MAKALAH SISTEM KLASIFIKASI ANALISIS TABE (1)
MAKALAH SISTEM KLASIFIKASI
ANALISIS TABEL DDC
Dosen Pengampu : Muhammad Rosyihan Hendrawan. S.IP., M.Hum
Oleh :
Azka Irbah Nadhirah
Anggitto Suryo Hadi
Christian Setyo Adi
Rusdini Suci Agustina
165030700111016
165030701111009
165030707111008
165030707111010
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sistem
klasifikasi tentang analisis tabel DDC.
Adapun makalah sistem klasiifikasi tentang tabel DDC ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
sistem klasifikasi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah sistem klasifikasi tentang
tabel DDC ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.
Malang,28 November 2017
penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar isi......................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................1
a. Latar Belakang.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah....................................................................................2
c. Tujuan......................................................................................................2
BAB II Pembahasan....................................................................................3
a. Bagian tabel DDC...................................................................................3
b. Fungsi Fungsi Tabel DDC......................................................................4
c. Tata Cara Penggunaan Tabel DDC........................................................5
BAB III Penutup.........................................................................................6
Kesimpulan ................................................................................................6
Daftar Pustaka.............................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diantara beberapa sistem klasifikasi, akan di bicarakan salah satu yang banyak
dipakai di perpustakaan di berbagai negara, termasuk indonesia yaitu dewey decimal
clssificatian (DDC).DeweyDecimal classification (DDC) merupakan sistem klasifikasi
perpustakaan hasil karya Melvil dewey (1851-1931). Dewey telah merintis sistem klasifikasi
ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan berkerja sebagai pustakawan di Amherst College,
massachusetts, disebuah negara bagian Amerika serikat.Karena tuntutan keadaan, terutama
sebelum adanya sistem guna menata buku-buku yang dimiliki perpustakaan, dewey berusaha
keras menciptakan sistem tersebut. Pada tahun 1876, dewey dapat menerbitkan edisi pertama
dengan judul;”Classification and Subject Indek for Cataloguing, and Arranging the Books
and Pamphlets of Library”. Edisi pertamaini hanya 42 halaman dan terdiri atas 12 halaman
pendahuluan, 12 halaman bagan, dan 18 halaman indeks.
DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan yang disusun menurut prinsip-prinsip
dasar yang telah diuraikan di muka. Seringkali pada bagan tersebut ada beberapa catatan dari
petunjuk pemakaian bilangan tersebut. Kecuali bagan lengkap DDC juga memiliki ringkasanringkasan yang disebut ringkasan pertama (terdiri dari 10 kelas utama). Ringkasan kedua
(terdiri dari 1000 seksi).
Di samping menyediakan notasi – notasi yang siap pakai, DDC
juga memberi kemungkinan untuk membentuk notasi dengan menggunakan notasi dasar,
ditambah dengan notasi tambahan yang tersedia dalam DDC sebagai kelengkapan berumusan
MasalahTabel tabel pembantu dalam sistme klasifikasi perpeepuluhan Dewey merupakan
pelengkap dari bagan klasifikasi. Tabel tabel pembantu DDC (Dewey Deccimal
Clasification) terdapat tujuh tabel tambahan, yang mana pengguunaan nya masing masing
tidak pernah berdiri sendiri, melainkan harus di gabung dengan notasi utama dalam bagan
sesuai dengan subyek yang dikehendaki agara menjadikan notasi menjai sempurna. Dengan
menmabahkan keterangan yang terdapat dlam tabel akan semakin sempurna notasi yang
didapatkan bagi seorang klasifier . ke tujuh tabel yang dimaksud adalah 1) Tabel Subdivisi
Standar (standart Subdivision), 2) Tabel Wilalyah (Area Tables), 3) Tabel Subdivisi Sastra
(Subdivision of Individual Literatures), 4) Tabel Subdivisi Bahasa (subdivision of Individual
Language), 5) Tabel Ras,Etnik, Kebangsaan (Racial, Ethnic, National Groups), 6) Tabel
Bahasa (language) dan 7) tabel kelompok Orang (person). Tulisan ini bermaksud
menjelaskan dan memberikan contoh-contoh, serta cara-cara praktis dan latihan soal
penggabungan subyek dengan notasi-notasi ke 7 (tujuh) tabel tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bagian-bagian tabel DDC ?
