Laporan Praktikum Agroklimatologi Klasif Id

LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI

Oleh:
Ambar Liati
NIM A1H012018

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTASPERTANIAN
PURWOKWRTO
2013

LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI

PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM/CUACA

Oleh:
Ambar Liati
NIM A1H012018


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTASPERTANIAN
PURWOKWRTO
2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita merasakan apakah udara itu panas atau dingin, angin itu bertiup atau
tidak, hujan atau tidak dan sebagainya. Kita melihat apakah langit berawan atau
cerah, hujan turun daun-daunan ditiup angin. Semua komponen-komponen cuaca
tersebut adalah dirasakan dan diketahui sejak dahulu kala, akan tetapi apa yang
dirasakan dan dilihat oleh masing-masing orang sangatlah berlainan.
Seseorang merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali
akan tetapi orang lain hanya merasakan panas biasa saja. Jadi apa yang dirasakan
dan dilihat oleh indera adalah sangat subjektif.

Untuk menghilangkan


subjektivitas ini kemudian digunakan alat-alat pengamatan (instrumen).
Meteorologi ilmiah (scientific meteorology) telah berkembang sejak
ditemukannya termometer oleh Galileo (1593), barometer oleh Toricelli (1643)
sistem penghubung yang cepat. Ini adalah tonggak pertama dalam perkembangan
pertanian meteorologi.

Masih banyak lagi yang harus di lakukan untuk

menyempurnakan peralatan baik dalam prinsip dan mekanismenya maupun dalam
ketelitian alat-alat pengamatan masing-masing komponen cuaca.
Pengukuran unsure iklim/cuaca sangatlah penting dalam bidang pertanian.
Melalui pengukuran kita dapat memperoleh data unsure iklim/cuaca diantaranya
yaitu curah hujan (jumlah dan intensitas hujan), evaporasi (permukaan tanah dan
tanaman), radiasi matahari (lama penyinaran dan intensitas penyinaran matahari),
kelembaban, suhu, dan angin (arah dan kecepatan angin). Karena beragamnya
unsur iklum/cuaca maka beragam pula alt ukur yang digunakan. Untuk melakukan
pengukuran perlu adanya stasiun klimatologi dengan kelengkapan dan telah
memenuhi standar.
Menurut WMO (World Meteorology Organization) dalam penempatan

stasiun klimatologi pertanian diutamakan distasiun percobaan agronomi,
hortikurtura, peternakan, hidrologi, lembaga penelitian tanah, kebun raya ataupun

cagar alam serta daerah yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian
terhadap produksi pertanian.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikun ini adalah untuk :
1. Melatih mahasiswa agar mengetahui cara kerja peralatan ukur unsur iklim/
cuaca.
2. Melatih mahasiswa agar mengetahui cara pengamatan unsur iklim/cuaca.
3. Melatih mahasiswa agarmengetahui tata letak dan pemasangan peralatan
unsur iklim/cuaca.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk
keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau

ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di
atmosfer.
Stasiun Meteorologi alat merupakan suatu tempat, dimana didalamnya
mengadakan pengamatan yang continue terhadap keadaan lingkingan, baik itu
berhubungan dengan iklim maupu dengan cuaca. Suatu stasiun meteorologi
biasanya mengadakan pengamatan kondisi iklim selama sepuluh tahun berturutturut, segingga akan diperoleh gambaran umum tentang rerata keadaan iklim di
suatu tempat atau wilayah tertentu. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang
akurat, maka dibutuhkan beberapa persyaratan tertentu. Yang pertama adalah
penempatan lokasi stasiun meteorologi harus mewakili keadaan suatu lahan atau
wilayah yang luas. Yang kedua adalah masing-masing alat harus dapat
memberikan hasil atau data yang absah (tepat dan akurat), tidak mudah rusak,
mudah penggunaannya erta perawatannya. Dan yang terakhir atau yang ketiga
adalah pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.
Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di
muka bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Unsur utama cuaca dan
iklim meliputi suhu udara, kelembapan udara, curah hujan, tekanan udara, angin,
intensitas cahaya matahari serta unsur iklim lainnya. Faktor yang mempengaruhi
unsur iklim sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di
tempat lain disebut dengan kendali iklim. Iklim membatasi pertumbuhan tanaman

di muka bumi, pada umumnya tanaman dan ternak mempunyai kondisi iklim
optimumnya masing-masing, namun perlu juga memperhatikan faktor lain, seperti
tanah, penyakit, dan fasilitas transfortasi yang dapat mrngubah keseraasian suatu
daerah untuk jenis khusus pertanian dan peternakan.

