera aktif secara ber- sialisasi, khususnya di dalam hal

tanggung jawab dari tiap anggota mengenal serta memelihara kebu-

keluarga.

dayaan Jawa. Sehubung dengan itu, keluarga ha-

Proses Sosialisasi Dalam Keluarga

dir dengan sejumlah fungsi tertentu. Sesuai

Kristen

perkembangan masyarakat maka telah ter- Keluarga Kristen adalah keluarga jadi pergeseran sejumlah fungsi keluarga

yang berpusatkan kepada Kristus. Rahasia yang direduksi oleh lembaga-lembaga ter-

keluarga yang baik sangat sederhana: Bina- tentu yang hadir dan secara khusus dan

lah hubungan keluarga dengan Yesus menangani aspek-aspek tertentu dari ke-

Kristus. Segenap segi kehidupan keluarga hidupan masyarakat. Walaupun demikian

ada dalam lingkaran hubungan itu (Chris- fungsi-fungsi tetap melekat pada keluarga

tenson, 1970:11). Jelas bahwa proses sosia- sebagai ciri hakiki keluarga yaitu, (Van-

lisasi yang baik antara anggota keluarga brianto, 1984:41):

dalam kehidupan keluarga Kristen haruslah

1. Fungsi biologis senantiasa memandang Kristus sebagai sa-

Keluarga merupakan tempat lahir- tu-satunya pusat kehidupan dan kepala dari nya anak-anak, dan fungsi biologis

keluarga itu sendiri, dengan demikian se- orang tua ialah melahirkan anak-

tiap anggota keluarga dapat menjalankan anak. Fungsi ini merupakan dasar

tanggungjawabnya masing-masing dengan dari kelangsungan hidup masya-

baik. Seperti nasehat Rasul Paulus kepada rakat.

2. Fungi Afeksi jemaat di Kolose: bahwa setiap anggota

Dalam keluarga terjadilah hu- keluarga baik istri, suami maupun anak- bungan sosial yang dipenuhi ke-

anak dalam keluarga harus dapat mengenal mesraan dan suasana kasih sayang.

dan mengerti, serta melakukan tanggung- Hubungan afeksi ini tumbuh seba-

jawabnya masing-masing dengan segenap gai akibat hubungan cinta kasih

hati seperti untuk Tuhan (Kol.3:18-23). Ji- sebagai dasar pekawinan. Dasar

ka semua anggota keluarga dapat menjadi cinta kasih dan afeksi ini merupa-

kan faktor penting bagi kepriba- alat untuk melakukan sosialisasi dalam ke- dian anak. Hubungan emosional

luarga dengan berpusatkan kepada Kristus antara anggota keluarga ini sulit

dan semua itu dilakukan hanya untuk me- diperankan oleh pihak lain.

muliakan Kristus, maka keluarga tersebut

3. Fungsi Sosialisasi

akan mengalami kebahagiaan yang hakiki, Fungsi ini menunjuk pada peranan

karena sebagai istri dia telah belajar bagai- keluarga dalam pembentukan kep-

ribadian anak. Melalui interaksi mana menjadi istri dan ibu yang baik, se- sosial dalam keluarga, anak mem-

bagai suami juga dapat belajar mengasihi pelajari pola-pola tingkah laku,

istri dan dapat menjadi kepala rumah tang- sikap, keyakinan dan nilai-nilai

ga yang baik dan bertanggungjawab men- ga yang baik dan bertanggungjawab men-

yang teap menghidupkan kebudayaan itu.

da kedua orang tuanya, terlebih kepada Segala sesuatu yang dipelajari in- Kristus Tuhan, dan pada akhirnya dalam

dividu adalah dari orang lain, yang dida- masyarakat dimana ia berada dia juga da-

pat secara sadar maupun tidak sadar . se- pat menjadi anak-anak yang memiliki kehi-

cara sadar seperti yang diajarkan oleh dupan moral yang baik. Semua itu terjadi

orang tua, orang lain, pihak sekolah, dan karena seluruh anggota keluarga Kristen

lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Se- sudah melakukan sosialisasi dengan baik

cara tidak sadar seperti mendengar per- dalam keluarganya yang dilandasi dengan

cakapan orang lain, menyerap kebiasaan- kasih Kristus.

kebiasaan orang lain dalam lingkungannya, Proses membimbing individu ke

juga informasi-informasi yang diperoleh dalam dunia sosial tersebut sosialisasi

dari berbagai sumber pustaka dan media (Nasution, 1983 : 142). Sosialisasi sebenar-

masa. Dalam kehidupan keluarga, contoh nya adalah bagaimana membentuk setiap

dan teladan akan sangat bermanfaat bagi individu agar dia dapat menjadi anggota

perkembangan pribadi anak, oleh karena masyarakat yang baik, artinya dia dapat di-

dalam kehidupan keluarga berlangsung terima oleh masyarakat. Untuk ini sebelum

suatu keadaan yang oleh Gabriel Tarde di- seseorang terjun dalam masyarakat ia per-

sebut proses imitasi yaitu proses peniruan lu terlebih dahulu dilengkapi dengan se-

tingkah laku dari orang-orang yang ter- jumlah pengalaman berupa nilai-nilai, nor-

dekat dengan kita atau orang-orang yang ma-norma , kaidah-kaidah dan adat-istiadat

kita kagumi. Proses imitasi ini akan ber- serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku da-

kembang kearah internalisasi sebagai ke- lam masyarakat.

biasaan yang sudah mendarah daging da- Sebagaimana dikatakan di atas,

lam kepribadian sehingga sukar mele- bahwa salah satu fungsi keluarga yang

paskan.

melekat erat sebagai hakekat dari keluarga Sosialisasi tercapai melalui inte- antara lain adalah fungsi sosialisasi. Me-

raksi sosial. Persyaratan interaksi sosial lalui keluarga terjadi proses sosialisasi di-

adalah kontak sosial dan komunikasi. In- mana dalam keluargalah diajar dan balajar

teraksi sosial terjadi atas inisiatif kedua mengenai norma-norma dan nilai-nilai so-

belah pihak atau lebih, dan perlu adanya sial dasar serta peran apa yang harus di-

aksi timbal balik. Kontak sosial perlu di- mainkan sebagai anggota keluarga dan

lanjutkan dengan berkomunikasi barulah anggota masyarakat. Disini keluarga men-

terjadi interaksi sosial. Menurut Nasution ( jalankan fungsi jabatan (mediating func-

