ASKEP Gerontik Pasien Dengan REMATIK OST
ASKEP Gerontik Pasien Dengan REMATIK (OSTEOARTRITIS)
LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES MENUA dan REMATIK (OSTEOARTRITIS)
A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri
atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya
lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.
Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara
ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fsik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke
industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Menua
bukanlah
suatu
penyakit
tetapi
merupakan
proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa
ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
B. Teori – teori proses menua
1. Teori biologi.
a. Teori genetic dan mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokima yang diprogram oleh
molekul/ DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dapat menimbulkan stress menyebabkan sel-sel tubuh
lelah (terpakai).
c. Auto immune theory
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tertentu
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
Regenerasi
jaringan
tubuh
tidak
dapat
mempertahankan
tubuh.
kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel-sel
lelah terpakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan
organic yang selanjutnya menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen yang selanjutnya menyebabkan kurang elastis, kekacauan
dan hilangnya fungsi.
g. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel
setelah sel-sel tersebut mati.
2. Teori kejiwaan sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan social dan mempertahankan hubungan antara system social
dan individu agar stabil dari usia pertengahan hingga usia tua.
b. Kepribadian berlanjut
Merupakan gabungan teori di atas dimana perubahan yang terjadi pada
seseroang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang
dimilikinya.
c. Teori pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seorang
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga sering terjadi kehilangan ganda: kehilangan peran, hambatan
kontak social, berkurangnya komitmen.
C. Peran dan hubungan antar manusia bagi usia lanjut
1. Peran dan Hubungan Antar Manusia Yang Normal
Peran dan hubungan menggambarkan tanggung jawab individu dalam
keluarga, pekerjaan dan keadaan social. Secara alamiah peran itu sesuai
dengan budaya namun ada perbedaan dari setiap individu. Orang
cenderung memperlihatkan identitas dan menggambarkan kemampuan
dalam berperan. Setiap orang mempunyai perannya masing-masing
misalnya; sebagai seorang laki-laki, wanita, suami, istri, orang dewasa,
remaja, orang tua, anak, saudara, pelajar, guru, dokter, perawat dan lainlain. Peran dilakukan orang selama hidupnya dan ia sering berusaha sesuai
dengan peran yang dimiliki.
Peran memberikan nilai dan status social bagi seseorang. Setiap
kelompok social mempelajari status, perilaku, symbol, dan hubungan yang
dapat diterima oleh setiap peran. Perilaku, symbol dan pola hubungan
setiap orang berbeda tergantung nilai dan norma social di mana individu itu
berada.
2. Peran, Hubungan dan Usia
Perubahan peran dan hubungan disesuaikan dengan perkembangan
usia baik laki-laki maupun perempuan. Perubahan itu meliputi pengunduran
diri, merasa kehilangan misalnya perubahan posisi dalam rumah atau
kehilangan orang penting lainnya seperti suami atau istri yang meninggal.
Semuanya ini dapat menimbulkan potensial trauma bagi lanjut usia. Dalam
kehidupan nyata banyak orang tua marah atau merasa tersinggung karena
kekuatan social mereka diberhentikan (pensiun)
Menurut American Society menggambarkan bahwa peran orang tua
sudah tidak berdaya, lemah atau lekas marah dan tidak bermanfaat (sia –
sia). Beberapa orang tua menerima peran ini dan melakukan sebagai
tindakan. Namun banyak orang yang tidak puas menerima stereotype ini
dan secara kontinyu mengembangkan peran dan hubungan sampai usia 80 –
90 tahun.
3. Pengkajian Peran dan Hubungan Antar Manusia
a. Kaji status perkawinan individu (single, kawin, janda, cerai).
b. Kaji respon kehilangan individu seperti suami, istri atau orang penting
lainnya
c. Apakah individu hidup sendiri atau dengan orang lain
d. Jika individu tersebut hidup dengan orang lain, siapakah mereka dan apa
cara mereka berhubungan? Apakah masih mempunyai struktur keluarga?
e. Bagaimana seseorang menggambarkan hubungan dalam keluarga
f. Kaji hubungan klien dengan teman karib.
g. Kaji hubungan kerja
h. Kaji perasaan klein yang sudah pensiun
i. Kaji apakah klien merasa bagian dari masyarakat atau lingkungan
4. Proses Keperawatan
Ada beberapa masalah yang muncul antara lain :
a. Disfungsi berkabung
b. Perubahan proses keluarga
c. Isolasi social/gangguan interaksi social
d. Gangguan komunikasi verbal.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA
A. Pengertian
Reumatoid
arthritis
adalah
gangguan
autoimun
kronik
yang
menyebabkan proses infamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit infamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban
Secara
klinis
osteoartritis
ditandai
dengan
nyeri,
deformitas,
pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit
sendi lainnya.
B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini,
antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan lakilaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih
sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering
menimbulkan
cedera
sendi
yang
berkaitan
dengan
resiko
osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya
kepadatan
tulang
dikatakan
dapat
meningkatkan
resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih
padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.
C. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering
ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ
di
luar
persendian.Peradangan
kronis
dipersendian
menyebabkan
kerusakan
struktur
sendi
yang
terkena.Peradangan
sendi
biasanya
mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses
sinovitis
(radang
selaput
sendi)
serta
pembentukan
pannus
yang
mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya,
terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada
yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun
semuanya
belum
terbukti.
Berbagai
faktor
termasuk
kecenderungan
genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus
Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang
berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrof) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang
disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin
merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini
secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk
tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan
ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi
mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fbrilasi, fsur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak
diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan
pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit
ini
berhubungan
(hiperurisemia)
.
Reumatik
dengan
gout
tingginya
merupakan
asam
jenis
urat
darah
penyakit
yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan
monosodium
kerusakan
urat
di
sendi.
Penyakit
persendian
ini
meningkat.
timbul
akibat
Timbunan
kristal
kristal
ini
menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor
hormonal
yang
mengakibatkan
menyebabkan
meningkatnya
gangguan
produksi
metabolisme
asam
urat
atau
yang
bisa
dapat
juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga
bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obatobatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang
meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat
juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di
luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar
sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering
ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut,
penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal
di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa
timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau
radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau
otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout
dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya
belum
diketahui,
tetapi
berhubungan
dengan
proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fsik
yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri
maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral
dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping.
Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan
yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian
pasien yang umumnya tua (lansia).
E. Patofisioligi
Infamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago.
Pannus masuk ke tulang sub
chondria.
karena
Jaringan
granulasi
menguat
radang
menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fbrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Yang
lain.
terutama
yang
mempunyai
faktor
rhematoid
(seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
G. Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifk, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinfamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
2.
Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6.
Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan
yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam
urat
dan
menurunkan
berat
badan,
bila
terlalu
gemuk
dan
mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh dan
yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan
bahan
Makanan yang boleh
diberikan
Makanan yang tidak
boleh diberikan
makanan
Karbohidrat
Protein hewani
Protein nabati
Lemak
Semua
Daging atau ayam, ikan
tongkol, bandeng 50
gr/hari, telur, susu, keju
Kacang-kacangan kering
25 gr atau tahu, tempe,
oncom
Minyak dalam jumlah
terbatas.
Sayuran
Semua sayuran
sekehendak kecuali:
asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
Buah-buahan
Minuman
Bumbu, dll
H.
-Sardin, kerang, jantung,
hati, usus, limpa, paruparu, otak, ekstrak
daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
--Asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
--
Semua macam buah
Alkohol
Teh, kopi, minuman yang
mengandung soda
Semua macam bumbu
Ragi
Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o
Catat bila ada krepitasi
o
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrof, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan
pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan
harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis
ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa
keperawatan yang sering muncul yaitu:
Tabel Analisa Data
, ketidaknyamanan,
Etiologi
Distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses
fokus pada diri sendiri,
infamasi, destruksi sendi
Problem
Nyeri Akut
aksi/ respons autonomic
gan akibat akumulasi
deformitas skeletal,
Gangguan mobilitas
infamasi, destruksi sendi
ngsi dari bagian-bagian
nyeri, penurunan kekuatan otot
deformitas skeletal,
dengan.
Gangguan Citra Tu
uan untuk mengatur
nyeri, penurunan kekuatan otot
kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan,
Defsit perawatan d
ri-hari.
daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi
FORMAT PENGKAJIAN
Nama
NIM
: Riza Desima
: 201120461011069
Tanggal Pengkajian
: Selasa, 18 Desember 2012
A. RIWAYAT KLIEN / DATA BIOGRAFIS
Nama
: Ny.M
Alamat
: Arjowinangun RT 03/ RW 03, Malang
Telp
:-
TTL
: 65 Tahun
Jenis Kelamin
Suku
: Perempuan
: Jawa
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Janda
Pendidikan
: SD
Orang Yang Paling Dekat Dihuungi
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
: Anak
Keterangan:
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: meninggal
: Penderita
: Menikah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status Pekerjaan saat Ini
: tidak bekerja
2. Pekerjaan Sebelumnya
: tidak bekerja (IRT)
3. Sumber – sumber
: Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga
kebutuhan sehari-harinya di dapatkan dari anak-anaknya.
4. Pendapatan dan Kecukupan
Terhadap sumber – sumber
: Pendapatan sekitar Rp. 500.000/bulan
Ny T mengatakan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1. Tipe Tempat Tinggal
: Rumah Gedung/tembok
2. Jumlah Kamar
: 4 Buah Kamar
3. Jumlah Orang Yang Tinggal Di rumah
4. Derajat Privasi
:-
: 3 Orang (Ny.M dan 2 anaknya)
E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi /Minat
: masak
2. Keanggotaan Organisasi
: Ny.M tidak mengikuti organisasi apapun di
lingkungannya.
3. Liburan /Perjalanan
: Jarang, karena kesulitan biaya.
F. SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
1. Dokter
:-
2. Rumah Sakit
:-
3. Klinik
:-
4. Pelayanan Kesehatan Di Rumah
: Puskesmas Arjowinangun, Posyandu
Lansia
5. Makanan yang Dihantarkan : G. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Kebiasaan Waktu Tidur
: Pukul 21 . 00 – 04.00 WIB (Malam)
Pukul 14.00 – 16.00 WIB (Siang)
H. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Kesehatan Utama
: Ny.M Terasa Linu – linu pada area lutut
2. Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: Sering linu-linu di kaki
3. Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu
: tidak ada.
4. Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan :
Ny.M mengatakan tidak mengerti penyebab dari linu-linu di kakinya. Yang
Ny.M ketahui penyebabnya karena faktor usianya, tindakan yang sudah di
lakukan Ny.M untuk mengurangi linu – linu adalah meminum obat yang di
berikan oleh puskesmas, Ny.M tidak tau lagi cara untuk mengurangi sakit
linu – linunya. Akibat dari linu-linunya Ny.M sudah jarang untuk jalan pagi
(olah raga).
I.
OBAT – OBATAN
1. Nama
: Vit. B1, Na-Diklofenac, CTM
2. Bagaimana/ kapan menggunakannya
:
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah makan.
J.
ALERGI ( Catat agen reaksi spesifik )
1. Obat – obatan
:-
2. Makanan
:-
3. Kontak Substansi
4. Faktor Lingkungan
::-
K. LINGKUNGAN ( Ingat kembali diet 24 jam, termasuk cairan )
1. Diet Khusus Pembatasan
:-
Riwayat peningkatan Atau penurunan BB : Pola konsusmsi Makanan ( Sendiri /dgn Orang lain ) : Sendiri dengan
frekuensi 3X perhari.
2.
Masalah yang memengaruhi Masukan makanan ( Mis ; Pendapatan tdk
adekuat, Kurang transportasi, masalah, Menelan atau mengunyah, Stress
emosioanal ) : tidak ada.
L.
STATUS KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit masa anak – anak
:-
2. Penyakit serius /Kronik
:-
3. Trauma
:
4. Perawatan di Rumah sakit
5. Operasi
:-
:-
M. TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum
: Baik
2. Tingkat Kesadaran
: Compos Metis
3. Skala koma Glasgow
: 456
4. Tanda – tandaVital
:
Tekanan Darah
Nadi
: 120 / 80 mmHg
: 80x/menit
Pernapasan
1.