Pengukuran dan pencatatan tentang iklim/cuaca yang penting dalam
pertanian antara lain : curah hujan (jumlah dan intensitas hujan), evaporasi
(permukaan tanah dan tanaman), radiasi matahari (lama penyinaran dan
intemnsitas penyinaran matahari), kelembaban suhu atau temperatur (udara dan
tanah), dan angin (arah dan kecepatan angin). Untuk hal itu dalam stasiun
pengamatan atau pengukuran iklim/cuaca bagi pertanian lazimnya mempunyai
perlengkapan seperti berikut : shelter (kotak stevenson), termometer suhu
maksimum

dan

minimum,

termometer


bola

basah

dan

bola

kering,

termohigrograf, penakar hujan (ombrometer), anemometer, evaporimeter,
solarimeter, sunshine duration record dan termometer tanah.
Menurut WMO (World Meteorology Organization) dalam penempatan
stasiun klimatologi pertanian diutamakan di stasiun

percobaan Agronomi,

Hortikultura, Peternakan, Kehutanan, hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun
raya ataupun cagar alam serta daerah yang perubahan cuacanya sering
menyebabkan kerugian terhadap produksi pertanian.

Penempatan stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin memenuhi
syarat antara lain :
1.

Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau
tanaman yang rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.

2.

Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)

3.

Tempatnya pada tanah yang datar.

4.

Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.

5.


Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan
pengamatan. Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang
dapat dipercaya.
Ada berbagai macam alat pengukur iklim/cuaca,seperti:

1. Alat pengukur lama penyinaran dan intensitas penyinaran matahari
a. Macam alat
1.

Pengukur lama penyinaran
matahari : sunshine duration tipe Campbell Stokes dan tipe Jordan.

2.

Pengukuran

intensitas

penyinaran matahari : solarimeter, Pyroheliometer tipe Bimetal

Actinograph.
b. Pemasangan alat
1. Alat dipasang pada bagian beton yang kuat dengan bagian atas yang rata.
2. Arah utara-selatan dari alat sesuai dengan arah utara-selatan tempat
pemasangan.
3. Alat dipasang condong ke katulistiwa(miringnya dengan vertikal
tergantung letak lintang).
4. Tutup kotak selalu menghadap ke katulistiwa.
c. Pengamatan
1. Pengamatan/penggantian kertas pita sehari sekali pada jam 18.00.
2. Noda hitam pias pada kertas pias diukur panjangnya.
3. Lama penyinaran dinyatakan dalam persen (%) yaitu hasil perbandingan
panjang noda hitam dengan panjang siang hari dikalikan 100%.
2. Alat pengukur suhu/temperatur udara dan tanah
a. Macam alat : Termometer biasa (alkohol dan raksa), termometer maksimum
dan minimum, thermometer tanah dan termohigrograf.
b. Pemasangan alat
1. Alat dipasang pada rumah kaca kayu (shelter setinggi 1,5 m)
2 . Alat dipasang vertikal dengan bola dibawah (untuk termometer biasa),
dipasang mendatar (untuk termometer maksimum dan minimum) pada

statif.
c. Pengamatan
1. Termometer biasa diamati setiap jam 07.00 ; 12.00 ; 18.00 demikian juga
termometer tanah.
2. Termometer maksimum dan minimum diamati tiap jam 07.00
3. Alat pengukur tekanan udara dan kecepatan angin
a. Macam alat : Barometer ( air raksa dan arenoid), Barograph, Anemometer
( hand dan cup), Anemograph, Windvane, dan kantong udara.
b. Pemasangan alat

1. Barometer dipasang didalam shalter bersama alat lain.
2. Hand anemometer dipasang pada ketinggian 1m, 2m, dan 8m (demikian
pula windvane dan kantong udara)
3. Pemasangan pada tempat terbuka, jarak benda terdekat minimiu 10 kali
dari tinggi benda tersebut.
c. Pengamatan
1. Tiap jam 07.00 dibaca pada alat pencatat(bentuk seperti speedometer
pada motor)
2. Kecepatan angin per satuan waktu dihitung dengan besarnya pembacaan
kedua dikurangi pembacaan pertama dibagi dua.

