MAKALAH TENTANG SALMONELLA TYPHI (1)

MAKALAH TENTANG SALMONELLA ‘’TYPHI’’

NAMA : MUHAMMAD ASHAB FADLAN
Nim : AK816044
SEMESTER :IV
KELAS: A

YAYASAN BORNEO LESTARI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI BANJARBARU
2018

Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “salmonella typhi” ini, saya susun untuk memenuhi tugas Penulis juga
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik itu dari segi
penulisan, bahasa, maupun kosa kata yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapar berguna bagi kita semua umumnya dan terlebih bagi kami
penulis khususnya.


Banjarbaru,12 april 2018

m.ashab fadlan

DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................
Daftar isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
B.

Rumusan Masalah..................................................................................... 3

C.

Tujuan........................................................................................................ 4

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi......................................................................................................
B.

Sifat Bakteri Salmonella Typhi................................................................. 5

C.

Struktur Antigen........................................................................................

5

6

D. Faktor Virulensi......................................................................................... 7
E.

Epidemiologi............................................................................................. 7

F.


Penularan................................................................................................... 8

G. Cara Pemeriksaan Laboratorium............................................................... 9
H. Pengobatan................................................................................................ 11
I.

Pencegahan................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B.

Saran.......................................................................................................... 14

Daftar Pustaka....................................................................................................... 15

i

BAB I
PENDAHULUAN


A.

Latar Belakang

Di seluruh dunia, demam typhus mempengaruhi sekitar 17 juta orang per tahun, menyebabkan
hampir 600.000 kematian. Agen penyebabnya, Salmonella typhi enterica (disebut sebagai
Salmonella typhi dari sekarang), adalah parasit obligat yang tidak memiliki reservoir alami yang
dikenal di luar manusia. Sedikit yang diketahui tentang sejarah munculnya infeksi almonella typhi
manusia, namun diperkirakan telah menyebabkan kematian tokoh terkenal seperti penulis Inggris
dan penyair Rudyard Kipling, penemu pesawat, Wilbur Wright, dan Kekaisaran Yunani Alexander
Agung. Epidemi tercatat paling awal terjadi di Jamestown, VA mana diperkirakan bahwa 6.000 orang
meninggal karena demam tipus di awal abad ke-17. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan
negara-negara maju, tetapi selalu menimbulkan risiko munculnya.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat/batang yang
menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak
bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli
patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya
pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi. Habitat
Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman

terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kumanSalmonella dan carrier adalah sumber
infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini
masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak
mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel
feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x 0.5-0.8
mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·

Kelas

:Psilopsida.

·

Ordo

:Psilotales.


·

Family

:Psilotaceae.

·

Genus

:Salmonella.

·

Species

:salmonella typhi.

Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan minuman
terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber

infeksi.Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini
masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak
mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel
feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif.
Salmonella typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Bakteri masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk kehati,
limfa, sumsum tulang dan empedu.
Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa menimbulkan
gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit tenggorokan, nyeri perut
dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama orang dewasa) memasuki
minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil kemerahan (rose sport) dibagian bawah
dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa perdarahan pada
saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan dalam mendiagnosa demam tifoid adalah isolasi
bakteri, uji serelogi dan uji molekuler. Uji serologi demam tifoid dengan mendeteksi antibody
spesifik terhadap komponen antigen Salmonella typhy maupun mendeteksi antigen itu sendiri.
Beberapa uji serologi yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : uji widal, uji dipstick,
tes tubex, uji enzyme-linket immunosorbent assay (ELISA).

B.

Rumusan masalah

1.

Mengetahui struktur antigen salmonella typhi.

2.

Mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.

3.

Mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.

4.

Mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.


5.

Mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.

6.

Mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.

7.

Mengetahui cara pencegahan dari pada bakteri Salmonella typhi.

C.

Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui struktur antigen salmonella typhi.


2.

Untuk mengetahui fektor virulensi pada salmonella typhi.

3.

Untuk mengetahui sifat bakteri salmonella typhi.

4.

Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulakan oleh bakteri Salmonella typhi.

5.

Untuk mengetahui cara pemeriksaan laboratorium atas bakteri Salmonella typhi.

6.

Untuk mengetahui cara pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan oleh salmonella typhi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.

Defenisi

Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk basil, gram
negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan
tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila masuk kedalam tubuh
manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan mengarah kepengembangan
tifus, atau demam enterik.
Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke
dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.
Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S. typhi memiliki keunikan
hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang
lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi
Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang
dikonsumsi.

B.

Sifat Bakteri Salmonella Typhi

Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
~

bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh

pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
~

sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi

pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
~

dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan

makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.

C.

Struktur antigen

a. Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya terdiri
dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100oC selama 2-5 jam, alcohol dan
asam yang encer.
b. Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi dan
berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60 oC, dan pemberian
alcohol atau asam.
c. Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari pagositas
dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60oC, dengan
pemberian asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
d. Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membrane plasma
dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2
bagian yaitu proteinnonporin.

D.

Faktor Virulensi

Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Spesies ini
berisi endotoksin khas dari organisme Gram negatif, serta antigen Vi yang ini diyakini akan
meningkatkan virulensi. Hal ini juga memproduksi dan mengeluarkannya protein yang dikenal
sebagai "invasin" yang memungkinkan sel-sel non-fagosit untuk mengambil bakteri, di mana ia dapat
hidup intrasel. Hal ini juga mampu menghambat meledak oksidatif leukosit, membuat respons imun
bawaan tidak efektif.
E.

