PROSUDUR ANALISIS ISI program televisi

Aula 3
ANALISA ISI
23 Fevereiru 2011

PROSUDUR ANALISIS ISI
Prosudur analisis isi Menurut Asa Burger (2000:184) terdiri dari:
1. Memutuskan keinginan untuk menemukan sesuatu dan menawarkan hipotesis.
Mengetahui sesuatu yang diharapkan atas pesan media.
2. Menjelaskan pesan media yang akan diteliti dan menjelaskan alasan riset
dilakukan.
3. Memberikan definisi operasional dari topik yang akan diteliti. Jika akan meneliti
kekerasan, peneliti harus mendefinisikannya dengan jelas.
4. Menjelaskan cara mengambil sample dari populasi pesan media.
5. Menjelaskan unit analisis dalam riset yang dilakukan.
6. Menjelaskan system klasifikasi atau system kategori untuk mengkoding materi
teks. Hal yang harus diingat adalah bahwa kategori haruslah eksklusif dan
meliputi keseluruhan teks.
7. Menentukan system pengkodingan.
8. Menguji reliabilitas antar peneliti. Pada tahap ini pelatihan dan praktek untuk para
peneliti sangatlah penting untuk memahami definisi operasional dan panduan
mengkoding.

9. Menganalisis teks dengan system kode yang telah dibuat.
10. Mempresentasikan hasil temuan riset dengan menggunakan data kuantitatif yang
telah didapat dari analisis isi.
11. Menginterpretasi hasil riset dengan menggunakan data numeric dan materi lain
yang sesuai dengan riset kita.
Prosusur analisis isi menurut Wisnu Martha Adiputra:
1). Perumusan Masalah
Analisis isi dimulai dengan rumusan masalah penelitian yang spesifik sehingga
tidak membingungkan pembaca, atau pengkoder. Misalnya “Bagaimana muatan nilainilai kekerasan di film anak-anak”?
2). Pemilihan Media (Sumber Data) dan Sampling
Peneliti harus menentukan sumber data yang relevan dengan masalah peneilitan.
Sebuah observasi yang mendalam terhadap kepustakaan dan media massa seringkali
membantu penentuan sumber data yang relevan. Penentuan periode waktu dan jumlah
media yang diteliti (sample), bila jumlahnya berlebihan, juga penting untuk ditentukan
pada tahap ini. Sampling dalam riset analisis isi sebenarnya sama dengan sampling dalam
metode riset yang lain.
3). Definisi Operasional
Langkah yang penting pada tahap ini adalah memilih unit analisis pada level kata
atau media secara keseluruhan. Pemilihan unit analisis dilakukan berdasarkan topik yang
telah ditentukan sebelumnya. Riset pendahuluan terhadap media dalam bentuk riset

sederhana akan memberikan gambaran kategori yang mungkin dipakai untuk menyususn
kode. Biasanya peneliti mengadakan eksperimen dengan beberapa sistem kategori

sebelum mengembangkan seperangkat kategori baku yang akan dipakai untuk
mengklasifikasikan data. Kategori-kategori tersebut harus ditentukan secara rinci
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi perbedaan dalam penentuan klasifikasi data
oleh coder yang berbeda.
Sebuah definisi operasional menunjukkan bagaimana peneliti akan mengukur
sesuatu dan menjelaskan bagaimana peneliti menginterpretasikan sebuah konsep.
Permasalah dalam menjelaskan sebuah definisi operasional dalam analisis isi sangatlah
sulit dan menjadi titik kelemahan dalam riset analisis isi.
Kategori dalam definisi operasional haruslah tepat. Peneliti harus mendefinisikan
konsep yang berlaku hanya pada satu kategori. Jika peneliti mendefinisikan sebuah
konsep terlalu sempit atau terlalu luas, maka ia akan mendapatkan masalah. Jika definisi
operasional terlalu luas, peneliti lain akan berpendapat pengukuran yang dilakukan tidak
reliable karena berkaitan dengan banyak hal. Sebaliknya, apabila definisi yang dipakai
terlalu sempit, peneliti lain akan mengatakan bahwa peneliti mengabaikan banyak hal.
4) Pelatihan penyusunan kode dan mengecek reliabilitas.
Mereka yang mengkode (koder) isi pesan ke dalam berbagai kategori haruslah
dilatih untuk mengenali ciri-ciri utama kategori. Idealnya, dua atau lebih koder meneliti

