PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISIVIDEO

  

MAKALAH

PEMBELAJARAN

MELALUI MEDIA TELEVISI/VIDEO

  

Oleh:

Syahril Raturrahman (201410010311013) Wawan Hariyanto (201410010311014) Faris Nuri Antoni (201410010311015) Dinda Yuspita Irawan (201410010311016) Fajriyah Hasanah (201410010311017) Fitri Rifatul Abidah (201410010311018)

  

TARBIYAH “A”

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

  DAFTAR ISI i Daftar Isi ..............................................................................................................................

  ........................................................................................................... 1

  Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2 C. Tujuan Pembahasan .................................................................................................... 2

  .......................................................................................................... 3

  Bab II Pembahasan 1. Konsep Media Pembelajaran ....................................................................................... 3 2. Pengertian Televisi ...................................................................................................... 5 3. Fungsi Televisi ............................................................................................................. 7 4. Karakteristik Media Televisi ........................................................................................ 8 5. Sejarah Media Televisi ................................................................................................. 9 6. Perkembangan Media Televisi di Indonesia ................................................................ 11 7. Konsep Televisi Pendidikan ......................................................................................... 12 8. Media Televisi Sebagai Sarana Pembelajaran .............................................................. 15 9. Media Video Pembelajaran ........................................................................................... 16 10. Pembuatan Garis Besar Isi Media Siaran (GBIMS) ..................................................... 19 11. Penulisan Naskah Media Televisi/Video ..................................................................... . 20

  ........................................................................................................ . 23

  Bab III Kesimpulan

  ................................................................................................................... . 24

  Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi adalah barang mewah yang pada mulanya masyarakat berpendapat

  demikian. Dari berbagai jenis dan bentuk teknologi komunikasi yang ampuh menyebarkan informasi kepada masyarakat secara serempak ialah televisi. Dan pengertian televisi adalah suatu perlengkapan elektronis, bahwa pada dasarnya adalah sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Terdapat pandangan bahwasanya televisi digunakan dalam pengajaran kelas. Pandangan ini perlu dilakukannya penyelidikan tentang penggunaan televisi di sekolah. Pandangan inilah yang mendorong masyarakat pittsburg (U.S.A.) mengadakan penyelidikan dan kemudian di terbitkan berbagai artikel tentang televisi dalam pendidikan.

  Dari pendapat tersebut dapat kita lihat bahwa manfaat yang terpenting daripada televisi ialah kita dapat menggunakan berbagai alat audiovisual dalam televisi, yang pada alat lain tak mungkin dilakukan.

  Tahun 1884 merupakan awal mula di temukannya Electrisce Telescope oleh seorang ilmuwan dari Berlin bernama Paul Nipkow, alat ini berfungsi sebagai pengirim gambar dari satu tempat ke tempat lain. Temuan inilah yang kemudian menjadi titik awal berkembangnya televisi, dan sejak saat itu perkembangannya dari tahun ke tahun menjadi sangat pesat hingga detik ini bahkan televisi mampu menunjukan eksistensi maupun dominasinya dibanding dengan media-media lainnya.

  Eksistensi televisi sebagai media komunikasi pada prinsipnya, bertujuan untuk dapat menginformasikan segala bentuk acaranya kepada masyarakat luas. Hendaknya, televisi mempunyai kewajiban moral untuk ikut serta berpartisipasi dalam menginformasikan, mendidik, dan menghibur masyarakat yang pada gilirannya berdampak pada perkembangan pendidikan masyarakat melalui tayangan-tayangan yang disiarkannya. Melihat potensi televisi tersebut dan upaya pemerintah dalam mencerdaskan bangsa melalui program televisi edukasi (TV-E), pemerintah melalui Kemendiknas dan bersama-sama dengan Pustekom terus mengembangkan Televisi Edukasi (TV-E) untuk mencerdaskan anak bangsa.

B. Rumusaan Masalah 1.

  Bagaimanakahkonsep media pembelajaran? 2. Bagaimanakahpengertian televisi? 3. Bagaimanakah fungsi televisi? 4. Bagaimanakah karakteristik media televisi? 5. Bagaimanakah proses sejarah media televisi? 6. Bagaimanakah perkembangan media televisi di Indonesia? 7. Bagaimanakah konsep televisi pendidikan? 8. Bagaimanakah media televisi sebagai sarana pembelajaran 9. Bagaimanakah media video pembelajaran? 10.

