203 P ELUANGP EREMPUANS EBAGAIP OLITISI

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

PELUANG PEREMPUAN SEBAGAI POLITISI
BARRIERS TO WOMEN IN THE FIELD OF POLITICAL
A. Misbahruddin
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Banjarmasin
Jl. Yos Sudarso No. 29 Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Telp. (0511) 3353849
Email: [email protected]
diterima: 16 Desember 2014 | direvisi: 5 Januari 2015 | disetujui: 19 Januari 2015

ABSTRACT
Research opportunities for women as politicians do in South Kalimantan Province. The purpose of research
to determine the opportunities of women as politicians wrestle in the political world. This study used a
descriptive method, with the location determined purposively, in South Kalimantan: the city of Banjarmasin
and Banjarbaru, Batola District, Kabupaten Banjar, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Kotabaru District.
Respondents determined stratifiel random sampling, sampling as many as 278 people, the details of the number
of respondents according to the percentage of the population of the city / county respectively. The results
showed the opportunities of women as politicians constrained various obstacles, this is such a factor as the
data findings cultures, gender equality factor, low levels of education, the permission of the family, the support
material. However there are also respondents who think that women do not fit do the job of men, women are

weak creatures and women are not able to compete with men. Political Parties should motivate women to sit
as a legislative member.
Keywords : Opportunity, Women, Politicans, Barriers

ABSTRAK
Penelitian peluang perempuan sebagai politisi dilakukan di Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian
untuk mengetahui peluang perempuan sebagai politisi bergelut di dunia politik. Penelitian ini menggunakan
metode deskriftif, dengan lokasi ditentukan secara purposif, di Kalimantan Selatan: Kota Banjarmasin, Kota
Banjarbaru, Kabupaten Batola, Kabupatan Banjar, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, dan
Kabupaten Kotabaru. Responden ditentukan secara stratifiel random sampling, sampling sebanyak 278 orang,
rincian jumlah responden sesuai dengan persentasi jumlah penduduk kota/kabupaten masing-masing. Hasil
penelitian menunjukan peluang perempuan sebagai politisi terkendala berbagai hambatan, hal ini sebagaimana
data temuan seperti faktor kultur budaya, faktor kesetaraan gender, rendahnya tingkat pendidikan, izin dari
keluarga, dukungan materi. Namun demikian ada juga responden yang beranggapan bahwa perempuan tidak
cocok melakukan pekerjaan laki-laki, perempuan dianggap mahluk lemah serta perempuan tidak mampu
bersaing dengan laki-laki. Hendaknya Partai Politik memotivasi perempuan untuk duduk menjadi anggota
legislatif.
Kata Kunci : Peluang, Perempuan, Politisi, Hambatan

I.


kebijakan

PENDAHULUAN

di pemerintahan baik tingkat pusat

maupun daerah, desa sekalipun masih didominasi

Di Indonesia gambaran peran perempuan

kaum laki-laki. Namun demikian bukan berarti

dalam dunia politik secara statistik masih belum

tokoh politik perempuan dan pemimpin perempuan

menggembirakan, hal ini dapat dicermati dari hasil

di bidang pemerintahan tidak ada, hanya saja dari


Pemilu dari tahun ke tahun. Peran perempuan di

segi jumlahnya bisa dikatakan masih jauh dari

bidang politik termasuk pucuk pimpinan penentu

203

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

jumlah pemimpin dan tokoh politik laki-laki.

yang diisi oleh satu atau dua perwakilan

Sementara itu secara statistik jumlah penduduk

perempuan. Baik perempuan ataupun laki-laki


lebih banyak perempuan daripada laki-laki.

dalam prinsipnya langkah mereka menuju dunia

Perempuan merupakan sosok yang dianggap

politik hampir sama. Mereka membutuhkan partai

lemah karena memiliki beberapa perbedaan

politik sebagai kendaraan.

biologis, perbedaan itu yang membuat perempuan

Diberlakukannnya UU No 12 Tahun 2003 dan

dianggap sebagai makhluk yang tidak sempurna.

UU No 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum


Keterlibatan perempuan di dunia politik di

yang berisi tentang kewajiban setiap partai politik

Indonesia boleh dibilang dikatakan memang

untuk mencalonkan 30 % keterwakilan perempuan

terlambat, bila dilihat dari kacamata jender, hal ini

di parlemen. Penetapan target

tidak terlepas dari tipe perempuan dan politik.

sebesar 30 % bagi perempuan dalam pencalonnan

Adanya anggapan bahwa perempuan lebih cocok

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia dan


pada sktor rumah tangga sering dianggap sebagai

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada

salah satu sebab terlambatnya dan sedikitnya

Pemilu tahun 2004, 2009 dan 2014 merupakan

perempuan yang berkecimpung di dunia politik,

suatu keharusan yang harus dipenuhi oleh setiap

sedangkan dunia politik identik dengan dunia yang

partai politik peserta pemilihan umum.

keras, penuh persaingan, membutuhkan pemikiran

globalisasi sekarang ini seharusnya sudah tidak


yang rasionalisme.

ada lagi ketimpangan dan ketidakadilan gender

keterwakilan

Di era

Pada era reformasi seperti sekarang ini peran,

antara laki-laki dan perempuan, yang ada adalah

fungsi dan kedudukan perempuan mendapatkan

kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.

peluang yang besar untuk dapat berkarya dalam

Kebijakan


segala aspek kehidupan, seperti yang tertuang

perhatian dan orientasi politik perempun terutama

dalam Pasal 27 ayat 1 dan 2 UUD 1945, walaupun

di daerah masih bisa dianggap kurang. Memang

sejumlah

dalam

hambatan

struktural

maupun

non


ini

berusaha

pelaksanaannyaa

dipenuhi

menuai

walaupun

berbagai

struktural masih sering dijumpai, Kiprah adalah

hambatan, seperti hambatan sosial, ekonomi, juga

bentuk


didalamnya

hambatan politik Hambatan –hambatan tersebut

mengandung semangat tinggi. Dalam politik

bisa dilalui bila ada usaha dan kemauan untuk

berarti partisipasi yang tinggi terhadap bidang

mengatasinya.

partisipasi

dimana

politik. Keterlibatan perempuan di ranah politik

Beranjak dari latar belakang tersebut maka


memiliki makna bahwa perempuan berpartisipasi

permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana

aktif dalam kegiatan-kegiatan politik. Dalam

hambatan perempuan di ranah politik ? Tujuan

penelitian ini erat kaitannya dominasi laki-laki

penelitian untuk memberikan penggambaran hal-

dengan

Partai

hal yang menjadi hambatan bagi perempuan di

politik adalah salah satu wadah bagi setiap politisi

ranah politik. Hasil penelitian diharapkan dapat

untuk melangkah. Didalam partai politik dominasi

bermanfaat pada partai politik untuk merekrut

laki-laki dapat ditemui pada kepengurusan inti

perempuan yang akan terjun di dunia politik dan

tersubordinasinya

perempuan.