: 20X/menit
Integumen :
: □ Ya
1)
Lesi /Luka
Tidak
2)
Pruritus
3)
Perubahan Pigmentasi
4)
Perubahan Tektur
5)
Sering Memar
: □ Ya
6)
Perubahan Rambut
:
7)
Pemajanan Lama
: □ Ya
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
:
Ya (keriput)
Ya (uban)
□ Tidak
Tidak
□ Tidak
Tidak
Terhadap matahari
2. Hemopoetik :
Perdarahan / memar Abnormal : □ Ya
1)
Pembengkakan kelenjar
Limfa : □ Ya
2)
Anemia
: □ Ya
Tidak
Tidak
Tidak
3. Kepala
1)
Sakit Kepala
: □ Ya
Tidak
2)
Trauma masa lalu
: □ Ya
Tidak
3)
Pusing
: □ Ya
Tidak
4)
Gatal pada kulit kepala : □ Ya
Tidak
4. Mata
1)
Perubahan Penglihatan :
Ya
2)
Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya
3)
Nyeri
4)
Air mata Berlebihan
: □ Ya
5)
Pruritus
:
6)
Bengkak sekitar mata
: □ Ya
7)
Kabur
:
8)
Fotofobia
: □ Ya
: □ Ya
□ Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
□ Tidak
Tidak
□ Tidak
Tidak
9)
Riwayat Infeksi
:
Ya
□ Tidak
10)
Konjungtiva
: □ Anemis
11)
Sklera
Tidak anemis
□ Ya
Tidak
5. Telinga
1)
Perubahan Pendengaran :
Ya
2)
Tinitus
: □ Ya
3)
Vertigo
:
4)
Riwayat Infeksi
: □ Ya
Ya
□ Tidak
Tidak
□ Tidak
Tidak
6. Hidung dan Sinus
1)
Rinorea
: □ Ya
Tidak
2)
Epistaksis
: □ Ya
Tidak
3)
Obstrusksi
: □ Ya
Tidak
4)
Nyeri pada sinus
: □ Ya
Tidak
5)
Riwayat Infeksi
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
7. Mulut dan Tenggorok
1)
Sakit tenggorok
2)
Lesi / ulkus
3)
Kesulitan menelan
: □ Ya
Tidak
4)
Perdarahan gusi
: □ Ya
Tidak
5)
Karies
: □ Ya
Tidak
6)
Riwayat Infeksi
: □ Ya
Tidak
7)
Pola menggosok gigi
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
8. Leher
1)
Kekakuan
2)
Nyeri / nyeri tekan
3)
Benjolan / Massa
4)
Keterbatasa gerak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
9. Pernapasan
1)
Batuk
: □ Ya
Tidak
2)
Sesak napas
: □ Ya
Tidak
3)
Hemoptisis
: □ Ya
4)
Sputum
5)
Asma / Alergi Pernapasan
6)
Suara Napas
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
:
Tidak
Vesikuler
□Bronkial □Bronko
vesikuler
7) Suara nafas tambahan
: □ ronkhi □wheezing
10. Kardiovaskuler
1)
Nyeri dada
2)
Palpitasi
3)
Sesak napas
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
11. Gastrointestinal
1)
Nyeri Ulu Hati
: □ Ya
Tidak
2)
Mual /muntah
: □ Ya
Tidak
3)
Hematemesis
: □ Ya
Tidak
4)
Perubahan nafsu makan
5)
Benjoan /massa
6)
Diare
7)
Konstipasi
: □ Ya
Tidak
8)
Melena
: □ Ya
Tidak
9)
Hemoroid
: □ Ya
Tidak
10)
Perdarahan Rektum : □ Ya
Tidak
11)
Pola defekasi biasanya :
□ Tidak
:
Ya
□ Tidak
: □ Ya
: □ Ya
Tidak
Tidak
Ya
12. Perkemihan
1) Frekuensi
: 3 – 4x/hari
2)
Menetes
:□ Ya
Tidak
3)
Hematuria :
□ Ya
4)
Poliuria
:□ Ya
Tidak
5)
Nokturia
:□ Ya
Tidak
6)
Inkontinensia
:□ Ya
Tidak
7)
Nyeri Saat berkemih
Tidak
: □ Ya
Tidak
8)
Batu Infeksi :
□ Ya
Tidak
13. Muskuluskeletal
1)
Nyeri Persendian
:
2)
Kekakuan
3)
Pembengkakan Sendi
4)
Kram
5)
Kelemahan Otot
6)
Masalah cara berjalan
:
:
Ya (lutut kaki)
Ya
□Tidak
□Tidak
: □ Ya
Ya
Tidak
□Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
14. Sistem Syaraf Pusat
1)
Sakit Kepala
: □ Ya
Tidak
2)
Paralysis
: □ Ya
Tidak
3)
Paresis
: □ Ya
Tidak
4)
Masalah koordinasi
: □ Ya
Tidak
5)
Tic/Tremor/spasme
: □ Ya
Tidak
6)
Parastesia
: □ Ya
Tidak
7)
Masalah memori
: □ Ya
Tidak
15. Sisten Endokrin
Goiter : □ Ya
Tidak
Polifagia
: □ Ya
Tidak
Polidipsi
: □ Ya
Tidak
Poliuri : □ Ya
Tidak
N. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari)
:
Aktifitas
enuh
ntuk memotong, mengoles mentega, modifkasi diet
ent
kan bantuan
nt (menggunakan shower)
uan
nt berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur
aju
antuan
antuan 50%
ent (mengancing baju, restleting)
(buang air besar)
sia Alvy (menggunakan barium enema)
dak tertahan
engontrol
cil
kan kateter
ompol
gontrol
tuan Penuh
tuan 50%
ent (menghidupkan, dressing, wiping)
ari kursi roda ke tempat tidur
enuh
ndah membutuhkan 2 orang untuk membantu
minimal 1 orang
ent
lan yang datar
asi
nggunakan kursi roda
dengan bantuan 1 orang
ent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards
angga
enuh
antuan (verbal, physical, carrying aid)
ent
00)
Ket Penilaian : 0 – 20 : Ketergantungan penuh
21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat
kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya
Ny.M memiliki tingkat ketergantungan moderat.
O. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF
1.
Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
Tanggal
: Senin, 17 Desember 2012
Nama Paasien
: Ny.M
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan : SD
Suku
: Jawa
Pertanyaan
Ben
ar
√
Sala
h
√
√
√
√
√
√
Nom
or
1
2
3
4
5
6
7
√
√
√
:
8
9
10
Pertanyaan
Jawaban
Tanggal berapa hari ini ? 18 Desember
2012
Hari apa sekarang ?
Selasa
Apa nama tempat ini ?
Rumah
Dimana alamat anda ?
Arjowinangun
Berapa umur anda ?
65 tahun
Kapan anda lahir ?
1947
Siapa presiden
SBY
Indonesia ?
Siapa presiden
Tidak tau
Indonesia sebelumnya ?
Siapa nama ibu anda ?
Kamsiyah
Kurangi 3 dari 20 dan
17, 14, 11, 8, 5,
tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru,
secara menurun
JUMLAH
Benar : 9
Salah : 1
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10
: Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan
hasil 9 benar dan 1 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny.m
masih Utuh.
2. MMSE (Mini Mental Status Exam)
N
o
Aspek
Kognitif
1
Orientasi
Nilai
maksi
mal
5
Nilai
Klien
Kriteria
5
Menyebutkan dengan benar :
Tahun
: 2012 (Benar)
Musim
: hujan (Benar)
Tanggal : 18 (Benar)
Hari
: selasa (Benar)
Bulan
: desember (Benar)
Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
Kabupaten/kota : malang (Benar)
Panti :Wisma:Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudia
ditanyakan kepada klien, menjawab
:
2
Orientasi
5
5
3
Registrasi
3
2
4
Perhatian
dan
kalkulasi
5
2
Meminta klien berhitung mulai dari
100 kemudia kurangi 7 sampai 5
tingkat.
