T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Kualitas Layanan
Layanan dalam suatu lembaga memiliki peran
yang sangat vital, sehingga persepsi dan penilaian
tentang baik atau buruknya suatu lembaga dapat
dilihat dari bagaimana suatu lembaga memberikan
pelayanannya. Menurut Kotler layanan adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun Laksana (2008) dalam Tjiptono (2012: 36). Hal
ini sejalan dengan pendapat Gronroos dalam Tjiptono
(2004:67)

menyatakan

bahwa

layanan


merupakan

proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible
yang biasa terjadi pada interaksi antara pelanggan dan
karyawan, jasa dan sumberdaya, fisik atau barang, dan
sistem penyedia jasa yang disediakan sebagai solusi
atas masalah pelanggan.
Kualitas pelayanan merupakan totalitas bentuk
dari karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya

untuk

memuaskan

kebutuhan–

kebutuhan pelanggan, baik yang Nampak jelas maupun
yang tersembunyi (Kotler, 2000:169). Sejalan dengan
hal tersebut Tjiptono (2005:110) menyatakan bahwa

kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, pelayanan, sumber daya manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Contoh, lokasi, biaya, status akreditasi,
8

jumlah dan kualifikasi staf dan guru. Lebih lanjut
Tjiptono, dkk (2008 : 67) menyatakan bahwa dalam
rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang
ditawarkan
kualitas

organisasi

memiliki

harus

sejumlah


berkualitas.
level

Karena

universal

(sama

dimanapun), kultural (tergantung sistem nilai budaya),
sosial (dibentuk oleh kelas sosial ekonomi, kelompok
etnis, keluarga, teman sepergaulan), dan personal
(tergantung preferensi atau selera setiap individu).
Kualitas

layanan

berkontribusi

signifikan


bagi

pengembangan diferensiasi, positioning, dan strategi
bersaing setiap organisasi pemasaran, baik perusahaan
manufaktur maupun penyedia jasa.
Lebih lanjut Tjiptono dkk (2008 : 70) menyatakan
bahwa kualitas layanan mencerminkan perbandingan
antara tingkat layanan yang disampaikan perusahaan
dibandingkan ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan
diwujudkan

melalui

pemenuhan

kebutuhan

dan


keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
dalam

mengimbangi

pelanggan.

Harapan

atau

melampaui

pelanggan

bisa

harapan

berupa


tiga

standar, yaitu: (1) Will expectation, yaitu tingkat kinerja
yang diantisipasi atau diperkirakan konsumen akan
diterimanya,

berdasarkan

semua

informasi

yang

diketahuinya. (2) Should expectation, yaitu tingkat
kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima
konsumen.

Biasanya


tuntutan

dari

apa

yang

seharusnya diterima jauh lebih besar daripada apa
yang diperkirakan bakal diterima. (3) Ideal expectation,
yaitu tingkat kinerja

optimum atau terbaik yang
9

diharapkan dapat diterima konsumen. Dari ketiga
standar diatas dapat dikatakan bahwa faktor utama
yang mempengaruhi kualitas layanan adalah expected
perceived dan perceived service.

Pasaruman,

Zeithmal,

dan

Berry

(Tjiptono,

2005:113) dalam risetnya berhasil menyederhanakan
identifikasi dalam lima dimensi pokok kualitas layanan
yang

disusun

sesuai

urutan


tingkat

kepentingan

relatifnya yaitu ;
Bukti

Fisik

penampilan

fisik

perlengkapan,

(Tangibles)
fasilitas

sumberdaya


berkenan
layanan,

manusia,

dengan
peralatan/

dan

materi

komunikasi lembaga. Bukti fisik yang baik akan
mempengaruhi

persepsi

pelanggan.

Pada


saat

bersamaan aspek ini juga merupakan salah satu
sumber yang mempengaruhi persepsi pelanggan, aspek
bukti fisik yang baik dapat persepsi positif bahwa
lembaga pendidikan mampu memberikan pelayanan
yang berkualitas. Pelayanan dalam betuk bukti fisik
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan
sarana komunikasi. Contohnya, kenyamanan ruang
belajar,

fasilitas

ruang

belajar,

kebersihan

toilet,penampilan guru dan karyawan, areal parkir
sangat pentig dalam meningkatkan pelayanan.
Reliabilitas

