Makalah Ilmu sosial dan Budaya (2)

REVISI
MAKALAH
“MELESTARIKAN KEMBALI BAHASA INDONESIA”
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar)

ISBD 11

Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Syarofah
140110201001
Mita Aprilia Aisyah 140110201018
Nur Afifah
140110201028
Lailis Saidatul Faizah 140110201054
Dewi Diah Hardiati 140110201057


UNIVERSITAS JEMBER
2015

DAFTAR ISI

BAB 1..............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1 Pengertian dan Fungsi Bahasa Indonesia...............................................................................4
2.2 Penyebab melemahnya integritas Bahasa Indonesia..............................................................5
2.3 Dampak dari melemahnya integritas Bahasa Indonesia........................................................6
2.4 Bagaimana solusi agar sikap sikap nasionalisme berbahasa indonesia tidak berkurang?.....8
2.5 Kebijakan Pemerintah..........................................................................................................10
2.6 Opini kelompok mengatasi permasalahan diatas.................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................12

Kesimpulan....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
"Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia",
demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang
kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia.Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah
pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa
Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan
benar, berarti kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam
sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan
berupa kemunduran seperti tercampurnya Bahasa Gaul ke dalam Bahasa Indonesia contoh
‘sudah pasti dong’ yang artinya dalam bahasa baku Indonesia adalah ‘sudah pasti’ atau ‘tentu
saja’. Sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat berbagai alasan sosial dan politis
menyebabkan banyak orang meninggalkan bahasanya atau menggunakan bahasa lain. Dalam
perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan

merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing. Hal tersebut memberikan dampak
terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Bahasa Inggris yang telah
menjadi raja sebagai bahasa internasional, terkadang memberi dampak buruk pada
perkembangan bahasa Indonesia, dapat dibuktikan pada kata ‘riset’ yang selayaknya ditulis
dengan kata penelitian namun karena terpengaruh kata dari bahasa Inggris ‘research’ sehingga
kata itu diadopsi. Kepopuleran bahasa Inggris menjadikan bahasa Indonesia tergeser pada tingkat
pemakaiannya.
Berbagai penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh
bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa daerah dan pengaruh bahasa
gaul. Pengaruh bahasa daerah dapat dicontohkan seperti penggunaan kata bahasa Jawa “yoopo”
berubah menjadi kata “yaapa” yang dalam bahasa Indonesia Dewasa ini bahasa asing lebih
sering digunakan daripada bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan. Sebagai contoh,
masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang
Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan
tamu di rumah pada saat lebaran, dan masih banyak contoh lain yang mengidentifikasikan bahwa
masyarakat Indonesia lebih menganggap bahasa asing lebih memiliki nilai.

Melestarikan bahasa Indonesia menjadi hal penting untuk dikaji melihat banyak sekali
masyarakat Indonesia masih belum menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa
Indonesia seringkali tercampur dengan bahasa-bahasa lain sehingga banyak terjadi semacam alih

kode yang nantinya akan menjadi penyebab runtuhnya bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa.
Terlebih lagi era masyarakat ekonomi ASEAN yang semakin dekat menjadi salah satu pemicu
mundurnya bahasa Indonesia dikarenakan banyak dari kita yang lebih mendahulukan bahasa
asing daripada bahasa kita sendiri. Diperparah lagi dengan adanya penghapusan peraturan
perundang-undangan yang mewajibkan WNA harus bisa berbahasa Indonesia. Di lain sisi,
banyak masyarakat Indonesia yang harus bersusah-payah mempelajari bahasa asing sesuai
dengan negara yang hendak mereka tuju. Seharusnya ada timbal balik yang dapat menjaga
martabat dan eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Merujuk dari latar belakang yang dipaparkan di atas maka secara spesifik permasalahan ini
dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
a)
b)
c)
d)

Apa pengertian dan fungsi dari bahasa Indonesia ?
Apa penyebab melemahnya integritas Bahasa Indonesia ?
Apa dampak dari melemahnya integritas Bahasa Indonesia ?
Apa solusi terhadap melemahnya integritas Bahasa Indonesia ?


