Teknik Tata Sunting Surat Kabar

Teknik Tata Sunting Surat Kabar

Prinsip-Prinsip Editing

Prinsip-Prinsip Editing








DI balik sebuah tulisan yang enak dibaca terdapat
editor (redaktur) yang hebat. “No writer can work
without a good editor”( Gorney dalam “Best
Newspaper Writing 1980”)
Editor adalah orang yang bekerja di belakang layar.
Dia menyeleksi dan memperbaiki naskah sebelum
dipublikasikan.
Editor adalah hatinurani media, menyelaraskan

sebuah naskah dengan visi, misi, dan rubrikasi
media.
Secara teknis, ia tegas dalam penggunaan huruf
besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda
baca, ejaan,  tata bahasa, pemilihan jenis huruf








Editing adalah pekerjaan intelektual dan teknis.
Intelektual karena ia membutuhkan wawasan
memadai untuk validasi fakta dalam sebuah naskah.
Teknis karena ia membutuhkan kecermatan dalam
pilihan kata, kalimat, dan tanda baca.
Dengan intelektualitas dan kemampuan teknis, editor
menjadikan sebuah naskah menjadi hebat, layak siar,

layak muat, enak dibaca, serta mudah dicerna
pembaca.
Editing efektif membutuhkan intelijensia, empati,
feksibilitas, kepercayaan diri, kemauan untuk
bereksperimen, ketajaman, ketelitian, kesabaran,
guna membantu penulis dalam mencapai tujuannya.






Tugas editor  editing: mengedit, menyunting
(proses penentuan, seleksi, dan perbaikan
(koreksi) naskah yang akan dimuat atau
dipublikasikan). 
Di media massa, editing adalah tugas redaktur.
Dalam proses penulisan naskah berita, editing
merupakan bagian dari aktivitas pengolahan
hasil liputan (news processing) setelah melewati

tahap news planning (perencanaan berita), news
gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan
news writing (penulisan bahan-bahan berita
menjadi sebuah tulisan berita).



PROSES EDITING
 PENYUNTINGAN SECARA REDAKSIONAL Editor memeriksa

tiap kata dan kalimat agar logis, mudah dipahami, dan tidak
rancu (benar ejaan, punya arti, dan enak dibaca).
 PENYUNTINGAN SECARA SUBSTANSIAL  Editor
memperhatikan dat dan fakta agar tetap akurat dan benar.
Isi tulisan mudah dimengerti. Sistematika harus tetap
terjaga.


 MENYUNTING BUKAN SEKADAR MEMOTONG TULISAN
AGAR PAS DENGAN SPACE, TAPI JUGA MEMBUAT

TULISAN YANG ENAK DIBACA DAN MENARIK, DAN
TIDAK MEMPUNYAI KESALAHAN FAKTUAL







TUJUAN EDITING
Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet
agar lebih lancar dan komunikatif,
Menjaga agar isi naskah dapat
dipertanggungjawabkan, sesuai  dengan  visi
dan misi redaksi, serta menarik perhatian
pembaca/audience.
Menyesuaikan naskah dengan gaya media
bersangkutan, standar bahasa serta
kelayakan naik cetak (fit to porint) atau
kelayakan siar (fit to boroadcatt).


TEKNIS
 Mencari  kesalahan-kesalahan  faktual  dan 
memperbaikinya, di antaranya kekeliruan salah tulis
tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa,
nama tempat, alamat, dan sebagainya.
 Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tandatanda baca.
 Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar
dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, 
tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.
 Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai
dengan ruang yang tersedia, termasuk membuang
atau memotong (cutting) paragraf yang tidak penting.








Mengganti kata atau istilah yang tidak
memenuhi prinsip ekonomi kata.
Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan
tipograf, seperti anak judul (subjudul), di mana
diperlukan.
Menulis  atau  menentukan judul dan lead 
atau  teras  berita  jika dipandang perlu.
Di beberapa suratkabar, editing juga termasuk
menulis caption  (keterangan gambar) untuk
foto dan pekerjaan lain yang berhubungan
dengan cerita yang disunting itu.

NON-TEKNIS
 Memperhatikan apakah naskah berita sudah
memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria layak
muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.
 Meneliti apakah naskah berita sudah menaati
doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta asas
keberimbangan (cover both side). Jika belum,
tugaskan kembali reporter untuk memenuhinya.

 Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau
penilaian wartawan lebih menonjol daripada fakta
hasil liputan.
 Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam
sebuah naskah.
 Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti

Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup,
dan gaya hidup para pembaca utama korannya, dan
menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.
 Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa
merusak cara penulisnya menyatakan pendapatnya.
Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh
cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang
apa yang berusa dikatakan oleh si penulis.
 Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita. Dengan
demikian, editing tidaklah semata-mata memotong (cutting)
naskah agar sesuai atau pas dengan kolom yang tersedia, akan
tetapi juga membuat naskah enak dibaca, menarik, dan tidak
mengandung kesalahan faktual. Ia mengubah redaksional

naskah tanpa mengubah makna atau substansinya. Jika perlu,
editor melakukan penulisan ulang (rewriting).












KELENGKAPAN EDITOR
Style Book –buku pedoman gaya bahasa
khas media tempat editor bekerja.
Kamus Bahasa.
Kamus singkatan (akronim).
Peta.

Buku biograf tentang tokoh-tokoh ternama.
Ensiklopedi.
Buku telefon.
Buku atau koleksi ucapan atau pepatah
terkenal.

Bahasa Jurnalistik
Fungsi  bahasa komunikasi massa  harus jelas dan
mudah dibaca dengan tingkat ukuran intelektual
minimal.
 Menurut JS Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki
sifat khas:


 Singkat: menghindari penjelasan yang panjang dan bertele






tele.
Padat: singkat, mampu menyampaikan informasi yang lengkap.
Prinsip 5 W 1H, buang kata-kata mubazir, ekonomi kata.
Sederhana: memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan
kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat
yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak
berlebihan pengungkapannya (bombastis)
Lugas: mampu menyampaikan pengertian/makna informasi
secara langsung, menghindari bahasa yang berbunga-bunga .
Menarik: menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh,











Bahasa Jurnalistik: kesadaran terbatasnya ruangan dan
waktu  menghendaki kemampuan komunikasi cepat dalam
ruangan serta waktu yang relatif terbatas.
Bahasa jurnalistik yang efsien: lebih hemat dan lebih jelas.
Asas hemat dan jelas ini penting buat setiap reporter dan
editor.
HEMAT: Penghematan diarahkan ke penghematan ruangan
dan waktu. Ini bisa dilakukan di dua lapisan: (1) unsur kata
(2) unsur kalimat
Penghematan Unsur Kata
1a) Beberapa kata Indonesia sebenarnya bisa dihemat tanpa
mengorbankan tatabahasa dan jelasnya arti. Misalnya:


agar supaya ................. agar, supaya
akan tetapi ................. tapi
apabila ................. bila
sehingga ................. hingga
meskipun ................. meski



1b) Kata daripada atau dari pada juga sering bisa disingkat
jadi dari.







Misalnya: ''Keadaan lebih baik dari pada zaman sebelum perang'', menjadi
''Keadaan lebih baik sebelum perang''. Tapi mungkin masih janggal
mengatakan: ''Dari hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang''.

1c) Ejaan yang salahkaprah justru bisa diperbaiki dengan
menghemat huruf. Misalnya: sjah > Sah; khawatir > Kuatir;
akhli > Ahli; tammat > Tamat; progressive > progresif;
effektif > Efektif
Patokan: EYD!
1d) Beberapa kata mempunyai sinonim yang lebih pendek.
Misalnya:
kemudian = lalu; makin = kian; terkejut = kaget; sangat =
amat; demikian = begitu; sekarang = kini


Catatan: Dua kata yang bersamaan arti belum tentu bersamaan efek,
sebab bahasa bukan hanya soal perasaan. Dalam soal memilih sinonim
yang telah pendek memang perlu ada kelonggaran, dengan




Penghematan Unsur Kalimat/ penghematan melalui
struktur kalimat.
2a) Pemakaian kata yang sebenarnya tak perlu, di awal
kalimat:




2b) Pemakaian apakah atau apa (mungkin pengaruh bahasa
daerah) yang sebenarnya bisa ditiadakan:




- ''Adalah merupakan kenyataan, bahwa percaturan politik internasional
berubah-ubah setiap zaman'‚. (Bisa disingkat: ''Merupakan kenyataan,
bahwa ................'').
- ''Apa yang dinyatakan Wijoyo Nitisastro sudah jelas'‚. (Bisa disingkat:
''Yang dinyatakan Wijoyo Nitisastro...........'').

- ''Apakah Indonesia akan terus tergantung pada bantuan luar negeri''?
(Bisa disingkat: ''Akan terus tergantungkah Indonesia.....'').
- Baik kita lihat, apa(kah) dia di rumah atau tidak'‚. (Bisa disingkat: ''Baik
kita lihat, dia di rumah atau tidak'').

2c) Pemakaian dari sebagai terjemahan of (Inggris) dalam
hubungan milik yang sebenarnya bisa ditiadakan; Juga
daripada.