(Reliability)

berkaitan

dengan

kemampuan lembaga untuk menyampaikan layanan
yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali, yaitu
kemampuan

memberikan

layanan

yang

dijanjikan

dengan segera, akurat, dan memuaskan. Contohnya,
keterampilan karyawan dalam menangani administrasi,
10

kemampuan guru/karyawan dalam melayani orang tua
murid dengan cepat dan tepat. Jadi dimensi reliabilitas
jika

dilaksanakan

dengan

baik

maka

kepuasan

pelanggan dapat terwujud, jika kepuasan pelanggan
diberikan maka kualitas layanan akan dipersepsikan
baik oleh pelanggan.
Daya tanggap (Responsiveness) berkenaan dengan
kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk
membantu para pelanggan dan merespon kemampuan
mereka dengan segera. Contohnya, kecepatan guru
/karyawan dalam menanggapi keluhan – keluhan yang
muncul, kecepatan dalam memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh orang tua murid, kesigapan karyawan
(satpam)

dalam

mengatur

parkir,

kesigapan

uks

menangani siswa yang sakit. Dukungan sistematis
dalam peningkatan kualitas pelayanan internal akan
mendorong

terwujudnya

kepuasan

karyawan

dan

menumbuhkan rasa memiliki. Kualitas layanan internal
tercermin dalam lingkungan internal yang kondusif
(lewat

pemberdayaan,

delegasi

wewenang,

saling

percaya, komunikasi efektif) dan implementasi total
human reward dalam bentuk financial maupun non
financial seperti kesempatan mengikuti pendidikan
atau latihan tambahan.
Jaminan

(Assurance)

pengetahuan

dan

kemampuan

mereka

berkenaan

kesopanan
dalam

dengan

karyawan

serta

menumbuhkan

rasa

percaya (trust) dan keyakinan pelanggan (confident).
Contohnya,

keamanan

dalam

lingkungan

sekolah,

kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran,
11

ketepatan guru dalam mengajar dikelas, keramahan
karyawan dalam memberikan pelayanan. Beberapa
kelemahan yang ada pada karyawan dan berdampak
negative terhadap persepsi kualitas diantaranya tidak
terampil dalam melayani pelanggan, cara berpakaian
kurang sesuai konteks, tutur kata kurang sopan,
pasang muka cemberut/angker.
Empati

(Empathy)

berarti

bahwa

lembaga

memahami masalah peserta didik dan bertindak demi
kepentingan mereka. Perbaikan pada dimensi empati
dilakukan

dengan

pendekatan

personal

intensif,

komunikasi efektif dan menumbuhkembangkan budaya
kualitas serta memberdayakan (empowered) karyawan
dalam mengambil keputusan dalam rangka menangani
masalah peserta didik. Budaya kualitas merupakan
sistem organisasi yang menghasilkan lingkungan yang
kondusif bagi proses penciptaan dan penyempurnaan
kualitas secara terus menerus. Budaya kualitas terdiri
dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, prosedur,
dan harapan yang berkenaan dengan peningkatan
kualitas. Pemberdayaan (empowered) adalah upaya
memberi otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada
setiap

individu

dalam

sebuah

organisasi,

serta

mendorong mereka agar kreatif dalam pelaksanaan
tugas dan pekerjaannya dengan harapan karyawan
akan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam
rangka

melayani

keluhan

mereka.

berorientasi
kepuasan

pelanggan

termasuk

Peningkatan

pada

pelanggan

kepuasan

menangani

kualitas
pelanggan,

dalam hal

pelayanan
dimana

ini peserta didik
12

menjadi fokus strategis dalam meningkatkan kualitas
layanan.

1.2.Rencana

Strategis

Dalam

Manajemen

kualitas

pelayanan

Sekolah
Peningkatan
sekolah

membutuhkan

diwujudkan

dalam

rencana

bentuk

dan

strategis

rencana

kerja

kinerja
yang
dimana

pelaksanaan rencana kerja yang baik membutuhkan
manajemen strategis. Manajemen strategis berkaitan
dengan bagaimana memutuskan persoalan strategi,
perencanaan strategi, dan bagaimana strategi tersebut
dapat dilaksanakan. Menurut umar (2002:31) teori
manajemen strategi dapat diklasifikasikan kedalam tiga
yaitu

strategi

dijabarkan
Strategy)

