DAUN KERING UNTUK BRIKET SAMPAH SEBAGAI

PEMANFAATAN DAUN KERING UNTUK BRIKET SAMPAH
SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG MURAH
MERIAH

Diajukan dalam rangka :
Lomba Karya Ilmiah Remaja Siswa SMA
Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008

Oleh:
ALDILA ARIN AINI
DISKA NUGRAHENI RIZKY SAFITRI

SMA NEGERI 1 BAWANG
KABUPATEN BANJARNEGARA
Alamat : Jl. Raya Pucang No. 134 Telp. (0286) 5985368
Bawang 53471
BANJARNEGARA

HALAMAN PENGESAHAN


PEMANFAATAN DAUN KERING UNTUK BRIKET SAMPAH
SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR MURAH MERIAH

Diajukan dalam rangka :
Lomba Karya Ilmiah Remaja Siswa SMA
Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008

ABSTRAK

PEMANFAATAN DAUN KERING UNTUK BRIKET SAMPAH
SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG MURAH
MERIAH
ALDILA ARIN AINI
DISKA NUGRAHENI RIZKY SAFITRI

Bahan bakar merupakan kebutuhan mendesak dan bersifat primer.
Ketergantungan pada bahan bakar minyak (bbm) seperti minyak tanah akan
menimbulkan dampak jangka panjang yang kurang baik bagi masyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan terobosan baru dalam menemukan alternatif bahan bakar

yang baru, dibuat dengan teknologi sederhana dengan cara yang mudah, biaya
yang murah, mudah bahan bakunya dan mempunyai kualitas yang baik mendekati
kualitas bbm standar. Tidak kalah pentingnya adalah bahan bakar tersebut harus
bisa diperbaharui (renewable) dan ramah terhadap lingkungan.
Penelitian ini bertujuan menemukan alternatif bahan bakar untuk
kebutuhan rumahan yang bisa mengurangi ketergantungan terhadap bbm.
Alternative bahan bakar tersebut adalah briket yang terbuat dari sampah daundaun kering disebut briket sampah. Sampah-sampah yang berserakan tidak
dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk kompos bisa dialihkan menjadi bahan
baku pembutan briket sampah. Setelah terkumpul dan kering benar maka sampah
dilakukan pencacahan kemudian dimasukkan ke dalam tungku pembakaran yang
tertutup dengan tujuan mengubah daun kering menjadi arang daun yaitu dengan
membuat proses pembakaran di dalam tungku menjadi tidak sempurna. Setelah
diperoleh arang selanjutnya ditumbuk hingga halus, diayak lalu dicampur dengan
bahan perekat dari bubur tepung tapioka dan dicetak dengan cetakan sederhana
dari pipa paralon sesuai kebutuhan, kemudian briket basah dikeringkan sehingga
siap digunakan sebagai bahan bakar.
Hasil pengujian untuk ukuran berat massa 1 kg briket sampah dapat
memasak air sebanyak 4 liter selama kurang lebih 15 menit tidak beda jauh jika
menggunakan minyak tanah 10 - 15 menit. Dan 1 kg briket sampah mampu
memasak selama hampir 4 jam nonstop, sedangkan minyak tanah mampu 5 jam

nonstop. Kualitas nyala api briket sampah juga tidak kalah dari kualitas nyala api
dari pembakaran minyak tanah bahkan lebih stabil jika dibandingkan pembakaran
tungku yang menggunakan kayu bakar.
Briket yang terbuat dari sampah daun-daun kering ternyata mempunyai
kualitas yang layak untuk dijadikan bahan bakar alternatif rumah tangga dan
industri kecil, sehingga hasil penelitian ini bisa praktekkan oleh masyarakat yang
peduli akan lingkungannya dan mau berpikir kreatif dan inovatif dengan teknologi
sederhana dengan bahan dan alat yang ada disekitar lingkungannya.