2. Apa fungsi dari tabel DDC ?
3. Bagaimana tata cara penggunaan tabel DDC ?
C. Tujuan
1. Supaya penulis dan pembaca dapat memahami lebih mendalam tentang pengertian
dari setiap bagan di dalam klasifikasi DDC
2. Supaya penulis dan pembaca dapat memahami lebih mendalam tentang manfaat dan
kegunaan serta bagaimana tata cara yang seharusnya di gunakan pada tabel tabel DDC
3. Untuk memperluas wawasan pembaca khsuus nya tentang tabel tabel pada klasifikasi
DDC
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bagian Tabel DDC
DDC adalah sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di dunia. Perpustakaan
di lebih dari 135 negara menggunakan DDC untuk mengatur dan menyediakan akses ke
koleksi mereka, dan nomor DDC yang ditampilkan dalam bibliografi nasional lebih dari 60
negara. Perpustakaan dari setiap jenis menerapkan nomor Dewey setiap hari dan berbagi
angka ini melalui berbagai cara. Dewey juga digunakan untuk keperluan lain, misalnya,
sebagai mekanisme penjelajahan untuk sumber daya di web. DDC telah diterjemahkan ke
dalam lebih dari tiga puluh bahasa. Terjemahan dari edisi penuh dan singkat terbaru DDC
selesai, direncanakan, atau berlangsung dalam bahasa Arab, Cina, Perancis, Jerman, Yunani,
Ibrani, Islandia, Italia, Korea, Norwegia, Rusia, Spanyol, dan Vietnam.
DDC mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibuat dalam susunan yang
sistematis dan teratur. Pembagian ilmu pengetahuan dimulai dari koleksi utama yang masingmasing dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yakni menjadi suatu urutan yang
logis dan biasanya dimulai dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Dengan
demikian, DDC terdiri atas kelas utama, devisi, seleksi, dan subselekesi yang dirinci lagi
secara lebih detail.
Sebagai salah satu sistem klasifikasi, DDC harus memiliki unsur-unsur tertentu yang
merupakan persyaratan bagi sistem klasifikasi yang baik. Unsur-unsur tersebut yaitu:
1. Sistematika, pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam suatu bagan
yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip tertentu.
2. Notasi, yang terdiri dari serangkaian symbol berupa angka, yang mewakili
serangkaian istilah (yang mencerminkan subyek tertentu) yang terdapat dalam bagan.
3. Indeks relative, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspeknya
yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas, yang
memungkinkan tajuk yang tercantum dalam indeks pada bagan.
4. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai untuk
menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat dalam beberapa subyek yang
berbeda. Di dalam DDC edisi terakhir terdapat 7 tabel pembantu yaitu :
a. Tabel Subdivisi Standar
b. Tabel Wilayah Geografis dan Manusia
c. Tabel Subdivisi Sastra, Bentuk Sastra
d.
Tabel Subdivisi Bahasa
2.2. Fungsi-fungsi tabel DDC
Tabel 1 subdivisi standar (SS) digunakan apabila diikuti dengan angka dari bagan
klasifikasi. Dengan kata lain bahwa subdivisi standar tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi
akan melekat pada notasi utama sedang tabel subdivisi sebagai bentuk penyajian. Susunannya
sebagai berkut: Filsafat dan teori; Bunga rampai; Kamus, ensiklopedi, konkordan; Umum,
Khusus; Publikasi serial; Organisasi dan manajemen; Studi dan pengajaran; Kumpulan
koleksi; Sejarah dan geografi.
Tabel 2 Wilayah mengenai klasifikasi untuk menambahkan wilayah yang berkaitan
dengan isi buku yang akan diklasifikasikan sebagai berikut : Wilayah, daerah, tempat pada
umumnya, Manusia (tanpa disebutkan wilayah), Dunia purba, Eropa, Asia, Afrika, Amerika
Utara, Amerika Selatan dan Bagian lain
Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan. Di dalam klas 800 (sastra) dikenal bentuk penyajian
khusus yang disebut Subdivisi Standar.Untuk Sastra, yaitu:Puisi, Drama, Fiksi, Essa, Pidato
Surat-surat dan Aneka Karya.
Tabel 4 Subdivisi Bahasa notasi ini digunakan bersama dengan angka dasar (base
number) untuk masing-masing bahasa, seperti yang terdapat di bawah notasi 410-490.
