Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Prog

SISTEM MONITORING DAN PENGUKURAN KINERJA REDD+ SIMORANKIR 1.0

Penulisan Pustaka: Darmawan, A., M.V. Sovy, dan F. Darmawan. 2015. Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran REDD+: Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ (SIMORANKIR)

Copyright @2015 BP REDD+ Penerbit: Badan Pengelola REDD+ Indonesia

Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

SISTEM MONITORING DAN PENGUKURAN KINERJA REDD+ SIMORANKIR 1.0

Arief Darmawan, Muhammad Varih Sovy, Fenky Wirada, MRV – Badan Pengelola REDD+ 2015

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ SIMORANKIR 1.0

KATA PENGANTAR

S decision: UNFCCC COP 16, Article 1, Decision 4: CP. 15). Buku Panduan Pelaksanaan

alah satu kewajiban dari setiap proyek atau program REDD+,terutama ditingkat tapak, adalah untuk memastikan bahwa proyek-proyek tersebut secara langsung (atau tidak langsung) konsisten dalam pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan dan lahan gambut (Cancun

Pengukuran Program: Sistem Monitoring dan Pengukurabn Kinerja REDD+ (SIMORANKIR), merupakan buku panduan yang digunakan untuk melaporkan pengukuran kemajuan dari program dan atau proyek berbasis REDD+ yang secara langsung atau tidak langsung mendukung tujuan tujuan dari lima elemen mitigasi REDD+: Pengurangan deforestasi dan degradasi, konservasi hutan, manajemen hutan lestari dan penambahan stok karbon, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung kelima elemen tersebut.

Buku ini membantu program dan atau proyek REDD+ melalui laporan yang formatnya terlampir di dalamnya, untuk tetap fokus pada tujuan mitigasi REDD+. Buku ini merupakan buku yang mengadopsi buku BP REDD+ sebelumnya “Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran dan Pelaporan Proyek Khusus Eks PLG di Provinsi Kalimantan Tengah, 2013”. Buku ini merupakan pembaharuan dari hasil pembelajaran implementasi pengukuran buku sebelumnya tersebut di Provinsi Percontohan REDD+, Kalimantan Tengah.

Laporan yang akan dipandu oleh buku ini merupakan sebuah instrument untuk mengidentifikasi: kejadian yang mengakibatkan pelepasan karbon dari hutan dan

lahan, pelaku kejadian, kegiatan pengurangan kejadian yang dilakukan dalam proyek (baik langsung dan atau tidak langsung) serta hasil nyata yang dihasilkan dan tingkat keberlanjutan proyek. Selain ini buku ini membantu mengidentifikasi kondisi keaneka ragaman hayati dan manfaat ikutan yang ada dalam atau setelah proyek.

Laporan yang dipandu dalam buku ini bukan hanya menjadi acuan pencapaian akhir dari proyek, namun juga membantu proses evaluasi di tengah proyek agar tujua- tujuan mitigasi lima elemen REDD+ tetap transparan, akurat, konsisten, menyeluruh, layak diperbandingkan sesuai prinsip-prinsip pengukuran REDD+ internasioanal. Selain itu laporan ini untuk menggambarkan perubahan sebelum dan setelah kegiatan serta tingkat keberlanjutan di akhir proyek.

Hasil akhir dari laporan yang dipandu oleh buku ini, secara tidak langsung akan digunakan sebagai bahan laporan kemajuan proyek atau program-program REDD+ untuk dipertanggung jawabkan terkait tujuan tujuan pengurangan emisi oleh program REDD+. Hasil dari laporan ini berupa laporan kuantitatif seperti pengurangan pelaku deforestasi dan kejadian yang melepas karbon sesuai dengan arahan instrumen. Namun apabila sebuah proyek atau program tidak memungkinkan untuk memunculkan hasil kuantitatif maka instrument ini juga dimungkinkan untuk mendiskripsikan perbaikan yang dihasilkan oleh program atau proyek, misalnya tata kelola yang lebih baik atau kualitas keragaman hayati yang meningkat secara kualitatif.

Jakarta, Januari 2015 Tim Kerja MRV BP REDD+

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ SIMORANKIR 1.0

III

6 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

REDD+ telah mengembangkan dan mendampingi REDD+ sebagai mekanisme insentif untuk

program percontohan MRV pada komponen penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi

kegiatan khusus di 11 provinsi REDD+. hutan dan lahan gambut yang melindungi

keanekaragaman hayati dan meningkatkan Buku ini merupakan panduan teknis dalam kesejahteraan masyarakat serta perbaikan tata

melakukan pengukuran, pemantauan, dan kelola hutan hanya akan dapat bekerja dengan baik

pelaporan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan bila pemberian insentif didasarkan pada kinerja (pay

dengan proyek melalui pelibatan masyarakat di for performance) yang terukur. Mekanisme dan

dalam kerangka REDD+.

Sistem Pengukuran, Pemantauan, Pelaporan dan

Verifikasi (Measurement, Reporting and Verification/ MRV) merupakan persyaratan mendasar dan utama

1.2. Tujuan

dari pelaksanaan program REDD+ di satu negara

“Buku Panduan pelaksanaan Pengukuran Program:

agar pembayaran insentif dapat dilakukan secara Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ adil dan transparan. Mekanisme MRV bertanggung

atau disingkat SIMORANKIR” dibuat dengan tujuan jawab untuk mengukur, memantau, dan melaporkan

untuk memberikan panduan kepada pelaksana tingkat emisi satu negara dari waktu ke waktu secara

kegiatan dalam:

sahih, akurat, menyeluruh, transparan dan dapat diverifikasi.

(1) mengidentifikasi pemicu deforestasi dan degradasi hutan dan lahan gambut di areal Dalam rangka pelaksanaan Letter of Intent (LoI)

kegiatan atau proyek.

antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Norwegia, BP REDD+ terus mengembangkan

(2) mengklasifikasikan komponen kegiatan/proyek program-program REDD+ baik dalam skala nasional

dalam kelas-kelas mitigasi REDD+. maupun pada tingkat tapak.

(3) mengukur secara mandiri kinerja kegiatan Sebagai bagian implementasi dari skema pendanaan

dalam keterkaitannya dengan pencapaian REDD+, kegiatan-kegiatan tersebut harus dapat

penurunan emisi baik langsung maupun tidak diperhitungkan sumbangannya terhadap penurunan

langsung.

emisi Gas Rumah Kaca (GRK) baik langsung maupun (4) mendokumentasikan seluruh proses kegiatan tidak langsung dari Deforestasi dan Degradasi

untuk dilaporkan dan agar dapat dilaporkan Hutan dan Lahan Gambut. Terkait hal tersebut, BP

dan diverifikasi.

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0

II. Apa itu REDD+?

Gas rumah kaca (GRK) adalah gas yang dilepaskan peningkatan stok karbon hutan (Tim Kerja MRV ke atmosfer melalui aktivitas manusia. Pelepasan

Satgas REDD+, 2012). REDD+ dapat dilakukan GRK tersebut selanjutnya disebut sebagai emisi.

melalui pendekatan dan tindakan yang beragam, GRK yang dilepas tersebut memerangkap panas

tetapi ide intinya adalah untuk menciptakan dan memberikan kontribusi pada peningkatan suhu

mekanisme berbasis kinerja yang memberi insentif di bumi. GRK meliputi Karbon dioksida, Metana,

kepada proyek atau negara yang menghasilkan Nitro oksida, Kloroflorokarbon, Perflorokarbon, dan

pengurangan emisi.