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan di sekitar SMA Negeri 1 Bawang banyak terdapat pepohonan
rindang di mana setiap harinya banyak menghasilkan sampah dedaunan kering.
Begitu juga sebagian besar lingkungan masyarakat untuk tiap harinya juga

menghasilkan sampah organik misalnya dedaunan kering yang cukup banyak di
sekitar rumah selain sampah dari hasil rumah tangga yang lain.
Masyarakat selama ini hanya mengenal pemanfaatan sampah untuk pupuk
kompos bagi tanaman. Namun demikian masih jarang masyarakat yang mau
membuat pupuk kompos sebab dibutuhkan waktu relatif lama mengubah sampah
organik menjadi kompos. Selain itu, pengetahuan cara dan proses membuat pupuk
kompos belum banyak diketahui oleh masyarakat. Pada akhirnya sampah hanya
dibiarkan teronggok di tempat sampah dan membusuk atau hanya sekedar dibakar
menjadi abu yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat.
Energi merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Salah satu bentuk energi tersebut adalah bahan bakar untuk
keperluan memasak rumah tangga. Sebagian besar masyarakat masih sangat
tergantung dengan bahan bakar minyak (bbm) seperti minyak tanah, sementara
kayu bakar bukan lagi sebagai pilihan utama karena dianggap kurang efektif
misalnya untuk keperluan memasak yang cepat. Sementara itu penggunaan gas
LPG bagi masyarakat masih belum merata karena dianggap masih barang mewah

khususnya masyarakat ekonomi bawah. Pemerintah dahulu pernah menggalakkan
penggunaan bahan bakar yang berasal dari batu bara yang disebut briket batu
bara. Namun demikian, pada kenyataannya ketersediaan briket batu bara di

pasaran sulit didapatkan oleh masyarakat secara kontinyu.
Pada setiap daun atau rumput itu terdapat bermacam-macam unsur kimia
pembentuk salah satunya adalah unsur karbon dan air. Ketika daun masih muda
umurnya tumbuh pada ranting-ranting pohon maka kandungan air masih banyak,
lain halnya ketika daun-daun sudah mulai menguning kemudian mengering lalu
jatuh maka kadar air dalam daun sudah berkurang sehingga akan lebih mudah
untuk dibakar dan dijadikan arang. Dari arang dedaunan inilah nantinya bahan
bakar padat yang menyerupai briket batu bara diperoleh. Oleh karena terbuat dari
sampah maka bahan bakar alternatif tersebut diberi nama briket sampah.
Melihat dari melimpahnya bahan baku yang ada di sekitar lingkungan
masyarakat termasuk bahan baku yang alami dari tumbuhan sehingga mudah
untuk diperbaharui (renewable), diharapkan emisi yang dihasilkan relative lebih
rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil (non renewable) seperti
minyak tanah, dan tentunya karena ketersediaan bahan baku melimpah dan proses
produksi sederhana tidak banyak memakan biaya diharapkan harga bahan bakar
alternative ini akan jauh lebih murah di bandingkan bbm subsidi seperti minyak
tanah.
Dengan pertimbangan alasan di atas maka tim peneliti membuat penelitian
berupa “Pemanfaatan Daun Kering Untuk Briket Sampah Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Yang Murah Meriah”.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tersebut di atas maka timbul pemikiran
bagaimana memanfaatkan limbah/ sampah organik dalam hal ini sampah
dedaunan kering menjadi briket sampah sebagai bahan bakar alternatif yang
harganya murah dan mudah pembuatannya oleh setiap masyarakat.

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membantu masyarkat cara memanfaatkan
limbah sampah organik sehingga lebih bermanfaat baik dari segi ekonomis dan
lingkugan hidup

D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi:
1. Siswa
a. Menumbuhkan semangat belajar berpikir kreatif dan inovatif dengan
pembelajaran secara langsung mencari alternatif pemecahan masalah yang
banyak terjadi di masyarakat
b. Menambah kecintaan kepada kelestarian lingkungan hidup sekitar
2. Guru

a. Menambah dan meningkatkan variasi pembelajaran dengan mengajak
peran siswa dalam menemukan dan memecahkan permasalahan langsung
di lapangan
b. Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan

3. Sekolah
a. Penelitian ini dapat menambah bahan bacaan di lingkungan sekolah
b. Mewujudkan peran serta sekolah di masyarakat dengan bukti nyata dari
hasil-hasil penelitian di sekolah yang bermanfaat bagi masyarakat
4. Masyarakat:
a. Briket sampah jika dijual harganya relative lebih murah dibandingkan
harga bbm yang sudah ada sehingga terjadi penghematan
b. Bagi lingkungan hidup dengan dimanfaatkannya sampah untuk bahan
baku pembuatan briket sampah maka kebersihan lingkungan akan semakin
terjaga yang berpengaruh pada kesehatan masyarakat menjadi meningkat