204

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

bermanfaat pula bagi Kementerian Komunikasi

jaminan sosial dan sebagainya. Tokoh dan karya

Informatika (Kemkominfo) RI, khusunya Dirjen

feminisme liberal adalah Alison Jaggar, Mary

IKP (Informasi dan Kebijakan Publik) dalam

Wollstonecraf, John Stuart Mill, Harlet Taylor,

meningkatkan

Angela Davis, dan Anne Phillips.

desiminasi

informasi tentang

keterlibatan perempuan dalam dunia politik.

Ada tiga hal utama yang diangkat oleh Philips

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan

dalam persoalan feminis politik, dua diantaranya

Feminisme Liberal sebagai Standing Position yang

telah menjadi problema krusial pada tahun 1970-an

akan dipakai oleh peneliti.

Feminisme Liberal

dan tema yang terakhir merupakan problema yang

memperjungkan hak asasi manusia yang selama ini

terjadi masa ini. Tema yang pertama adalah

perempuan

hak-haknya

pemisahan antara ruang publik dan privat, yang

secara penuh karena lebih memprioritaskan kaum

kedua adalah kesalahan definisi politik seperti

laki-laki. Padahal mereka sebagai makhluk sosial

yang telah terjadi pada lapisan masyarakat selama

yang

ini, Kedua hal ini diperkenalkan sebagai jalan

kurang

mempunyai

mendapatkan

kedudukan

yang

sama.

Feminisme liberal berpendapat bahwa selama ini

untuk memahami

perempuan tidak terwakili sama sekali, tidak

posisi kewarganegaraan yang penuh.

diikutsertakan dalam semua aspek kehidupan

Philips melihat bahwa perempuan itu dibatasi

(Nugroho 2011).
Feminisme

pengeluaran perempuan dari

pada hal yang privat, pada lapisan domestik dengan
liberal

pada

umumnya

kewajiban yang mereka miliki untuk mengurus

menjunjung tinggi nilai otonomi, persamaan dan

anak, mengurus rumah, dan secara konseptual

nilai moral serta kebebasan individu. Namun, pada

perempuan dibatasi dengan sebuah pendapat yang

saat yang sama dianggap mendiskriminasikan

kuat sehingga perempuan hanya dapat diterima

perempuan. (Fakih 1996).

dalam kapasitasnya sebagai istri ataupun ibu dan

Feminisme Liberal, melihat bahwa hakekat

tidak beraktivitas dalam hal lainnya. Perempuan

manusia terletak pada kesadaran, keunikan pada

telah diasosiasikan dengan dunia privat, sedangkan

setiap individu, dan untuk menjadi bebas manusia

laki–laki diasosiasikan dengan dunia publik yakni

harus menggunakan rasio karena rasionalitas

politik dan dunia kerja, pemisahan seperti ini telah

sangat

kebebasan.

terjadi sejak lama dan membuat perempuan

Penalaran rasio penting untuk mengerti prinsip–

memiliki prospek yang kecil untuk mengambil

prinsip moralitas yang dapat menjamin otonomi

tempat layaknya laki–laki sebagai warganegara

manusia dan dapat menjadi bebas. Beberapa tokoh

yang utuh dan memiliki hak yang sama (Sastriyani

feminisme liberal menekankan persamaan pada

2009).

penting

untuk

mencapai

kesempatan pendidikan (Wollctonecraft) dan juga
mementingkan

terpuaskannya

Menurut Philips, memenangkan hak suara

dan

dalam politik saja tidak cukup untuk membuat

happiness (Mill dan Taylor). Perempuan juga harus

perempuan mencapai persamaan seperti yang

sadar sebagai makhluk rasional yang mempunyai

didapatkan laki–laki, tetapi dibutuhkan hal–hal

hak sipil, ekonomi, benefit dari publik seperti

yang lebih fundamental untuk dapat melakukan

pleasure

205

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

verifikasi pada pembagian ruang antara publik dan

mempersiapkan ketika pada akhirnya dipaksa

privat yang pada akhirnya akan menghancurkan

untuk mengakui bahwa

asosiasi yang terjadi pada gender. Dalam dunia

membagi. Keterlibatan perempuan dalam proses

politik sendiri sebenarnya perempuan sudah berada

politik formal telah mengalami perkembangan

dalam status yang terpinggirkan. Bahkan menurut

positif selama tiga tahun terakhir di banyak negara.

Philips, dalam dunia politik perempuan telah

Sayangnya, pemilu 1999 yang dianggap paling

dikeluarkan, ditiadakan dalam dunia serta aktivitas

demokratis pun, tidak mendorong perkembangan

politik. Perempuan telah ditiadakan sejak politik

yang serupa di Indonesia.

kelas tidak

hanya

pertama kali didefinisikan. Politik diterima dan

Perempuan Indonesia masih belum terwakili

dirasakan pada ruang yang sangat sempit dan

secara signifikan di lembaga politik formal, bahkan

diwakili oleh satu term saja yakni maskulin.

terjadi penurunan jumlah wakil perempuan di DPR
dari Pemilu sebelumnya (lihat “Data dan Fakta:

Menurut Philips, untuk menghadapi tantangan
politik

perempuan

representasi

yang

berada

memberikan

dua

di

bawah

Keterwakilan Perempuan Indonesia di Partai

keuntungan.

Politik dan Lembaga Legislatif 1999-2001”)

Pertama, persoalan gender dalam politik secara

Menyikapi kondisi ini, Centre for

diartikan

Reform (CETRO), Kaukus Perempuan Politik

ke

sebuah

ekskusivitas

dengan

Electoral

menjadikan banyak perempuan untuk masuk dalam

Indonesia (KPPI) dan

dunia politik.

Parlemen Indonesia memberikan beberapa catatan

Hal ini mendorong adanya arah yang berfokus

Kaukus Perempuan

kritis tentang peranan perempuan Indonesia dalam

pada hal–hal yang termasuk dalam politik seolah–

politik formal 1999-2001:

olah seluruhnya terpisah dari ekonomi sosial,

1.

Belum adanya jumlah perempuan yang

sebagai mana adanya pengabaian perbedaan atau

signifikan baik yang duduk sebagai pengurus

peningkatan proporsi perempuan dalam politik.

partai politik maupun yang berada dalam

Keuntungan

DPR.

kedua,

sebagai

kritik

terhadap

kesalahan netralitas dan kesalahan imparsialitas,

2.