  Bagaimanakah pembuatan garis besar isi media siaran (GBIMS)? 11. Bagaimanakah penulisan naskah media televidi/video? C.

   Tujuan Pembahasan

  Makalah ini dibuat agar para pembaca memahami dengan baik apa itu media pembelajaran televisi/video. Dapat mengenal apa manfaat dari pembelajaran media ini yang bertujuan untuk mengenalkan kepada seluruh peserta didik maupun pendidik bahwasanya media ini sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Media Pembelajaran 1. Definisi Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi

  antara karya seseorang pengembang mata pelajaran (program pembelajaran) dengan peserta didik. Adapun yang dimaksud interaksi adalah terjadinya suatu proses belajar pada diri peserta didik pada saat menggunakan media. Misalnya pada saat peserta didik menyaksikan tayangan program televisi pembelajaran, film pendidikan, mendengarkan program audio interaktif, menggunakan program CAI, membaca programmed instruction, membaca modul dan sebagainya. Adapun pengertian media pembelajaran yang lain adalah sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan proses komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam konteks dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran. Media dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran dan media pembelajaran. Alat bantu pembelajaran adalah perlengkapan atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu, alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu mengajar. Misalnya OHP/OHT, film bingkai, foto, peta, poster, grafik dan sampai kepada lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran. Konsep media sebagai alat bantu pembelajaran mendapat pengaruh teori komunikasi. Akibat adnya pengaruh tersebut maka fungsi media tidak lagi hanya sekedar alat bantu guru saja, tetapi bergeser menjadi medium penyalur pesan/informasi dari pemberi pean (guru, penulis nuku, produser dan sebagainya) ke penerima pesan (pesrta didik). Karakteristik media sebagai srana komunikasi adalah pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peseta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Ada 5 persepektif yang bisa dilihat dalam peranan media pembelajaran sebagai teknologi komunikasi yaitu:

1. Media sebagai teknologi 2.

  Media sebagai tutor atau guru 3. Media sebagai agen sosialisasi 4. Media sebagai motivator untuk belajar 5. Media sebagai alat mental untuk berfikir dan memecahkan masalah.

  Adapun peranan media dalam pendidikan yaitu sebagai: 1. Media pembelajaran, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penyampai pesan khusus

  2. Sebagai pembentuk lingkungan perantara, di mana media membantu peserta didik melakukan aksplorasi dan membentuk pemahaman suatu pengetahuan

  3. Pengembangan kemampuan kognitif, di mana media di pergunakan sebagai model atau perluasaan mental kemampuan.

  2. Fungsi Media Pembelajaran a.

  Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif b.

  Penggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran c. Media pembelajaran pening dalam mencapai tujuan pembelajaran d.

  Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas e. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempetinggi mutu pendidikan

  3. Cirri-ciri Media Pembelajaran a.

  Ciri Fiksatif Cirri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekomendasikan juga merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Cirri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang telah di format media dapat di gunakan setiap saat bahkan dapat di transfer ke dalam format lainnya.

  b.

  Ciri Manipulatif Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki cirri manipulative. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan kepada siswa dalam waktu sekejap dengan teknik pengambilan gambar. Akan tetapi cirri manipulative memerlukan perhatian lebih karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan maka akan salah penafsiran, sehingga dapat mengubah sikap siswa kearah yang tidak diinginkan.

  c.

  Ciri distributif Ciri ini memungkinkan suatu objek mealalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.

