BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Perjanjian Antara Karyawan Dengan Ptpn Iv Perkebunan Pabatu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kehidupan manusia merupakan kelangsungan hidup yang

  berkaitan dengan kebutuhan hidup yang layak. Melihat tuntutan untuk hidup yang layak tersebut manusia berupaya dan berdaya cipta untuk memenuhinya. Wujud nyata yang dapat dilihat adalah bahwa manusia akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan bekerja tersebut manusia terikat maupun tidak

   terikat dengan pihak lainya maupun dengan lingkungan pekerjaannya.

  Bentuk kerja maupun pekerjaan yang ada yaitu dapat berupa bekerja secara individual maupun secara kolektif. Bekerja secara individual dalam artian bahwa dalam menjalankan pekerjaannya tidak terikat oleh kondisi diluar dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan menjalankan pekerjaan secara kolektif berarti bahwa dalam dirinya terdapat ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sebagai seorang warga negara yang melakukan pekerjaan tentunya mempunyai hak yang sama dalam hukum maupun menikmati manfaat secara ekonomis. Dimana negara menjamin kepada warga negaranya untuk dapat berusaha dan mendapatkan penghidupan yang layak. Salah satu hal yang menjadi tujuan dan menjadi kewajiban negara adalah memberikan penghidupan yang layak bagi warga negaranya. Hal tersebut berarti bahwa negara

  2 diakses Selasa, 3 Februari 2015 pukul 15:13 akan memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menikmati dan

   merasakan kemakmuran bagi hidupnya.

  Dalam sebuah pekerjaan tercipta adanya hubungan kerja, hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja atau buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Dengan demikian jelaslah bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja

  

antara pengusaha dan pekerja atau buruh.

  Menurut Pasal 1601 a KUHPerdata, Perjanjian Kerja merupakan suatu perjanjian dimana pihak kesatu (siburuh), mengikatkan dirinya untuk dibawah perintah pihak yang lain, si majikan untuk suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah. Perjanjian Kerja juga diartikan sebagai perjanjian antara pekerja atau buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Perjanjian kerja tidak mensyaratkan bentuk tertentu, bisa dibuat secara tertulis yang ditandatangani kedua pihak atau dilakukan secara lisan. Dalam hal perjanjian kerja dibuat secara tertulis, maka harus dibuat sesuai peraturan perundangan yang berlaku, misalnya perjanjian yang mengatur perjanjian kerja waktu tertentu, antar kerja antar daerah, antar kerja antar negara, dan perjanjian kerja dilaut. Biaya yang diperlukan dalam

   pembuatan perjanjian kerja menjadi tanggung jawab pengusaha.

  Manfaat dari suatu penjanjian adalah sebagai berikut:

  3 4 ibid Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta, Sinar Grafika, 2014, hal.36 5 Maimun, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Jakarta, PT. Pradnya Paramitha, 2007, hal.41-43 a. Surat perjanjian dapat memberikan batasan yang jelas antara hak dan kewajiban untuk kedua belah pihak. Kedua belah pihak harus melaksanakan hak dan kewajibanya seperti tercantum dalam surat perjanjian yang telah dibuat.

  b. Karena kedua belah pihak tahu hak dan kewajibanya, maka kedua belah pihak akan merasa tenang dan nyaman.

  c. Surat perjanjian juga bisa di jadikan bahan referensi apabila ada masalah yang timbul di kemudian hari. Untuk itu di dalam surat perjanjian biasanya juga di

   sebutkan cara dan dimana apabila terjadi perselisihan di kemudian hari.

  Sebagai bagian dari perjanjian pada umumnya, maka perjanjian kerja harus memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Ketentuan ini juga tertuang dalam Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa perjanjian

  

  kerja dibuat atas dasar:

  1. Kesepakatan kedua belah pihak;

  2. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;

  3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan;

  4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundangan yang berlaku.