generik

menjadi
selanjutnya

(Generic

strategi

strategy),

utama/induk

dijabarkan

menjadi

yang
(Grand
strategi

fungsional. Hal ini diperkuat oleh Akadon (2011:39) tiga
elemen utama dalam manajemen strategis. Pertama,
terdapat analisis strategis dimana penyusun strategis
yang bersangkutan berupaya untuk memahami posisi
strategis

organisasi

terdapat

pula

yang

adanya

bersangkutan.
pilihan

strategis

Kedua,
yang

berhubungan dengan perumusan aneka macam arah
tindakan, evaluasinya, dan menentukan pilihan. Ketiga,
implementasi
merencanakan

strategi

yang

bagaimana

berhubungan
pilihan

strategi

dengan
dapat

dilaksanakan.

13

Jabaran

dari

strategi

generik

ke

strategi

utama/induk dari fred R David dalam Umar (2002:4)
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Strategi Generik dan strategi Utama/induk
Strategi Generik
Strategi Integrasi
Vertikal
(Vertical Integration
Strategy)

Strategi Utama/Induk
Strategi Integrasi ke Depan
(Forward Integration Strategy)
Strategi Integrasi ke Belakang
(Backward Integration Strategy)
Strategi Integrasi Horisontal
(Horizontal Integration Strategy)
Strategi Pengembangan Pasar
(Market Development Strategy)
Strategi Pengembangan Produk
(Product Development Strategy)
Strategi Penetrasi Pasar
(Market Penetration Strategy)
Strategi Diversifikasi Konsentrik
(Concentric Diversification Strategy)
Strategi Diversifikasi Konglomerat
(Conglomerate Diversification Strategy)
Strategi Diversifikasi Horisontal
(Horizontal Diversification Strategy)
Strategi Usaha Patungan
(Joint Venture Strategy)
Strategi Penciutan Biaya
(Retrenchment Strategy)
Strategi Penciutan Usaha
(Diverstiture Strategy)
Strategi Likuidasi
(Liquidation Strategy)

Strategi Intensif
(Intensive Startegy)

Strategi Diversifikasi
(Diversification Strategy)

Strategi Bertahan
(Devensive Strategy)

Sumber : Umar 2002

Perencanaan

strategis

merupakan bagian

dari

manajemen strategis yang berfokus pada bagaimana
manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah dan
strategi

perusahaan

untuk

mencapai

tujuan

perusahaan dalam jangka panjang (Umar 2002:17)
14

sejalan dengan pernyataan diatas West-Burnham 1994
dalam Bush & Colemon (2012:51) mendefinisikan
perencanaan strategis sebagai :
Sebuah proses yang berlangsung dalam jangka
waktu yang panjang(tiga sampai lima tahun) yang
menterjemahkan visi dan misi kedalam outcome
yang signifikan, terukur dan praktis. Walaupun
ini merupakan tanggungjawab utama dari
manajemen senior, namun ini merupakan proses
yang membutuhkan komunikasi dua arah dalam
semua tahap dan harus difokuskan pada tujuan
utama dan aktifitas praktis sekolah atau
perguruan tinggi.
Sagala (2013:56) menyatakan bahwa perencanaan
merupakan

urat

Perencanaan
pemanfaatan

nadi

dalam

adalah

sebuah

proses

sumberdaya

manajemen.

penetapan

dan

terpadu

yang

secara

diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan
upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien
dan

efektif

dalam

mencapai

tujuan.

Hal

ini

menunjukkan bahwa perencanaan merupakan suatu
proses yang memungkinkan seorang manajer melihat
ke masa depan dan menemukan berbagai alternatif
arah kegiatan.
Rencana

strategis

merupakan

rencana

pengembangan usaha atau institusi, yang merinci tolak
ukur-tolak ukur yang akan digunakan institusi dalam
mencapai misinya. Rencana strategis biasanya disusun
dalam jangka waktu menengah, diatas tiga tahun.
Dimana

tujuan

rencana

strategis

adalah

untuk

memberikan sebuah pedoman dan arahan kepada
institusi, dan rencana bukan instrument yang kaku,
15

namun dapat memodifikasi baik internal maupun
eksternal sesuai kebutuhannya (Sallis, 2011:226).
Berdasarkan sejumlah pengertian diatas, maka
rencana

strategis

atau

perencanaan

strategis

dimaksudkan untuk mencapai tujuan utama sekolah,
dimana

sekolah

dalam

melaksanakan

manajemen

strategis berfokus pada perencanaan strategis yang
dapat digunakan sebagai tolak ukur atau pedoman
dalam lembaga sekolah mencapai misinya. Dengan
proses yang dilakukan dalam memanfaatkan sumbersumber daya secara terpadu dengan memodifikasi
secara internal dan eksternal sesuai dengan alternatif
arah kegiatan

yang ditetapkan sesuai kebutuhan

sekolah.