BAB II
LANDASAN TEORI

Sampah adalah sisa dari segala barang yang sudah tidak dimanfaatkan lagi

oleh manusia. Masyarakat mengenal jenis sampah organik dan sampah non
organik. Sampah organik adalah jenis sampah yang mudah untuk didaur ulang dan
secara umum pengaruhnya lebih bersahabat dengan lingkungan hidup karena alam
dapat langsung menguraikan senyawa-senyawa yang terkandung dalam sampah
tersebut. Sampah non organik merupakan sampah hasil dari proses industri yang
pada umumnya kurang bersahabat dengan lingkungan hidup disebabkan proses
penguraian sampah membutuhkan waktu yang lama bahkan kadang tidak dapat
diurai sama sekali sebelum dilakukan perlakuan khusus.
Dari segi pemanfaatan, sampah organik lebih luas kemanfaatannya
dibandingkan sampah non organik. Dengan harga murah dan teknologi sederhana
sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, sebagai bahan pakan
ternak (rumput-rumput tanaman), juga bisa digunakan sebagai bahan bakar
alternative antara lain sebagai bahan pembuat briket sampah dan bahan bakar bio
mass. Untuk bio mass tentunya memerlukan teknologi yang lebih rumit
dibandingkan pembuatan briket sampah. Bio mass memerlukan jumlah sampah
dengan takaran yang besar sehingga bisanya di terapkan di tempat penampungan
sampah akhir (TPA) sebagai alternative pemanfaatan limbah sampah oleh
pengelola. Dan proyek bio mass perlu didukung oleh berbagai pihak baik
pelaksana maupun penyandang dana.


Briket adalah nama lain bahan bakar padat yang merupakan hasil dari
proses penguraian secara alami seperti batu bara selama berjuta-juta tahun yang
lalu maupun proses buatan seperti dengan dibakar menghasilkan arang dan juga
melalui proses fermentasi menjadi kompos untuk dijadikan briket yang mana
bentuk fisik dari briket adalah arang hitam berupa senyawa karbon kemudian
dibentuk sedemikian rupa menjadi bahan bakar disesuaikan kebutuhannya apakah
untuk industri, transportasi atau rumah tangga.
Briket yang dikenal oleh masyarakat adalah briket yang dibuat dari bahan
batubara fosil yang sifatnya tidak dapat diperbaharui (non renewable), kemudian
briket alternative lain seperti dari arang kayu, batok kelapa, sabut kelapa, serbuk
gergaji dan lain sebagainya yang dilihat dari bahan bakunya adalah dapat di
perbaharui (renewable).
Untuk memenuhi kebutuhan pasaran maka briket batu bara yang berupa
bongkahan batu besar-besar kemudian dipecah-pecah menjadi kecil-kecil dan
dicetak sesuai pesanan, briket kayu oleh karena terbuat dari arang kayu kadang
sudah tidak perlu dibentuk lagi dan bisa langsung digunakan arangnya. Briket
agar dapat dibentuk dan dicetak maka membutuhkan zat perekat. Bahan perekat
briket terdapat beramacam-macam ada yang memanfaatkan tanah liat seperti
untuk briket batu bara, tepung tapioka (pati ketela) dan ada yang menggunakan
sisa dari ampas tebu dari pabrik gula.

Minyak tanah merupakan hasil dari proses penyulingan minyak mentah
dari pertambangan. Minyak tanah termasuk energi yang tidak dapat diperbaharui
(non renewable) sehingga suatu saat akan habis, sehingga masyarakat harus

menghemat pemakaian dan mencari solusi alternative pengganti minyak tanah
sebagai bahan bakar.
Faktor nilai kalor pembakaran merupakan syarat yang harus dimiliki dari
suatu bahan bakar sehingga sekarang jenis dari bahan bakar alternative yang
sedang diteliti harus memiliki nilai kalor yang sebanding atau minimal mendekati
bahan bakar standar yang sudah ada.
Faktor emisi yang rendah adalah dambaan semua makhluk hidup terhadap
kualitas suatu bahan bakar. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil maka
bahan bakar alternative yang pada umumnya terbuat dari bahan alami seperti dari
tumbuhan contohnya biodiesel, ethanol kandungan akan zat-zat berbahaya yang
beracun seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida, sulfur/belerang,
hidrokarbon dan yang lainnya dapat ditekan menjadi serendah mungkin. Dengan
emisi yang rendah akan membantu kelangsungan hidup makhluk hidup menjadi
lebih baik kualitasnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variable Penelitian
1. Variable bebas dalam penelitian ini adalah briket sampah dari dedaunan
kering dalam satuan berat massa (kg).
2. Variable terikat dalam penelitian ini adalah panas api pembakaran briket
dilihat dari waktu dan cepatnya makanan yang dimasak dibandingkan
dengan minyak tanah.
Penelitian ini mengabaikan kondisi faktor-faktor yang berpengaruh di luar
pengujian misalnya tempat, jenis kompor yang digunakan dan sebagainya.