Politik adalah saluran terpenting yang menjadi

kemudian merujuk pada suatu hal yang lebih

penghubung rakyat dan negara, dan DPR

umum

adalah lembaga legislatif yang menentukan

yaitu

politics

of

gender

yang

menghubungkan hierarki ras dan etnis.

arah kebijakan negara. Sehingga aspirasi lebih

Hasil yang diperluas oleh feminis politik
disamping

memberikan

keuntungan

dari 50% rakyat Indonesia yang nota bene

juga

adalah perempuan tidak tercermin dalam

memberikan resiko. Menurut Philips, salah satu

setiap proses pengambilan keputusan penting

resikonya adalah penempatan gender sebagai

dalam kehidupan bernegara.

perpanjangan dari perbedaan (gender, seksualitas,

3.

Partai politik, pemerintah dan lembaga

ras, etnis, agama), hal ini sangat mengganggu

perwakilan rakyat sangat didominasi

sekaligus mengingatkan daftar panjang pejuang

laki-laki,

kelas

aspirasi, serta prioritas mereka menentukan

sosial

lama

yang

digunakan

untuk

206

sehingga

nilai,

oleh

kepentingan,

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

4.

agenda politik dan terlalu mendominasi proses

pemerintah. Budiardjo (1996) mengatakan, bahwa

politik saat ini. Padahal perempuan memiliki

partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau

nilai, kepentingan, kebutuhan dan aspirasi

sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif

yang berbeda dengan laki-laki. Dan perbedaan

dalam kehidupan politik dengan jalan memilih

ini sangat penting untuk dapat terwakili dalam

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak

lembaga

langsung mempengaruhi kebijakan Pemerintah

politik,

untuk

memberikan

perubahan terhadap proses politik ke arah

(public

yang lebih demokratis.

mengemukakan

Pemilu yang dianggap demokratispun belum

merupakan usaha terorganisir oleh para warga

cukup untuk meningkatkan keterwakilan

Negara

perempuan di parlemen. Sebuah mekanisme

mereka dan mempengaruhi bentuk dan jalannya

yang strategis dan transparan perlu diterapkan

kebijaksanaan umum.

untuk membuka kesempatan bagi perempuan

mengemukakan

bahwa

pendekatan

karena konstruksi sosial kita yang membuat

2006).

perempuan yang terjun di

bertujuan

Metode Survei dimaksudkan untuk

berdasarkan data yang dihimpun melalui kuesioner

utama yang paling menentukan adalah
subordinasi

yang

mendiskripsikan secara sistematik masalah ini

dunia politik ini disebabkan oleh banyak faktor.
pandangan

kuantitatif

yang hasilnya dapat digeneralisasikan. (Kriyantono

secara aktif dalam politik.

kuatnya

pemimpin-pemimpin

mendiskripsikan atau menjelaskan suatu fenomena

perempuan tidak memungkinkan untuk berperan

Faktor

politik

Penelitian menggunakan metode survei dengan

hambatan bagi perempuan masuk ke dunia politik

Sedikit jumlah

memilih

partisipasi

(2001)

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

secara lebih leluasa.
(2001)

untuk

bahwa

Maran

II. METODE PENELITIAN

agar dapat memasuki arena politik formal
Gaffar

Selanjutnya,

policy).

kepada responden.

terhadap
B.

perempuan. Perempuan diragukan kemampuannya
ketika harus memegang jabatan-jabatan politik. Di

Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dilakukan di 6 (enam)

samping itu, masyarakat memandang dunia politik

kabupaten/kota

sebagai dunia yang penuh dengan "kekerasan",

penentuan

sebagai arena stuggle of power. Akibatnya, banyak

pertimbangan, bahwa wilayah yang diteliti yang

yang menganggap dunia politik adalah dunia laki-

melibatkan caleg tentang keterwakilan perempuan

laki (Usman 1998)

kelegislatif, yang cenderung tinggi dari beberapa

Huntington

dan

kabupaten/kota dilakukan dengan

(1994)

daerah mulai dari Kabupaten Barito Kuala, 49 %,

mengemukakan, bahwa keterlibatan dalam politik

Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu, 40 %,

adalah sebagai kegiatan warga negara preman

Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru 39 %

(private

dan Kota Banjarmasin 39 %.

citizen)

mempengaruhi

yang

pengambilan

Nelson

Provinsi Kalimantan selatan,

bertujuan
keputusan

untuk
oleh

207

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

Tabel 1. Populasi di Lokasi Penelitian
Table 1. Population in Research Area
Lokasi Penelitian
(Research Location)

Jumlah Penduduk
(Total Population)

Kota Banjarmasin

648,029

Kota Banjarbaru

214,287

Kabupaten Tanah Laut

308,818

Kabupaten Barito Kuala

286,075

Kabupaten Kotabaru

303,459

Kabupaten Tanah Bumbu

295,583

TOTAL

2,056,251

Sumber : BPS Kalimantan Selatan
Source : South Kalimantan Central of Statistics Agency
diambil dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan

C. Populasi dan Sampel

2012.

Berdasarkan teknik penelitian lokasi tersebut,

Adapun distribusi responden penelitian untuk

maka terpilih kota/kabupaten sebagai lokasi

masing-masing kota/kabupaten dilakukan secara

penelitian yang tersebar di dua kota dan 4

proporsional yaitu sesuai dengan persentasi jumlah

kabupaten di Kalimantan Selatan dengan jumlah

penduduk kota/kabupaten dibagi total jumlah

populasi (penduduk) sebanyak 2.056.206 jiwa,

populasi (6 kota/kabupaten) dikali 100, untuk lebih

rincian lokasi penelitian terangkum pada tabel 1.

jelas dapat dilihat pada tabel 2.

Data yang dapat merepresentasi populasi

Distribusi

diseluruh lokasi penelitian dapat dilihat pada
sampel,

maka

teknik

pengambilan

diambil dua kecamatan terpilih masing-masing
kecamatan diambil dua kelurahan/desa pada

diperlukan supaya heterogenitas dari populasi
bisa

tercermin

dalam

ditiap-tiap

kota/kabupaten dilakukan secara proporsional,

sampel

memakai stratifikasi random sampling. Stratifikasi
diharapkan

responden

masing-masing

sampel.

kecamatan

terpilih,

yang

ditentukan secara sistematic random sampling.