1.3.Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan
berdasarkan Analisis SWOT
Strategi organisasi merupakan suatu pernyataan
mengenai arah dan tindakan yang diinginkan waktu
yang akan datang. Strategi suatu organisasi yang
meliputi: Kebijakan, program dan kegiatan manajemen
untuk melaksanakan misi organisasi, yang mencakup
sasaran kinerja yang harus dipenuhi, fokus pada
pelanggan, dan memperbaiki kinerja pelayanan Akdon
(2011:150) sejalan dengan itu Hamel dan Prahalad
(1995:31) “bahwa strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terusmenerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan”. Dengan demikian, strategi hampir selalu
16

dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai
dari apa yang terjadi. Misalnya strategi itu mungkin
mengarahkan organisasi itu ke arah pengurangan
biaya,perbaikan

kualitas,

dan

memperluas

pasar.

Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi
inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari
kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
SWOT

adalah

singkatan

dari

Strengths,

Weaknesses, Opportunities, and Threats (Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman) yang digunakan
untuk

perencanaan

strategis

pendidikan

dan

merupakan alat yang efektif untuk menempatkan
potensi institusi. Analisis SWOT ini dibagi dalam dua
elemen, analisa internal yang berkonsentrasi pada
prestasi institusi melalui uji kekuatan dan kelemahan
yang merupakan hasil audit internal dan analisa
lingkungan

dalam

konteks

eksternal

melalui

uji

peluang dan ancaman dimana institusi beroperasi
(Sallis 2012:221). Keberhasilan suatu strategi menurut
Pearce dan Robinson (1997:227) ada tiga hal pokok
untuk keberhasilan suatu strategi, (1) strategi harus
konsisten
dengan

dengan

kondisi

memanfaatkan

lingkungan

peluang

yang

persaingan,
ada

dan

meminimalkan ancaman, (2) strategi harus realistik,
dalam hal ini perlu memperhatikan kekuatan intern, (3)
strategi harus dilaksanakan secara cermat.
Berdasarkan uraian diatas strategis peningkatan
kualitas

layanan

dimaksudkan

sebagai

arah

dan

tindakan yang diinginkan oleh sekolah dalam upaya
17

meningkatkan kualitas layanan yang mengacu pada
hasil audit internal maupun audit eksternal dari
analisis SWOT.
Menurut Pearce dan Robinson (1997:234) analisis
SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk
membantu analisis strategi, dengan alternatif pada
gambar dibawah pada sel 1, Strategi Agresif, banyak
peluang lingkungan dan kekuatan yang mendorong
pada strategi yang berorientasi pada pertumbuhan, sel
2 Strategi Diversifikasi, banyak kekuatan-kekuatan
tertentu

menghadapi

menguntungkan,
menghadapi

sel

peluang

lingkungan
3

Strategi

pasar

yang
Berbenah

yang

impresif

tidak
Diri,
tetapi

dikendalai oleh kelemahan-kelemahan intern, sel 4
Strategi Defensif menghadapi ancaman lingkungan
yang besar, sementara posisinya lemah.
Gambar 2.1
Diagram Analisis SWOT

Peluang
(O)

Sel 3; Strategi
Berbenah diri

Sel 1; Strategi
Agresif

Kelemahan
Internal
(W)

Kekuatan
internal
Sel 1;
Strategi
Defensif

Sel 2;
Strategi
Diversifikas

(S)

Ancaman
(T)
Sumber : Pearce dan Robinson,1997

18

Posisi
dengan

strategi

analisis

peningkatan

SWOT

kualitas

merupakan

layanan

strategi

yang

digunakan oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas
layanan, dengan memperhatikan hasil analisis internal
dan eksternal sehingga diperoleh analisis strategi
dengan empat kemungkinan, sesuai dengan Akdon
(2011:306)

teknik

mengindikasikan

analisis

beberapa

aspek

SWOT

dengan

kekuatan

dan

kelemahan secara internal demikian peluang dan
ancaman

secara

eksternal.

