Contoh Laporan Perja lanan perjalanan.doc
Laporan Perjalanan Pada Kegiatan
Pembinaan Kepemudaan Dan Remaja Masjid
Tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan
Oleh
Eka Fadhiel Ibrahim
Remaja Masjid Jami’ Nurul Iman Kelurahan Rawa Barat
Jakarta Selatan
Pendahuluan
Syukur Alhamdulillah, Rahmat dan Karunia-Nya masih dilimpahkan
kepada kita, sehingga kita Masih diperkenankan berkumpul dalam rangka
upaya memakmurkan Masjid Allah SWT di dalam kegiatan pembinaan
kepemudaan dan remaja masjid tingkat kota Administrasi Jakarta Selatan.
Shalawat dan Salam senantiasa kita sanjungkan untuk Rasulullah
Muhammad SAW.
Mengelola masjid adalah kewajiban kita umat Islam, sehingga kita harus
mampu mengaturnya agar masjid benar-benar berfungsi sebagaimana
mestinya. Sebagai seorang yang diamanati mengelola masjid, maka kita
dituntut memiliki ilmu manajemen kemasjidan agar kegiatan di masjid
menjadi teratur dan tertib tidak sekedar sebagai lambang kemegahan saja.
Allah berfirman :
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan
golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang
yang sabar"
Umat Islam dewasa ini masih saja memandang bahwa membangun
masjid adalah ibadah, mendapat pahala yang besar hari akhir, namun tidak
menyertainya dengan pemahaman bahwa memakmurkan masjid adalah juga
berpahala besar. Sehingga masyarakat Muslim sementara berlomba-lomba
membangun masjid dengan megahnya akan tetapi tidak memiliki kemauan
dan kemampuan untuk mengatur bagaimana memakmurkan dan
merawatnya. Karena lama tidak terawat dan diatur kegiatannya maka yang
ada sekarang adalah masjid menjadi sepi dari jamaah, kumuh dan jorok.
Nuansa Islami dilingkungan masjid serasa hilang, kampung menjadi gersang
dan kehilangan cahaya Ilahi.
Jika merujuk pada masa Rasulullah, jelas berbeda dan sangat mulia
kedudukan masjid. Rasulullah menjadikan masjid sebagai sentra utama
seluruh aktivitas keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat
pembinaan dan pembentukan karakter maupun aspek-aspek lainnya
termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial
dan budaya. selain sebagai pusat kegiatan ibadah rilual juga dijadikan
tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial.
Pola pembinaan umat yang dilakukan Rasulullah yang berbasis di masjid
hingga kini diikuti oleh pengurus dan pengelola masjid di seluruh dunia,
termasuk di tanah air. Masjid difungsikan menjadi dua fungsi pusat ibadah
ritual dan pusat kegiatan umat (Islamic Center).
Pengertian Manajemen Masjid
Manajemen masjid berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan masjid.
Manajemen, berasal dari kata manage yang berarti mengurus, membimbing,
mengawasi, mengelola atau mengatur. Manajemen juga berarti proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan masjid berasal dari kata “Sajada” yang berarti bersujud,
membungkuk, berkhidmat dan menundukkan kepala.
Sedangkan kata masjid memiliki arti dan makna tempat bersujud.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen masjid berarti
proses atau usaha untuk mencapai kemakmuran masjid secara ideal yang
dilakukan oleh pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya
melalui berbagai aktivitas yang positif.
Manajemen Masjid juga merupakan upaya memanfaatkan faktor-faktor
manajemen dalam menciptakan kegiatan masjid yang lebih terarah dan
diperlukan pendekatan sistem manajemen, yaitu planning, organizing,
actuating, dan controlling. Ismail Raji Al Faruqi pernah menegaskan bahwa
masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, tetapi
memiliki beragam fungsi. Menurut pakar kebudayaan Islam asal Palestina itu,
sejak zaman Nabi Muhammad Saw. masjid tidak hanya berfungsi hanya
sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf. Masjid
Nabawi juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan,
markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai
pusat perdagangan.