1.3 Tujuan Penulisan
Pembuatan tulisan ini yang berjudul “ Melestarikan Kembali Bahasa Indonesia“ betujuan untuk :
a)
b)
c)
d)

Mengetahui pengertian dan fungsi dari bahasa Indonesia
Mengetahui penyebab melemahnya integritas Bahasa Indonesia.
Mengetahui dampak dari melemahnya integritas Bahasa Indonesia.
Mengetahui solusi terhadapmelemahnya integritas Bahasa Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Bahasa Indonesia

Pada awalnya sejak diikrarkan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928,
Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia

telah dipakai sebagai bahasa lingua franca. Selain itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dituangkan dalam Pasal 36 UUD 1945.
Definisi bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); bahasa adalah sistem
lambang bunyi arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan
bahasa tulisan adalah bahasa sekunder.
Fungsi bahasa dalam masyarakat:
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia
3. Alat mengidentifikasi diri
Bahasa bisa punah karena kebanyakan bahasa didunia ini tidak statis. Bahasa itu berubah
seiring waktu, mendapat kata tambahan, dan mencuri kata dari bahasa lain. Bahasa hidup dan
berkembang ketika masyarakat menuturkannya sebagai alat komunikasi utama. Ketika tidak ada
lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa disebut bahasa mati atau punah, meskipun masih ada
sedikit penutur asli yang menggunakan tetapi generasi muda tidak lagi menjadi penutur bahasa
tersebut.
Banyak situasi yang menyebabkan bahasa punah. Sebuah bahasa punah ketika bahasa itu
berubah bentuk menjadi famili bahasa-bahasa lain.
Karena pengaruh globalisasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat indonesia menganggap
Bahasa Indonesia itu :



Tidak gaul.



Terlalu formal.

Rapuhnya bahasa indonesia disebabkan :


Tergerus arus globalisasi.



Kemungkinan banyak orang yang tidak menyukai peraturan bahasa indonesia.



Tidak adanya relasi masyarakat dengan pemerintah tentang pembudidayaan.

Bahasa Indonesia mengenal dua macam serapan yakni :



Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia.



Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa
indonesia.

Menurut Ningsih et al. (2007:6-8) Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
1.
2.
3.
4.

Lambang kebanggaan kebangsaan
Lambang identitas nasional
Alat pemersatu suku bangsa

Alat perhubungan antardaerah, antarwarga, dan antarbudaya

Menurut Ningsih et al. (2007:8-9) Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
1. Bahasa pengantar resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
pembangunan dan pemerintahan.
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta teknologi.
2.2 Penyebab melemahnya integritas Bahasa Indonesia
Sejarah mencatat bahwa perubahan dan perpindahan bahasa antara lain bisa disebabkan
oleh penjajahan. Sebagai akibat penjajahan Spanyol dan Portugis, bahasa latin digunakan
secara meluas di Amerika Latin. Hampir seluruh Negara bekas jajahan Inggris, kini
menggunakan Bahasa Inggris.Bahkan, India dan Singapura sampai sekarang menggunakan
Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa resminya. Semua Negara jajahan Uni Soviet atau
Rusia pernah dipaksa menggunakan bahasa Rusia selama hampir 50 tahun, walaupun setelah
Uni Soviet runtuh, bekas jajahannya saat ini tidak lagi menggunakan bahasa Rusia sebagai
bahasa resminya.
Apabila diteliti lebih jauh, perubahan dan perpindahan bahasa disebabkan oleh beberapa
faktor. Selain disebabkan oleh penjajahan, faktor lainnya adalah: perpindahan penduduk dari


satu Negara ke Negara lain, perdagangan (yang menyebabkan penduduk berinteraksi dengan
pedagang/pendatang), transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), pertemuan dua budaya
atau lebih sehingga saling mempengaruhi (baik secara defuse maupun asimilasi) di kawasan
isoglos. Oleh karena bahasa itu berubah, berkembang, bahkan bertukar sebagai akibat faktor
tersebut, perencanaan dan pembinaan bahasa perlu dilakukan. Perubahan dan perkembangan
bahasa yang direncanakan, dikendalakan (diarahkan), dan dilaksanakan secara terstruktur dan
tersistemlah yang akan mencapai sasaran sesuai dengan yang diharapkan. Pemerintah dan
pakar bahasa setempatlah yang sangat menentukan keberhasilan perencanaan dan pembinaan
bahasa ini.
Di zaman sekarang ini perkembangan Bahasa Indonesia kian menurun. Masuknya
berbagai bahasa asing yang tidak mungkin kita tolak dan ada beberapa kata asing yang diserap
menjadi kosa kata Indonesia.Namun, disisi lain, keberagaman bahasa serapan juga menjadi
masalah bagi orsinilitas bahasa yang kian mengkhawatirkan dan penggunaan tata bahasa yang
kian serampangan baik tulisan maupun lisan. Tentu saja, media televisi, koran, radio, internet
dan merek dagang import adalah termasuk faktor pendorong utama yang ikut mencederai
kebahasaan kita. Fenomena ini sangat kentara pada pengunaan bahasa oleh anak-anak muda
saat ini. Munculah istilah bahasa gaul, bahasa alay, dan sebagainya. Di kalangan anak-anak,
film import juga ikut mempengaruhi perkembangan kebahasaan yang seharusnya menjadi
pondasi komunikasi.