Sulfur hexaflorida. Karbon dioksida (CO 2 ) adalah gas rumah kaca yang paling sering disebutkan dalam

konteks perubahan iklim. Perhatian ini adalah karena

2.1. Penurunan emisi dari deforestasi

fakta bahwa CO 2 adalah gas rumah kaca yang paling Deforestasi adalah konversi lahan berhutan umum dihasilkan oleh aktivitas manusia, hampir 77%

menjadi tidak berhutan akibat kegiatan manusia gas rumah kaca yang dilepas oleh bumi pada tahun

2 2004 adalah CO (Tim Kerja MRV Satgas REDD+, 2012). Contoh (IPCC, 2007). deforestasi seperti penggundulan hutan eksploitatif

Ketika hutan ditebang, biomassa yang tersimpan untuk membangun perumahan, pertambangan di dalam pohon akan membusuk dan terurai dan

eksploitatif, perkebunan kelapa sawit tak menghasilkan gas CO 2 , sehingga menyebabkan

berkelanjutan, lahan pertanian yang ekspansif, dll. peningkatan konsentrasi GRK. Terlebih pada lahan

Penurunan emisi laju deforestasi hutan dan lahan gambut, pembakaran dan pengeringan yang

gambut merupakan upaya yang dilakukan untuk dilakukan pada lahan ini akan menghasilkan emisi

memperlambat, menghentikan, dan mencegah yang tidak hanya bersumber dari vegetasi yang

terjadinya emisi GRK dari deforestasi hutan dan tumbuh di permukaan tanah namun juga berasal

lahan gambut.

dari bahan organik yang ada di dalam tanah.

REDD+ adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dan lahan gambut, dengan memasukkan upaya-upaya konservasi stok karbon hutan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan

8 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

3.1. M (Measurement/Pengukuran) dan lahan gambut

2.2. Penurunan emisi dari degradasi hutan

Pengukuran merupakan kegiatan Degradasi hutan dan lahan gambut adalah

mengkuantifikasikan atau memberi nilai sebuah penurunan cadangan karbon di areal-areal yang

variabel melalui perbandingan dengan sebuah masih berupa hutan yang disebabkan oleh campur

satuan baku (misalnya sentimeter, kilogram, dan/ tangan manusia yang dapat diukur dalam kurun

hektar, dll.). Pengukuran terbagi menjadi dua waktu tertentu (Tim Kerja MRV Satgas REDD+,

macam, yaitu pengukuran awal dan pengukuran 2012). Contoh degradasi hutan dan lahan

ulang dengan periode waktu tertentu. Pengukuran gambut adalah pembalakan liar (illegal logging),

ulang disebut juga pemantauan, yaitu proses pengeringan lahan gambut melalui pembuatan

mengamati atau memeriksa dengan cermat sebuah kanal-kanal, pembakaran lahan gambut. Penurunan

variabel yang pernah diukur dan dibandingkan emisi dari degradasi hutan dan lahan gambut adalah

dengan hasil pengukuran awal (Tim Kerja MRV upaya-upaya yang dilakukan untuk memperlambat,

Satgas REDD+, 2012).

menghentikan, dan mencegah terjadinya degradasi Obyek yang diukur dan dipantau dalam kegiatan hutan dan lahan gambut. REDD+ adalah emisi GRK (karbon dioksida)

dan komponen-komponen kerangka pengaman

2.3. Konservasi cadangan karbon hutan (safeguards), keanekaragaman hayati, manfaat dan lahan gambut ikutan, dan pemicu deforestasi dan degradasi

hutan dan lahan gambut. Kegiatan pengukuran Konservasi cadangan karbon hutan dan lahan

dan pemantauan juga mendokumentasikan seluruh gambut adalah tindakan-tindakan untuk menjaga

metode yang digunakan dalam kegiatan REDD+. dan melindungi hutan dan lahan gambut dengan tujuan agar cadangan karbon didalamnya tidak berkurang, melalui tindakan-tindakan yang bersifat

3.2. R (Reporting/Pelaporan)

melindungi dan konservasi (Tim Kerja MRV Satgas Salah satu kegiatan dalam MRV berupa REDD+, 2012). Contoh: perlindungan hutan di penyampaian hasil-hasil inventarisasi Gas Rumah dalam kawasan konservasi dan hutan lindung, di Kaca dari berbagai sektor pada suatu wilayah sekitar sumber-sumber mata air, kanan-kiri sungai, (Nasional, Provinsi, Kabupaten atau kegiatan sekeliling danau, areal dengan kemiringan curam, demonstrasi REDD+ di tapak) yang bersifat bukit/pegunungan, perlindungan pohon-pohon menyeluruh, konsisten dan transparan (Tim Kerja tempat bersarangnya lebah madu, dll.

MRV Satgas REDD+, 2012). Hal-hal yang dilaporkan adalah semua hal yang

2.4. Pengelolaan hutan yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, proses

yang dilakukan (termasuk metode), dan hasil-hasil Pengelolaan hutan yang mempertimbangkan

berkelanjutan

kegiatan REDD+.

nilai-nilai ekonomi, sosial dan lingkungan agar pemanfaatan hutan yang berkelanjutan dapat

3.3. V (Verification/Verifikasi)

terjamin (Tim Kerja MRV Satgas REDD+, 2012). Proses kaji ulang terhadap laporan hasil kegiatan REDD+ yang dilakukan oleh lembaga

independen secara transparan untuk memeriksa Berbagai upaya untuk meningkatkan cadangan

2.5. Peningkatan cadangan karbon hutan

dan menilai apakah laporan hasil kegiatan REDD+ karbon berupa tumbuhan dan pepohonan hutan

didokumentasikan dengan baik dan untuk melalui upaya penanaman dan usaha lainnya agar

memastikan kelengkapan, akurasi, keterbukaan pertambahan biomassanya meningkat, misalnya

(transparency), konsistensi dan komparabilitas dari pemupukan, pembukaan tajuk, dll. (Tim Kerja MRV

metode dan data yang dilaporkan sudah sesuai dan Satgas REDD+, 2012).

konsisten merujuk pada standar yang ada dalam panduan UNFCCC (Tim Kerja MRV Satgas REDD+, 2012).

III. Apa itu MRV?

3.4. Mengapa MRV perlu dilaksanakan?

Sistem untuk mengukur, memantau, melaporkan

dan memverifikasi pencapaian penurunan emisi MRV perlu dilaksanakan karena REDD+ gas rumah kaca dari kinerja REDD+ secara

merupakan kegiatan yang hanya dapat diketahui berkala, sahih, akurat, menyeluruh, konsisten, dan

keberhasilannya melalui verifikasi terhadap laporan transparan.

kinerja kegiatan penurunan emisi.

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0

Untuk mengetahui keberhasilan kinerja kegiatan

IV. Pengukuran Kinerja

REDD+, pengukuran dan pemantauan kegiatan harus didokumentasikan dan dilaporkan, untuk

Kegiatan REDD+

kemudian diverifikasi. Pengukuran dalam rangka MRV-REDD+ pada intinya mengukur kinerja penurunan emisi yang dicapai dengan adanya kegiatan REDD+ dan

3.5. Mengapa proyek khusus REDD+ wajib

dibandingkan dengan emisi pada saat kegiatan

dimulai. Namun demikian, kegiatan-kegiatan yang Proyek-proyek REDD+ wajib melaksanakan MRV,

melaksanakan MRV?

dilaksanakan dalam Proyek REDD+ sebagian besar karena:

adalah kegiatan yang penurunan emisinya tidak dapat diukur secara langsung. Oleh karena itu,

1) Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi serta pengukuran dimungkinkan dilakukan secara tidak perbaikan pada setiap tahapan proyek, melalui

langsung, dengan mengidentifikasi, mengukur, indentifikasi serta MRV, sangat dibutuhkan

memantau, dan/mendokumentasikan komponen- untuk memastikan agar proyek-proyek REDD+

komponen pemicu terjadinya emisi, yaitu deforestasi tetap focus pada lima tujuan REDD+ (poin 2.1-

dan degradasi hutan dan lahan gambut; komponen

2.5) serta membantu mendorong faktor-faktor keanekaragaman hayati dan manfaat ikutan keberlanjutan terkait target capaian REDD+

yang didapat oleh masyarakat dengan adanya pasca proyek.

kegiatan REDD+; kelas-kelas mitigasi REDD+ yang 2)

Merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dalam proyek/kegiatan; prinsip-prinsip REDD+ di Provinsi-Provinsi REDD+

Kerangka Pengaman (PRISAI) yang dapat diterapkan dalam proyek.