2d) Pemakaian untuk sebagai terjemahan to (Inggris) yang
sebenarnya bisa ditiadakan:





- ''Uni Soviet cenderung untuk mengakui hak-hak India''.
(Bisa disingkat: ''Uni Soviet cenderung mengakui............'').
- ''Pendirian semacam itu mudah untuk dipahami''.
(Bisa disingkat: ''Pendirian semacam itu mudah dipahami'').
- ''GINSI dan Pemerintah bersetuju untuk memperbaruhi prosedur
barang-barang modal''.
(Bisa disingkat: ''GINSI dan Pemerintah bersetuju memperbaruhi.......'').

Catatan: Dalam kalimat: ''Mereka setuju untuk tidak
setuju'', kata untuk demi kejelasan dipertahankan.
2e) Pemakaian adalah sebagai terjemahan is atau are
(Inggris) tak selamanya perlu:


- ''Kera adalah binatang pemamah biak''.
(Bisa disingkat ''Kera binatang pemamah biak'').



2f) Pembubuhan akan, telah, sedang sebagai penunjuk
waktu sebenarnya bisa dihapuskan, kalau ada keterangan
waktu:




- ''Presiden besok akan meninjau pabrik ban Good year''.
(Bisa disingkat: ''Presiden besok meninjau pabrik.........'').
- ''Tadi telah dikatakan ........''
(Bisa disingkat: ''Tadi dikatakan.'').
- ''Kini Clay sedang sibuk mempersiapkan diri''.
(Bisa disingkat: ''Kini Clay mempersiapkan diri'').

2g) Pembubuhan bahwa sering bisa ditiadakan:
- ‘’Gubernur membantah desas-desus yang mengatakan bahwa ia akan
diganti''.
- ''Tidak diragukan lagi bahwa ialah orangnya yang tepat''. (Bisa
disingkat: ''Tak diragukan lagi, ialah orangnya yang tepat''.).
 Catatan: Sebagai ganti bahwa ditaruhkan koma, atau pembuka (:), bila
perlu.




2h) Yang, sebagai penghubung kata benda dengan kata
sifat, kadang-kadang juga bisa ditiadakan dalam konteks
kalimat tertentu:



2i) Pembentukan kata benda (ke + ..... + an atau pe + ........ +
an) yang berasal dari kata kerja atau kata sifat, kadang,
kadang, meski tak selamanya, menambah beban kalimat dgn
kata yg sebenarnya tak perlu:




- ''Tanggul kali Citanduy kemarin mengalami kebobolan'‚.  ''Tanggul kali
Citanduy kemarin bobol'').
- ''PN Sandang menderita kerugian Rp 3 juta'‚.  ''PN Sandang rugi Rp 3
juta'').
- ''Ia telah tiga kali melakukan penipuan terhadap saya‚‘  ''Ia telah tiga kali
menipu saya'').
- Ditandaskannya sekali lagi bahwa DPP kini sedang memikirkan langkahlangkah untuk mengadakan peremajaan dalam tubuh partai'‚. 
''Ditandaskannya sekali lagi, DPP sedang memikirkan langkah-langkah
meremajakan tubuh partai'').

2j) Penggunaan dimana, kalau tak hati-hati, juga bisa tak tepat
& boros. Dimana sebagai kataganti penanya yang berfungsi
sebagai kataganti relatif muncul dlm bahasa Indonesia akibat
pengaruh bahasa Barat.


Misalnya: ''Rumah dimana saya diam'', yang berasal dari ''The house where I




Pemakaian Kata, Kalimat dan Alinea
Bahasa jurnalistik mengikuti kaidah bahasa Indonesia baku.
Namun pemakaian bahasa jurnalistik lebih menekankan
pada daya kekomunikatifannya.



Pemakaian kata-kata yang bernas.
 Kata merupakan modal dasar dalam menulis. Semakin
banyak kosakata yang dikuasai seseorang, semakin
banyak pula gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya.
 Dalam penggunaan kata, ada dua persoalan: ketepatan
dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan mempersoalkan
apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepattepatnya, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang
berlainan antara penulis dan pembaca. Sedangkan
kesesuaian mempersoalkan pemakaian kata yang tidak



Penggunaan kalimat efektif.
 Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian

dan penerimaan itu berlangsung sempurna. Kalimat efektif mampu
membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar lengkap
dalam pikiran si pembaca, persis apa yang ditulis. Keefektifan
kalimat ditunjang antara lain oleh keteraturan struktur atau pola
kalimat. Selain polanya harus benar, kalimat itu harus pula
mempunyai tenaga yang menarik.


Penggunaan alinea/paragraf yang kompak.
 Alinea merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih

tinggi atau lebih luas dari kalimat. Setidaknya dalam satu alinea
terdapat satu gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas.
Pembuatan alinea bertujuan memudahkan pengertian dan
pemahaman dengan memisahkan suatu tema dari tema yang lain.