BAB I V blm FIX
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musik merupakan salah satu jenis seni. beberapa termasuk seni murni dan beberapa
merupakan seni terapan. Seni murni merupakan seni yang mengutamakan unsur keindahan.
Sedangkan seni terapan merupakan seni yang mengutamakan guna pakai, contohnya musik
untuk
mengiringi
drama.
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(1990:
602)
Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan
dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) .
Musik dibagi menjadi dua, yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal
adalah musik yang mengandalkan suara manusia. Sedangkan musik instrumental adalah
musik yang mengandalkan suara instrument atau alat musik seperti gitar, piano, biola, dan
lain-lain.
Dengan
kata
lain
musik
instrumental
adalah
suatu komposisi atau
rekaman musik tanpa lirik atau musik vokal rdalam bentuk apapun; semua musik dihasilkan
melalui alat musik.1 Jadi, suara yang dihasilkan hanyalah suara dari alat musik.
Tidak banyak orang yang senang mendengarkan musik instrumental. Padahal, musik
instrumental disinyalir memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah membuat suasana hati
lebih rileks, menurunkan tekanan darah, meningkatkan daya tahan tubuh, memfokuskan
pikiran, dan meningkatkan kemampuan otak2. Pada James Medical Center pada Ohio State
University, para ahli bedah sekarang ini banyak yang menggunakan musik instrumental untuk
memberikan efek relaksasi kepada pasien selama proses pembedahan maupun setelah proses
pembedahan tersebut. Cara tersebut sangat membantu demi kelangsungan pembedahan.
Pada hakikatnya, setiap orang berhak memilih jenis musik yang disukainya. Baik itu
musik vokal mauun musik instrumental. Setiap orang yang memiliki jenis musik favorit, pasti
memiliki alasan. Dimana alasan inilah yang menjawab pertanyaaan ‘mengapa’ yang kita
ajukan. Mengapa menyukai musik jenis ini?. Ada berbagai macam alasan orang dalam
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Instrumental ( 10 oktober 2013 pukul 12:12 )
2 http://sehatalami99.blogspot.com/2013/05/manfaat-mendengarkan-relaxing.html
(11 Oktober 2013 pukul 12:13)
memilih jenis musik favorit. Misalnya, seseorang menyukai jenis musik instrumental karena
nadanya yang menenangkan. Alasan ini tentunya sangat masuk akal. Karena ada beberapa
musik instrumental yang memang mengalun dengan tenang hingga menimbulkan efek yang
menenangkan.
Musik instrumental berbeda dengan musik pop, jazz, maupun dangdut. Musik jenis ini
memiliki keunikan tersendiri. Yaitu, tidak terdapat suara vokal manusia. Sedangkan,
kebanyakan musik pop, jazz, maupun dangdut selalu terdapat suara vokal manusia. Biasanya,
musik instrumental disukai oleh kalangan menengah ke atas. Sedangkan kalangan menengah
ke bawah, lebih suka mendengarkan musik dangdut, kroncong, dan lain sebagainya. Hal ini
mengakibatkan musik instrumental diidentikan dengan kalangan menengah ke atas.
Dalam ilmu sosial, hal ini disebut dengan, pembagian kelas sosial. Kelas sosial
didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas
yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang
sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah.3 Secara sederhana, kelas sosial didefinisikan sebagai tingkatan status dalam
masyarakat. Status disini dapat berupa tingkat pendidikan, jabatan, harta kekayaan, maupun
status sosial. Jika seseorang memiliki status yang tinggi, misalnya memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi, maka ia berada di dalam kelas yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah, maka ia
berada dalam kelas yang memiliki tingkat pendidikan rendah pula. Namun, tingkatan kelas
sosial tidak mutlak atau bisa dikatakan relatif. Yang saya maksud kelas atas disini adalah
segolongan orang yang memiliki tingkat pengetahuan atau pendidikan tinggi, sedangkan yang
termasuk kelas menengah ke bawah adalah segolongan orang yang memiliki tingkat
pengetahuan atau pendidikan yang menengah ke bawah.
Para siswa SMA N CMBBS termasuk golongan orang-orang yang memiliki pendidikan
yang tinggi. Disamping itu, peneliti melihat tidak sedikit murid-murid SMA N CMBBS yang
termasuk kaum borjuis. Karena banyak murid-murid SMA N CMBBS, yang notabene adalah
sekolah berasrama dan terletak cukup jauh dari keramaian, yang menggunakan mobil pribadi
sebagai sarana transportasi. Peneliti pun melihat dari pakaian dan atribut yang dikenakan oleh
sebagian besar murid SMA N CMBBS. Kebanyakan mereka menggunakan pakaian dan
atribut bermerk. Dimana hal itu menandakan bahwa mereka termasuk dalam kelas atas dalam
kelas sosial. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa siswa SMA N
3 http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/kelas-sosial-dan-status-sosial-kelas.html
(10 oktober 2013 pukul 12:18 )
CMBBS yang termasuk kalangan menengah kebawah. Hal ini disebabkan oleh program
sekolah SMA ini. Dimana terdapat jalur SKTM (surat keterangan tidak mampu) untuk masuk
ke sekolah ini.
Peneliti melihat adanya suatu fenomena sosial yang berkaitan dengan kelas sosial.
Dimana adanya suatu tingkatan tertentu dalam hal selera musik. Yaitu, bagaimana musik
instrumental diidentikan dengan kalangan menengah keatas. Bagaimana musik instrumental
menjadi symbol status sosial tertentu. Yaitu, kalangan menengah keatas. Maka dari itu,
peneliti memutuskan untuk meneliti tentang : “ MUSIK INSTRUMENTAL UNTUK KAUM
BORJUIS”
1.2 Permasalahan Penelitian
Musik bersifat mendunia. Artinya, tidak ada batasan apapun untuk menyukai musik.
Semua orang boleh mendengarkan musik. Semua orang boleh menyukai musik. Dalam
mendengarkan musik, pasti ada beberapa musik yang lebih sering didengarkan. Entah itu
karena penyanyinya, konten lagu, genre, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, masih sedikit
orang yang lebih sering mendengarkan musik instrumental. Baik musik instrumental asli
maupun aransemen dari musik vokal. Dewasa ini, orang indonesia lebih suka
mendengarkan lagu vokal daripada musik instrumental. Perkembangan musik
instrumental yang kurang berkembang di indonesia, bisa jadi menjadi salah satu faktor.
Walaupun, ada beberapa orang indonesia yang suka mendengarkan musik instrumental.
Namun jumlahnya masih lebih banyak penyuka musik vokal. Dan peneliti melihat,
hanyalah orang-orang yang memiliki kasta tinggi yang menyukai musik instrumental.
Kasta tinggi disini, bukan hanya orang yang memiliki harta melimpah. Tetapi juga
memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Maka dari itu, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. bagaimana keberadaan musik instrumental di Indonesia?
2. Bagaimana musik instrumental diidentikan sebagai simbol status sosial?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap orang di dunia ini, pasti pernah mendengarkan musik. Entah itu dari music
player, di pesta pernikahan, di mobil, maupun di gereja. Musik ada dimana-mana. Namun,
jenis musik yang diperdengarkan tentulah berbeda. Baik itu musik instrumental maupun
musik vokal. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Musik instrumental lebih
memberikan efek relaksasi. Sehingga, membuat pendengarnya lebih rileks. Sedangkan
kebanyakan musik vokal lebih bersifat ceria. Walaupun, ada beberapa musik vokal yang
melankolis. namun, musik vokal mengajak penikmatnya untuk ikut bernyanyi mengikuti
irama lagu. Kebanyakan masyarakat pedesaan memilih musik dangdut agar bisa ikut
berjoget bersama. Karena, hal ini yang dapat membuat mereka terhibur. Hal inilah salah
satu hiburan bagi mereka. Sedangkan musik instrumental, lebih jarang diperdengarkan.
Namun, pendengar musik instrumental, kebanyakan memilih jenis musik ini dengan
tujuan yang sama. Yaitu untuk mendapatkan hiburan. Selain untuk mendapat hiburan,
juga demi mendapat efek relaksasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana musik instrumental diidentikan
dengan kalangan menengah ke atas. Di mana musik instrumental hanya didengarkan oleh
kalangan menengah ke atas. Mengapa hanya kalangan menengah ke atas saja yang
mendengarkan musik instrumental. Di samping itu, peneliti ingin meneliti tentang
bagaimana keberadaan musik instrumental di kalangan penikmat musik
Indonesia.
Apakah musik instrumental disukai oleh semua penikmat musik Indonesia atau hanyalah
kalangan tertentu yang menikmati musik instrumental. Serta bagaimana persepsi
masyarakat terhadap musik instrumental. Apa yang ada dalam benak masyarakat, ketika
mendengar tentang musik instrumental.
1.4 Signifikansi Penelitian
Masyarakat Indonesia masih memiliki pemikiran yang sempit. Kebanyakan
masyarakat Indonesia lebih mengikuti tren yang ada. Sehingga musik yang didengar pun
mengikuti tren.
Manfaat dari penelitian yang peneliti buat yaitu untuk memberitahu
masyarakat luas, bagaimana musik instrumental diidentikan dengan kalangan menengah
ke atas. Padahal, musik instrumental adalah genre musik yang umum di dengarkan oleh
masyarakat luas. Dalam artian bahwa, tidak ada batasan pendengar yang diperbolehkan
untuk mendengarkan genre musik ini. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk
menunjukan kepada masyarakat luas bahwa musik instrumental dapat didengarkan oleh
siapapun, tidak hanya kalangan menengah ke atas, tetapi juga kalangan menengah ke
bawah.
1.5 Telaah Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan penelitian terdahulu yang memiliki fokus
yang sama dengan fokus yang sedang peneliti teliti. Penelitian itu berjudul “Pengaruh
Musik Instrumental Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 Sekolah
Dasar”. Apakah dengan belajar matematika sambil mendengarkan musik instrumental
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut memiliki beberapa
kelebihan.
Pertama,
penelitian
tersebut
bersifat
lebih
mendetail,
penulis
mencantumkan beberapa judul lagu musik instrumental pada penelitiannya. Kedua,
hasil penelitian tersebut memberikan efek yang nyata bagi pembelajaran matematika.
