Pertumbuhan Ekonomi Masa Pemerintahan Jo

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA
DOSEN PEMBIMBING : BAPAK YUSAK FARCHAN

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Untuk memenuhi tugas Perekonomian Indonesia yang di berikan oleh Bapak Yusak
Farchan selaku pembimbing.
2. Rumusan Masalah
• Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
• Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
• Kondisi Makro Ekonomi Selama Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
• Pertumbuhan Ekonomi Selama Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
• dan mahasiswa dituntut untuk mengerti apa saja yang berhubungan dengan Pertumbuhan
Ekonomi.
3. Tujuan
Mengetahui pengertian atau definisi dari Pertumbuhan Ekonomi. Selain itu, untuk
mengetahui Kekurangan, kegagalan dan pencapaian perekonomian pada masa
pemerintahan Jokowi-JK tersebut. Agar setiap mahasiswa dapat mengerti hal-hal yang
berhubungan Perekonomian.
4. Metode
Mencari bahan dari internet

Mencari informasi melalui media cetak , maupun berita di televisi

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi banyak dikemukakan oleh para ahli diantaranya
sebagai berikut :
a. Werner Sombart (1863-1947)
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi
tiga tingkatan:
1. Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen
sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa
pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
 Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
 Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen

 Belum ada pertukaran barang dan jasa
2. Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan
tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang
sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan
pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum
didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling
memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciriciri sebagai berikut:
 Meningkatnya kebutuhan manusia
 Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
 Timbulnya pertukaran barang dan jasa
 Pertukaran belum didasari profit motive
3. Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan
usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang
dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya,
tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis
menjadi empat masa sebagai berikut:
Tingkat prakapitalis, Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

 Kehidupan masyarakat masih statis
 Bersifat kekeluargaan
 Bertumpu pada sektor pertanian

 Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
 Hidup secara berkelompok
b. Friedrich List (1789-1846)
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi
empat tahap sebagai berikut:
 Masa berburu dan pengembaraan
 Masa beternak dan bertani
 Masa bertani dan kerajinan
 Masa kerajinan, industri, perdagangan
c. Karl Butcher (1847-1930)
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi
empat tingkatan sebagai berikut:
 Masa rumah tangga tertutup
 Rumah tangga kota
 Rumah tangga bangsa
 Rumah tangga dunia

B. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi
oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana
sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur
di daerah-daerah.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong
adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak

kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses

pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,
ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal
juga dapat meningkatkan produktivitas
Dari pengertian serta faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, mari bersama kita
telusuri bagaimana pertumbuhan Ekonomi Negara Indonesia pada tahun pertama
pemerintahan Presiden Jako Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK)kini telah memasuki usia setahun.

Sejak dilantik sebagai Presiden ke-7 dan Wakil Presiden ke-12 Republik Indonesia pada
20 Oktober 2014, duet Jokowi-JK terus menciptakan berbagai terobosan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Jajaran menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja pun terus didorong
melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, bermartabat,
dan berprestasi. Sebagai kementerian non teknis yang bertugas membantu Presiden
dalam menyelaraskan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan
pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang
perekonomian, Kemenko Perekonomian menghadapi tantangan yang tidak ringan sejak
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilantik pada 20 Oktober 2014.
Tantangan itu terutama datang sebagai dampak dari lesunya perekonomian global.
Ini bisa dilihat dari perkembangan ekonomi global hingga semester I 2015 yang masih
memperlihatkan kecenderungan pertumbuhan yang bias ke bawah dari perkiraan semula
dan pasar keuangan global yang masih diliputi ketidakpastian. Kecenderungan bias ke
bawah tersebut terutama disebabkan oleh perkiraan ekonomi AS yang tidak setinggi
perkiraan semula dan ekonomi Tiongkok yang masih melambat. Di pasar keuangan
global, ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di AS, gejolak di Uni
Eropa, serta anjloknya harga saham di Tiongkok menunjukkan risiko di pasar keuangan
global masih tinggi.
C. Kondisi Makro Ekonomi Selama Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Sebagai dampak perkembangan ekonomi global tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia
hingga triwulan II 2015 masih melambat, yakni sebesar 4,67% (yoy), menurun
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,72% (yoy). Pertumbuhan ekonomi
pada triwulan II 2015 yang masih melambat ini terutama akibat melemahnya
pertumbuhan investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi rumah tangga.