1983:143), sosialisasi tercapai melalui ko- tion ) yakni mempersiapkan anak men-jadi

munikasi dengan anggota masyarakat lain. anggota masyarakat yang baik di kemu-

Pola kelakuan yang diharapkan dari anak dian hari. Sehubung dengan itu, menurut

terus-menerus disampaikan dalam segala Goode (1993: 8) bahwa peran tingkah laku

situasi dimana ia terlibat. Kelakuan yang yang dipelajari di dalam keluarga meru-

tak sesuai dikesampingkan karena menim- pakan contoh atau prototif peran tingkah

bulkan konflik dengan lingkungan sedang- laku yang diperlukan pada segi-segi lain

kan kelakuan yang sesuai dengan norma dalam masyarakat. Isi proses sosialisasi

yang diharapkan terus dimantapkan. ialah tradisi generasi berikutnya dimana

Sehubung dengan itu menurut adalah pembagian kerja yang tertua dan Vembrianto (1984:13), terdapat tiga cara

terkuat sepanjang sejarah. Pembagian kerja atau metode dalam proses sosialisasi yaitu

secara sexsual ini dimaksudkan bahwa sebagai berikut:

wanita bekerja di dalam rumah tangga se-

1. Metode Ganjaran dan Hukum

dangkan kegiatan di luar rumah adalah Tingkah laku anak yang salah, ter-

menjadi tugas kaum pria. cela, dan tidak diterima oleh ma-

Namun kini keadaan telah berubah. syarakat akan mendapat huku-

Wanita tidak hanya terkurung dan bekerja man. Dengan hukuman, anak men-

jadi sadar bahwa tindakannya/ dalam rumah tangga, tetapi mereka juga ki- tingkah lakunya serta tutur kata-

ni terlihat aktif bekerja di luar rumah , baik nya yang salah, yang ditolak oleh

bekerja sendiri maupun dalam rangka masyarakat, sehingga dia akan

membantu suami untuk mendukung eko- berusaha memperbaikinya. Seba-

nomi rumah tangga . bahkan dalam ma- liknya anak-anak yang mempu-

syarakat desa, wanita terbukti mempunyai nyai sikap yang baik, terpuji, dan

peranan yang sangat penting dalam urusan diterima masyarakat, hendaknya

diberikan ganjaran. Dengan gan- ekonomi rumah tangga. jaran ini anak akan jadi sadar bah-

Penulis Amsal juga memberikan wa tindakannya adalah yang dite-

contoh bagaimana menjadi istri yang bijak- rima oleh masyarakat.

sana yang dapat menjalin interaksi sosial

2. Metode Didactic Teaching

yang baik dengan suami, anak-anaknya Metode ini lebih banyak dipakai

maupun lingkungan masyarakat sekeli- dalam lembaga-lembaga pendidi- lingnya. Cara-cara seorang istri yang da-

kan baik formal maupun non- formal. Meskipun sering juga di-

pat melakukan interaksi sosial dengan baik pakai dalam keluarga. Dengan me-

dan membanggakan bagi suami dan anak- tode ini kepada anak diajarkan

anaknya antara lain: pertama, ia berbuat berbagai macam pengatahuan dan

baik kepada suaminya sepanjang hidupnya. ketrampilan melalui pemberian in-

Kedua , ia dengan rela membantu ekonomi formasi, ceramah, penjelasan, dan

keluarganya sehingga seluruh anggota ke- lain-lain. luarganya tidak kekurangan apa-apa. Ke-

3. Metode Pemberian Contoh

Dengan metode ini terjadilah pro- tiga , mengajarkan untuk dapat membagi ses imitasi, dimana anak-anak me-

kepada orang-orang yang berkekurangan niru tingkah laku dan sifat-sifat

dengan masyarakat yang ada disekitarnya orang dewasa dan itu terjadi baik

dengan memberikan bantuan-bantuan yang secara sadar maupun tidak sadar.

diperlukan oleh orang-orang yang sangat Masing-masing metode tersebut

membutuhkan. Dampaknya bahwa: anak- mempunyai manfaat sendiri-sendiri, na-

anaknya menyebutnya berbahagia dan sua- mun dalam suatu proses sosialisasi ha-

minya memujinya (Ams.-31:10-31). Ini silnya relatif baik apabila semua jenis me-

adalah pembelajaran dalam proses sosia- tode tersebut digunakan sesuai situasi dan

lisasi dalam keluarga Kristen yang dila- kondisi yang dipandang tepat.

kukan oleh seorang istri disamping dia

Dampak Peran Ganda Suami-Istri

memiliki pekerjaan di luar rumahnya, teta-

pi dia juga tetap menjaga hubungan yang Menurut Arif Budiman (1985: xi)

Dalam Proses Sosialisasi

baik dengan seluruh anggota keluarganya bahwa pembagian kerja secara sexsual

dan tidak mengabaikan tugas utamanya se- dan tidak mengabaikan tugas utamanya se-

Motivasi keterlibatan wanita di sek- tor publik juga macam-macam. Ada yang karena alasan ekonomi, alasan mencari ke- sibukan dalam rangka mengatasi kesepian, tetapi juga ada yang ingin meniti kariernya, dan mungkin masih ada lagi alasan yang lainnya, yang jelas dengan kesibukannya bekerja atau ikut bekerja di sektor publik maka banyak waktu yang tersita sehingga perhatian terhadap urusan rumah tangga termasuk dalam menangani anak-anak se- tiap harinya lebih banyak diatur oleh orang lain (anggota keluarga lain, pembantu, dll). Demikian juga suami atau ayah dalam sta- tus sebagai kepala keluarga tentunya sa- ngat sibuk dengan urusan-urusan luar rumah dalam rangka mencari nafkah. Dengan demikian waktu mereka (suami/- istri/ayah/ibu) banyak tersita dalam urusan luar dan sangat minim perhatian serta ka- sih- sayang terhadap anak-anak. Peran me- reka sebagai pendidik-pendidik utama da- lam proses sosialisasi tidak dilaksanakan dengan baik. Lebih banyak peran mereka diambil alih oleh orang lain dengan dileng- kapi sejumlah fasilitas yang relatif leng- kap. Namun semua itu tidak dapat meng- gantikan kasih sayang orang tua yang sa- ngat didambakan oleh anak-anak. Selain kasih sayang maka mereka juga mem- butuhkan model peran seorang ayah dan ibu dalam memberi contoh atau tauladan, nasihat-nasihat dan sejumlah pengetahuan sebagai bekal masa depannya.