3) Keberhasilan pelaksanaan REDD+ terkait pengurangan deforestasi dan degradasi

Identifikasi dan pengukuran awal dilakukan untuk secara langsung maupun tdak langsung harus

tahun 2009 atau pada tahun yang ditentukan dilaporkan untuk diverifikasi

kemudian, sebagai awal tahun dasar (base year), tahun awal pelaksanaan kegiatan, dan tahun akhir

4) Pelaksanaan MRV oleh Pelaksana proyek

pelaksanaan kegiatan.

dapat digunakan untuk menjelaskan capaian keberhasilan REDD+.

10 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ 11 SIMORANKIR 1.0

4.1 Identifikasi dan Pengukuran Pemicu Deforestasi

Mengidentifikasi ada/tidaknya pemicu deforestasi di lokasi proyek. Pada sub-bab 2.1. telah diberikan

contoh-contoh pemicu deforestasi, diantaranya: penggundulan hutan eksploitatif untuk membangun perumahan, pertambangan eksploitatif, perkebunan kelapa sawit tak berkelanjutan, lahan pertanian yang ekspansif, dll. Jika ada kegiatan pemicu deforestasi, maka informasi tentang pemicunya harus diketahui, yaitu apa jenis pemicu deforestasi, di mana lokasi terjadinya deforestasi, kapan terjadinya deforestasi, berapa luasannya (dalam hektar atau satuan luas yang berlaku di lokal dengan menyebutkan persamaannya dalam hektar), pelaku deforestasi. Jika ada diantara pelaku adalah penerima manfaat

proyek, harus diidentifikasi siapa saja, berapa jumlah orangnya, berapa luasan deforestasinya. Orang-

orang ini seharusnya menjadi fokus keberhasilan proyek dalam rangka menurunkan emisi dari deforestasi.

4.2. Identifikasi dan Pengukuran Pemicu Degradasi Hutan dan Lahan Gambut

Mengidentifikasi ada/tidaknya pemicu degradasi hutan dan lahan gambut di lokasi proyek. Pada

sub-bab 2.2. telah diberikan contoh-contoh pemicu degradasi hutan dan lahan gambut, diantaranya: pembalakan liar (illegal logging), penebangan tak berkelanjutan, pengeringan lahan gambut melalui

pembuatan kanal-kanal, pembakaran lahan gambut saat memulai musim tanam tanaman pertanian, dan lain-lain. Jika ada kegiatan pemicu degradasi hutan dan lahan gambut, maka informasi tentang pemicunya harus diketahui, yaitu apa jenis pemicu degradasi hutan dan lahan gambut, kapan dan di mana lokasi terjadinya degradasi hutan dan lahan gambut, berapa luasannya (dalam hektar atau satuan luas yang berlaku di lokal dengan menyebutkan persamaannya dalam hektar), pelaku degradasi hutan dan/ lahan gambut. Jika ada diantara pelaku adalah penerima manfaat proyek, harus diidentifikasi siapa saja, berapa jumlah orangnya, berapa luasan degradasinya, dan orang- orang ini seharusnya menjadi fokus keberhasilan proyek dalam rangka menurunkan emisi dari degradasi hutan dan lahan gambut.

4.3. Identifikasi dan Dokumentasi Keanekaragaman Hayati

Dalam rangka pelaksanaan REDD+, dokumentasi keanekaragaman hayati diidentifikasi dalam spesies

(jenis-jenis tumbuhan dan satwa). Selanjutnya, tumbuhan dan satwa liar yang ada di

dalam maupun di sekitar batas proyek diidentifikasi jenis (spesies)-nya, di mana lokasi ditemukannya dan kapan, dan dihitung berapa jumlahnya (berapa

individu, berapa kelompok). Diidentifikasijuga apakah ada spesies rentan, spesies langka, dan spesies kunci. Yang dimaksud dengan spesies individu, berapa kelompok). Diidentifikasijuga apakah ada spesies rentan, spesies langka, dan spesies kunci. Yang dimaksud dengan spesies

di mana lokasinya, berapa besar manfaat ikutan tempat hidup/ekosistem di sekitarnya. Spesies

yang diperoleh masing-masing (penerima manfaat langka adalah spesies yang sudah sangat jarang

langsung, masyarakat lainnya), dan kapan manfaat ditemukan (padahal dahulu melimpah) dan spesies

ikutan dapat dirasakan.

yang telah dinyatakan oleh Pemerintah RI sebagai spesies langka. Spesies kunci adalah spesies yang menjadi ciri bahwa ekosistem/lingkungan tempat

4.5. Identifikasi Kegiatan/Proyek

hidupnya dalam keadaan baik. Jika spesies kunci ini

berdasarkan Kelas Mitigasi REDD+

tidak ditemukan lagi, berarti ekosistem/lingkungan Proyek yang dilaksanakan harus dapat tempat hidup spesies tersebut telah rusak. diklasifikasikan ke dalam lima kelas mitigasi REDD+, Informasi yang harus ada untuk setiap spesies

yaitu: (1) penurunan emisi dari deforestasi, (2) adalah: spesies apa dan bagaimana kondisinya.

penurunan emisi dari degradasi hutan dan lahan gambut, (3) konservasi cadangan karbon hutan,

4.4. Identifikasi dan Dokumentasi Manfaat (4) pengelolaan hutan yang berkelanjutan, atau Ikutan (5) peningkatan cadangan karbon hutan serta (6)

kegiatan tambahan yang mendukung kelima kelas Manfaat yang diperoleh masyarakat sebagai

mitigasi REDD+ .

dampak dari pelaksanaan kegiatan REDD+ (selain Untuk kegiatan dalam proyek yang bersesuaian penurunan emisi gas rumah kaca). Contoh:

peningkatan kesejahteraan, menjaga stabilitas tata dengan kelas-kelas mitigasi REDD+, diidentifikasi

juga indikator keberhasilannya dan target yang ingin air, meningkatkan tata kepemerintahan hutan, dan

dan yang telah dicapai

melindungi hak asasi manusia. Mengidentifikasi apakah proyek memberikan

manfaat ikutan, baik bagi penerima manfaat

4.6. Identifikasi Penerapan Kerangka

langsung maupun bagi masyarakat di sekitar lokasi

Pengaman (PRISAI)

proyek. Informasi tentang manfaat ikutan yang Kerangka Pengaman (safeguards) merupakan kriteria harus diketahui adalah manfaat ikutan apa, siapa

dan indikator yang tercakup di dalam kebijakan yang dapat merasakan manfaat ikutan tersebut

nasional untuk memastikan bahwa pelaksanaan

12 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

REDD+ tidak menyimpang dari tujuan awalnya,

Manfaat REDD+ dibagi secara adil ke semua terkait tata kelola program dan akuntabilitas

pemegang hak dan pemangku kepentingan finansial, dampak pada hubungan dan posisi sosial

yang relevan.

bagi kelompok masyarakat rentan, dan dampak

10) Informasi yang transparan, terlembagakan, dan terhadap lingkungan hidup (Tim Kerja MRV Satgas

akuntabel.