Menurut Dewan Masjid Indonesia bahwa masjid harus berfungsi sebagai
Pusat Ibadah, Pusat Pembinaan Umat dan Pusat Persatuan Umat. Sebagai
Pusat Ibadah, tentunya seluruh kaum muslimin berkewajiban melakukan
seluruh rangkaian kegiatan ibadah berpusat di masjid, baik ibadah yang
bersifat individual maupun secara jamaah. Dengan memusatkan seluruh
kegiatan di masjid maka semakin nampak semarak Agama Islam dimuka
bumi ini, tidak suram dan tertutup oleh gemerlapnya dunia dan kemajuan
umat lain.
Sebagai Pusat Pembinaan Umat maka dimasjid tentunya terselenggara
berbagai kegiatan yang menghimpun dan memberdayakan jamaah,
sehingga para jamaah merasa gandrung untuk datang kemasjid karena
berusaha memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan hidupnya di dunia ini
maupun kebutuhannya nanti di alam akhirat. Sebagai Pusat Persatuan Umat
tentunya kita memandang bahwa dengan kita datang ke masjid disamping
memenuhi kebutuhan kita dan ibadah tentu kita akan mendapat manfaat
yang lain yaitu bersilaturrahim dengan teman-teman kita. Dengan demikian
hilanglah rasa perseteruan, perselisihan dan konflik diantara kita.
Ruang Lingkup Manajemen Masjid
Dalam pengaplikasiannya, manajemen masjid mempunyai cakupancakupan/ lingkup yang sangat luas dan penulis membaginya dalam 3
cakupan bidang yaitu: Bidang Idarah, Imarah dan Riayah. Berikut
penjelasannya:
1. Bidang Idarah
Masjid bukanlah milik pribadi, akan tetapi milik bersama yang harus
diurus secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik. Untuk inilah
perlu adanya pengelolaan (Idarah). Idarah ialah kegiatan mengembangkan
dan mengatur kerjasama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal
ini lebih terpokus pada perencanaan, pengorganisasian, pengadministrasian,
keuangan dan pengawasan.
Perencanaan
Pengurus masjid dalam jabatan apapun hendaknya memiliki keahlian
memimpin (Leadership), agar lebih mudah merencanakan suatu kegiatan.
Tanpa ada keahlian dalam memimpin dan melaksanakan kegiatan tanpa
perencanaan maka akan memperoleh hasil yang kurang memadai bahkan
bisa menjadi gagal.
Pengorganisasian
Seiring perkembangan zaman, mengurus masjid pun harus dengan
manajemen yang baik dan tata administrasi yang rapi. Salah satu cirinya
adalah adanya struktur kepengurusan yang lengkap dan disesuaikan dengan
kebutuhan masjid.
Semua sistem manajemen, termasuk kemasjidan, harus ditopang
dengan kesungguhan hati dan pikiran para pengurus masjid itu sendiri. Tapi
masalahnya, sebagaimana dalam organisasi lain, ada beberapa person yang
kurang atau bahkan tidak memahami tugas dan wewenangnya. Akibatnya,
yang terjadi adalah manajemen “tukang cukur” dimana semua kebutuhan
masjid hanya diurus oleh segelintir orang; ketua, bendahara, sekretaris dan
seksi kebersihan saja. Sementara seksi-seksi lain hanya sekedar nama.
Pengadministrasian
Sampai saat ini masih banyak masjid yang belum menjalankan sistem
administrasi secara baik dan benar. Kegiatan yang dilaksanakan di masjid
tersebut berlalu begitu saja tanpa ada catatan dan dokumentasi.
Administrasi kemesjidan akan memberi manfaat banyak diantaranya:
1. Diketahuinya secara pasti pekerjaan dan keadaan yang sudah
berjalan, sehingga memudahkan membuat kegiatan lanjutan
2. Dengan administrasi yang baik dapat diadakan evaluasi, apakah telah
mencapai kemajuan atau belum
3. Dengan pelaksanaan administrasi, pihak lain seperti pemerintah atau
orang luar pada umumnya akan melihat sebagai suatu tanda adanya
keterbukaan dan kemajuan kegiatan di masjid tersebut
4. Suatu administrasi kemasjidan yang baik, akan memudahkan
pencatatan sejarah masjid yang dapat ditelusuri dan dapat dijadikan
contoh atau bahan studi pada saat diperlukan.
Dari serangkaian manfaat di atas kiranya sudah jelas bagi pengurus
masjid untuk segera memulai, membenahi dan menata administrasi
kemasjidan seperti : Administrasi Jama’ah, Surat menyurat, Jurnal Masjid
dan Administrasi Khatib.