Nasihat orang tua ini didukung de- ngan adanya lembaga-lembaga jasa yang khusus menangani masalah pengasuhan bayi (anak) ataupun bagi mereka yang ber- penghasilan kecil biasanya anak-anak diti- tipkan pada keluarga tetangga. Tentang perkembangan kepribadian anak belum di- sadari secara baik oleh kebanyakan orang

tua terlebih yang hidup dalam keterbatasan ekonomi juga pengetahuan. Bahkan ada yang merasakan bahwa anak menjadi beban dalam kebebasan mereka.

Kondisi ini mempunyai dampak negatif karena dapat mengancam perkem- bangan kepribadian anak-anak. Menurut Kartini Kartono (1986: 35), bahwa faktor psikis yang berpengaruh terhadap partum- buhan anak antara lain bayi ditingggal ibu, ayah, atau kedua-duanya. Sebab lain ialah anak-anak dititipkan dalam suatu insti- tusionalia ( rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dll) dimana mereka ini sangat kurang mendapatkan perawatan dan cinta kasih. Anak-anak de- mikian biasanya mengalami ina itie psikis( kehampaan psikis, kering dari perasaan), sehingga mengakibatkan retardasi/ keter- lambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmani. Demikian juga ada hambatan fungsi rohaniah terutama pada perkem- bangan intelegensia dan emosi. Banyak fakta menunjukan , bahwa anak-anak yang terlibat berbagai perilaku menyimpang adalah sebagai akibat dari kurangnya per- hatian dan kasih sayang orang tua.

Masalah lain dari hal tersebut ada- lah perasaan rendah diri (minder) pada anak-anak. Di kalangan remaja sudah tim- bul perasaan risi bila mereka dikategorikan sebagai generasi babu. Mereka tidak se- nang akan sebutan anak-anak yang dirawat pembantu atau baby sitter (Prisma 10, 1985: 69). Ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya.

Walaupun demikian ada pula seba- gian kecil orang tua yang menyadari pen- tingnya kasih sayang orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga walaupun sebagai wanita karier ketika memasuki rumah tangga baru, me- reka cenderung berhenti secara terhormat untuk dapat mengurus rumah tangganya Walaupun demikian ada pula seba- gian kecil orang tua yang menyadari pen- tingnya kasih sayang orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga walaupun sebagai wanita karier ketika memasuki rumah tangga baru, me- reka cenderung berhenti secara terhormat untuk dapat mengurus rumah tangganya

kuat pasti dia biasa melawan dengan apa hasil membina anak-anaknya dan bahkan

yang sedang dilakukan ayahnya terhadap mendukung karier suaminya.

dirinya, tetapi dia taat kepada ayahnya dan percaya kepada apa yang telah dkatakan

ayahnya kepadanya. Proses sosialisasi da- Jika keluarga-keluarga Kristen pada

Refleksi Teologis

lam keluarga Abraham terjadi secara terus- masa kini tetap menginginkan seluruh ang-

menerus, dengan demikian seluruh anggota gota keluarganya hidup saling memper-

keluarganya baik istri, anaknya Ishak dan hatikan, menghargai dan mengasihi satu

bahkan kepala pelayanan rumah tangga dengan yang lain, maka dalam keluarga

Abraham Eliezer juga telah belajar teladan Kristen harus selalu membudayakan kehi-

iman dari tuanya Abraham. dupan sosialisasi yang baik bagi seluruh

Di era globalisasi pada saat ini de- anggota keluarga dengan lebih baik dan

ngan segala peralatan elektronik yang secara intensif. Tugas mengajar, mendidik

semakin canggih akan membawa dampak dan melatih merupakan tanggungjawab

yang positif dan negatif bagi perkem- orang tua Kristen dalam keluarganya dan

bangan jiwa anak-anak. Di sini dituntut tugas tersebut tidak boleh dialihkan kepada

para orang tua Kristen untuk dapat melaku- orang lain. Seorang anak akan belajar

kan antisipasi lebih dini, yaitu dengan cara hidup beriman karena dia telah melihat se-

mengadakan sosialisasi yang baik dalam cara langsung teladan iman yang dilakukan

keluarga atau dalam rumahnya sendiri. Mi- oleh kedua orang tuanya setiap hari.

salnya : orang tua dapat menjadi guru se- Abraham memberikan pengajaran atau

cara langsung bagi anak-anaknya, atau pendidikan secara langsung kepada Ishak

pendekatan secara individual, dengan de- anaknya bagaimana harus beriman kepada

mikian anak-anak dapat diajarkan berbagai Allah waktu membawa Ishak ke gunung di

macam pengatahuan dan ketrampilan me- tanah Moria untuk menjadi korban per-

lalui pemberian informasi, penjelasan se- sembahan kepada Allah. Proses sosialisasi

cara langsung dari sumber yang benar dan yang dilakukan Abraham kepada anaknya

dapat dipercaya yaitu orang tua mereka Ishak adalah dengan menggunakan metode

sendiri. Orang tua juga harus menjadi te- penjelasan waktu mereka berdua sedang

ladan yang baik bagi anak-anaknya: bersama-sama berjalan menuju gunung

dengan cara ini, anak-anak akan meniru Moria dan pertanyaan Ishak sebagai beri-

tingkah laku dan sifat-sifat yang baik lang- kut: Bapa, di sini sudah ada api dan kayu

sung dari orang tuanya sendiri. Mencip- bakar, tetapi dimana anak domba untuk

takan suatu sosialisasi yang intensif bagi korban bakaran itu? Jawaban iman Abra-

anggota keluarga khususnya bagi anak- ham adalah: Allah yang akan menyediakan

anak dalam keluarga Kristen, maka akan anak domba untuk korban bakaran bagi-

dapat menciptakan suasana mesra, kasih Nya anakku (Kej.22:1-19). Dari sinilah

sayang, aman serta terlindung, dan pada iman Ishak mulai dibentuk, sehingga de-

akhirnya mereka dapat bertumbuh dan ber- ngan iman juga dia tidak memberontak

kembang baik jasmani maupun rohani atau melawan ketika dia harus diikat oleh

yang sehat bagi seluruh kehidupan anggota ayahnya Abraham dan dibaringkan di atas

keluarga (Kol.3:21; Ef.6:4). Hal ini juga kayu bakar. Pada saat ini umur Ishak kira-

akan membuat anak-anak dalam keluarga

Kristen tersebut memiliki nilai-nilai si- kap/moral, ketrampilan dan kepekaan anak sehingga mampu mengambil keputusan tentang hidup ini secara dewasa dan bertanggungjawab.