Notasinya adalah:
1 Sistem Tulisan dan Fonologi dari Bentuk Standar Suatu Bahasa
11 Sistem-sistem Tulisan (Abjad, Alfabet)
14 Terminologi
16 Fonologi
2 Etimologi
24 Unsur dari Bahasa Asing, Kata Serapan
3-39 Kamus Dua Bahasa
Contoh: Kamus Arab-Indonesia 492.731, Kamus Mandarin-Indonesia
495.131, KamusJepang-Inggris 495.632 1, dan seterusnya
5 Tata Bahasa dan Sistem Struktural dari Bentuk Standar Bahasa Studi Historis dan
Deskriptifdari Morfologi dan Sintaksis.
7 Bentuk-bentuk Bukan Standar dari Bahasa
8 Penggunaan Bahasa/Linguistik Terapan (Penggunaan Umum, Formal dan Non
Formal)
802 Terjemahan ke Bahasa Lain dan Terjemahan dari Bahasa Lain
81 Kata-kata (Ejaan, Ucapan, Arti)
84 Membaca
86 Bacaan
2.3. Tata Cara Penggunaan Tabel DDC
a. Tabel 1 Subdivisi Standar (Standard Subdivisions)
Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya dalam bagan, adakalanya perlu
dicantumkan lebih lanjut notasi tambahan “bentuk” yang diambil dari notasi yang
terdapat dalam tabel 1 (standard subdivision, hal.3-24). Tabel 1 ini bertujuan untuk
menjelaskan bentuk suatu karya, misalnya -03 adalah bentuk kamus dan ensiklopedi. 05 adalah bentuk terbitan berkala atau majalah. Adakalanya juga untuk menjelaskan
bentuk penyajian intelektual, misal -01 untuk bentuk penyajian yang bersifat filsafat
dan teori, -09 sejarah dan geografi. Dalam bagan terdapat 5 cara untuk penggunaan
tabel 1 ini, yakni :
a) Tidak ada instruksi
b) Terdapat dalam bagan (lengkap)
c) Terdaftar sebagian
d) Ada instruksi penggunaan dua nol (00)
e) Instruksi penggunaan tiga nol (000)
b. Tabel 2: Wilayah Geografis dan Manusia (Geographic Areas, Historical Periods,
Persons)
Adakalanya suatu subyek perlu dinyatakan aspek geografisnya (wilayah),
missal “Angkatan Laut Indonesia”. Dalam hal ini notasi subyek itu perlu ditambahkan
notasiwilayah “Indonesia” yang diambilkan dari Tabel 2. Cara penambahan tabel 2 ini
adalahsebagai berikut:
a)Tidak ada instruksi, dengan menggunakan notasi -09 (aspek geografi dari
Tabel 1).
b) Ada instruksi, adakalanya dalam bagan terdapat instruksi, biasanya berupa
instruksifrom Tabel 2. Kadangkala didahului dengan kata-kata ‘Geographical,
treatment, treatment by specific continents, countries”, dan sebagainya. Untuk
geografi suatu wilayah. Dalam bagan ini hanya untuk ‘geografi’ suatu
wilayah. Misalnya “Geografi Jepang, Geografi Indonesia” dan sebagainya.
Cara pembentukannya, anka dasar geografi suatu wilayah 91- ditambahkan
dengan notasi wilayah yang diambil dari Tabel2.