Keuangan
Salah satu pendukung utama bagi berhasilnya program dan aktifitas
masjid adalah berhasilnya pembinaan keuangan masjid, diantaranya meliputi
pengadaan uang, pembelanjaan yang tepat dan administrasi keuangan yang
baik. Hal ini dapat menumbuhkan kepercayaan jama’ah pada pengurus
masjid, dan akan mengundang orang lebih senang beramal. Uang masjid
adalah uang amanat, karena itu pengeluarannya harus berhati-hati
berdasarkan suatu rencana yang sungguh-sungguh dan atas dasar
kepentingan yang nyata untuk keperluan masjid.
2. Bidang Imarah
Imarah berasal dari bahasa arab yang artinya makmur, menurut istilah
adalah suatu usaha untuk memakmurkan masjid sebagai tempat ibadah,
pembinaan umat dan peningkatan kesejahteraan jama’ah. Allah berfirman
dalam surat At-taubah ayat 18
Artinya : “Hanyalah yang memakmurkan masjid- masjid Allah dan hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
mendapat petunjuk”. (At-taubah : 18.
Dalam bidang imarah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
:dalam hal peribadatan; meliputi perlu diperhatikan tertibnya pelaksanaan
ibadah Shalat fardlu, Shalat jum’at, Mu’adzin, Imam, Khatib dan Pembinaan
Jama’ah. Selain itu juga digiatkan majlis ta’lim, Remaja Masjid, pengelolaan
Perpustakaan Masjid dan perayaan hari-hari besar Islam (PHBI)
3. Bidang Ri’ayah
Ri’ayah masjid adalah memelihara masjid dari segi bangunan,
keindahan dan kebersihan. Dengan adanya pembinaan ri’ayah masjid akan
nampak bersih, cerah dan indah, sehingga dapat memberikan daya tarik,
rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memasuki dan
beribadah di dalamnya. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 125:
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim
dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”.
Dalam bidang ri’ayah yang perlu diperhatikan : (1) Arsitektur dan
desain; meliputi: perawatan Ruang Utama Masjid, Ruang Wudhu dan Ruang
Penunjang (Untuk kegiatan pendidikan, Musyawah dll). (2) Pemeliharaan
Peralatan dan Fasilitas; Meliputi: Tikar Shalat, Peralatan elektronik, Lemari
perpustakaan, Rak sepatu/sandal dan Papan pengumuman; (3) Pemeliharaan
Halaman dan Lingkungan, meliputi: Kebersihan, Pemagaran, Penyediaan
tempat parkir dan Pembuatan taman masjid.
Penutup
Kesimpulan dari materi manajemen masjid yakni nahwa sebagai pengurus
harus mengerti tentang manajemen masjid, sehingga masjid mampu berperan dan
berfungsi sebagaimana mestinya. Pengelolaan masjid tentunya meliputi bidangbidang yang bersumber pada Idarah, Imarah dan Ri'ayah.
Pengalaman serta wawasan tentang kegiatan kepemudaan dalam pembinaan
manajemen masjid oleh Dikmental Kota Administrasi Jakarta Selatan ini diharapkan
dapat dijadikan pedoman kami selaku pengurus masjid dalam pengelolaan kegiatan
kemasjidan. Melalui pemantapan manajemen masjid ini diharapkan masjid-masjid
yang ada di Kelurahan Rawa Barat dapat difungsikan seoptimal mungkin, sehingga
jama’ah akan merasa tenang dan nyaman dalam melakukan ibadah kepada Allah.
Semoga bermanfaat. Amin.
Selain materi pengelolaan remaja masjid, terdapat materi tentang narkotika
yang disampaikan oleh pihak BNN Badan Narkotika Nasional serta pemberian
motivasi dari Ust Fauzan selaku pemilik Rumah Motivasi Indonesia. Kami sebagai
remaja masjid Nurul Iman berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak/Ibu
Lurah yang telah mempercayakan kami mewakili kelurahan Rawa Barat dalam
kegiatan Pembinaan Kepemudaan dan Remaja Masjid Kota Jakarta Selatan.