Kekuatan,

kelemahan,

peluang, dan ancaman ini tidak konstan fluktuatif
adanya dan bahkan cukup labil pengaruhnya. Dalam
hal ini analisis SWOT memperkenalkan empat tipe
strategis yang akan digunakan yaitu ;
1. Konsep strategis Aggressive atau juga disebut
Kuadran I (SO) yaitu bagaimana mencapai
sasaran dengan mengoptimalkan kekuatan
(strengths)
untuk
memanfaatkan
peluang
(opportunities), misalnya dengan menambah
frekuensi aktivitas mumpung peluang masih
ada.
2. Konsep strategis Diversification atau juga
disebut juga Kuadran II (ST) yaitu bagaimana
mencapai sasaran dengan mengoptimalkan
kekuatan (strengths) untuk meminimalkan atau
mengatasi ancaman (threats), misalnya dengan
mengembangkan aktivitas dan menetapkan
alternative-alternatif pilihan yang ditempuh.
3. Konsep strategis Turn-around atau juga disebut
Kuadran III (WO) yaitu bagaimana mencapai
sasaran
dengan
menekan/meminimalkan
kelemahan (weaknesses) untuk memanfaatkan
peluang (opportunities), misalnya meninjau
19

kembali perencanaan dengan menyederhanakan
dan melakukan tindakan efisiensi.
4. Konsep strategis defensive atau juga disebut
Kuadran IV (WT) yaitu bagaimana mencapai
sasaran dengan meminimalkan kelemahan
(weaknesses)
untuk
menghindari
atau
mengatasi ancaman (threats), misalnya dengan
mengupayakan mitra baru.

1.4. Langkah-langkah

Pengembangan

Rencana Strategis
Menurut Rangkuti (2013:23) tahapan perencanaan
strategis yaitu: tahap pengumpulan data, tahap analisis
dan tahap pengambilan keputusan, seperti gambar
berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Formulasi Strategis
1. TAHAP PENGUMPULAN DATA
Evaluasi

Evaluasi

Matrik

Factor Eksternal

Faktor Internal

Profit
kompetitif

2. TAHAP ANALISIS
Matrik

Matrik

Matrik

Matrik

Matrik

SWOT

BCG

IE

SPACE

Grand Strategy

3. TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif
Sumber: Rangkuti, 2013

Sedangkan untuk menghasilkan suatu produk
rencana strategis diperlukan berbagai tahapan yang
sistematis sesuai dengan teori pengembangan rencana
20

strategis.

Langkah-langkah

penelitian

dan

pengembangan menurut Sugiyono (2013:408) adalah
sebagai berikut:
1.

Potensi dan Masalah
Potensi

yang

dimiliki

sekolah

secara

internal

sebagai kekuatan sekolah dan secara eksternal
peluang bagi sekolah untuk mengembangkan.
Masalah-masalah sekolah secara internal adalah
kelemahan yang dihadapi sekolah dan masalahmasalah eksternal sekolah adalah ancaman yang
dihadapi sekolah dalam meningkatkan kualitas
layanan. Potensi dan masalah yang ada disekolah
sebagai data empirik dalam penelitian ini.
2.

Mengumpulkan informasi
Setelah

potensi

kekuatan,

dan

masalah

yang

kelemahan,

peluang,

dan

menjadi
ancaman

dikumpulkan sebagai informasi yang digunakan
untuk bahan merencanakan suatu strategi yang
diharapkan

dapat

dijadikan

alternative

dalam

pemecahan masalah dalam meningkatkan kualitas
layanan. Data yang diperlukan diperoleh dari hasil
studi dokumen, observasi, wawancara, dan FGD
(Focus Group Discussion)
3.

Desain Produk
Produk

yang

dihasilkan

dalam

penelitian

ini

adalah rencana strategis peningkatan kualitas
layanan, yang dapat dijadikan pedoman dalam
meningkatkan kualitas layanan. Rencana ini masih
21

bersifat hipotesis karena keefektifannya belum
terbukti dan akan diketahui setelah melakukan
pengujian.
4.

Validasi Desain
Validasi desain dapat dilakukan sebagai proses
penilaian apakah rencana strategis yang dibuat
secara rasional akan efektif digunakan sebagai
usaha

peningkatan

sekolah.oleh

karena

kualitas
itu

perlu

layanan

di

dilakukan

lagi

pengecekan kembali terhadap kredibilitas data.
5.

