Laporan Praktikum Dan Jaringan Hewan

BAB I
PENDAHULUAN
I.1.

Latar Belakang
Seperti halnya tumbuhan, hewan tersusun atas sel-sel. Sel-sel tersebut
bersatu membentuk jaringan-jaringan yang terdapat pada organ. Pada hewan
bersel banyak, kumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama
akan membentuk jaringan, jaringan-jaringan yang berbeda akan bergabung
membentuk organ tubuh, organ-organ tubuh akan bergabung membentuk
sistem organ tubuh, sistem organ tubuh akhirnya akan bergabung membentuk
organisme (hewan). Pada hewan tingkat tinggi (mamalia) dibedakan empat
tipe jaringan dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan saraf, dan
jaringan otot. (Diastuti, 2009)
Jaringan terbentuk dari beberapa sel hasil proses diferensiasi, kemudian
mengalami proses spesialisasi. Proses diferensiasi, yaitu proses perbanyakan
sel melalui fungsi reproduksi sel, sedangkan proses spesialisasi merupakan
proses lanjut dari diferensiasi sebagai proses perubahan bentuk dan fungsi.
Sel→ Diferensiasi → Spesialisasi
Sel-sel yang bentuk dan fungsinya sama selanjutnya akan berkelompok
menjadi satu kesatuan membentuk jaringan. (Bakhtiar, 2011)


I.2.

Tujuan
Praktikan mengenal berbagai macam jaringan yang menyusun organ
hewan.

I.3.

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 17 November
2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Djuanda Bogor.

1|Page

BAB II
TINJAU PUSTAKA
II.1. Pengertian Jaringan Hewan
Jaringan pada hewan dibedakan atas 4 jaringan utama: jaringan epitel,
jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan syaraf. Jaringan ini tidak terdapat

sebagai satuan-satuan terpisah tetapi saling berhubungan satu sama lain
membentuk organ dan sistem tubuh. (Adimiharja & Mulyaningsih, 2013)
Keempat jaringan tersebut dimiliki oleh semua hewan kecuali hewan
paling sederhana seperti Porifera. Jaringan-jaringan tersebut akan membentuk
organ yang memiliki fungsi tertentu dalam sistem organ. Berbagai sistem
organ tersebut akan membentuk individu utuh yang mampu melakukan
berbagai aktivitas. (Ferdinand & Ariebowo, 2009)
II.2. Macam-Macam Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang terikat satu sama lain.
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh
(epitelium), membatasi antarorgan (mesotelium), atau membatasi organ
dengan rongga dalam tubuh (endotelium).
Sel-sel epitelium terikat kuat satu sama lain oleh material yang
berada di antara sel-sel. Adanya ikatan yang kuat tersebut memungkinkan
jaringan epitel sebagai pelindung yang melindungi tubuh dari luka secara
mekanik, serangan mikroorganisme, dan kehilangan cairan.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi
tiga, yaitu epitel pipih, epitel batang, dan epitel kubus. (Diastuti, 2009)
2. Jaringan Ikat

Sesuai dengan namanya, jaringan ikat berfungsi sebagai pengikat,
penyokong, serta penghubung satu jaringan dengan jaringan yang lainnya.
Jaringan ikat tidak terdapat pada permukaan luar tubuh. Jaringan ikat
mengandung banyak pembuluh darah, kecuali pada tulang rawan.
Berbeda dengan sel epitel, populasi sel-sel jaringan ikat lebih jarang dan
menyebar di dalam matriks. Pada umumnya, matriks terdiri atas jaringan-

2|Page

jaringan serabut yang melekat dalam bahan dasar berupa cairan, gel, atau
solid. (Ferdinand & Ariebowo, 2009)
Matriks pada jaringan ikat memiliki jalinan yang bergantung pada
serabut yang dimilikinya. Berikut ini beberapa serabut yang menyusun
jaringan ikat, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut
retikuler. (Ferdinand & Ariebowo, 2009)
Serabut kolagen memiliki daya regang sangat tinggi dengan
elastisitas yang rendah. Serabut kolagen terbuat dari protein kolagen.
Serabut elastin memiliki elastisitas tinggi. Namun, serabut elastin daya
elastisitasnya akan semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia
seseorang. Serabut retikuler mirip dengan serabut kolagen hanya ukuran

serabutnya lebih pendek dibandingkan

dengan serabut kolagen.