Pemateri
dari BNN
Pemateri Ust Fauzan
dari Rumah Motivasi
Pemateri Ust Fauzan
dari Rumah Motivasi
Pembinaan Kepemudaan Dan Remaja Masjid
Tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan
Oleh
Eka Fadhiel Ibrahim
Remaja Masjid Jami’ Nurul Iman Kelurahan Rawa Barat
Jakarta Selatan
Pendahuluan
Syukur Alhamdulillah, Rahmat dan Karunia-Nya masih dilimpahkan
kepada kita, sehingga kita Masih diperkenankan berkumpul dalam rangka
upaya memakmurkan Masjid Allah SWT di dalam kegiatan pembinaan
kepemudaan dan remaja masjid tingkat kota Administrasi Jakarta Selatan.
Shalawat dan Salam senantiasa kita sanjungkan untuk Rasulullah
Muhammad SAW.
Mengelola masjid adalah kewajiban kita umat Islam, sehingga kita harus
mampu mengaturnya agar masjid benar-benar berfungsi sebagaimana
mestinya. Sebagai seorang yang diamanati mengelola masjid, maka kita
dituntut memiliki ilmu manajemen kemasjidan agar kegiatan di masjid
menjadi teratur dan tertib tidak sekedar sebagai lambang kemegahan saja.
Allah berfirman :
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan
golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang
yang sabar"
Umat Islam dewasa ini masih saja memandang bahwa membangun
masjid adalah ibadah, mendapat pahala yang besar hari akhir, namun tidak
menyertainya dengan pemahaman bahwa memakmurkan masjid adalah juga
berpahala besar. Sehingga masyarakat Muslim sementara berlomba-lomba
membangun masjid dengan megahnya akan tetapi tidak memiliki kemauan
dan kemampuan untuk mengatur bagaimana memakmurkan dan
merawatnya. Karena lama tidak terawat dan diatur kegiatannya maka yang
ada sekarang adalah masjid menjadi sepi dari jamaah, kumuh dan jorok.
Nuansa Islami dilingkungan masjid serasa hilang, kampung menjadi gersang
dan kehilangan cahaya Ilahi.
Jika merujuk pada masa Rasulullah, jelas berbeda dan sangat mulia
kedudukan masjid. Rasulullah menjadikan masjid sebagai sentra utama
seluruh aktivitas keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat
pembinaan dan pembentukan karakter maupun aspek-aspek lainnya
termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial
dan budaya. selain sebagai pusat kegiatan ibadah rilual juga dijadikan
tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial.
Pola pembinaan umat yang dilakukan Rasulullah yang berbasis di masjid
hingga kini diikuti oleh pengurus dan pengelola masjid di seluruh dunia,
termasuk di tanah air. Masjid difungsikan menjadi dua fungsi pusat ibadah
ritual dan pusat kegiatan umat (Islamic Center).
Pengertian Manajemen Masjid
Manajemen masjid berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan masjid.
Manajemen, berasal dari kata manage yang berarti mengurus, membimbing,
mengawasi, mengelola atau mengatur. Manajemen juga berarti proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan masjid berasal dari kata “Sajada” yang berarti bersujud,
membungkuk, berkhidmat dan menundukkan kepala.
Sedangkan kata masjid memiliki arti dan makna tempat bersujud.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen masjid berarti
proses atau usaha untuk mencapai kemakmuran masjid secara ideal yang
dilakukan oleh pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya
melalui berbagai aktivitas yang positif.
Manajemen Masjid juga merupakan upaya memanfaatkan faktor-faktor
manajemen dalam menciptakan kegiatan masjid yang lebih terarah dan
diperlukan pendekatan sistem manajemen, yaitu planning, organizing,
actuating, dan controlling. Ismail Raji Al Faruqi pernah menegaskan bahwa
masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, tetapi
memiliki beragam fungsi. Menurut pakar kebudayaan Islam asal Palestina itu,
sejak zaman Nabi Muhammad Saw. masjid tidak hanya berfungsi hanya
sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf. Masjid
Nabawi juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan,
markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai
pusat perdagangan.