REDD+, 2012). Kerangka Pengaman di Indonesia dikembangkan dengan nama Prinsip, Kriteria, Indikator Safeguards Indonesia (PRISAI). Ada 10

prinsip dalam PRISAI yang harus diidentifikasi 4.7. Identifikasi Penerima Manfaat

apakah prinsip tersebut dapat diterapkan dalam Dalam rangka melaksanakan kegiatan/proyek, proyek atau tidak. Kesepuluh prinsip tersebut

pelaksana proyek, tim pelaksana kegiatan, maupun adalah:

mitra pelaksana proyek harus mengenal penerima manfaat (individu atau kelompok penerima manfaat)

1) Memastikan status hak atas tanah dan wilayah. yang diwakilinya. Dengan mengetahui dan 2)

Melengkapi atau konsisten dengan target mengenal penerima manfaat, perubahan persepsi pengurangan emisi, konvensi dan kesepakatan

dan perilaku penerima manfaat tentang REDD+ dan internasional terkait.

komponennya dapat diidentifikasi dan dipantau. 3)

Memperbaiki tata kelola kehutanan. Perangkat pengukuran dan pelaporan (MR) untuk penerima manfaat per individu terdiri dari (1)

4) Menghormati dan memberdayakan format penerima manfaat, (2) kompilasi penerima pengetahuan dan hak masyarakat adat dan manfaat, (3) kompilasi per-proyek atau desa untuk masyarakat lokal. membantu (4) format evaluasi mandiri keseluruhan

5) Partisipasi para pemangku kepentingan secara proyek. Tingkatan pertama untuk penerima penuh dan efektif dan mempertimbangkan

manfaat per-individu dilakukan dengan melakukan keadilan gender.

pendekatan delta perubahan atau perubahan berdasar time series. Isian dari format penerima

6) Memperkuat konservasi hutan alam, manfaat diisi oleh Penerima Manfaat dan kemudian keanekaragaman hayati, dan jasa ekosistem. datanya akan dikompilasi dalam format kompilasi

7) Aksi untuk menangani risiko-balik (reversals). penerima manfaat, yang kemudian dikompilasi 8)

Aksi untuk mengurangi pengalihan emisi. dalam Format kompilasi per-proyek (tingkat proyek)

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0 SIMORANKIR 1.0

telah dilakukan, sesuai dengan uraian dalam Bab IV. melalui Format Evaluasi Mandiri di tingkat proyek

Berdasarkan bentuknya, Pelaporan Pengukuran oleh pelaksana proyek. Form Penerima manfaat,

Awal oleh lembaga atau institusi pelaksana proyek kompilasi penerima manfaat, kompilasi per-proyek

dibagi dalam dua bentuk sesuai dengan model dan Evaluasi Mandiri untuk penerima manfaat

kegiatannya:

beserta petunjuk pengisiannya dapat dilihat dalam Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran 3 dan Lampiran 4.

Sistem Monitoring Dan Evaluasi Proyek yang penerima manfaatnya berupa individu-ndividu

Untuk proyek yang penerima manfaatnya berupa kelompok yang tidak bisa dipecah dalam individu,

Sistem Monitoring Dan Evaluasi Proyek yang maka isian untuk identifikasi penerima manfaat

penerima manfaatnya berupa satuan kelompok hanya menggunakan (1) Format Evaluasi Mandiri

atau institusi yang tidak bisa dipisahkan dalam keseluruhan proyek.

individu-individu.

5.1. Sistem Monitoring Dan Evaluasi Penurunan Emisi

4.8. Analisis Pengukuran Kinerja

Proyek untuk Penerima Manfaat Individu dan Kelompok.

Analisis dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari pelaksanaan pengukuran yang telah

5.1.1. Sistem Monitoring Dan Evaluasi Proyek

diuraikan dalam sub-bab 4.1. s.d. 4.7. Kinerja

untuk Penerima Manfaat Individu

penurunan deforestasi, degradasi hutan, dan Dalam Buku panduan pelaksanaan pengukuran emisi, atau yang secara tidak langsung mendukung

program: Sistem Monitoring dan Pengukuran pengurangan deforestasi dan degradasi,

Kinerja REDD+ atau disingkat SIMORANKIR, selanjutnya diukur dengan membandingkan

sistem monitoring dan evaluasi pada proyek untuk awal proyek dengan data hasil pengukuran yang

penerima manfaat individu sesuai penjelasan dilakukan pada akhir kegiatan. Hasil analisis diisikan

4.7 akan mengisi empat rangkaian format yang dalam Evaluasi Mandiri sesuai penjelasan 4.7.

berurutan yaitu (1) Format Penerima Manfaat, (2) Kompilasi Penerima Manfaat, (3) Kompilasi Per-proyek atau Desa untuk membantu dalam

V. Pelaporan Dan Petunjuk

menganalisis (4) format Evaluasi Mandiri keseluruhan

Teknis

proyek. Sebagaimana bentuk rangkaian Format, Isian dari Format Penerima Manfaat akan

Pelaporan merupakan penyampaian proses, dikompilasi dalam Kompilasi Penerima Manfaat, dan metode, dan hasil-hasil pengukuran. Dalam Buku dari Kompilasi Penerima Manfaat akan di masukkan

panduan pelaksanaan pengukuran program: Sistem dalam Kompilasi Per-Proyek dan kemudian akan Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ atau

membantu analisis format Evaluasi Mandiri.

disingkat SIMORANKIR ini, dokumen laporan

dimulai dengan identitas proyek dan dilanjutkan Penjelasan terkait Pertanyaan Isian Format Penerima dengan hasil identifikasi, pengukuran (kuantitaf dan

Manfaat akan di jelaskan di bawah ini dengan table terlampir 2:

14 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

Tabel 1.1. Penjelasan Isian Format Penerima Manfaat Kode Isian

Penjelasan Isian

1 a Nama dari penerima manfaat

1 b Alamat penerima manfaat

1 c Jenis kelamin penerima manfaat

1 d Program dan atau aktivitas yang dilakukan dalam proyek

1 e Waktu mulai dan akhir kegiatan

1 f Lembaga atau institusi yang mendampingi proyek

1 g Ketua kelompok dari penerima manfaat

1 h Jumlah anggota kelompok

Alamat dari kelompok secara resmi atau tidak resmi

2 a 1- Jumlah lahan berdasarkan jumlah hamparan yang dimiliki penerima manfaat

2 b Luas lahan dalam hamparan (yang dimaksud) pada 2009

2 c Status lahan dalam hamparan (yang dimaksud) pada 2009

2 d Luas lahan dalam hamparan (yang dimaksud) di awal proyek

2 e Status lahan dalam hamparan (yang dimaksud) di awal proyek

2 f Luas lahan dalam hamparan (yang dimaksud) di akhir proyek

2 g Status lahan dalam hamparan (yang dimaksud) di akhir proyek

3 a 1 Matapencaharian utama petani

3 a 2 Matapencaharian utama buruh (sebutkan buruh apa)

3 a 3 Matapencaharian utama perajin (sebutkan perajin apa)

3 a 4 Matapencaharian utama wirausaha (sebutkan wirausaha apa)

3 a 5 Matapencaharian utama penebang

3 a 6 Matapencaharian utama Berburu

3 a 7 Matapencaharian utama Beternak

3 a 8 Matapencaharian utama Perikanan / Nelayan

3 a 9 Matapencaharian utama PNS (sebutkan jabatannya)