Penelitian tersebut juga memiliki beberapa kekurangan. Peneliti tersebut meneliti
siswa sekolah dasar dengan memperdengarkan musik instrumental ketika pelajaran
matematika berlangsung. Sedangkan, hasil pembelajaran matematika tidak tergantung
pada saat pelajaran berlangsung. Karena ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar anak. Misalnya kemampuan dasar, ketekunan, gaya
belajar, dan lain sebagainya. Seharusnya peneliti meneliti siswa dengan kemampuan
dasar, ketekunan dan gaya belajar yang sama. Dengan begitu, akan didapatkan hasil
yang akurat. Sedangkan, walaupun penelitian ini tidak memberikan efek nyata bagi
penikmat musik Indonesia. Namun, penelitian ini sangat bermanfaat untuk membuka
portal antara kelas menengah ke atas, dan kelas menengah ke bawah. Untuk lebih
menjelaskan bahwa musik instrumental juga dapat didengarkan oleh kalangan
menengah ke bawah. Karena tidak ada batasan dalam mendengarkan musik.
1.6 Kerangka Konsep
1.6.1 Pengertian
A. PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang
berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendirisendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka
yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang
lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang
berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas
sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih
tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi
para pemasar.
Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini
disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para
konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produkproduk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.Pendekatan yang
sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas
berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor
gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang
cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas
sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan
berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.Dengan mengenal bahwa
para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para
anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-
simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan
dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
B. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial berdasarkan status ekonomi terdiri atas 3 bagian. Menurut
Aristoteles pembagian kelas sosial atau golongan sosial yaitu golongan pertama
merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan
tanah dan bangsawan. Golongan kedua merupakan golongan yang cukup banyak terdapat
di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya. Golongan ketiga
merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni golongan
kapitalis atau borjuis adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi. Golongan
menengah terdiri dari para pegawai pemerintah. Golongan proletar adalah mereka yang
tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau
pekerja pabrik. Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke
golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum
kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.4
1.7 Metodeologi penelitian
1.7.1 Subjek dan Lokasi Penelitian
Musik adalah sebuah kesenian yang mendunia. Hampir semua orang di dunia
ini suka mendengarkan musik. Baik itu musik vokal maupun musik instrumental.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap orang memiliki alasan dalam
menyukai musik. Walaupun kebanyakan orang mendengarkan musik untuk
mendapatkan hiburan.
Di SMA N CMBBS , banyak siswa yang sering memdengarkan musik. Salah
satu faktor yang mungkin menjadi alasan yaitu untuk meredakan stress. Karena
sekolah ini memiliki sistem asrama. Maka, pola kehidupan siswa diatur sedemikian
rupa. Sehingga ada beberapa siswa yang mengalami tekanan. Di sekolah ini siswanya
4 http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/kelas-sosial-dan-status-sosial-kelas.html
berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Tangerang, Cilegon, Serang,
Pandeglang, sampai Lebak. Selain itu, para siswa juga memiliki latar belakang yang
berbeda. Karena di SMA N CMBBS ini, siswanya memiliki latar belakang yang
berbeda. Ada yang berasal dari kaum menengah ke bawah, dan tidak sedikit yang
berasal dari kaum menengah ke atas. Maka dari itu, peneliti memutuskan untuk
meneliti beberapa siswa SMA N CMBBS.
1.7.2 Peran Peneliti
Kebanyakan masyarakat Indonesia memilih musik vokal karena lebih dapat
dimengerti. Karena musik vokal menyampaikan makna lewat lirik. Sedangkan musik
instrumental menyampaikan makna dengan nada. Hal ini membuat musik
instrumental lebih sulit untuk dibuat. Maka dari itu, kebanyakan komposer memilih
musik jenis vokal. Walaupun begitu, tak sedikit yang menyukai musik instrumental
karena mengandung makna yang lebih mendalam. Di penelitian ini, peneliti berperan
sebagai warga dalam. Yaitu sebagai bagian dari subyek penelitian.
1.7.3
Teknik pengumpulan data
Peneliti akan melakukan teknik pengamatan. Dimana peneliti akan mengamati
orang-orang yang menyukai musik instrumental. Disini, peneliti akan membagi
orang-orang ke dalam 2 kelas, yaitu orang-orang penikmat musik instrumental dan
selainnya. Peneliti akan mengamati apakah orang-orang penikmat musik instrumental
berasal dari kalangan menengah keatas atau menengah kebawah. teknik ini dilakukan,
karena peneliti tidak memungkinkan untuk mewawancarai narasumber tentang kelas
sosialnya. Peneliti berfikir bahwa kelas sosial dapat diketahui hanya dengan
pengamatan. Misalnya, pengamatan terhadap barang-barang yang digunakan, merk
aksesoris, cara bicara, dan lain sebagainya. Karena peneliti berada di lingkungan yang
sama dengan subyek peneliti, maka akan lebih mudah bagi peneliti untuk mengamati
hal tersebut.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, peneliti juga akan melakukan
teknik wawancara. Baik wawancara mendalam maupun wawancara sambil lalu.
Peneliti akan mewawancarai tentang tanggapan narasumber terhadap musik
instrumental. Narasumber yang akan diwawancarai yaitu orang-orang penikmat musik
instrumental, maupun orang-orang penikmat musik selain musik instrumental. Alasan
seseorang menyukai atau tidak menyukai musik instrumental.
Studi literatur juga teknik yang dapat membantu peneliti dalam melakukan
penelitian ini. Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, peneliti melakukan
pencarian di web. Teknik ini sangat penting dalam mengetahui sesuatu yang tidak
peneliti ketahui sebelumnya. Dengan melakukan teknik ini, peneliti akan memperoleh
lebih banyak informasi. Informasi tersebut nantinya akan peneliti kembangkan lagi.
1.7.4
Instrumen Penelitian
Teknik primer
No
II
Komponen data
m
Wsl
B
RT/
RW
Bk./
K
BPS
mjl./
net
Musik tanpa kata dalam seni musik
›
III
P
W
Teknik sekunder
Profil SMA N CMBBS
♫
♫
♫
› Jenis-jenis musik instrumental
Musik tanpa kata di masyarakat
›
›
Penikmat musik instrumental
Bukan penikmat musik
IV
instrumental
Musik dan simbol status
V
› Musik instrumental
Penutup
›
Kesimpulan
›
Saran
♫
♫
♫
♫
♫
♫
♫
♫
1.8 Sistematika Penelitian
Dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian. Yaitu :
BAB 1
Berisi tentang pendahuluan. Mencakup latar belakang yang berisi penjelasan yang mendetail
mengenai alasan peneliti dalam meneliti musik instrumental. Permasalahan penelitian atau
pertanyaan penelitian yaitu, untuk memperjelas fokus yang akan diteliti. Tujuan penelitian,
signifikasi atau manfaat penelitian, Telaah pustaka berisi perbandingan antara penelitian yang
sedang diteliti dengan penelitian terdahulu yang memiliki fokus yang sama.Kerangka konsep
atau landasan teori. Berisi teori-teori tentang variabel yang akan diteliti. Metodeologi
penelitian berisi lokasi, subjek, peran peneliti, dan prosedur pengumpulan data. Dan
sistematika penelitian.
BAB II
Di dalam Bab ini, pertama-tama peneliti akan menjelaskan profil SMA N CMBBS. Peneliti
akan membahas tentang bagaimana berdirinya sekolah ini. Selain itu peneliti juga akan
membahas tentang siswa SMA N CMBBS ini. Pada subbab berikutnya peneliti akan
membahas tentang jenis-jenis alat musik instrumental. Seperti musik vokal, musik
instrumental memiliki jenis-jenis
BAB III
Setelah membahas tentang perkembangan musik instrumental di Indonesia, peneliti akan
membahas tentang eksistensi musik instrumental di kalangan penikmat musik Indonesia.
Bagaimana penikmat musik di Indonesia menyukai musik instrumental. Serta termasuk ke
dalam kelas manakah penikmat musik instrumental. Siapa orang yang suka musik
instrumental. Dan siapa saja yang tidak terlalu menyukai musik jenis ini.
BAB IV
Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang hubungan antara musik dengan simbol status.
Bagaimana status dapat dinilai dari selera musik. Dalam hal ini, musik instrumental
diidentikan sebagai simbol status. Yaitu simbol status sosial tinggi. Apa yang menyebabkan
hal ini terjadi?
BAB V
Berisi kesimpulan yang membahas tentang bagaimana musik instrumental diidentikan dengan
kalangan menengah ke atas. Serta alasan pengidentikan tersebut. Pada bab ini juga berisi
saran yang diberikan oleh guru pembimbing peneliti.
BAB II
2.1 Profil SMA N CMBBS
SMA N CMBBS atau Sekolah Menengah Atas Negeri Cahaya Madani Banten
Boarding School adalah salah satu sekolah unggulan di Banten. Sekolah ini merupakan satusatunya sekolah negeri yang menganut sistem asrama atau boarding school di Banten. Ini
adalah suatu hal yang menarik. Biasanya, boarding school atau yang terkenal dengan sebutan
boscho memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Namun, di sekolah ini tidak. Karena
sekolah ini merupakan sekolah negeri, maka laki-laki dan perempuan hanya dipisahkan oleh
asrama. Walaupun begitu, tetap ada peraturan dalam hal hubungan antara perempuan atau
yang biasa disebut akhwat dan laki-laki atau ikhwan.
SMA N CMBBS didirikan pada tahun 2005. Pada saat itu, sekolah ini merupakan
sekolah swasta. Dan seluruh muridnya mendapatkan sejumlah uang saku. Dimana, muridmuridnya pada masa itu merupakan kalangan menengah ke bawah. pada tanggal 31 Juli 2007
SMA N CMBBS resmi menjadi sekolah negeri dengan SK Gubernur Prov. Banten No.
421.3/Kep.SOS-Huk/2007.
Sejak pertama kali didirikan SMA N CMBBS telah meluluskan 6 angkatan. Dari
angkatan pertama bernama El Classico hingga angkatan keenam bernama SG-Form. Dan
banyak siswa SMA N CMBBS yang melanjutkan sekolah di PTN terkenal. Ini menandakan
bahwa SMA N CMBBS memiliki kualitas yang tidak dapat diremehkan. SMA N CMBBS
dapat bersaing dengan sekolah negeri lainnya di Banten.
Untuk dapat menjadi murid SMA N CMBBS, harus melalui berbagai tahap. Pertama,
melalui tahap seleksi administrasi. Pada tahap ini murid SMP wajib mengirimkan biodata dan
nilai raport mereka kepada SMA N CMBBS. Nantinya, nilai tersebut akan diseleksi. Siswa
SMP tidak boleh mendapat nilai kurang dari 75 untuk melalui tahap ini. Selain itu, para siswa
SMP juga dapat mengirimkan sertifikat lomba. Baik tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun
Nasional. Untuk dijadikan pertimbangan oleh panitia penerimaan siswa baru SMA N
CMBBS. Kedua, tahap seleksi akademi. Siswa yang telah lulus seleksi administrasi kemudian
menghadapi seleksi akademi. Para siswa akan diberikan soal IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Indonesia. Dimana, ada beberapa soal yang merupakan materi tingkat SMA. Ketiga,
para siswa yang telah lulus seleksi akademi akan melalui tes psikotes dan keagamaan. Tes
psikotes di laksanakan untuk mengukur IQ siswa. Rata-rata IQ siswa SMA N CMBBS adalah
sekitar 120. Selain itu, siswa akan melalui tes keagamaan. Walaupun sekolah negeri, SMA N
CMBBS mendidik siswanya agar memiliki pengetahuan keagamaan. Tes ini meliputi tes
sholat, hafalan qur’an, mengaji, dan imla atau dikte dalam bahasa arab untuk mengetahui
tingkat kemampuan menulis bahasa arab siswa.