Menurut Dewan Masjid Indonesia bahwa masjid harus berfungsi sebagai
Pusat Ibadah, Pusat Pembinaan Umat dan Pusat Persatuan Umat. Sebagai
Pusat Ibadah, tentunya seluruh kaum muslimin berkewajiban melakukan
seluruh rangkaian kegiatan ibadah berpusat di masjid, baik ibadah yang
bersifat individual maupun secara jamaah. Dengan memusatkan seluruh
kegiatan di masjid maka semakin nampak semarak Agama Islam dimuka
bumi ini, tidak suram dan tertutup oleh gemerlapnya dunia dan kemajuan
umat lain.
Sebagai Pusat Pembinaan Umat maka dimasjid tentunya terselenggara
berbagai kegiatan yang menghimpun dan memberdayakan jamaah,
sehingga para jamaah merasa gandrung untuk datang kemasjid karena
berusaha memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan hidupnya di dunia ini
maupun kebutuhannya nanti di alam akhirat. Sebagai Pusat Persatuan Umat
tentunya kita memandang bahwa dengan kita datang ke masjid disamping
memenuhi kebutuhan kita dan ibadah tentu kita akan mendapat manfaat
yang lain yaitu bersilaturrahim dengan teman-teman kita. Dengan demikian
hilanglah rasa perseteruan, perselisihan dan konflik diantara kita.
Ruang Lingkup Manajemen Masjid
Dalam pengaplikasiannya, manajemen masjid mempunyai cakupancakupan/ lingkup yang sangat luas dan penulis membaginya dalam 3
cakupan bidang yaitu: Bidang Idarah, Imarah dan Riayah. Berikut
penjelasannya:
1. Bidang Idarah
Masjid bukanlah milik pribadi, akan tetapi milik bersama yang harus
diurus secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik. Untuk inilah
perlu adanya pengelolaan (Idarah). Idarah ialah kegiatan mengembangkan
dan mengatur kerjasama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal
ini lebih terpokus pada perencanaan, pengorganisasian, pengadministrasian,
keuangan dan pengawasan.
Perencanaan
Pengurus masjid dalam jabatan apapun hendaknya memiliki keahlian
memimpin (Leadership), agar lebih mudah merencanakan suatu kegiatan.
Tanpa ada keahlian dalam memimpin dan melaksanakan kegiatan tanpa
perencanaan maka akan memperoleh hasil yang kurang memadai bahkan
bisa menjadi gagal.
Pengorganisasian
Seiring perkembangan zaman, mengurus masjid pun harus dengan
manajemen yang baik dan tata administrasi yang rapi. Salah satu cirinya
adalah adanya struktur kepengurusan yang lengkap dan disesuaikan dengan
kebutuhan masjid.
Semua sistem manajemen, termasuk kemasjidan, harus ditopang
dengan kesungguhan hati dan pikiran para pengurus masjid itu sendiri. Tapi
masalahnya, sebagaimana dalam organisasi lain, ada beberapa person yang
kurang atau bahkan tidak memahami tugas dan wewenangnya. Akibatnya,
yang terjadi adalah manajemen “tukang cukur” dimana semua kebutuhan
masjid hanya diurus oleh segelintir orang; ketua, bendahara, sekretaris dan
seksi kebersihan saja. Sementara seksi-seksi lain hanya sekedar nama.
Pengadministrasian
Sampai saat ini masih banyak masjid yang belum menjalankan sistem
administrasi secara baik dan benar. Kegiatan yang dilaksanakan di masjid
tersebut berlalu begitu saja tanpa ada catatan dan dokumentasi.
Administrasi kemesjidan akan memberi manfaat banyak diantaranya:
1. Diketahuinya secara pasti pekerjaan dan keadaan yang sudah
berjalan, sehingga memudahkan membuat kegiatan lanjutan
2. Dengan administrasi yang baik dapat diadakan evaluasi, apakah telah
mencapai kemajuan atau belum
3. Dengan pelaksanaan administrasi, pihak lain seperti pemerintah atau
orang luar pada umumnya akan melihat sebagai suatu tanda adanya
keterbukaan dan kemajuan kegiatan di masjid tersebut
4. Suatu administrasi kemasjidan yang baik, akan memudahkan
pencatatan sejarah masjid yang dapat ditelusuri dan dapat dijadikan
contoh atau bahan studi pada saat diperlukan.
Dari serangkaian manfaat di atas kiranya sudah jelas bagi pengurus
masjid untuk segera memulai, membenahi dan menata administrasi
kemasjidan seperti : Administrasi Jama’ah, Surat menyurat, Jurnal Masjid
dan Administrasi Khatib.