3 a 10 Lain-lain yang tidak ada dalam pilihan

3 b Pekerjaan utama tahun 2009

3 c Pekerjaan utama awal proyek

3 d Prakiraan perubahan pekerjaanutama akhir proyek

4 a 1 Matapencaharian sampingan petani

4 a 2 Matapencaharian sampingan buruh (sebutkan buruh apa)

4 a 3 Matapencaharian sampingan perajin (sebutkan perajin apa)

4 a 4 Matapencaharian sampingan wirausaha (sebutkan wirausaha apa)

4 a 5 Matapencaharian sampingan penebang

4 a 6 Matapencaharian sampingan Berburu

4 a 7 Matapencaharian sampingan Beternak

4 a 8 Matapencaharian sampingan Perikanan / Nelayan

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0

Kode Isian

Penjelasan Isian

4 a 9 Matapencaharian sampingan PNS (sebutkan jabatannya)

4 a 10 Lain-lain yang tidak ada dalam pilihan

4 b Pekerjaan sampingan tahun 2009

4 c Pekerjaan sampingan awal proyek

4 d Prakiraan perubahan pekerjaan sampingan akhir proyek

5 a 1 Status lahan bersertifikat negara

5 a 2 Status lahan bersurat keterangan tanah dari kelurahan

5 a 3 Status lahan bersurat keterangan tanah adat

5 a 4 Status tanah milik negara

5 a 5 Bentuk status tanah lainnya (sebutkan)

5 b Lahan hamparan pertama

5 c Lahan hamparan ke-dua (bila ada)

5 d Lahan hamparan ke-tiga (bila ada)

5 f Lahan hamparan ke-empat (bila ada)

6 a Total luasan lahan pertanian 2009

6 b Total luasan lahan di awal proyek

6 c Total luasan lahan di akhir proyek

7 a 1 Metode pertanian tahun 2009, pilih salah satu: tebas bakar, irigasi sawah, pengeringan kanal.

Tebas bakar: model pertanian yang dalam proses pertaniannya membuka tutupan pohon atau semak dengan ditebang atau dibersihkan kemudian di bakar.

Irigasi sawah: model pertanian yang dalam proses pertaniannya menggunakan jaringan distribusi irigasi air.

Pengeringan kanal: model pertanian yang dalam proses pertaniannya menggunakan kanal kanal untuk mengeringkan lahan, terutama di lahan gambut.

Dan lain-lain : adalah model pertanian dengan model campuran atau yang tidak termasuk dalam ketiga model yang telah disebutkan.

7 a 2 Metode pertanian di awal proyek

7 a 3 Model pertanian di akhir proyek

7 b Hamparan 1 dan seterusnya sesuai jumlah yang dimiliki.

8 a 1-4

Hamparan 1 dan seterusnya sesuai jumlah yang dimiliki.

8 b Status lahan sesuai yang telah diterangkan dalam poin 5.a 1-5

8 c Luas lahan berdasarkan yang dimiliki dalam hektar

8 d Metode perkebunan, sesuai yang telah diterangkan dalam poin 7.a.1 (terkecuali model irigasi sawah)

8 e Total luasan kebun tahun 2009

8 f Total luasan kebun awal proyek

8 g Total luasan kebun akhir proyek

9 a 1 Jumlah kepemilikan pohon dengan tujuan utama mendapatkan buahnya untuk dikonsumsi atau dijual

16 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

Kode Isian

Penjelasan Isian

9 a 2 Jumlah kepemilikan pohon dengan tujuan utama mendapatkan kayu untuk bahan konstruksi atau dijual

9 a 3 Jumlah kepemilikan pohon dengan tujuan utama mendapatkan getah karet untuk dijual atau kebutuhan industri

9 a 4 Jumlah kepemilikan pohon dengan tujuan utama tempat sarang lebah untuk madu

9 a 5 Jumlah kepemilikan rumpun rotan untuk tujuan kerajinan, konstruksi atau dijual

9 a 6 Jenis pohon dengan tujuan lainnya.

9 b Nama spesies (spesifik) dari katagori pohon, boleh disebut lebih dari satu.

9 c Lokasi berada di dalam wilayah administrasi desa dari kesemua atau sebagian besar pohon berdasarkan spesies yang dimaksud

9 d Lokasi berada di hutan dari kesemua atau sebagian besar pohon berdasarkan spesies yang dimaksud

9 e Jumlah pohon berdasarkan spesies yang telah disebutkan pada tahun 2009

9 f Jumlah pohon berdasarkan spesies yang telah disebutkan pada awal proyek

9 g Jumlah pohon berdasarkan spesies yang telah disebutkan pada akhir proyek

10 a 1.1- Spesies ikan yang dibudidayakan di kolam (bagi perikanan) atau jenis ikan yang sering di dapat (bagi nelayan), boleh lebih dari satu

10 a 2.1- Spesies hewan yang dibudidayakan bagi peternak, boleh lebih dari satu

10 a 3.1 Spesies buruan (mamalia, burung dll, kecuali ikan) yang sering ditangkap.

10 b Nama spesies berdasarkan katagori

10 c Jumlah perspesies yang dimaksud tahun 2009

10 d Jumlah perspesies yang dimaksud awal proyek

10 e Jumlah perspesies yang dimaksud di akhir proyek

11 a Rata rata luasan (dalam hektar) lahan pertanian tebas bakar bagi petani/pekebun tebas bakar per tahun

11 b Rata rata jumlah pohon yang ditebang bagi profesi penebang per tahun

11 c Rata rata pengeringan lahan (biasanya gambut) per tahun, bagi petani atau pekebun pengeringan atau pembuatan kanal.

12 a 1.1- Hewan atau tumbuhan liar (tidak biasa untuk dibudidayakan) yang pada tahun 2009 banyak namun saat awal proyek menjadi sedikit atau jarang.

12 a 2.1- Hewan atau tumbuhan liar yang sangat terlihat di tahun 2009

12 a 3.1- Hewan atau tumbuhan liar yang khas/ hanya ada di wilayah proyek (kabupaten/ kota setempat) dan jarang atau tidak ada di wilayah lain.

12 b Nama spesifik spesies berdasar katagori

12 c Prakiraan jumlah di tahun 2009

Hasil isian dari Format Penerima Manfaat akan dikompilasi dalam Kompilasi Penerima Manfaat dan Kompilasi per-proyek, hasil kompilasi perproyek akan dianalisis dalam Format Evaluasi Mandiri.

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ SIMORANKIR 1.0

5.1.2. Sistem Monitoring Dan Evaluasi Proyek untuk Penerima Manfaat Dalam kelompok

Di buku ini, sistem monitoring dan evaluasi pada proyek untuk kelompok hanya akan mengisi Format Evaluasi Mandiri (dan juga diisi dalam proyek-proyek penerima manfaat berupa individu-individu) yang terdiri dari sub- analisis sebagai berikut:

(1) Identifikasi Proyek, (2) Identifikasi Lokasi atau wilayah atau lingkungan di sekitar proyek terkait REDD+,

(3) Kaitan Proyek dengan tujuan REDD+, (4) Kaitan Proyek dengan PRISAI REDD+.

Penjelasan isian dan pengisian dari sub-analisis Evaluasi Mandiri (Terlampir 3) dijelaskan dalam table di bawah ini:

Tabel 2. Penjelasan Format Evaluasi Mandiri Tabel 2.1. Identifikasi Proyek

No Nama Kolom

Pengertian, Cara Pengisian dan Mendapatkan Data Kolom

1 Nama Proyek merujuk dari judul proposal proyek.

2 Lokasi Lokasi tempat dilaksanakannya proyek. Bentuk kegiatan dalam dalam Lokasi

Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam suata proyek,

3 Proyek

merujuk ToRatau dokumen terkait dari proyek.