Selain itu para siswa SMP yang merasa kurang mampu dapat melalui tahap SKTM
(surat keterangan kurang mampu) . siswa yang melalui tahap ini tidak dikenai biaya apapun.
Hal ini dilakukan, agar anak yang kurang mampu juga mendapatkan pendidikan yang tinggi.
Hal inilah yang menyebabkan keberagaman latar belakang di SMA N CMBBS ini. Walaupun
begitu, tidak ada kasta sosial di SMA N CMBBS ini. Semua siswa sama.
2.2 Jenis-jenis Alat Instrumental
Musik Instrumental, dihasilkan dari instrumen-instrumen musik yang berpadu dalam
satu nada bernama ‘Musik Instrumental’ . Instrumen yang digunakan dapat berupa piano,
gitar, dan lain sebagainya. Nada yang dihasilkan oleh masing-masing instrument juga
beragam. Ada yang mengalun dengan lembut, ada juga yang mengisyaratkan semangat yang
menggebu. Masing-masing nada, memiliki keunikan tersendiri yang dapat membuat
pendengarnya larut dalam suasana yang dihasilkan.
Musik vokal, atau musik yang menggunakan vokal. Music jenis ini, lebih
menitikberatkan pada vokal yang dihasilkan. Jadi, sebagian besar keharmonisasian musik
berada pada vokal yang dihasilkan. Jika vokalnya bagus, maka music akan bagus. Sedangkan,
jika vokalnya kurang bagus, maka music yang dihasilkan pun kurang memuaskan.
Sedangkan pada musik instrumental, semua menitikberatkan pada nada yang
dihasilkan oleh alat instrumen.karena, tidak ada bantuan vokal, maka perhatian pendengar
sepenuhnya pada music instrumen yang dihasilkan. Sedikit susah memang, dalam mengolah
music instrumental ini sendiri. karena, musik yang dihasilkan harus menciptakan suasana
tersendiri. Nada yang mengalun wajib menarik perhatian pendengarnya agar ikut larut dalam
suasana yang diciptakan.
Peneliti pernah bertanya pada salah satu narasumber yang menurut peneliti, sedikit
mengetahui tentang musik instrumental yang sedang peneliti teliti. narasumber itu menjawab
:
“ ya, jenis musik instrumental mah gitu-gitu aja. Sama kayak musik biasanya. Kayak pop, jazz, klasik.
Gitu-gitu.”5
Peneliti sedikit percaya pada apa yang dikatakan narasumber tersebut, karena peneliti
termasuk orang awan dalam hal musik. Namun, peneliti tidak percaya begitu saja. Sehingga,
peneliti lebih mendalami tentang jenis-jenis music instrumental. Ternyata peneliti
menemukan bahwa memang benar, jenis-jenis musik instrumental, sama saja dengan music
vokal. Bahkan ada beberapa music instrumental yang memang diambil dari musik vokal.
Biasanya diaransemen ulang, sehingga hanya memperdengarkan instrument dari music vokal
tersebut.
Namun, ada jenis-jenis alat music instrumental. Diantaranya adalah; idofon, aerofon,
kordofon, membranofon, dan elektrofon. Idofon adalah alat music yang memang bahan
dasarnya menghasilkan bunyi seperti kolintang dan angklung. Alat musik yang menghasilkan
bunyi melalui rongga dan dipakai dengan cara ditiup, dinamakan alat musik jenis aerofon.
Contohnya terompet dan harmonika. Gitar dan biola adalah contoh jens alat music jenis
kordofon, karena menghasilkan bunyi melalui dawai. Dan menbrafon adalah alat musik yang
menghasilkan bunyi lewat membran atau selaput bahan penyusun alat music tersebut. Dan
terakhir adalah alat music yang menggunakan listrik, dinamakan elektrofon. Contohnya
seperti gitar listrik, piano, dan lain sebagainya.6
BAB III
Musik Tanpa Kata di Masyarakat
5 Wawancara sambil lalu besama Muhammad Aldi Tri Pangestu.
6 http://www.anneahira.com/alat-musik-instrumen.htm (20 november 2013 pukul 12.30)
3.1.
Penikmat Musik Instrumental
Musik instrumental berasal dari kata instrument, yang berarti alat musik yang bernada. Yaitu
gabungan dari alat music instrument. Jadi itu gabungan dari alat-alat music instrument.
Setidaknya, itulah yang dikatakan Muhammad Aldi Tri Pangestu ketika ditanya
mengenai musik instrumental. Aldi, begitu biasa dipanggil. Ia telah menyukai musik sejak
menginjak Sekolah Dasar. Setelah itu ia mencari tentang musik di internet dan menemukan
jenis musik instrumental. Yang akhirnya langsung disukainya. Dia menyukai musik
instrumental karena sifatnya yang tenang. Selain itu, ia pun mendapat dukungan penuh dari
orangtuanya atas kesukaannya itu. Dia diberikan fasilitas untuk bermusik seperti gitar.
Terkadang Aldi mendengarkan music instrumental saat hendak tidur. Karena dapat membantu
membuatnya menjadi tenang .
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Aldi mengetahui musik instrumental karena dia
mencarinya di internet. Setelah mendengarkan beberapa lagu instrumental, Aldi barulah
menyukainya. Karena ketenangan yang dia rasakan saat mendengarnya. Ini berarti, tujuan
Aldi mendengarkan musik instrumental adalah untuk sebuah ketenangan. Bagi seorang
pelajar, hal ini sangat wajar. Karena peneliti juga merupakan seorang pelajar, sehingga
peneliti juga merasakan apa yang dirasakan Aldi. Seperti tumpukan tugas, PR, dan ulangan.
Seorang pelajar butuh ketenangan untuk mencegah setres. Inilah yang mungkin menjadi
alasan bagi Aldi untuk mendengarkan musik instrumental.
Begitu pula dengan Razhief Muhammad Irsyadillah yang mengatakan bahwa
“Suka musik instrumental gara-gara lebih cocok aja dihati, jadi enak di kuping terus lebih nenangin
hati dan lebih bikin enjoy”
Razhief menyukai musik instrumental karena bisa menenangkan hatinya. Dia pun
mengetahui musik instrumental dari internet. razhief terlihat sangat mengenal musik
instrumental. Agaknya musik instrumental ini menarik hati seorang Razhief. Karena, alih-alih
menyukai musik vokal yang terdengar gaduh, dan banyak suara. Razhief menyukai musik
instrumental yang lebih sering diperdengarkan dengan satu alat musik saja. Sehingga musik
instrumental terkesan lebih tenang.
BAB IV
MUSIK DAN SIMBOL STATUS
Musik instrumental
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Ini menunjukan bahwa ada
kemungkinan beberapa orang yang berkedudukan sama berada dalam satu kasta. Pembagian
kelas dan golongan umumnya berdasarkan kriteria ekonomi, sosial, maupun politik. Kelas
sosial biasanya merujuk pada stratifikasi sosial yang didasarkan pada pendidikan, sosial,
maupun ekonomi. Ketidakseimbangan dalam masyarakat menyebabkan munculnya kelas
sosial. Sehingga munculah apa yang dinamakan dengan kelas atas, kelas menengah, dan kelas
bawah.
Mengapa banyak pelajar yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi? Padahal dia tidak
mengetahui jurusan yang diinginkan dan rencana masa depannya. Manusia akan berusaha
melakukan sesuatu agar dapat diterima di masyarakat. Dengan bersekolah di perguruan
tinggi, seseorang dapat meningkatkan gengsi. Orang-orang akan menganggapnya sebagai
orang yang berpendidikan. Dan gengsinya akan meningkat. Sehingga, secara tidak langsung
dia akan menduduki kelas atas dalam stratifikasi sosial.
Gengsi, kekayaan, maupun pandangan masyarakat terhadap seseorang menyebabkan
perbedaan sikap dari orang-orang yang memiliki kelas sosial tertentu. Hal ini merupakan
akibat dari stratifikasi sosial. Perbedaan sikap tersebut terlihat dari gaya hidupnya. Pola gaya
hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara bicara, pemilihan
tempat pendidikan, hobi, dan tempat rekreasi7.
7 Sosiologi 2, tim sosiologi.
Biasanya orang yang memiliki kasta sosial tinggi berpakaian secara formal karena alasan
pekerjaan. Atau mereka menggunakan pakaian hasil rancangan desainer terkemuka. Begitu
pula dengan aksesoris yang dipakai seperti jam, sepatu, dan tas kelas atas berbeda dengan
kelas bawah. Biasanya, golongan kelas atas menggunakan aksesoris mahal yang kadang
dibeli di luar negeri.
Orang yang berada di kelas bawah, lebih memilih tempat tinggal yang sederhana dengan
egala keterbatasan fasilitas. Berbeda dengan golongan kelas atas. Mereka akan membangun
rumah yang megah, tinggi, dan berarsitektur indah. Dengan segala kelengkapan fasilitas
seperti kolam renang.
Cara bicara orang yang tergolong kedalam kelas atas juga akan bebeda dengan orang
yang berada di golongan kelas bawah. Mereka yang termasuk golongan kelas atas memiliki
gaya bicara yang mengadaptasi istilah istilah asing dan penuh akan norma kesopanan.
Sedangkan orang yang berada di golongan kelas bawah memiliki gaya bicara yang tidak
terlalu memperhatikan etika dan terkadang mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.
Menyalurkan hobi serta kegemaran serta berekreasi merupanan hal-hal yang diperhatikan
oleh golongan kelas atas. Biasanya orang-orang yang berada dalam golongan kelas atas
memilih olahraga yang ekslusif seperti golf, terbang layang, ataupun balap mobil, serta
menyalurkan hobi seperti bermain piano, menonton orkestra, mengoleksi lukisan-lukisan
mahal, dan sebagainya. begitu pula dengan berekreasi, mereka lebih memilih berekreasi ke
luar daerah atau bahkan ke luar negeri.