Keuangan
Salah satu pendukung utama bagi berhasilnya program dan aktifitas
masjid adalah berhasilnya pembinaan keuangan masjid, diantaranya meliputi
pengadaan uang, pembelanjaan yang tepat dan administrasi keuangan yang
baik. Hal ini dapat menumbuhkan kepercayaan jama’ah pada pengurus
masjid, dan akan mengundang orang lebih senang beramal. Uang masjid
adalah uang amanat, karena itu pengeluarannya harus berhati-hati
berdasarkan suatu rencana yang sungguh-sungguh dan atas dasar
kepentingan yang nyata untuk keperluan masjid.
2. Bidang Imarah
Imarah berasal dari bahasa arab yang artinya makmur, menurut istilah
adalah suatu usaha untuk memakmurkan masjid sebagai tempat ibadah,
pembinaan umat dan peningkatan kesejahteraan jama’ah. Allah berfirman
dalam surat At-taubah ayat 18
Artinya : “Hanyalah yang memakmurkan masjid- masjid Allah dan hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
mendapat petunjuk”. (At-taubah : 18.
Dalam bidang imarah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
:dalam hal peribadatan; meliputi perlu diperhatikan tertibnya pelaksanaan
ibadah Shalat fardlu, Shalat jum’at, Mu’adzin, Imam, Khatib dan Pembinaan
Jama’ah. Selain itu juga digiatkan majlis ta’lim, Remaja Masjid, pengelolaan
Perpustakaan Masjid dan perayaan hari-hari besar Islam (PHBI)
3. Bidang Ri’ayah
Ri’ayah masjid adalah memelihara masjid dari segi bangunan,
keindahan dan kebersihan. Dengan adanya pembinaan ri’ayah masjid akan
nampak bersih, cerah dan indah, sehingga dapat memberikan daya tarik,
rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memasuki dan
beribadah di dalamnya. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 125:
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim
dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”.
Dalam bidang ri’ayah yang perlu diperhatikan : (1) Arsitektur dan
desain; meliputi: perawatan Ruang Utama Masjid, Ruang Wudhu dan Ruang
Penunjang (Untuk kegiatan pendidikan, Musyawah dll). (2) Pemeliharaan
Peralatan dan Fasilitas; Meliputi: Tikar Shalat, Peralatan elektronik, Lemari
perpustakaan, Rak sepatu/sandal dan Papan pengumuman; (3) Pemeliharaan
Halaman dan Lingkungan, meliputi: Kebersihan, Pemagaran, Penyediaan
tempat parkir dan Pembuatan taman masjid.
Penutup
Kesimpulan dari materi manajemen masjid yakni nahwa sebagai pengurus
harus mengerti tentang manajemen masjid, sehingga masjid mampu berperan dan
berfungsi sebagaimana mestinya. Pengelolaan masjid tentunya meliputi bidangbidang yang bersumber pada Idarah, Imarah dan Ri'ayah.
Pengalaman serta wawasan tentang kegiatan kepemudaan dalam pembinaan
manajemen masjid oleh Dikmental Kota Administrasi Jakarta Selatan ini diharapkan
dapat dijadikan pedoman kami selaku pengurus masjid dalam pengelolaan kegiatan
kemasjidan. Melalui pemantapan manajemen masjid ini diharapkan masjid-masjid
yang ada di Kelurahan Rawa Barat dapat difungsikan seoptimal mungkin, sehingga
jama’ah akan merasa tenang dan nyaman dalam melakukan ibadah kepada Allah.
Semoga bermanfaat. Amin.
Selain materi pengelolaan remaja masjid, terdapat materi tentang narkotika
yang disampaikan oleh pihak BNN Badan Narkotika Nasional serta pemberian
motivasi dari Ust Fauzan selaku pemilik Rumah Motivasi Indonesia. Kami sebagai
remaja masjid Nurul Iman berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak/Ibu
Lurah yang telah mempercayakan kami mewakili kelurahan Rawa Barat dalam
kegiatan Pembinaan Kepemudaan dan Remaja Masjid Kota Jakarta Selatan.
Pemateri
dari BNN
Pemateri Ust Fauzan
dari Rumah Motivasi
Pemateri Ust Fauzan
dari Rumah Motivasi