Dari sisi eksternal, ekspor tumbuh terbatas seiring dengan pemulihan ekonomi global
yang belum kuat dan harga komoditas yang masih menurun. Di sisi lain, pertumbuhan
impor terkontraksi lebih dalam sejalan dengan lemahnya permintaan domestik.
Perkembangan Neraca Perdagangan Indonesia pada semester I 2015 mencatat surplus,
terutama ditopang oleh surplus neraca nonmigas. Surplus neraca perdagangan tersebut
mendorong perbaikan defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2015 yang lebih baik dari
prakiraan sebelumnya yaitu 2,5% dari PDB, dan lebih baik dari periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 3,9% dari PDB.
Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, terutama dipengaruhi faktor eksternal. Pada Juli
2015, rupiah melemah ke level Rp 13.311 per dolar AS dari sebelumnya di kisaran Rp
12.025 pada hari pertama pemerintahan Jokowi-JK. Angka ini bahkan terus merosot
hingga hampir mencapai Rp 14.800 pada bulan September 2015. Beruntung, kondisi
ekonomi global dan kerja keras pemerintahan Jokowi-Jk berhasil memperkokoh nilai
rupiah kembali ke kisaran Rp 13.500 pada pertengahan bulan Oktober 2015.

Sejalan dengan pergerakan rupiah, perkembangan harga saham juga mengalami tekanan.
Pada awal November 2014 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat sebesar Rp
5.085,51 merosot menjadi Rp 4.120,5 di akhir September 2015 akibat derasnya arus
modal asing yang keluar dari Bursa Efek Indonesia. Tapi rangkaian Paket Kebijakan
Ekonomi pemerintah yang diterbitkan sejak 9 September 2015 telah membawa persepsi
positif kepada investor pasar modal, sehingga IHSG naik kembali menjadi Rp 4.591,91
pada 19 Oktober 2015.
Sebagai akibat kebijakan penyesuaian harga BBM pada bulan November 2014, inflasi
melonjak menjadi 8,36 % (yoy) pada akhir tahun 2014. Melalui kebijakan pengendalian
harga pangan dan harga barang yang diatur oleh pemerintah, tingkat inflasi secara
bertahap menurun. Pada bulan September 2015 inflasi menjadi 6,83% (yoy) atau 2,24%
(ytd). Dengan pengendalian inflasi yang ketat hingga di tingkat Pemerintah Daerah,
maka inflasi diperkirakan di kisaran 4%pada akhir tahun 2015. Penurunan inflasi
sebagian disebabkan melemahnya daya beli masyarakat akibat perlambatan pertumbuhan
ekonomi khususnya di wilayah pertambangan dan perkebunan.
Perekonomian diperkirakan mulai meningkat pada triwulan III dan berlanjut pada
triwulan IV 2015. Peningkatan tersebut didukung oleh akselerasi belanja pemerintah
dengan realisasi proyek-proyek infrastruktur yang semakin meningkat. Hal ini sejalan
dengan berbagai upaya khusus yang dilakukan pemerintah untuk mendorong percepatan
realisasi belanja modal, termasuk dengan menyiapkan perangkat aturan yang diperlukan.

Sementara itu, konsumsi juga diperkirakan membaik, seiring dengan ekspektasi
pendapatan yang meningkat dan penyelenggaraan Pilkada serentak pada triwulan IV
2015.

D. Pertumbuhan Ekonomi Selama Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
Paket Kebijakan Ekonomi
Terhadap dinamika ekonomi (politik) global yang sedang terjadi, kapasitas kita memang
terbatas. Karena itu yang bisa dilakukan adalah melakukan pembenahan dari dalam.
Membenahi berbagai regulasi sebagai bagian dari wilayah otoritas dan tanggung jawab
pemerintah untuk mendorong mesin ekonomi bergerak kembali.
Ibarat mesin mobil, sudah waktunya kita melakukan overhaul: mengganti dan
membuang spare parts lama yang aus, rusak, atau yang performanaya tak bagus lagi. Dan
menggantinya dengan komponen baru yang segar dan sesuai kebutuhan serta pelumas
yang berkualitas agar mesin bisa bergerak lebih cepat dan lincah, bahkan ketika berada
pada medan yang sulit.
Maka kalau kita perhatikan, Paket Kebijakan Ekonomi yang dikeluarkan sejak 9
September 2015, berupaya untuk menyentuh berbagai aspek. Tujuannya untuk menangkal
perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan domestik dengan
cara memperbaiki struktur ekonomi yang lebih kondusif bagi berkembangnya industri,
kepastian berusaha di bidang perburuhan, kemudahan investasi, memangkas berbagai