  Unsur pertama dan kedua merupakan syarat subjektif dari sahnya suatu perjanjian kerja yaitu syarat yang berkaitan dengan subjek perjanjian. Apabila 6

   diakses Kamis, 26 Februari 2015 pukul 20:50 7 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers, 2012, hal.67 syarat subjektif tidak terpenuhi, maka dapat dimintakan pembatalan oleh pihak yang merasa dirugikan (vernietigbaar). Pekerja atau buruh dan pengusaha dalam suatu perjanjian kerja harus mempunyai kemauan yang bebas untuk mengikatkan diri dalam perjanjian kerja. Kemauan yang bebas untuk membuat kesepakatan dianggap tidak ada apabila dalam pembuatan perjanjian kerja terdapat unsur paksaan, kekhilafan, dan penipuan. Unsur kedua adalah kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum baik bagi pekerja atau buruh maupun pengusaha. Pada dasarnya setiap orang adalah mampu dan cakap melakukan perbuatan hukum kecuali oleh undang-undang ditentukan lain. Bagi pekerja atau buruh anak yang oleh undang-undang dinyatakan belum cakap melakukan perbuatan hukum, maka yang menandatangani perjanjian kerja adalah orang tua atau walinya. Unsur ketiga dan keempat dalam perjanjian kerja, yaitu adanya pekerjaan yang diperjanjikan dimana pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan syarat objektif dari sahnya suatu perjanjian kerja yaitu syarat yang berkaitan dengan objek perjanjian. Apabila syarat objektif ini tidak dipenuhi, maka perjanjian kerja tersebut sudah batal demi hukum yang artinya dari semula perjanjian kerja tersebut sudah batal dan oleh hukum dianggap tidak pernah ada (nietigbaar). Hakim Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial karena jabatannya berwenang mengucapkan pembatalan tersebut meskipun tidak diminta

   atau dituntut oleh salah satu pihak.

  Adanya pekerjaan yang diperjanjikan merupakan hal pokok atau esensial dari perjanjian kerja. Pasal 54 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang 8 Maimun, Op.Cit., hal.42 Ketenagakerjaan mensyaratkan bahwa jabatan atau jenis pekerjaan dan tempat pekerjaan harus dicantumkan dalam perjanjian kerja. Pekerjaan yang diperjanjikan tersebut harus dikerjakan sendiri oleh pekerja atau buruh dan tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain tanpa seizin pengusaha. Pekerjaan yang dilakukan pekerja atau buruh bersifat sangat pribadi karena menyangkut pengetahuan, keahlian, dan keterampilan kerja. Oleh sebab itu jika pekerja atau buruh

   meninggal dunia maka perjanjian kerja putus demi hukum.

  Bahwa sesungguhnya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, menuntut partisipasi dan peran aktif Direksi dan Karyawan dalam upaya menuju perbaikan taraf hidup bangsa khususnya Karyawan melalui peningkatan produksi dan produktivitas kerja. Untuk dapat meningkatkan produktivitas dan hubungan yang harmonis, dinamis dan berkeadilan antara Direksi dan Karyawan, sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan makna Hubungan Industrial, maka PT. Perkebunan Nusantara IV, dalam lingkup BUMN Perkebunan memandang perlu menyusun suatu perjanjian yang dibentuk dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang rumusnya memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban antara Direksi dan Karyawan. Menyadari pentingnya suatu rumusan PKB yang merupakan pedoman kerja sama antara pekerja dan perusahaan dimana PKB akan membantu kedua belah pihak menyelesaikan masalah atau perselisihan dalam kerja maka Perusahaan dan Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SP.BUN) perlu menetapkan PKB dalam Mewujudkan Hubungan Industrial. Sehingga Direksi dan Karyawan secara bersama bertanggung jawab untuk kelancaraan proses produksi 9

  ibid serta kepastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan kesejahteraan karyawan serta keluarganya. Baik Perusahaan maupun Serikat pekerja bertanggung jawab atas terlaksananya hak dan kewajiban yang telah disepakati

   dalam Perjanjian Kerja Bersama yang telah ditetapkan didalamnya.

  Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau serikat buruh atau beberapa serikat pekerja atau serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban

  

  kedua belah pihak. Serikat pekerja atau serikat buruh yang dimaksud disini adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja atau buruh yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja atau

   buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluarganya.

  Fungsi Perjanjian Kerja Bersama adalah sarana untuk memuat dan menuangkan kesepakatan baru yang didasari atas kesepakatan antara serikat pekerja atau buruh dengan pengusaha yang disebut Lex Special artinya sebuah prodak yang tidak diatur dalam Undang-Undang maka dia akan menjadi normatif bilamana sudah disepakati dan dituangkan dalam PKB serta telah diketahui oleh Dinas yang terkait dan mengikat kedua belah pihak untuk dilaksanakan.

