Pastoral perspektif Konseling yang Dinamis

STT Reformed Indonesia

Pastoral Konseling 1
Yakub B. Susabda, Ph.D.
Lanny Pranata, M.Th

Oleh
Ezra Solafide Prasetya Budi

Jakarta
4 November 2015

PASTORAL KONSELING YANG DINAMIS
Pada bab kedua dari buku Competent to Counsel, Jay E. Adams mengatakan bahwa
Roh Kudus bekerja melalui Firman dan menjadikan Firman sebagai sarana utama dimana
orang Kristen dapat bertumbuh dalam pengudusan, maka konseling menjadi tidak efektif
(dalam hal alkitabiah) terlepas dari penggunaan Firman Tuhan.1 Pernyataan yang diberikan
oleh Adams ini tidak sepenuhnya disetujui oleh penulis. Bagi penulis, Adams terlalu
menyederhanakan persoalan yang dihadapi oleh konsele. Ia menyudutkan konsele dengan
mengatakan bahwa akar dari masalah psikis yang dihadapi oleh setiap orang adalah dosa.2
Dengan demikian, seolah-olah Firman Tuhan itu hanya dapat disampaikan secara verbal.

Adams menambahkan, “Counseling without the Scriptures can only be expected to be
counseling without the Holy Spirit.”3 Jadi baginya, sebuah konseling diadakan oleh karena
manusia dalam naturnya yang berdosa harus dikonfrontir dengan Firman Tuhan. Hanya
konseling yang menggunakan Firman Tuhan-lah yang dikatakannya mengandalkan Roh
Kudus.
Pandangan yang diberikan oleh Gary R. Collins memberikan dukungan bagi argumen
pendukung dimana setiap konsele adalah unik dengan segala persoalan, sikap, nilai,
ekspektasi dan pengalaman yang mereka miliki berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian, konselor harus memberikan pendekatan kepada setiap individu
secara berbeda dan akan menemukan bahwa rangkaian konseling ada banyak macamnya dari
pribadi demi pribadi.4 Hal serupa juga dikemukakan oleh Clinebell, yaitu ada banyak orang
mengalami kepincangan yang parah dalam kemampuan mereka untuk mengasihi oleh karena

1 Jay E. Adams, Competent to Counsel (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1970), 23-4.
2 Adams, Competent, 17.
3 Adams, Competent, 24.
4 Gary R. Collins, Christian Counseling – A Comprehensive Guide (Texas: Word Inc., 1980), 29.

2


pertumbuhan pengasuhan mereka.5 Bagi penulis, keunikan ini dilihat sebagai suatu hal yang
tidak bisa disederhanakan dan digeneralisasi begitu saja.
Dalam prinsip konseling yang alkitabiah, Collins juga berpendapat bahwa Firman
Tuhan memang memuat hal-hal yang berhadapan dengan kesendirian, keputusasaan,
persoalan pernikahan, kedukaan, relasi orang tua-anak, amarah, rasa takut dan menyediakan
beragam gambaran situasi konseling. Sebagai Firman Tuhan, Alkitab memiliki relevansi bagi
tugas konselor dan kebutuhan dari konselenya. Namun, Alkitab tidak diklaim untuk menjadi
suatu metode satu-satunya dari penyataan Allah mengenai bagaimana cara menolong orang.6
Clinebell sendiri melihat pastoral konseling adalah ekspresi dari pelayanan, dimana di
dalamnya mereka mengkomunikasikan Injil, mengajarkan kebenaran yang menghidupkan,
dan membangun komunitas yang saling memperdulikan.7 Penulis melihat hal tersebut sebagai
suatu upaya yang tidak tergesa-gesa untuk memproklamirkan Firman Tuhan secara verbal,
sebab seperti yang diungkapkan oleh Clinebell mengenai konselor yang seharusnya
melakukan integrasi antara teologi dan psikologi,
Their knowledge of these theological areas can enable them to be uniquely helpful to
persons whose problems and growth-blocks center around ethical dilemmas, religious
conflicts, value distortions and such ultimate concerns as finding a meaning in life
and handling the fear of death creatively. 8

Penulis berpendapat bahwa seorang konselor perlu sekali memahami dilema, konflik, distorsi

dan pertimbangan lainnya yang dihadapi oleh konsele agar ia tidak memberikan respons yang
salah mengenai Firman Tuhan ketika ia secara psikis memang belum siap untuk
menerimanya.

5 Howard Clinebell Jr., Basic Type of Pastoral Care and Counseling (Nashville: Abington Press, 1984), 65.
6 Collins, Christian Counseling, 29.
7 Clinebell, Basic Type of Pastoral Care, 66.
8 Clinebell, Basic Type of Pastoral Care, 67.

3

Sebuah standar moral yang dituntut tinggi muncul ketika seorang konselor
menggunakan Firman Tuhan sebagai tuntutan yang harus dihadirkan saat konseling. Instruksi
pastoral dan permintaan yang mendesak seseorang untuk menyesuaikan diri dengan standar
moral yang tinggi akan menghasilkan gangguan.9 Gangguan tersebut dapat membawa
seseorang kepada pengasingan sosial bagi mereka yang menolak untuk menyesuaikan diri
dengan pola kebenaran yang ditentukan.10 Gerakan pastoral konseling dengan cukup berhatihati perlu untuk menghindari ecclesiastical legalism yang merusak perasaan riil dan
kebutuhan riil dari orang-orang yang seharusnya dapat diekspresikan dan didiskusikan tanpa
penghakiman moral.11 Penulis setuju dengan pendapat Cobb bahwa dalam pastoral konseling,
diperlukan adanya kewaspadaan akan terjerumusnya penggunaan Firman Tuhan dalam

legalisme gerejawi yang justru mampu merusak perasaan seseorang.
Pada akhirnya, perdebatan mengenai penggunaan Firman Tuhan dalam konseling
dapat terus berlanjut. Namun, penulis setuju dengan pernyataan Roger Clayton White bahwa
konseling dengan segala refleksi, teknik, metode dan analisanya harus diprakasai oleh Roh
Kudus. Oleh karena itu, usulan Adams menjadi tidak realistis ketika pendekatan konseling
hanya semata-mata dapat dilakukan dengan satu pendekatan biblika.12 Dengan demikian,
penulis melihat bahwa konseling sebagai suatu hal yang dinamis, dimana Roh Kudus dalam
diri konselor mampu menghidupkan Firman Tuhan untuk menolong konsele tanpa harus
menjadi sosok yang menghakimi, namun justru menghargai akan keunikan dan kedinamisan
dari kepribadian setiap orang.

9 John B. Cobb, Jr., Pastoral Counseling and Theology dalam Handbook for Basic Types of Pastoral Care and
Counseling, ed. Howard W. Stone dan William M. Clements (Abingdon Press, 1996), 20.
10 Cobb, Pastoral Counseling, 20.
11 Cobb, Pastoral Counseling, 20.
12 Roger Clayton White, A Critique of the Nouthetic Counseling Technique of Jay E. Adams, Theses and
Dissertation (Comprehensive), 1985, Paper 69: 138.

4


DAFTAR PUSTAKA

Adams, Jay E. Competent to Counsel. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1970.
Colllins, Gary R. Christian Counseling – A Comprehensive Guide. Texas: Word Inc., 1980
Cobb Jr., John B. “Pastoral Counseling and Theology” dalam Handbook for Basic Types of
Pastoral Care and Counseling, diedit oleh Howard W. Stone dan William M. Clements.
Abingdon Press, 1996.
Clinebell Jr., Howard. Basic Type of Pastoral Care and Counseling. Nashville: Abington
Press, 1984.
White, Roger Clayton. “A Critique of the Nouthetic Counseling Technique of Jay E. Adams”.
Theses and Dissertation (Comprehensive), 1985.

5