B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu mengubah sampah daun
menjadi briket sampah

C. Alat dan Bahan Pembuatan Briket Sampah
1. Alat-alat
a. Pipa paralon dengan diameter 2 inch tinggi 5 cm
b. Gunting/ pisau
c. Baskom
d. Kaleng roti wafer/ drum minyak tanah sebagai tungku pembakaran
e. Alat penumbuk/ penghalus

f. Ayakan
g. Alat pengaduk/ blender/ molen
h. Kompor briket dan kompor minyak tanah
2. Bahan
a. Sampah daun kering sebanyak 5 kg
b. Tepung tapioka sebanyak 0,5 kg

D. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan pakaian kerja dan kelengkpannya,
2. Mempersiapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan,
3. Potong kecil-kecil/ dicacah daun-daun kering yang ada,
4. Masukkan ke dalam tungku pembakaran (kaleng roti bekas) selama lebih
dari 2 jam hingga daun telah menjadi arang,
5. Keluarkan arang daun, biarkan beberapa saat agar panas mereda,
6. Tumbuklah arang daun tersebut hingga halus dan diayak,
7. Panaskan tepung tapioka hingga menjadi bubur lem,
8. Campurkan arang halus dengan bubur lem tepung tapioka dengan
perbandingan ideal 1 kg bubur tapioka dengan 10 kg arang halus
(kelipatan perbandingannya) sampai merata,
9. Masukkan adukan ke dalam cetakan paralon,
10. Keringkan briket basah dengan menjemurnya di bawah sinar matahari
atau panaskan dalam tungku pengering/ oven,
11. Setelah kering simpan briket sampah dan siap untuk digunakan.

E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian di kebun lingkungan SMA N 1 Bawang
2. Waktu penelitian 11 – 16 Nopember 2008

F. Alur Penelitian

Persiapan Alat dan Bahan

Pembakaran sampah dalam tungku tertutupmenjadi arang

Pencampuran arang sampah halus dengan bubur tepung
tapioka (10 :1) dalam kg atau perbandingannya

Pencetakan dan pembentukan briket
sampah

Pengeringan briket
sampah basah

Briket sampah siap pakai

Catatan:
Pengeringan briket sampah basah idealnya 2 hari ketika musim kemarau
atau lebih dari 2 hari apabila terjadi musim hujan

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini untuk sekitar 5 kg sampah kering setelah dibakar
dalam tungku pembakaran diperoleh 2 - 3 kg arang sampah untuk kondisi bahan
yang lain mungkin tidak sama. Setelah arang ditumbuk halus, diayak dan
dicampur dengan bubur tepung tapioka kemudian dicetak dengan pipa paralon
dengan ukuran tabung diameter 2 inchi dan tinggi 5 cm diperoleh 15 – 20 buah
briket sampah yang masih basah untuk kemudian dikeringkan.

B. Pembahasan
Setelah dilakukan uji memasak air seberat 4 liter maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Briket sampah kering:
Lama memasak air 15 menit
Lama menyala briket sampah seberat 1 kg mampu sekitar 4 jam
2. Minyak tanah
Lama memasak air 10 - 15 menit
Lama menyala minyak tanah 1 liter selama hampir 5 jam
Dilihat dari asap pembakaran, asap briket sampah lebih sedikit
dibandingkan kayu bakar. Sehingga dapat disimpulkan kandungan gas CO2
rendah.