c. Tabel 3: Subdivisi Sastra, Bentuk Sastra (Subdivision for Individual Literatur, for
Specific LiteraryForms)
Dalam klas 800 (kesusasteraan)dikenal bentuk penyajian khusus yang
disebut“subdivisi masing-masing sastra”. Misal bentuk-bentuk sastra, -1 Puisi, -2
Drama, -3 Fiksi, dan sebagainya. Notasi yang terdapat alam Tabel 3 ini hanya dapat
ditambahkan pada notasi dasar sastra. Untuk notasi dasar suatu sastra yang berakhiran
dengan angka 0 (nol),notasi dasarnya adalah dua angka pertama saja. Notasi dasar
sastra Inggris 82 bukan 820, dan seterusnya. Cara penggunaan tabel 3 ini adalah:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Tidak terdaftar dalam bagan
d. Tabel 4: Subdivisi Bahasa(Subdivisions of Individual Languages)
Dalam 400 (bahasa) dikenal subdivisi khusus bahasa yang disebut “masing
bahasa”(Subdivisions of Individual Languages). Notasi yang terdapat dalam tabel 4
ini hanyadapat ditambahkan pada notasi dasar suatu bahasa dalam klas 400. Bila
notasi suatu bahasa terdiri dari 3 angka dan berakhiran dengan 0 (nol), notasi dasarnya
hanya 2 angka pertama. Misal notasi dasar bahasa Perancis 44- bukan 440, bahasa
Itali 47- bukan 470. Cara penambahan Tabel 4 ini:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Belum terdaftar dalam bagan
c) Kamus dua bahasa. Urutan sitirannya dengan mengutamakan bahasa yang
kurangdikenal kemudian tambahkan -3 (dari Tabel 4), menyusul notasi bahasa
yang lebihdikenal
d) Kamus banyak bahasa. Bagi kamus banyak bahasa, yaitu mencakup 3
bahasa atau lebihdimasukkan ke dalam kamus poliglot (polyglot dictionaries)
e. Bahasa (Languages)
Suatu subyek adakalanya perlu ditambahkan aspek bahasanya. Misal Bibel
dalambahasa Belanda. Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Cina, dan sebagainya.
Terlebihdahulu harus ditentukan notasi untuk subyek Bibel dan Al-Qur’an kemudian
ditambahkandari notasi bahasa Belanda atau Cina yang diambilkan dari Tabel 6. Cara
penggunaanTabel 6 ini adalah:
a) Ada perintah
b) Tidak ada perintah. Tambahkan notasi -175 (aspek wilayah di mana suatu
bahasa sangat dominan, dari Tabel 2). Lalu tambahkan notasi bahasa dari
Tabel 6 ini. Contoh untukkarya Bibel di Argentina dalam bahasa Spanyol
(bahasa Spanyol sangat dominan diArgentina) mendapat notasi 220.517661.
f. Orang (Groups of Persons).
Suatu subyek adakalanya perlu diperluas notasinya dengan kelompok
orangtertentu, misal ahli kimia, penyandang cacat, dan sebagainya. Untuk itu pada
notasi subyekyang bersangkutan dapat diperluas dengan menambahkan notasi yang
terapat pada Tabel 7. Penggunaan Tabel 7 ini adalah sebagai berikut:
a) Ditambahkan langsung
b) Tidak langsung. Tambahkan dengan notasi -088 yang diambil dari Tabel 1.
BAB III
KESIMPULAN
Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut
kidah atau standar yang ditetapkan. Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan Dewey
(1851-1931). Dalam Sistem Klasifikasi Dewey membagi seluruh bidang ilmu pengetahuan
menjadi 9 bidang pengetahuan. Skema klasifikasi DDC menggunakan 10 kelas utama, yaitu
dimulai dari 000-099, karya umum sampai 900-999 sejarah. Didalam DDC juga terdapat 4
tabel, yaitu yang pertama ada tabel 1 Subdivisi Standar, tabel 2 Wilayah Geografis dan
Manusia, tabel 3 Subdivisi Sastra, Bentuk Sastra, tabel 4 Subdivisi Bahasa.
Tabel-tabel pembantu dalam Sistem Klasifikasi persepuluhan Dewey merupakan
pelengkap dari bagan Klasifikasi. Tabel tersebut menjelaskan dan membantu contoh-contoh
serta cara-cara praktis dan latihan soal penggabungan subjek-subjek dengan notasi-notasi
tabel tersebut.
Pengklasifikasian secara umum berfungsi untuk mempermudah pustakawan untuk
mencari dan menata buku buku diperpustakaan. Dalam mengklasifikasikan buku terdapat
prinsip-prinsip
agar
pustkawan
tidak
terlalu
mengalami
kesulitan
di
dalam
mengklasifikasikan buku-buku perpustakaan, jadi dengan adanya tabel-tabel DDC tersebut
bisa membantu untuk pengklasifikasian secara tepat.