Salah satu contoh anak muda dapat memiliki probadi yang baik dan patut men- jadi teladan bagi kehidupan anak-anak muda pada masa kini adalah Timotius. Ti- motius dia bisa mengambil suatu kepu- tusan yang tepat bagi masa depan hidupnya yang masih muda, yaitu dia rela mem- berikan seluruh hidupnya untuk dipakai menjadi alat Tuhan pada masa mudanya karena dia telah belajar langsung dari kehi- dupan neneknya Lois dan ibunya Eunike (II Tim.1:5). Masa muda Timotius menjadi lebih berarti bagi kehidupan pribadinya sendiri, orang tuanya, lingkungan masya- rakat yang ada disekitarnya dan bahkan bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus karena dia telah mengalami proses pembelajaran secara langsung dari orang-orang yang me- ngasihinya dari dalam rumahnya sendiri. Karater Timotius menjadi kuat karena dia telah melihat teladan orang-orang yang mengasihinya dengan sepenuh hati dan membentuknya sejak kecil, dengan de- mikian dia tidak mengambil keputusan yang salah yang dapat menjerumuskan kehidupannya ke hal-hal yang tidak ber- kenan baik bagi orang tuanya, lingkungan masyarakat dimana dia tinggal dan berada dan bahkan Tuhan Yesus.

PENUTUP Kesimpulan

Dalam rangka mempertahankan ke- beradaan dan menjamin kelangsungan hidup suatu masyarakat maka perlu adanya pelestarian sejumlah nilai, norma, dan ke- budayaan serta kebiasaan-kebiasaan umum dari masyarakat tersebut sebagai pedoman berinteraksi tetapi juga sebagai ciri khas

dari masyarakat tertentu. Sehubung dengan itu semua komponen dalam masyarakat di- tuntut berperan aktif dalam upaya itu. Keluarga sebagai komponen sentral dalam masyarakat dalam fungsinya sebagai lem- baga komponen sentral dalam masyarakat dalam fungsinya sebagai lembaga sosia- lisasi mempunyai peran yang pokok dalam hal demikian anggota masyarakat yang baik. Demikianlah menurut Goose(1983: 4), bahwa keluarga terdiri dari pribadi-pri- badi ( ayah, ibu, dan anak) tetapi juga me- rupakan bagian jaringan sosial yang lebih besar. Hanya melalui keluarga yang selu- ruh anggota keluarga tersebut hidup di da- lam Kristus, maka masyarakat itu dapat memperoleh dukungan yang dibutuhkan atau diperlukan dari pribadi-pribadi.

Saran –Saran

1. Setiap keluarga Kristen perlu menya- dari, bahwa tanggung jawab mengenai keberadaan dan kelangsungan hidup masyarakat berada di atas pundaknya. Oleh karena itu dalam kehidupan ke- luarga Kristen perlu terus-menerus diso- sialisasikan nilai-nilai rohani, norma- norma yang sesuai dengan hukum Kristus, kebudayaan dan kebiasaan-ke- biasaan umum kepada anak-anak se- bagai generasi penerus

2. Batapapun sibuknya, hendaknya para orang tua Kristen harus selalu me- nyiapkan waktu dan perhatian kepada anak-anaknya, karena mereka sangat membutuhkan model paran ayah dan ibu, juga kekuatan psikis sebagai modal bagi kehidupan mereka di kemudian ha- ri.

syarakat Desa, Jakarta: CV. Ra- Alkitab,2008, Jakarta: Lembaga Alkitab

DAFTAR KEPUSTAKAAN

jawali.

Indonesia. Tobe, B, dkk. 2000, Sosiologi Keluarga, Abineno, J.L.Ch, 1983, Perkawinan, Ja-

Bahan Ajaran, Kupang: FISIP- karta: BPK Gunung Mulia.

UNDANA.

Adam, Jay E, 1987, Masalah-masalah Da- Vembrianto, St, 1984, Sosiologi Pendi- lam Rumah Tangga Kristen, Ja-

dikan, Yogyakarta: Yayasan Pen- karta:BPK Gunung Mulia.

didikan Pramata. Budiman, Arief, Pembagian Kerja Sek-

----------------, 1985, Menegakkan Peran sual, Jakarta: PT. Gramedia.

Ganda Wanita Indonesia, Jakarta: Christenson, Larry, 1970, Keluarga Kris-

Primas 10, LP3ES. ten, Semarang: Yayasan Perseku- tuan Betania.

Dobson, James, 1986, Memantapkan Ke- hidupan Keluarga, Bandung: Ka- lam Hidup.

------------------, 1982, Pernikahan Dan Seksualitas, Bandung: Kalam Hi-

dup.

Goode, William, J., 1983, Sosiologi Ke-

luarga, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Graham, Billy, Keluarga Yang Berpu-

satkan Kristus, Bandung: Kalam

Hidup. Handrick, Howard G, dan Miller, Ted, Ka- sih Dasar Keluarga, Bandung: Ka-

lam Hidup. Jackson, Rex, Pernikahan Dan Rumah

Tangga, Malang: Gandum Mas.

Kartono, S., 1983, Sosiologi Pendidikan,

Bandung: Jemmars.

La Haye, Tim dan La Haye, Beverly, 1990,

Liku-liku Pernikahan, Yogyakarta:

Yayasan Andi.

-----------------, 1985,

Kebahagiaan

Pernikahan Kristen, Jakarta: BPK.

Lessin, Roy, Disipli Dalam Keluarga. Ma-

lang: Gandum Mas.

Markun, M.Enoch, 1983, Anak, Keluarga

Dan Masyarakat, Jakarta: Sinar Ha-

rapan.