Karaktirestik dasar populasi yang dijadikan acuan

Satu kelurahan diambil satu RW, satu RW terpilih

penentuan sampel stratifikasi, diantaranya yaitu

diambil dua RT. Distribusi responden pada tingkat

proporsi persebaran penduduk dilokasi penelitian,

rumah tangga disetiap lokasi RT terpilih dilakukan

sesuai data jumlah penduduk pada 6 lokasi

secara random interval.

penelitian yang terpilih yaitu 2.056.206 yang

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Lokasi Penelitian
Table 2. Distribution of Respondent based on Research Location
Persentase Populasi
Lokasi Penelitian
Jumlah Penduduk
(Population
(Research Location)
(Total Population)
Percentage)
Kota Banjarmasin
648,029
31.52

Jumlah Responden
(Total Responden)
e=6%
87,61328

87

Kota Banjarbaru

214,287

15.02

28,9716866

29

Kabupaten Tanah Laut

308,818

13.91

41,7523196

42

208

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

Tabel 2. Lanjutan
Table 2. Continued

Kabupaten Barito Kuala

286,075

Persentase Populasi
(Population
Percentage)
14.76

Kabupaten Kotabaru

303,459

10.42

41,027796

41

Kabupaten Tanah Bumbu

295,583

14.37

39,9568566

40

2,056,251

100.00

278

278

Lokasi Penelitian
(Research Location)

Jumlah Penduduk
(Total Population)

TOTAL

diperoleh

D. Teknik Pengumpulan Data
Disamping

mengumpulkan

data

Jumlah Responden
(Total Responden)
e=6%
38,677445
39

merupakan hasil pengamatan dan

pengetahuan warga masyarakat terhadap peluang

primer

perempuan menjadi politisi. Berdasarkan hasil

melalui kuesioner dan data pendukung berupa

penelitian ditemukan responden terdiri dari laki –

wawancara mendalam, juga mengumpulkan data

laki sebanyak 179 responden atau 64,20 %,

sekunder melalui catatan atau data pendukung yang

perempuan 99 responden atau 35,80 % dan sebagian

dihimpun peneliti di lapangan.

besar responden telah menikah 193 responden atau
E. Pengolahan Data

74,00 %, yang belum menikah 74 responden atau
28,00 %, berstatus duda

Pengolahan data dan analisa data dilakukan

sebanyak 3 responden

mengedit,

atau 1,00 % dan yang berstatus janda mencapai 8

mengkoding serta tabulasi (entry data) dan validasi

responden atau 2,00 %. Kemudian usia terbanyak

data. Data yang sudah di-entry kemudian dianalisis.

antara 35 – 40 tahun berjumlah 59 responden atau

melalui

beberapa

langkah,

yaitu

1,02 %, tingkat pendidikan didominasi lulusan

III. HASIL PENELITIAN

SLTA/sederajat 167 responden atau 60,00 %,
berikutnya S1 37 responden atau 13,20 %, diploma

Dijelaskan sebelumnya bahwa responden

34 responden atau 12,20 %.

adalah warga masyarakat yang berusia 17 tahun ke
atas atau sudah menikah, sehingga data yang

Tabel 3. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten / Kota di Kalsel Menurut Jenis Kelamin
Table 3. Distribution of Respondent based on Research Location
Lokasi Penelitian
Perempuan
Laki-Laki
(Women)
(Man)
(Research Location)

Total

Kota Banjarmasin

10

35

45

Kota Banjarbaru

6

24

30

Kabupaten Banjar

8

37

45

Kabupaten Barito Kuala

4

31

35

Kabupaten Kotabaru

8

28

36

Kabupaten Tanah Bumbu

7

28

35

27

30

29

35

Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Tanah Laut

3
6

209

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

Tabel 3. Lanjutan
Table 3. Continued
Lokasi Penelitian
(Research Location)

Perempuan
(Women)

Laki-Laki
(Man)

Total

Kabupaten Hulu Sungai Tengah

4

26

30

Kabupaten Hulu Utara

4

26

30

Kabupaten Balangan

3

22

25

Kabupaten Tabalong

5

25

30

68

338

406

TOTAL

Kabupaten Kotabaru laki-laki sebanyak 28 orang

Tingkat pekerjaan terbanyak adalah Pegawai
Swasta

56

responden

dan perempuan sebanyak 8 orang.

atau 20,21 %, PNS

Memperhatikan tabel 4

mencapai 50 responden atau 17,90 %, jenis
pekerjaan yang paling sedikit
DPRD mencapai

penghambat perempuan di ranah politik di daerah

adalah anggota

4 responden atau 1,40

terkait faktor

Kalimantan

%.

Selatan

diperoleh

temuan

yang

Berdasarkan data keterlibatan perempuan duduk

dominan yaitu faktor kultur budaya mengharuskan

sebagai anggota DPRD periode tahun 2014-2019

wanita mengurus anak/rumah tangga ini ditegaskan

untuk kota/kabupaten di Kalimantan Selatan

sebanyak 131 responden atau 47, 1 %. Kedua

diperoleh gambaran sebagaimana pada tabel 3.

faktor keseteraan gender dan keadilan yg masih

Merujuk temuan jumlah anggota DPRD Kab/

rendah serta

rendahnya tingkat pendidikan

Kota di Kalimantan selatan 2014 menurut jenis

masing-masing

kelamin, yang cukup dominan adalah

responden atau 15,2 %.

Kota

Banjarmasin laki-laki 35 orang perempuan 10

dinyatakan

Selanjutnya faktor

sebanyak

42

izin dari keluarga

orang, Kabupaten Batola laki-laki sebanyak 31

ditegaskan sebanyak 35 responden atau 12,5 % dan

orang , perempuan sebanyak 4 orang. Kemudian

berikut faktor materi dan uang dinyatakan

28

respoden atau 10,0 %.
Tabel 4. Faktor Terhambatnya Perempuan Berkiprah di Dunia Politik
Table 4. Distribution of Respondent based on Research Location
Kabupaten / Kota
(Regency / City)

Faktor
(Factor)

F
Bjm

Tala

Batola

Kobar

Bjb

Tanbu

Banjar

%

Kultur
budaya,
mengharuskan
wanita
mengurus
anak/rumah
tangga

42

10

21

15

11

11

21

131

47,12

Kesetaraan jender dan
keadilan yang masih rendah

4

13

2

8

1

3

11

42

15,11

Rendahnya pendidikan

8

1

3

5

5

8

12

42

15,11

Izin dari keluarga

10

3

5

3

2

5

7

35

12,59

Materi dan uang

5

7

0

1

4

5

6

28

10,07

210

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

Tabel 5. Hambatan Perempuan Di Ranah Politiki Dari Aspek Budaya
Table 5.