  10 Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT Perkebunan Nusantara IV 11 Hidayat Muharam, Hukum Ketenagakerjaan serta Pelaksanaannya di Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hal.85 12 Maimun, Op.Cit., hal.27

  Tujuan dari pembuatan Perjanjian Kerja Bersama adalah untuk mempertegas dan memperjelas hak-hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha, memperteguh dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis dalam perusahaan, menetapkan secara bersama syarat-syarat kerja keadaan industrial yang harmonis dan atau hubungan ketenagakerjaan yang belum diatur dalam

   peraturan perundang–undangan.

  Manfaat dari Perjanjian Kerja Bersama:

  1. Baik pekerja maupun pengusaha akan lebih memahami tentang hak dan kewajiban masing-masing.

  2. Mengurangi timbulnya perselisihan hubungan industrial atau hubungan ketenagakerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi dan peningkatan usaha.

  3. Membantu ketenangan kerja pekerja serta mendorong semangat dan kegiatan bekerja yang lebih tekun dan rajin.

  4. Pengusaha dapat menganggarkan biaya tenaga kerja (labour cost) yang perlu

   dicadangkan atau disesuaikan dengan masa berlakunya PKB.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian-uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  

diakses Kamis, 26 Februari 2015 pukul 21:00 14 ibid

  1. Bagaimana Mekanisme Pelaksanaan Perjanjian Kerja antara Serikat Pekerja dengan PTPN IV?

  2. Bagaimana Tanggungjawab Para Pihak dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit pada PTPN IV Perkebunan Pabatu ?

  3. Apa yang menjadi Hambatan dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit pada PTPN IV Perkebunan Pabatu ?

  4. Bagaimana Penyelesaian Sengketa yang terjadi pada Pelaksanaan Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Kelapa Sawit pada PTPN

  IV Perkebunan Pabatu?

C. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan penulisan dalam Skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui prosedur dan pelaksanaan Perjanjian Kerja terhadap Pemenuhan Hasil Produksi pada PTPN IV Perkebunan Pabatu.

  2. Untuk mengetahui tanggungjawab para pihak terhadap Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi pada PTPN IV Perkebunan Pabatu.

  3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja terhadap Pemenuhan Hasil Produksi pada PTPN IV Perkebunan Pabatu.

  4. Untuk mengetahui sengketa yang terjadi dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja.

  D. Manfaat Penulisan

  Manfaat di dalam penulisan skripsi ini antara lain:

  1. Dari segi teoritis Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum pada umumnya, serta untuk mengetahui secara konkrit sejauh mana pelaksanaan Perjanjian Kerja terhadap Pemenuhan Hasil Produksi pada PTPN IV Perkebunan Pabatu.

  2. Dari segi praktis Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, masyarakat, pembuat kebijakan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan bidang ilmu hukum khususnya dalam pelaksanaan perjanjian kerja terhadap pemenuhan hasil produksi pada PTPN IV Perkebunan Pabatu.

  E. Keaslian Penulisan

  Skripsi ini berjudul “Tanggung Jawab Para Pihak dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Perjanjian antara Karyawan dengan PTPN IV Perkebunan Pabatu)”, judul skripsi ini telah melalui tahap pemeriksaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Cabang Fakultas Hukum USU atau Pusat Dokumentasi dan Informasi Fakultas Hukum USU pada tanggal 31 januari 2015. Kalaupun terdapat judul yang hampir sama dengan judul ini, akan tetapi substansi pembahasannya berbeda. Dan skripsi ini juga merupakan hasil karya penelitian sendiri sehingga secara substansi dapat dipertanggung jawabkan.

  Pengambilan atau pengutipan karya orang lain dilakukan dengan menyebutkan sumbernya seperti yang tercantum dalam Daftar Kepustakaan.

F. Metode Penelitian

  Untuk memperoleh kebenaran yang dapat dipercaya keabsahannya, suatu penelitian harus menggunakan suatu metode yang tepat dengan tujuan yang hendak dicapai sebelumnya. Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang mempelajari, menganalisa, dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya.

  Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya, serta dilakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.

  Berdasarkan uraian di atas, penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian di dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif yang didukung dengan studi lapangan. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan-bahan hukum tersebut disusun secara sistematis, dikaji kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti.

  2. Sifat Penelitian Penelitian di dalam skripsi ini bersifat deskriptif, yang menyajikan, menggambarkan dan memaparkan mengenai gejala-gejala dan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat.