Daftar Pustaka
https://donyprisma.wordpress.com/2012/11/19/klasifikasi-dewey-decimal-classification-ddc/
https://pemustaka.wordpress.com/tag/sistem-klasifikasi-ddc/
http://dian7.blogspot.co.id/2010/10/tabel-ddc-klass-ratusan.html
https://dhyrachmaa.wordpress.com/2014/03/10/penggunaan-tabel-1-ddc/
http://kenretno.blogspot.co.id/2010/03/buku-kerja-penggunaan-ddc-edisi-22.html
ANALISIS TABEL DDC
Dosen Pengampu : Muhammad Rosyihan Hendrawan. S.IP., M.Hum
Oleh :
Azka Irbah Nadhirah
Anggitto Suryo Hadi
Christian Setyo Adi
Rusdini Suci Agustina
165030700111016
165030701111009
165030707111008
165030707111010
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sistem
klasifikasi tentang analisis tabel DDC.
Adapun makalah sistem klasiifikasi tentang tabel DDC ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
sistem klasifikasi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah sistem klasifikasi tentang
tabel DDC ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.
Malang,28 November 2017
penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar isi......................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................1
a. Latar Belakang.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah....................................................................................2
c. Tujuan......................................................................................................2
BAB II Pembahasan....................................................................................3
a. Bagian tabel DDC...................................................................................3
b. Fungsi Fungsi Tabel DDC......................................................................4
c. Tata Cara Penggunaan Tabel DDC........................................................5
BAB III Penutup.........................................................................................6
Kesimpulan ................................................................................................6
Daftar Pustaka.............................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diantara beberapa sistem klasifikasi, akan di bicarakan salah satu yang banyak
dipakai di perpustakaan di berbagai negara, termasuk indonesia yaitu dewey decimal
clssificatian (DDC).DeweyDecimal classification (DDC) merupakan sistem klasifikasi
perpustakaan hasil karya Melvil dewey (1851-1931). Dewey telah merintis sistem klasifikasi
ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan berkerja sebagai pustakawan di Amherst College,
massachusetts, disebuah negara bagian Amerika serikat.Karena tuntutan keadaan, terutama
sebelum adanya sistem guna menata buku-buku yang dimiliki perpustakaan, dewey berusaha
keras menciptakan sistem tersebut. Pada tahun 1876, dewey dapat menerbitkan edisi pertama
dengan judul;”Classification and Subject Indek for Cataloguing, and Arranging the Books
and Pamphlets of Library”. Edisi pertamaini hanya 42 halaman dan terdiri atas 12 halaman
pendahuluan, 12 halaman bagan, dan 18 halaman indeks.
DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan yang disusun menurut prinsip-prinsip
dasar yang telah diuraikan di muka. Seringkali pada bagan tersebut ada beberapa catatan dari
petunjuk pemakaian bilangan tersebut. Kecuali bagan lengkap DDC juga memiliki ringkasanringkasan yang disebut ringkasan pertama (terdiri dari 10 kelas utama). Ringkasan kedua
(terdiri dari 1000 seksi).
Di samping menyediakan notasi – notasi yang siap pakai, DDC
juga memberi kemungkinan untuk membentuk notasi dengan menggunakan notasi dasar,
ditambah dengan notasi tambahan yang tersedia dalam DDC sebagai kelengkapan berumusan
MasalahTabel tabel pembantu dalam sistme klasifikasi perpeepuluhan Dewey merupakan
pelengkap dari bagan klasifikasi. Tabel tabel pembantu DDC (Dewey Deccimal
Clasification) terdapat tujuh tabel tambahan, yang mana pengguunaan nya masing masing
tidak pernah berdiri sendiri, melainkan harus di gabung dengan notasi utama dalam bagan
sesuai dengan subyek yang dikehendaki agara menjadikan notasi menjai sempurna. Dengan
menmabahkan keterangan yang terdapat dlam tabel akan semakin sempurna notasi yang
didapatkan bagi seorang klasifier . ke tujuh tabel yang dimaksud adalah 1) Tabel Subdivisi
Standar (standart Subdivision), 2) Tabel Wilalyah (Area Tables), 3) Tabel Subdivisi Sastra
(Subdivision of Individual Literatures), 4) Tabel Subdivisi Bahasa (subdivision of Individual
Language), 5) Tabel Ras,Etnik, Kebangsaan (Racial, Ethnic, National Groups), 6) Tabel
Bahasa (language) dan 7) tabel kelompok Orang (person). Tulisan ini bermaksud
menjelaskan dan memberikan contoh-contoh, serta cara-cara praktis dan latihan soal
penggabungan subyek dengan notasi-notasi ke 7 (tujuh) tabel tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bagian-bagian tabel DDC ?
