Minat Membaca Buku Tertelan Gadget

Minat Membaca Buku Tertelan Gadget
Pepatah lama mengatakan bahwa “buku adalah jendela dunia”. Membuka buku sama
halnya membuka jendela. Kita akan melihat dunia luar. Menyelami dunia dengan
pemandangan baru, aktivitas berbeda, dan orang-orang asing.
Dunia sekarang ini sudah memasuki era perkembangan teknologi yang mutakhir.
Kedai yang menyediakan layanan internet lebih marak diminati dibanding perpustakaan.
Anak-anak muda lebih banyak nongkrong sambil menatap layar gadget dibanding membuka
lembaran buku. Pertanyaan pelik sekarang ialah seberapa banyak orang yang masih membaca
buku ?
Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012
menyebut bahwa posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang
diteliti. Hal ini didukung oleh data statistik UNESCO 2012 yang menyebutkan indeks minat
baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang
saja yang memiliki minat baca. Ketua Forum Pengembangan Budaya Literasi Indonesia
Satria Darma (dalam Republika Online, 2015) mengatakan bahwa “PISA menyebutkan, tak
ada satu siswa pun di Indonesia yang meraih nilai literasi ditingkat kelima, hanya 0,4 persen
siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga,
bahkan di bawah tingkat satu."
Literasi ialah kemampuan seseorang dalam hal membaca dan menulis. Bagaimana
mungkin seseorang dapat menulis, bila ia tidak mampu membaca ?” Membaca menjadi kunci
seseorang untuk mengembangkan kemampuan berpikir melalui tulisan. Namun, fakta di

lapangan, budaya copas ( copy paste) lebih diminati dibanding membuat tulisan sendiri. Pada
era teknologi yang berkembang sangat pesat saat ini, memungkinkan seseorang dengan
mudah membuka gadget mereka untuk berselancar di dunia maya dibanding mencari
referensi melalui membaca buku.
Bertolak dari masalah tersebut, menjadi PR bagi setiap orang, terutama generasi muda
Indonesia untuk meningkatkan minat membaca buku. Banyak solusi yang bisa kita tawarkan
sebagai sikap positif mengimbangi minat membaca buku dalam era teknologi ini. Salah satu
gerakan pemuda Indonesia ialah komunitas Pecandu Buku di Bandung. Pecandu Buku adalah
komunitas yang dibentuk guna membudayakan gemar membaca. Selain itu, komunitas lain
yang turut mendukung budaya gemar membaca ialah komunitas 1001buku. Komunitas
1001buku merupakan organisasi nirlaba, sebuah jaringan relawan dan pengelola taman

bacaan anak. Lantas, gerakan apa yang bisa kamu tawarkan untuk membudayakan membaca
buku ?
17 Mei 2016
Selamat Hari Buku Nasional