B. Pengertian Televisi

  Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatn jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. Tyelevisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia di mana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau computer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsah di rumah. Pengertian televisi dapat di rumuskan bahwa televisi sesungguhnya adalah suatu perlengkapan elektronis, bahwa pada dasarnya adalah sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Dengan demikian peranannya baik sebagai gambar hidup maupun sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar pada waktu yang sama. Televisi memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada waktu sesuatu peristiwa terjadi dengan disertai komentar. Kedua aspek tersebut sampai pada mata dan pendengaran kita. Peristiwa atau kejadian-kejadian langsung dipancarkan darin suatu stsion pemancar tertentu. Televisi memberikan pengaruh sosial. Televisi memberikan pengaruh sosial yang besar terhadap masyarakat, baik bagi anak-anak maupun terhadap pemuda dan orang dewasa. Pengaruh ini dapat dilihat antara lain dalam percakapan-percakapan dan perbuatan mereka. Akan terlihat kemajuan mereka dalam hal pembicaraan tentang kebudayaan, menambah perbendaharaan bahasa dan menyebabkan berkurangnya minat mereka membaca surat kabar atau majalah. Bahkan pengaruh itu juga dapat terlihat, bahwa televisi seolah-olah menggantikan bioskop, akibatnya mereka menjadi jarang keluar rumah untuk menonton bioskop, tetapi lebih betah tinggal di rumah nonton televisi. Berdasrkan penyelidikan yang pernah dilakukan di Amerika Serikat pada umumnya waktu yang mereka pergunakan melihat televisi lima kali lebih banyak daripada membaca Koran dan sepuluh kali lebih banyak daripada nonton bioskop dan sebelas kali lebih banyak dari membaca majalah. Bahkan ada sebagian pemuda mengatakan “ televisi telah mengisi hidup kita.” Dan jelas bahwa alat ini mengikat hidup masyarakat. Adapun manfaat televisi bagi pendidikan peserta didik, antara lain :

  1. Televisi bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya pada waktu terjadinya, misalnya pada waktu pelantikan seorang pejabat Negara, berlangsungnya pembukaan siding MPR, parade militer dan sebagainya. melalui televisi kelas dapat mengadakan kontak langsung dengan ahli-ahli ilmu pengetahuan dari berbagai bidang keahlian. Mereka melihat dan mendengar secara nyata.

  2. Televisi memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah dan mungkin juga berbagai Negara. Program televisi menyajikan berbagai peristiwa, keadaan penduduk dan kehidupannya dari daerah atau Negara lain.

3. Televisi dapat menciptkan kembali semua peristiwa masa lampau, baik melalui film atau drama dan sebagainya.

  4. Televisi dapat mempertunjukan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam. Alat ini dapat menyajikan pokok-pokok itu satu peratu secara berurutan dan sma baiknya. Mulai dari benda-benda hidup atau berupa program film, mulai dari hal-hal yang aneh sampai hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan, transport, listrik, semuanya bisa disajikan dengan baik.

C. Fungsi Televisi

  Televisi adalah media yang mampu menyajikan pesan dalam bentuk suara , gerak, pandangan dan warna secara bersamaan, sehingga mampu menstimuli indera pendengaran dan penglihatan.

  Kelebihan: Mampu menampilkan hal menarik yang ditangkap oleh indera pendengaran dan penglihatan, mampu menampilkan secara detil suatu peristiwa/kejadian, suatu produk dan pembicara, karena mempengaruhi dua indera sekaligus, maka efek persuasinya lebih kuat ketimbang media lainnya, jumlah pemirsanya lebih banyak, sehingga ia merupakan media yang paling populer.

  Kekurangan: Biaya produksi mahal, waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi sampai selesai sangat lama : khalayaknya sangat heterogen, sehingga sulit menjangkau publik sasaran yang diinginkan, peralatan peliputannya sangat mahal dan rumit penggunaannya, bila tidak dipersiapkan dengan matang, maka pesan visual itu justru akan menciptakan image buruk. Seperti halnya media massa lain, televisi mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu: 1.

  Fungsi penerangan (the information function) Televisi mendapat perhatian yang besar kalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu : a.

  Immediacy (kesegaran) b.

  Realism (kenyataan) 2. Fungsi pendidikan (the education function)

  Merupakan sarana untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khayalak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.

3. Fungsi hiburan (the entertainment function)

  Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah.

D. Karakteristik Media Televisi 1.

  Televisi sebagai media komunikasi massa 2. Televisi sebagai media elektronik 3. Televisi sebagai media audio-visual Audiovisual televisi memiliki kelebihan,yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat.

  Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata kata,musik,dan efek suara,maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Dari semua media komunikasi yang ada, televisi lah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Kini sedikitnya terdapat lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan. 1. over the air reception of network and local station program 2. cable 3. digital cable 4. wireless cable 5. direct broadcast satellite Faktor-faktor yang diperhatikan 1. pemirsa 2. waktu 3. durasi 4. metode penyajian

E. Sejarah Media Televisi

  Pada tahun 1873 seorang oprator telegram menemukan bahwa cahaya memengaruhi cahaya resistensi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunaka untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan foto sel silenium (seelenium photocell). Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang di dalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman. Sejarah adanya media televisi tidak lepas dari ditemukannya televisi yaitu dengan ditemukannya hukum gelombang elektromagnetik oleh Joseph Henry dan Michael Faraday. Hukum gelombang elektromagnetik tersebut menjadi awal bagi hukum-hukum lainya dan dasar bagi perkembangan televisi.

  Setelah beberapa kurun waktu lamanya kemudian diciptakan sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John LogieBaird(1888-1946) dan Charles Francis Jenkins(1867- 1934) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube).

  Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin(1889-1982) dan Philo T. Farnsworth(1906-1971) berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik, maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan TV mekanik dan menggantinya dengan TV elektronik.

  Pada tahun sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi

   Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone"dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda melalui kabel telegraf atau telepon.

  Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar da(CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rmenjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT. Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor yang rendah.

F. Perkembangan Media Televisi di Indonesia

  Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia pertelevisian khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang menjadi tonggak Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu.

  Pada bulan oktober 1963, diterbitkan SK Presiden RI No. 215 Tahun 1963 tentang pembentukan yayasan TVRI. Tujuanya sendiri, yaitu sebagai alat hubungan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan mental spiritual dan fisik daripada bangsa Indonesia serta membentuk manusia sosialis pada pada khususnya. Pimpinan yayasan TVRI sendiri adalah Presiden RI yang diatur dalam pasal 10. Sedangkan, kegiatan sehari-hari Yayasan TVRI diatur oleh direksi dan 3 direktur muda, yaitu urusan perencanaan progam, urusan teknik dan administrasi, serta urusan komersial dan pemberdayaan.

  Tahun 1971, terbit SK Menpen RI No. 54/B/Kep/Menpen/1971, tentang penyelenggaraan siaran TV di Indonesia. Pasal 1 “Siaran TV adalah siaran-siaran dalam bentuk gambar atau visual dan suara atau audio yang dapat diterima oleh umum, baik dengan sistem pemancar gelombang elektomagnetik maupun lewat kabel (TV kabel). Selanjutnya pada tahun 1972 terbit SK Presiden RI No. 44 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Organisasi Departemen dijabarkan dalam SK Menpen RI No. 55A/Kep/Menpen/1975 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Penerangan. Berdasarkan SK tersebut TVRI Merupakan Direktorat TV dalam Dirjen Radio-TV-Film Departemen Penerangan RI.

  Perkembangan selanjutnya Indonesia mulai menggunakan satelit sendiri untuk telekomunikasi dan siaran TV pada tahun 1976. Satelit generasi pertama diluncurkan pada tanggal 16 Agustus 1976 yang dinamakan PALAPA-A. Selanjutnya satelit generasi kedua diluncurkan dari pusat Antariska Kennedy NASA, Amerika Serikat pada tanggal 18 Juni 1983 yang diberi nama PALAPA-B2.

G. Konsep Televisi Pendidikan A.

  Pengertian Televisi Pendidikan Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan ini tidak sekedar hanya menghibur akan tetapi yang paling penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu: a.

  Dituntun oleh seorang guru melalui pengalaman-pengalaman siswa.

  b.

  Sistematika siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.

  c.

  Teratur dan beraturan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya.

  d.

  Terpadu-siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.

  B.

  Klasifikasi Siaran Pendidikan

  Acara siaran pendidikan yang disiarkan melalui televisi, ada dua klasifikasi, yaitu siaran pendidikan sekolah (school broadcasting) dan siaran pendidikan sepanjang masa.

1. Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting)

  Yang menjadi sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman dikirim ke sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan jenis ini erat sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran itu. Ini berarti bahwa stasiun penyiaran yang bersangkutan melakukan kerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional.

  Diharapkan dari siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja disesuaikan dengan landasan dan tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena acara siaran pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan pengaruh secara langsung kepada anak-anak tentang: a.

  Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai dengan pola pikir mereka.

  b.

  Membantu anak-anak atas suatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami.

  c.

  Mengrangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara keegiatan belajar dengan keadaan sekitarnya.

  d.

  Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan.

2. Siaran pendidikan sepanjang masa (life long education)

  Berbeda dengan siaran pendidikan yang berlandaskan kurikulum sekolah, acara pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan saja dan yang menjadi sasarannya khalayak umum. Hanya saja khalayak dibagi menurut tingkatan tertentu, misalnya : usia, jenis kelamin, agama, agama, pendidikan dan sebagainya.

  Tujuan yang ingin dicapai melalui acara ini adalah, untuk mendorong khalayak sasaran, agar berkeinginan untuk terus belajar dalam ruang lingkup yang lebih luas tentang berbagai aspek sosial, seni, sastra, home economic dan hobi. Acara siaran pendidikan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a.

  Mempunyai sasaran khalayak yang khusus/ terbatas.

  b.

  Tujuan umum acara sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional.

  Diharapkan dari siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja disesuaikan dengan landasan dan tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena acara siaran pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan pengaruh secara langsung kepada anak-anak tentang: a.

  Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai dengan pola pikir mereka.

  b.

  Membantu anak-anak atas suatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami.

  c.

  Mengrangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara keegiatan belajar dengan keadaan sekitarnya.

  d.

  Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan.

  C.

  TV Edukasi TV-Edukasi atau sering disebut dengan TV-E adalah sebuah stasiun televisi yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat.

   Visi Menjadi siaran televisi oendidikan yang santun dan mencerdasakn  Misi Menyiarkan program yang dapat mencerdasakn masyarakat, menjadi tauladan, menyebarkan infirmasi dan kebijakan Kemendiknas serta mendorong masyarakat gemar belajar  Tujuan Memberikan kayanan pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional.

  D.

  Kekurangan dan Kelebihan Televisi Pendidikan Televisi pendidikan yang mengundang banyak kontroversi antara pihak yang setuju dengan pihak yang tidak setuju adanya televisi pendidikan mempunyai beberapa kekurangan yaitu : a.

  Biaya operasionalnya yang cukup mahal b. TV terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut, c.

  Apabila pembelajaran melalui televisi dilakukan dengan siaran langsung, maka yang pasti akan terjadi adalah kesulitan terintegrasikannya jadwal siaran pembelajaran ditelevisi dengan jadwal pembelajaran di sekolah, d. adanya persiapan terlebih dahulu sebelum proses Diperlukan pemebelajaranberlangsung.

  e.

  Terbatas karena kondisi geografis bercorak kepulauan dan pegunungan Selain mempunyai kekurangan,televisi pendidikan juga mempunyai kelebihan diantaranya : a.

  Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya, b.

  Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau beerbagai negara, c. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau, d.

  Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam, e. Banyak mempergunakan sumber – sumber masyarakat, f. Menarik minat peserta didik, g.

  Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam invervice training, h. Masyarakat diajak berpatisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian terhadap sekolah.

H. Media Televisi sebagai Sarana Pembelajaran

  Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang disajikannya. Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai saran pembelajaran kita. Pada sisi positif, televisi bisa menjadi media pertukaran informasi, pemikiran,dan karya, sebagai bahan kajian ilmiah, dokumentasi dan sebagainya.

  Kita dapat mengetahui berita terkini yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Sebagai contoh, pada peristiwa pemboman WTC di New York, AS beberapa tahun lalu, hanya selang beberapa menit setelah peristiwa itu berlangsung, kita bisa mengetahui perkembangan terakhirnya dari stasiun televise CNN (saluran khusus program berita). Bahkan, kita pun bisa melihat secara langsung berbagai pertandingan-pertandingan plahraga Internasional seperti World Cup Football, Tennis Wimbledon, Kejuaraan Bulutangkis All England, pertandingan basket NBA dan masih banyak lagi. Semuanya dapat kita nikmati dalam waktu yang bersamaan. Televise di sini berperan sebagai media pertukaran informasi yang efektif, menghemat waktu dan biaya.