Sajogyo, Pundjiwati, 1983, Peranan Wa-

nita Dalam Pembangunan Ma-

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perubahan paradigma pembangu- nan yang topdown ke bottowup sejalan de- ngan otonomi daerah yang diberikan men- jadi tantangan bagi seluruh masyarakat In- donesia selaku subyek dan objek pemba- ngunan itu sendiri.

Prof. Dr. Mardiasmo menjelaskan: Pembangunan Salah satu model pe-

merintahan di era Newpublic mana- gement adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government” perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler adalah:

1. Pemerintahan katalis: fokus pada pemberian pengarahan bukan pro- duksi pelayanan publik.

2.Pemerintah milik masyarakat: Memberi kewenangan (pada ma- syarakat) dari pada melayani.

3.Pemerintah yang kompetitif: me- nyuntik semangat kompetisi da- lampemberian pelayanan publik.

4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan men- jadi organisasi yang digerakkan oleh misi.

5. Pemerintah yang berorientasi ha- sil: membiayai hasil bukan ma- sukkan.

6. Pemerintah berorientasi pada pe- langgan: memenuhi kebutuhan pe- langgan, bukan birokrasi.

7. Pemerintah wirausaha: mampu memberi pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan.

8. Pemerintah Antisipatif: berusaha mencegah dari pada mengobati.

9. Pemerintah Desentralisasi: dari hierarkhi menuju partisipasi dan tim kerja.

10. Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar. Mengadakan perubahan dengan mekanisme pa- sar (sistem insentif) dan bukan

KAJIAN TEOLOGI PEMBANGUNAN DALAM KONTEKS KEPRIHATINAN TERHADAP MASALAH DAMPAK PEMBANGUNAN BAGI KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Yunus Laukapitang

Abstrak:

Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik secara nasional maupun global saat ini member dampak secara langsung bagi keberlanjutan lingkungan hidup. Berbagai dampak negatif yang terjadi sejalan dengan pelaksanaan pembangunan memberikan awasan bagi semua pelaksana pembangunan untuk mengevaluasi kembali model pembangunan yang dilaksanakan hingga dewasa ini. Tujuan penulisan ini untuk memberikan gambaran mengenai tinjauan teologis mengenai teologi pembangunan sebagai refleksi dalam mengevaluasi dampak kerusakan lingkungan akibat pelaksanaan pembangunan yang tidak bertanggungjawab. Adapun metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah lingkungan. Dari penulisan ini diharapkan pembangunan yang dilaksanakan lebih berpusat pada Allah dalam mewujudkan shalom dan tanda-tanda kerajaan Allah sebagai dampak positif dari pelaksanaan pembangunan.

dengan mekanisme administratif fat endemik pada daerah tertentu di (sistem prosedur dan pemak- 3 bola bumi ini.

saan). 1

Selain kenyataan di atas juga dapat Konsep reinventing goverment me-

diberikan contoh yang lain dampak yang nurutnya, muncul sebagai kritik atas ki-

terjadi dari pelaksanaan pembangunan nerja pemerintahan selama ini dan sebagai

yang tidak bertanggungjawab, yakni: antisipasi atas berbagai perubahan yang

Salah satu contoh dampak dari pe- akan terjadi... penerapan konsep rein-

laksanaan pembangunan yang salah di- venting government membutuhkan arah

jelaskan:

yang jelas dan political will yang kuat dari Produksi pertanian dan industri di- pemerintah dan dukungan masyarakat. Se-

tingkatkan, tetapi buruh dan tani da- lain itu yang terpenting adalah adanya pe-

lam keadaan miskin. “pembangunan” rubahan pola pikir dan mentalitas baru di

sering diartikan sebagai modernisasi dan werternisasi, di mana kesempatan

tubuh birokrasi pemerintah itu sendiri ka- kerja bagi rakyat kecil semakin sem- rena sebaik apapun konsep yang ditawar-

pit. Hasil pembangunan selama dua kan jika semangat dan mentalitas penye-

dekade, justru menghilangkan kesem- lenggaraan pemerintah masih mengguna-

patan pekerja tradisional. Puluhan ri- kan paradigma lama, konsep tersebut akan

bu kesempatan kerja diciptakan, te- menjadi slogan tanpa membawa perubahan

tapi ratusan ribu tenaga tradisional di- apa-apa” 2 singkirkan. Dalam suasana “pemba-

ngunan” inilah gereja-gereja juga ikut Secara global kondisi dunia saat ini berpartisipasi dalam pembangunan” 4

sebagai dampak dari pelaksanaan pemba- ngunan dapat sebagai gambaran yang juga

Gereja sebagai lembaga ilahi yang telah terjadi di Indonesia seiring dengan la-

diutus Allah ke dalam dunia, tidak dapat junya pertumbuhan pembangunan saat ini.

disangkal turut bergumul dengan berbagai Dijelaskan:

masalah pembangunan yang terjadi di te- Akhir abad ini diperkirakan sejuta

ngah masyarakat. Gereja baik secara orga- jenis binatang, tumbuhan dan serangga

nisasi maupun organisme terpanggil untuk terancam punah akibat kegiatan manu-

memberikan pemahaman yang benar da- sia. Tahun 2050 setengan dari spesies

lam menilai dan berpartisipasi dalam pe- yang akan hilang selama-lamanya.

laksanaan pembangunan. Secara khusus Penurunan jumlah spesies yang me-

untuk melihat konsep yang benar secara ngerikan ini akan menyebabkan hi- Alkitab mengenai pembangunan dan apa

langnya keanekaragaman hayati. Ke- adaan ini merupakan kehilangan tra-

yang dapat dilaksanakan untuk meminal- gis potensi genetik dari planet bumi.

kan dampak-dampak dari pelaksanaan Diperkirakan bahwa antara 5-200 spe-

pembangunan.

sies hilang tiap hari. Beberapa spesies

Pokok Masalah

hanya ada di lokasi tertentu dan bersi-

3 Celia Deane-Drummond. Teologi Dan 1 Ekologi Buku Pegangan. (Jakarta: BPK. Gunung Prof. Dr. Mardiasmo, M.BA,AK. Otonomi

Mulia, 2001),5

dan Manajemen Keuangan Daerah. (Yogyakarta: 4 Pdt. Josef. P. Widyatmadja Yesus dan Yayasan Andi, 2004), 22

2 Ibid. Wong Cilik. Praksis Diakonia Trasformatif dan Teologi Rakyat di Indonesia. 36-37

Dalam penulisan ini pokok masalah dari pembangunan yakni kerusakan lingku- yang akan dibahas mengenai apa konsep

ngan hidup.