2. Apa fungsi dari tabel DDC ?
3. Bagaimana tata cara penggunaan tabel DDC ?
C. Tujuan
1. Supaya penulis dan pembaca dapat memahami lebih mendalam tentang pengertian
dari setiap bagan di dalam klasifikasi DDC
2. Supaya penulis dan pembaca dapat memahami lebih mendalam tentang manfaat dan
kegunaan serta bagaimana tata cara yang seharusnya di gunakan pada tabel tabel DDC
3. Untuk memperluas wawasan pembaca khsuus nya tentang tabel tabel pada klasifikasi
DDC
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bagian Tabel DDC
DDC adalah sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di dunia. Perpustakaan
di lebih dari 135 negara menggunakan DDC untuk mengatur dan menyediakan akses ke
koleksi mereka, dan nomor DDC yang ditampilkan dalam bibliografi nasional lebih dari 60
negara. Perpustakaan dari setiap jenis menerapkan nomor Dewey setiap hari dan berbagi
angka ini melalui berbagai cara. Dewey juga digunakan untuk keperluan lain, misalnya,
sebagai mekanisme penjelajahan untuk sumber daya di web. DDC telah diterjemahkan ke
dalam lebih dari tiga puluh bahasa. Terjemahan dari edisi penuh dan singkat terbaru DDC
selesai, direncanakan, atau berlangsung dalam bahasa Arab, Cina, Perancis, Jerman, Yunani,
Ibrani, Islandia, Italia, Korea, Norwegia, Rusia, Spanyol, dan Vietnam.
DDC mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibuat dalam susunan yang
sistematis dan teratur. Pembagian ilmu pengetahuan dimulai dari koleksi utama yang masingmasing dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yakni menjadi suatu urutan yang
logis dan biasanya dimulai dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Dengan
demikian, DDC terdiri atas kelas utama, devisi, seleksi, dan subselekesi yang dirinci lagi
secara lebih detail.
Sebagai salah satu sistem klasifikasi, DDC harus memiliki unsur-unsur tertentu yang
merupakan persyaratan bagi sistem klasifikasi yang baik. Unsur-unsur tersebut yaitu:
1. Sistematika, pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam suatu bagan
yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip tertentu.
2. Notasi, yang terdiri dari serangkaian symbol berupa angka, yang mewakili
serangkaian istilah (yang mencerminkan subyek tertentu) yang terdapat dalam bagan.
3. Indeks relative, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspeknya
yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas, yang
memungkinkan tajuk yang tercantum dalam indeks pada bagan.
4. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai untuk
menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat dalam beberapa subyek yang
berbeda. Di dalam DDC edisi terakhir terdapat 7 tabel pembantu yaitu :
a. Tabel Subdivisi Standar
b. Tabel Wilayah Geografis dan Manusia
c. Tabel Subdivisi Sastra, Bentuk Sastra
d.
Tabel Subdivisi Bahasa
2.2. Fungsi-fungsi tabel DDC
Tabel 1 subdivisi standar (SS) digunakan apabila diikuti dengan angka dari bagan
klasifikasi. Dengan kata lain bahwa subdivisi standar tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi
akan melekat pada notasi utama sedang tabel subdivisi sebagai bentuk penyajian. Susunannya
sebagai berkut: Filsafat dan teori; Bunga rampai; Kamus, ensiklopedi, konkordan; Umum,
Khusus; Publikasi serial; Organisasi dan manajemen; Studi dan pengajaran; Kumpulan
koleksi; Sejarah dan geografi.
Tabel 2 Wilayah mengenai klasifikasi untuk menambahkan wilayah yang berkaitan
dengan isi buku yang akan diklasifikasikan sebagai berikut : Wilayah, daerah, tempat pada
umumnya, Manusia (tanpa disebutkan wilayah), Dunia purba, Eropa, Asia, Afrika, Amerika
Utara, Amerika Selatan dan Bagian lain
Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan. Di dalam klas 800 (sastra) dikenal bentuk penyajian
khusus yang disebut Subdivisi Standar.Untuk Sastra, yaitu:Puisi, Drama, Fiksi, Essa, Pidato
Surat-surat dan Aneka Karya.
Tabel 4 Subdivisi Bahasa notasi ini digunakan bersama dengan angka dasar (base
number) untuk masing-masing bahasa, seperti yang terdapat di bawah notasi 410-490.