4 Nama Mitra

Nama lembaga pelaksana. Jumlah per orang atau grup (misal: komunitas tertentu,

5 Jumlah Penerima Manfaat (bila ada) atau desa tertentu) yang mendapatkan manfaat dari proyek baik berupa finansial, fasilitas atau pelatihan dll.

Jumlah laki-laki/perempuan Penerima Jumlah laki-laki atau perempuan apabila penerima

6 Manfaat (bila ada)

manfaatnya perorangan. Jenis pekerjaan dominan dari penerima manfaat baik

Mata pencaharian Terbanyak (dari

7 perorangan atau kelompok. Bisa didapat dari FGD, Rapid penerima manfaat)

Assessment atau key informant.

8 Nama Ketua Kelompok/kontak Nama dari ketua atau kepala penerima manfaat. Nama Ketua Lembaga Pelaksana/

9 Nama ketua atau kepala lembaga pelaksana. Kontak

Awal dimulainya proyek dan akhir proyek sesuai dokumen

10 Waktu Proyek (awal-akhir)

proyek yang terkait.

18 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

Tabel 2.2. Identifikasi Lokasi atau wilayah atau lingkungan di sekitar proyek terkait REDD+,

No

Pengertian, Cara Pengisian dan Mendapatkan Data Kolom

Nama Kolom

Adalah kejadian yang pernah atau sering terjadi di lokasi proyek berupa kebakaran hutan atau lahan gambut, penebangan pohon atau vegetasi alami,

Kejadian yang mendorong pelepasan pengeringan gambut, dan kemungkinan lain seperti

1 karbon atau emisi GRK

penyempitan atau kerusakan wilayah hutan atau lahan gambut alami. Data bisa didapat melalui dokumen resmi, FGD (Focus Group Discussion), Rapid Assessment, informan kunci atau observasi langsung.

Adalah penyebab dari kejadian di poin (b.i), misalnya pertanian tebas bakar yang tak terkontrol, illegal logging berlebihan, pembuatan kanal tak terencana, perkebunan kelapa sawit tak terencana, pertambangan berlebihan,

2 Pemicu atau asal usul kejadian konsesi penebangan pohon yang menyalahi aturan. Data

bisa didapat melalui dokumen resmi, FGD (Focus Group Discussion), Rapid Assessment, informan kunci atau observasi langsung.

Adalah prakiraan jumlah pelaku per orang atau Prakiraan Pelaku Sebagian Besar/

kelompok yang memicu kejadian yang melepas karbon Separuh/Sedikit adalah Penerima

atau emisi GRK. Misal, prakiraan jumlah penebas Manfaat bakar, jumlah perambah hutan. Data bisa didapat

melalui dokumen resmi, FGD (Focus Group Discussion),

(Penerima Manfaat adalah orang-orang/ Rapid Assessment, informan kunci atau observasi

3 kelompok/lembaga yang menerima langsung. Jika menggunakan pertanyaan kunci bisa

manfaat dari proyek, menggunakan pertanyaan ‘pengecoh’ misal untuk tebas sebagian besar (61-100 %), separuh (31- bakar ditanyakan “bagaimana cara bertani?”, untuk

60 %), Sedikit 0-30 % -dari keseluruhan perambah hutan ditanya “apa yang dapat bapak/ibu Penerima Manfaat)

manfaatkan dari hutan selama ini? (jika jawabannya kayo gelondongan bias diindikasikan illegal logging)”.

Adalah jumlah persatuan waktu tertentu terkait prakiraan jumlah kejadian karena pemicu, misal tebas bakar dilakukan untuk lahan rata rata seluas 1.5 hektar

Rata-rata Jumlah kejadian per Satuan, permusim panen perkeluarga, penebangan pohon

4 misal: / Tahun atau Bulan atau Minggu diperkirakan 25 pohon per tahun, rata-rata bisa didapat atau Hari atau Musim) seperti melalui pertanyaan kunci (b.3) pada beberapa

informan kunci, FGD (Focus Group Discussion), Rapid Assessment, atau observasi langsung.

Sejarah Kejadian (Ceritakan dua Diskripsi dua kejadian terakhir yang mendorong kejadian terakhir terbesar dengan

pelepasan emisi GRK, dengan menyebutkan waktu,

5 menunjukkan waktu , luasan dan tempat luasan dan tempat kejadian. Seperti kebakaran, kejadian)

penebangan pohon besar-besara. Data bisa didapat melalui dokumen FGD (Focus Group Discussion), Rapid Assessment, informan kunci atau observasi langsung.

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0

Tabel 2.3. Kaitan Proyek dengan tujuan REDD+,

No Nama Kolom

Pengertian, Cara Pengisian dan Mendapatkan Data Kolom

Adalalah kolom untuk menunjukkan kaitan atau ketidak kaitan program-program dari proyek dengan Lima Elemen

1 Ada/Tidak REDD+ (I.b) dan pendukungnya, (√) menunjukkan keterkaitan dan (x) silang menunjukkan tak adanya keterkaitan.

Adalah lima elenen REDD+ sebagai tujuan utama proyek-

2 Bentuk Lima Elemen REDD+

proyek berbasis REDD+ (lihat di I.b) Adalah masalah-masalah yang mungkin terjadi di lokasi

proyek yang membutuhkan penanganan sesuai tujuan Masalah Terkait Lima Element

REDD+ (lima elemen REDD+) seperti masalah kebakaran

3 REDD+ Di lokasi Proyek

hutan yang dalam salah satu elemen REDD+ membutuhkan oerbaikan pengelolaan lahan gambut (stock karbon) agar tidak terjadi kebakaran.

Rata rata Kuantitas/jumlah (apabila Adalah kisaran jumlah kejadian (bisa diadopsi atau dirujuk

bisa diukur) 2 dari poin b.4).

Bentuk Nyata Proyek untuk Adalah bentuk kegiatan dalam proyek untuk mengurangi dan

5 Menyelesaikan Masalah terkait Lima atau menghilangkan masalah terkait yang terisi dalam poin Komponen REDD+

c.3. Adalah deskripsi target akhir dari masing masing kegiatan

Target Capaian Final dari kegiatan

6 dalam mengurangi masalah pada poin c.3, misal tertanam di akhir proyek (Ceritakan) ) dan tumbuhnya pohon buah untuk merehabilitasi lahan kritis.

Adalah kisaran jumlah target pencapaian dari poin c.6, Kuantitas/jumlah Capaian(apabila

7 misalnya tertanam dan tumbuhnya 1000 pohon buah lokal di bisa diukur)

sepuluh hektar lahan kritis.

Tabel 2.4. Menyangkut PRISAI terdapat srategi dalam pemenuhannya:

Bentuk Strategi Pendekatan Mendorong

No Prinsip PRISAI

Pencapaian/Terkait pula dengan Aktivitas

Model Pelaporan

Monitoring dan Evaluasi

1 Melengkapi atau

Sejak awal, sebelum proyek dimulai, identifikasi

konsisten dengan

pemicu, pendorong dan kisaran luasan kejadian

target pengurangan

telah ditemukan, sosialisasi terhadap kepatuhan

emisi, hukum

hokum telah diberikan.

nasional, konvensi dan kesepakatan internasional terkait

2 Kerjasama dengan kehutanan menyangkut informasi, Memperbaiki tata kelola Terintegrasi dalam dan penentuan sejak awal lokasi yang terkait erat kehutanan Laporan Besar Proyek

dengan hutan atau wilayah gambut diprioritaskan.

yang tak terpisahkan (mencakup analisis

penerapan PRISAI) transparan,

3 Informasi yang

Adanya information list yang harus disampaikan

hingga ke penerima manfaat dan dengan

terlembagakan, dan

menggunakan bahasa sederhana. Sejak awal

akuntabel hingga akhir proyek, menyangkut tujuan, kinerja dan transparansi pembagian manfaat.