Kabupaten / Kota
(Regency / City)

Faktor
(Factor)

Banjar

Tala

Batola

Perempuan tdk cocok
melakukan pkerjaan lakilaki

16

22

8

10

5

2

10

73

26.26

Dianggap mahluk lemah
tdk mampu bkerja sperti
laki-laki

44

8

22

18

13

20

31

156

56.12

Banyak
mengalami
diskriminasi, sbab tdk
mampu bersaing dgn lakilaki

9

4

1

4

5

10

16

49

17.63

tabel 5

diungkapkan terhambatnya

difference sebagai kriteria yang membedakan porsi

perempuan di Kalimantan Selatan menjadi politisi

laki–laki dan perempuan dalam politik.

di lihat dari aspek budaya diperoleh data sebagai
berikut.

Pertama

Bjb

%

Bjm

Pada

Kobar

F

Tan
bu

Phillips memiliki dua pandangan terhadap

perempuan dianggap mahluk

feminisme politik, yang pertama adalah pemisahan

lemah tidak mampu bekerja seperti laki-laki,

antara ruang publik dan privat dan yang kedua

dinyatakan 156 responden atau 56,1 %. Kedua

adalah kesalahan definisi politik, seperti yang telah

adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa

terjadi dalam masyarakat saat ini. Phillips melihat

perempuan tidak cocok melakukan pekerjaan laki-

bahwa perempuan itu dibatasi pada hal yang privat,

laki ditegaskan sebanyak 73 responden atau 26,2 %.

pada lapisan domestik, sesuai dengan kewajiban

Kemudian

banyak

yang mereka miliki seperti mengurus anak,

mengalami diskriminasi., sebab tidak mampu

mengurus rumah tangga. Perempuan dibatasi

bersaing dengan laki-laki, dinyatakan sebanyak 40

dengan sebuah anggapan, pendapat, maupun

responden atau 17,1 %.

kebudayaan yang kuat, sehingga perempuan hanya

hambatan

perempuan

bertugas sebagai istri, sebagai ibu yang mengurus

IV. PEMBAHASAN

suami dan anak–anaknya. Perempuan juga tidak

Feminisme politik dipakai untuk menjelaskan

diberi

persoalan yang menyangkut hubungan antara

kebebasan

untuk

melakukan

aktivitas

lainnya.

perempuan dan politik. Pendekatan feminis politik

Perempuan telah diasosiasikan dengan yang

tidak jauh berbeda dengan teori politik lainnya,

privat yaitu mengurus rumah tangga dan laki–laki

namun yang menjadi keunggulan dalam teori ini

diasosiasikan

adalah kemampuannya untuk menghasilkan sebuah

berkecimpung di dunia kerja termasuk politik.

sistem politik yang adil, tidak hanya bagi

Pemisahan yang privat dan yang publik tersebut

perempuan tapi untuk semua warga negara.

menyebabkan perempuan memiliki prospek yang

Feminisme politik juga tidak menggunakan sexual

kecil untuk menjadi sama dengan laki–laki atau

211

dengan

yang

publik

yaitu

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

minimal mengambil tempat layaknya laki–laki,

% dan perempuan banyak mengalami diskriminasi

sebagai warga negara yang utuh dan memiliki hak

sebab tidak mampu bersaing dengan laki-laki,

yang sama dalam negara. Tidak hanya dalam

mencapai 17,1 %.

lingkungan politik saja, dalam kehidupan sehari–

Sementara itu berdasarkan hasil wawancara

hari pun masih banyak kesulitan bagi perempuan

dengan beberapa nara sumber terkait keterlibatan

untuk mendapatkan akses, mendapatkan hak yang

perempuan berkiprah di dunia politik, antara lain:

sama dengan laki–laki.

-

Hal itu merupakan

Wiwin Darimi, dosen Stikes Darul Asyar

hambatan bagi perempuan untuk maju. Hal itu sulit

Kabupaten Tanah Bumbu menyatakan bahwa

untuk dihilangkan karena adanya budaya yang

tugas perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

sudah ditanamkan

harus pintar membagi waktu dan kalau sampai

sejak

kecil

yaitu bahwa

perempuan hanya bertugas di sektor privat seperti

tidak

ibu rumah tangga, sementara laki–laki boleh bekerja

menerapkan kedisiplin serta pembagian waktu

di sektor publik.

dalam mengatur segala kewajibannya dalam

Seperti

yang

dikatakan

Phillips

bahwa

bisa

membagi

waktu

sekaligus

rumah tangga maka konsekuensinya adalah

perempuan diasosiasikan sebagai hal yang privat

Rumah

dimana tugasnya hanya mengurus anak dan rumah

Fenomena demikian mengakibatkan banyak

tangga, istri tidak perlu bekerja di luar rumah karena

kalangan perempuan yang enggan bergabung

bekerja di luar rumah merupakan tugas laki–laki

di partai politik.

(ruang publik). Persoalan seperti ini memang sudah

-

Tangganya

akan

brantakan.

Fahriannoor dari kalangan akademisi Unlam

ada sejak lama dan merupakan persoalan feminisme

Banjarmasin

yang mungkin banyak diterapkan oleh sebagian

motivasi perempuan untuk aktif dalam dunia

besar masyarakat pada umumnya.

politik juga menjadi kendala, image politik

Hasil

temuan

penelitian

menggambarkan

dalam

yang

dunianya

menegaskan

perempuan

bahwa

ini

begitu

menurut responden sejumlah faktor yang cukup

mengakar dalam kehidupan sosial masyarakat

potensial menghambat polititi perempuan untuk

serta

terlibat di dunia perpolitikan, antara lain faktor

pendorong utama.

kultur budaya 47, 1 %, kesetaraan gender dan

-

faktor

budaya

patriarchi

adalah

Marlia Adriana, anggota DPRD Kabupaten

faktor rendahnya tingkat pendidikan sama –sama

Tanah Laut

sebanyak 15,2 %, faktor izin dari keluarga atau

perempuan

suami

mengalami hambatan dalam berkiprah di dunia

mencapai 12,5 % dan faktor dukungan

menyatakan bahwa
di

dunia

politik

kiprah
terkadang

materi atau uang. mencapai 10 %. Sementara itu

politik,

kalau dilihat hambatan dari aspek budaya, seperti

dukungan dari keluarga, lebih-lebih

perempuan dianggap mahluk lemah tidak mampu

suami,

bekerja seperti laki-laki mencapai 56,1 %, adanya

finansial atau materi untuk dapat melancarkan

anggapan masyarakat bahwa perempuan tidak

proses keterlibatan di dunia politik.

cocok melakukan pekerjaan laki-laki sebanyak 26,2

212

hal

ini

termasuk

disebabkan
minimnya

kurangnya
pihak

dukungan

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

-

Laila, Anggota DPRD dari Golongan Karya

bagi perempuan dan kadang kala perempuan

Kabupaten Barito Kuala

diabaikan dalam proses kaderisasi

bahwa seorang

yang berpendapat

perempuan

untuk duduk

dalam tubuh partai politik itu sendiri.