Dari sinilah peneliti melihat kasta sosial narasumber. Peneliti mengamati cara berpakaian,
tempat tinggal, cara berbicara, pendikan, dan kegemaran narasumber. Kemudian, peneliti
menggolongkan narasumber ke dalam golongan kasta atas dan golongan kasta bawah.
Musik instrumental disukai oleh golongan kasta atas karena mereka dapat menikmati
alunan dari musik instrumental tersebut. Mereka menganggap dengan mendengarkan musik
instrumental, mereka dapat lebih tenang dan enjoy. Penelitian yang telah dilakukan terhadap
manfaat-manfaat yang dapat diambil dari musik instrumental merupakan salah satu faktor
yang mendorong golongan kelas atas untuk mendengarkan musik instrumental. Ada suatu hal
yang tidak dapat dimengerti oleh golongan kelas bawah terhadap golongan kelas atas yang
menyukai musik instrumental.
Sedangkan, golongan kelas bawah lebih menyukai musik vokal. Karena mereka dapat
mengerti apa maksud dari musik tersebut. Golongan kelas bawah tidak melihat musik dari
mafaat yang dapat diambil dari musik tersebut. Melainkan, mereka menganggap musik
sebagai hiburan semata. Seperti orang-orang yang suka memperdengarkan musik dangdut.
Padahal mereka tidak dapat mengambil manfaat apa-apa dari musik dangdut selain hiburan.
Mereka tidak mengerti apa yang terkandung dalam musik instrumental. Bagi mereka, musik
instrumental hanyalah musik tanpa suara. Mereka tidak nyaman mendengarkan musik
instrumental.
Hal ini dapat menjelaskan bagaimana musik instrumental menjadi simbol status golongan
kelas atas. Perbedaan antara golongan kelas atas dan kelas bawah tak dapat dipungkiri.
Musik instrumental memiliki arti tersendiri bagi golongan kelas atas. Sedangkan golongan
kelas bawah, tidak mengerti dengan apa yang terkandung dalam musik instrumental. Hal ini
menyebabkan perbedaan selera musik antara golongan kelas atas dan golongan kelas bawah.
Begitulah bagaimana musik instrumental menjadi simbol status golongan kelas atas.
\
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 kesimpulan
Musik merupakan salah satu jenis seni. beberapa termasuk seni murni dan beberapa
merupakan seni terapan. Seni murni merupakan seni yang mengutamakan unsur keindahan.
Sedangkan seni terapan merupakan seni yang mengutamakan guna pakai, contohnya musik
untuk
mengiringi
drama.
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(1990:
602)
Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan
dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) . Musik mulai
berkembang pada Zaman Abad Pertengahan. Pada zaman ini, musik tidak lagi dititikberatkan
pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana
hiburan. Musik kemudian semakin berkembang dan melahirkan berbagai jenis musik. Salah
satunya yaitu musik instrumental. Musik instrumental berkembang pada Zaman Renaisance.
Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran
Kembali tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari
dengan ciri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya
musik Gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah
dikenal sehingga munculah musik instrumental.
Musik merupakan suatu hal yang mendunia. Semua orang boleh menyukai musik.
Semua orang boleh mendengarkan musik. Semua orang. Mulai dari kalangan bawah, hingga
kalangan atas. Anak kecil, hingga dewasa. Namun, kebanyakan musik disukai oleh kaum
remaja. Masa remaja merupakan masa-masa penuh petualangan. Masa remaja merumakan
masa, dimana para remaja mulai mencari jati diri dan mengeksplorasi diri. Hal ini disebabkan
oleh rasa ingin tahu yang besar. Maka dari itu mereka mulai mencari hal-hal baru. Pada masa
ini, perkembangan remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Untuk dapat bergaul
dengan baik, kaum remaja dituntut untuk dapat mengikuti pergaulan di lingkungannya.
Seiring perkembangan zaman, lingkungan pergaulan remaja pun berkembang. Dengan
adanya globalisasi, kita dapat mengetahui berita luar negeri dengan cepat. Sama halnya
dengan perkembangan musik di luar negeri. Kita dapat dengan mudah mendapatkan
informasi mengenai perkembangan musik diluar negeri. Maka dari itu, lingkungan remaja
tidak hanya dirumah. Banyak lingkungan pergaulan remaja yang dipengaruhi oleh musik.
Misalnya di televisi, radio, bahkan internet.walaupun begitu, remaja di SMA N CMBBS
memiliki lingkungannya sendiri. Karena remaja di SMA N CMBBS tinggal di sebuah
lingkungan yang jauh dari keramaian. Mereka dinilai kurang up to date mengenai musik yang
sedang berkembang karena lingkungannya yang tertutup. Walaupun ada beberapa siswa yang
tetap up to date. Peneliti memilih siswa SMA N CMBBS sebagai objek penelitian karena
siswa SMA N CMBBS terkenal dengan kecerdasan intelektualnya. Juga karena peneliti
merupakan murid di SMA N CMBBS. Hal ini dapat memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian ini.
Peneliti berpendapat bahwa tidak ada yang tidak menyukai musik di dunia ini. karena
musik sudah dianggap sebagai gaya hidup manusia modern. Musik ada dimana-mana. Di
dalam Mall, di dalam Café, di dalam acara besar, bahkan ada beberapa sekolah yang
menyalakan musik ketika pelajaran berlangsung. Kita mendengarkan musik saat sedang
bosan, sedang olahraga, maupun sedang belajar. Jelaskan bahwa musik sangat melekat dalam
hidup kita. Musik merupakan bagian dari gaya hidup kita. Namun, apakah musik yang di
nyalakan di café sama dengan musik yang dinyalakan ketika belajar? Tentu tidak. Pada saat
belajar, kita perlu konsentrasi yang cukup tinggi. Sedangkan di café, kita tidak terlalu
membutuhkan konsentrasi. Maka dari itu, musik memiliki jenisnya tersendiri. Jika dibagi
kedalam 2 kelompok besar. Ada musik vokal, dan musik instrumental. Gampangnya musik
vokal mengandung suara manusia sedangkan musik instrumental, murni suara alat musik
saja. dari musik vokal dan instrumental ini dapat dibagi lagi menjadi genre pop, jazz, reggae,
dan lain sebagainya. musik yang biasa digunakan saat belajar adalah musik instrumental.
Karena musik instrumental dapat menimbulkan efek relaks. Namun, apakah setiap pelajar
mendengarkan musik instrumental ketika belajar? Tidak. Ada beberapa siswa yang tidak
terlalu menyukai musik instrumental.
Seperti telah peneliti katakan sebelumnya, musik memang sudah menjadi gaya hidup
kita. Tetapi, tidak semua orang memiliki selera musik yang sama. Tidak semua pelajar
menyukai musik instrumental. Ada beberapa pelajar yang justru lebih menyukai musik vokal.
Karena, mereka dapat ikut bernyanyi selagi mendengarkan musik vokal. Biasanya musik
instrumental diidentikan dengan golongan menengah keatas. Karena, kebanyakan pelajar atau
orang yang menyukai musik instrumental adalah golongan menengah keatas. Mengapa hal ini
dapat terjadi? Gengsi, kekayaan, maupun pandangan masyarakat terhadap seseorang
menyebabkan perbedaan sikap dari orang-orang yang memiliki kelas sosial tertentu. Hal ini
merupakan akibat dari stratifikasi sosial. Perbedaan sikap tersebut terlihat dari gaya
hidupnya. Pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara
bicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi, dan tempat rekreasi8.
Sebenarnya ada beberapa penyebab mengapa musik instrumental diidentikan dengan
golongan menengah keatas. Yaitu karena gengsi, kekayaan, wawasan, dan lain sebagainya.
golongan menengah keatas memiliki gengsi yang tinggi. Kebanyakan dari mereka tidak mau
disamakan oleh golongan menengah kebawah. Contohnya, mereka menganggap musik
dangdut itu kampungan karena musik dangdut biasa didengar oleh golongan menengah
kebawah. Tentu saja mereka tidak ingin disamakan dengan orang yang memiliki kasta lebih
rendah dari mereka. Kekayaan golongan menengah keatas menyebabkan mereka dapat
memiliki fasilitas lebih memadai. Mereka dapat memiliki alat musik yang mahal sekalipun.
Walaupun mereka hanya menggunakannya untuk sarana hiburan semata. Sedangkan
golongan menengah kebawah, tidak dapat membeli fasilitas memadai. Maka mereka
menggunakan apa yang mereka miliki sebagai sarana hiburan. Tingkat pengetahuan bahwa
musik instrumental juga dapat menjadi salah satu factor mengapa musik instrumental
diidentikan dengan golongan menengah keatas. Golongan menengah keatas menyukai musik
instrumental karena musik instrumental disinyalir dapat membuat pendengarnya menjadi
lebih rileks. Itulah mengapa musik instrumental diidentikan dengan golongan menengah
keatas.
5.2 Saran
Musik. Siapa yang tidak mengetahui musik. Siapapun mengenal musik. Baik itu
melalui radio, televisi, atau internet. pada zaman dahulu, musik hanya digunakan untuk
sarana beribadah di gereja. Namun, pada zaman sekarang musik mulai didengarkan untuk
sarana hiburan. Walaupun masih sering digunakan untuk sarana beribadah. Secara tidak
sadar, musik dapat merefresh pikiran kita. Baik itu musik vokal maupun musik instrumental.
Sebenarnya baik musik vokal maupun instrumental, dapat menjadi sarana hiburan bagi siapa
saja yang mendengarnya.
Tidak ada satupun peraturan yang melarang golongan menengah kebawah untuk
menyukai musik instrumental. Karena musik itu seni, dan seni itu bersifat bebas. Jadi
siapapun boleh menyukai segala jenis musik. Mengapa harus menjadi gengsi untuk menyukai
musik dangdut? Walaupun musik dangdut identic dengan bergoyang atau berjoget yang
sedikit eksotis. Tapi ada beberapa musik dangdut yang memiliki pesan moral. Seperti karya
8 Sosiologi 2, tim sosiologi.
Hj. Rhoma Irama. Begitu juga dengan musik pop. Siapapun boleh menyukai musik pop.
Karena musik tidak membatasi pendengarnya. Pendengarnyalah yang membuat batasanbatasannya.
Kasta bukanlah penentu aliran musik seseorang. Justru seseorang itulah yang
menentukan aliran yang disukainya. baik musik instrumental maupun musik vokal, keduanya
sama saja. keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika kita ingin belajar dan
membutuhkan konsentrasi lebih, kita dapat mendengarkan musik instrumental. Sedangkan,
jika kita ingin bersenang-senang, kita dapat mendengarkan musik vokal dan ikut
bersenandung. Maka, hilangkanlah peng-identikan musik instrumental dengan golongan
menengah keatas. Karena golongan menengah kebawah pun berhak memilih alirannya
sendiri.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musik merupakan salah satu jenis seni. beberapa termasuk seni murni dan beberapa
merupakan seni terapan. Seni murni merupakan seni yang mengutamakan unsur keindahan.