4 Memastikan status hak

Mendorong sejak awal komunitas untuk mendata

atas tanah dan wilayah status tanah dan memastikan sejak awal peruntukan

masing-masing tanah.

20 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

Bentuk Strategi Pendekatan Mendorong

No Prinsip PRISAI

Pencapaian/Terkait pula dengan Aktivitas

Model Pelaporan

Monitoring dan Evaluasi

5 Menghormati dan

Adanya permufakatan bersama masyarakat

memberdayakan

menyangkut nilai nilai yang harus dipatuhi sejak

pengetahuan dan hak

dari awal dan bekerjasama dengan institusi adat

masyarakat adat dan

atau berwenang untuk pengawasan dan evaluasi.

komunitas lokal

6 Partisipasi penuh,

Sejak awal proyek ditegaskan proporsi yang

efektif, dan berkeadilan

berimbang menyangkut keterwakilan gender atau

gender dari semua.

golongan, serta menegaskan pula dalam setiap rapat terkait kegiatan.

7 Manfaat REDD+ dibagi

Poin ini terkait transparansi pengelolaan keuangan

secara adil ke semua

dan management kegiatan yang harus diketahui

pemegang hak dan

masyarakat sepanjang proyek berlangsung.

pemangku kepentingan yang relevan

8 Mendukung

Terintegrasi dalam keanekaragaman

Menginventarisasi keragaman hayati sejak dari

Laporan Besar Proyek hayati, perlindungan

awal dan mendorong kaitannya dengan kegiatan

yang tak terpisahkan hutan alam, dan jasa

yang dilakukan: beberapa tumbuhan dan atau

hewan (setidaknya lima) yang sudah jarang ditemui (mencakup analisis lingkungan

dan yang sudah tidak ada di wilayah desa atau

penerapan PRISAI)

proyek.

9 Aksi untuk menangani

Perlu pemetaan dari awal sejauh mana proyek

risiko-balik

membantu ekonomi dan sosial masyarakat. Analisis ini menentukan apakkah outcome dari proyek mendorong mengurangi aktivitas-aktivitas yang beresiko melepaskan emisi karbon

10 Aksi untuk mengurangi

Selain terkait pula dengan nomer Sembilan,

pengalihan emisi

diperlukan pula analisis mengenai jaringan moneter yang mendorong kegiatan-kegiatan yang beresiko, missal alur logging dari hulu ke hilir, seberapa penting tebas bakar masih dilakukan bagi sebuah keluarga. Analisis analisis tersebut mampu memperkuat target pencapaian dari proyek-proyek REDD+ yang dilakukan.

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ SIMORANKIR 1.0

5.2. Informasi Tambahan Dalam Proyek

Informasi tambahan akan dilampirkan sebagai laporan dokumen tambahan di akhir proyek. Terkait dengan pelengkap monitoring dan evaluasi, terdapat informasi tambahan dalam format isian tabel terpisah, sebagaimana dijelaskan di bawah ini:

1) Keanekaragaman Hayati Tabel 3.1. Informasi keanekaragaman hayati

Metode No.

Tingkatan Keanekaragaman

Tahun

Lokasi

Jumlah (satuan)

Status*2 Hayati*

(kapan?)

(di mana?)

Keterangan: * nama ekosistem, nama spesies; *2 rentan, langka, kunci

2) Manfaat Ikutan Tabel 3.2. Informasi manfaat ikutan

Jumlah Manfaat ikutan

Lokasi No.

Target penerima

Tahun

(satuan) (apa?)

(siapa?)*

(kapan?)

(di mana?) (berapa?)

2. Dst.

Keterangan: * pilih salah satu: penerima manfaat proyek atau bukan penerima manfaat (sebutkan!)

Pustaka

[Tim Kerja MRV Satgas REDD+]. 2013. Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran dan Pelaporan Proyek Khusus Eks PLG di Provinsi Kalimantan Tengah, Percontohan Non Karbon. Satuan Tugas Persiapan Kelembagaan REDD+. Jakarta.

[Tim Kerja MRV Satgas REDD+]. 2012. Strategi dan Rencana Implementasi Pengukuran, Pemantauan, dan Pelaporan yang Terverifikasi (MRV) untuk REDD+ Indonesia. Satuan Tugas Persiapan Kelembagaan REDD+.

Jakarta. Intergovermental Panel on Climate Change. 2007. 4th Assesement Report: Climate Change 2007. Mitigation of

Climate Change. Contribution of Working Group III to the Fourth Assesement Report of Intergovermental Panel on Climate Change. Cambridge University Press. Cambridge.

22 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

LAMPIRAN

Sistem Monitoring dan Pengukuran Kinerja REDD+ SIMORANKIR 1.0

24 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

Lampiran 1.

CONTOH KUESIONER DAN FORMAT ISIAN UNTUK PENERIMA MANFAAT Kotak yang diisi di awal proyek

Diisi di akhir proyek

1. Identifikasi Penerima Manfaat dan Proye

a. Nama Lengkap

b. Alamat

c. Jenis kelamin

d. Kegiatan

e. Periode Kegiatan

f. Lembaga Pendamping

g. Ketua Kelompok

h, Jumlah Anggota

i. Alamat Kelompok

2. Identifikasi Keseluruhan Lahan Secara Umum

Awal Proyek

Akhir Proyek

b. Luas

c. Status

e. Luas Lahan

f. Status

h. Luas

a. Urutan Lahan

i. Status Lahan Lahan (ha)

Lahan (ha)

3. Identifikasi Mata Pencaharian Utama

a. Mata pencaharian Tetap

d. Perubahan di Akhir

b. 2009

c. Awal Proyek

(pilih salah satu) Proyek

a.1. Petani

a.2. Buruh

a.3. Pengrajin

a.4. Wirausaha

a.5. Swasta

a.6. Penebang

a.7. Berburu

a.8. Beternak

a.9. Lain-lain

Sistem Monit oring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0

4. Identifikasi Mata Pencaharian Sampingan

a. Mata Pencarian Tambahan (boleh

e. Perubahan Akhir

b. 2009

c. Awal Proyek

lebih dari satu) Proyek

a.1. Petani

a.2. Buruh

a.3. Pengrajin

a.4. Wirausaha

a.5. Swasta

a.6. Penebang

a.7. Berburu

a.8. Beternak

a.9. Lain-lain

5. Identifikasi Status Lahan Pertanian (Jika Matapencaharian Utama atau Sampingan Petani)

a. Status Lahan Pertanian

f. dll (Pilih salah satu)

b. Lahan 1

c. Lahan 2

d. Lahan 3

e. Lahan 4

a.1. Sertifikat

a.2. SKT

a.3. SKTA

a.4. Milik Negara

a.5. Lain lain

6. Luas Lahan Pertanian (Jika Matapencaharian Utama atau Sampingan Petani)

a. Luasan Lahan (ha)

b. Lahan 1

c. . Lahan 2

d. Lahan 3

e. Lahan 4

f. dll

a.1. 2009

a.2. Awal Proyek

a.3. Akhir

7. Identifikasi Metode Pertanian (Jika Matapencaharian Utama atau Sampingan Petani)

a.1 a.2 a.3 a.4 a.5

a. Metode Pertanian (pilih salah satu: tebas bakar,

b. Lahan

e. Lahan

f. dll irigasi sawah, pengeringan kanal,dll)

c. Lahan 2

d. Lahan 3

b. 2009

c. Awal

d. Akhir Proyek

e. Lain lain

26 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

8. Identifikasi Perkebunan (Jika Matapencaharian Utama atau Sampingan Berkebun)

a.1 a.2 a.3 a.4 a.5

a. Lahan Perkebunan (isi

a.5. dll bila lebih dari satu)

a.1. Lahan 1

a.2. Lahan 2

a.3. Lahan 3

a.4. Lahan 4

b. Status Lahan (pilih salah satu: ertifikat, SKT,

SKTA, AJB, dll)

c. Luasan (ha)

d. Metode Pertanian (pilih salah satu: tebas

bakar, Pengeringan Kanal, dll)

e. Luas 2009 (ha)

f. Luas Awal Proyek (ha)

g. Luas Akhir Proyek (ha)