sebagai anggota DPRD atau anggota legislatif
seyogyanyalah

mendapat

suami, dukungan suami

-

-

dukungan

politik

-

dari

Susan LM Dosen Politeknik Kabupaten
Kotabaru yang menyatakan

tentunya sangat

bahwa

masih

kurangnya dukungan suara untuk perempuan

mutlak diperlukan, di samping itu seorang

di

politisi apakah itu perempuan maupun laki-laki

kalangan politisi perempuan duduk di badan

tentu memerlukan dukungan dana atau uang,

legislatif, hal ini dikarenakan posisi perempuan

apalagi

dalam partai politik masih dianggap kurang

seorang

perempuan

yang

tidak

partai

politik,

sehingga

menghambat

mempunyai pekerjaan atau pendapatan sendiri

penting dan masih

tentu harus rela mengorbankan biaya rumah

pengetahuan

tangganya dalam rangka mensosialisasikan diri

perempuan dalam dunia perpolitikkan.

ke masyarakat

meraih

Pembahasan ruang privat dan ruang publik

dukungan, simpatisan yang pada akhirnya

memberi pengaruh pada jalan perempuan untuk

memperoleh suara

untuk duduk sebagai

dapat berpartisipasi terhadap aktivitas yang terjadi

anggota legislatif. Itu semua tentunya harus

dalam ruang publik. Ruang publik merupakan

didukung dana yang cukup besar. Terkait

sebuah ruang lingkup yang luas dimana di dalamnya

masalah tersebut tentunya harus didukung oleh

berbagai macam aktivitas kehidupan terjadi, seperti

suami atau keluarga untuk memuluskan

politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ruang publik

maksud dan tujuan seorang politisi untuk

menjadi instrumen prasyarat bagi kebebasan politik

duduk sebagai anggota legislatif, kalau tidak

subjek. Perempuan yang tersisihkan dari dunia

mendapat

izin dan ditunjang materi dari

politik disebabkan oleh aturan yang sangat kuat

keluarga tentunya akan berpeluang menjadi

yang mengatur pembedaan antara yang privat dan

suatu hambatan.

yang publik. Pembedaan ini memotong akses

Risnawati

dari

yang

tujuannya

unsur

Partai

atau

kurangnya tingkat
kemampuan

politisi

Gerindra

perempuan ke ruang publik sehingga perempuan

Kabupaten Tanah Laut, menyatakan bahwa

ditekankan pada kewajiban–kewajiban di lingkup

hambatan tentang pengetahuan politik yaitu

privat. Pembedaan tersebut juga tidak lepas dari

kurangnya pengetahuan perempuan tentang

adanya sebagian besar masyarakat pada umumnya

dunia perpolitikkan itu sendiri, maka itu

yang masih menerapkan budaya patriarkhi. Adanya

kadang kala menjadi salah satu hambatan

budaya patriarkhi ini juga menyebabkan perempuan

seorang perempuan dalam berkarier di dunia

mempunyai tanggungjawab domestik yang sangat

politik.

banyak, sehingga membuat mereka sulit untuk

Fahriannoor dari kalangan akademisi Unlam

berpartisipasi dalam ruang publik.

Banjarmasin yang menegaskan bahwa partai

Dalam dunia politik, keterwakilan perempuan

politik kurang menyiapkan kader-kader politik

diharapkan dapat tercapai dengan baik karena

213

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

mereka dianggap lebih memahami keinginan

perempuan terlihat pasif, tidak banyak mengajukan

perempuan, sehingga perempuan yang duduk di

pendapat dan usulan, kurangnya keberanian untuk

parlemen diharapkan dapat menyampaikan aspirasi

menyampaikan

perempuan di luar sana, sehingga kebutuhan

pengetahuan bidang politik, sosial, dan ekonomi

perempuan yang sesungguhnya dapat tercapai.

yang menyebabkan anggota perempuan tidak

Namun

banyak berargumen dalam sidang.

kenyataannya,

perempuan

memiliki

pendapat

dan

minimnya

hambatan dalam menyampaikan aspirasi karena

Faktor yang kedua adalah pendidikan politik

mereka memiliki rasa kurang percaya diri untuk

yang dilakukan oleh partai politik tidak memilah

mengajukan gagasan atau pendapat. Terhambatnya

antara caleg perempuan dan laki–laki, padahal

perempuan

aspirasi

kebutuhan dan tantangan yang dihadapi antara caleg

disebabkan oleh anggota laki–laki yang bersikap

laki–laki dan perempuan sangatlah berbeda. Hal ini

sinis terhadap usulan yang diajukan oleh anggota

menyebabkan kebutuhan perempuan tidak dapat

perempuan dan usulan yang berkaitan dengan

terpenuhi karena partai tidak melihat berdasarkan

perempuan.

kualitas perempuan melainkan hanya sebagai syarat

dalam

menyampaikan

Dalam dunia politik, sebenarnya politik
memerlukan

unsur–unsur

membantu

Faktor yang ketiga adalah sikap anggota

menunjang agar politik dapat berjalan dengan

legislatif laki–laki yang sinis terhadap usulan

semestinya.

terdapat

program perempuan turut menghambat keberanian

kebebasan, komunikasi, tindakan, dan subjek

anggota legislatif perempuan untuk menyuarakan

politik. Semua unsur tersebut merupakan dimensi

kepentingan perempuan. Meskipun tidak semua

ruang publik, dimana dalam ruang publik unsur–

anggota legislatif laki–laki bersikap demikian, suara

unsur tersebut bisa berjalan. Agar dapat menjadi

sinis dan bernada mengejek tersebut membuat

subjek

seperti

anggota legislatif perempuan enggan mengajukan

kebebasan berargumen, menyuarakan pendapat,

usul, terutama yang berkaitan dengan persoalan

perlunya komunikasi, dan tindakan yang dilakukan.

perempuan.