Sedangkan seni terapan merupakan seni yang mengutamakan guna pakai, contohnya musik
untuk
mengiringi
drama.
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(1990:
602)
Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan
dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) .
Musik dibagi menjadi dua, yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal
adalah musik yang mengandalkan suara manusia. Sedangkan musik instrumental adalah
musik yang mengandalkan suara instrument atau alat musik seperti gitar, piano, biola, dan
lain-lain.
Dengan
kata
lain
musik
instrumental
adalah
suatu komposisi atau
rekaman musik tanpa lirik atau musik vokal rdalam bentuk apapun; semua musik dihasilkan
melalui alat musik.1 Jadi, suara yang dihasilkan hanyalah suara dari alat musik.
Tidak banyak orang yang senang mendengarkan musik instrumental. Padahal, musik
instrumental disinyalir memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah membuat suasana hati
lebih rileks, menurunkan tekanan darah, meningkatkan daya tahan tubuh, memfokuskan
pikiran, dan meningkatkan kemampuan otak2. Pada James Medical Center pada Ohio State
University, para ahli bedah sekarang ini banyak yang menggunakan musik instrumental untuk
memberikan efek relaksasi kepada pasien selama proses pembedahan maupun setelah proses
pembedahan tersebut. Cara tersebut sangat membantu demi kelangsungan pembedahan.
Pada hakikatnya, setiap orang berhak memilih jenis musik yang disukainya. Baik itu
musik vokal mauun musik instrumental. Setiap orang yang memiliki jenis musik favorit, pasti
memiliki alasan. Dimana alasan inilah yang menjawab pertanyaaan ‘mengapa’ yang kita
ajukan. Mengapa menyukai musik jenis ini?. Ada berbagai macam alasan orang dalam
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Instrumental ( 10 oktober 2013 pukul 12:12 )
2 http://sehatalami99.blogspot.com/2013/05/manfaat-mendengarkan-relaxing.html
(11 Oktober 2013 pukul 12:13)
memilih jenis musik favorit. Misalnya, seseorang menyukai jenis musik instrumental karena
nadanya yang menenangkan. Alasan ini tentunya sangat masuk akal. Karena ada beberapa
musik instrumental yang memang mengalun dengan tenang hingga menimbulkan efek yang
menenangkan.
Musik instrumental berbeda dengan musik pop, jazz, maupun dangdut. Musik jenis ini
memiliki keunikan tersendiri. Yaitu, tidak terdapat suara vokal manusia. Sedangkan,
kebanyakan musik pop, jazz, maupun dangdut selalu terdapat suara vokal manusia. Biasanya,
musik instrumental disukai oleh kalangan menengah ke atas. Sedangkan kalangan menengah
ke bawah, lebih suka mendengarkan musik dangdut, kroncong, dan lain sebagainya. Hal ini
mengakibatkan musik instrumental diidentikan dengan kalangan menengah ke atas.
Dalam ilmu sosial, hal ini disebut dengan, pembagian kelas sosial. Kelas sosial
didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas
yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang
sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah.3 Secara sederhana, kelas sosial didefinisikan sebagai tingkatan status dalam
masyarakat. Status disini dapat berupa tingkat pendidikan, jabatan, harta kekayaan, maupun
status sosial. Jika seseorang memiliki status yang tinggi, misalnya memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi, maka ia berada di dalam kelas yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah, maka ia
berada dalam kelas yang memiliki tingkat pendidikan rendah pula. Namun, tingkatan kelas
sosial tidak mutlak atau bisa dikatakan relatif. Yang saya maksud kelas atas disini adalah
segolongan orang yang memiliki tingkat pengetahuan atau pendidikan tinggi, sedangkan yang
termasuk kelas menengah ke bawah adalah segolongan orang yang memiliki tingkat
pengetahuan atau pendidikan yang menengah ke bawah.
Para siswa SMA N CMBBS termasuk golongan orang-orang yang memiliki pendidikan
yang tinggi. Disamping itu, peneliti melihat tidak sedikit murid-murid SMA N CMBBS yang
termasuk kaum borjuis. Karena banyak murid-murid SMA N CMBBS, yang notabene adalah
sekolah berasrama dan terletak cukup jauh dari keramaian, yang menggunakan mobil pribadi
sebagai sarana transportasi. Peneliti pun melihat dari pakaian dan atribut yang dikenakan oleh
sebagian besar murid SMA N CMBBS. Kebanyakan mereka menggunakan pakaian dan
atribut bermerk. Dimana hal itu menandakan bahwa mereka termasuk dalam kelas atas dalam
kelas sosial. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa siswa SMA N
3 http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/kelas-sosial-dan-status-sosial-kelas.html
(10 oktober 2013 pukul 12:18 )
CMBBS yang termasuk kalangan menengah kebawah. Hal ini disebabkan oleh program
sekolah SMA ini. Dimana terdapat jalur SKTM (surat keterangan tidak mampu) untuk masuk
ke sekolah ini.
Peneliti melihat adanya suatu fenomena sosial yang berkaitan dengan kelas sosial.
Dimana adanya suatu tingkatan tertentu dalam hal selera musik. Yaitu, bagaimana musik
instrumental diidentikan dengan kalangan menengah keatas. Bagaimana musik instrumental
menjadi symbol status sosial tertentu. Yaitu, kalangan menengah keatas. Maka dari itu,
peneliti memutuskan untuk meneliti tentang : “ MUSIK INSTRUMENTAL UNTUK KAUM
BORJUIS”
1.2 Permasalahan Penelitian
Musik bersifat mendunia. Artinya, tidak ada batasan apapun untuk menyukai musik.
Semua orang boleh mendengarkan musik. Semua orang boleh menyukai musik. Dalam
mendengarkan musik, pasti ada beberapa musik yang lebih sering didengarkan. Entah itu
karena penyanyinya, konten lagu, genre, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, masih sedikit
orang yang lebih sering mendengarkan musik instrumental. Baik musik instrumental asli
maupun aransemen dari musik vokal. Dewasa ini, orang indonesia lebih suka
mendengarkan lagu vokal daripada musik instrumental. Perkembangan musik
instrumental yang kurang berkembang di indonesia, bisa jadi menjadi salah satu faktor.
Walaupun, ada beberapa orang indonesia yang suka mendengarkan musik instrumental.
Namun jumlahnya masih lebih banyak penyuka musik vokal. Dan peneliti melihat,
hanyalah orang-orang yang memiliki kasta tinggi yang menyukai musik instrumental.
Kasta tinggi disini, bukan hanya orang yang memiliki harta melimpah. Tetapi juga
memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Maka dari itu, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. bagaimana keberadaan musik instrumental di Indonesia?
2. Bagaimana musik instrumental diidentikan sebagai simbol status sosial?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap orang di dunia ini, pasti pernah mendengarkan musik. Entah itu dari music
player, di pesta pernikahan, di mobil, maupun di gereja. Musik ada dimana-mana. Namun,
jenis musik yang diperdengarkan tentulah berbeda. Baik itu musik instrumental maupun
musik vokal. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Musik instrumental lebih
memberikan efek relaksasi. Sehingga, membuat pendengarnya lebih rileks. Sedangkan
kebanyakan musik vokal lebih bersifat ceria. Walaupun, ada beberapa musik vokal yang
melankolis. namun, musik vokal mengajak penikmatnya untuk ikut bernyanyi mengikuti
irama lagu. Kebanyakan masyarakat pedesaan memilih musik dangdut agar bisa ikut
berjoget bersama. Karena, hal ini yang dapat membuat mereka terhibur. Hal inilah salah
satu hiburan bagi mereka. Sedangkan musik instrumental, lebih jarang diperdengarkan.
Namun, pendengar musik instrumental, kebanyakan memilih jenis musik ini dengan
tujuan yang sama. Yaitu untuk mendapatkan hiburan. Selain untuk mendapat hiburan,
juga demi mendapat efek relaksasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana musik instrumental diidentikan
dengan kalangan menengah ke atas. Di mana musik instrumental hanya didengarkan oleh
kalangan menengah ke atas. Mengapa hanya kalangan menengah ke atas saja yang
mendengarkan musik instrumental. Di samping itu, peneliti ingin meneliti tentang
bagaimana keberadaan musik instrumental di kalangan penikmat musik
Indonesia.
Apakah musik instrumental disukai oleh semua penikmat musik Indonesia atau hanyalah
kalangan tertentu yang menikmati musik instrumental. Serta bagaimana persepsi
masyarakat terhadap musik instrumental. Apa yang ada dalam benak masyarakat, ketika
mendengar tentang musik instrumental.
1.4 Signifikansi Penelitian
Masyarakat Indonesia masih memiliki pemikiran yang sempit. Kebanyakan
masyarakat Indonesia lebih mengikuti tren yang ada. Sehingga musik yang didengar pun
mengikuti tren.
Manfaat dari penelitian yang peneliti buat yaitu untuk memberitahu
masyarakat luas, bagaimana musik instrumental diidentikan dengan kalangan menengah
ke atas. Padahal, musik instrumental adalah genre musik yang umum di dengarkan oleh
masyarakat luas. Dalam artian bahwa, tidak ada batasan pendengar yang diperbolehkan
untuk mendengarkan genre musik ini. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk
menunjukan kepada masyarakat luas bahwa musik instrumental dapat didengarkan oleh
siapapun, tidak hanya kalangan menengah ke atas, tetapi juga kalangan menengah ke
bawah.
1.5 Telaah Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan penelitian terdahulu yang memiliki fokus
yang sama dengan fokus yang sedang peneliti teliti. Penelitian itu berjudul “Pengaruh
Musik Instrumental Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 Sekolah
Dasar”. Apakah dengan belajar matematika sambil mendengarkan musik instrumental
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut memiliki beberapa
kelebihan.
Pertama,
penelitian
tersebut
bersifat
lebih
mendetail,
penulis
mencantumkan beberapa judul lagu musik instrumental pada penelitiannya. Kedua,
hasil penelitian tersebut memberikan efek yang nyata bagi pembelajaran matematika.