Perbaikan Desain
Setelah rencana strategis dalam penelitian ini
dilakukan

validasi,

kelemahannya,

akan

dapat

selanjutnya

dicoba

diketahui
untuk

memperbaiki rencana tersebut. Perbaikan sebelum
diberikan kepada sekolah dilakukan oleh peneliti.
Yang pada akhirnya produk rencana strategis ini
diberikan

kepada

sekolah

sebagai

upaya

peningkatan kualitas layanan di sekolah.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
dari

Sugiyono

dan

serta

tahapan

pengembangan

rencana strategis dari Rangkuti tersebut sesuai situasi
yang peneliti hadapi, maka peneliti akan merumuskan
penggabungan

dari

langkah-langkah

tersebut.

Perumusan ini akan dipakai sebagai dasar untuk
melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1.

Potensi dan Masalah
Peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan,
sehingga peneliti telah mengetahui potensi dan
masalah yang dihadapi sekolah.
22

2.

Tahap Pengumpulan Data
Dalam

pengumpulan

data

peneliti

telah

melakukan persiapan berupa rancangan untuk
pelaksanaan pengumpulan data, yaitu instrument
yang

dijadikan

pedoman

wawancara,

studi

dokumentasi, FGD (Focus group Discussion), dan
observasi. Dalam pengumpulan data berdasarkan
analisis SWOT, untuk pembobotan dan penskoran
dilakukan pada saat pelaksanaan FGD.
3.

Tahap Analisis Data
Dalam tahap analisis ini berupa matrik IFAS dan
EFAS, matrik SWOT, matrik Internal Eksternal
(IE), matrik SPACE (Strategic Position and Action
Evaluation), matrik Grand Strategy.

4.

Tahap Pengambilan Keputusan
Pada tahap ini untuk mengambil keputusan
berdasarkan

Matriks

Perencanaan

Strategis

Quantitatif atau QSPM. Sehingga akan diperoleh
alternatif

pilihan

dari

nilai

tertinggi

dalam

pembobotan dan penskoran.
5.

Desain Produk
Dari hasil keputusan analisis SWOT akan dibuat
rencana strategis yang akan dijadikan acuan bagi
sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan.
Desain renstra akan dilakukan evaluasi kemudian
diperbaiki

sesuai

dengan

kebutuhan

sekolah

sehingga rencana strategis dapat dimanfaatkan
secara maksimal bagi kepentingan sekolah.

23

6.

Validasi Desain
Validasi desain sebagai proses penilaian rencana
strategis yang dibuat secara rasional dapat efektif
digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan
di sekolah. Oleh karena itu diperlukan tenaga ahli
untuk menilai produk rencana strategis, sehingga
diketahui kekuatan dan kelemahannya.

7.

Perbaikan Desain
Setelah rencana strategis dilakukan validasi, akan
dapat

diketahui

kelemahannya,

selanjutnya

dilakukan perbaikan rencana strategis tersebut.
Perbaikan dilakukan sebelum rencana strategis
diberikan

kepada

sekolah

sehingga

produk

rencana strategis ini dapat digunakan sekolah
sebagai pedoman strategis meningkatkan kualitas
layanan.

1.5.Tinjauan Penelitian yang relevan
Untuk

mendukung

penelitian

maka

penulis

kemukakan literatur sebagai kajian pustaka, Alvin
Havianto (Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi
Negara,

FISIP,

penelitiannya

Universitas

yang

berjudul

Airlangga)
“Strategi

dalam

Peningkatan

Pelayanan Publik (Studi Deskriptif tentang Strategi
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya
dalam

Peningkatan

Beberapa

Kualitas

strategi

meningkatkan

kualitas

telah

Pelayanan

Publik).

diungkapkan

pelayanan

publik

guna
di

kota
24

Surabaya dalam penelitian ini antara lain; strategi
kualitas jasa, strategi penambahan nilai organisasi,
strategi untuk SDM dalam organisasi, strategi bagi
sumber daya informasi,strategi kepuasan pelanggan.
Dari kelima strategi yang diterapkan , Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya lebih condong
kepada tiga strategi yaitu, strategi kualitas jasa,strategi
penambahan nilai organisasi, serta strategi kepuasaan
pelanggan. Ketiga strategi ini dari hasil penelitian yang
telah dilakukan penulis lebih fokus dilakukan oleh
dinas.
Ana kristiani, 2014. Mahasiswa UKSW PPs MMP
“Strategi peningkatan kualitas layanan peserta didik
kursus bidang vokasi (studi lembaga pendidikan profesi
Graha Wisata Semarang)”. Penelitian yang bertujuan
untuk

menganilisis

strategi

peningkatan

kualitas

layanan yang diberikan kepada peserta didik kursus
bidang

vokasi,

menggunakan
metode

merupakan

kuesioner

pengumpulan

menunjukkan

bahwa

penelitian

dan

diskriptif

wawancara

data.