Dalam

politik

politik

diperlukan

yang

agar dapat mengikuti Pemilu.

harus

kebebasan

Namun, jika salah satu unsur tersebut tidak bisa

Faktor yang keempat adalah kurangnya

berjalan dengan semestinya maka politik pun juga

kualitas dan kemampuan anggota perempuan dalam

tidak bisa bekerja.

menyampaikan gagasan. Selain itu, jumlah anggota

Ada beberapa hal yang menyebabkan anggota

perempuan terlampau kecil dibandingkan laki–laki,

perempuan tidak banyak berbicara dalam rapat

sehingga suara perempuan seakan tidak terdengar

keanggotaan. Pertama, melihat dari latar belakang

jika ada rapat anggota. Persoalan kualitas personal

pendidikannya, tidak terlalu banyak anggota

anggota legislatif perempuan dalam menyampaikan

perempuan yang latar belakang pendidikannya

usulan menjadi faktor penting yang menentukan

berkaitan langsung dengan tugas pokok dan fungsi

apakah anggota laki–laki akan mendukung usulan

mereka sebagai anggota DPRD, maka tidak heran

anggota perempuan atau tidak.

jika

dalam

sidang–sidang

DPRD

anggota

214

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

Faktor yang kelima adalah kurangnya rasa

diharuskan oleh pemerintah pun terasa kurang.

percaya diri pada anggota legislatif perempuan.

Bukan hanya kurang mencapai kuota tersebut tetapi

Dalam parlemen, dominasi anggota laki–laki

juga kurang efektifnya kuota tersebut karena

terlihat sangat mencolok. Mereka berani berbicara

perempuan yang sudah duduk di parlemen tidak

secara keras dan tegas, meskipun tidak jarang

bisa bekerja sebagai wakil perempuan secara

substansi pembicaraan tidak terarah. Sikap keras

semestinya. Menjadi nomor urut 1 tidaklah mudah,

dan tegas semacam itu yang tidak dimiliki oleh

karena adanya priotitas untuk anggota caleg laki–

anggota legislatif perempuan, sehingga di tengah–

laki di nomor urut 1, walaupun secara kualitas

tengah sidang legislatif suara mereka cenderung

perempuan tidak kalah dengan laki–laki.

tenggelam, bahkan memilih tidak banyak bicara.
Faktor

yang

kurangnya

bahwa pemisahan antara yang publik dengan yang

pemahaman mengenai isu perempuan. Sebagian

privat menunjukkan bahwa representasi perempuan

besar

belum

dalam politik berada di bawah, sebagai contoh

sepenuhnya paham bahwa salah satu tugas mereka

adalah adanya pembagian jenis kelamin buruh

adalah memperjuangkan kepentingan perempuan.

dalam keluarga maupun pasar pekerja. Sudah sejak

Kurangnya pemahaman tersebut menjadi salah satu

lama perempuan memiliki tugas utama yaitu

sebab

sebagai pekerja rumah dan mengurus anak, hal ini

anggota

kurang

keenam
legislatif

adalah

Sisi lainnya sebagaimana pemikiran Phillips

perempuan

terakomodirnya

kepentingan

perempuan di DPRD.

menyebabkan perempuan mengalami kesulitan

Merujuk pada pemikiran Anne Phillips,

untuk berpartisipasi secara utuh dan setara dalam

kualitas dari demokrasi dijamin dengan luasnya hak

politik bersama laki–laki.

pilih terhadap semua orang dewasa, baik laki–laki
maupun

perempuan

yang

Mereka

tidak

memiliki

waktu

untuk

mampu

melakukan pertemuan politik ataupun menjadi

mengkontribusikan suaranya untuk pendapat yang

aktivis partai dan mereka tidak memiliki waktu

menguntungkan bagi kancah publik, dan yang biasa

yang penuh untuk karir politik, sehingga memiliki

terjadi adalah peranan politikus untuk membawa

tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding laki–

pesan.

laki. Hal ini merupakan salah satu faktor yang

Kebutuhan perempuan dapat terpenuhi jika

membuat perempuan lebih sedikit diwakili daripada

perempuan dapat merasakan kebutuhan yang sama.

laki–laki dalam berbagai macam pekerjaan pada

Laki–laki tidak memiliki perasaan yang peka

aktivitas politik, sehingga keterwakilan perempuan

terhadap lingkungan sekitar sehingga pesan dari

dalam kepemimpinan politik sangat sedikit.

perempuan

tidak

tersampaikan.

persoalannya

adalah perempuan

yang

Namun

Dalam

ranah

publik,

beberapa

bentuk

sudah

diskriminasi gender yang menimpa perempuan

mewakili perempuan pun tidak bisa benar–benar

merupakan variasi dari dominasi kekuasaan, dari

mewakili perempuan secara seutuhnya. Hal ini

yang kuat terhadap yang lemah, dari laki–laki

disebabkan karena perempuan memiliki hambatan

terhadap perempuan, dimana perempuan dipandang

untuk mencapai itu semua. Adanya kuota 30% yang

negatif sebagai sosok yang lemah sehingga lebih

215

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

rentan

mendapat

kekerasan,

diskriminasi,

gender dalam kehidupannya dan berusaha untuk

marginalisasi, dan subordinasi. Misalnya dalam

memperjuangkan

bidang

terdiskriminasi.

pendidikan

perempuan

juga

kerap

nasib

mereka

yang

mengalami diskriminasi gender. Perempuan sering

Bagi mereka yang menganut paradigma

tidak diperbolehkan untuk sekolah atau menempuh

konservatif, ketidaksetaraan merupakan hukum

jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena

alam, oleh karena itu sangat mustahil untuk

perempuan hanya bertugas di rumah untuk

dihindari karena merupakan ketentuan sejarah atau

mengurus suami dan anak. Perempuan tidak perlu

takdir Tuhan. Perubahan sosial bukan merupakan

sekolah tinggi karena nantinya yang akan masuk ke

sesuatu yang perlu diperjuangkan dengan serius

dalam ruang publik adalah laki–laki karena laki–

karena dikhawatirkan akan membawa manusia

laki bertanggung jawab penuh untuk menghidupi

kepada

keluarga. Pendidikan menjadi hal yang sangat sulit

paradigma ini, menjadi miskin, tertindas, terpenjara,

diperoleh

terutama

adalah buah dari kesalahan mereka sendiri karena

perempuan di pedesaan dimana kebudayaannya

kelalaian atau kemalasan mereka untuk belajar dan

masih

perempuan

bekerja. Diskriminasi gender dalam pendidikan

mengalami hambatan dalam menempuh pendidikan

sebenarnya dapat dihindari dengan cara melakukan

karena faktor ekonomi.

riset

bagi

kental

Terdapat

kaum
dan

tiga

perempuan,
kebanyakan

macam

paradigma

dalam

kesengsaraan

ke

baru.

sekolah–sekolah

Bagi

untuk

penganut

mengetahui

seberapa tergenderkan sekolah tersebut.

pendidikan yaitu paradigma kritis, liberal, dan

Segala bentuk diskriminasi gender sebenarnya

paradigma konservatif. Penganut paradigma kritis

dapat

memandang pendidikan sebagai perjuangan politik.