Alkitab mengenai pembangunan dan ba- gaimana merefleksikan konsep tersebut di

KONSEP TEOLOGI

tengah situasi masalah pembangunan yang

PEMBANGUNAN

berdampak pada kerusakan lingkungan hi- Sebelum menjelaskan pemahaman dup.

teologi pembangunan, secara umum perlu

dijelaskan mengenai pengertian pemba- Tujuan penelitan dalam penulisan

Tujuan Penelitian

nguan dan pendekatan dalam pemba- ini, yakni:

ngunan masyarakat

1. Untuk menjelaskan konsep Alkitab me-

Pengertian Pembangunan

ngenai pembangunan Pembangunan adalah suatu proses.

2. Untuk menjelaskan bagaimana meref- Dalam proses ini terdapat berbagai pende-

leksikan konsep tersebut di tengah si- katan yang berbeda dalam pembangunan tuasi masalah pembangunan yang ber-

masyarakat secara umum. Soetomo, men- dampak pada kerusakan lingkungan hi-

jelaskan: “ pada dasarnya, setiap proses dup .

pembangunan masyarakat mengandung ti-

ga unsur sebagai konsep dasar yakni ada-

Manfaat Penelitian

nya proses perubahan, mobilisasi sumber Manfaat dari penulisan makalah ini

daya dan pengembangan kapasitas ma- baik secara akademis maupun secara prak-

syarakat” 5 Baginya, dapat disimpulkan , tis. Secara akademis, menambah wawasan

bahwa menggunakan penjelasan berdasar- akademik mengenai konsep pembangunan

kan perspektif apapun yang namanya dalam perspektif Alkitab. Secara praktis,

pembangunan masyarakat selalu mengan- dapat sebagai masukan bagi gereja untuk

dung ketiga unsur yang disebut sebagai melihat apa yang dapat gereja dapat laku-

konsep dasar tadi. 6

kan dalam kondisi pembangunan saat ini Menurut Kamus Inggris Oxford, yang berdampak pada kerusakan ling-

kata itu berasal dari orang Perancis, deve- kungan hidup

loper, yang berarti membuka, menyingkap;

pertumbuhan dan membukakan apa yang

Metode Penelitian

terdapat di dalam (lawan katanya enve- Metode penulisan dalam tulisan ini

loper, berarti melipat, menutup, menungi adalah metode penulisan deskriptif, penulis

atau membungkus). 7

berupaya untuk menjelaskan topik yang di- Bagi Perkins (1980), kata “pem-

bahas berdasarkan data-data yang diper- bangunan” (development) bisa juga berarti

oleh melalui penelitian kepustakaan. sebagai pembebasan, dengan mengacu pa-

Batasan Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini penulis 5 Soetomo. Strategi-Strategi Pembangu- membatasi pada pembahasan mengenai

nan Masyarakat. (Yogyakarta: Pustaka Belajar Cet.

II 2008),40.

teologi pembangunan dan aplikasi bagi pe-

6 Ibid.

layanan gereja saat ini dalam upaya turut 7 Darrow L Miller bersama Stan Guthrie. berpartisipasi memimalkan dampak negatif

Membangun Bangsa dengan Pikiran Allah. (Bogor Jawa Barat: Yayasan Pusat Pengembangan Masya- rakat, 2003), 232.

da bahasa Prancis “deenvelop” atau mem- buka envelop (bungkusan). Membuka en- velop (tentara yang terkepung) membu-

tuhkan proses pembebasan. 8

Pdt. Yosef Widyaatmadja, M.Th, mengenai kata Development, dijelaskan: Kata pembangunan atau develop-

ment menggambarkan usaha ma- nusia untuk membangun kesejah- teraan baik moral maupun materill melalui Industrilisasi dan pengem- bangan pertanian. .. Menurut artian kata development, manusia berupaya untuk mewujudkan utopia mereka di atas

kan/mengurangi penderitaan akibat perang. Dalam bahasa Indonesia, ka- ta development diterjemahkan dalam dua arti. Organisasi pemerintah lebih banyak memakai kata pembangunan untuk development, sedangkan orga- nisasi sosial atau dikenal dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lebih menyukai memakai kata per- kembangan. … Dalam pengertian pertama, development lebih mene- kankan pertumbuhan ekonomi, pe- makaian teknologi modern, pem- bangunan fisik, sedangkan dalam pengertian yang kedua (development sebagai perkembangan) tekanan ter- letak pada perubahan sosial budaya dan politik termasuk di dalamnya kesadaran baru dan partisipasi rak-

yat. 9 Dari penjelasan-penjelasan diatas da-

pat disimpulkan pembangunan dalam tu- lisan ini lebih berfokus pada pem-

8 Pdt. Josef. P. Widyatmadja. Yesus dan Wong Cilik. Praksis Diakonia Trasformatif dan

Teologi Rakyat di Indonesia), 44-45. 9 Yosef Widyaatmadja. Partisipasi Rakyat

Dalam Pembangunan. Mengupayakan Misi Gereja Yang Kontekstual. Studi Institut Misiologi Persetia. Di Fak. Theologia Universitas Kristen Artha Wacana Kupang 21 Juli-3 Agustus 1992: Jakarta, Persetia, 1995) 169.

bangunan sebagai perkembangan yang di dalamnya ada partisipasi dari masyarakat.