Jawaban :
1.
2.
3.
4.
5.
93
86
79
72
65
5
Menginga
t
3
3
6
Bahasa
9
7
Total nilai
30
Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap
poin nilai 1)
Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktiftas sesuai
perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.
24
Interpretasi hasil :
24 – 30
: tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
P. STATUS FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga
:
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk membantu pad
waktu sesuatu menyusahkan saya (adaptasi)
Saya puas dengan
cara keluarga ( teman ) saya membicarakan seuatu da
mengungkapkan masalah dengan saya ( hubungan )
Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) menerima dan mendukung keingina
saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan )
Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) mengekspresikan afek da
berespons terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. ( Afek ).
Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama
sama.
Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau
tidak ada
ANALISA DATA
DATA
DS :
- Ny.M mengatakan “saya sering merasa sakit pada kaki (lutut)”
- Ny.M mengatakan jika sakitnya parah, susah berjalan.
- Ny.M mengatakan “kalau ketika saya berkerja tiba-tiba nyeri
lutut, langsung berhenti dulu duduk mba sampai sakitnya hilang”
- Ny.M mengatakan “ biasanya saya Cuma minum obat yang di
berikan di puskesmas aja mas, dan sedikit di pijat-pijat saya tidak
tau cara lain untuk mengurangi nyerinya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
DS :
- Ny.M mengatakan
“tidak tahu apa itu Osteoartritis atau
rematik, sebab dan pengaturannya”
- Ny.M mengatakan “taunya saya Cuma bawaan penyakit sudah
tua”
- Ny.M mengataka “saya juga jarang untuk olah raga apa lagi
jalan pagi”
- Ny.M mengatakan “ saya sering terasa linu-linu kalau habis
memakai air dingin untuk mandi tau yg lainnya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
Skala nyeri 3
Terlihat pasien bingung ketika di tanya tentang Osteoartritis
atau rematik.
PROBLE
Gangguan akti
Inefektif menejeme
PENENTUAN SKALA PRIORITAS
1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
No
1.
Prioritas
Skor / bobot
Sifat Masalah
Nyeri
2/3 x 1 = 2/3
Skala: Aktual
2.
Kemungkinan Masalah dapat diubah
Karen
1/2 x 2 = 1
Skala: Sebagian
aktivit
selalu
sebagi
3.
Potensial masalah untuk di cegah
2/3 x 1 = 2/3
Skala: Cukup
4.
Jika n
sangat
Menonjolnya Masalah
2/2 x 1 = 1
Skala: Masalah berat, harus segera
Penan
kepera
ditangani
Jumlah
2.
Inefektif
3 1/3
menejemen
terapeutik
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang penyakit, diit dan penanganan.
Prioritas
Masalah dapat diubah
n
alah untuk di cegah
Masalah
h berat, harus segera
Skor / bobot
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
Pembenaran
Bila informasinya tidak segera disampaikan mak
terhadap kesehatan Ny.M kedepannya.
Perubahan membutuhkan waktu yang tidak sing
2/3 x 1 = 2/3
Jika tidak segera diinformasikan kebiasaan yang
berlanjut dan akan memengaruhi kualitas hidup
2/2 x 1 = 1
Krena terkait dengan masalah kesehatan Ny.M m
informasi harus segera disampaikan.
3 2/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit, diit dan penanganan.
2. Gangguan aktivitas fsik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
1.
Tujuan
Diagnosa
Umum
Inefektif menejemen Setelah 3x junjungan :
Khusus
Setelah kunjungan ke 3 : Ny.M - Menyebu
terapeutik
mampu:
Ny.M mengetahui
Osteoartr
berhubungan dengan tentang Osteoartritis - memahami tentang
kurang pengetahuan atau rematik, diit dan
tentang penyakit, diit penanganannya
dan penanganan.
verbal
Osteoartritis atau rematik
- Menyebu
- mengetahui Penyebab dan
makanan
boleh dik
gelaja
atau rem
- Mengetahui diit Osteoartritis
masing je
atau rematik
- Melakukan penanganan
2 Gangguan aktivitas
Setelah di lakukan
Setelah kunjungan ke 3 :
fsik berhubungan
perawatan/ kun- jungan Ny.M mampu :
dengan nyeri lutut
sebanyak 3x,
kaki
diharapkan Ny.M dpt
tetap melakukan
- Melakuk
kesulitan
- melakukan aktiftas sehari-hari- Keluarga
tanpa kesulitan
- Memanagement aktivitasnya
aktiftas sehari-hari
ketika kakinya tiba-tiba nyeri
tanpa kesulitan
Keluarga dapat:
- memberikan bantuan mobilisasi
efektif jika diperlukan
- memberikan support kepada Ny
S
tekhnik k
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa
Keperawatan
1.
Inefektif
menejemen
terapeutik
Evaluasi
1. Mengkaji pengetahuanS : Ny.M mengatakan
Ny.M
paham dengan
2. Menjelaskan tentang
Osteoartritis atau
berhubungan
Osteoartritis atau
rematik dan dapat
dengan kurang
rematik
menyebutkan mulai dr
pengetahuan
3. Menjelaskan tentang
tentang penyakit,
diit Osteoartritis atau
diit dan
rematik
penanganan.
2
Implementasi
pengertian sampai
diitnya
O
:
Ny.M
tampak
4. Menjelaskan tentang
menjawab pertanyaan
Jenis – jenis makanan
petugas dan antusias
yang di anjurkan dan
dalam
tidak boleh dikonsumsi
pendidikan kesehatan.
pemberian
oleh penderita
A : Masalah teratasi
Osteoartritis atau
P: -
rematik
Gangguan aktivitas1. MenJelaskan kepada S : Ny.M mengatakan
fsik berhubungan
keluarga tentang
mulai bisa beraktivitas
dengan nyeri lutut
penyebab terjadinya
tanpa
kesulitan
dan
kaki
nyeri kaki
paham
akan
cara
(Osteoartritis atau
kompres hangat
rematik)
O
2. Mengajarkan Ny.M
tampak
sehari-hari
untuk mengurangi linu A
– linunya
senam tangan.
Ny.M
mengerjakan aktivitas
cara kompres hangat
3. Mengajarkan cara
:
:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
berikan
kepada
support
Ny.M
agar
4. Menganjurkan Ny.M
untuk jalan atau olah
raga pagi setiap hari
5. Mengobservasi
kemampuan Ny.M dan
anggota keluarga
setelah mendapat
penjelasan dari
perawat
terus
melakukan
anjuran petugas
Lampiran
LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES MENUA dan REMATIK (OSTEOARTRITIS)
A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri
atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya
lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.
Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara
ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fsik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke
industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Menua
bukanlah
suatu
penyakit
tetapi
merupakan
proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa
ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
B. Teori – teori proses menua
1. Teori biologi.
a. Teori genetic dan mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokima yang diprogram oleh
molekul/ DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dapat menimbulkan stress menyebabkan sel-sel tubuh
lelah (terpakai).
c. Auto immune theory
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tertentu
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
Regenerasi
jaringan
tubuh
tidak
dapat
mempertahankan
tubuh.
kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel-sel
lelah terpakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan
organic yang selanjutnya menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen yang selanjutnya menyebabkan kurang elastis, kekacauan
dan hilangnya fungsi.
g. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel
setelah sel-sel tersebut mati.
2. Teori kejiwaan sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan social dan mempertahankan hubungan antara system social
dan individu agar stabil dari usia pertengahan hingga usia tua.
b. Kepribadian berlanjut
Merupakan gabungan teori di atas dimana perubahan yang terjadi pada
seseroang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang
dimilikinya.
c. Teori pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seorang
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga sering terjadi kehilangan ganda: kehilangan peran, hambatan
kontak social, berkurangnya komitmen.
C. Peran dan hubungan antar manusia bagi usia lanjut
1. Peran dan Hubungan Antar Manusia Yang Normal
Peran dan hubungan menggambarkan tanggung jawab individu dalam
keluarga, pekerjaan dan keadaan social. Secara alamiah peran itu sesuai
dengan budaya namun ada perbedaan dari setiap individu. Orang
cenderung memperlihatkan identitas dan menggambarkan kemampuan
dalam berperan. Setiap orang mempunyai perannya masing-masing
misalnya; sebagai seorang laki-laki, wanita, suami, istri, orang dewasa,
remaja, orang tua, anak, saudara, pelajar, guru, dokter, perawat dan lainlain. Peran dilakukan orang selama hidupnya dan ia sering berusaha sesuai
dengan peran yang dimiliki.
Peran memberikan nilai dan status social bagi seseorang. Setiap
kelompok social mempelajari status, perilaku, symbol, dan hubungan yang
dapat diterima oleh setiap peran. Perilaku, symbol dan pola hubungan
setiap orang berbeda tergantung nilai dan norma social di mana individu itu
berada.
2. Peran, Hubungan dan Usia
Perubahan peran dan hubungan disesuaikan dengan perkembangan
usia baik laki-laki maupun perempuan. Perubahan itu meliputi pengunduran
diri, merasa kehilangan misalnya perubahan posisi dalam rumah atau
kehilangan orang penting lainnya seperti suami atau istri yang meninggal.
Semuanya ini dapat menimbulkan potensial trauma bagi lanjut usia. Dalam
kehidupan nyata banyak orang tua marah atau merasa tersinggung karena
kekuatan social mereka diberhentikan (pensiun)
Menurut American Society menggambarkan bahwa peran orang tua
sudah tidak berdaya, lemah atau lekas marah dan tidak bermanfaat (sia –
sia). Beberapa orang tua menerima peran ini dan melakukan sebagai
tindakan. Namun banyak orang yang tidak puas menerima stereotype ini
dan secara kontinyu mengembangkan peran dan hubungan sampai usia 80 –
90 tahun.
3. Pengkajian Peran dan Hubungan Antar Manusia
a. Kaji status perkawinan individu (single, kawin, janda, cerai).
b. Kaji respon kehilangan individu seperti suami, istri atau orang penting
lainnya
c. Apakah individu hidup sendiri atau dengan orang lain
d. Jika individu tersebut hidup dengan orang lain, siapakah mereka dan apa
cara mereka berhubungan? Apakah masih mempunyai struktur keluarga?
e. Bagaimana seseorang menggambarkan hubungan dalam keluarga
f. Kaji hubungan klien dengan teman karib.
g. Kaji hubungan kerja
h. Kaji perasaan klein yang sudah pensiun
i. Kaji apakah klien merasa bagian dari masyarakat atau lingkungan
4. Proses Keperawatan
Ada beberapa masalah yang muncul antara lain :
a. Disfungsi berkabung
b. Perubahan proses keluarga
c. Isolasi social/gangguan interaksi social
d. Gangguan komunikasi verbal.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA
A. Pengertian
Reumatoid
arthritis
adalah
gangguan
autoimun
kronik
yang
menyebabkan proses infamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit infamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban
Secara
klinis
osteoartritis
ditandai
dengan
nyeri,
deformitas,
pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit
sendi lainnya.
B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini,
antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan lakilaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih
sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering
menimbulkan
cedera
sendi
yang
berkaitan
dengan
resiko
osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya
kepadatan
tulang
dikatakan
dapat
meningkatkan
resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih
padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.
C. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering
ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ
di
luar
persendian.Peradangan
kronis
dipersendian
menyebabkan
kerusakan
struktur
sendi
yang
terkena.Peradangan
sendi
biasanya
mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses
sinovitis
(radang
selaput
sendi)
serta
pembentukan
pannus
yang
mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya,
terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada
yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun
semuanya
belum
terbukti.
Berbagai
faktor
termasuk
kecenderungan
genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus
Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang
berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrof) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang
disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin
merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini
secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk
tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan
ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi
mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fbrilasi, fsur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak
diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan
pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit
ini
berhubungan
(hiperurisemia)
.
Reumatik
dengan
gout
tingginya
merupakan
asam
jenis
urat
darah
penyakit
yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan
monosodium
kerusakan
urat
di
sendi.
Penyakit
persendian
ini
meningkat.
timbul
akibat
Timbunan
kristal
kristal
ini
menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor
hormonal
yang
mengakibatkan
menyebabkan
meningkatnya
gangguan
produksi
metabolisme
asam
urat
atau
yang
bisa
dapat
juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga
bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obatobatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang
meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat
juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di
luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar
sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering
ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut,
penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal
di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa
timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau
radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau
otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout
dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya
belum
diketahui,
tetapi
berhubungan
dengan
proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fsik
yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri
maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi,
tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral
dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping.
Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan
yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian
pasien yang umumnya tua (lansia).
E. Patofisioligi
Infamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago.
Pannus masuk ke tulang sub
chondria.
karena
Jaringan
granulasi
menguat
radang
menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fbrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.
Yang
lain.
terutama
yang
mempunyai
faktor
rhematoid
(seropositif
gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari
sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
G. Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifk, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinfamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
2.
Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6.
Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan
yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam
urat
dan
menurunkan
berat
badan,
bila
terlalu
gemuk
dan
mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh dan
yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan
bahan
Makanan yang boleh
diberikan
Makanan yang tidak
boleh diberikan
makanan
Karbohidrat
Protein hewani
Protein nabati
Lemak
Semua
Daging atau ayam, ikan
tongkol, bandeng 50
gr/hari, telur, susu, keju
Kacang-kacangan kering
25 gr atau tahu, tempe,
oncom
Minyak dalam jumlah
terbatas.
Sayuran
Semua sayuran
sekehendak kecuali:
asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
Buah-buahan
Minuman
Bumbu, dll
H.
-Sardin, kerang, jantung,
hati, usus, limpa, paruparu, otak, ekstrak
daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
--Asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
--
Semua macam buah
Alkohol
Teh, kopi, minuman yang
mengandung soda
Semua macam bumbu
Ragi
Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o
Catat bila ada krepitasi
o
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrof, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan
pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan
harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis
ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa
keperawatan yang sering muncul yaitu:
Tabel Analisa Data
, ketidaknyamanan,
Etiologi
Distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses
fokus pada diri sendiri,
infamasi, destruksi sendi
Problem
Nyeri Akut
aksi/ respons autonomic
gan akibat akumulasi
deformitas skeletal,
Gangguan mobilitas
infamasi, destruksi sendi
ngsi dari bagian-bagian
nyeri, penurunan kekuatan otot
deformitas skeletal,
dengan.
Gangguan Citra Tu
uan untuk mengatur
nyeri, penurunan kekuatan otot
kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan,
Defsit perawatan d
ri-hari.
daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi
FORMAT PENGKAJIAN
Nama
NIM
: Riza Desima
: 201120461011069
Tanggal Pengkajian
: Selasa, 18 Desember 2012
A. RIWAYAT KLIEN / DATA BIOGRAFIS
Nama
: Ny.M
Alamat
: Arjowinangun RT 03/ RW 03, Malang
Telp
:-
TTL
: 65 Tahun
Jenis Kelamin
Suku
: Perempuan
: Jawa
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Janda
Pendidikan
: SD
Orang Yang Paling Dekat Dihuungi
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
: Anak
Keterangan:
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: meninggal
: Penderita
: Menikah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status Pekerjaan saat Ini
: tidak bekerja
2. Pekerjaan Sebelumnya
: tidak bekerja (IRT)
3. Sumber – sumber
: Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga
kebutuhan sehari-harinya di dapatkan dari anak-anaknya.
4. Pendapatan dan Kecukupan
Terhadap sumber – sumber
: Pendapatan sekitar Rp. 500.000/bulan
Ny T mengatakan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1. Tipe Tempat Tinggal
: Rumah Gedung/tembok
2. Jumlah Kamar
: 4 Buah Kamar
3. Jumlah Orang Yang Tinggal Di rumah
4. Derajat Privasi
:-
: 3 Orang (Ny.M dan 2 anaknya)
E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi /Minat
: masak
2. Keanggotaan Organisasi
: Ny.M tidak mengikuti organisasi apapun di
lingkungannya.
3. Liburan /Perjalanan
: Jarang, karena kesulitan biaya.
F. SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
1. Dokter
:-
2. Rumah Sakit
:-
3. Klinik
:-
4. Pelayanan Kesehatan Di Rumah
: Puskesmas Arjowinangun, Posyandu
Lansia
5. Makanan yang Dihantarkan : G. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Kebiasaan Waktu Tidur
: Pukul 21 . 00 – 04.00 WIB (Malam)
Pukul 14.00 – 16.00 WIB (Siang)
H. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Kesehatan Utama
: Ny.M Terasa Linu – linu pada area lutut
2. Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: Sering linu-linu di kaki
3. Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu
: tidak ada.
4. Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan :
Ny.M mengatakan tidak mengerti penyebab dari linu-linu di kakinya. Yang
Ny.M ketahui penyebabnya karena faktor usianya, tindakan yang sudah di
lakukan Ny.M untuk mengurangi linu – linu adalah meminum obat yang di
berikan oleh puskesmas, Ny.M tidak tau lagi cara untuk mengurangi sakit
linu – linunya. Akibat dari linu-linunya Ny.M sudah jarang untuk jalan pagi
(olah raga).
I.
OBAT – OBATAN
1. Nama
: Vit. B1, Na-Diklofenac, CTM
2. Bagaimana/ kapan menggunakannya
:
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah makan.
J.
ALERGI ( Catat agen reaksi spesifik )
1. Obat – obatan
:-
2. Makanan
:-
3. Kontak Substansi
4. Faktor Lingkungan
::-
K. LINGKUNGAN ( Ingat kembali diet 24 jam, termasuk cairan )
1. Diet Khusus Pembatasan
:-
Riwayat peningkatan Atau penurunan BB : Pola konsusmsi Makanan ( Sendiri /dgn Orang lain ) : Sendiri dengan
frekuensi 3X perhari.
2.
Masalah yang memengaruhi Masukan makanan ( Mis ; Pendapatan tdk
adekuat, Kurang transportasi, masalah, Menelan atau mengunyah, Stress
emosioanal ) : tidak ada.
L.
STATUS KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit masa anak – anak
:-
2. Penyakit serius /Kronik
:-
3. Trauma
:
4. Perawatan di Rumah sakit
5. Operasi
:-
:-
M. TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum
: Baik
2. Tingkat Kesadaran
: Compos Metis
3. Skala koma Glasgow
: 456
4. Tanda – tandaVital
:
Tekanan Darah
Nadi
: 120 / 80 mmHg
: 80x/menit
Pernapasan
1.