  Keuntungan lainnya adalah acara-acara tersebut disertai dengan fakta dan ilustrasi yang menarik berupa gambar-gambar dan rekaman peristiwa yang sebenarnya, sehingga kita bisa membayangkan dan menikmati seolah-olah hal tersebut memang benar-benar kita alami. Hal ini akan mempercepat kerja otak kita untuk menerima beberapa hal baru tentang pengetahuan. Serta meningkatkan kemampuan kita dalam berimajinasi secara kreatif.

  Para orang tua yang melarang anaknya menonton televise, karena dikhawatirkan dapat merusak mental anak, mungkin ada benarnya. Seperti yang diungkapkan Douglas Rushkhoff, penulis buku Media Virus, bahwa televise itu virus. Sebagai virus dia bisa menjadikan orang musyrik, juga bisa mencabut akar kesadaran orang dari kenyataan. Kritikus media lain menyatakan televise sebagai candu elektronik, kotak idiot (idiot box), monster mata satu, dan lain sebagainya. Memang ada beberapa acara televise terutama acara televise local yang menayangkan beberapa acara criminal dan tindak kekerasan dalam sebuah film, yang di dalamnya terdapat unsure kekerasan, pornografi dan kenakalan remaja. Beberapa kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, perkelahian pelajar (tawuran) adalah beberapa efek buruk yang mungkin berkaitan dengan tontonan televise yang kurang sehat dan tidak mendidik.

I. Media Video Pembelajaran 1.

  Pengertian Media Video Pembelajaran Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran. Arsyad mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang di sertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang di simpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Media video pembelajaran dapat di golongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA), yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa di lihat.

  Menurut Heinich Molenda Russel bahwa video di artikan sebagai berikut.

  The primary meaning of video is the display of pictures on a television type screen (the latin word video literally means “ I see” Any media format that employs a chatode-ray screen to present the picture portion of the massege can be reffered to as video.

  Media video pembelajaran termasuk ke dalam media video cassette recorder (VCR) yaitu media audio visual gerak yang perekamannya di lakukan dengan menggunakan kaset video, dan penanyangannya melalui pesawat televisi. Pancaran gambar yang berbahaya dari sebuah tampilan video ternyata tersusun dari titik-titik yang sangat rapat dan ditampilkan pada sebuah layar. Seperti halnya film, berbagai frame video tersebut pada dasarnya adalah gambar diam. Hanya saja, pergantian setiap frame ke frame selanjutnya itu berlangsung sangat cepat, sehingga berbagai frame tersebut terlihat sebagai gambar yang bergerak. Hal ini berlangsung secara terus menerus hingga mampu menciptakan daya lihat yang menakjubkan dari sebuah tampilan video dibuat dengan cara direkam secara magnetik pada sebuah pita video seperti halnya perekam audio.

2. Format Video

  Umumnya format video pada saat ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu format piringan (disk) dan pita yang di kemas ke dalam bentuk paket kaset dengan ukuran bermacam- macam, model yang beraneka ragam, tingkat kecepatan yang berbeda dan mesin pemutar yang khusus. Adapun beberapa format video menurut HeinichMolenda Russel adalah sebagai berikut.

  a) Pita video (video tape), adalah format media video yang terpaket dalam bentuk gulungan pita yang terbuka (open reel) atau yang tertutup dalam sebuah kaset.

  b) Kaset video (Video Cassettes), adalah format media video yang terpaket dalam bentuk kaset yang berisi pita-pita video.

  c) Piringan Video (Video Disc), adalah jenis format video yang memanfaatkan pancaran cahaya optik seperti tipe laser. Format video ini lebih mirip dengan jenis gramophon (piringan hitam), hanya saja berwarna keperakan dan berkilauan. d) Compact disc, dulu CD tidak di gunakan untuk merekam , tetapi sekarang CD dapat langsung digunakan untuk merekam dengan cara menggunakan handycamp khusus yang dapat langsung merekam menggunakan CD.

  e) High-definition television, produksi video yang menggunakan HDTV lebih tinggi di bandingkan yang lainnya , karena mutu gambaran video yang di tentukan oleh banyaknya bentuk yang di proyeksikan ke atas permukaan tabung pada HDTV sangat baik.

  3. Kelebihan Media Video Menurut pendapat pramono media video memiliki banyak kelebihanantara lain:  Memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian.