perizinan serta memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan kredit perbankan.
Berbagai upaya deregulasi yang tertuang dalam Paket Kebijakan Ekonomi ini membuat
kepercayaan pasar mulai membaik. Ini terlihat dari pergerakan nilai tukar yang semakin
stabil, meminimalisasi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan iklim ekonomi (kegiatan
berusaha) yang lebih kondusif.
Pemerintah juga berupaya agar penyerapan anggaran bisa ditingkatkan. Kalau pada
semester I tahun 2015, penyerapan anggaran baru mencapai Rp 436,1 triliun atau 33,1
persen dari pagu Rp 1.319,5 triliun, maka pada bulan September 2015, penyerapan
anggaran sudah di atas 60 persen. Menurut Menteri keuangan, hingga akhir tahun
pemerintah optimistik penyerapan anggaran bisa mencapai 94-95 persen.
Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perbaikan
ekonomi antara lain:
Di bidang perdagangan, pemerintah telah meluncurkan Indonesia National Single
Window (INSW) yang diperbarui, sehingga siapa pun dapat memantau keluar-masuk
barang ekspor-impor melalui satu sistem. Dengan demikian akurasi data dan informasi
kepabeanan dapat dipertanggung-jawabkan dengan transparan atau dapat diakses oleh
semua pihak yang berkepentingan.
Semua perizinan, dokumen, data, dan informasi lain yang diperlukan dalam pelayanan
dan pengawasan kegiatan ekspor impor dan distribusi kini sudah harus dilakukan melalui
Indonesia Nasional Single Window (INSW). Melalui INSW, tidak akan ada lagi proses

birokrasi yang dilakukan secara manual dan tatap muka yang selama ini menjadi

hambatan kelancaran arus barang, bahkan membuat distorsi yang membebani daya saing
industri dan melemahkan daya beli konsumen.
Menurut Menko Perekonomian Darmin Nasution, INSW adalah wujud nyata pelayanan
birokrasi modern yang dalam waktu singkat dapat melaksanakan kebijakan deregulasi dan
debirokratisasi yang diumumkan Presiden pada tanggal 9 September 2015. Portal ini
mengintegrasikan semua pelayanan perizinan ekspor/impor secara elektronik pada 15
Kementerian/Lembaga yang meliputi 18 Unit Perizinan.
“INSW merupakan salah satu bentuk fasilitasi perdagangan yang saat ini memegang
peran kunci, tidak saja dalam mendukung kelancaran perdagangan intra ASEAN
dan cross border trade Indonesia dengan negara lain, tetapi juga sebagai bentuk reformasi
birokrasi dalam pelayanan publik untuk kegiatan ekspor/impor, kepabeanan, dan
kepelabuhanan,” ujar Darmin.
Dengan pelayanan perizinan dan non perizinan melalui sistem elektronik, INSW
diharapkan dapat meningkatkan kepastian usaha dan efisiensi dalam kegiatan ekspor,
kebutuhan industri dan investasi, serta mengoptimalkan penerimaan negara dari kegiatan
perdagangan internasional.
Di bidang energi, pemerintah telah menurunkan harga solar sebesar Rp 200 pada Oktober
2015 ini. Selain itu, pemerintah juga mendorong nelayan untuk beralih dari penggunaan
bahan bakar solar menjadi bahan bakar gas. Pemerintah juga memberi diskon tarif listrik
bagi industri antara jam 23.00-08.00 WIB.
Di bidang perbankan, pemerintah memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat,
terutama golongan kelas menengah-bawah untuk mendapatkan akses ke sistem perbankan
melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, yakni 12 persen. Tak
cuma itu, melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk mendukung
UKM yang berorientasi ekspor atau yang terlibat dalam produksi untuk produk ekspor,
pemerintah juga memberikan fasilitas pinjaman atau kredit modal kerja dengan tingkat
bunga yang lebih rendah dari tingkat bunga komersial. Fasilitas ini terutama diberikan
kepada perusahaan padat karya dan rawan PHK.
Untuk menarik investor, terobosan kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah
memberikan layanan cepat dalam bentuk pemberian izin investasi dalam waktu 3 jam di
Kawasan Industri. Dengan mengantongi izin tersebut, investor sudah bisa langsung
melakukan kegiatan investasi. Kriteria untuk mendapatkan layanan cepat investasi ini
adalah mereka yang memiliki rencana investasi minimal Rp 100 miliar dan atau rencana
penyerapan tenaga kerja Indonesia di atas 1,000 (seribu) orang.
Di bidang fiskal, pemerintah menyediakan fasilitas pengurangan pajak penghasilan (PPh)
badan mulai dari 10 hingga 100 persen untuk jangka waktu 5-10 tahun (tax holiday).
Persyaratan penerima tax holiday adalah wajib pajak baru yang berstatus badan hukum,