2.3 Dampak dari melemahnya integritas Bahasa Indonesia
Dampak dari melemahnya integritas Bahasa Indonesia tersebar pada beberapa segi antara
lain :
a. Budaya
Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang mempunyai latar
belakang budaya dan bahasa masing-masing Bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan
hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan

kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan.
Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini,, kepentingan
nasional diletakkan jauh diatas kepentingan daerah, dan golongan.
Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi untuk menghambat
perhubungan antar daerah, antar budaya. Tetapi, berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu
bisa berhubungan dengan etnis yang lain. Sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman.Setiap orang Indonesia apapun latar belakang etnisnya dapat berpergian
ke pelosok-pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan
pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan antar daerah antar
budaya. Semuanya terjadi karena bertambah baiknya sarana perhubungan, bertambah
luasnya pemakaian, alat perhubungan umum, bertambahnya jumlah perkawinan antar suku,
dan bertambahnya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah satu ke
daerah lain. Namun kenyataannya saat ini, bahasa Indonesia semakin melemah sehingga
fungsi-fungsi diatas semakin menurun.
b. Pendidikan
Indonesia merupakan Negara kesatuan. Indonesia memiliki beraneka ragam bahasa dan
budaya. Meskipun begitu, Indonesia tetap memiliki satu bahasa yaitu bahasa Indonesia
yang dipakai sebagai bahasa nasional yang dipakai untuk menyatukan berbagai macam
bahasa daerah. Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam Negara kita. Karena, jika tidak
ada bahasa Indonesia maka kita tidak dapat memproklamasikan kemerdekaan kita.
Pada masa sekarang ini, bahasa inggris merupakan bahasa yang sangat diminati oleh
masyarakat Indonesia.Bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia.Karena
saat ini merupakan zaman globalisasi dan bahasa internasional yang digunakan adalah
bahasa inggris.Jadi tidak bisa dipungkiri jika masyarakat di seluruh dunia terutama
Indonesia sangat berminat untuk belajar bahasa inggris. Di samping itu, Bahasa inggris
juga dapat menghilangkan identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan juga
bahasa kesatuan Republik Indonesia, sebagai alat pemersatu bahasa yang sudah sedikit
dilupakan oleh masyarakat Indonesia.
Pengaruh yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan di negaranya
sendiri, di kalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan bahasa
Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Spanyol,
Jepang, Arab, Perancis atau Mandarin. Keadaan yang begitu berlawanan dengan sejarah

awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat Indonesia dulu sangat
menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang menjadi ironi lagi
adalah bahwa kasus ketidaklulusan ujian nasional pelajar kita adalah karena menyepelekan
pelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan.
Bahkan sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk
mencarikan anak-anaknya bimbingan bahasa inggris. Bagi pemerolehan bahasa anak dan
juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu mengenal bahasa Indonesia atau bahkan
bahasa daerah sebagai bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti itulah
sedikit gambaran bahasa inggris yang sekarang sudah lebih diutamakan. Namun ada juga
pendapat lain dari responden, yaitu bahasa inggris tidak berpengaruh apa-apa dalam bahasa
Indonesia, karena bahasa inggris memang bahasa internasional, menggunakan bahasa
inggris seperti memang sudah tuntutan perkembangan jaman saat ini.
Dampak positif dan dampak negatif bahasa Inggris terhadap sikap nasionalisme
berbahasa Indonesia.
1.
Dampak positif
Dapat mengikuti perkembangan di dunia, Karena bahasa inggris adalah bahasa
internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perlembangan di dunia
dengan dapat menggunakan bahasa inggris.
Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan
2.

internasioanal menjadi lancar.
Dampak negatif
Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa
inggris.Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, terlebih
lagi para pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa inggris inggris dari pada bahasa
Indonesia, maka dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan tergeser
oleh bahasa Inggris.