Dilihat dari kualitas api dengan melihat secara visual maka api yang
dihasilkan dari briket sampah cukup stabil dan tidak menimbulkan gosong pada
masakan dan alat masak.
Dilihat dari lama waktu memasak air briket sampah sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan minyak tanah namun lebih cepat dari kayu bakar. Hal ini
menandakan kualitas api dan panas yang dihasilkan dari pembakaran briket
sampah mendekati kualitas minyak tanah.
Sisa abu pembakaran briket masih dapat dimanfaatkan lagi untuk
campuran pupuk tanaman atau sebagai media pembuatan telur asin. Sehingga
dengan memanfaatkan sampah dedaunan kering sebagai briket sampah
menjadikan sampah tersebut memiliki nilai tambah yang lebih banyak dan
bermafaat bagi masyarakat baik secara ekonomis dan lingkungan hidup.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari data hasil uji eksperimen dapat ditarik beberap kesimpulan:
1. Kualitas api dan panas pembakaran briket sampah lebih rendah dibandingkan
minyak tanah namun lebih baik dari kayu bakar
2. Briket sampah layak digunakan sebagai bahan bakar alternatif bagi
masyarakat karena murah harganya, mudah pembuatannya dan bahan bakunya
sangat melimpah tersedia di lingkungan sekitar..

B. Saran
Penelitian ini belum sepenuhnya lengkap dan sempurna sehingga masih
perlu diteliti lagi beberapa hal antara lain:
1. Berapa kandungan kalori panas pembakaran briket sampah
2. Menentukan bentuk cetakan briket sampah yang paling efektif baik cetakan
secara manual maupun hidrolis
3. Menentukan bentuk desain kompor briket yang baik agar nyala api yang
dihasilkan maksimal
Selanjutnya, masyarakat mulai diajak dan dikenalkan untuk mencoba
membuat briket sampah dengan memanfaatkan teknologi sederhana ini, karena
selain bisa menghemat pengeluaran biaya beli bbm sekaligus membantu menjaga
kebersihan lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Briket
Sampah
(Video).
(12
Nopember
2008,
http://www.liputan6.com/news/?id=159438&c_id=7

09.10

wib).

Briket
Sampah
(Video).
(12
Nopember
http://tv.kompas.com/content/view/7155/2/

09.15

wib)

2008,

Pembuatan Briket Sampah (Video). (12 Nopember 2008, 09.25 wib).
http://www.beoscope.com/video-pembuatan-briket-arang?id=20080000822
Daun Kering Jadi Briket Arang. (12 Nopember 2008, 09.30 wib).
http://mediainfokota.jogja.go.id
Pengolahan Briket Sampah.
http://www.antarafoto.com

(12

Nopember

2008,

09.45

wib).

Kompor Rakyat Tanpa Minyak. (12 Nopember 2008, 09.50 wib).
http//:www.gatra.com
Briket
Batu
Bara.
(12
Nopember
2008,
10.00
wib).
http://www.ristek.go.id/file_upload/lain_lain/briket/briket_batubara_1.htm

Lampiran 1

Gambar 1. Daun-daun Kering Lalu di Cacah dan Dibakar Menjadi Arang

Gambar 2. Tungku Pembakaran Sederhana

Gambar 3. Hasil Cetakan Briket Sampah

Lampiran 2

a)

b)

Gambar 4. a) Briket sampah kering dan b) Briket batu bara

Gambar 5. Contoh Kompor Briket Keperluan Rumah Tangga

Gambar 6. Pemanfaatan Briket Sampah

Lampiran 3

Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket Batu Bara
Pe n ggu n a a n
Rum ah t angga
3 lt r/ hari
Warung Makan
10 lt r/ hari
I ndust ri Kecil
25 lt r/ hari
I ndust ri
Menengah
1000 lt r/ hari

M in ya k Ta n a h

Br ik et

Pe nghe m a t a n

Rp. 9000/ hari

Rp. 5400/ hari

Rp. 3600/ hari

Rp. 30.000/ hari Rp. 18.000/ hari

Rp. 12.000/ hari

Rp. 75.000/ hari

45.000/ hari

Rp. 30.000/ hari

Rp.
2.000.000/ hari

Rp.
1.502.450/ hari

Rp. 497.550/ hari

Sumber : (http://www.ristek.go.id)

Parameter Antara Minyak Tanah dan Briket Batu Bara
Pa r a m e t er M in ya k Ta n a h
Nilai Kalori

9.000 kkal/ lt r

Br ik et
5.400 kkal/ kg

Ekivalen

1 lt r

1,60 kg

Biaya

Rp. 2.800

Rp. 1.300

Sumber : (http://www.ristek.go.id)