membangun industri pionir dengan rencana investasi minimal Rp 1 triliun, rasio utang
terhadap ekuitas (debt equity ratio) 1:4, serta mengendapkan dana di perbankan nasional
minimal 10 persen dari total rencana investasi hingga realisasi proyek.
Yang disebut industri pionir meliputi industri logam hulu, pengilangan minyak bumi,
kimia dasar organik, industri permesinan, industri pengolahan berbasis pertanian,
kehutanan dan perikanan, industri telekomunikasi, informasi dan komunikasi, transportasi
kelautan, industri pengolahan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan infrastruktur.
Insentif fiskal lainnya yang ditawarkan pemerintah adalah pengurangan penghasilan netto
sebesar 5 persen setahun selama enam tahun sebagai dasar pengenaan PPh badan (tax
allowance). Fasilitas ini berbeda dengan tax holiday karena tidak mengurangi tarif PPh
badan sebesar 25 persen, tetapi mengurangi penghasilan kena pajak maksimal 30 persen
selama enam tahun. Tax allowance juga memperhitungkan penyusutan dan amortisasi
yang dipercepat, pemberian tambahan jangka waktu kompensasi kerugian, serta
mengurangi 10 persen tarif PPh atas dividen yang dibayarkan kepada wajib pajak di luar
negeri.
Pada sektor perburuhan, kebijakan untuk menerapkan formula pada penghitungan Upah
Minimum juga disambut baik karena memberikan kepastian, baik kepada pengusaha
maupun buruh, tentang kenaikan upah yang bakal diterima buruh setiap tahun dengan
besaran yang terukur.
Beberapa contoh deregulasi yang telah dilakukan itu menunjukkan konsistensi
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai upaya
penyederhanaan peraturan dan perizinan, kemudahan berinvestasi, serta mendorong daya
saing industri. Pada saat yang sama, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan
kegiatan produktif dan daya beli masyarakat melalui berbagai kebijakan yang pro rakyat.
Bersama-sama BI dan Otoritas jasa Keuangan, pemerintah bekerja dan hadir untuk
memulihkan kepercayaan pasar.
Kementerian Koordinator Perekonomian sendiri sudah mengalami pergantian pimpinan
selama masa satu tahun pemerintahan Jokowi-JK. Darmin Nasution baru menjabat
sebagai Menko Bidang Perekonomian pada 12 Agustus 2015 menggantikan Sofyan Djalil
yang bergeser posisi menjadi Menteri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Kepala Bappenas.
Berikut adalah sejumlah prestasi dan capaian yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK
selama setahun, seperti yang Sekretariat Kabinet tuangkan melalui akun Twitter:

Transformasi fundamental ekonomi Indonesia:

Proyek mangkrak yang diresmikan dan diuraikan oleh Jokowi:

Proyek-proyek jalan tol mangkrak yang diuraikan:

Peningkatan pelayanan publik dalam bidang investasi:

Meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid 1, 2, 3, dan 4:

Perkembangan ekonomi Indonesia:

Sikap tegas pemerintah terhadap aturan kelautan dan narkoba:

Kebijakan deregulasi terhadap 134 peraturan di Lembaga/Kementerian Negara:
Pembangunan Infrastruktur :

Pengembangan listrik nasional pada 2015:

Pembangunan infrastruktur:

Swasembada pangan:

KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Dari pengertian serta faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, mari bersama kita
telusuri bagaimana pertumbuhan Ekonomi Negara Indonesia pada tahun pertama
pemerintahan Presiden Jako Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK)kini telah memasuki usia setahun.
Sejak dilantik sebagai Presiden ke-7 dan Wakil Presiden ke-12 Republik Indonesia pada
20 Oktober 2014, duet Jokowi-JK terus menciptakan berbagai terobosan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Data diatas merupakan sebuah capaian dan kerja keras yang telah dilakukan oleh Jokowi
dan JK selama setahun, melihat kinerja yang begitu besar yang telah diberikan oleh
Jokowi dan JK kami masih berpikir bahwa pemerintahan ini masih belum bisa diukur
meskipun capaian yang telah dilakukan sudah banyak yang berhasil tapi, setahun adalah
waktu yang terlampau singkat untuk bisa mengukur bahwa pertumbuhan perekonomian
masa Jokowi –JK berhasil, masih butuh beberapa waktu untuk mengatakan pemerintahan
berhasil.
Tapi, jika mesti melakukan pengukuran, katakanlah menilai apakah setahun terakhir
Jokowi-JK bekerja dengan baik, tentu Jokowi – JK telah bekerja dengan sangat baik. Tapi
indikator apa yang kita sepakati untuk digunakan? Bagaimana cara mengukurnya dan
dengan apa kita mengukurnya?