Pembangunan sebagai moderrnisasi telah mendatangkan kemajuan berupa pembangunan jalan, waduk, gedung dan penebangan hutan, tetapi kalau disimak lebih mendalam, sebagian besar rakyat ke- cil harus menanggung beban biaya pem- bangunan yang besar, tetapi paling sedikit menikmati hasil pembangunan. Rakyat ke- cil paling banyak mengalami penggusuran tanah, korban pencemaran dan ketidak- adilan. Berbeda dengan pembangunan se- bagai modernisasi, pembangunan sebagai perkembangan sangat menekankan tras- formasi, yaitu perubahan sosial, budaya, politik dan pemerataan hasil pembangunan atau keadilan. Pembangunan sebagai transformasi merupakan suatu proses pem- bebasan menuju kemanusiaan yang adil

dan beradab. 10 Apabila pembangunan tidak dilihat sebagai moderniasasi tetapi sebagai tranformasi, maka dalam melak- sanakan pembangunan partisipasi/peran serta rakyat sangat penting dalam melak-

sanakan pembangunan. 11

Dr. Taliziduhu Ndraha, menulis: “Jadi pembangunan berarti upaya yang te- rus-menerus dilakukan dan bertujuan me- nempatkan manusia pada posisi dan pe- rannya yang wajar dan mengembang- kannya sehingga ia berhubungan serasi dan dinamik ke luar dan berkembang serasi,

selaras dan seimbang di dalam 12 Dalam pemhaman Alkitab, Pem-

bangunan, dimengerti sebagai piñata- layanan, mempertahankan tekanan dina- mis antara pelestarian dan kemajuan pem- bangunan. Pekerja pembangunan alkita- biah, sangat tepat mereka disebut pekerja

10 Ibid. 170 11 Ibid. 12 Dr. Taliziduhu Ndraha. Pembangunan

Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal landas (nd. Rineka Cipta, 1990), 19.

kemanjuan pembangunan konservatif (atau kup drastis. Pendekatan ini seringkali di- konservatif progresif). Betapa kontrasnya

anggap sebagai pendekatan yang memberi dengan sekularisem, yang maju tanpa pe-

toleransi kepada struktur lama bahkan lestarian atau animisme yang melestarikan 16 memperkokoh struktur yang sudah ada”.

tanpa kemajuan. 13 Kelemahan dari pendekatan ini lebih lanjut Dari pembahaman-pemahaman me-

dijelaskan, yakni:

ngenai kata pembangunan bila dihubung- Pertama, pendekatan ini dianggap kan dengan teologi, maka teologi pem-

justru memperkokoh dan mengem- bangunan dapat diartikan sebagai pema-

bangkan keragaman sosio ekonomi di daerah pedesaan yang sering kali

haman ajaran Kristen mengenai suatu upa- memperlebar perbedaan tingkat so- ya secara sadar yang dilakukan oleh ma-

sial ekonomi antara petani pemilik nusia sebagai ciptaan Allah dalam pena-

tanah luas dan petani kecil... Kedua, talayanan ciptaan Allah bagi kelangsungan

dalam pelaksanaannya, pendekatan kehidupan ciptaan secara utuh.

ini jika dipandang dari kepentingan seluruh lapisan masyarakat seringkali

Pendekatan Dalam Pembangunan

berlangsung dalam proses yang sa- ngat lambat dan tidak mendatangkan

Masyarakat

hasil secara cepat, radikal dan spek- Soetomo memberikan beberapa

takuler. 17

pendekatan dalam pembangunan yang dije- Sedangkan pendekatan berdasar- laskan dalam beberapa bentuk yakni, kan kriteria pendekatan yang digunakan “berbagai pendekatan dalam pembangu- dibedakan atas tiga yakni, model inter- nan masyarakat yakni, improvement vs vensi rendah (model produktivitas), model trasformation, proses vs hasil material, intervensi menengah (model solidaritas) selfhelp vs technocratic , dan univor-

14 dan model intervensi tinggi (model peme- malitas vs variasi lokal.

rataan). 18 Lebih lanjut dijelaskan: provement vs trasformation, mempunyai

Pendekatan im-

perbedaan yakni, “ improvement app- Model intervensi rendah (model pro- roach, walaupun dilakukan perubahan

duktivitas) adalah upaya pembangunan tetapi masih berbasis pada struktur sosial

yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas (pertanian) tanpa me-

yang ada. Sedangkan dalam trasformation mandang perlu melakukan peruba-

appoach perubahan justru terjadi pada han-perubahan penting dan substansi level struktur masyarakatnya melalui tras-

terhadap struktur sosial dan pemilikan formasi struktural”. 15 Kelebihan dari pen- tanah. Pembangunan sebagai trasfor-

dekatan improvement menurutnya, yakni, masi atau perkembangan, sangat mem- dianggap dapat mendorong terjadinya pe-

perhatikan apa yang diabaikan oleh organisasi international. Manfaat dari

rubahan dalam masyarakat tanpa menim- partisipasi masyarakat sebagai pem- bulkan gejolak sosial yang berarti karena

bagian kekuasaan dan empowering the tidak melalui perubahan struktur yang cu-

people ialah:

1. Proyek akan mendarat dan dapat di-

13 Darrow L Miller bersama Stan Guthrie.

terima oleh rakyat.

Membangun Bangsa dengan Pikiran Allah.Yayasan Pusat Pengembangan Masyarakat Bogor Jawa Barat, 2003), 233.

16 Ibid. 49.

Ibid.44-70 17 Ibid. 49-50. 15 Ibid.45.

18 Ibid. 54.

2. Rakyat dengan sukarela akan mem- berikan sumbangan dengan tenaga dan material karena mereka merasa manfaat langsung dari proyek.

3. Rakyat akan terbuka pada peruba- han serta terlatih dalam mengelola proyek.

4. Rakyat akan bertanggungjawab me- melihara dan mengamankan proyek karena merasa ikut memiliki.

5. Memonitoring proyek akan lebih

effisien dan efektif. 19

Partisipasi rakyat dalam pemba- ngunan harus dimulai sejak dini, yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Partisipasi rakyat yang benar mulai dari bawah bersama rakyat dan bu-

kan sebaliknya. 20

Dasar Teologi Pembangunan Penciptaan Manusia

Allah menciptakan manusia segam- bar dan serupa Allah (Kejadian 1:26- 28). Pengertian segambar dan serupa Allah menujukkan bahwa pada diri ma- nusia Tuhan memberikan potensi baginya untuk menciptakan, membangun pera- daban di bumi di mana manusia ada. Se- bagai gambar dan rupa Allah, manusia diberikan pikiran, perasaan dan kehendak sebagai suatu pribadi yang utuh. Kebera- daan manusia sebagai pribadi yang utuh inilah ia dapat memaksimalkan potensi otak yang Tuhan berikan untuk berkuasa dan menaklukkan tantangan yang diha- dapinya dalam hidup. Dengan memak- simalkan potensi otak inilah manusia menghasilkan kebudayaan yang dapat ber- dampak positif maupun negatif bagi

19 Yosef Widyaatmadja. Partisipasi Rakyat Dalam Pembangunan. Mengupayakan Misi Gereja

Yang Kontekstual. Studi Institut Misiologi Persetia. Di Fak. Theologia Universitas Kristen Artha Wacana Kupang 21 Juli-3 Agustus 1992: Jakarta, Persetia, 1995), 171.