tergantung dari bagaimana korban isu gender

Bagi mereka, kelas dan diskriminasi gender dalam

tersebut memperjuangkan dirinya di tengah–tengah

masyarakat tercermin dalam pendidikan. Dalam

masyarakat yang sebagian besar menganut budaya

perspektif ini urusan pendidikan adalah melakukan

patriarkhi.

refleksi kritis terhadap The Dominant Ideology ke

terhadap sistem dan struktur ketidakadilan, serta

dihilangkan,

Keterlibatan perempuan dalam dunia

melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju

politik

cenderung belum maksimal, hal ini disebabkan

sistem sosial yang lebih adil. Paradigma ini melatih

adanya beberapa faktor hambatan, baik internal

anak didik untuk mampu mengidentifikasi segala

maupun eksternal, seperti sosial budaya, sosial

bentuk ketidakadilan dalam sistem dan struktur

ekonomi. serta aspek politik. Dalam faktor sosial

yang ada, kemudian menganalisis bagaimana sistem

budaya,

dan struktur tersebut bekerja, serta bagaimana
kata

bahkan

A. Kesimpulan

adalah menciptakan ruang agar muncul sikap kritis

Dengan

atau

V. KESIMPULAN DAN SARAN

arah transformasi sosial. Tugas utama pendidik

mentransformasikannya.

dikurangi

mengharuskan

wanita

mengurus

anak/rumah tangga, kesetaraan gender, kurangnya

lain,

dukungan dari keluarga termasuk minimnya

penganut paradigma ini sadar adanya diskriminasi

dukungan finansial atau materi dan uang .
216

Peluang Perempuan Sebagai Politisi
A. Misbahruddin

Kemudian dari aspek politik masih kurang

KPU Provinsi Kalimantan Selatan, 2014

dukungan suara untuk perempuan di partai politik.

Marzuki 2007 , Tulisan

Sedangkan dari sisi sosial ekonomi perempuan,

tentang permasalahan

gender dalam perseptif islam

diberatkan dengan mahalnya ongkos politik untuk
Meriam Budiardjo, 1986. Dasar-dasar Ilmu Politik,

maju sebagi calon anggota legislatif.

jakarta Gramedia
B. Saran
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 Tahun 2003
Kepada partai politik hendaknya melakukan

Tentang

penggalangan atau motivasi serta organisasi-

Undang-Undang

Pemilu

WWW. Citra.or id

organisasi kader bagi perempuan, dalan rangka

Penelitian Indra Aumadi , judul Perempuan Dalam

merekrut untuk menjadi anggota legislatif.

Politik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian Suharizal dan Delfima Gusma, suatu
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

kajian atas keterwakilan perempuan di DPRD

banyak terima kasih yang sebanyak-banyaknya

Prov. Sumatera barat

kepada beberapa pihak, sehingga penelitian saya
ini dapat diselesaikan dengan baik, terutama kepada

Subiakto, Hendry dan Rachmah Ida, 2014.

Kepala Balai Pengkajian dan Pengembangan

Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi,

Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Banjarmasin,

Edisi Kedua. Kencana Prenadamedia Group,

juga kepada Bu Hendrawati selaku Peneliti Utama

jakarta

yang juga banyak memberikan masukan sehingga

Syafiq

Hasim,

2001,

Perempuan

penelitian saya dapat selesai.

Memimpin Masa Depan, Jakarta,

DAFTAR PUSTAKA

Sinar Hapara

Indonesia
Pustaka

Syamsul Muarif, 2001, Membangun Komunikasi

Darma, Budi. (1999) Feminisme: Handout Mata
Kuliah Apresiasi dan Kritik Sastra. Surabaya:

dan Informasi Gotong

Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan

Cetakan Lembaga Informasi Nadsional

Bahasa dan Sastra UNESA.

W.J.S

Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Dalam

Yogyakarta: Tiara Wacana.
Jalaludin Rakhmat, 1989, Metode Penelitian
PT.

Islam

Persantrean

Sastriyani, Siti Hartiti. (2009) Gender and Politics.

:

Umum

Zaitumah Subhan, 2004, Perempuan dan Politik

Pelajar.

Bandung

Kamus

Bahasa Indonesia, Jakarta, di Balai Pustaka

Fakih, Mansour. (2004) Analisis Gender dan

Komunikasi,

Poerwadarminto,1976.

Royong, Jakarta,

Remaja

Rosdakarya

217

Yogyakarta,

Pustaka

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 18 No.3 Oktober 2014: 203-218

218

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

E RB E DA AN P E RI L AKU S E KS UA L RE M AJA YA NG M E NGI KUT I DA N T I DA K M E NGI KUT I P USAT I NF ORM ASI DA N KO S E L I NG RE M AJA ( P I K R ) P AD A RE M AJA S M U DI KAB UP AT E N JE M B E R

0 21 18

FRAKSIONASI DAN KETERSEDIAAN P PADA TANAH LATOSOL YANG DITANAMI JAGUNG AKIBAT INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (Pseudomonas spp.)

2 31 9

HUBUN GAN AN TAR A KUA LITAS P ELAYA NA N DA N P ROMOTION MIX (BERD ASARKAN P ERSE P S I P ASIEN) DE NGAN P ROSES P ENGAM BILAN KEP UT USAN P ASIEN DA LAM P EM AN F AA TAN P ELAY AN AN RA WAT INAP DI RSD KAL IS AT

0 36 20

JAR AK AT AP P UL P A T E RHAD AP T E P I I N S I S AL GI GI I NSI S I VU S S E NT RA L P E RM AN E N RA HAN G AT AS P AD A S UB RA S DE UT ROM E L AY U ( T in j au an L ab or at o r is d an Radi ol ogis )

0 35 16

Hubungan Kuantitatif Struktur Aktifitas Senyawa Nitrasi Etil P -Metoksisinamat Terhadap Aktivitas Anti Tuberkulosis Melalui Pendekatan Hansch Secara Komputasi

1 34 82

Matematika Kelas 6 Lusia Tri Astuti P Sunardi 2009

13 252 156

PENGARUH MASUKAN SERESAH DAN UNSUR N, P TERHADAP KEMELIMPAHAN DAN KERAGAMAN MIKROBA TANAH PADA PEMBIBITAN KOPI ARABIKA

0 9 4

EFFECT OF THE USE OF STUDENT PERCEPTION COOPERATIVE LEARNING MODEL N UMBER HEAD TOGETHER LEARNING AND MOTIVATION OF CREATIVITY IN LEARNING SOCIAL STUDIES IN SMP NEGERI TUMIJAJAR TULANG BAWANG BARAT ACADEMIC YEAR 2012/2013 P ENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

2 24 135

BUKU PANDUAN P E N G U R U S A N Diterbi

0 0 56