: 20X/menit
Integumen :
: □ Ya
1)
Lesi /Luka
Tidak
2)
Pruritus
3)
Perubahan Pigmentasi
4)
Perubahan Tektur
5)
Sering Memar
: □ Ya
6)
Perubahan Rambut
:
7)
Pemajanan Lama
: □ Ya
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
:
Ya (keriput)
Ya (uban)
□ Tidak
Tidak
□ Tidak
Tidak
Terhadap matahari
2. Hemopoetik :
Perdarahan / memar Abnormal : □ Ya
1)
Pembengkakan kelenjar
Limfa : □ Ya
2)
Anemia
: □ Ya
Tidak
Tidak
Tidak
3. Kepala
1)
Sakit Kepala
: □ Ya
Tidak
2)
Trauma masa lalu
: □ Ya
Tidak
3)
Pusing
: □ Ya
Tidak
4)
Gatal pada kulit kepala : □ Ya
Tidak
4. Mata
1)
Perubahan Penglihatan :
Ya
2)
Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya
3)
Nyeri
4)
Air mata Berlebihan
: □ Ya
5)
Pruritus
:
6)
Bengkak sekitar mata
: □ Ya
7)
Kabur
:
8)
Fotofobia
: □ Ya
: □ Ya
□ Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
□ Tidak
Tidak
□ Tidak
Tidak
9)
Riwayat Infeksi
:
Ya
□ Tidak
10)
Konjungtiva
: □ Anemis
11)
Sklera
Tidak anemis
□ Ya
Tidak
5. Telinga
1)
Perubahan Pendengaran :
Ya
2)
Tinitus
: □ Ya
3)
Vertigo
:
4)
Riwayat Infeksi
: □ Ya
Ya
□ Tidak
Tidak
□ Tidak
Tidak
6. Hidung dan Sinus
1)
Rinorea
: □ Ya
Tidak
2)
Epistaksis
: □ Ya
Tidak
3)
Obstrusksi
: □ Ya
Tidak
4)
Nyeri pada sinus
: □ Ya
Tidak
5)
Riwayat Infeksi
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
7. Mulut dan Tenggorok
1)
Sakit tenggorok
2)
Lesi / ulkus
3)
Kesulitan menelan
: □ Ya
Tidak
4)
Perdarahan gusi
: □ Ya
Tidak
5)
Karies
: □ Ya
Tidak
6)
Riwayat Infeksi
: □ Ya
Tidak
7)
Pola menggosok gigi
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
8. Leher
1)
Kekakuan
2)
Nyeri / nyeri tekan
3)
Benjolan / Massa
4)
Keterbatasa gerak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
9. Pernapasan
1)
Batuk
: □ Ya
Tidak
2)
Sesak napas
: □ Ya
Tidak
3)
Hemoptisis
: □ Ya
4)
Sputum
5)
Asma / Alergi Pernapasan
6)
Suara Napas
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
:
Tidak
Vesikuler
□Bronkial □Bronko
vesikuler
7) Suara nafas tambahan
: □ ronkhi □wheezing
10. Kardiovaskuler
1)
Nyeri dada
2)
Palpitasi
3)
Sesak napas
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
11. Gastrointestinal
1)
Nyeri Ulu Hati
: □ Ya
Tidak
2)
Mual /muntah
: □ Ya
Tidak
3)
Hematemesis
: □ Ya
Tidak
4)
Perubahan nafsu makan
5)
Benjoan /massa
6)
Diare
7)
Konstipasi
: □ Ya
Tidak
8)
Melena
: □ Ya
Tidak
9)
Hemoroid
: □ Ya
Tidak
10)
Perdarahan Rektum : □ Ya
Tidak
11)
Pola defekasi biasanya :
□ Tidak
:
Ya
□ Tidak
: □ Ya
: □ Ya
Tidak
Tidak
Ya
12. Perkemihan
1) Frekuensi
: 3 – 4x/hari
2)
Menetes
:□ Ya
Tidak
3)
Hematuria :
□ Ya
4)
Poliuria
:□ Ya
Tidak
5)
Nokturia
:□ Ya
Tidak
6)
Inkontinensia
:□ Ya
Tidak
7)
Nyeri Saat berkemih
Tidak
: □ Ya
Tidak
8)
Batu Infeksi :
□ Ya
Tidak
13. Muskuluskeletal
1)
Nyeri Persendian
:
2)
Kekakuan
3)
Pembengkakan Sendi
4)
Kram
5)
Kelemahan Otot
6)
Masalah cara berjalan
:
:
Ya (lutut kaki)
Ya
□Tidak
□Tidak
: □ Ya
Ya
Tidak
□Tidak
: □ Ya
Tidak
: □ Ya
Tidak
14. Sistem Syaraf Pusat
1)
Sakit Kepala
: □ Ya
Tidak
2)
Paralysis
: □ Ya
Tidak
3)
Paresis
: □ Ya
Tidak
4)
Masalah koordinasi
: □ Ya
Tidak
5)
Tic/Tremor/spasme
: □ Ya
Tidak
6)
Parastesia
: □ Ya
Tidak
7)
Masalah memori
: □ Ya
Tidak
15. Sisten Endokrin
Goiter : □ Ya
Tidak
Polifagia
: □ Ya
Tidak
Polidipsi
: □ Ya
Tidak
Poliuri : □ Ya
Tidak
N. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari)
:
Aktifitas
enuh
ntuk memotong, mengoles mentega, modifkasi diet
ent
kan bantuan
nt (menggunakan shower)
uan
nt berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur
aju
antuan
antuan 50%
ent (mengancing baju, restleting)
(buang air besar)
sia Alvy (menggunakan barium enema)
dak tertahan
engontrol
cil
kan kateter
ompol
gontrol
tuan Penuh
tuan 50%
ent (menghidupkan, dressing, wiping)
ari kursi roda ke tempat tidur
enuh
ndah membutuhkan 2 orang untuk membantu
minimal 1 orang
ent
lan yang datar
asi
nggunakan kursi roda
dengan bantuan 1 orang
ent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards
angga
enuh
antuan (verbal, physical, carrying aid)
ent
00)
Ket Penilaian : 0 – 20 : Ketergantungan penuh
21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat
kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya
Ny.M memiliki tingkat ketergantungan moderat.
O. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF
1.
Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
Tanggal
: Senin, 17 Desember 2012
Nama Paasien
: Ny.M
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan : SD
Suku
: Jawa
Pertanyaan
Ben
ar
√
Sala
h
√
√
√
√
√
√
Nom
or
1
2
3
4
5
6
7
√
√
√
:
8
9
10
Pertanyaan
Jawaban
Tanggal berapa hari ini ? 18 Desember
2012
Hari apa sekarang ?
Selasa
Apa nama tempat ini ?
Rumah
Dimana alamat anda ?
Arjowinangun
Berapa umur anda ?
65 tahun
Kapan anda lahir ?
1947
Siapa presiden
SBY
Indonesia ?
Siapa presiden
Tidak tau
Indonesia sebelumnya ?
Siapa nama ibu anda ?
Kamsiyah
Kurangi 3 dari 20 dan
17, 14, 11, 8, 5,
tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru,
secara menurun
JUMLAH
Benar : 9
Salah : 1
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10
: Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan
hasil 9 benar dan 1 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny.m
masih Utuh.
2. MMSE (Mini Mental Status Exam)
N
o
Aspek
Kognitif
1
Orientasi
Nilai
maksi
mal
5
Nilai
Klien
Kriteria
5
Menyebutkan dengan benar :
Tahun
: 2012 (Benar)
Musim
: hujan (Benar)
Tanggal : 18 (Benar)
Hari
: selasa (Benar)
Bulan
: desember (Benar)
Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
Kabupaten/kota : malang (Benar)
Panti :Wisma:Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudia
ditanyakan kepada klien, menjawab
:
2
Orientasi
5
5
3
Registrasi
3
2
4
Perhatian
dan
kalkulasi
5
2
Meminta klien berhitung mulai dari
100 kemudia kurangi 7 sampai 5
tingkat.