20 Ibid.

manusia. Dr. Stephen Tong menjelaskan mengenai makna gambar dan rupa Allah pada manusia adalah sifat-sifat yang mem- bedakan manusia dengan ciptaan lainnya, yakni: “sifat rohani, sifat moral, sifat ra- sional, sifat kekal, sifat penguasaan, sifat kreatif, konsep kesempurnaan, sifat relasi,

sifat persekutuan dan sifat harapan” 21 Sifat-sifat ini menunjukkan potensi yang ada pada manusia yang membuatnya men- jadi pencipta-pencipta baru.

Bila pembangunan dilihat juga se- bagai hasil pekerjaan manusia. Jansen Sinamo menjelaskan:

Bekerja adalah hakikat manusia ka- rena Allah Sang Pekerja Agung itu telah menciptakan manusia segam- bar dengan Dia (Kejadian 1:26-27). Bekerja merupakan hakikat ke- makhlukan manusia, homo faber istilah antropologinya, artinya ma- nusia sang pembuat, the maker. Dengan tangannya manusia mem- buat perkakas kerja (baca: tek- nologi) lalu dengan perkakas ia mengubah dunia dan mengubah hi- dupnya kemudian. Dikatakan se- baliknya, manusia yang tidak be- kerja bukanlah insan yang segam- bar dengan Allah. Jadi bila ma- nusia ingin membuktikan dirinya sebagai ciptaan Allah yang segam- bar dengan Dia, hal itu hanya dapat dilakukannya dengan bekerja se- baik mungkin mengikuti teladan- Nya: baik motif dan modus, pola dan cara, serta siklus dan mu-

simnya (Kel. 20:9,11) 22 Dari penjelasan ini menunjukkan

bahwa sebagai manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah ma-

21 Pdt. Dr. Stephen Tong. Peta & Teladan Allah. (Jakarta: Percetakan Timur Agung, 1990),55-

22 Jansen Sinamo dan Eben Ezer Siadari. Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani

(Bandung : Bina Media Informasi, 2012),15 (Bandung : Bina Media Informasi, 2012),15

Mandat Pembangunan

Dasar untuk mandat pembangunan terdapat dalam Perjanjian Lama dapat di- lihat dalam Kejadian 1:26-28; Kejadian 2:15 sebagai perintah awal bagi kehadiran manusia di bumi ciptaan Allah. Pola da- lam pelaksanaan mandat budaya manusia dapat melihat dari Allah yang melakukan segala sesuatu dengan baik dan sungguh amat baik (Kejadian 1:31).

Mandat untuk menaklukkan dan berkuasa atas ciptaan Allah yang lain di- berikan kepada manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Mengenai kuasa dijelas- kan:

Kuasa ini –yaitu kuasa yang membe- baskan dan yang menyelamatkan, kuasa yang memelihara dan yang melindungi – yang Allah berikan kepada manusia, ketika Ia berkata kepadanya: “Berkuasalah atas ikan- ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas segala bintang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:26 dan 28). Hal ini jelas terkandung dalam tugas yang Allah berikan kepada manusia: ‘Tuhan me- ngambil manusia itu dan menempat- kannya dalam taman Eden untuk me- ngusahakan dan memelihara taman itu” (Kej. 2:15). Nas ini dapat juga diterjemahkan

seperti berikut:

“Tuhan mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk melayani dan melindunginya. Tugas ini yang manusia harus tunai- kan dan melindunginya. Tugas ini yang manusia harus tunaikan dengan kuasa yang Allah berikan kepadanya, yaitu: memelihara dan melindungi makhluk-makhluk yang lain. Dan

menjaga, supaya bumi ini – taman Eden adalah “pusat” bumi – tetap da- pat dihuni dan cukup memberikan

ruang hidup untuk semua makhluk. 23 Lebih lanjut Dr. Abineno menje-

laskan:

Kuasa – menurut kesaksia Alkitab – bukan saja Allah berikan kepada ma- nusia sebagai pribadi, tetapi juga manusia sebagai persekutuan dalam lembaga-lembaga, seperti lembaga- lembaga politik, lembaga-lembaga sosial, lembaga-lembaga keagamaan, dan lain-lain. Salah satu dari lem- baga-lembaga ini ialah lembaga pe- merintahan yang mengatur dan me- mimpin hidup bersama dari manusia. Kuasa yang Allah berikan kepadanya itu - menurut Roma 13 – mempu- nyai maksud kembar: bukan saja un- tuk melindungi rakyatnya dari rupa- rupa kejahatan, seperti perampokan, pembunuhan, peperangan, dan lain- lain, tetapi juga- secara positif – melayani mereka dengan jalan me- ngusahakan “kebaikan” bagi mereka (ayat 4). Tetapi pemberian Allah itu dapat disalahgunakan oleh peme- rintah. Ganti memakainya untuk me- layani rakyat, ia mengguna-kannnya sebagai kuasa yang demonis dan yang totaliter untuk menindas me- reka, seperti yang kita baca dalam wahyu 13:1 dyb. Dalam kesaksian Alkitab tentang pemerintahan Roma

13 berdiri berdampingan dengan Wahyu 13. Karena itu kita dinasihati untuk selalu waspada (Why. 13:10

dan 18). 24 Pengertian manusia sebagai gambar

dan rupa Allah mempunyai pengertian bahwa manusia adalah pribadi yang mem-

23 Abineno , Dr. J.L. C. h.. Manusia dan Sesamanya di dalam Dunia. Jakarta: BPK. Gunung

Mulia, 1990), 46.

24 Abineno , Dr. J.L. C. h.. Manusia dan Sesamanya di dalam Dunia. Jakarta: BPK. Gunung

Mulia, 1990), 47-48.

punyai pikiran, perasaan dan kehendak, ia atau “mengolahnya”, inti penting da- adalah manusia rohani dan manusia yang

ri kata ini masih memiliki pema- bermoral. Sehingga ia dapat diminta per-

haman melayani. Manusia adalah pelayan ciptaan, dan dengan cara itu-

tanggung jawaban moral atas apa yang di- lah mereka harus melaksanakan tu- lakukannya. Mengenai kedua kata, tak-