Epidemiologi

Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute fecal-oral dari individu yang
terinfeksi kepada orang sehat. Kebersihan miskin pasien shedding organisme dapat menyebabkan
infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan air tercemar. Sumber yang paling umum infeksi,
bagaimanapun, adalah minum air tercemar oleh urin dan kotoran
individu yang terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000 bakteri. Demam
Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua yang paling sering dilaporkan.
Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang paling sering dicapai dengan konsumsi,
dengan pentingnya diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan, organisme berkembang biak di
usus kecil selama periode 1-3 minggu, sungsang dinding usus, dan menyebar ke sistem organ dan
jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan melakukan sedikit untuk mencegah infeksi karena
inhibisi lisis oksidatif dan kemampuan untuk tumbuh intrasel setelah pengambilan.
Transmisi Salmonella typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-oral, sering dari individu
asimtomatik. 2-5% dari individu yang terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis yang tidak
menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif gudang organisme layak mampu menginfeksi orang
lain. Sebuah contoh yang terkenal adalah "Tifus" Maria Mallon, yang adalah seorang penangan
makanan bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang, menewaskan 5. Pembawa ini
sangat menular menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya gejala
penyakit terkait.
Kerusakan yang disebabkan oleh demam tifoid adalah reversibel dan terbatas jika pengobatan
dimulai pada awal infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian kurang dari 1% di antara individuindividu diperlakukan yang memiliki strain antibiotik-rentan Salmonella typhi, membuat hasil dan
prognosis untuk pasien yang positif.

F.

Penularan

Adapun cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:
1.

melalalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.

2.

melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

3.

Melalui daging, telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak kurang matang.

4.

makana dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri salmonella

typh, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam.
Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal terhadap typhus, untuk waktu cukup lama.
Interksi ulang (reinfeksi) dapat terjadi, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Makanan penderita
dapat juga menjadi karier karena bakteri menetap dan berkembang biak dalam kandung
empedunya. Bahan yang berbahaya untuk penularan adalah feses penderita atau karier.
G.

Cara Pemeriksaan Laboratorium

Untuk keakuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan
empedu.
1.

Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di

laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih
yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.
2.

Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman

tifus. Widal positif kalau titer O (1/160) atau lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif
menggunakan metode “Tube Aglutination Test”.
Ø Reaksi Widal
salmonella typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu O antigen (somatik antigen) H antigen
(flagellar antigen) dan Vi antigen (virulensi antigen). pada reaksi aglutinasinya :
·

Aglutinasi O berbentuk butir-butir pasir yang tidak hilang bila di

·

kocok.

·

Aglutinassi H berbentuk butir-butir yang holang bila dikocok

·

Aglutinsi Vi berbentuk awan.

Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap
salmonella tyhpi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H, dan Vi
dari laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi widal posotif yang berarti serum orang
tersebut mempunyai antybody terhadap salmonella tyhpi, baik setelah vaksinasi, setelah sembuh
dari penyakit thypus ataupun sedang menderita thypus. Reaksi widal negatif artinya tidak memiliki
antybody terhadap salmonella thypi.
Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis. peninggian titer
aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer aglutinin H menunjukkan
disebabakan vaksinasi, peninggian titer aglutini Vi menunjukkan karier.

3.

Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya

kumanSalmonella typhi dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam
urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces dua
kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan
bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu
ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan memikirkan
kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam
berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
H.

Pengobatan

Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Kadang makanan
diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus,
diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga
perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus
yang mengalami perforasi.
Anti biotika yang sering digunakan:
·

Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.

·

Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.

·

Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg

trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.Ampisilin dan amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB dan
digunakan selama 2 minggu.
·

Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½ jam

perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari
I.

Pencegahan

Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan
kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang
memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).
Adapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:
1.

Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.

2.

Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.

3.

Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan kesehatannya.

4.

Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri thypus.

5.

Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.

6.

Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan/jajanan.

7.

Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.

8.

Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami tentang penyakit ini,

maka pelajar akan lebih mudah untuk menjaga diri dan lingkungannya agar selalu bersih dan sehat.
9.

Menemukan dan mengawasi pengidap kuman. Pengawasan diperlukan agar tidak lengah

terhadap kuman yang dibawa. Sebab, jika lengan, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.
10. Daya tahan tubuh ditingkatkan lagi.
11. Jangan banyak jajan di luar rumah.
12. Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya terjamin.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne
diseases).
Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Salmonella
typhibisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle
yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infeksi.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang
lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi
Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang
dikonsumsi.
B.

Saran

Adapun saran dari saya yakni :
1.

supaya kita selalu menjaga kebersihan lingkungan hidup kita agar terhindar dari kontaminasi

dengan bakteri salmonella typhi.
2.

Agar mewaspadai sejak dini pencegahan dan pengobatan penyakit typhus.

DAFTAR PUSTAKA
·

Entjang Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya Bakti : Bandung.

·

Arif Mansyur. 2007. “Semiloka Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid Salmonella”,Makassar.

·

Brooks, Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2005. “Mikrobiologi Kedokteran Edisi Pertama”,

Salemba Medica : Jakarta.
·

Nugraha Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid”, Fakultas Kedokteran Universitas Riau.