2.4 Bagaimana solusi agar sikap sikap nasionalisme berbahasa indonesia tidak berkurang?
Saat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa Inggris, maka secara langsung ataupun
tidak langsung sikap nasionalisme terhadap bahasa Indonesia/ bahasa daerah sedikit demi sedikit
akan berkurang. Ada beberapa cara supaya sikap nasonalisme berbahasa Indonesia tidak
berkurang dari masyarakat Indonesia, dan para responden telah memberikan pendapatnya seperti
yang ada di bawah ini :
a. Tambahan untuk pelajaran bahasa Indonesia

b. Tambahan pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah akan
membuat para siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
c.

Selain itu siswa juga lebih dapat menguasai bahasa Indonesia.
Pelajaran bahasa daerah dihidupkan kembali
Pada saat ini, di sekolah-sekolah SMP DAN SMA sudah jarang sekali kita temui
pelajaran bahasa daerah, atau mungkin juga sudah tidak ada pelajaran bahadsa
daerah.Bahasa daerah sekarang hanya dipergunakan di Sekolah Dasar, itupun
tidak semua Sekolah Dasar ada mata pelajaran bahasa daerah.Sehingga bahasa

daerah sudah banyak digunakan.
d. Lebih mengutamakan bahasa Indonesia dari pada bahasa inggris.
Masyarakat lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai bahasa
pemersatu bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa inggris.
Sehingga bahasa Indonesia tetap menjadi yang no 1, yang utama bagi bangsa
Indonesia.
e. Lebih dapat mencintai bahasa Indonesia/bahasa daerah
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putra bangsa, dan
telah disepakati oleh para pahlawan-pahlawan indonesia. Bangsa Indonesia harus
lebih mencintai dan menghargai bahasa Indonesia. Walaupun belajar bahasa asing,
namun

nilai-nilai

budaya

bahasa

Indonesia/bahasa

daerah

tidak

boleh

ditinggalkan.
Dengan masyarakat lebih mementingkan bahasa inggris, maka bahasa Indonesia
atau bahasa daerah akan lebih dikesampingkan
Bahasa inggris berdampak positif dan negatif terhadap bahasa Indonesia. Dampak
positifnya, bangsa Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional dengan
lancar. Dan dampak negatifnya, bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan
tergeser dengan bahasa inggris. Cara supaya sikap nasionalisme berbahasa
Indonesia tidak berkurang yaitu dengan tambahan pelajaran untuk bahasa
Indonesia dan bahasa daerah, lebih cinta terhadap bahasa Indonesia.
Yang dapat kita lakukan yaitu :
1.
Memberi pengertian yang lebih mendalam akan pentingnya berbahasa yang baik dan
2.

benar.
Menanamkan sikap cinta bahasa sendiri pada anak-anak atau remaja dengan berbagai

3.

cara, contohnya mengadakan lomba puisi dan lain- lain.
Yang paling penting dimulai dari diri sendiri.

2.5 Kebijakan Pemerintah
Kedudukannya sebagai bahasa negara, pemerintah menetapkan kebijaksanaan mengangkat
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang
Dasar 1945, pada Bab XV, Pasal 36, yang selengkapnya berbunyi ”Bahasa negara adalah
bahasa Indonesia”. Landasan konstitusional ini memberikan kedudukan yang kuat bagi bahasa
Indonesia untuk digunakan dalam berbagai urusan kenegaraan dan dalam menjalankan tata
pemerintahan.
Berdasarkan kedudukan itu, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara,
usaha pelestarian, pembinaan dan pengembangannya diwajibkan bagi setiap warga negara yang
merasa dirinya sebagai bangsa Indonesia. Imbauan tentang kewajiban di atas yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, baik melalui ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
maupun Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan MPRS tahun 1966
misalnya, ditegaskan agar kita terus meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu yang ampuh. Di samping itu, dalam ketetapan MPR 1978 dan 1983, juga dirumuskan
bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mewajibkan
penggunaannya secara baik dan benar.
Sebagai tindak lanjut dari ketetapan MPR tersebut, dalam GBHN tahun 1988 ditegaskan
kembali bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia akan ditingkatkan melalui
jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Pendidikan formal seperti kegiatan belajar dan
mengajar di sekolah. pendidikan nonformal seperti nasihat-nasihat yang di sampaikan baik oleh
guru maupun orang tua mengenai pentingnya melestarikan bahasa Indonesia. Dengan penegasan
itu, semua jenjang dan jalur pendidikan di Indonesia mulai dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi wajib menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Landasan konstitusional tersebut memberikan gambaran bahwa masalah bahasa Indonesia
adalah masalah kita bersama, sehingga upaya pembinaan dan pengembangannya pun menjadi
tanggung jawab kita sebagai bangsa Indonesia. Jadi, bukan hanya menjadi tanggung jawab para
pakar dan para pembina bahasa Indonesia.
Tambahan lagi, dalam upaya pengembangan dan pembinaan bahasa, amanat kongres
bahasa Indonesia I menegaskan perlunya penyempurnaan atau pembaharuan ejaan bahasa
Indonesia. Hal yang amat penting dan menjadi perhatian dalam kongres bahasa Indonesia I

tersebut adalah perlunya menyusun tatabahasa baku, pengembangan leksikon dan penertiban
atau perbaikan bahasa surat kabar, karena implementasi dari kebijaksanaan tersebut akan
diemban oleh surat kabar. Hal lain yang juga menjadi perhatian kongres adalah perlunya
mendirikan Institut Bahasa Indonesia, atau Fakultas Sastra dan Filsafat. Lembaga semacam itu
dianggap penting sebagai sarana pengembangan, penyebarluasan dan pembinaan bahasa
Indonesia.

2.6 Opini kelompok mengatasi permasalahan diatas
Menurut kelompok kami, penggunaan bahasa Indonesia saat ini semakin melemah dan
tidak berkembang. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap masalah ini adalah faktor kebijakan pemerintah. Faktanya, kita bisa
menilai dari pihak pemerintah pun masih belum tegas terhadap masalah ini. Coba kita ingat
kembali saat pemerintah Soeharto dulu, betapa beliau sangat menjunjung tinggi bahasa
Indonesia, dibuktikan pada setiap pidato kepresidenan beliau selalu menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, bukan karena beliau tidak bisa berbicara bahasa Inggris,
namun beliau ingin menjunjung tinggi bahasa Indonesia di depan bangsa lain. Namun saat ini
semua berbalik, pemerintah saat ini tidak begitu menegakkan hukum yang berhubungan dengan
kebahasaan seperti telah dihapusnya undang-undang tentang kewajiban memakai bahasa
Indonesia untuk WNA, terlebih dengan dihapusnya penerapan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Pasal 42 ayat (1), Pasal 43 ayat (4), Pasal 44 ayat (2) tentang Ketenagaankerjaan dan Pasal
10 Peraturan Presiden Nomor 72 ahun 2014 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping. Oleh karena itu kita sebagai
bangsa Indonesia perlu melestarikan Bahasa Indonesia dengan cara:
1. menanamkan rasa bangga pada diri sendi akan Bahasa Indonesia dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
2. memberikan pendidikan Bahasa Indonesia ke daerah pedalaman yang masih belum
bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
1.

Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang
serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan
“bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi
formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa
seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi,
campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi
resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku.

Contoh :


Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?



Apa yang kamu lakukan tadi?



Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
o

Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?

o

Rino : sudah saya kerjakan pak.

o

Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.

o

Rino : Terima kasih Pak

Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial
Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :

Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa yang sangat baku,
dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan
kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan
tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak
efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di
atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul (informal)
Aku, Saya
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan kapan-kapan
Apakah benar? Emangnya bener?
Tidak
Gak
Tidak Peduli Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari
pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa

yang mudah dipahami, bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia
berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh pada
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah
bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian
menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda
itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita
sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan
bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan
kalimat yang cermat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring
komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain
harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah
menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi
penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita.
Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam
penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini
memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil
wajar, segar, dan enak dibaca.
2. Mereka yang Tak Bisa Berbahasa Indonesia di Pedalaman Papua
Ugimba - Tidak ada yang namanya bahasa papua,karena beda suku beda pula
bahasanya.Basa Indonesia menjadi bahasa pemersatu di sana.Namun banyak yang berucap
“Selamat pagi” walaupun sudah malam.
Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 pada bulan Agustus lalu, masih menyisakan banyak
cerita.Cerita yang tak ada habisnya, dari soal bentangan alam sampai kehidupan