Hasil

kualitas

sebagai
penelitian

layanan

belum

memuaskan sehingga dilakukan strategi peningkatan
kualitas pelayanan dengan cara memperbaiki fisik
sarana prasarana dan meningkatkan kualitas sdm
melalui

bimbingan,

pembinaan,

pendidikan

dan

Evaluasi

dan

latihan.
Andi

Masakim,

dkk.

2012.

Pengembangan Model Rencana Strategis SMK Negeri 1
25

Batam. Penelitian yang bertujuan merumuskan model
hipotetik rencana strategis SMK Negeri 1 Batam,
menggunakan

metode

diskriptif

analitik

dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
merekomendasikan rumusan model hipotetik renstra
SMK Negeri 1 Batam yang lebih menyeluruh dan
seimbang.

Rumusan

renstra

yang

dapat

menjadi

(1)pedoman dalam mewujudkan visi dan misi sekolah,
(2)dasar

kebijakan

bagi

program

operasional,

(3)

memudahkan sekolah membuat program tahunan dan
program berkelanjutan, (4)menentukan target capaian
sesuai

dengan

sekolah

dalam

potensi

sumberdaya,

menjalankan

(5)

pedoman

manajemen

berbasis

sekolah, (6) melibatkan partisipasi masyarakat dalam
mengakses informasi agar transparan dan akuntabel.
Berbagai penelitian diatas dimaksudkan sebagai
referensi bagi penulis untuk memperkaya referensi
untuk mengembangkan penelitian ini, terkait dengan
jenis

penelitian,

metode,

obyek,

instrument,

alat

analisis data, tujuan penelitian dan lain-lain.

1.6.Kerangka Pikir
Kerangka

pikir

dalam

penelitian

Strategi

Peningkatan Kualitas Pelayanan di SMK Negeri 1
Sayung (Perfektif Pasca Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008) dapat dilihat pada gambar 2.3.

26

Kondisi Sekolah
potensial

Gambar 2.3
Kerangka Pikir penelitian

Kesenjangan/
permasalahan

Perencanaan
Strategis

MPMBS

Visi- Misi

pelayanan
berkualitas

Output
Kondisi Sekolah
yang memenuhi
standar layanan (8
SNP)

Analisis SWOT
Proses
ALI/IFAS

ALE/EFAS
Efektif& efisien
proses MBS dan
KBM

Analisis
Strategis pilihan

Input
Selektif
Perencanaan dan
evaluasi program
sekolah

Produk
Perumusan
Rencana Strategis

Kerangka piker diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut; Sekolah potensial merupakan sekolah yang
memiliki banyak kekurangan atau kelemahan untuk
memenuhi

standar

pelayanan.

diperlukan

perencanaan

strategis

Oleh

karena

untuk

itu

mencapai

pemenuhan Standar pelayanan yaitu Standar Nasional
27

Pendidikan. Strategi peningkatan kualitas pelayanan
merupakan perencanaan yang berisi tentang kegiatan
yang didesain untuk memastikan bahwa tujuan dapat
dicapai melalui tindakan yang tepat dalam rangka
meningkatkan kualitas layanan.
Usaha

untuk

mendapatkan

strategi

yang

tepat

dilakukan dengan cara mengidentifikasi visi, misi, dan
tujuan sekolah yang akan memberikan arah, fokus
serta menganalisis lingkungan internal dan eksternal
kemudian mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
berpijak pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Dengan analisis SWOT sebagai bahan untuk dijadikan
dasar dalam menentukan rencana strategis. Produk
yang dihasilkan sebagai input diusahakan dengan
selektif

dalam

manajemen

peningkatan

kualitas

layanan di sekolah yang berupa perencanaan dan hasil
dari evaluasi pelaksanaan program sebagai dasar dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan proses
belajar mengajar berjalan efektif untuk menghasilkan
output yang berkualitas.

28