   Memberi pesan yang dapat di terima secara lebih merata oleh siswa.  Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.  Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagiantertentu untuk melihat gambaran yang lebih fokus.

   Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan di bandingkan dengan media teks.

  4. Kelemahan Media Video Media video memiliki beberapa kelemahan antara lain:  Jangkauannya terbatas.

   Sifat komonikasi satu arah.  Gambarnya relatif kecil.  Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.

  5. Keuntungan Video Dalam Proses Pembelajaran Dengan menggunakan media jenis ini siswa di harapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah di pelajari. Media video pembelajaran termasuk ke dalam kategori motion picture, video pembelajaran dalam format disk di operasikan dengan menggunakan

  VCD/DVD player yang di jalankan dengan disk atau lempengan serta ditampilakan melalui televisi atau LCD atau dapat di putar langsung melalui PC komputer. Pembuatan Garis Besar Isi Media Siaran (GBIMS)

  Garis Besar Isi Media Siaran merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman atau acuan bagi para penulis naskah di dalam pembuatan naskah program media. GBIMS dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan, dan materi yang telah di kembangkan sebelumnya. Untuk program media, GBIMS disusun setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya. Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik yang ada dalam silabus cocok untuk dibuat media tertentu misalnya video,radio,atau media komputer.

  J. PembuatanGaris Besar Isi Media Siaran (GBIMS)

  Topik program: Merupakan salah satu bagian dari pokok bahasan. Satu pokok bahasan dapat di kembangkan ke dalam beberapa topik. Topik-topik ini biasanya juga dapat kita jumpai dalam silabus (Kurikulum). Judul Program: Dari topik yang telah di telaah dan dipilih, kemudian di tentukan judul program.

  Judul di buat semenarik mungkin, namun juga tidak menyimpang dari materi yang ada di dalamnya. Dengan judul yang “menarik” maka di harapkan timbul rasa ingin tahu dan penasaran siswa/sasaran program tentang isi program di dalamnya. Sasaran:

  Sasaran adalah mereka yang menjadi target dari program yang disajikan pengembangan program yang baik di dasarkan pada kesesuaian kebutuhan dari yang meamnfaatkan program dengan materi yang di sajikan oleh karenanya materi yang disajikan harus sesuai dengan tingkat pemahaman sasaran.

  Tujuan pembelajaran/kompetensi:

  Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan ini sering kali dibedakan menjadi dua bagian yaitu tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran khusus (TPK).

  a.

  Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang spesifik.Tujuan pembelajaran umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu mata pelajaran yang ada di dalam silabus atau kurikulum.

  b.

  Tujuan pembelajaran Khusus Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum.

  Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksudagar tujuan pembelajaran umum tersebut dapat lebih dispesifikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Tujuan juga dasar untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk menentukan materi, strategi, media dan evaluasi pembelajaran.

  K. Penulisan Naskah Media Televisi/Video 1.

  Pengertian Naskah Media Istilah naskah mungkin tidak begitu asing buat karena istilah ini juga digunakan untuk membuat media cetak seperti halnya buku, koran, majalah, dan sebagainya. Namun demikian, secara umum naskah dalam perancanaan progam media dapat diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu sesuai dengan tujuan dan kompetisi tertentu. Secara sederhana naskah juga berupa gambaran umum media atau juga outline media yang akan dibuat.

  Pembuatan naskah media diawali dengan sebuah ide atau gagasan produk media yang baik memerlukan ide dan kreativitas yang tinggi. Pemikiran yang cemerlang untuk mengungkapkan ide yang baik sangat diperlukan pada tahap pertama ini. Tahap kedua dalam pengembangan naskah adalah mengumpulkan data dan informasi untuk membuat, melengkapi, dan memperkaya naskah tersebut. Tahap ke tiga adalah membuat sinopsis dan treatmen. Sinopsis secara singkat dapat diartikan sebagai ringkasan progam atau ringkasan cerita. Tujuan utamanya adalah mempermudah pemesan menangkap konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan menentukan persetujuan.