(Ferdinand & Ariebowo, 2009)
Jaringan ikat dapat dikelompokkan dalam enam kelompok utama,
yaitu jaringan ikat longgar, jaringan lemak, jaringan ikat padat,
jaringan tulang rawan, jaringan tulang, dan jaringan ikat darah.
(Ferdinand & Ariebowo, 2009)
3. Jaringan Otot
Secara umum otot di dalam tubuh hewan maupun manusia dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Otot lurik (otot rangka)
Otot lurik tersusun atas sel-sel yang berbentuk silindris yang
sangat panjang, tetapi tidak mengalami percabangan. Panjang setiap
selnya bervariasi antara 3–4 cm. Otot lurik mengandung inti sel yang
banyak dan letaknya tersebar di bagian tepi sel. Miofibril-miofibril
otot lurik susunannya sejajar dengan serabut ototnya, sehingga
membentuk daerah terang yang disebut isotrop dan daerah gelap yang
disebut anisotrop. Adanya daerah terang dan gelap pada otot lurik,

menyebabkan otot ini tampak bergaris-garis melintang. (Bakhtiar,
2011)
Cara bergerak (kontraksi) otot lurik ini di bawah kesadaran,
sehingga disebut otot volunter. Sel-selnya mengandung saraf-saraf

3|Page

yang berasal dari sistem saraf pusat. Otot lurik dapat berkontraksi
secara cepat dan kuat. Otototot lurik dapat anda temukan pada
sebagian besar otot rangka. (Bakhtiar, 2011)
b. Otot polos
Sel-sel otot polos berbentuk seperti gelendong dengan panjang
yang bervariasi antara 20-500 milimikron, bergantung pada organ
mana otot polos ini berada. Inti selnya hanya satu dan terletak di
bagian tengah sel. Kontraksinya (pergerakannya) tidak di bawah
pengaruh kesadaran atau kemauan. Kontraksi otot polos dipengaruhi
oleh saraf-saraf yang berasal dari sistem saraf otonom. (Bakhtiar,
2011)
Otot ini dapat bergerak tanpa henti tanpa menimbulkan
kelelahan, meskipun harus bergerak dalam jangka waktu lama. Untuk

melakukan kontraksi otot polos membutuhkan waktu antara tiga detik
sampai tiga menit. Otot polos terutama terdapat di bagian viseral,
membentuk pada bagian-bagian yang berkontraksi seperti pada
dinding saluran pencernaan dari mulai pertengahan esophagus hingga
ke anus, serta saluran-saluran keluar kelenjar yang berhubungan
dengan sistem ini. Di samping itu, otot polos terdapat pada sistem
pernapasan, sistem eksresi, sistem reproduksi, dan pada bagian
tertentu di mata. (Bakhtiar, 2011)
c. Otot jantung
Otot jantung merupakan jenis otot dari penggabungan otot lurik
dan otot polos. Disebut demikian karena otot jantung, keadaan
susunannya memperlihatkan susunan otot lurik, tetapi cara kerjanya
seperti otot polos, yaitu berkontraksi secara ritmis dan otomatis.
Walaupun otot jantung mirip otot lurik, tetapi ada perbedaan dalam
hal percabangan dan intinya. Sel-sel otot jantung seringkali terlihat
membentuk rantai dan bercabang dua atau lebih. Percabangan pada
otot jantung seperti ini disebut Syncytium. Jumlah intinya terkadang
satu atau dua buah dan terletak pada bagian tengah (pusat). Sel-sel
otot jantung dipengaruhi oleh saraf-saraf dari sistem saraf otonom.