Notasinya adalah:
1 Sistem Tulisan dan Fonologi dari Bentuk Standar Suatu Bahasa
11 Sistem-sistem Tulisan (Abjad, Alfabet)
14 Terminologi
16 Fonologi
2 Etimologi
24 Unsur dari Bahasa Asing, Kata Serapan
3-39 Kamus Dua Bahasa
Contoh: Kamus Arab-Indonesia 492.731, Kamus Mandarin-Indonesia
495.131, KamusJepang-Inggris 495.632 1, dan seterusnya
5 Tata Bahasa dan Sistem Struktural dari Bentuk Standar Bahasa Studi Historis dan
Deskriptifdari Morfologi dan Sintaksis.
7 Bentuk-bentuk Bukan Standar dari Bahasa
8 Penggunaan Bahasa/Linguistik Terapan (Penggunaan Umum, Formal dan Non
Formal)
802 Terjemahan ke Bahasa Lain dan Terjemahan dari Bahasa Lain
81 Kata-kata (Ejaan, Ucapan, Arti)
84 Membaca
86 Bacaan
2.3. Tata Cara Penggunaan Tabel DDC
a. Tabel 1 Subdivisi Standar (Standard Subdivisions)
Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya dalam bagan, adakalanya perlu
dicantumkan lebih lanjut notasi tambahan “bentuk” yang diambil dari notasi yang
terdapat dalam tabel 1 (standard subdivision, hal.3-24). Tabel 1 ini bertujuan untuk
menjelaskan bentuk suatu karya, misalnya -03 adalah bentuk kamus dan ensiklopedi. 05 adalah bentuk terbitan berkala atau majalah. Adakalanya juga untuk menjelaskan
bentuk penyajian intelektual, misal -01 untuk bentuk penyajian yang bersifat filsafat
dan teori, -09 sejarah dan geografi. Dalam bagan terdapat 5 cara untuk penggunaan
tabel 1 ini, yakni :
a) Tidak ada instruksi
b) Terdapat dalam bagan (lengkap)
c) Terdaftar sebagian
d) Ada instruksi penggunaan dua nol (00)
e) Instruksi penggunaan tiga nol (000)
b. Tabel 2: Wilayah Geografis dan Manusia (Geographic Areas, Historical Periods,
Persons)
Adakalanya suatu subyek perlu dinyatakan aspek geografisnya (wilayah),
missal “Angkatan Laut Indonesia”. Dalam hal ini notasi subyek itu perlu ditambahkan
notasiwilayah “Indonesia” yang diambilkan dari Tabel 2. Cara penambahan tabel 2 ini
adalahsebagai berikut:
a)Tidak ada instruksi, dengan menggunakan notasi -09 (aspek geografi dari
Tabel 1).
b) Ada instruksi, adakalanya dalam bagan terdapat instruksi, biasanya berupa
instruksifrom Tabel 2. Kadangkala didahului dengan kata-kata ‘Geographical,
treatment, treatment by specific continents, countries”, dan sebagainya. Untuk
geografi suatu wilayah. Dalam bagan ini hanya untuk ‘geografi’ suatu
wilayah. Misalnya “Geografi Jepang, Geografi Indonesia” dan sebagainya.
Cara pembentukannya, anka dasar geografi suatu wilayah 91- ditambahkan
dengan notasi wilayah yang diambil dari Tabel2.
c. Tabel 3: Subdivisi Sastra, Bentuk Sastra (Subdivision for Individual Literatur, for
Specific LiteraryForms)
Dalam klas 800 (kesusasteraan)dikenal bentuk penyajian khusus yang
disebut“subdivisi masing-masing sastra”. Misal bentuk-bentuk sastra, -1 Puisi, -2
Drama, -3 Fiksi, dan sebagainya. Notasi yang terdapat alam Tabel 3 ini hanya dapat
ditambahkan pada notasi dasar sastra. Untuk notasi dasar suatu sastra yang berakhiran
dengan angka 0 (nol),notasi dasarnya adalah dua angka pertama saja. Notasi dasar
sastra Inggris 82 bukan 820, dan seterusnya. Cara penggunaan tabel 3 ini adalah:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Tidak terdaftar dalam bagan
d. Tabel 4: Subdivisi Bahasa(Subdivisions of Individual Languages)
Dalam 400 (bahasa) dikenal subdivisi khusus bahasa yang disebut “masing
bahasa”(Subdivisions of Individual Languages). Notasi yang terdapat dalam tabel 4
ini hanyadapat ditambahkan pada notasi dasar suatu bahasa dalam klas 400. Bila
notasi suatu bahasa terdiri dari 3 angka dan berakhiran dengan 0 (nol), notasi dasarnya
hanya 2 angka pertama. Misal notasi dasar bahasa Perancis 44- bukan 440, bahasa
Itali 47- bukan 470. Cara penambahan Tabel 4 ini:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Belum terdaftar dalam bagan
c) Kamus dua bahasa. Urutan sitirannya dengan mengutamakan bahasa yang
kurangdikenal kemudian tambahkan -3 (dari Tabel 4), menyusul notasi bahasa
yang lebihdikenal
d) Kamus banyak bahasa. Bagi kamus banyak bahasa, yaitu mencakup 3
bahasa atau lebihdimasukkan ke dalam kamus poliglot (polyglot dictionaries)
e. Bahasa (Languages)
Suatu subyek adakalanya perlu ditambahkan aspek bahasanya. Misal Bibel
dalambahasa Belanda. Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Cina, dan sebagainya.