Jawaban :
1.
2.
3.
4.
5.
93
86
79
72
65
5
Menginga
t
3
3
6
Bahasa
9
7
Total nilai
30
Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap
poin nilai 1)
Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktiftas sesuai
perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.
24
Interpretasi hasil :
24 – 30
: tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
P. STATUS FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga
:
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk membantu pad
waktu sesuatu menyusahkan saya (adaptasi)
Saya puas dengan
cara keluarga ( teman ) saya membicarakan seuatu da
mengungkapkan masalah dengan saya ( hubungan )
Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) menerima dan mendukung keingina
saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan )
Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) mengekspresikan afek da
berespons terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. ( Afek ).
Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama
sama.
Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau
tidak ada
ANALISA DATA
DATA
DS :
- Ny.M mengatakan “saya sering merasa sakit pada kaki (lutut)”
- Ny.M mengatakan jika sakitnya parah, susah berjalan.
- Ny.M mengatakan “kalau ketika saya berkerja tiba-tiba nyeri
lutut, langsung berhenti dulu duduk mba sampai sakitnya hilang”
- Ny.M mengatakan “ biasanya saya Cuma minum obat yang di
berikan di puskesmas aja mas, dan sedikit di pijat-pijat saya tidak
tau cara lain untuk mengurangi nyerinya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
DS :
- Ny.M mengatakan
“tidak tahu apa itu Osteoartritis atau
rematik, sebab dan pengaturannya”
- Ny.M mengatakan “taunya saya Cuma bawaan penyakit sudah
tua”
- Ny.M mengataka “saya juga jarang untuk olah raga apa lagi
jalan pagi”
- Ny.M mengatakan “ saya sering terasa linu-linu kalau habis
memakai air dingin untuk mandi tau yg lainnya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
Skala nyeri 3
Terlihat pasien bingung ketika di tanya tentang Osteoartritis
atau rematik.
PROBLE
Gangguan akti
Inefektif menejeme
PENENTUAN SKALA PRIORITAS
1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
No
1.
Prioritas
Skor / bobot
Sifat Masalah
Nyeri
2/3 x 1 = 2/3
Skala: Aktual
2.
Kemungkinan Masalah dapat diubah
Karen
1/2 x 2 = 1
Skala: Sebagian
aktivit
selalu
sebagi
3.
Potensial masalah untuk di cegah
2/3 x 1 = 2/3
Skala: Cukup
4.
Jika n
sangat
Menonjolnya Masalah
2/2 x 1 = 1
Skala: Masalah berat, harus segera
Penan
kepera
ditangani
Jumlah
2.
Inefektif
3 1/3
menejemen
terapeutik
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang penyakit, diit dan penanganan.
Prioritas
Masalah dapat diubah
n
alah untuk di cegah
Masalah
h berat, harus segera
Skor / bobot
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
Pembenaran
Bila informasinya tidak segera disampaikan mak
terhadap kesehatan Ny.M kedepannya.
Perubahan membutuhkan waktu yang tidak sing
2/3 x 1 = 2/3
Jika tidak segera diinformasikan kebiasaan yang
berlanjut dan akan memengaruhi kualitas hidup
2/2 x 1 = 1
Krena terkait dengan masalah kesehatan Ny.M m
informasi harus segera disampaikan.
3 2/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit, diit dan penanganan.
2. Gangguan aktivitas fsik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
1.
Tujuan
Diagnosa
Umum
Inefektif menejemen Setelah 3x junjungan :
Khusus
Setelah kunjungan ke 3 : Ny.M - Menyebu
terapeutik
mampu:
Ny.M mengetahui
Osteoartr
berhubungan dengan tentang Osteoartritis - memahami tentang
kurang pengetahuan atau rematik, diit dan
tentang penyakit, diit penanganannya
dan penanganan.
verbal
Osteoartritis atau rematik
- Menyebu
- mengetahui Penyebab dan
makanan
boleh dik
gelaja
atau rem
- Mengetahui diit Osteoartritis
masing je
atau rematik
- Melakukan penanganan
2 Gangguan aktivitas
Setelah di lakukan
Setelah kunjungan ke 3 :
fsik berhubungan
perawatan/ kun- jungan Ny.M mampu :
dengan nyeri lutut
sebanyak 3x,
kaki
diharapkan Ny.M dpt
tetap melakukan
- Melakuk
kesulitan
- melakukan aktiftas sehari-hari- Keluarga
tanpa kesulitan
- Memanagement aktivitasnya
aktiftas sehari-hari
ketika kakinya tiba-tiba nyeri
tanpa kesulitan
Keluarga dapat:
- memberikan bantuan mobilisasi
efektif jika diperlukan
- memberikan support kepada Ny
S
tekhnik k
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa
Keperawatan
1.
Inefektif
menejemen
terapeutik
Evaluasi
1. Mengkaji pengetahuanS : Ny.M mengatakan
Ny.M
paham dengan
2. Menjelaskan tentang
Osteoartritis atau
berhubungan
Osteoartritis atau
rematik dan dapat
dengan kurang
rematik
menyebutkan mulai dr
pengetahuan
3. Menjelaskan tentang
tentang penyakit,
diit Osteoartritis atau
diit dan
rematik
penanganan.
2
Implementasi
pengertian sampai
diitnya
O
:
Ny.M
tampak
4. Menjelaskan tentang
menjawab pertanyaan
Jenis – jenis makanan
petugas dan antusias
yang di anjurkan dan
dalam
tidak boleh dikonsumsi
pendidikan kesehatan.
pemberian
oleh penderita
A : Masalah teratasi
Osteoartritis atau
P: -
rematik
Gangguan aktivitas1. MenJelaskan kepada S : Ny.M mengatakan
fsik berhubungan
keluarga tentang
mulai bisa beraktivitas
dengan nyeri lutut
penyebab terjadinya
tanpa
kesulitan
dan
kaki
nyeri kaki
paham
akan
cara
(Osteoartritis atau
kompres hangat
rematik)
O
2. Mengajarkan Ny.M
tampak
sehari-hari
untuk mengurangi linu A
– linunya
senam tangan.
Ny.M
mengerjakan aktivitas
cara kompres hangat
3. Mengajarkan cara
:
:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
berikan
kepada
support
Ny.M
agar
4. Menganjurkan Ny.M
untuk jalan atau olah
raga pagi setiap hari
5. Mengobservasi
kemampuan Ny.M dan
anggota keluarga
setelah mendapat
penjelasan dari
perawat
terus
melakukan
anjuran petugas
Lampiran