4|Page

Oleh karena itu, kontraksinya tidak di bawah pengaruh kesadaran
(otot involunter). Otot jantung hanya terdapat di jantung, yaitu pada
miokardium (lapisan otot jantung) dan pada dinding pembuluh darah
besar yang langsung berhubungan dengan jantung. (Bakhtiar, 2011)
4. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf membentuk sistem saraf. Sistem saraf berfungsi
menjamin kepekaan hewan terhadap pengaruh lingkungannya. Dengan
demikian, sistem saraf mampu menanggapi pengaruh yang terjadi dari
lingkungannya. Di samping itu, sistem saraf mampu mengendalikan
gerakan otot, sekresi kelenjar, dan berperan besar pada tingkah laku
naluri. Jaringan saraf ini terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
(Bakhtiar, 2011)
Sel saraf atau neuron merupakan unit fungsional pada sistem saraf.
Neuron yang terdapat dalam tubuh bentuknya bermacam-macam
bergantung pada tempat beradanya dan fungsinya. Sitoplasma sel neuron
mengandung organel-organel antara lain badan golgi, mitokondria, dan
retikulum


endoplasma.

Untuk

kelangsungan

hidupnya,

neuron

mendapatkan suplai makanan melalui neuroglia yang terdapat di
sekitarnya. Neuron memiliki badan sel, dendrit, dan neurit (akson).
(Bakhtiar, 2011)

5|Page

BAB III
BAHAN DAN METODA
III.1. Alat dan Bahan
Alat:

 Mikroskop
Bahan:
 Preparat awetan
 Saluran pencernaan
 Otot polos
 Otot lurik

 Otot Jantung
 Jaringan syaraf (Spinal cord)
 Tulang
III.2. Metoda
1. Saluran pencernaan
Praparat awetan saluran pencernaan diletakan di atas meja
mikroskop dengan pembesaran lemah (10x). Ketika diperhatikan dari arah
lumen ke perifer, terdapat lapisan-lapisan jaringn (stratum). Pada preparat
ini, terlihat juga jaringan otot polos pada muskilaris mukosa, muskularis
interma dan eksterma, jaringan ikat jarang pada lamina propina dan lapisan
submukosa.
2. Otot polos
Praparat awetan saluran pencernaan diletakan di atas meja mikroskop

dengan pembesaran lemah (10x). Terlihat sel-selnya berbentuk gelendong
dengan inti sel yang terletak di tengah-tengah.
3. Otot lurik
Praparat awetan saluran pencernaan diletakan di atas meja mikroskop
dengan pembesaran lemah (10x). Terlihat garis-aris melintang, bentuk sel
yang panjang silindris dengan inti terletak dipinggir serta kadang-kadang
terdapat lebih dari satu inti.

6|Page

4. Otot Jantung
Praparat awetan otot jantung diletakan di atas meja mikroskop dengan
pembesaran lemah (10x). Perhatikan jaringan ototnya, kadang-kadang garis
melintang tampak jelas dengan inti sel terletak ditengah.
5. Tulang belakang (Spinal cord)
Praparat awetan saluran pencernaan diletakan di atas meja mikroskop
dengan pembesaran lemah (10x). Terlihat bagian kelabu dari korda spinal
yang berbentuk kupu-kupu dan lapisan luarnya disebut bagian putih. Saat
diamati dengan pembesara kuat, pada bagian kelabu ini terdapat banyak selsel syaraf.
6. Tulang

Praparat awetan saluran pencernaan diletakan di atas meja mikroskop
dengan pembesaran lemah (10x). Pertama kita perhatikan tulang periosteum
dan endosteum yang membatasi matriks tulang. Saat diamati dengan
pembesaran kuat, terlihat lakuna dan lamela pada tulang yang saling
berhubungan (lamela konsentris) melingkari saluran havers di tengahnya
saluran havers.