Penelitian tersebut juga memiliki beberapa kekurangan. Peneliti tersebut meneliti
siswa sekolah dasar dengan memperdengarkan musik instrumental ketika pelajaran
matematika berlangsung. Sedangkan, hasil pembelajaran matematika tidak tergantung
pada saat pelajaran berlangsung. Karena ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar anak. Misalnya kemampuan dasar, ketekunan, gaya
belajar, dan lain sebagainya. Seharusnya peneliti meneliti siswa dengan kemampuan
dasar, ketekunan dan gaya belajar yang sama. Dengan begitu, akan didapatkan hasil
yang akurat. Sedangkan, walaupun penelitian ini tidak memberikan efek nyata bagi
penikmat musik Indonesia. Namun, penelitian ini sangat bermanfaat untuk membuka
portal antara kelas menengah ke atas, dan kelas menengah ke bawah. Untuk lebih
menjelaskan bahwa musik instrumental juga dapat didengarkan oleh kalangan
menengah ke bawah. Karena tidak ada batasan dalam mendengarkan musik.
1.6 Kerangka Konsep
1.6.1 Pengertian
A. PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang
berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendirisendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka
yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang
lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang
berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas
sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih
tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi
para pemasar.
Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini
disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para
konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produkproduk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.Pendekatan yang
sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas
berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor
gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang
cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas
sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan
berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.Dengan mengenal bahwa
para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para
anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-
simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan
dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
B. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial berdasarkan status ekonomi terdiri atas 3 bagian. Menurut
Aristoteles pembagian kelas sosial atau golongan sosial yaitu golongan pertama
merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan
tanah dan bangsawan. Golongan kedua merupakan golongan yang cukup banyak terdapat
di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya. Golongan ketiga
merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni golongan
kapitalis atau borjuis adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi. Golongan
menengah terdiri dari para pegawai pemerintah. Golongan proletar adalah mereka yang
tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau
pekerja pabrik. Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke
golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum
kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.4
1.7 Metodeologi penelitian
1.7.1 Subjek dan Lokasi Penelitian
Musik adalah sebuah kesenian yang mendunia. Hampir semua orang di dunia
ini suka mendengarkan musik. Baik itu musik vokal maupun musik instrumental.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap orang memiliki alasan dalam
menyukai musik. Walaupun kebanyakan orang mendengarkan musik untuk
mendapatkan hiburan.
Di SMA N CMBBS , banyak siswa yang sering memdengarkan musik. Salah
satu faktor yang mungkin menjadi alasan yaitu untuk meredakan stress. Karena
sekolah ini memiliki sistem asrama. Maka, pola kehidupan siswa diatur sedemikian
rupa. Sehingga ada beberapa siswa yang mengalami tekanan. Di sekolah ini siswanya
4 http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/kelas-sosial-dan-status-sosial-kelas.html
berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Tangerang, Cilegon, Serang,
Pandeglang, sampai Lebak. Selain itu, para siswa juga memiliki latar belakang yang
berbeda. Karena di SMA N CMBBS ini, siswanya memiliki latar belakang yang
berbeda. Ada yang berasal dari kaum menengah ke bawah, dan tidak sedikit yang
berasal dari kaum menengah ke atas. Maka dari itu, peneliti memutuskan untuk
meneliti beberapa siswa SMA N CMBBS.
1.7.2 Peran Peneliti
Kebanyakan masyarakat Indonesia memilih musik vokal karena lebih dapat
dimengerti. Karena musik vokal menyampaikan makna lewat lirik. Sedangkan musik
instrumental menyampaikan makna dengan nada. Hal ini membuat musik
instrumental lebih sulit untuk dibuat. Maka dari itu, kebanyakan komposer memilih
musik jenis vokal. Walaupun begitu, tak sedikit yang menyukai musik instrumental
karena mengandung makna yang lebih mendalam. Di penelitian ini, peneliti berperan
sebagai warga dalam. Yaitu sebagai bagian dari subyek penelitian.
1.7.3
Teknik pengumpulan data
Peneliti akan melakukan teknik pengamatan. Dimana peneliti akan mengamati
orang-orang yang menyukai musik instrumental. Disini, peneliti akan membagi
orang-orang ke dalam 2 kelas, yaitu orang-orang penikmat musik instrumental dan
selainnya. Peneliti akan mengamati apakah orang-orang penikmat musik instrumental
berasal dari kalangan menengah keatas atau menengah kebawah. teknik ini dilakukan,
karena peneliti tidak memungkinkan untuk mewawancarai narasumber tentang kelas
sosialnya. Peneliti berfikir bahwa kelas sosial dapat diketahui hanya dengan
pengamatan. Misalnya, pengamatan terhadap barang-barang yang digunakan, merk
aksesoris, cara bicara, dan lain sebagainya. Karena peneliti berada di lingkungan yang
sama dengan subyek peneliti, maka akan lebih mudah bagi peneliti untuk mengamati
hal tersebut.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, peneliti juga akan melakukan
teknik wawancara. Baik wawancara mendalam maupun wawancara sambil lalu.
Peneliti akan mewawancarai tentang tanggapan narasumber terhadap musik
instrumental. Narasumber yang akan diwawancarai yaitu orang-orang penikmat musik
instrumental, maupun orang-orang penikmat musik selain musik instrumental. Alasan
seseorang menyukai atau tidak menyukai musik instrumental.
Studi literatur juga teknik yang dapat membantu peneliti dalam melakukan
penelitian ini. Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, peneliti melakukan
pencarian di web. Teknik ini sangat penting dalam mengetahui sesuatu yang tidak
peneliti ketahui sebelumnya. Dengan melakukan teknik ini, peneliti akan memperoleh
lebih banyak informasi. Informasi tersebut nantinya akan peneliti kembangkan lagi.
1.7.4
Instrumen Penelitian
Teknik primer
No
II
Komponen data
m
Wsl
B
RT/
RW
Bk./
K
BPS
mjl./
net
Musik tanpa kata dalam seni musik
›
III
P
W
Teknik sekunder
Profil SMA N CMBBS
♫
♫
♫
› Jenis-jenis musik instrumental
Musik tanpa kata di masyarakat
›
›
Penikmat musik instrumental
Bukan penikmat musik
IV
instrumental
Musik dan simbol status
V
› Musik instrumental
Penutup
›
Kesimpulan
›
Saran
♫
♫
♫
♫
♫
♫
♫
♫
1.8 Sistematika Penelitian
Dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian. Yaitu :
BAB 1
Berisi tentang pendahuluan. Mencakup latar belakang yang berisi penjelasan yang mendetail
mengenai alasan peneliti dalam meneliti musik instrumental. Permasalahan penelitian atau
pertanyaan penelitian yaitu, untuk memperjelas fokus yang akan diteliti. Tujuan penelitian,
signifikasi atau manfaat penelitian, Telaah pustaka berisi perbandingan antara penelitian yang
sedang diteliti dengan penelitian terdahulu yang memiliki fokus yang sama.Kerangka konsep
atau landasan teori. Berisi teori-teori tentang variabel yang akan diteliti. Metodeologi
penelitian berisi lokasi, subjek, peran peneliti, dan prosedur pengumpulan data. Dan
sistematika penelitian.
BAB II
Di dalam Bab ini, pertama-tama peneliti akan menjelaskan profil SMA N CMBBS. Peneliti
akan membahas tentang bagaimana berdirinya sekolah ini. Selain itu peneliti juga akan
membahas tentang siswa SMA N CMBBS ini. Pada subbab berikutnya peneliti akan
membahas tentang jenis-jenis alat musik instrumental. Seperti musik vokal, musik
instrumental memiliki jenis-jenis
BAB III
Setelah membahas tentang perkembangan musik instrumental di Indonesia, peneliti akan
membahas tentang eksistensi musik instrumental di kalangan penikmat musik Indonesia.
Bagaimana penikmat musik di Indonesia menyukai musik instrumental. Serta termasuk ke
dalam kelas manakah penikmat musik instrumental. Siapa orang yang suka musik
instrumental. Dan siapa saja yang tidak terlalu menyukai musik jenis ini.
BAB IV
Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang hubungan antara musik dengan simbol status.
Bagaimana status dapat dinilai dari selera musik. Dalam hal ini, musik instrumental
diidentikan sebagai simbol status. Yaitu simbol status sosial tinggi. Apa yang menyebabkan
hal ini terjadi?
BAB V
Berisi kesimpulan yang membahas tentang bagaimana musik instrumental diidentikan dengan
kalangan menengah ke atas. Serta alasan pengidentikan tersebut. Pada bab ini juga berisi
saran yang diberikan oleh guru pembimbing peneliti.
BAB II
2.1 Profil SMA N CMBBS
SMA N CMBBS atau Sekolah Menengah Atas Negeri Cahaya Madani Banten
Boarding School adalah salah satu sekolah unggulan di Banten. Sekolah ini merupakan satusatunya sekolah negeri yang menganut sistem asrama atau boarding school di Banten. Ini
adalah suatu hal yang menarik. Biasanya, boarding school atau yang terkenal dengan sebutan
boscho memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Namun, di sekolah ini tidak. Karena
sekolah ini merupakan sekolah negeri, maka laki-laki dan perempuan hanya dipisahkan oleh
asrama. Walaupun begitu, tetap ada peraturan dalam hal hubungan antara perempuan atau
yang biasa disebut akhwat dan laki-laki atau ikhwan.
SMA N CMBBS didirikan pada tahun 2005. Pada saat itu, sekolah ini merupakan
sekolah swasta. Dan seluruh muridnya mendapatkan sejumlah uang saku. Dimana, muridmuridnya pada masa itu merupakan kalangan menengah ke bawah. pada tanggal 31 Juli 2007
SMA N CMBBS resmi menjadi sekolah negeri dengan SK Gubernur Prov. Banten No.
421.3/Kep.SOS-Huk/2007.
Sejak pertama kali didirikan SMA N CMBBS telah meluluskan 6 angkatan. Dari
angkatan pertama bernama El Classico hingga angkatan keenam bernama SG-Form. Dan
banyak siswa SMA N CMBBS yang melanjutkan sekolah di PTN terkenal. Ini menandakan
bahwa SMA N CMBBS memiliki kualitas yang tidak dapat diremehkan. SMA N CMBBS
dapat bersaing dengan sekolah negeri lainnya di Banten.
Untuk dapat menjadi murid SMA N CMBBS, harus melalui berbagai tahap. Pertama,
melalui tahap seleksi administrasi. Pada tahap ini murid SMP wajib mengirimkan biodata dan
nilai raport mereka kepada SMA N CMBBS. Nantinya, nilai tersebut akan diseleksi. Siswa
SMP tidak boleh mendapat nilai kurang dari 75 untuk melalui tahap ini. Selain itu, para siswa
SMP juga dapat mengirimkan sertifikat lomba. Baik tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun
Nasional. Untuk dijadikan pertimbangan oleh panitia penerimaan siswa baru SMA N
CMBBS. Kedua, tahap seleksi akademi. Siswa yang telah lulus seleksi administrasi kemudian
menghadapi seleksi akademi. Para siswa akan diberikan soal IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Indonesia. Dimana, ada beberapa soal yang merupakan materi tingkat SMA. Ketiga,
para siswa yang telah lulus seleksi akademi akan melalui tes psikotes dan keagamaan. Tes
psikotes di laksanakan untuk mengukur IQ siswa. Rata-rata IQ siswa SMA N CMBBS adalah
sekitar 120. Selain itu, siswa akan melalui tes keagamaan. Walaupun sekolah negeri, SMA N
CMBBS mendidik siswanya agar memiliki pengetahuan keagamaan. Tes ini meliputi tes
sholat, hafalan qur’an, mengaji, dan imla atau dikte dalam bahasa arab untuk mengetahui
tingkat kemampuan menulis bahasa arab siswa.