2. Naskah Media Video Media video adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara dan visual.

  Unsur suara yang ditampilkan berupa: narasi, dialog, sound effect dan musik, sedangkan unsur visual berupa: gambar/foto diam (still image), gambar bergerak (motion picture), animasi dan teks.

  a. Format Naskah

  Keterangan keterangan yang didapat dari hasil eksperimen coba-coba dengan storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau naskah progam menurut tata urutan yang dianggap sudah benar.

  b. Shooting Skript/Skenario

  Skenario merupakan petunjuk oprasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan progamnya. Jadi skenario sangat bermanfaat bagi teknisi dan kerabat produksi yang akan melaksanakanya dengan tanggung jawab teknis oprasional.

  c. Petunjuk Pengambilan Gambar

  Petunjuk pengambilan gambar adalah posisi pengambilan oleh kamera pada objek yang diambil. Secara mendasar terdapat tiga cara pengambilan, yaitu: 1)

  Long shot (LS), yaitu pengambilan yang memperlihatkan latar secara keseluruhan dalam segala dimensi dan perbandingannya. 2)

  Medium shot (MS), yaitu pengambilan yang memperlihatkan pokok sasaran secara lebih dekat dengan mengesampingkan latar belakang maupun detail yang kurang perlu. 3)

  Close-up (CU), yaitu pengambilan yang memfokuskan pada subjeknya atau bagian tertentu. Lainnya dikesampingkan supaya perhatian tertuju kesitu.

  d. Gerakan Kamera

  Visualisasi yang tampak pada layar pada dasarnya hasil dari kerja kamera video yang merekam objek dengan posisi yang berbeda-beda. Perbedaan letak dan posisi serta gerakan objek yang tampak pada layar adalah akibat dari gerakan- gerakan yang ditimbulkan oleh kamera.

e. Evek Visual Dasar

  Evek visual yang ditimbulkan pada video merupakan pentahapan dari konsep ke sekenario penggunaanya seperti: 1)

  Fade in, pengambilan oleh kamera tertentu mulai masuk perlahan-lahan 2)

  Fade out, pengambilan oleh kamera tertentu mulai memutar secara berlahan 3)

  Super/superimpose, penampilan sesuatu ke atas pengambilan yang ada 4)

  Disolve, pembauran secara perlahan menggantikan yang sebelumnya 5)

  Wipe, mengganti pengambilan sebelumnya dengan efek penghapusan

BAB III KESIMPULAN Televisi merupakan media komunikasi yang paling populer bagi masyarakat daripada

  media-media lainnya. Televisi menjadi icon media yang paling menarik diantara media-media yang pernah ada sepanjang sejarah. Sebagai media komunikasi pada prinsipnya televisi bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Oleh karena itu wajib bagi media ini untuk menyampaikan tayangan yang bermoral, mendidik, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

  TV Edukasi adalah sebuah stasiun televisi yang bertujuan khusus untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Seiring berjalanya waktu perkembangan TV Edukasi semakin berkembang. Yang mana sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, antara lain fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.

  TV Edukasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan sebagai sumber belajar diharapkan siswa termotivasi untuk berfikir logis dan sistematik sehingga memimiliki pola pikir yang nyata dan semakin mudah memahami hubungan materi pelajaran dengan alam sekitar serta kegunaan belajar dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat daripada yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.

  Selain TV Edukasi salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran Arsyad mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang di sertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Melalui tayangan seperti ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

  Rusman dkk, 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,

  Mengembangkan Profesionalitas Guru, cetakan ke-2, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

  Hamalik,Oemar, 1986. Media Pendidikan,Cetakan ke V, Bandung : PT. Alumni Warsita,Bambang, 2008.Teknologi Pembelajaran, cetakan pertama, Jakarta: PT.Rineka Cipta Febrian. Jack, 2007. Kamus Komputer & Teknologi Informasi, Informatika,Bandung: penerbit informatika kses tanggal 23/10/2015) iakses pada tanggal 23/10/15) kses pada tanggal 23/10/15) kses pada tanggal 23/10/2015) (diakses pada tanggal 23/10/2015)

Dokumen yang terkait

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENGINFORMASIKAN TELKOMFLEXI MELALUI NEWSLETTER PADA KARYAWAN DI PT TELKOM Tbk DIVRE III BANDUNG

2 38 1

PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT DAN TEMULAWAK MELALUI AIR MINUM TERHADAP GAMBARAN DARAH PADA BROILER

12 105 39

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62