Terlebihdahulu harus ditentukan notasi untuk subyek Bibel dan Al-Qur’an kemudian
ditambahkandari notasi bahasa Belanda atau Cina yang diambilkan dari Tabel 6. Cara
penggunaanTabel 6 ini adalah:
a) Ada perintah
b) Tidak ada perintah. Tambahkan notasi -175 (aspek wilayah di mana suatu
bahasa sangat dominan, dari Tabel 2). Lalu tambahkan notasi bahasa dari
Tabel 6 ini. Contoh untukkarya Bibel di Argentina dalam bahasa Spanyol
(bahasa Spanyol sangat dominan diArgentina) mendapat notasi 220.517661.
f. Orang (Groups of Persons).
Suatu subyek adakalanya perlu diperluas notasinya dengan kelompok
orangtertentu, misal ahli kimia, penyandang cacat, dan sebagainya. Untuk itu pada
notasi subyekyang bersangkutan dapat diperluas dengan menambahkan notasi yang
terapat pada Tabel 7. Penggunaan Tabel 7 ini adalah sebagai berikut:
a) Ditambahkan langsung
b) Tidak langsung. Tambahkan dengan notasi -088 yang diambil dari Tabel 1.
BAB III
KESIMPULAN
Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut
kidah atau standar yang ditetapkan. Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan Dewey
(1851-1931). Dalam Sistem Klasifikasi Dewey membagi seluruh bidang ilmu pengetahuan
menjadi 9 bidang pengetahuan. Skema klasifikasi DDC menggunakan 10 kelas utama, yaitu
dimulai dari 000-099, karya umum sampai 900-999 sejarah. Didalam DDC juga terdapat 4
tabel, yaitu yang pertama ada tabel 1 Subdivisi Standar, tabel 2 Wilayah Geografis dan
Manusia, tabel 3 Subdivisi Sastra, Bentuk Sastra, tabel 4 Subdivisi Bahasa.
Tabel-tabel pembantu dalam Sistem Klasifikasi persepuluhan Dewey merupakan
pelengkap dari bagan Klasifikasi. Tabel tersebut menjelaskan dan membantu contoh-contoh
serta cara-cara praktis dan latihan soal penggabungan subjek-subjek dengan notasi-notasi
tabel tersebut.
Pengklasifikasian secara umum berfungsi untuk mempermudah pustakawan untuk
mencari dan menata buku buku diperpustakaan. Dalam mengklasifikasikan buku terdapat
prinsip-prinsip
agar
pustkawan
tidak
terlalu
mengalami
kesulitan
di
dalam
mengklasifikasikan buku-buku perpustakaan, jadi dengan adanya tabel-tabel DDC tersebut
bisa membantu untuk pengklasifikasian secara tepat.
Daftar Pustaka
https://donyprisma.wordpress.com/2012/11/19/klasifikasi-dewey-decimal-classification-ddc/
https://pemustaka.wordpress.com/tag/sistem-klasifikasi-ddc/
http://dian7.blogspot.co.id/2010/10/tabel-ddc-klass-ratusan.html
https://dhyrachmaa.wordpress.com/2014/03/10/penggunaan-tabel-1-ddc/
http://kenretno.blogspot.co.id/2010/03/buku-kerja-penggunaan-ddc-edisi-22.html