Selain itu para siswa SMP yang merasa kurang mampu dapat melalui tahap SKTM
(surat keterangan kurang mampu) . siswa yang melalui tahap ini tidak dikenai biaya apapun.
Hal ini dilakukan, agar anak yang kurang mampu juga mendapatkan pendidikan yang tinggi.
Hal inilah yang menyebabkan keberagaman latar belakang di SMA N CMBBS ini. Walaupun
begitu, tidak ada kasta sosial di SMA N CMBBS ini. Semua siswa sama.
2.2 Jenis-jenis Alat Instrumental
Musik Instrumental, dihasilkan dari instrumen-instrumen musik yang berpadu dalam
satu nada bernama ‘Musik Instrumental’ . Instrumen yang digunakan dapat berupa piano,
gitar, dan lain sebagainya. Nada yang dihasilkan oleh masing-masing instrument juga
beragam. Ada yang mengalun dengan lembut, ada juga yang mengisyaratkan semangat yang
menggebu. Masing-masing nada, memiliki keunikan tersendiri yang dapat membuat
pendengarnya larut dalam suasana yang dihasilkan.
Musik vokal, atau musik yang menggunakan vokal. Music jenis ini, lebih
menitikberatkan pada vokal yang dihasilkan. Jadi, sebagian besar keharmonisasian musik
berada pada vokal yang dihasilkan. Jika vokalnya bagus, maka music akan bagus. Sedangkan,
jika vokalnya kurang bagus, maka music yang dihasilkan pun kurang memuaskan.
Sedangkan pada musik instrumental, semua menitikberatkan pada nada yang
dihasilkan oleh alat instrumen.karena, tidak ada bantuan vokal, maka perhatian pendengar
sepenuhnya pada music instrumen yang dihasilkan. Sedikit susah memang, dalam mengolah
music instrumental ini sendiri. karena, musik yang dihasilkan harus menciptakan suasana
tersendiri. Nada yang mengalun wajib menarik perhatian pendengarnya agar ikut larut dalam
suasana yang diciptakan.
Peneliti pernah bertanya pada salah satu narasumber yang menurut peneliti, sedikit
mengetahui tentang musik instrumental yang sedang peneliti teliti. narasumber itu menjawab
:
“ ya, jenis musik instrumental mah gitu-gitu aja. Sama kayak musik biasanya. Kayak pop, jazz, klasik.
Gitu-gitu.”5
Peneliti sedikit percaya pada apa yang dikatakan narasumber tersebut, karena peneliti
termasuk orang awan dalam hal musik. Namun, peneliti tidak percaya begitu saja. Sehingga,
peneliti lebih mendalami tentang jenis-jenis music instrumental. Ternyata peneliti
menemukan bahwa memang benar, jenis-jenis musik instrumental, sama saja dengan music
vokal. Bahkan ada beberapa music instrumental yang memang diambil dari musik vokal.
Biasanya diaransemen ulang, sehingga hanya memperdengarkan instrument dari music vokal
tersebut.
Namun, ada jenis-jenis alat music instrumental. Diantaranya adalah; idofon, aerofon,
kordofon, membranofon, dan elektrofon. Idofon adalah alat music yang memang bahan
dasarnya menghasilkan bunyi seperti kolintang dan angklung. Alat musik yang menghasilkan
bunyi melalui rongga dan dipakai dengan cara ditiup, dinamakan alat musik jenis aerofon.
Contohnya terompet dan harmonika. Gitar dan biola adalah contoh jens alat music jenis
kordofon, karena menghasilkan bunyi melalui dawai. Dan menbrafon adalah alat musik yang
menghasilkan bunyi lewat membran atau selaput bahan penyusun alat music tersebut. Dan
terakhir adalah alat music yang menggunakan listrik, dinamakan elektrofon. Contohnya
seperti gitar listrik, piano, dan lain sebagainya.6
BAB III
Musik Tanpa Kata di Masyarakat
5 Wawancara sambil lalu besama Muhammad Aldi Tri Pangestu.
6 http://www.anneahira.com/alat-musik-instrumen.htm (20 november 2013 pukul 12.30)
3.1.
Penikmat Musik Instrumental
Musik instrumental berasal dari kata instrument, yang berarti alat musik yang bernada. Yaitu
gabungan dari alat music instrument. Jadi itu gabungan dari alat-alat music instrument.
Setidaknya, itulah yang dikatakan Muhammad Aldi Tri Pangestu ketika ditanya
mengenai musik instrumental. Aldi, begitu biasa dipanggil. Ia telah menyukai musik sejak
menginjak Sekolah Dasar. Setelah itu ia mencari tentang musik di internet dan menemukan
jenis musik instrumental. Yang akhirnya langsung disukainya. Dia menyukai musik
instrumental karena sifatnya yang tenang. Selain itu, ia pun mendapat dukungan penuh dari
orangtuanya atas kesukaannya itu. Dia diberikan fasilitas untuk bermusik seperti gitar.
Terkadang Aldi mendengarkan music instrumental saat hendak tidur. Karena dapat membantu
membuatnya menjadi tenang .
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Aldi mengetahui musik instrumental karena dia
mencarinya di internet. Setelah mendengarkan beberapa lagu instrumental, Aldi barulah
menyukainya. Karena ketenangan yang dia rasakan saat mendengarnya. Ini berarti, tujuan
Aldi mendengarkan musik instrumental adalah untuk sebuah ketenangan. Bagi seorang
pelajar, hal ini sangat wajar. Karena peneliti juga merupakan seorang pelajar, sehingga
peneliti juga merasakan apa yang dirasakan Aldi. Seperti tumpukan tugas, PR, dan ulangan.
Seorang pelajar butuh ketenangan untuk mencegah setres. Inilah yang mungkin menjadi
alasan bagi Aldi untuk mendengarkan musik instrumental.
Begitu pula dengan Razhief Muhammad Irsyadillah yang mengatakan bahwa
“Suka musik instrumental gara-gara lebih cocok aja dihati, jadi enak di kuping terus lebih nenangin
hati dan lebih bikin enjoy”
Razhief menyukai musik instrumental karena bisa menenangkan hatinya. Dia pun
mengetahui musik instrumental dari internet. razhief terlihat sangat mengenal musik
instrumental. Agaknya musik instrumental ini menarik hati seorang Razhief. Karena, alih-alih
menyukai musik vokal yang terdengar gaduh, dan banyak suara. Razhief menyukai musik
instrumental yang lebih sering diperdengarkan dengan satu alat musik saja. Sehingga musik
instrumental terkesan lebih tenang.
BAB IV
MUSIK DAN SIMBOL STATUS
Musik instrumental
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Ini menunjukan bahwa ada
kemungkinan beberapa orang yang berkedudukan sama berada dalam satu kasta. Pembagian
kelas dan golongan umumnya berdasarkan kriteria ekonomi, sosial, maupun politik. Kelas
sosial biasanya merujuk pada stratifikasi sosial yang didasarkan pada pendidikan, sosial,
maupun ekonomi. Ketidakseimbangan dalam masyarakat menyebabkan munculnya kelas
sosial. Sehingga munculah apa yang dinamakan dengan kelas atas, kelas menengah, dan kelas
bawah.
Mengapa banyak pelajar yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi? Padahal dia tidak
mengetahui jurusan yang diinginkan dan rencana masa depannya. Manusia akan berusaha
melakukan sesuatu agar dapat diterima di masyarakat. Dengan bersekolah di perguruan
tinggi, seseorang dapat meningkatkan gengsi. Orang-orang akan menganggapnya sebagai
orang yang berpendidikan. Dan gengsinya akan meningkat. Sehingga, secara tidak langsung
dia akan menduduki kelas atas dalam stratifikasi sosial.
Gengsi, kekayaan, maupun pandangan masyarakat terhadap seseorang menyebabkan
perbedaan sikap dari orang-orang yang memiliki kelas sosial tertentu. Hal ini merupakan
akibat dari stratifikasi sosial. Perbedaan sikap tersebut terlihat dari gaya hidupnya. Pola gaya
hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara bicara, pemilihan
tempat pendidikan, hobi, dan tempat rekreasi7.
7 Sosiologi 2, tim sosiologi.
Biasanya orang yang memiliki kasta sosial tinggi berpakaian secara formal karena alasan
pekerjaan. Atau mereka menggunakan pakaian hasil rancangan desainer terkemuka. Begitu
pula dengan aksesoris yang dipakai seperti jam, sepatu, dan tas kelas atas berbeda dengan
kelas bawah. Biasanya, golongan kelas atas menggunakan aksesoris mahal yang kadang
dibeli di luar negeri.
Orang yang berada di kelas bawah, lebih memilih tempat tinggal yang sederhana dengan
egala keterbatasan fasilitas. Berbeda dengan golongan kelas atas. Mereka akan membangun
rumah yang megah, tinggi, dan berarsitektur indah. Dengan segala kelengkapan fasilitas
seperti kolam renang.
Cara bicara orang yang tergolong kedalam kelas atas juga akan bebeda dengan orang
yang berada di golongan kelas bawah. Mereka yang termasuk golongan kelas atas memiliki
gaya bicara yang mengadaptasi istilah istilah asing dan penuh akan norma kesopanan.
Sedangkan orang yang berada di golongan kelas bawah memiliki gaya bicara yang tidak
terlalu memperhatikan etika dan terkadang mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.
Menyalurkan hobi serta kegemaran serta berekreasi merupanan hal-hal yang diperhatikan
oleh golongan kelas atas. Biasanya orang-orang yang berada dalam golongan kelas atas
memilih olahraga yang ekslusif seperti golf, terbang layang, ataupun balap mobil, serta
menyalurkan hobi seperti bermain piano, menonton orkestra, mengoleksi lukisan-lukisan
mahal, dan sebagainya. begitu pula dengan berekreasi, mereka lebih memilih berekreasi ke
luar daerah atau bahkan ke luar negeri.