7|Page

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Saluran Pencernaan

Otot Polos

Otot Lurik

Spinal Cord

Otot Jantung

Tulang

8|Page

IV.2. Pembahasan
1. Saluran pencernaan
Terlihat lumen yang memiliki banyak otot polos yang memiliki inti
yang terletak ditengah-tengah sel, dan terdapat banyak jaringan yang
menonjol keluar yaitu jaringan yang berfungsi mengabsorpsi.
2. Otot polos
Terlihat sel yang berbentuk gelendong yang memiliki inti yang terletak
ditengah-tengah sel. Otot polos bekerja diluar kesadaran (involunteer)
3. Otot lurik
Terlihat garis-garis melintang, batang sel panjang silindris dan memili
banyak inti yang terdapat dibagian tepi (multinuklei). Otot lurik bekerja
dalam kesadaran (volunteer)
4. Otot jantung
Terlihat terkadang garis melintang yang nampak jelas, dengan inti sel
terletak ditengah. Otot jantung bekerja sama seperti otot polos, bekerja diluar
kesadaran (involunteer)
5. Jaringan syaraf (Spinal cord)
Terlihat bentuk sel yang tidak beraturan yang dipinggirnya memiliki
jaringan yang seperti rambut kusut, yang merupakan bagian yang terdapat
banyak sel syaraf.
6. Tulang
Terlihat memiliki bagian lapisan luar yang melapisi matriks tulang yaitu
periosteum dan endosteum, didalam matrik tulang terdapat saluran havers dan
pada saluran itu terlihat 2 saluran kecilnya yaitu lakuna dan lamela.

9|Page

BAB V
KESIMPULAN
Sel-sel yang bentuk dan fungsinya sama selanjutnya akan berkelompok
menjadi satu kesatuan membentuk jaringan. Jaringan pada hewan dibedakan
atas 4 jaringan utama: jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan
syaraf. Keempat jaringan tersebut dimiliki oleh semua hewan kecuali hewan
paling sederhana seperti Porifera.
Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi organ dengan
lingkungannya.

Jaringan

ikat

adalah

jaringan

yang

berfungsi

mempertahankan bentuk tubuh, salah satu jaringan ikat yaitu jaringan tulang.
Jaringan tulang adalah jaringan memiliki lapisan luar yang melapisi
matriks tulang yaitu periosteum dan endosteum, didalam matrik tulang
terdapat saluran havers dan pada saluran itu terlihat 2 saluran kecilnya yaitu
lakuna dan lamela.
Jaringan otot adalah jaringan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif.
Terdiri atas otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot polos merupakan otot
yang bekerja involunter (tidak sadar) memiliki bentuk gelendong dengan inti
yang berada ditengah, sedangkan otot lurik merupakan otot volunteer (sadar)
yang berbentuk panjang silindris dengan inti banyak ditepi.
Jaringan syaraf berfungsi sebagai kepekaan hewan terhadap lingkungan,
Di samping itu, sistem saraf mampu mengendalikan gerakan otot, sekresi
kelenjar, dan berperan besar pada tingkah laku naluri. jaringan syaraf terdiri
dari sel-sel syaraf yaitu neuron.
Setiap organ, disusun oleh jaringan yang berbeda-bedapula, contohnya
pada saluran pencernaan terdiri dari jangingan epitel, jaringan otot polos dan
jaringan ikat jarang. Jaringan polosnya sebagai penggerak organ pensercaan
agar terus berkontraksi, jaringan ikat membentuk bagian menonjol dari lumen
yang berfungsi mengabsorpsi, dan jaringan epitel sebagai jaringan terluarnya.

10 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
ADIMIHARJA, SYARIF A. & MULYANINGSIH, YAYAN. 2013. Penuntun
Praktikum Biologi Umum. Universitas Djuanda, Bogor. Halaman 19-21
BAKHTIAR, SUAHA. 2011. Biologi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta. Halaman 49-70
FERDINAND, FICTOR P. & ARIEBOWO, MOEKTI. 2009. Praktis Belajar
Biologi 2. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Halaman 40-49
DIASTUTI, RENNI. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. Halaman 50-58

11 | P a g e