9. Identifikasi Kepemilikan Pohon (apabila ada)

a. Kepemilikan

b. Nama

f. Jumlah

g. Jumlah Akhir Pohon (pilih salah

c. Di dalam

e. Jumlah

Pohon /

d. di Hutan

Awal

Proyek satu atau lebih)

desa

Tanaman Proyek

a.1. Buah

a.2. Kayu

a.3. Karet

a.4. Madu

a.5. Rotan

a.6. Lain-lain

10. Identifikasi Aktivitas Karbon

a. Rata-rata luasan lahan dalam tebas bakar pertahun (bagi petani tebas bakar)

b. Rata-rata jumlah pohon (diameter diatas 20 cm) ditebang per tahun bagi yang bekerja

sebagai penebang)

Sistem Monit oring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0

11. Identifikasi Peternakan, Perikanan, buruan (apabila peternak, perikanan dan buruabn

d. Jumlah Awal

e. Jumlah Akhir

a. Kepemilikan

b. Jenis Hewan

c. Jumlah 2009

Proyek

Proyek

a.1. Ikan (perikanan)

2 dll

a.2. Peternakan

2 dll

a.3. Buruan

2 dll

12. Identifikasi Keragaman Hayati

a b c Katagori Spesies

b. Jenis Spesies

c. Jumlah 2009

a.1. Hewan / tumbuhan liar yang dulu banyak

sekarang jarang (sejak 2009)

2 dll

a.2. Hewan / tumbuhan liar yang sangat

jarang terlihat (sejak 2009)

28 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

LAMPIRAN 2. FORMAT ISIAN KOMPILASI PENERIMA MANFAAT

Kegiatan

Alamat Lembaga Nama Alamat

Kelamin Kegiatan Kelompok Kelompok Anggota Kelompok Pendamping

Proyek

Lahan 1

Lahan 3. dst Awal

Lahan 2

Awal Akhir 2009

Proyek proyek

Luas Sta- Luas Sta- Luas Sta- Luas Sta- Luas Sta- Luas Sta- Luas Sta- Luas Sta- Luas Sta- (ha) tus

(ha) tus (ha) tus (ha) tus (ha) tus (ha) tus (ha) tus (ha) tus (ha) tus

Status Lahan Pertanian

Metode

(khusus yang mata

Mata Pencaharian

Mata Pencaharian

Pertanian bagi

pencaharian utama/

Utama (pilih satu

tambahan (boleh

matapencaharian

sampingannya petani) di

saja) pilih lebih dari satu petani, pilih salah

awal proyek, pilih salah

total Luasan satu dari:

satu dari:

Lahan Pertanian (bagi yang mata

pencaharian buruh (sebutkan),

Pilihan: petani,

Pilihan: petani,

buruh (sebutkan),

utama atau

tebas bakar, Perajin, wirausaha

samp[ingannya irigasi sawah, (sebutkan),

Perajin, wirausaha

Pilihan: Sertifikat, SKT,

pengeringan penebang,

(sebutkan),

petani) (ha)

SKTA, Milik Negara,

kanal, lainnya perikanan/nelayan,

penebang,

Lainnya (sebutkan)

perikanan/nelayan, (sebutkan) peternak, berburu,

peternak, berburu, dll (sebutkan))

dll (sebutkan))

awal akhir Awal Akhir han

2009 pro- 2009 pro- han han han han dll 2009 pro- pro- 2009 Pro- Pro- akhir

akhir

yek

1 2 3 4 yek yek yek yek proyek

yek

proyek

Sistem Monit oring dan Pengukuran Kinerja REDD+

SIMORANKIR 1.0

Status Lahan Perkebunan (yang mata pencahariannya utama/

Metode Perkebunan, pilih salah sampingannya perkebunan) di

total Luasan Lahan Perkebunan

satu dari: awal proyek, dari pilih Salah Satu

(ha)

dari: Pilihan: Sertifikat, SKT, SKTA, Milik

Pilihan: tebas bakar, pengeringan

Negara, Lainnya (sebutkan) kanal, lainnya (sebutkan)

Lahan 1 Lahan 2 Lahan 3 dll 2009 awal proyek akhir proyek Lahan 1 Lahan 2 Lahan 3 dll

Kepemilikan Pohon

Awal Proyek

Akhir Proyek

Jenis Nama

Lokasi Nama

Pilihan:

Lokasi pohon

(di (boleh

(di

Kayu,

Kayu, Jumlah desa

(boleh

Kayu,

desa (boleh

Jumlah desa lebih

atau di dari

atau di

hutan) satu)

hutan)

lain-lain (sebutkan)

hutan) satu)

(sebutkan)

(sebutkan)

Identifikasi Perikanan, Peternakan dan Buruan

Identifikasi Aktivitas Karbon

Keragaman Hayati

Rata

2009 Awal Proyek

Akhir Proyek rata Rata

rata luas

Luas

Penge-

Rata rata

Status Nama

Kanal dua

yang di

Nama Spesies ternak

Bakar Per

Spesies (langka, atau

per tahun

(Tumbuhan terancam, ikan Jumlah

(bagi

ikan Jumlah

ikan Jumlah

(bagi yang

(bagi

atau bernilai (bisa

bekerja

total (bisa

Hewan), penting lebih

pertanian penebang)

Boleh dari (hanya ada dari

satu di wilayah satu)

tan kanal)

30 Buku Panduan Pelaksanaan Pengukuran Program

Lampiran 3. FORMAT KOMPILASI PER-PROYEK

Kegiatan

Alamat Lembaga Desa

Adminis- Jenis

tratif Kelamin Kegiatan Kelompok Kelompok Anggota Kelompok Pendamping

Proyek

Lahan dalam batas administrasi desa (ha) Lahan Negara dalam batas administrasi desa (ha) Hutan

Pemu- Kehu-

Hutan Luas Pertanian

Lain- Luas Hutan Hutan

Hutan

Konser- kiman

Perikanan

tanan lain Total Desa Adat Lindung Produksi total vasi

Identifikasi Lahan dan Tanah

Luas dan Status Tanah (ha) Kelas Luasan Status: Sertifikat, SKT,

Kelas

Awal SKTA, dll (Sebutkan

Akhir Proyek

Proyek Semua Status)

Proyek

Proyek

0.1-2, 2.1-5, 5<)

Sertifikat SKT

Surat xxx

Pekerjaan (Utama Dan Sampingan sebutkan semuanya)

Perubahan Perikanan/ Petani Buruh Pengrajin Wirausaha Penebang Berburu Beternak

PNS Pekerjaan

Nelayan Pekerjaan Utama

2009 Sebagai: Pekerjaan Utama

Awal Proyek Sebagai:

Pekerjaan Sampingan 2009 Sebagai:

Pekerjaan Sampingan Awal Proyek:

Perubahan Pekerjaan Utama

Akhir Proyek Sebagai:

Perubahan Pekerjaan

Sampingan Akhir Proyek: