5. Pancasila Dasar Negara re

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
http://www.unusida.ac.id

PENDIDIKAN PANCASILA

5. Pancasila Dasar Negara
Disusun oleh :
Kelompok 7





Dita Rahmawati
Nurul Fitria Febriani
Rio Agustin
Viky Vahrezy

Senin, 2 Maret 2017

[email protected]

1. Bagaimana dasar negara Indonesia
dibandingkan 9 negara ASEAN lainnya ?
Dasar negara yang digunakan di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila terdiri
dari dua kata, berasal dari bahasa Sanskerta : pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Ideologi dasar bagi Negara Indonesia adalah Pancasila, merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Berikut bunyi Pancasila, yaitu :
• Ketuhanan Yang Maha Esa
• Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan

• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Keunggulan

Pancasila


sebagai

Dasar

Negara

Indonesia

adalah

merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat
Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai
dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum
semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam seloka

“Bhinneka Tunggal Ika”.
Sedangkan negara lain beberapa negara berasaskan pada beberapa dasar atau
ideologi, yaitu sebagai berikut :


Liberalisme

: kebebasan individu, pola kekuasaan negara yang absolut

Konservatisme : mempertahankan kestabilan, perubahan tidak selalu

Komunisme

Sosialisme

kemajuan

: landasan pemikirannya cenderung negatif terhadap situasi
dan kondisi yang ada
: kolektifitas (kebersamaan), sistem pemerintahan otoriter

2. Apa yang paling menarik dengan Dasar
Negara Indonesia ?
a.


Jumlah 5 Batang Pohon Sukun ini yang Menjadi 5 Sila dalam Pancasila
Tidak banyak yang tahu bahwa ternyata jumlah batang pohon sukun ini
yang berjumlah 5 batang telah mengilhami Bung Karno mencetuskan 5 Sila
dalam Pancasila.
“Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku telah
menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di
halaman rumahku, merenungkan ilham yang diturunkan oleh Tuhan, yang
kemudian dikenal sebagai Pancasila,” cetus Bung Karno.
Lima mutiara itu adalah berharga itu adalah: Kebangsaan,
Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Demokrasi, Keadilan Sosial dan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumusan inilah yang kemudian menjadi
Pancasila sekarang ini.
“Jika kuperas yang lima ini menjadi satu, maka dapatlah aku satu
perkataan Indonesia tulen, yaitu perkataan gotong-royong,” kata Bung
Karno.

b.

Burung Garuda Banyak Terdapat di Dalam Lukisan di Candi Dieng.


Lambang pancasila adalah burung garuda berdekatan dengan burung elang
Rajawali. Burung ini terdapat dalam lukisan di candi-candi Dieng yang
dilukiskan sebagai manusia berparuh dan bersayap, lalu di candi Prambanan,
dan Panataran berbentuk menyerupai raksasa, berparuh, bercakar dan
berambut panjang.Burung Garuda ditetapkan sebagai lambang Negara RI sejak
diresmikan penggunaannya pada 11 Februari 1950, dan dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah no 66 tahun 1951. Penggagasnya adalah Sultan
Abdurrahman Hamid Alkadrie II atau dikenal dengan Sultan Hamid II, yang
saat itu sebagai Mentri Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

c.

Mengalami 3 Kali Perubahan Lambang

Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana
Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid
II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar
Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi
Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan
lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.


3. Bagaimana perkembangan pengamalan
Pancasila di Sidoarjo ?
Perkembangan Pancasila di Sidoarjo sudah semakin menurun.
Masyarakat cenderung menolak mempertahankan Pacasila sebagai

dasar negara Indonesia. Sebagaian masyarakat menganggap bahwa
pancasila hanya sebagai simbol negara dan melupakan nilai – nilai
filosofis yang terkandung di dalamnya . Padahal pancasila sebagai
dasar negara , sumber segala hokum dan perundang – undangan
adalah pandangan hidup untuk bangsa Indonesia .

Lunturnya nilai – nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara akibat dari tidak satunya kata dan perbuatan para pemimpin bangsa .
Pancasila hanya sebagai slogan di bibir para pemimpin , tetapi berbagai tindak dan
perilaku tidak sesuai dengan nilai – nilai pancasila . lunturnya nilai – nilai pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara akibat dari tidak satunya
kata dan perbuatan para pemimpin bangsa . Pancasila hanya sebagai slogan di bibir para
pemimpin , tetapi berbagai tindak dan perilaku tidak sesuai dengan nilai – nilai
pancasila .


4. Peran Ulama atau Nahdlatul Ulama dalam
sejarah kelahiran Pancasila ?
Nahdlatul Ulama’ sebagai sebuah organisasi jamiyah lahir dari
wawasan keagamaan yang bertujuan memajukan faham Islam ahli
sunnah wal jama’ah aliran pemikiran Islam dibidang sosial

kemasyarakatan berlandasan pada prinsip-prinsip keagamaan yang
bercorak tasamuh (toleran) dan bersifat tawasud (moderat).
Peran NU dalam pembentukan Negara Republik Indonesia, berperan
penting dan tercermin dalam gerakan Nahdatul Waton sebelum NU lahir,
Nahdatul Waton sendiri bertujuan untuk menanamkan masyarakat

Indonesia supaya tumbuh jiwa – jiwa nasionalismenya.

Nahdatul Waton berdiri pada 1916 yang didirikan oleh Wahab

Hasbuloh di Surabaya,. Baru pada tahun 1926 dimana pada tahun itu
Nu lahir, perjuangan NU terhadap pengusiran penjajah terejawantahkan
dalam perlawanan-perlawanan terhadap colonial Belanda mengenai

hukum keagamaan yang terintervensi oleh Belanda. Perjuangan
pengusiran Belanda tidak hanya sampai disitu diempat tahun kelahiran

NU, NU berani menentang kebijakan colonial Belanda yang melarang
peredaran buku-buku di dalam pondok pesantren dan madrasah serta
menyanyikan lagu kebangsaan di akhir kegiatan belajar mengajar.