Dari sinilah peneliti melihat kasta sosial narasumber. Peneliti mengamati cara berpakaian,
tempat tinggal, cara berbicara, pendikan, dan kegemaran narasumber. Kemudian, peneliti
menggolongkan narasumber ke dalam golongan kasta atas dan golongan kasta bawah.
Musik instrumental disukai oleh golongan kasta atas karena mereka dapat menikmati
alunan dari musik instrumental tersebut. Mereka menganggap dengan mendengarkan musik
instrumental, mereka dapat lebih tenang dan enjoy. Penelitian yang telah dilakukan terhadap
manfaat-manfaat yang dapat diambil dari musik instrumental merupakan salah satu faktor
yang mendorong golongan kelas atas untuk mendengarkan musik instrumental. Ada suatu hal
yang tidak dapat dimengerti oleh golongan kelas bawah terhadap golongan kelas atas yang
menyukai musik instrumental.
Sedangkan, golongan kelas bawah lebih menyukai musik vokal. Karena mereka dapat
mengerti apa maksud dari musik tersebut. Golongan kelas bawah tidak melihat musik dari
mafaat yang dapat diambil dari musik tersebut. Melainkan, mereka menganggap musik
sebagai hiburan semata. Seperti orang-orang yang suka memperdengarkan musik dangdut.
Padahal mereka tidak dapat mengambil manfaat apa-apa dari musik dangdut selain hiburan.
Mereka tidak mengerti apa yang terkandung dalam musik instrumental. Bagi mereka, musik
instrumental hanyalah musik tanpa suara. Mereka tidak nyaman mendengarkan musik
instrumental.
Hal ini dapat menjelaskan bagaimana musik instrumental menjadi simbol status golongan
kelas atas. Perbedaan antara golongan kelas atas dan kelas bawah tak dapat dipungkiri.
Musik instrumental memiliki arti tersendiri bagi golongan kelas atas. Sedangkan golongan
kelas bawah, tidak mengerti dengan apa yang terkandung dalam musik instrumental. Hal ini
menyebabkan perbedaan selera musik antara golongan kelas atas dan golongan kelas bawah.
Begitulah bagaimana musik instrumental menjadi simbol status golongan kelas atas.
\
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 kesimpulan
Musik merupakan salah satu jenis seni. beberapa termasuk seni murni dan beberapa
merupakan seni terapan. Seni murni merupakan seni yang mengutamakan unsur keindahan.
Sedangkan seni terapan merupakan seni yang mengutamakan guna pakai, contohnya musik
untuk
mengiringi
drama.
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(1990:
602)
Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan
dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) . Musik mulai
berkembang pada Zaman Abad Pertengahan. Pada zaman ini, musik tidak lagi dititikberatkan
pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana
hiburan. Musik kemudian semakin berkembang dan melahirkan berbagai jenis musik. Salah
satunya yaitu musik instrumental. Musik instrumental berkembang pada Zaman Renaisance.
Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran
Kembali tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari
dengan ciri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya
musik Gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah
dikenal sehingga munculah musik instrumental.
Musik merupakan suatu hal yang mendunia. Semua orang boleh menyukai musik.
Semua orang boleh mendengarkan musik. Semua orang. Mulai dari kalangan bawah, hingga
kalangan atas. Anak kecil, hingga dewasa. Namun, kebanyakan musik disukai oleh kaum
remaja. Masa remaja merupakan masa-masa penuh petualangan. Masa remaja merumakan
masa, dimana para remaja mulai mencari jati diri dan mengeksplorasi diri. Hal ini disebabkan
oleh rasa ingin tahu yang besar. Maka dari itu mereka mulai mencari hal-hal baru. Pada masa
ini, perkembangan remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Untuk dapat bergaul
dengan baik, kaum remaja dituntut untuk dapat mengikuti pergaulan di lingkungannya.
Seiring perkembangan zaman, lingkungan pergaulan remaja pun berkembang. Dengan
adanya globalisasi, kita dapat mengetahui berita luar negeri dengan cepat. Sama halnya
dengan perkembangan musik di luar negeri. Kita dapat dengan mudah mendapatkan
informasi mengenai perkembangan musik diluar negeri. Maka dari itu, lingkungan remaja
tidak hanya dirumah. Banyak lingkungan pergaulan remaja yang dipengaruhi oleh musik.
Misalnya di televisi, radio, bahkan internet.walaupun begitu, remaja di SMA N CMBBS
memiliki lingkungannya sendiri. Karena remaja di SMA N CMBBS tinggal di sebuah
lingkungan yang jauh dari keramaian. Mereka dinilai kurang up to date mengenai musik yang
sedang berkembang karena lingkungannya yang tertutup. Walaupun ada beberapa siswa yang
tetap up to date. Peneliti memilih siswa SMA N CMBBS sebagai objek penelitian karena
siswa SMA N CMBBS terkenal dengan kecerdasan intelektualnya. Juga karena peneliti
merupakan murid di SMA N CMBBS. Hal ini dapat memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian ini.
Peneliti berpendapat bahwa tidak ada yang tidak menyukai musik di dunia ini. karena
musik sudah dianggap sebagai gaya hidup manusia modern. Musik ada dimana-mana. Di
dalam Mall, di dalam Café, di dalam acara besar, bahkan ada beberapa sekolah yang
menyalakan musik ketika pelajaran berlangsung. Kita mendengarkan musik saat sedang
bosan, sedang olahraga, maupun sedang belajar. Jelaskan bahwa musik sangat melekat dalam
hidup kita. Musik merupakan bagian dari gaya hidup kita. Namun, apakah musik yang di
nyalakan di café sama dengan musik yang dinyalakan ketika belajar? Tentu tidak. Pada saat
belajar, kita perlu konsentrasi yang cukup tinggi. Sedangkan di café, kita tidak terlalu
membutuhkan konsentrasi. Maka dari itu, musik memiliki jenisnya tersendiri. Jika dibagi
kedalam 2 kelompok besar. Ada musik vokal, dan musik instrumental. Gampangnya musik
vokal mengandung suara manusia sedangkan musik instrumental, murni suara alat musik
saja. dari musik vokal dan instrumental ini dapat dibagi lagi menjadi genre pop, jazz, reggae,
dan lain sebagainya. musik yang biasa digunakan saat belajar adalah musik instrumental.
Karena musik instrumental dapat menimbulkan efek relaks. Namun, apakah setiap pelajar
mendengarkan musik instrumental ketika belajar? Tidak. Ada beberapa siswa yang tidak
terlalu menyukai musik instrumental.
Seperti telah peneliti katakan sebelumnya, musik memang sudah menjadi gaya hidup
kita. Tetapi, tidak semua orang memiliki selera musik yang sama. Tidak semua pelajar
menyukai musik instrumental. Ada beberapa pelajar yang justru lebih menyukai musik vokal.
Karena, mereka dapat ikut bernyanyi selagi mendengarkan musik vokal. Biasanya musik
instrumental diidentikan dengan golongan menengah keatas. Karena, kebanyakan pelajar atau
orang yang menyukai musik instrumental adalah golongan menengah keatas. Mengapa hal ini
dapat terjadi? Gengsi, kekayaan, maupun pandangan masyarakat terhadap seseorang
menyebabkan perbedaan sikap dari orang-orang yang memiliki kelas sosial tertentu. Hal ini
merupakan akibat dari stratifikasi sosial. Perbedaan sikap tersebut terlihat dari gaya
hidupnya. Pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara
bicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi, dan tempat rekreasi8.
Sebenarnya ada beberapa penyebab mengapa musik instrumental diidentikan dengan
golongan menengah keatas. Yaitu karena gengsi, kekayaan, wawasan, dan lain sebagainya.
golongan menengah keatas memiliki gengsi yang tinggi. Kebanyakan dari mereka tidak mau
disamakan oleh golongan menengah kebawah. Contohnya, mereka menganggap musik
dangdut itu kampungan karena musik dangdut biasa didengar oleh golongan menengah
kebawah. Tentu saja mereka tidak ingin disamakan dengan orang yang memiliki kasta lebih
rendah dari mereka. Kekayaan golongan menengah keatas menyebabkan mereka dapat
memiliki fasilitas lebih memadai. Mereka dapat memiliki alat musik yang mahal sekalipun.
Walaupun mereka hanya menggunakannya untuk sarana hiburan semata. Sedangkan
golongan menengah kebawah, tidak dapat membeli fasilitas memadai. Maka mereka
menggunakan apa yang mereka miliki sebagai sarana hiburan. Tingkat pengetahuan bahwa
musik instrumental juga dapat menjadi salah satu factor mengapa musik instrumental
diidentikan dengan golongan menengah keatas. Golongan menengah keatas menyukai musik
instrumental karena musik instrumental disinyalir dapat membuat pendengarnya menjadi
lebih rileks. Itulah mengapa musik instrumental diidentikan dengan golongan menengah
keatas.
5.2 Saran
Musik. Siapa yang tidak mengetahui musik. Siapapun mengenal musik. Baik itu
melalui radio, televisi, atau internet. pada zaman dahulu, musik hanya digunakan untuk
sarana beribadah di gereja. Namun, pada zaman sekarang musik mulai didengarkan untuk
sarana hiburan. Walaupun masih sering digunakan untuk sarana beribadah. Secara tidak
sadar, musik dapat merefresh pikiran kita. Baik itu musik vokal maupun musik instrumental.
Sebenarnya baik musik vokal maupun instrumental, dapat menjadi sarana hiburan bagi siapa
saja yang mendengarnya.
Tidak ada satupun peraturan yang melarang golongan menengah kebawah untuk
menyukai musik instrumental. Karena musik itu seni, dan seni itu bersifat bebas. Jadi
siapapun boleh menyukai segala jenis musik. Mengapa harus menjadi gengsi untuk menyukai
musik dangdut? Walaupun musik dangdut identic dengan bergoyang atau berjoget yang
sedikit eksotis. Tapi ada beberapa musik dangdut yang memiliki pesan moral. Seperti karya
8 Sosiologi 2, tim sosiologi.
Hj. Rhoma Irama. Begitu juga dengan musik pop. Siapapun boleh menyukai musik pop.
Karena musik tidak membatasi pendengarnya. Pendengarnyalah yang membuat batasanbatasannya.
Kasta bukanlah penentu aliran musik seseorang. Justru seseorang itulah yang
menentukan aliran yang disukainya. baik musik instrumental maupun musik vokal, keduanya
sama saja. keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika kita ingin belajar dan
membutuhkan konsentrasi lebih, kita dapat mendengarkan musik instrumental. Sedangkan,
jika kita ingin bersenang-senang, kita dapat mendengarkan musik vokal dan ikut
bersenandung. Maka, hilangkanlah peng-identikan musik instrumental dengan golongan
menengah keatas. Karena golongan menengah kebawah pun berhak memilih alirannya
sendiri.