secara terpisah dan reliabilitasnya dicek dengan cara membandingkan satu demi satu
kategori. Cara paling sederhana untuk menghitung reliabilitas antara dua orang koder
adalah dengan menghitung koefisien reliabilitas dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah unit dalam kategori yang sama
Koefisien Reliabilitas=
Jumlah total unit-unit yang dikode
Pada dasarnya tidak ada ketentuan untuk ambang penerimaan koefisien
reliabilitas. Yang jelas semakin tinggi koefisien reliabilitas akan semakin baik. Koefisien
reliabilitas yang dapat diterima biasanya adalah 90% (Berger, 2000:183). Jika koefisien
reliabilitas tidak sampai 90% maka definisi operasional perlu dibuat lebih spesifik lagi.
Terkadang, masalahnya adalah dua atau tiga kategori sedemikian miripnya sehingga
pengkoder sulit untuk membedakannya. Hal ini dapat diatasi dengan menggabungkan
berbagai kategori yang tumpang tindih tersebut ke dalam satu kategori saja.
Analisis Data dan Penulisan Laporan
Data kuantitatif yang diperoleh dengan analisis dapat dianalisis dengan teknikteknik statistik yang baku. Sementara itu penulisan laporan dapat menggunakan format
akademis yang cenderung baku dan menggunakan prosudur yang ketat atau dengan
menggunaan teknik pelaporan versi media massa atau buku-buku yang dikonsumsi
masyarakat awam.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN ANALISIS ISI
Kelebihan:

Pertama, analisis isi menggunakan media, bukan manusia. Peneliti tidak dapat
mengintervensi objek yang diteliti. Ini berbeda dengan metode riset yang lain, misalnya
wawancara dan observasi partisipan.
Kedua riset analisis isi berbiaya lebih murah dibanding dengan metode penelitian
yang lain dan sumber data lebih mudah diperoleh.

Ketiga, analisis isi dapat digunakan ketika penelitian survey tidak dapat
dilakukan, misalnya penelitian mengenai konflik politik di Cina setelah kematian Mao
Tse-Tung. Ini tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan metode survey, karena
orang-orang Cina takut diwawancarai. Maka dipakailah metode analisis isi terhadap
empat puluh berita kematian yang dikirim kepada Komite Sentral Partai Komunis Cina
oleh 11 wakil militer, 3 wakil kota besar, dan 26 wakil propinsi.
Keempat, Analisis isi langsung melihat pada bentuk komunikasi melalui teks atau
transkrip, dan dapat langsung mengetahui interaksi sosial, dapat dioperasikan secara
kuantitatif atau pun kualitatif, menyediakan pemahaman historis dan cultural yang
bernilai melalui analisis isi, dan menyediakan pemahaman ke dalam hal yang kompleks
atas pemikiran dan penggunaan bahasa.
Kekurangan
Pertama, penelitian analisis isi kesulitan menentukan sumber data yang memuat
pesan-pesan yang relevan dengan permasalah penelitian. Ini terjadi karena topik masalah

tidak muncul secara teratur di media massa.
Kedua, analisis isi tidak dapat dipakai untuk menguji hubungan antar variabel,
tetapi hanya melihat kecenderungan. Analisis isi harus dikombinasikan dengan metode
penelitian lain untuk dapat menunjukkan sebab akibat.
Ketiga, penelitian analisis isi bisa menghabiskan waktu yang sangat banyak, ini
terjadi bila yang diteliti meliputi teks yang meliputi dimensi yang luas dan waktu
panjang.
Dili, 23 Fevereiru 2011
D. Dwikori Sitaresmi, M.A.
Materi ini disarikan dari :
Narendra, Pitra. (2008). Metodologi Riset Komunikasi, Panduan Untuk Melaksanakan
Penelititan Komunikasi. Yogyakarta: BPPI Yogyakarta dan Pusat Kajian Media
dan Budaya Populer.
Catatan:
Khusus diselenggarakan untuk kepentingan perkuliahan di Jurusan Ilmu
Komunikasi Sosial, FISIP, Universidade Nasional Timor Lorosae.