  3. Jenis dan Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder (secondarydata), yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang mencakup berbagai buku, peraturan perundang-undangan, bahan-bahan kepustakaan lain serta internet yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti serta didukung oleh data yang diperoleh dari studi lapangan di PTPN IV Perkebunan Pabatu. Adapun sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu:

  a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat, yang terdiri dari kaedah dasar. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti: buku-buku hasil karangan ilmiah dari kalangan-kalangan hukum, doktrin atau pendapat para sarjana serta hal-hal yang berkaitan dengan pokok bahasan skripsi ini.

  c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk ataupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti: kamus hukum,dan sebagainya.

  d. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam mengkaji permasalahan skripsi ini adalah melalui studi kepustakaan atau studi dokumen, yaitu suatu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis, serta didukung dengan data yang diperoleh melalui studi lapangan yaitu dengan cara melakukan penelitian pada PTPN IV Pabatu melalui pengamatan dan wawancara. Adapun penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengkaji bahan pustaka atau studi dokumen dengan cara mengunjungi perpustakaan, membaca, dan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan, mengakses internet untuk mengumpulkan data dan sebagai penunjang bahan penelitian.

  e. Analisis Data Dalam suatu penelitian analisis data merupakan suatu tahap yang sangat penting, dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif. Kemudian data yang diperoleh disusun secara sistematis sehingga didapat gambaran yang komprehensif. Selanjutnya ditarik satu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berasal dari studi kepustakaan dan didukung dengan studi lapangan sehingga diperoleh penelitian yang bersifat deskriptif.

G. Sistematika Penulisan

  Penulisan dalam skripsi ini merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan satu sama lainnya untuk dapat memudahkan dalam penyelesaiannya sehingga merupakan satu kesatuan yang sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Bagian pendahuluan menjelaskan secara singkat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN KERJA Dalam bab ini diuraikan tentang pengaturan hukum perjanjian, syarat sahnya perjanjian, hapusnya suatu perjanjian, pengertian perjanjian kerja, serta bentuk-bentuk perjanjian kerja.

  BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA ANTARA KARYAWAN DENGAN PERUSAHAAN

  Dalam bab ini dibahas hal-hal yang menguatkan topik permasalahan dalam skripsi ini yaitu Deskripsi Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit PTPN IV Pabatu.

  BAB IV : TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJA PEMENUHAN HASIL PRODUKSI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT ANTARA KARYAWAN DENGAN PTPN IV PERKEBUNAN PABATU Bab ini menyajikan data yang diperoleh melalui hasil penelitian/studi lapangan yang berisikan tentang Mekanisme pelaksanaan perjanjian kerja antara serikat pekerja dengan PTPN

  IV, Tanggungjawab para pihak dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit PTPN IV Pabatu, Hambatan Pelaksanaan Perjanjian Kerja dalam Pemenuhan Hasil Produksi Kelapa Sawit, serta Penyelesaian sengketa Pelaksanaan perjanjian kerja pemenuhan hasil produksi kelapa sawit pada PTPN

  IV perkebunan pabatu.

  BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran sesuai dengan topik penelitian yang dikaji dalam skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Perjanjian Antara Karyawan Dengan Ptpn Iv Perkebunan Pabatu)

1 48 96

Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Leasing Kenderaan Bermotor (Studi pada PT. Astra Credit Company Medan)

12 106 96

Aspek Hukum Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (Studi Pada Perjanjian Kerja Pt. Perkebunan Nusantara Iv Bah Jambi Dengan Tenaga Kerja Tetap)

0 59 113

Aspek Hukum Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 (Studi Pada Perjanjian Kerja pt. Perkebunan Nusantara iv bah Jambi Dengan Tenaga Kerja Tetap)

0 49 114

Kedudukan Dan Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Hukum Perjanjian Keagenan (Kajian Pada Perjanjian Keagenan Cat Ici Indonesia Di Medan)

3 49 113

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Pt Indo Acidatama

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Pasal 1338 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (Pacta Sunt Servanda) Dalam Perjanjian Antara Dokter Dengan Pasien

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Perjanjian Pelayanan Kesehatan Pasien Kurang Mampu Antara Pihak Rumah Sakit Umum Dengan Pasien

0 0 12

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Akibat Hukum Akuisisi Terhadap Perjanjian Tenaga Kerja

0 0 20

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA A. Pengaturan Hukum Perjanjian - Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Pemenuhan Hasil Produksi Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Perjanjian Antara Karyawan Dengan Ptpn Iv Perkebunan Pabatu)

0 0 28