4. Alat pengukur penguapan
a. Macam alat : Panci kelas A diameter panci 120 cm dan tinggi/tebal 25 cm,
panci panjang, diameter panci 20 cm,dan dikelilingi jeruji, piche
anemometer, berupa tabung gelas skala cm3 , panci Colorado.
b. Pemasangan alat
1.

Pada panci kelas A diletakan
diatas balok yang disusun diatas permukaan tanah terbuka dan panci diisi
air.

2.

Panci jepang diletakan pada
beton diatas permukaan tanah terbuka dan panci diisi air.

c. Pengamatan
1.

Pada panci kelas A ,mulamula ujung kail dipasang tepat padapermukaan air, setelah waktu tertentu
(sehari), terjadi penguapan sehingga kail tidak menempel pada
permukaan air. Kemudian dengan alat perantara pemutar bersekala kail
dikembalikan tepat menyinggung muka air. Baca alat penera kail
tersebut. Bila terjadi hujan perlu diperhitungkan tersendiri.

2.

Pembacaan dilakukan pukul
07.00

5. Alat pengukur kelembapan uadara
a. Macam alat

1.

Psikrometer.

2.

Sling

Psikrometer,

Psikrometer yang diputar dalam mengukur kelembapan suatu tempat.
3.

Higrometer, terdiri dari bahan
yang peka terhadap perubahan uap air (biasanya berupa semacam
rambut). Alat yang bisa langsung mencatat data disebut higrograf.

4.

Termohigrometer merupakan
gabungan termometer dan higrometer dalam satu alat ukur.

b.

Pemasangan alat
1.

Psikrometer terdiri dari dua
termometer yaitubola kering dan bola basah dan bola penara dibungkus
kain kasa yang dibasahi air. Psikrometer dipasang pada statif dan
dilatekan dalam ahelter Stevenson.

2.

Termohigrometer

dipasang

dan diletakan dalam shelter, dan langsung dibaca pada skala yang ada di
alat.
c. Pengamatan
1. Pengamatan dilakukan tiga kali dalam sehari yaitu pada pukul 07.00 ;
13.00 ; dan 18.00.
2. Psikrometer diamati bola basah dan bola kering. Kelembapan relatif
dilihat dalam tabel berdasarkan temperatu bola kering dan selisih bola
basah dan bola kering atau dibaca pada psikometer chart.
3.

Untuk higrograf pengamatan
sehari sekaligus dan pembacaan kelembapan relatif dapat langsung
dibaca pada grafik.

6. Alatpengukur hujan
a. Macam alat
1. Alat pengukur curah hujan biasa : Ombrometer biasa dan Ombeometer
Observatian.
2. Alat pengukur curah hujan otomatis : Tilting Bucket, Floating, Weighing
dan lain lain.

b.

Pemasangan alat
1. Alat dipasang tegak lurus dengan penyangga yang kuat.
2. Tinggi permukaan corong 1,2 m dari permukaan tanah , untuk alat
otomatis letaknya lebih rendah.

c.

Pengamatan
1. Diamati setiap jam 07.00 kran dibuk,air hujan ditakar dengan gelas ukur.
2. Luas permukaan corong 100 cm untuk observarium sehingga volum air
hujan 10 cc sama dnengan 1 mm.
3. Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada hujan dan ditulis 0,berbeda
tidak ada hujan ditulis -.
4. Alat ukur hujan otomatis diamati tergantung dari pengatur waktu dan
kertas grafik yang ada pada alat.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pulpen
b. Pensil
c. Penggaris
d. Kertas A4
e. Penghapus
2. Bahan
Bahan-bahan dari praktikum adalah replika alat pengukur unsur
iklim,diantaranya:
a.

Pos curah hujan manual

b.

Pengukur curah hujan automatic/otomatis

c.

Termometer maksimal-minimal

d.

Thermometer bola basah dan bola kering

e.

Evaporimeter piche

f.

Sangkar

g.

Anemometer
B. Prosedur Kerja

1. Mendengarkan arahan dari asisten
2. Memasuki ruang yang berisi alat-alat pengukur unsur iklim/cuaca
3. Mendengarkan penjelasan dari petugas pengelola stasiun klimatologi

4. Mancatan semua penjelasan dari petugas stasiun klimatologi.
5. Mengambil gambar (menggunakan kamera) alat-alat klimatologi.