masyarakat.Terutama,masyrakat yang hidup di pedalaman hutan papua yang jarang berjumpa
oleh luar .
Ada satu pengalaman menarik yang penulis rasakan ketika menetap selama 3 hari di Desa
Ugimba yang berlokasi di kawasan pegunungan tengah yang belum ada listrik atau jalanan
beraspal.Kendaraan bermotorpun tidak ada.
"Selamat pagi," begitu ucapan salah seorang mama (sebutan untuk wanita Papua yang
sudah berumur atau menikah).
Tidak ada yang salah dari ucapannya.Dia pun mengucapkannya dengan lancar.Hanya
saja, waktu yang tidak tepat karena mama tersebut mengucapkannya di malam hari.
Menggelitik, iya.Saya mencoba menahan tawa dengan membalas ucapannya dengan
senyuman.Tapi apa yang mama itu ucapkan, bikin saya jadi kepikiran. Mama hanya bercanda,
atau memang benar-benar tidak tahu apa yang diucapkannya?
Maaf atas tawa saya mama.Setelah menjelajahi Desa Ugimba, saya baru tahu kalau orangorang di sana masih banyak yang belum bisa berbahasa Indonesia. Dari orang-orang tua sampai
anak-anak.
Bapak, mama, adik, kakak, selamat pagi, terimakasih dan hormat, kata-kata itu yang ratarata pasti bisa diucapkan oleh mereka.Gue, elo atau kata-kata gaul lainnya, sudah dijamin mereka
pasti tidak tahu.
Selebihnya, mereka menggunakan bahasa universal. Senyuman, gelengan atau anggukan
kepala. Saya mencoba belajar bahasa mereka, ah sungguhrumit.Serumit mereka yang belajar
bahasa Indonesia.
Meski begitu, keramah tamahan mereka tidakberkurang sedikitpun. Selama pendakian
kePuncak Carstensz, saya ditemani oleh mama-mama yang menjadi porter dan tidak bisa
berbahasa Indonesia.Tapi... salah siapa mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Jarak dari
DesaUgimbake Kota Timika yang sudah modern, berjarak 3 hari lebih berjalan kaki. Sekolah
untuk mengajarkan bahasa Indonesia juga belum ada di DesaUgimba. Ada sih, didirikan oleh
pemuda setempat, Maximus Tipagau.Namun sayang, gurunya hanya dua orang saja untuk
mengajar puluhan orang.Aduh, alat tulisnya saja terbatas.
Tidak adil pula kalau menyalahkan orang-orang Papua yang bahasa nya ada ratusan.Itu
kekayaan mereka yang diberikan oleh Tuhan.Lalu siapa dong yang harus bertanggung jawab?
Jawaban saya, harusnya DesaUgimba ini diberikan sekolah atau tempat pendidikan yang

lebihlayak. Agar anak-anakdan pemuda di sana bisa mengerti bahasa Indonesia. Harusnya,
DesaUgimba ini sudah tersentuh oleh pembangunan, sehingga memudahkan masyarakatnya
untuk berjalan kekota-kota atau desa-desa lain.
Harusnya, DesaUgimba ini mulai dimasuki sinyal telepon dan internet. Supaya, mereka
bisa tahu kehidupan di luar desa mereka.Di balik hutan, sungai dan perbukitan.Yang harus
diingat kalau itu semua tercapai, jadikan mereka 'tuan' di rumahnya sendiri.Sebab taksedikit desa
di negeri ini yang mulaimaju, namun masyarakatnya malah tergusur oleh pendatang-pendatang.
Saya hanya bisa berdoa dan melakukan yang terbaik agar DesaUgimba ini mulai dikenal banyak
orang.Desa yang alamnya sangat indahdan menjadi salah satu jalur pendakianke Puncak
Carstensz, puncak tertinggi di Indonesia.Jujur, berat hati ketika harus beranjak dari Desa
Ugimba, karena saya sudah jatuh cinta dengan orang-orang di dalamnya.
Amakane, bapak, mama, adik.Itulah bahasaSuku Moni di DesaUgimba yang merupakan
kata sapaan saat bertemu dan juga bisa berarti terimakasih.Sekalilagi, amakane!
BAB III
Kesimpulan
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimungkinkan oleh kenyataan bahwa
bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah dipakai sebagai bahasa lingua franca.
Selain itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dituangkan dalam Pasal 36 UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi. 2010. Jakarta : Bumi Aksara.
Chaer, Abdul. Kesantunan Berbahasa. 2010. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Ningsih, dkk. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. 2007. Bumi Tegal Boto : PENERBIT
ANDI
http://www.expat.or.id/business/ManpowerRegulations_16_Tahun_2015TenagaKerjaAsing.pdf [diakses tanggal 2 September 2015]
http://www.rappler.com/indonesia/103391-kitas-bahasa-indonesia-tenaga-kerja-asing [diakses
tanggal 8 September 2015]

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2